Anda di halaman 1dari 42

MANAJEMEN

KEUANGAN
DAN
AKUNTANSI
PENGANTAR BISNIS
By :
Rudi S Ahmadi Drs., MM
Manajemen Keuangan

• Manajemen keuangan adalah aktivitas


yang terkait dengan perencanaan dan
pengendalian perolehan serta
pendistribusian aset-aset keuangan
perusahaan.
Peran dan tanggung jawab
Manajer Keuangan
• Perolehan dana,
• Pengumpulan dana,
• Pembayaran utang perusahaan
• Pengendalian keseimbangan kas
perusahaan,
• Perencanaan kebutuhan keuangan.
Peran dan tanggung jawab
manajer keuangan
• Secara keseluruhan , tanggung jawab utama
manajer keuangan perusahaan adalah
meningkatkan/memaksimumkan nilai perusahaan.

• Untuk meningkatkan nilai perusahaan manajer


keuangan harus dapat menjamin bahwa perusahaan
selalu memiliki cukup dana untuk membiayai
aktivitas perusahaan dalam menghasilkan barang
dan jasa, pada saat yang sama segala kelebihan
dana harus segera diinvestasikan untuk
menghasilkan lebih banyak uang bagi perusahaan.
AKUNTANSI
DEFINISI :
• Sistem komprehensif untuk mengumpulkan,
menganalisis dan menyampaikan informasi
keuangan
• Proses untuk mencatat, menggolongkan dan
meringkas transaksi keuangan untuk
menghasilkan informasi yang berguna bagi
pemakai
KEGUNAAN AKUNTANSI
• Akuntansi keuangan:
untuk kepentingan eksternal.
(laporan laba-rugi, neraca)
• Akuntansi manajerial:
untuk kepentingan internal.
(biaya bahan produksi & operasi)
PENGGUNA INFORMASI
AKUNTANSI
• Manajer Bisnis
• Investor (Stake holder)
• Kreditor dan pemasok
• Auditor
• Pelanggan
• Karyawan/Serikat Pekerja
• Pemerintah/Petugas pajak
PERSAMAAN AKUNTANSI
Asset = Utang (liabilities) + Modal Sendiri (owners equity)
• Asset atau aktiva: setiap sumberdaya ekonomi yang
diharapkan bermanfaat bagi perusahaan atau orang yang
memilikinya (al. ; tanah, gedung, peralatan, dll)
• Kewajiban atau passiva atau liabilities adalah
utang yang dimiliki perusahaan terhadap organisasi atau
individu di luar perusahaan.
• Modal sendiri atau owners equity adalah
jumlah uang yang akan diterima pemiliknya apabila mereka
menjual seluruh aset perusahaan dan membayar seluruh
utangnya.
AKUNTANSI ENTRI-GANDA

• yaitu sistem pembukuan yang


menyeimbangkan persamaan akuntansi
dengan cara mencatat pengaruh ganda
dalam setiap transaksi keuangan
• Contoh: jika membeli persediaan, maka
akan dilakukan pencatatan yang
mengurangi kas dan meningkatkan
persediaan.
LAPORAN KEUANGAN
(Financial Statements)

Adalah informasi yang memuat informasi


tentang posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas dan arus kas
perusahaan. Informasi ini diperlukan
untuk melihat kinerja manajemen dalam
melaksanakan kewenangan yang
diberikan oleh pemilik
LAPORAN KEUANGAN
(Financial Statements)
Balance
Sheets
(Neraca)
Income
Statements
(Laporan
Laba-Rugi) Statements
of Cash
Flows
(Laporan
Arus Kas)
NERACA
(Balance Sheet)
memberikan
informasi rinci
mengenai
faktor-faktor
persamaan
akuntansi, yaitu:
aktiva, pasiva
dan modal
sendiri
LAPORAN
LABA RUGI
(Income Statement)
laporan keuangan yang
merincikan pendapatan
dan pengeluaran
tahunan suatu
perusahaan sehingga
memperlihatkan laba
atau rugi tahunan
LAPORAN
ARUS KAS
laporan keuangan yang
menjabarkan
pendapatan dan
pembayaran uang kas
suatu perusahaan
setiap tahunnya. (Arus
kas operasional,
investasi, pendanaan)
MENGANALISIS
LAPORAN KEUANGAN
Rasio Rasio
Solvabilitas Profitabilitas
(rasio yang memperkirakan (rasio yang mengukur
resiko dalam melakukan pendapatan yang mungkin
investasi pada perusahaan) diperoleh perusahaan)

Rasio Likuiditas Rasio Aktivitas


(Rasio yang bertujuan untuk (rasio keuangan untuk
mengetahuikemampuan mengevaluasi penggunaan
perusahaan dalam membayar aset perusahaan oleh
kewajiban jangka pendek) manajemen)
Rasio Likuiditas
Jangka Pendek

Rasio Lancar (Current Ratio):


Aktiva Lancar (Current Assets)
Passiva Lancar (Current Liabilities)

Modal Kerja (Working Capital):

Aktiva Lancar (Current Assets) – Passiva Lancar (Current Liabilities)


Rasio Solvabilitas
Jangka Panjang

Rasio utang terhadap modal sendiri


(Debt to Owners’ Equity Ratio):
Utang (liability)
Modal Sendiri (owners equity)

Efek Pengungkit (Leverage):


Kemampuan untuk mendanai suatu
investasi melalui dana pinjaman
Rasio Profitabilitas & Aktivitas
Laba bersih (Net Income)
Rasio Pengembalian atas
Modal: Total Modal Sendiri
(Total Owners' Equity)
(Return on Equity)

Laba Bersih (Net Income)


Rasio Laba per
Saham: Jumlah saham yang dikeluarkan
(Earnings Per Share) (# of Shares Outstanding)

Rasio Perputaran HPP (Cost of Goods Sold)


Persediaan: Rata2 Persediaan
(Inventory Turnover Ratio)
(Average Inventory)
INVESTASI
Investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan
oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva)
dengan harapan memperoleh pendapatan di masa yang
akan datang.

Investasi dilihat dari jenis aktivanya, dibedakan ke


dalam investasi pada aktiva riil dan investasi pada
aktiva non-riil (aktiva finansial).

Investasi pada aktiva riil misalnya investasi dalam


tanah, gedung, mesin dan peralatan-peralatan.
Investasi pada aktiva finansial misalnya kedalam surat-
surat berharga
Analisis Investasi
Pengambilan keputusan proyek investasi terutama
didasarkan pada pertimbangan ekonomis. Secara ekonomis
apakah suatu investasi layak atau tidak dilaksanakan dapat
dihitung dengan beberapa metode penilaian atau kriteria
proyek investasi, yaitu:

1. Metode Accounting Rate of Return (ARR)


2. Metode Payback Period (PBP)
3. Metode Net Present Value (NPV)
4. Metode Profitability Index (PI)
5. Metode Internal Rate of Return (IRR)
METODE ANALISIS INVESTASI
1. ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)

Rata-rata Laba Setelah Pajak


ARR = X 100%
Rata-rata Investasi

Pengukuran dengan ARR banyak kelemahan yaitu :


1. mengabaikan nilai waktu dari uang,
2. Hanya menitikberatkan pada masalah akuntansi, kurang
memperhatikan data aliran kas dari investasi.
3. Menggunakan angka rata-rata yg dapat menyesatkan
4. Kurang memperhatikan lamanya investasi atau
panjangnya jangka waktu investasi
Contoh ARR :
• Investasi membutuhkan dana Rp 280.000.000
umur ekonomis 3 tahun dengan nilai sisa Rp 40.000.000
• Laba setelah pajak (EAT) :
Th 1 Rp 40.000.000
Th 2 Rp 50.000.000
Th 3 Rp 30.000.000

(40.000.000+ 50.000.000+30.000.000)/3
ARR = X 100%
(280.000.000+40.000.000)/2

= 40.000.000/160.000.000 = 0,25 = 25%

Jika tingkat keuntungan yg diharapkan sebesar 20%, maka


ARR=25% > dari 20% berarti investasi layak dilaksanakan
2. Payback Period
• Pengukuran dengan payback period pada
umumnya tidak memperhatikan nilai
waktu dari uang, hanya waktu
pengembalian investasi.
• Pengukuran ini berguna untuk
mengetahui jangka waktu investasi akan
kembali
Kas keluar (Capital Outlays/Cash Outflow) pada saat investasi
dibandingkan penerimaan kas (Cash inflow/proceed) setelah
menghasilkan (Earning After Tax (EAT) + Depresiasi) lalu
dihitung waktunya.
Nilai EAT didapat dari laporan rugi laba

PBP = x 1 tahun
atau

PBP = x 1 tahun
Contoh PBP :

Investasi proyek B membutuhkan dana sebesar


Rp. 120.000.000. Aliran kas masuk atau Proceeds
(laba netto + penyusutan) diperkirakan Rp.
40.000.000 per tahun selama 6 tahun, maka
besarnya Payback Period-nya adalah:

PBP = x 1 tahun = 3 tahun


Apabila proceeds atau cashflow setiap tahun tidak sama, maka
harus dicari dari tahun ke tahun
Misalnya :
Tahun 1. Rp. 50.000.000 Tahun 4. Rp. 30.000.000

2. Rp. 50.000.000 5. Rp. 20.000.000

3. Rp. 40.000.000 6. Rp. 20.000.000

Maka Payback Period-nya dapat dihitung sebagai berikut:


Outlays (investasi) Rp. 120.000.000
Proceeds th ke-1 Rp. 50.000.000
Rp. 70.000.000
Proceeds th ke-2 Rp. 50.000.000
Rp. 20.000.000

PBP = 2 tahun + x 1 tahun = 2 tahun 6 bulan


Pada tahun ketiga sisa investasi yang belum kembali
sebesar Rp. 20.000.000. Padahal pada tahun ketiga
proyek B diperkirakan memperoleh aliran kas masuk
bersih Rp. 40.000.000 (1 tahun).

Oleh karena itu untuk mengembalikan dana investasi


sebesar Rp. 20.000.000 memerlukan waktu selama:
(20.000.000/40.000.000) x 12 bulan = 6 bulan.

Sehingga Payback Period-nya selama 2 tahun 6 bulan


3. Net Present Value (NPV)
• NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari Cash flow
dengan nilai sekarang dari investasi.

• Untuk menghitung NPV, pertama menghitung present value


(PV) dari penerimaan atau cash flow dengan tingkat
discount rate tertentu, kemudian dibandingkan dengan
present value (PV) dari investasi.

• Jika selisih antara PV dari cash flow lebih besar (>) PV dari
investasi atau terdapat NPV positif berarti investasi layak
dilaksanakan, sebaliknya jika PV dari cash flow lebih kecil
(<) PV dari investasi atau terdapat NPV negatif berarti
investasi tidak layak dilaksanakan.
RUMUS NVP :

NPV = -I0 +

Keterangan :
I 0 = Nilai investasi atau Outlays
A t = Aliran kas neto pada periode t
r = Discount rate
t = Jangka waktu proyek investasi (umur proyek investasi)
Sesuai Contoh pada proyek B, dapat dihitung besarnya Net Present
Value (NPV), bila diketahui discount rate-nya = 10% :

1. Apabila aliran kas masuk bersih (proceeds) tiap tahun besarnya sama,
yaitu Rp. 40.000.000, maka :

+
NPV = -120.000.000 + + +

+ +

NPV = - 120.000.000 + 40.000.000 (4,355)*)


NPV = - 120.000.000 + 174.200.000 = Rp. 54.200.000

*)
Tabel Present Value dari suatu annuity (discount
rate 10% tahun ke 6)
2. Apabila aliran kas masuk bersih (proceeds) tiap tahun
besarnya tidak sama, maka :

NPV = -120.000.000 + + + +

+ +

NPV = -120.000.000 + 160.980.000 = Rp. 40.980.000


Net Present Value yang Dihitung Menggunakan Tabel
Tahun D.R(10%)* Proceeds PV dari
Proceeds
1 0,909 50.000.000 45.450.000
2 0,826 50.000.000 41.300.000
3 0,751 40.000.000 30.040.000
4 0,683 30.000.000 20.490.000
5 0,621 20.000.000 12.420.000
6 0,564 20.000.000 11.280.000

Total PV dari Proceeds 160.980.000


Investasi atau Outlays 120.000.000
NPV 40.980.000

*)
Tabel Present Value Interest Factor/PVIF pada (discount
rate 10% dari tahun ke 1 sd 6)
• Pengambilan keputusan apakah suatu usulan proyek investasi
diterima atau ditolak jika menggunakan metode Net Presnt
Value (NPV) kita bandingkan nilai NPV tersebut dengan nilai
nol. Apabila NPV > 0 atau positif, maka rencana investasi
layak dilaksanakan atau diterima, sebaliknya apabila NPV < 0
atau negatif, maka rencana investasi tidak layak diterima
atau ditolak
4. Profitability Index (PI)

• Metode Profitability Index atau Benefit Cost Ratio


merupakan metode yang memiliki hasil keputusan sama
dengan metode NPV, berarti apabila suatu investasi diterima
dengan menggunakan metode NPV maka akan diterima pula
jika dihitung menggunakan metode Profitability Index

• Metode PI menghitung perbandingan antara PV dari


penerimaan atau cash flow atau proceeds dengan PV dari
investasi. Jika PI lebih besar (>) dari 1, maka investasi layak
untuk dilaksanakan
RUMUS PI :

PI = Total PV dari Proceeds


Investasi

1. Untuk aliran kas masuk bersih (Proceeds) tiap tahun yang besarnya sama, yaitu
Rp. 40.000.000, maka PV cash flow = Rp. 40.000.000 ( 4,355 ) = 174.200.000

PI = = 1,452 > 1  maka proyek investasi layak dilaksanakan atau diterima


 
2. Untuk contoh aliran kas masuk bersih (Proceeds) tiap tahun yang besarnya tidak sama,,
maka:

PI = = 1,342 > 1  maka proyek investasi layak dilaksanakan atau diterima


Internal Rate Of Return (IRR)
• Internal Rate of Return mengukur
pengembalian dengan mempertimbangkan
nilai waktu dari uang. Namun berbeda
dengan NPV, IRR mencari tingkat bunga
dari present value sehingga aliran kas
masuk nilai present valuenya sama dengan
investasinya.
Perhitungan NPV dengan Tingkat Bunga 20% dan 30%
Tahun Proceeds DR (20%) PV DR (30%) PV
1 50.000.000 0,833 41.650.000 0,770 38.500.000
2 50.000.000 0,694 34.700.000 0,592 29.600.000
3 40.000.000 0,579 23.160.000 0,455 18.200.000
4 30.000.000 0,482 14.460.000 0,350 10.500.000
5 20.000.000 0,402 8.040.000 0,269 5.380.000
20.000.000 0,335 6.700.000 0,207 4.140.000
PV dari Proceeds 128.710.000 106.320.000
Investasi (Outlays) 120.000.000 120.000.000
NPV 8.710.000 -13.680.000

Pada tingkat bunga 20% diperoleh NPV positif dan pada tingkat
bunga 30% diperoleh NPV negatif. Dengan demikian, semakin tinggi
tingkat bunga maka NPV semakin kecil dan sebaliknya
Untuk menghitung besarnya IRR, dilakukan proses interpolasi
(analisis selisih), yaitu:

Tingkat Bunga PV of Proceeds PV of Outlays NPV

30% Rp. 106.320.000 Rp. 120.000.000 Rp. 13.680.000

20% Rp. 128.710.000 Rp. 120.000.000 Rp. 8.710.000

Selisih 10% Rp. 22.390.000 Rp. 22.390.000

IRR = 20% + x 10% = 20% + 3,89% = 23,89%

atau

IRR = 30% + x 10% = 30% - 6,11% = 23,89%


Internal Rate of Return dapat juga dihitung dengan mudah tanpa
menggunakan cara interpolasi, yaitu dengan rumus:

IRR = rk + x (rb – rk)

Keterangan:
IRR = Internal Rate of Return
rk = tingkat bunga yang kecil (rendah)
rb = tingkat bunga yang besar (tinggi)
NPV rk = Net Present Value pada tingkat bunga yang kecil
PV rk = Present Value of Proceeds pada tingkat bunga yang kecil
PV rb = Present Value of Proceeds pada tingkat bunga yang besar
Internal Rate of Return dapat juga dihitung dengan mudah tanpa
menggunakan cara interpolasi, yaitu dengan rumus:

IRR = 20% + (30% - 20%) = 20% + 3,89% = 23,89%

atau

IRR = rb + (rb – rk)

IRR = 30% + (30% - 20%) = 30% - 6,11% = 23,89%

Setelah nilai IRR ditemukan, untuk menilai apakah proyek investasi layak dilaksanakan
atau tidak layak, maka nilai IRR dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang
disyaratkan atau diharapkan. Jika IRR lebih besar dibanding keuntungan yang
diharapkan berarti investasi layak dilaksanakan, sebaliknya jika IRR lebih kecil
dibanding keuntungan yang diharapkan berarti investasi tidak layak.
TERIMA KASIH
Soal Kasus
• Sebuah proyek investasi yang membutuhkan dana investasi sebesar Rp. 500.000.000,-.
Dari dana tersebut Rp. 50.000,000,- sebagai modal kerja dan sisanya sebagai modal
tetap. Investasi diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun dengan nilai residu Rp.
100.000.000,- Metode penyusutan menggunakan metode garis lurus.
Proyeksi penjualan selama umur ekonomis adalah sebagai berikut: 

Tahun Penjualan (Rp.)


1. 350.000.000
2. 360.000.000
3. 370.000.000
4. 410.000.000
5, 430.000.000
 
• Struktur biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya variabel 40% dari penjualan dan biaya
tetap selain penyusutan Rp. 15.000.000,-. Pajak 30% dan tingkat keuntungan yang
diharapkan 20%. Anda diminta untuk menganalisis dengan berbagai metode apakah
rencana investasi tersebut layak dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai