Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI GURU PPKn DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI DEMOKRASI

PANCASILA PADA SISWA KELAS VIII DI MTs HIDAYATUL ATHFAL


KALIREJO KECAMATAN BOJONEGORO

Puji Astutik Ningtiyas1, Ari Indriani2, Neneng Rika Jazilatul Kholida3


1
FPIPS, IKIP PGRI Bojonegoro
pujiastutikningtiyas@gmail.com
2
FPMIPA, IKIP PGRI Bojonegoro
ariindrianiemail@gmail.com
3
FPIPS, IKIP PGRI Bojonegoro
jazilarika@yahoo.co.id

Abstrak : Strategi guru PPKn dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi pada siswa kelas VIII di MTs
Hidayatul Athfal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi guru PPKn dalam menanamkan
nilai-nilai demokrasi pada siswa kelas VIII di MTs Hidayatul Athfal. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif karena data yang disajikan dalam bentuk kata-kata dan mendeskripsikan hasil
temuan penelitian. Sumber data pada penelitian ini adalah seorang guru PPKn MTs Hidaytul Athfal
Kalirejo Kecamatan Bojonegoro dan siswa kelas VIII yang berjumlah 5 siswa. Jumlah siswa dalam
kelas tersebut di pilih peneliti karena sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Pada
penelitian kualitatif peneliti menggunakan 3 teknik pengumpulan data yaitu wawancara, dokumentasi,
dan observasi. Berdasarkan hal tersebut peneliti menggunakan 3 cara untuk menganalisis data-data
yang telah peneliti terima, yaitu dengan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Setelah
itu peneliti menampilkan data berbentuk narasi deskriptif dan menarik kesimpulan.Hasil penelitian ini
strategi guru PPKn dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi pancasila pada siswa kelas VIII MTs
Hidayatul Athfal Kalirejo tahun pelajaran 2019/2020 melalaui beberapa strategi yaitu, strategi
pembelajaran ekspositori, strategi pembelajaran heuristic dan strategi pembelajaran reflektif sehingga
siswa dapat menanamkan nilai-nilai demokrasi pancasila untuk kegiatan kesehariannya yaitu didalam
kelas, dilingkuan sekolahan, di lingkungan keluarga serta dapat diterapkan dalam lingkungan
masyarakat.

Kata Kunci : Strategi guru, pembelajaran PPKn, menanamkan Nilai nilai Demokrasi.

1
2|Jurnal Pendidikan Edutama vol 1 No 1 Juli 2020

PENDAHULUAN Proses pembelajaran adalah suatu


sistem yang melibatkan berbagai
Sistem Demokrasi banyak digunakan
komponen. Menurut Moh. Ali (1984: 4),
oleh Negara-negara di dunia ini namun
secara garis besar komponen tersebut
dalam penerapannya bisa berbeda. Hal ini
dikelompokkan menjadi 3 kategori utama
disebabkan karena sistem demokrasi yang
yaitu guru, materi dan siswa. Ketiganya
digunakan akan menyatu atau digunakan
melibatkan sarana dan prasarana meliputi
akan menyatu atau mengikuti situasi dan
metode, alat peraga, media pembelajaran,
kondisi dinegara tersebut. Dengan kata lain,
dan penataan media tempat belajar
budaya demokrasi di satu Negara dapat
sehingga tercipta situasi dan kondisi yang
berbeda dengan budaya demokrasi di
memungkinkan.
Negara lain. Dalam kehidupan politik di
Proses pembelajaran merupakan
Indonesia, masyarakat Indonesia dituntut
suatau hal yang sangat penting dalam
atau diharuskan agar melakukan budaya
pendidikan. Proses pembelajaran pasti
demokrasi yang sesuai dengan kaedah-
didalam ada beberapa strategi yang harus di
kaedah atau nilai-nilai yang tertuang dalam
terapkan agar tercapainya tujuan dari proses
Pancasila . Nilai-nilai pancasila tidak hanya
pembelajaran tersebut. Dalam proses
dapat diterapkan didalam masyarakat tetapi
pembelajaran sebagai seorang guru
dalam dunia pendidikan seorang guru
memiliki peran penting dimana guru harus
sangat baik bisa menanakan nilai-nilai
bisa mengarahkan siswa untuk bisa
demokrasi pancasila pada siswa karena
mengikuti, menerapkan, serta mengerti apa
tidak hanya untuk kegiatan dalam sekolah
yang di sampaikan oleh guru. Proses
tapi jika sudah berbaur dengan masyarakat
pembelajaran pun tidak melulu satu arah
menjadi bekal yang sangat baik.
dari guru kesiswa tetapi juga harus adanya
Pendidikan merupakan hak asasi bagi
timbal balik serta ketika dalam proses
setiap manusia termasuk warga Negara
pembelajaran siswa harus memiliki sikap
Indonesia. Tujuan pendidikan nasional
demokrasi yang baik menghargai, guru
sendiri adalah untuk mengembangkan
yang didepan, bertukar pendapat dengan
potensi peserta didik agar menjadi manusia
sopan, mengahargai pendapat teman serta
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
bergotong-royong agar tertanam dalam diri
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
siswa siakp demokrasi yang baik dan sesuai
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
dengan nilai-nilai demokrasi pancasila.
menjadi warga negara yang demokratis
Sikap demokrasi juga dapat
serta bertanggung jawab.
dipengaruhi oleh lingkungan tempat
3|Jurnal Pendidikan Edutama vol 1 No 1 Juli 2020

tinggal, teman, keluarga, ketiga aspek ini atau perilaku saling menghargai,
sangat berpengaruh dalam memberikan menyelesaikan masalah dengan
sikap demokrasi pada siswa, kalau ketiga musyawarah dan menghargai pendapat
aspek ini baik maka sikap demokrasi siswa teman. Supaya siswa mempunyai jiwa
itu juga akan baik, tetapi apabila ketiga demokrasi yang tinggi.
aspek ini buruk maka yang terjadi adalah Guru selain berkompeten dalam
sebaliknya. Oleh karena itu ketiga faktor mendidik siswa juga harus mampu
diatas harus diperhatikan secara serius guna membimbing siswa dari yang dulunya tidak
untuk mencetak siswa yang memiliki sikap mengenal apa itu demokrasi yang baik
demokrasi di sekolah maupun dalam hal- menjadi siswa yang mengerti bagaimana
hal lainnya. Sikap demokrasi disini tidak cara berdemokrasi yang baik. Selain peran
hanya demokrasi dalam berdiskusi dengan dari guru peran dari orang tua dalam
kelompok menghargai pendapat teman saja mengarahkan dan mengawasi anaknya
tetapi juga dapat berdemokrasi sangat dibutuhkan, orang tua harus
dilingkungan masyarakat dan di lingkungan mendidik anaknya menjadi anak yang
sekolah. Pada dasarnya sikap berdemokrasi mempunyai sikap demokrasi.
muncul dari kebiasaan hidup, berdemokrasi Untuk menerapkan sikap demokrasi
merupakan proses pendidikan dan pada siswa, guru dan orang tua harus
disamping itu menanamkan nilai-nilai bekerjasama dalam mengawasi sikap atau
demokrasi tidak mudah perlu yang tingkah laku anaknya. Untuk mencetak
namanya kebiasaan. Disamping itu peran siswa yang memiliki sikap demokrasi yang
guru dalam sekolah sangat dibutuhkan tinggi dengan cara mengajarkan atau
dalam menjadikan siswa paham dan bisa memberikan contoh berdemokrasi yang
menanamkan nilai-nilai demokrasi. baik dalam bersikap, bertutur kata dalam
Akhir-akhir ini banyak siswa yang menyampaikan pendapat dan lain
tidak menerapkan sikap demokrasi salah sebagainya. Agar siswa dapat meniru
satu contoh kecil yaitu ketika mempunyai perilaku yang telah di contohkan itu,
tugas kelompok banyak siswa yang hanya sehingga kebiasaan-kebiasaan
bergantung pada satu siswa dan tidak menanamkan nilai-nilai demokrasi akan di
adanya bermusyawarah atau berdiskusi terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Disinilah peran seorang guru dituntut dalam
menanamkan nilai-nilai demokrasi kepada
siswa. Yaitu dengan memberikan contoh
4|Jurnal Pendidikan Edutama vol 1 No 1 Juli 2020

METODE PENELITIAN dibandingkan dengan mewawancarai


semua informan oleh karena itu peneliti
Penelitian ini menggunakan
hanya menetapkan atau memilih 5 siswa
pendekatan kualitatif karena data yang
yang dijadikan informan dan guru.
disajikan berupa kata-kata. Dilihat dari
Berdasarkan hal tersebut dalam
permasalahan yang diteliti, penelitian ini
prosedur pengumpulan data memiliki 3
menggunakan penelitian deskriptif. Dalam
metode yaitu wawancara, observasi, dan
penelitian kualitatif, kehadiran peneliti
dokumentasi. Miles dan Huberman
bertindak sebagai instrument sekaligus
(Sugiyono, 2015: 337) mengemukakan
pengumpul data. Kehadiran peneliti mutlak
bahwa aktivitas dalam analisis data
diperlukan, karena disampin itu kehadiran
kualitatif dilakukan secara interaktif dan
peneliti juga sebagai pengumpul data.
berlangsung secara terus menerus sampai
Sebagaimana salah satu ciri penelitian
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
kualitatif dalam pengumpulan data
Peneliti menggunakan analisis data model
dilakukan sendiri oleh peneliti. Sedangkan
tiga tahapan, yakni reduksi data, display
kehadiran peneliti dalam penelitian ini
data, dan penarikan kesimpulan.
sebagai pengamat partisipan/berperan serta,
Pengujian kredibilitas dalam
artinya dalam proses pengumpulan data
penelitian ini digunakan triangulasi,
peneliti mengadakan pengamatan dan
perpanjangan pengamatan, dan member
mendengarkan secermat mungkin sampai
check. Triangulasi yang digunakan
pada yang sekecil-kecilnya sekalipun.
meliputi triangulasi sumber dan
Dari penelitian ini peneliti
triangulasi teknik. Triangulasi sumber
mengambil sumber data melalui siswa dan
dilakukan peneliti dengan menggali
guru MTs Hidayatul Athfal Kalirejo.
informasi dari siswa lalu triangulasi ke
Dalam penelitian ini, sumber data
guru. Data dari sumber-sumber tersebut
menggunakan sampel purposif (Purposive
dideskripsikan, dikategorisasikan, mana
Sampel) yang memfokuskan pada
yang memiliki pandangan sama, yang
informan-informan terpilih yang kaya
berbeda, dan mana yang spesifik.
dengan kasus studi yang bersifat mendalam
Sedangkan triangulasi teknik dilakukan
(Nana Syaodih, 2007: 101). peneliti hanya
dengan membandingkan data hasil
mengambil 5 siswa untuk dijadikan
observasi, wawancara, dan dokumentasi
informan dan 1 guru PPKn dalam penelitan
dari sumber yang sama yaitu guru. Jika
ini agar peneliti dapat menggali informasi
hasil kroscek ketiganya saling terkait maka
lebih mendalam dan lebih jelas lagi
data dapat dipercaya kebenarannya.
5|Jurnal Pendidikan Edutama vol 1 No 1 Juli 2020

Kemudian peneliti juga melakukan hal tersebut sangatlah penting dalam proses
perpanjangan pengamatan yakni peneliti pembejaran didalam kelas maupun di
tidak hanya mengobservasi kegiatan lingkungan sekolah. Menerapkan nilai-nilai
dalam sekolah sekali saja. Peneliti juga demokrasi pancasila yang pastinya tidak
menggunakan member check dengan hanya bisa kita lakukan di dalam kelas saja
melakukan pengecekan data yang tetapi juga bisa kita terapkan dilingkungan
diperoleh disepakati oleh pemberi data, sekokah, dilingkuan keluarga, dan di
maka data tersebut valid. lingkungan masyarakat. Ketika siswa
PEMBAHASAN memahami dan mengerti serta dapat
Sebagaimana yang ditegaskan dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi
teknik analisa data kualitatif deskriptif pancasila ini maka siswa akan menjadi
(pemaparan) dari data yang telah diperoleh lebih aktif dalam kelompok, didalam kelas,
baik melalui dokumentasi dan wawancara saling bertukar fikiran, bertukar pendapat,
yang peneliti lakukan dengan Ibu Peni saling mengargai pendapat teman,
Fidyawati dan 5 perwakilan siswa sebagai bergotong-rorong dalam setiap
informan diidentifikasi agar sesuai dengan permasalahan dan mengutamakan
tujuan yang diharapkan, dari hasil musyawarah untuk tercapinya sebuah
penelitian tersebut dikaitkan dengan teori tujuan didalam kelompok maupun didalam
yang ada. kelas.

Sebagaimana hasil wawancara Peran guru PPKn sangat penting


kepada guru di MTs Hidayatul Atfal dalam hal ini karena untuk menjadikan
Kalirejo Kecamatan Bojonegoro ini bahwa siswa yang paham akan berdemokrasi yang
untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi baik dan benar serta tidak menganggap jika
pancasila di kelas maupun di lingkungan demokrasi itu hanya melulu tentang hal
sekolah melalui beberapa hal sesuai dengan politik yang terkesan kurang baik di dalam
kondisi siswa dikelas diantaranya lingkungan kelas, sekolah, keluarga,
menggunakan strategi pembelajaran mauupun lingkungan masyarakat. Ini sesuai
ekspositori, strategi pembelajaran heuristic dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah
dan strategi pembelajaran reflektif. Melalui (2010) “strategi merupakan sebuah cara
beberapa strategi tersebut guru atau sebuah metode, sedangkan secara
menyampaikan materi. umum strategi memiliki pengertian suatu
garis besar haluan untuk bertindak dalam
Memberikan pemahaman kepada
usaha mencapai sasaran yang telah
siswa tentang nilai-nilai demokrasi, dimana
6|Jurnal Pendidikan Edutama vol 1 No 1 Juli 2020

ditentukan. Strategi hampir sama dengan sehingga guru membentuk sebuah bebrapa
kata taktik, siasat atau politik adalah suatu kelompok dalam satu kelas itu dan nantinya
penataan potensi dan sumber daya agar dalam kelompok tersebut diberikan materi
dapat efisien memperoleh hasil suatu yang bertujuan agar siswa diskusi dan
rancangan. Dengan menerapkan strategi mempresentasikan didepan. Hal tersebut
pembelajaran tertentu maka tujuan dari sesuai pendapat Menurut Sri Anitah (2007:
pembelajaran akan mencapai sebuah tujuan hlm 150), pembelajaran heuristik adalah
yang hendak ingin dicapai dan bukan hanya “yang mencari dan mengolah pesan (materi
sekedar nilai bagas yang menjadi tolak ukur pelajaran) ialah siswa. Guru berperan
dari sebuah keberhasilan dan belajar sebagai pembimbing kegiatan belajar
mengajar tetapi juga bagaimana siswa dpat siswa”.
mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan
Dengan diskusi siswa dapat lebih
untuk kelangsungan kegiatan sehari-hari
memahami tentang materi yang ada dalam
seperti didalam kelas, di lingkungan
pemebelajaran dan materi bisa
sekolah, di lingkungan keluarga maupun di
tersampaikan kepada siswa sehingga siswa
lingkungan masyarakat.
dapat menerapkan ilmu yang didapat
Dari hasil wawancara dengan guru didalam kelas, dalam lingkungan sekolah,
PPKn diantaranya menggunakan strategi lingkungan keluarga maupun lingkuangan
pembelajaran ekspositori yang dimana masyarat dimana siswa itu tinggal. Hal
hanya menyampaikan pokok dari sebuah tersebut sesuai dengan pendapat H. Dale.
materi pembelajaran dalam penyampaian Schunk (2012: 384-38) yang
pokok materi tersebut. Hal tersebut mengemukakan bahwa pembelajaran
Menurut Anissatul Mufarokah (2009), reflektif merupakan metode pembelajaran
pembelajaran ekpositori adalah guru yang selaras dengan teori kontruktivisme
menyajikan dalam bentuk yang telah yang memandang bahwa pengetahuan tidak
dipersiapkan secara rapi, sistematik dan diatur dari luar diri seseorang tetapi dari
lengkap, sehingga anak didik tinggal dalam dirinya.
menyimak dan mencernanya saja secara
SIMPULAN
tertib dan teratur.
Strategi guru PPKn dalam
Penggunaan strategi pembelajaran
menanamkan nikai-nilai demokrasi
heuristik dalam proses pembelajaran
pancasila pada siswa kelas VIII MTs
digunakan atau diterapkan ketika siswa di
Hidayatul Athfal Kalirejo Kecamatan
dalam kelas ketika mulai tidak kondusif
7 | J u r n a l P e n d i d i k a n E d u t a m a v o l Ningtiyas,
1 N o 1 Strategi
J u l i Guru
2 0 2 PPKN
0 Dalam 7

Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro tahun Mohammad Ali. 1984. Guru dalam


pelajaran 2019/2020 melalaui beberapa Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru.
strategi yaitu, strategi pembelajaran
ekspositori, strategi pembelajaran heuristic Mufarokah,Anisatul. 2009. Strategi
Belajar Mengajar. Yogyakarta:
dan strategi pembelajaran reflektif sehingga
Teras.
siswa dapat menanamkan nilai-nilai
Nana, Syaodih. 2016. Metodologi
demokrasi pancasila untuk kegiatan
Penelitian Pendidikan. Bandung:
kesehariannya yaitu didalam kelas, Remaja Rosdakarya.
dilingkungan sekolahan, di lingkungan
Sri Anitah, dkk., Strategi Pembelajaran
keluarga serta dapat diterapkan dalam (Jakarta: Universitas Terbuka,
lingkungan masyarakat. 2007), hlm. 150.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian


DAFTAR RUJUKAN
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Dale H Schunk. 2012. Teori-teori
pembelajaran: Perspektif
Pendidkan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Djamarh, Syaiful Bahri & Aswan Zain,


2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai