Abstrak : Strategi guru PPKn dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi pada siswa kelas VIII di MTs
Hidayatul Athfal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi guru PPKn dalam menanamkan
nilai-nilai demokrasi pada siswa kelas VIII di MTs Hidayatul Athfal. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif karena data yang disajikan dalam bentuk kata-kata dan mendeskripsikan hasil
temuan penelitian. Sumber data pada penelitian ini adalah seorang guru PPKn MTs Hidaytul Athfal
Kalirejo Kecamatan Bojonegoro dan siswa kelas VIII yang berjumlah 5 siswa. Jumlah siswa dalam
kelas tersebut di pilih peneliti karena sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Pada
penelitian kualitatif peneliti menggunakan 3 teknik pengumpulan data yaitu wawancara, dokumentasi,
dan observasi. Berdasarkan hal tersebut peneliti menggunakan 3 cara untuk menganalisis data-data
yang telah peneliti terima, yaitu dengan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Setelah
itu peneliti menampilkan data berbentuk narasi deskriptif dan menarik kesimpulan.Hasil penelitian ini
strategi guru PPKn dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi pancasila pada siswa kelas VIII MTs
Hidayatul Athfal Kalirejo tahun pelajaran 2019/2020 melalaui beberapa strategi yaitu, strategi
pembelajaran ekspositori, strategi pembelajaran heuristic dan strategi pembelajaran reflektif sehingga
siswa dapat menanamkan nilai-nilai demokrasi pancasila untuk kegiatan kesehariannya yaitu didalam
kelas, dilingkuan sekolahan, di lingkungan keluarga serta dapat diterapkan dalam lingkungan
masyarakat.
Kata Kunci : Strategi guru, pembelajaran PPKn, menanamkan Nilai nilai Demokrasi.
1
2|Jurnal Pendidikan Edutama vol 1 No 1 Juli 2020
tinggal, teman, keluarga, ketiga aspek ini atau perilaku saling menghargai,
sangat berpengaruh dalam memberikan menyelesaikan masalah dengan
sikap demokrasi pada siswa, kalau ketiga musyawarah dan menghargai pendapat
aspek ini baik maka sikap demokrasi siswa teman. Supaya siswa mempunyai jiwa
itu juga akan baik, tetapi apabila ketiga demokrasi yang tinggi.
aspek ini buruk maka yang terjadi adalah Guru selain berkompeten dalam
sebaliknya. Oleh karena itu ketiga faktor mendidik siswa juga harus mampu
diatas harus diperhatikan secara serius guna membimbing siswa dari yang dulunya tidak
untuk mencetak siswa yang memiliki sikap mengenal apa itu demokrasi yang baik
demokrasi di sekolah maupun dalam hal- menjadi siswa yang mengerti bagaimana
hal lainnya. Sikap demokrasi disini tidak cara berdemokrasi yang baik. Selain peran
hanya demokrasi dalam berdiskusi dengan dari guru peran dari orang tua dalam
kelompok menghargai pendapat teman saja mengarahkan dan mengawasi anaknya
tetapi juga dapat berdemokrasi sangat dibutuhkan, orang tua harus
dilingkungan masyarakat dan di lingkungan mendidik anaknya menjadi anak yang
sekolah. Pada dasarnya sikap berdemokrasi mempunyai sikap demokrasi.
muncul dari kebiasaan hidup, berdemokrasi Untuk menerapkan sikap demokrasi
merupakan proses pendidikan dan pada siswa, guru dan orang tua harus
disamping itu menanamkan nilai-nilai bekerjasama dalam mengawasi sikap atau
demokrasi tidak mudah perlu yang tingkah laku anaknya. Untuk mencetak
namanya kebiasaan. Disamping itu peran siswa yang memiliki sikap demokrasi yang
guru dalam sekolah sangat dibutuhkan tinggi dengan cara mengajarkan atau
dalam menjadikan siswa paham dan bisa memberikan contoh berdemokrasi yang
menanamkan nilai-nilai demokrasi. baik dalam bersikap, bertutur kata dalam
Akhir-akhir ini banyak siswa yang menyampaikan pendapat dan lain
tidak menerapkan sikap demokrasi salah sebagainya. Agar siswa dapat meniru
satu contoh kecil yaitu ketika mempunyai perilaku yang telah di contohkan itu,
tugas kelompok banyak siswa yang hanya sehingga kebiasaan-kebiasaan
bergantung pada satu siswa dan tidak menanamkan nilai-nilai demokrasi akan di
adanya bermusyawarah atau berdiskusi terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Disinilah peran seorang guru dituntut dalam
menanamkan nilai-nilai demokrasi kepada
siswa. Yaitu dengan memberikan contoh
4|Jurnal Pendidikan Edutama vol 1 No 1 Juli 2020
Kemudian peneliti juga melakukan hal tersebut sangatlah penting dalam proses
perpanjangan pengamatan yakni peneliti pembejaran didalam kelas maupun di
tidak hanya mengobservasi kegiatan lingkungan sekolah. Menerapkan nilai-nilai
dalam sekolah sekali saja. Peneliti juga demokrasi pancasila yang pastinya tidak
menggunakan member check dengan hanya bisa kita lakukan di dalam kelas saja
melakukan pengecekan data yang tetapi juga bisa kita terapkan dilingkungan
diperoleh disepakati oleh pemberi data, sekokah, dilingkuan keluarga, dan di
maka data tersebut valid. lingkungan masyarakat. Ketika siswa
PEMBAHASAN memahami dan mengerti serta dapat
Sebagaimana yang ditegaskan dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi
teknik analisa data kualitatif deskriptif pancasila ini maka siswa akan menjadi
(pemaparan) dari data yang telah diperoleh lebih aktif dalam kelompok, didalam kelas,
baik melalui dokumentasi dan wawancara saling bertukar fikiran, bertukar pendapat,
yang peneliti lakukan dengan Ibu Peni saling mengargai pendapat teman,
Fidyawati dan 5 perwakilan siswa sebagai bergotong-rorong dalam setiap
informan diidentifikasi agar sesuai dengan permasalahan dan mengutamakan
tujuan yang diharapkan, dari hasil musyawarah untuk tercapinya sebuah
penelitian tersebut dikaitkan dengan teori tujuan didalam kelompok maupun didalam
yang ada. kelas.
ditentukan. Strategi hampir sama dengan sehingga guru membentuk sebuah bebrapa
kata taktik, siasat atau politik adalah suatu kelompok dalam satu kelas itu dan nantinya
penataan potensi dan sumber daya agar dalam kelompok tersebut diberikan materi
dapat efisien memperoleh hasil suatu yang bertujuan agar siswa diskusi dan
rancangan. Dengan menerapkan strategi mempresentasikan didepan. Hal tersebut
pembelajaran tertentu maka tujuan dari sesuai pendapat Menurut Sri Anitah (2007:
pembelajaran akan mencapai sebuah tujuan hlm 150), pembelajaran heuristik adalah
yang hendak ingin dicapai dan bukan hanya “yang mencari dan mengolah pesan (materi
sekedar nilai bagas yang menjadi tolak ukur pelajaran) ialah siswa. Guru berperan
dari sebuah keberhasilan dan belajar sebagai pembimbing kegiatan belajar
mengajar tetapi juga bagaimana siswa dpat siswa”.
mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan
Dengan diskusi siswa dapat lebih
untuk kelangsungan kegiatan sehari-hari
memahami tentang materi yang ada dalam
seperti didalam kelas, di lingkungan
pemebelajaran dan materi bisa
sekolah, di lingkungan keluarga maupun di
tersampaikan kepada siswa sehingga siswa
lingkungan masyarakat.
dapat menerapkan ilmu yang didapat
Dari hasil wawancara dengan guru didalam kelas, dalam lingkungan sekolah,
PPKn diantaranya menggunakan strategi lingkungan keluarga maupun lingkuangan
pembelajaran ekspositori yang dimana masyarat dimana siswa itu tinggal. Hal
hanya menyampaikan pokok dari sebuah tersebut sesuai dengan pendapat H. Dale.
materi pembelajaran dalam penyampaian Schunk (2012: 384-38) yang
pokok materi tersebut. Hal tersebut mengemukakan bahwa pembelajaran
Menurut Anissatul Mufarokah (2009), reflektif merupakan metode pembelajaran
pembelajaran ekpositori adalah guru yang selaras dengan teori kontruktivisme
menyajikan dalam bentuk yang telah yang memandang bahwa pengetahuan tidak
dipersiapkan secara rapi, sistematik dan diatur dari luar diri seseorang tetapi dari
lengkap, sehingga anak didik tinggal dalam dirinya.
menyimak dan mencernanya saja secara
SIMPULAN
tertib dan teratur.
Strategi guru PPKn dalam
Penggunaan strategi pembelajaran
menanamkan nikai-nilai demokrasi
heuristik dalam proses pembelajaran
pancasila pada siswa kelas VIII MTs
digunakan atau diterapkan ketika siswa di
Hidayatul Athfal Kalirejo Kecamatan
dalam kelas ketika mulai tidak kondusif
7 | J u r n a l P e n d i d i k a n E d u t a m a v o l Ningtiyas,
1 N o 1 Strategi
J u l i Guru
2 0 2 PPKN
0 Dalam 7