Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berpikir kreatif dan inovatif dapat menciptakan ide kreatif dan inovatif. Dan
ide tersebut dapat membuat sebuah peluang usaha yang besar. Tetapi kita harus
berpikir kreatif dan inovatif yang sungguh-sungguh dan mendalam agar dapat
menciptakan suatu ide yang dapat menghasilkan peluang.Dengan kreatifitas dan
inovatif kita bisa menciptakan suatu nilai lebih terhadap suatu barang dan jasa
yang memiliki nilai guna bagi konsumen yang membutuhkan. Contohnya
mendaur ulang limbah plastik. Dengan mendaur ulang limbah plastik tersebut,
kita menyumbang nilai guna bagi limbah plastik tersebut dan menyelamatkan
lingkungan.

Dengan ide kreatif dan Inovatif membuat peluang usaha kita menjadi lebih
kuat dari pada pesaing usaha kita. Dikarenakan hasil produk-produk usaha kita
mempunyai nilai lebih yang pastinya akan menarik minat konsumen.. Memulai
untuk berwirausaha tidaklah semudah yang kita bayangkan. Mengingat di era
globaliasi ini persaingan berwirausaha sangat ketat. Jika kita ingin melakukan
usaha, maka kita harus mempunyai gagasan ide yang cemerlang untuk menembus
dan memajukan wirausaha kita dan kita juga harus bisa mencari peluang sekecil
mungkin untuk mengenalkan usaha kita pada dunia.

Ide akan menjadi peluang apabila wirausaha bersedia melakukan evaluasi


terhadap peluang secara terus-menerus melalui proses penciptaan sesuatu yang
baru dan berbeda, mengamati peluang, menganalisis proses secara mendalam, dan
memperhitumgkan resiko yang mungkin terjadi.

Untuk memperoleh peluang, wirausaha harus memiliki berbagai kemampuan


dan pengetahuan, seperti kemampuan untuk menghasilkan produk atau jasa baru,
menghasilkan nilai tambah baru, melakukan proses atau teknik baru, dan
mengembangkan organisasi baru.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Ide kewirausahaan, sumber peluang dan gagasan potensial?

2. Menjelaskan cara-cara mencari gagasan baru ?

3. Menangkap peluang dan cara memasuki usaha baru ?

4. Menjelaskan bidang usaha kelompok kreatif?

5. Menjelaskan bidang usaha kelompok konsultatif?

6. Menjelaskan bidang usaha kelompok pelayanan?

7. Menjelaskan bidang usaha kelompok analitis?

8. Menjelaskan ide usaha dari imitasi?

9. Proses perencanaan dan pengembangan produk ?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui Ide kewirausahaan, sumber peluang dan gagasan


potensial

2. Untuk mengetahui cara-cara mencari gagasan baru

3. Untuk mengetahui peluang dn cara memasuki usaha baru

4. Untuk mengetahui bidang usaha kelompok kreatif

5. Untuk mengetahui bidang usaha kelompok konsultatif

6. Untuk mengetahui bidang usaha kelompok pelayanan

7. Untuk mengetahui bidang usaha kelompok analitis

8. Untuk mengetahui ide usaha dari imitasi

9. Untuk mengetahui Proses perencanaan dan pengembangan produk

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ide Dan Peluang Dalam Kewirausahaan

2.1.1 Pengertian kewirausahaan

Istilah kewirausahaan baru dikenal dalam kosakata bahasa inggris pada tahun
1980-an, walaupun istilah kewirausahaan atau entrepreneurship telah digunakan
pada abad ke-18. Kata kewirausahaan atau yang lebih dikenal dengan
entrepreneurship berasal dari bahasa perancis, entre yang berarti “antara” dan
prende yang berarti “mengambil”. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk
menggambarkan orang-orang yang berani mengambil risiko dan memulai hal-hal
baru.

Banyak sekali definisi tenteng kewirausahaan atau entrepreneurship yang


dikemukan oleh ahli ekonom misalnya Schraam (2006) mendefinisikan
entrepreneurship sebagai proses seseorang atau kelompok yang memikul risiko
ekonomi untuk menciptakan organisasi baru yang akan mengeksploitasi
tekonologi baru atau proses inovasi yang menghasilkan nilai untuk orang lain.

2.2.2 Ide Kewirausahaan

Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan


peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai
potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide
untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu
mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan
cara :

a. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif


b. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
c. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat

3
Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu :

a. Resiko pasar atau persaingan


b. Resiko financial
c. Resiko teknik

Kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan
jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak
mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus. Bagaimana ide bisa
menjadi peluang? Jawaban atas pertanyaan ini, diantaranya :

a. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode


yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam
memenuhi kebutuhannya.
b. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
c. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau
cara melakukan suatu pekerjaan.

3. Sumber Peluang Potensial

Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus
bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses
penjaringan ide atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk
menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil.

Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Menciptakan produk baru dan berbeda

Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu
wirausaha harus benar-benar mengenal prilaku konsumen di pasar.

Ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan :

1). Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan

4
2). Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.

Kemampuan untuk memperoleh peluang , sangat bergantung pada kemampuan


wirausaha untuk menganalisis pasar, yang meliputi aspek :

1). Analisis demografi pasar,


2). Analisis sifat serta tingkah laku pesaing,
3). Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang dapat
dianggap dapat menciptakan peluang.

b. Mengamati pintu peluang

Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing,


misalnya :

1). Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru,


2). Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru,
3). Dukungan keuangan,
4).Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.

Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi


dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan
modal barunya. Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang
dimiliki pesaing, dan peluang yang dapat kita peroleh, menurut Zimmerer (1996 :
67) ada beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang, yaitu :

1). Produk baru harus segera di pasarkan dalam jangka waktu yang relative
singkat,
2). Kerugian teknik harus rendah,
3). Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya
4). Pesaing tidak memiliki teknologi canggih,
5). Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi
pasarnya,

5
6). Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk
menghasilkan produk barunya.

c. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam

Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk
yang di hasilkan memadai atau tidak.

d. Menaksir biaya awal

Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.

e. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.

Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan


posisi pasarnya:

1).Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing


2).Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan
produknya
3).Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk
baru

2.2 Cara-Cara Mencari Gagasan Baru

Metode dalam mencari gagasan usaha kita perlu mengetahui metode mengenali
gagasan usaha

1. Inovasi Teknologi

Metode ini adalah suatu cara untuk mengenali ide dengan cara melakukan
pencarian terobosan atau temuan, perbaikan dari teknologi yang ada sehingga
semakin hari semakin banyak ragamnya. Inovasi bertujuan untuk memperluas
pasar, melindungi dari kemungkinan masuknya saingan baru dan memperluaskan
pasar.

6
2.3 Pencarian Langsung

Penjaringan ide usaha dapat dilakukan dengan cara mencari langsung melalui
suatu riset yang telah dirancang secara teliti, dengan tujuan untuk menemukan
produk atau usaha baru. Cara seperti ini umumnya dapat dikelompokan kedalam
katagori yaitu :

a. Riset Aplikasi, artinya pelaku secara aktif mencari produk. Produk baru yang
telah di komersialkan dipasar kemudian diambil dan diteliti untuk dicari cara-
cara melakukan adopsi dengan mengadakan berbagai modifikasi sehingga
terlihat sebuah produk yang lain atau berbeda dari produk yang sudah ada
sebelumnya.
b. Riset Dasar, adalah riset yang bertujuan untuk menemukan produk baru dan
belum pernah ada di dunia saat ini.

3. Analisis Pemakaian Akhir

Metode penjaringan ide ini dilakukan dengan cara mengamati pemakaian


pemakai akhir dari suatu produk. Semua keluhan, kelemahan dicari penyebabnya.
Adanya analisis pemakai akhir akan mendorong munculnya gagasan
penyempurnaan atau pembuatan produk baru sebagai pengganti.

4. Metode Kreatif

Metode ini dilakukan dengan mengenali segala sesuatu dari pelaku, kreatifitas
yang sangat menentukan gagasan usaha yang akan muncul. Keterampilan
seseorang, atau hobi yang dikembangkan menjadi suatu usaha yang kreatif.
Misalnya, karena ada bakat melukis, maka muncul gagasan yang kreatif untuk
membuka usaha sablon kaos dengan membuat lukisan-lukisan yang menarik dan
bersifat populer untuk para remaja.

5. Metode Aliansi, Akuisisi, dan Lisensi

Metode ini umumnya muncul karena ada beberapa keterbatasan, misalnya


keterbatasan pasar, keterbatasan sumber daya manusia, ada pemikiran tidak perlu

7
terlalu lama untuk memajukan suatu usaha, dan ada pemikiran tidak perlu terlalu
lama untuk menunjukan suatu usaha. Jika dengan melakukan aliansi, akuisisi,
ataupun melalui lisensi masaalah gagasan usaha ini tidak perlu harus mulai dari
tahap awal, tetapi mungkin saja sudah berada tahap pertumbuhan.

2.4 Peluang Dan Cara Memasuki Usaha Baru

Jika kita mendapatkan Peluang Usaha tersebut kita akan langsung


memanfaatkan nya dengan sungguh – sungguh, namun bagaimana bagi orang
yang tidak mendapatkan peluang usaha?, jadi bagaimana Strategi Mengangkap
Peluang Usaha Tersebut. Strategi adalah sebuah kiat atau siasat. jadi pelang usaha
yang ada harus dimanfaatkan dengan strategi yang sangat tepat. berikut Strategi
yang perlu kita lakukan supaya dapat memanfaatkan Peluang Usaha yang ada.

1. Integrasi Vertikal, yaitu sebuah penggabungan usaha yang mempunyai sebuah


keterkaitan dan saling membutuhkan secara kontinu.
2. Menambahkan kapasitas, adalah menaikkan kuota atau jumlah produksi untuk
memenuhi kebutuhan peluang pasar baru atau wilayah pasar baru. ini
dimungkinkan apabila tempat usaha kita atau perusahaan masih memiliki
kapasitas yang lebih.
3. Memasuki bisnis baru, yaitu membuka usaha baru yang tidak ada kaitan dengan
usaha yang kita jalankan sebelumnya. dengan ini kita dapat menambahkan
jenis produk dari usaha yang sudah pernah kita jalankan sebelumnya.

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai atau memasuki dunia usaha

yaitu :

1. Merintis usaha baru : yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru yaitu
membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal,
ide,organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri.

8
2. Membeli perusahaan orang lain (buying) yaitu dengan membeli perusahaan
yang telah didirikan atau dirintis atau diorganisir oleh orang lain dengan nama
(goodwill) dan organisasi usaha yang sudah ada.
3. Kerjasama Manajemen (Frachising) : kerjasama antara franchisee dengan
franchisor /parent company. Kerjasama ini biasanya: pemilihan tempat,
rencana bangunan, peralatan, pengendalian kualitas, riset.

2.5 Bidang Usaha Kelompok Kreatif

Bidang Usaha Kelompok Kreatif Terdiri dari orang-orang yang karena


kreativitasnya, sangat mendambakan kebebasan. Dalam bekerja, mereka
berorientasi pada pencapaian hasil akhir yang baik. Biasa bekerja sendiri, tidak
banyak bicara. Produksi adalah pilihan yang sesuai dengan tipe ini. Yang
terpenting produk yang kita produksi dapat laku di pasaran, tentu juga memenuhi
aspek halal.

Contoh bidang kerja yang dapat digeluti:

1) Kerajinan

Selain untuk kebutuhan dalam negeri, barang kerajinan juga unggul dalam hal
ekspor. Calon wiraswastawan di daerah-daerah sebaiknya memikirkan atau
menggali kembali potensi daerahnya yang mungkin saja memiliki jenis-jenis
kerajinan yang bisa diketengahkan ke lingkup nasional maupun internasional.

2) Peternakan dan tambak

Ini juga sangat berpotensi ekspor, sehingga patut diperhitungkan sebagai jalur
bisnis kebal krisis. Udang adalah salah satu komoditas primadonanya.

3) Bidang Makanan Dan Minuman

Bidang ini sangat bervariasi dan bisa diwujudkan dalam berbagai tingkatan
sesuai dengan tingkat lapisan masyarakat yang akan dituju. Mereka tetap ingin

9
menjalankan peran domestiknya dengan menyediakan masakan di rumah, tetapi
tidak punya waktu untuk meracik, menyiangi, mengupas, dan memotong.

4) Pertanian dan Agrobisnis

Bidang yang merupakan sumber daya paling fundamental dari bangsa


Indonesia. Dalam masa krisis, bidang ini telah membuktikan diri sebagai bidang
usaha yang tidak saja kebal krisis, tapi bahkan menangguk keuntungan berlipat
ganda.

5) Mainan Anak-Anak

Komoditas ini ternyata cukup menjanjikan, karena jumlah anak-anak amat


banyak. Memproduksi mainan anak tidak perlu yang mewah dan mahal. Di
lingkungan sekolah banyak pedagang-pedagang kecil yang menjual mainan-
mainan sederhana buatan sendiri (pekerjaan tangan), ternyata amat laris. Anak
kecil tidak banyak memperhatikan segi kemewahan, yang penting adalah ide yang
sejalan dengan dunia khayal anak-anak. Ada juga beberapa pengusaha kecil yang
memproduksi mainan anak sederhana terbuat dari tripleks, dan bisa dipasarkan
kepada berbagai sekolah taman kanak-kanak.

2.5 Bidang Usaha Kelompok Konsultatif

Pengertian Bidang Usaha Kelompok Konsultif

Bidang usaha yang lebih sesuai adalah bidang-bidang yang memungkinkan


mereka berada pada posisi sebagai pemegang kendali. Berikut bidang bidang yang
mungkin di geluti kelompok konsultatif (ekstrovert dominan):

1) Perdagangan (Distributor, Dealer, Agen, Retailer, Dll)

Bidang ini merupakan bidang yang banyak diminati entrepreneur dengan


kepribadian “dominant extravert”. Selain mudah dimasuki, bidang ini dapat
dilakukan kapan saja dan mudah pula ditinggalkan. Pengertian dagang yang
paling murni adalah mengambil barang lalu menjualnya kepada orang lain.

10
2) Jasa Konsultasi

Dengan menjadi konsultan, orang-orang dari kelompok iniakan bisa


menyalurkan pembawaanya yang dominan, langsung pada klien. Di sini,
hubungan kerja antara wirausaha (konsultan) dengan pelanggannya (klien) akan
sangat “klop”.

3) Kursus/Pelatihan

Alternatif lain bagi kaum konsultatif adalah membuka usaha dalam bidang
pendidikan dan pelatihan. Kursus-kursus keterampilan dan ketenagakerjaan amat
diperlukan di Indonesia karena sebagai negara berkembang, tenaga-tenaga ahli
atau terampil sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan.

4) Pusat Kebugaran Atau Pelatih Olahraga

Bagi mereka yang menyenangi dan menguasai teknik-teknik berolahraga juga


dapat menggunakan kepandaiannya itu untuk berwirausaha. Antara lain dengan
menjadi pelatih olah raga atau membuka pusat kebugaran.

2.6 Bidang Usaha Kelompok Pelayanan

Pengertian Bidang Usaha Kelompok Pelayanan

Kelompok ini cenderung melayani dan mengikuti keinginan/permintaan orang


lain. Contoh bidang kerja yang mungkin digeluti:

1) Biro Jasa

Banyak jenis biro jasa, misalnya jasa pengurusan surat-surat, seperti


perpanjangan SIM, STNK, penarikan kendaraan mogok, sekolah mengemudi,
jasa pengiriman TKI dan sebagainya.

2) Jasa Pengetikan, Rental Komputer, Warnet, dll Jasa pengetikan amat populer
dewasa ini karena jumlah kantor dan perguruan tinggi sudah banyak.
Mahasiswa yang sedang dalam tugas membuat skripsi dan kantor-kantor yang

11
harus mengerjakan laporan-laporan merupakan pelanggan utama dari jasa
pengetikan semacam itu. Oleh karena itu, perhatikan lokasi usaha yang
strategis terhadappusat-pusat keberadaan pelanggan, seperti kampus dan
gedung-gedung perkantoran.

3) Fotokopi dan Penjilidan

Bidang usaha ini masih satu rumpun dengan jasa pengetikan. Namun, jasa ini
memerlukan investasi yang lebih besar daripada jasa pengetikan sehingga perlu
dipikirkan bagaimana mencari solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan
modal. Alternatif yang dapat diambil misalnya mencari mitra mesin fotokopi
bisa disewa untuk keperluan tersebut.

4) Perbengkelan

Meski pada prinsipnya sama, perbengkelan bisa mencangkup berbagai bidang


yang berbeda. Misalnya ada bengkel otomotif, yang melayani perbaikan
kendaraan roda empat atau hanya menjadi spesialis dalam kendaraan roda dua.

5) Rumah Kost/Kontrakan

Untuk kebutuhan karyawan atau mahasiswa di kota-kota bear, permintaan jasa


akomodasi dalam bentuk rumah kos atau rumah kontrakan cukup tinggi.
Namun, semuanya harus dikembangkan dengan bekal informasi pasar yang
cukup. Jumlah orang yang banyak dan berapa biaya pemondokan yang mampu
mereka sisihkan. Peluang ini perlu ditangkap karena masa depannya cukup
cerah. Satu kamar berukuran 15 m2 bisa dikenakan biaya sebesar Rp.350.000
per bulan.

12
2.6 Bidang Usaha Kelompok Analitis

Pengertian Bidang Usaha Kelompok Analitis

Kelompok ini kurang suka bertemu dengan orang lain, tetapi ingat, kelompok
ini adalah “problem solver”/ pemecah masalah. Berikut contoh usaha yang dapat
digeluti kelompok ini:

1) Jasa Terjemahan

Bisnis ini cukup memberi tantangan kepada analis, dengan intensitas yang
memadai. Banyak di perlukan perusahaan internasional.

2) Jasa Reparasi Alat Elektronik

Dua Bidang yang memberikan tantangan analitik yang besar adalah dunia
elektronik serta teknologi informasi. Bidang ini juga bisa dijadikan alternatif
pemilihan bidang usaha. Tentu saja dengan catatan bahwa teknologi yang
diperlukan harus dikuasai.

3) Karya Intelektual

Bidang ini adalah bidang yang sama dengan yang kita dapatkan pada kaum
kreatif karena kedua kelompok ini mempunyai komponen pembawaan yang
sama, yaitu “introvent”

4) Laundry

Bidang usaha ini sangat menonjol bagi keperluan orang-orang di kawasan


perkotaan. Berbagai perkembangan teknik dalam hal layanan laundry sudah
semakin canggih sehingga perlu dicermati dan dipelajari.

5) Jasa Penjahitan

Baik di kawasan perkotaan maupun di daerah-daerah pedesaan yang sudah


cukup maju, menjalankan usaha penjahitan cukup menjanjikan masa depan

13
yang baik. Yang perlu dijaga adalah masalah ketepatan waktu serta mutu
pekerjaan yang baik.

2.7 Ide Usaha Dari Imitasi

Usaha imitasi adalah suatu usaha yang dijalankan oleh seorang wirausahawan
dengan memulainya dari meniru ide-ide orang lain, meniru barang-barang yang
telah dihasilkan orang lain, ataupun meminjam nama hak paten yang telah
dimiliki oleh orang lain dalam menjalankan usaha yang serupa. Usaha imitasi
banyak ditemui di Indonesia, contohnya barang imitasi yang kita kenal dengan
istilah KW. Mahalnya harga barang branded asli/original membuat para usahawan
mengembangkan ide untuk menciptakan barang yang serupa dengan
menggunakan merk yang sama tetapi kualitas di bawah barang aslinya dan
hasilnya barang ini sangat digemari oleh sebagian masyarakat Indonesia, karna
dengan harga yang jauh lebih murah mereka mendapatkan barang yang hampir
serupa dengan barang brand aslinya.

Salah satu contoh brand yang diimitasikan.

Usaha imitasi juga merupakan tiruan dari ide-ide usaha yang sudah ada, baik
Meniru teknik, desain, proses, pelayanan, pola pemasaran dll yang sudah ada.
Misal: usaha warnet yang mulanya merupakan usaha yang hanya beberapa orang
yang menjalankan dengan seiring kebutuhan komunikasi dan internet masyrakat
dan pangsa pasar yang masih luas, maka kini banyak yang membuka usaha
warnet.

Warnet dibuat senyaman mungkin untuk pengunjung

Warabala atau franchising juga merupakan salah satu ide usaha imitasi, dimana
pemilik warabala memberika izin untuk menggunakan hak intelektualnya, dalam
nama, merek dagang, produk, atau jasa dan sistem operasi usaha kepada pembeli
warabala. Atas pemberian hak itu, pihak franchisor menerima franchise atau
royalty fee atau lainnya dari pihak franchisee.

14
Salah satu warabala yang banyak dijumpai

Beberapa usaha imitasi kini masih menjanjikan jika seseorang ingin memulai
usahanya. Dengan meniru ide-ide seseorang tidak menutup kemungkinan kita
dapat mengembangkan ide-ide tersebut sehingga kita pun dapat menciptakan ide
baru dan membuat produk baru. Karna salah satu kunci suksesnya suatu usaha
adalah ciri khas yang dihasilkan dari produk yang dihasilkan ataupun pelayanan
dan lain-lain.

2.8 Proses Perencanaan Dan Pengembangan Produk

Proses perencanaan dan pengembangan produk dapat diuraikan secara ringkas


sebagai beriku :
Tahap 1 : ide produk suatu produk datang dan diaѡali dari sebuah ide atau
gagasan. Tahap tersebut selanjutnya dievaluasi dengan berbagai aspek,
mulai dari aspek bahan baku, teknis, administrasi, hingga aspek-aspek
lain yang relevan dengan kelayakan laboratories. Jika proses evaluasi
pada tahap ini ternyata hasilnya memuaskan maka dilanjutkan ke tahap
2
Tahap 2 : konsep produk pada tahap ini, produk sudah mengalami uji laboratories.
Tahapan ini intinya adalah mencocokkan antara ide produk dengan
kelayakan laboratories. Bila dianggap layak setelah dievaluasi secara
laboratories, maka lanjut ke tahap 3
Tahap 3 : tahap pengembangan produk pada tahap ini, pilot project atau produk
aѡal dengan jumlah tertentu mulai dijalankan dan di uji coba untuk
diluncurkan. Pada tahap pengembangan produk, bila dinyatakan
berhasil setelah dievaluasi sudah berhasil, maka langkah selanjutnya
adalah pada tahap tes produk di pasar.
Tahap 4 : tahap tes produk di pasara, pada tahap ini, tes produk untuk diluncurkan
dipasar dapat dimulai. Pada tahap ini, jika setelah dilakukan tes ternyata
hasilnya baik, maka semi komersial dapat dijalankan sebelum masuk
pada tahap komersial atau peluncuran aѡal produk

15
Tahap 5 : tahap komersialisasi produk, pada tahap ini mencakup tahap peluncuran
perdana (lounching) atau pengenalan produk dipasar, pertumbuhan
(groѡth), kematangan (maturity), dan penurunan (declining). Jika
produk tidak mampu lagi bertahan setelah mencapai tahap
penurunanan, maka kemungkinan produk akan terdepak atau keluar dri
pasar.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan


peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai
potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha.
2. Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus
bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses
penjaringan ide atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk
menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil.
3. Peluang dalam bahasa inggris adalah opportunity yang berarti kesempatan yang
muncul dari sebuah kejadian atau momen. Inspirasi merupakan sumber dari
peluang.
4. Inspirasi bisa muncul dari mana saja dan kapan saja. Faktor-faktor yang
mempengaruhi adalah faktor internal dan faktor eksternal.
5. Untuk mengetahui besar-kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang kita
dirikan, kita bisa melakukan observasi.

3.2 Saran

Semoga dengan adanya makalah ini, mahasiswa atau pembaca dapat


mengetahui ide dan peluang usaha dan dapat terinspirasi untuk melakukan suatu
peluang bisnis/usaha demi kelangsungan hidup.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://nisfia.wordpress.com/kewirausahaan/
ammadghazali.files.wordpress.com/2008/04/10-03-2008-ide-dan-peluang-
dalam-kewirausahaan.pdf

Suryana,kewirausahaan:pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses.jakarta:


salemba empat.2003 hlm 3

Suryana,kewirausahaan:pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. jakarta:


salemba empat.2003 hlm 57-58

Justing. Longenecker.dkkkewirausahaan:manajemen usaha kecil, jakarta:salemba


empat, 2001, hlm 93-95

Irham fahmi, kewirausahaan teori, kasus dan solusi, bandung:cv alfabeta, 2013
hlm 3-4 Suryana,kewirausahaan:pedoman praktis, kiat dan proses menuju
sukses. jakarta: salemba empat.2003 hlm 58-61

http://lookforscience.wordpress.com/2010/04/04/ide-dan-peluang-dalam-
kewirausahaan/http://cobah-ajah.blogspot.com/2012/05/ide-dan-peluang-
kewirausahaan.html

18
MAKALAH

Di Ajukan Untuk Memenuhi Matakuliah Kewirausahaan

Dengan judul

Ide Usaha Yang Dapat Diterima Oleh Pasar

Disusun oleh:

1. RUSTAM EFENDI 20030232


2. DIAN PERTIWI 20030155
3. KESYA ROSA SINAGA 20030335
4. FITRI ANDAYANI NASTY 20030147
5. INDAH KHAIRUNNISA 20030211

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ASAHAN
TA.2021/2023

19
KATA PENGANTAR

 
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah kepada penulis sehingga dapat
disusun dan diselesaikannya makalah ini yang berjudul “Ide Usaha Yang Dapat
Diterima Oleh Pasar”.

Dalam penyusunan, kami mendapatkan banyak masukan, pengarahan dan


bantuan dari semua pihak yang turut serta membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna,
maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapakan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Oleh karena itu demi
kesempurnaan, kami mengharapkan adanya saran dan kritik dari semua pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Kisar
an,15 Desember 2022

Penyusun

i
20
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB 1...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2

1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................... 2

BAB 1I PEMBAHASAN....................................................................... 3

2.1 Ide Dan Peluang Dalam Kewirausahaan .......................................... 1

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan...................................................... 3

2.2.2 Ide Kewirausahaan.................................................................. 3

2.2 Cara-cara Mencari Gagasan Baru .................................................... 6

2.3 Pencarian Langsung ......................................................................... 7

2.4 Peluang Dan Cara Memasuki Usaha Baru ....................................... 8

2.5 Bidang Usaha Kelompok Kreatif ..................................................... 9

2.6 Bidang Usaha Kelompok Analitis .................................................... 13

2.7 Ide Usaha Dari Imitasi ...................................................................... 14

2.8 Proses Perencanaan Dan Pengembangan Produk ............................. 15

BAB III PENUTUP............................................................................... 17

3.1 Kesimpulan........................................................................................ 17

3.2 Saran.................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 18

ii
21

Anda mungkin juga menyukai