dalam Konseling
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat, nikmat sehat, bimbingan, dan kekuatan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Konsep Dasar Terapi dalam Konseling” ini
ditulis untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Konseling Traumatik.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.
Demi kesempurnaan makalah ini, penulis berharap pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan
evaluasi penulis kedepannya.
Akhirnya hanya kepada Allah Swt penulis berharap, semoga makalah
ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
12. Keterampilan Melakukan Konfrontasi ................................................................ 32
13. Keterampilan Menjernihkan (Clarifying) ........................................................... 32
14. Keterampilan Memudahkan (Facilitating) .......................................................... 32
15. Keterampilan Mengarahkan (Directing) ............................................................. 32
16. Keterampilan Memberikan Dorongan Minimal .................................................. 32
17. Keterampilan Sailing (Saat Diam) ...................................................................... 32
18. Keterampilan Mengambil Inisiatif ...................................................................... 33
19. Keterampilan Memberi Nasehat ......................................................................... 33
20. Keterampilan Memberi Informasi ....................................................................... 33
21. Keterampilan Menafsirkan atau Interpretasi ....................................................... 33
22. Keterampilan Menyimpulkan ............................................................................. 34
23. Keterampilan Merencanakan .............................................................................. 34
24. Keterampilan Menilai (Mengevaluasi) ............................................................... 34
25. Keterampilan Mengakhiri Konseling .................................................................. 34
D. Fungsi dan Peran Konselor dalam Konseling Traumatik ........................................... 34
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 37
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 37
B. Saran .......................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 39
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
dan berlanjut yang tidak dapat diatasi sendiri oleh individu yang
deteksi dini. Bila keadaan trauma dalam jangka panjang, maka itu merupakan
suatu akumulasi dari peristiwa atau pengalaman yang buruk dan memilukan.
Dan, konsekuensinya adalah akan menjadi suatu beban psikologis yang amat
perkembangan emosi dan sosial siswa dalam berbagai aplikasi perilaku dan
sikap, seperti dalam hal proses belajar mengajar atau pemenuhan kebutuhan-
berbeda dengan kasus-kasus penyakit fisik biasa atau soal kesulitan belajar
1
Demikian juga dalam hal penerapan metode dan pendekatan, harus
berorientasi pada budaya, tradisi, tata nilai dan moralitas sosial penderita
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan dari
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Terapi
sakit, pengobatan penyakit dan perawatan penyakit. Dalam bidang medis, kata
gangguan).
yang dilakukan konselor ataupun ahli terhadap klien dengan cara medis
maupun non medis. Dengan terapi, seorang klien dapat berusaha untuk
3
Tujuan dari terapi adalah untuk menjadikan keadaan klien lebih baik
a. Terapi Behavioral
menurut teori ini adalah bahwa tingkah laku sepenuhnya di tentukan oleh
4
2) Penghapusan hasil belajar yang tidak adaptif
diinginkan.
5
telah disepakati kriteria perubahan tingkah laku yang perlu
berkelanjutan.
6
respon terhadap kecemasan dapat dieliminasi dengan menemukan
7
Teknik ini berbentuk suatu latihan/ tugas rumah bagi klien yang
selama seminggu dia tidak menjawab selama lima hari, berarti dia
b. Terapi Realitas.
operan yang tidak ketat. Sebab mengapa glasser meraih popularitas adalah
tingkah laku ke dalam model praktek yang relatif sederhana dan tidak
berbelit-belit
8
konseling perkawinan, pengelolaan lembaga, dan perkembangan
masyarakat.
kesadaran sendiri.
9
3. Teknik-Teknik Konseling Realitas
2) Menggunakan humor
realistis;
c. Terapi Gestalt
10
klien didorong untuk langsung mengalami perjuangan disini dan sekarang
secara penuh.
himself)
yaitu :
11
Konselor menggunakan metode fenomenologi untuk
Support) dan lingkungannya (Joyce & sill 2001 dalam safari 2005,
p. 84-85)
pertama adalah:
fenomenologis.
12
mendorong dan membangkitkan keberanian konseli
ketakutan yang selama ini terpendam dalam diri. Selain itu, konseli
kehilangan harapan untuk hidup yang lebih mapan. Pada fase ini
86-87).
13
ketidakpastian, kecemasan dan ketakutannya serta menerima
memuaskan.
14
e) Melakukan antisipasi dan perencanaan terhadap krisis dimasa
depan.
15
setiap mengulang pertanyaan itu diucapkan lebih keras. Sehingga
sesuatu dengan setiap anggota itu, maksud teknik ini adalah untuk
bodoh;
bodoh”
16
d) Kecenderungan otonom lawan kecenderungan tergantung;
itu dengan kalimat : “…dan saya bertanggung jawab atas hal itu”.
kejenuhan itu”
“Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan sekarang, dan saya
17
7) Bermain Proyeksi. Proyeksi artinya memantulkan kepada orang
18
klien untuk bertahan dengan ketakutan atau kesakitan perasaan
dihindarinya itu.
itu.
d. Terapi Rational-Emotif
rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Manusia
lain, serta tumbuh dan mengaktualisasikan diri. Akan tetapi, manusia juga
19
menekankan bahwa manusia berpikir, beremosi, dan bertindak secara
spesifik.
klien dan membantu klien untuk memperoleh filsafat hidup yang lebih
proses belajar-mengajar
1) Tahap pertama
20
Konselor berusaha menunjukkan bahwa cara berfikir klien harus
2) Tahap kedua
3) Tahap ketiga
4) Tahap keempat
a) Assertive adaptive
21
dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan
b) Bermain peran
c) Imitasi
2) Teknik-Teknik Behavioristik
a) Reinforcement
b) Social modelling
22
Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada
klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu
3) Teknik-Teknik Kognitif
dengan konselor.
23
serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengelolaan diri klien
b) Latihan assertive
kemampuan diri;
24
humanistik yang menggarisbawahi tindakan mengalami klien berikut
penuh, yang paling mengetahui dirinya sendiri, adalah orang yang harus
menemukan tingkah laku yang lebih pantas bagi dirinya. Pribadi yang
sebagai agen perubahan terapeutik bagi klien. Suatu cara ada dan sebagai
orang lain dan, dalam usahanya menipu orang lain, ia menjadi asing
25
Proses-proses yang terjadi dalam konseling dengan menggunakan
penuh.
26
terapis, serta pada hubungan terapeutik. Hubungan terapeutik, yang
apa yang dikatakan atau yang dilakukan oleh terapis. Dalam kerangka
klien.
terapi lain dalam arti ia adalah suatu terapi kontraktual dan desisional.
yang dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arti proses terapi, juga
27
Harris (1967, hlm. 82) melihar tujuan AT untuk membantu individu
menjadi sadar atas isi dan fungsi ego orang tua, dewasa, dan anak
memperhitungkan pilihan-pilihannya.
“tidak enak” yang dialami oleh pemain. Penting bagi terapis untuk
28
3) Analisis scenario
1. Keterampilan Attending
29
d. Variasi isyarat gerakan tangan berubah-ubah untuk menekankan suatu
pembicaraan.
2. Keterampilan Mendengarkan
penting).
3. Keterampilan Berempati
4. Keterampilan Refleksi
klien tentang perasaan, pikiran dan pengalaman klien sebagai hasil dari
5. Keterampilan Eksplorasi
pengalaman klien.
30
6. Keterampilan Bertanya
tertutup).
7. Keterampilan Paraphrasing
kesempatan kepada klien untuk melakukan feed back (kilas balik) dari
efektif.
31
12. Keterampilan Melakukan Konfrontasi
bebas.
proses konseling.
32
Dalam proses konseling, diam atau tidak bersuara bisa menjadi teknik
konseling, oleh karena itu, konselor harus bisa memanfaatkan situasi ini.
merujuk kepada teori-teori yang ada. Hal ini untuk memberikan rujukan,
33
22. Keterampilan Menyimpulkan
yang telah dilaksanakan. Selain itu, ditetapkan juga kendala yang menjadi
Caranya:
kehidupan atau mengancam jiwa. Trauma tak memandang usia, anak kecil,
34
remaja, maupun orang dewasa bisa mengalami trauma. Oleh karena itu,
trauma penting sekali untuk segera ditangani agar individu tersebut dapat
dirinyaa sendiri.
terjadi peristiwa dikemudian hari. Selain itu fungsi dari konselor dalam
konseling traumatik ini adalah untuk membantu klien atau konseli dalam
konselor yang lebih aktif dari pada konseli, konselor berusaha untuk :
1. Mengarahkan Konseli
2. Mensugesti
35
5. Melibatkan pihak lain yang lebih kompeten untuk membantu atau
mereferal konseli
36
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ataupun ahli terhadap klien dengan cara medis maupun non medis. Dengan
menjadi lebih baik lagi. Tujuan dari terapi adalah untuk menjadikan keadaan
klien lebih baik lagi, klien dapat mengetahui permasalahan yang dihadapinya,
pada klien seperti terapi behavioral, terapi realitas, terapi gestalt, terapi
B. Saran
mental pada diri mereka sendiri terutama pada trauma yang mereka alami.
Dengan ini kami sangat berharap agar semakin banyak orang atau individu
37
rasa trauma yang mereka alami dengan mendatangi konselor, psikolog atau
tenaga ahli lainnya yang mana agar mereka dapat hidup lebih nyaman lagi
38
DAFTAR PUSTAKA
J.P Chaplin. 2001. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Ilmu.
Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
Refika Aditama.
Lampung: AURA
http://putriamaharani.wordpress.com/2013/04/27/teknik-teknik-dalam-
konseling/
https://www.slideshare.net/esperokajaya/keterampilan-dalam-konseling-
traumatik
39
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBING
AN/196005011986031-
NANDANG_RUSMANA/TEKNIK_DASAR_DAN_APLIKASI_KO
NSELING
http://digilib.uinsgd.ac.id/129/4/4_bab1.pdf
https://srianasihombing.wordpress.com/2015/10/15/konseling-traumatik-2/
40