DRAFT FINAL
RENCANA PENYIAPAN LAHAN
SUB SEGMEN 2 DAN 3 KAWASAN WINONGO
Revisi 12/12/2019
LOKASI :
Kelurahan Pringgokusuman Kecamatan Gedongtengen
Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Tegalrejo dan
Kelurahan Pakuncen Kecamatan Wirobrajan
Kota Yogyakarta
BAB II ............................................................................................................................. 13
IDENTIFIKASI LOKASI KEGIATAN PROYEK ......................................................................... 13
1. Identifikasi Lokasi Kegiatan Proyek .................................................................................. 13
a. Kebutuhan Pelayanan Minimum ......................................................................................13
b. Pemrakarsa Kegiatan : ......................................................................................................14
c. Kondisi existing lapangan .................................................................................................14
BAB IV ............................................................................................................................ 32
BAB V ............................................................................................................................. 36
PROSES REMBUG DAN KONSULTASI ................................................................................ 36
1. Proses rembug dan konsultasi ......................................................................................... 36
2. Dimana konsultasi dilaksanakan ...................................................................................... 39
3. Siapa saja yang berpartisipasi dalam konsultasi Publik Pihak yang perlu terlibat dan
berpartisipasi aktif dalam Konsultasi Publik : ........................................................................... 39
BAB VI ............................................................................................................................ 41
MEKANISME PENGADUAN DAN PENYAMPAIAN KELUHAN .............................................. 41
1. Pengaduan dan Pengungkapan Keluhan ........................................................................... 41
LAMPIRAN-LAMPIRAN : .................................................................................................. 49
1. Latar Belakang
Masalah permukiman kumuh hingga saat ini masih menjadi masalah utama
yang dihadapi di kawasan permukiman perkotaan. Banyaknya sumber mata pencaharian di
kawasan perkotaan menjadi magnet yang cukup kuat terjadinya urbanisasi bagi masyarakat
perdesaan (terutama golongan MBR) untuk bekerja di kawasan perkotaan dan tinggal di
lahan-lahan bantaran sungai, hingga akhirnya menciptakan lingkungan permukiman kumuh.
Mulai tahun 2004 Sri Sultan Hamengku Buwono X yang juga menjadi Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta menyampaikan gerakan masyarakat untuk menghargai sungai
diwilayah Yogyakarta dengan program Mundur, Munggah Madep Kali (M3K). Mundur yang
dimaksud disini adalah memberikan ruang selebar 3 m untuk akses jalan inspeksi, sehingga
kegiatan mundur 3 m dari talud sungai sudah dimulai tahun 2004. Hal tersebut merupakan
suatu gerakan yang menjadi cerminan kearifan local yang ada di Yogyakarta, Pemerintah
Kota menangkap himbauan dari Gubernur tersebut dengan melibatkan BPN Kota Yogyakarta
untuk berkolaborasi dengan penertiban area sepadan sungai dengan program Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dengan mundur dan madep kali dengan jarak minimal 3 m
dari tanggul sungai.
3. Tujuan
Rencana Penyiapan Lahan atau RPL ini merupakan dokumen rencana penyiapan
tanah atau lahan yang bertujuan untuk memberikan acuan kepada Pemerintah Kota
Yogyakarta dalam mengelola dampak sosial dari pelaksanaan Penataan Kawasan Kumuh
(Kawasan sungai Winongo) sesuai dengan peraturan perundang undangan, kebijakan, dan
aturan yang berlaku/Kerangka Kerja Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMF) program
NSUP KOTAKU.
4. Lingkup Kegiatan
a) Survey, Kajian sosial, ekonomi, dan legalitas lahan;
b) Penyusunan rencana penataan (siteplan lokasi WTP);
c) Rencana kegiatan konsultasi dan dokumentasi hasil-hasil kesepakatan WTP dengan
Pemerintah Kota Yogyakarta, dan dokumentasi kegiatan konsultasi.
d) Rencana pelaksanaan dan kesepakatan dengan WTP.
e) Rencana konstruksi/pelaksanaan pembangunan;
f) Perkiraan anggaran dan biaya, serta instansi yang terlibat;
g) Monitoring dan pelaporan
5. Keluaran Kegiatan
a) Data dan aset warga terdampak proyek
b) Rencana kerja penataan kawasan Winongo;
c) Rencana kegiatan konsultasi dan dokumentasi hasil-hasil kesepakatan dengan WTP.
b. Isu Lingkungan.
Kawasan Winongo sering mengalami banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Winongo, bangunan
permukiman yang menjorok ke sungai, selain itu kawasan tersebut juga daerah rawan longsor. Pada
musim penghujan, air dari Sungai meluap sampai ke permukiman menyebabkan genangan dalam
waktu yang cukup lama lebih dari 2 jam. Kondisi ini menyebabkan kerusakan sarana prasarana dan
menimbulkan lingkungan yang kumuh. Kondisi sarana dan prasarana persampahan yang tidak
memenuhi standar teknis dan pemeliharaan yang buruk menimbulkan penumpukan sampah di 280
Kondisi Awal
Aspek Kriteria
Volume Satuan Persentase
1. Kondisi a. Ketidakteraturan bangunan 77 Unit 27,50%
bangunan gedung b. Kepadatan bangunan - Jiwa/ha -
c. Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis 39 Unit 13,93%
bangunan
2. Kondisi jalan a. Cakupan pelayanan jalan lingkungan 4.755 Meter 95,94%
lingkungan b. Kualitas permukaan jalan lingkungan 1.886 Meter 38,05%
3. Kondisi a. Ketersediaan akses air minum 189 KK 48,03%
penyediaan air b. Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum - KK -
minum
4. Kondisi drainase a. Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air - Ha -
lingkungan b. Ketidaktersediaan drainase 3.004 Meter 71,44%
c. Ketidakter-hubungan dengan sistem drainase - Meter -
kota
d. Tidak terpeliharanya drainase 2.354 Meter 55,98%
e. Kualitas konstruksi drainase 1.680 Meter 39,95%
5. Kondisi a. Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai 85 KK 21,73%
pengelolaan air standar teknis
limbah b. Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah 286 KK 72,59%
tidak sesuai dengan persyaratan teknis
6. Kondisi a. Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai 252 KK 63,80%
pengelolaan dengan persyaratan teknis
persampahan b. Sistem pengelolaan persampahan yang tidak 249 KK 63,24%
sesuai standar teknis
c. Terpeliharanya sarana dan prasarana 252 KK 63,80%
7. Kondisi proteksi a. Ketersediaan prasarana proteksi kebakaran 178 Unit 63,57%
kebakaran b. Ketersediaan sarana proteksi kebakaran 280 Unit 100%
Rencana Penataan Kawasan, Pemerintah Kota Yogyakarta dalam penataan Kawasan Winongo telah
menyusun rencana aksi penanganan kumuh yang dituangkan dalam Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kota Yogyakarta. Penanganan kumuh
Winongo melibatkan berbagai instansi pemerintah kota Yogyakarta dan berkolaborasi dengan
Pemerintah pusat melalui Program KOTAKU. Rencana penataan Kawasan Winongo meliputi kegiatan
utama, sebagai berikut: (1) program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) dan Penataan
permukiman illegal diatas lahan sempadan Sungai Winongo; (2) Pembangunan infrastruktur untuk
penanganan rawan longsor di permukiman kumuh; dan (3) Peningkatan kualitas infrastruktur yang
tersebar di permukiman kumuh Kawasan Winongo.
Kegiatan Penanganan Permukiman Kumuh Skala Kawasan, Kawasan Winongo 3 sub kawasa Kota
Yogyakarta sebagian besar menggunakan tanah Sultan Ground dan tanah milik negara yang dikelola
oleh Balai Besar Wilayah Sungai - Serayu Opak (BBWSSO) di sepanjang sungai Winongo. Secara
eksisting Penanganan Permukiman Kumuh dalam bentuk pembuatan Jalan Inspeksi dikawasan Sungai
Winongo ada yang belum ada sama sekali dan ada yang sudah ada tetapi belum memadai dengan
lebar antara 1-1,5 meter.
Isu sosial ekonomi. Sub Kawasan Pringgokusuman RT 77 RW 22 dihuni oleh 201 KK dengan jumlah
624 jiwa yang menempati 141 unit bangunan hunian. Terdapat beberapa unit bangunan yang
dihuni lebih dari 1 KK. Mata pencaharian warga di Pringgokusuman pada umumnya adalah sebagai
buruh, pekerja harian lepas. Terdapat 1 KK yang menempati 1 unit bangunan hunian diatas lahan
sempadan sungai Winongo (Wedikengser) dan tergolong MBR. Warga yang bermukim di lahan
sempadan sungai adalah kaum pendatang, yang berasal dari lokal kota Yogyakarta maupun luar
kota Yogyakarta. Bermukim di area bantaran sungai menjadi kesan yang nyata ketika berada di
lingkungan sub kawasan Pringgokusuman. Komunitas aktif yang ada diwilayah sub kawasan
Pringgokusuman adalah KSM air bersih dan sanitasi.
Isu sosial ekonomi. Sub Kawasan Pakuncen RT 38 RW 8 dihuni oleh 38 KK dengan jumlah 138 jiwa
yang menempati 38 unit bangunan hunian. Mata pencaharian warga di Pakuncen pada umumnya
adalah sebagai buruh, pekerja harian lepas. Permukiman Warga merupakan lahan hak milik yang
dibuktikan dengan sertifikat dari BPN. Warga yang bermukim di lahan sempadan sungai adalah
kaum pendatang, yang berasal dari dalam kota Yogyakarta maupun luar kota Yogyakarta.
Bermukim di area bantaran sungai menjadi kesan yang nyata ketika berada di lingkungan sub
kawasan Pakuncen.
Isu legalitas lahan. Lokasi permukiman sub Kawasan Pakuncen RT 38 RW 8, terdapat 7 unit
bangunan, 2 unit diantaranya berdiri diatas lahan wedikengser untuk bangunan yang lain berdiri
diatas lahan milik sendiri SHM. Pendirian bangunan pada umumnya belum memiliki ijin mendirikan
bangunan (IMB). Kondisi permukiman belum mengacu keteraturan bangunan, sehingga akses untuk
pengelolaan persampahan dan pemadam kebakaran tidak bisa mengakses. Pemerintah Kota
Yogyakarta berupaya untuk menata pemukiman dan memberikan kenyamanan bermukim bagi
masyarakatnya.
Kegiatan utama penataan sub Kawasan Pakuncen, mencakup rencana kegiatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL); Pembangunan infrastruktur untuk penanganan
rawan longsor di permukiman kumuh; dan Peningkatan kualitas infrastruktur permukiman kumuh
warga dan penghidupan warga disekitarnya. Identifikasi potensi dampak yang terjadi adalah:
Isu sosial ekonomi. Sub Kawasan Tegalrejo RT 44 RW 12 dihuni oleh 156 KK dengan jumlah 413 jiwa
yang menempati 101 unit bangunan hunian. Terdapat beberapa unit bangunan yang dihuni lebih dari
1 KK. Mata pencaharian warga di Tegalrejo pada umumnya adalah sebagai buruh, pekerja harian
lepas. Terdapat 2 KK yang menempati 2 unit bangunan hunian diatas lahan wedikengser atau
sempadan sungai Winongo dan tergolong MBR. Warga yang bermukim di lahan sempadan sungai
adalah kaum pendatang, yang berasal dari lokal kota Yogyakarta maupun luar kota Yogyakarta..
Bermukim di area bantaran sungai menjadi kesan yang nyata ketika berada di lingkungan sub
kawasan Tegalrejo.
Isu lingkungan. Sub Kawasan Tegalrejo RT 44 RW 12 merupakan daerah rawan longsor karena
berbatasan langsung dengan Sungai Winongo. Selain itu keteraturan bangunan yang sangat buruk
sehingga menyulitkan pengelolaan persampahan dan akses kebakaran tidak dapat menjangkau
permukiman.
Tabel 1.5. Rencana Kegiatan Penataan Sub Kawasan Tegalrejo
Proyek
Uraian Satuan Pembangunan Pembangunan
Jalan Inspeksi Dranase
Jumlah bangunan hunian Unit 5 - 5
Jumlah kepala keluarga KK 5 - 5
Jumlah anggota Rumah Tangga Jiwa 14 14
Jumlah anggota Rumah Tangga perempuan Jiwa 8 8
Isu legalitas lahan. Lokasi permukiman sub Kawasan Tegalrejo, terdapat 5 unit bangunan terdiri dari
2 unit (40%) bangunan rumah berdiri diatas lahan wedikengser Sempadan Sungai Winongo yang
Proses selanjutnya Surat Keterangan Tanah ini bukan merupakan bukti atas hak atas tanah, SKT ini
digunakan untuk keperluan mengajukan serat kekancingan ke pihak keraton Yogyakarta
Pelayanan minimum untuk Kelurahan Tegalrejo dengan kondisi existing tahun 2017 saat ini
membutuhkan 65.345 m2 atau 6,53 Ha jika diproyeksikan pada tahun 2022 membutuhkan lahan
69,765 m2 atau 6,97 Ha. Kondisi fisik bangunan kelurahan Tegalrejo memiliki 78 % keteraturan
bangunan sedangkan 22 % tidak memiiki keteraturan, hal ini dipengarui karena adanya
perumahan/permukiman yang padat disekitar bantaran sungai Winongo.
Pelayanan minimum untuk Kelurahan Pakuncen dengan kondisi existing tahun 2017 saat ini
membutuhkan 67.655 m2 atau 6,655 Ha. jika diproyeksikan pada tahun 2022 membutuhkan lahan
71.603 m2 atau 7,160 Ha. Kondisi fisik bangunan kelurahan Pakuncen memiliki 74 % keteraturan
bangunan sedangkan 26 % tidak memiiki keteraturan, hal ini dipengarui karena adanya
perumahan/permukiman yang padat disekitar bantaran sungai Winongo
Dengan potensi potensi inilah mengapa Kota Yogyakarta memilih 3 Kelurahan kawasan Winongo
sebagai prioritas dalam penangan permasalahan kekumuhan yang ada di Kota Yogyakarta.
Semua kegiatan dalam Program KOTAKU harus memenuhi persyaratan pengelolaan lingkungan dan
sosial begitu pula dengan perencanaan kegiatan peningkatan kualitas lingkungan permukiman dan
pembangunan infrastruktur lainnya, maka dalam hal persayaratan pengelolaan dampak lingkungan
dan sosial, semua kelurahan harus memenuhi kewajiban ini agar pelaksanaan pembangunan
kedepannya tidak timbul permasalahan dan rencana pembangunan ini dapat segera terealisasi.
a) Prinsip-prinsip dasar pengadaan lahan sesuai dengan ESMF Program Kotaku adalah :
1) Proyek sedapat mungkin menghindari pengadaan lahan dan relokasi;
2) Jika pengadaan lahan tidak dapat dihindarkan, maka proyek akan meminimalkan kebutuhan
pengadaan lahan dan relokasi;
3) Pengadaan lahan akan dilakukan melalui proses konsultasil rembug dengan WTP
4) Proses pengadaan lahan akan dilakukan secara partisipatif, transparan dan adil
5) Pengadaan lahan diarahkan untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupan serta kondisi
lingkungan yang lebih baik bagi WTP
6) WTP yang terkena pengadaan lahan akan diberikan penggantian dengan berbagai opsi untuk
kehidupan, penghidupan dan kondisi lingkungan yang lebih baik
7) Proses pengadaan lahan serta kompensasi ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara WTP dan
pemerintah kota melalui konsultasi rembug yang bermakna.
Tabel 3.1. Jenis kegiatan, rencana pengadaan tanah dan dampak yang terjadi
di Kelurahan Pringgokusuman:
Dampak Pengadaan tanah
Rencana Pemotongan
Prasarana
Uraian kegiatan Volume Sat Pengadaan Pembebasan Pemindahan rumah/
Umum/Sosial,
Tanah (m2) tanah (m2) warga (KK) bangunan
dll
(unit)
Drainase 110,00 M' - - - - -
1 Balai
Jalan Bantaran 330,00 M' 12 M2 12 M2 - -
pertemuan
Jalan 215,00 M' - - - - -
Jembatan 1,00 Unit - - - - -
Hidran Kering 330,00 M' - - - - -
Pos Pantau Banjir 1,00 Unit - - - - -
Perbaikan Ipal 1,00 Unit - - - - -
Sampah 3r Rumah
15,00 Bh - - - - -
Bantaran
Motor Gerobak
1,00 Bh - - - - -
Sampah
JUMLAH 12 M2 12 M2 - - 1
Pembebasan lahan luas 12 m2 atas nama pemilik Bp. Jumadi, fungsi lahan saat ini digunakan sebagai
pekarangan dan akan dilakukan perapian bangunan.
Tabel 3.2. Jenis kegiatan, rencana pengadaan tanah dan dampak yang terjadi
di Kelurahan Tegalrejo :
Dampak Pengadaan tanah
Rencana Pemotongan
Prasarana
Uraian kegiatan Volume Sat Pengadaan Pembebasan Pemindahan rumah/
Umum/Sosial,
Tanah (m2) tanah (m2) warga (KK) bangunan
dll
(unit)
Drainase 150,00 M' - - - -
1 unit Balai
Jalan Bantaran 195,00 M’ 42 M2 42 M2 - 5 Unit
RT
Jalan 180,00 M’ - - - -
Hidran Kering 195,00 M' - - - - -
Pembangunan Ipal Dan - - - -
1,00 Unit -
Perbaikan Ipal
Sampah 3r Rumah Bantaran 15,00 Bh - - - - -
Motor Gerobak Sampah 1,00 Unit - - - - -
JUMLAH 42 42 - 5 unit 1
Tabel 3.4. Jenis kegiatan, rencana pengadaan tanah dan dampak yang terjadi
di Kelurahan Pakuncen :
Dampak Pengadaan tanah
Rencana
Pemotongan
Pengadaan Pembeba Prasarana
Uraian kegiatan Volume Sat Pemindahan rumah/
Tanah san tanah Umum/
warga (KK) bangunan
(m2) (m2) Sosial, dll
(unit)
Drainase Lingkungan 100,00 M' - - - - -
Jalan Bantaran 120,00 M2 77 M2 77 M2 - 7 unit 1 unit MCK
Jalan Lingkungan 160,00 M2 - - - - -
Hidran Kering 120,00 M' - - - - -
Perbaikan Mck Umum 1,00 Unit - - - - -
Sampah 3r Rumah - - - - -
15,00 Bh
Bantaran
Motor Gerobak Sampah 1,00 Unit - - - - -
JUMLAH 77 M2 77 M2 7 unit 1
Pembebasan tanah seluas 77 m2 terdiri dari 7 kavling atas nama pemilik, sbb :
Luas
Nama Aset terdampak
terdampak
1. Siliningsih Tanah dan bangunan (rumah belakang) 12 m2
2. Tukijo Tanah dan bangunan (kandang ayam) 6 m2
3. Jemirah Tanah dan bangunan (teras samping) 12 m2
4. Romelan Tanah dan bangunan (kamar) 8 m2
5. Mujiatun Tanah dan bangunan (tempat tinggal) 15 m2
6. Tri Wahyu harjono Tanah dan bangunan (tempat tinggal) 12 m2
7. Hariyadi Tanah dan bangunan (kamar mandi) 12 m2
JUMLAH 77 m2
Hasil identifikasi diatas dapat dirangkum rencana kegiatan penataan Kawasan yang menimbulkan
dampak adalah pembangunan jalan dibantaran sungai dengan dengan potensi dampak pada:
- Pengadaan tanah seluas : 131 M2
- Pemotongan bangunan rumah : 12 unit
- Pembongkaran fasilitas umum : 1 unit Balai Pertemuan, 1unit Balai RT dan 1unit MCK
- Jumlah warga terdampak : 13 KK terdiri dari 1 KK terdampak pada tanah dan 12 KK
terdampak pada bangunan dan tanah.
Dampak dirasakan oleh WTP adalah, polusi udara dan terganggunya akses jalan penghubung walaupun
hal ini adalah dampak yang dirasakan sementara selama ada pembangunan. Kami melakukan pendataan
atas aset apa saja milik warga yang harus terkepras atau hilang karena penyiapan lahan untuk
pembangunan ini. Namun secara keseluruhan warga menyatakan senang dan menyambut bahagia akan
adanya rencana pembangunan jalan inspeksi, rata-rata warga terdampak merupakan pemilik bangunan
yang rumahnya terkepras tetapi diberi solusi dengan renovasi bangunan dan perbaikan fungsinya untuk
memberi ruang yang sama sebelum pembangunan.
Tabel 3. 6. Pemetaan Potensi dan Masalah Ekonomi Kawasan Winongo dari WTP
MBR
Nama
/ Penghasilan
No Kepala Alamat Pekerjaan Potensi Masalah
Non (Rp)
Keluarga
MBR
1. Jumadi Notoyudan GT Non Honorer 2.700.000 - Memiliki - Keterbatasan Modal
II/ 77 Rt.77 MBR Balkot dan pelanggan - Area pemasaran
Rw.22 dagang yang tetap belum luas dan
Yogyakarta - Harapanny sebanyaknya
a bisa persaingan
mempuny
ai tempat
usaha atau
berjualan
dirumah
2. Supadmi Sudagaran TR Non Dagang 4.500.000 - Ada - Area pemasaran
(Abdul III/964 Rt.44 MBR keinginan masih terbatas
fatah) Rw.12 untuk - Keterbatasan Modal
MBR
Nama
/ Penghasilan
No Kepala Alamat Pekerjaan Potensi Masalah
Non (Rp)
Keluarga
MBR
Yogyakarta membuka
usaha
warung
ketika
rumah di
rehab
3. Supriyanto Sudagaran TR MBR Buruh 1.500.000 - Jasa - Pengguna Jasa tidak
III/986 Rt.44 Harian tenaga selalu ada
Rw.12 Lepas bantu kebutuhan, jasa
menyesuaikan
permintaan saja.
4. Agus Sudagaran TR Non Sol Sepatu 4.500.000 - Ada - Keterbatasan Modal
Yudianto III/986 Rt.44 MBR keinginan - Bahan baku terbatas
Rw.12 untuk
Yogyakarta membuka
usaha sol
sepatu
ketika
rumah di
rehab
- Ojek
Online
5. Tugiyah Sudagaran MBR Mengurus 1.300.000 - Jasa - Pengguna jasa diluar
Rt.44 Rw.12 Rumah tenaga wilayah, biaya
Tangga bantu transport lebih
MBR
Nama
/ Penghasilan
No Kepala Alamat Pekerjaan Potensi Masalah
Non (Rp)
Keluarga
MBR
Berdasarkan identifikasi kondisi perekonomian WTP saat ini adalah seperti yang digambarkan
pada tabel dibawah ini :
Table 3. 7. Identifikasi Kondisi Perekonomian WTP
Lokasi Jumlah
URAIAN Satuan
Pringgo Kusuman Tegalrejo Pakuncen
Jumlah KK terdampak KK 1 5 7 13
Jumlah KK perempuan KK 0 2 2 4
Jumlah Jiwa terdampak Jiwa 5 14 23 42
Jumlah warga kelompok
usia:
- Usia < 5 thn Jiwa 0 0 1 1
- Usia 5-15 thn Jiwa 2 1 5 8
- Usia 16- 64 thn Jiwa 3 13 16 32
- Usia > 64 tahun jiwa 0 0 1 1
Jenis pekerjaan :
- Buruh Jiwa 6 3 9
- Pedagang Jiwa 0 2 2
- Karyawan Jwa 1 2 1 4
- Wiraswasta Jiwa 1 1 1 3
- Pelajar Jiwa 1 3 1 5
- Tidak bekerja Jiwa 2 11 6 19
- Dll.
PENINGKATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KOTA YOGYAKARTA 21
RENCANA PENYIAPAN LAHAN 2019
KELURAHAN PRINGGOKUSUMAN-TEGALREJO-PAKUNCEN
Jumlah penghasilan
Keluarga per bulan :
- < Rp 1 juta KK 0 3 5 8
- Rp. 1 juta – < Rp 3 juta KK 1 2 2 5
- > Rp 3 juta – 5 juta KK 0 0 0 0
- diatas Rp 5 juta KK 0 0 0 0
No Nama WTP
1 Supadmi
2 Supriyanto
3 Agus Yudiyanto
4 Tugiyah
5 Maryani
Keterangan lainnya :
a Balai RT
No Nama WTP
1 Siliningsih/Iswanto
2 Tukijo
3 Jemirah
4 Romelan
5 Mujiatun
6 Haryadi/Wagimin
7 Wahyu Triharjono
Keterangan lainnya :
a MCK Umum
Rencana Penataan sub Kawasan 2 dan 3 Sungai Winongo untuk penataan dibantaran sungai guna
membuka akses jalan. Kawasan ini menjadi prioritas utama yakni Kelurahan Pringgokusuman,
Tegalrejo dan Pakuncen. Rencana kegiatan penataan permukiman di sub Kawasan Winongo ini
bagian dari kesepakatan program yang telah disepakati ditingkat POKJA.
Tabel 3.8 Rencana Kegiatan Penataan Sub Segmen 2 dan Segmen 3 Kawasan Winongo
PENANGGUNG SUMBER
NO JENIS SUB KOMPONEN SATUAN NILAI
VOLUME JAWAB DANA
1 Drainase Jl. Saudagaran 100 M' 200.000.000 DPUPKP APBN
2 Drainase Lingkungan 110 M' 77.000.000 DPUPKP APBN
3 Jalan Inspeksi 330 M' 5.394.870.000 DPUPKP APBN
4 Jalan Lingkungan 215 M' 107.500.000 DPUPKP APBN
5 Jembatan 1 UNIT 2.148.050.000 DPUPKP APBN
6 Hidran Kering 330 M' 429.810.000 DPUPKP APBN
7 Pos Pantau Banjir 1 UNIT 142.710.000 DPUPKP APBN
8 Perbaikan Ipal 1 UNIT 20.000.000 DPUPKP APBN
9 Sampah 3R Rumah Bantaran 15 BH 4.500.000 DPUPKP APBN
10 Motor Gerobak Sampah 1 UNIT 40.000.000 DPUPKP APBN
11 Drainase Lingkungan 150 M' 105.000.000 DPUPKP APBN
12 Jalan Inspeksi 195 M' 2.700.500.000 DPUPKP APBN
13 Jalan Lingkungan 180 M' 90.000.000 DPUPKP APBN
14 Hidran Kering 195 M' 253.980.000 DPUPKP APBN
15 Pembangunan Ipal Dan Perbaikan Ipal 1 UNIT 565.350.000 DPUPKP APBN
16 Sampah 3r Rumah Bantaran 15 BH 4.500.000 DPUPKP APBN
17 Motor Gerobak Sampah 1 UNIT 40.000.000 DPUPKP APBN
18 Drainase Lingkungan 100 M' 70.000.000 DPUPKP APBN
19 Jalan Inspeksi 120 M' 1.640.670.000 DPUPKP APBN
20 Jalan Lingkungan 160 M' 80.000.000 DPUPKP APBN
21 Hidran Kering 120 M' 156.290.000 DPUPKP APBN
22 Perbaikan Mck Umum 1 UNIT 74.620.000 DPUPKP APBN
23 Sampah 3r Rumah Bantaran 15 BH 4.500.000 DPUPKP APBN
24 Motor Gerobak Sampah 1 UNIT 40.000.000 DPUPKP APBN
25 Jalan Inspeksi 195 M' 1.700.500.000 DPUPKP APBD
26 Jalan Lingkungan 180 M' 90.000.000 DPUPKP APBD
27 Pembangunan Ipal Dan Perbaikan Ipal 2 UNIT 565.350.000 DPUPKP APBD
28 Perbaikan Rumah 13 UNIT 206.000.000 DPUPKP APBD
29 Perkuatan Talud 150 M' 170.000.000 DPUPKP APBD
Non Fisik
30 Pengurusan Skt 13 UNIT 3.900.000 BPN APBD
31 Pelatihan Tagana 25 ORG 3.000.000 BPBD APBD
32 Sosialisasi Pengelolaan Sampah 25 ORG 2.500.000 DLH APBD
33 Pelathan Pengelolaan Sampah 3 R 1 PAKET 20.000.000 DLH APBD
34 Sosialisasi PHBS 30 ORG 1.500.000 DINKES APBD
Ketrampilan Ketrampilan ( Menjahit,
35 1 PAKET 15.000.000 DMPPA APBD
Boga, Bengkel)
36 Pelatihan Menciptakan Pelaku Usaha 10 ORG 7.500.000 DMPPA APBD
JUMLAH 17.175.100.000
Gambar 3.5. Before After Penataan Sub Segmen 2 dan 3 Kawasan Winongo
Jumlah keluarga
dengan status
pemilikan lahan :
7 0 2 5 7
- Hak milik KK
6 1 3 2 6
- Hak pakai KK
0 0 0 0 0
- Penggarap tanpa hak KK
Jumlah bangunan
hunian terdampak :
- Permanen KK 11 0 5 6 11
- Semi Permanen KK 2 0 0 1 2
- Tidak permanen KK 0 0 0 0 0
Jumlah bangunan
tempat usaha
terdampak :
- Permanen KK 0 0 0 0 0
- Semi Permanen KK 0 0 0 0 0
- Tidak permanen KK 0 0 0 0 0
Dari hasil pendataan yang telah dilakukan tercatat 13 WTP secara langsung tersebar di Kelurahan
Tegalrejo 5 WTP, Pakuncen 7 WTP terdampak tanah dan bangunan sedangkan 1 WTP lainnya terdampak
tanah di Kelurahan Pringgokusuman
Tabel 3.10 Data WTP dan asset terdampak di Kel. Pringgokusuman, Tegalrejo, Pakuncen
Asset Terdampak
Luas
Luas Jumlah
bangunan
Luas Terdam asset
No Nama WTP Pekerjaan Alamat setelah
Jenis asset Awal pak tanah
penataan
(M²) (M²) terdamp
(M²)
ak
A. Pringgokusuman
Notoyudan GT II/ 77 Rt.77
1 Jumadi Dagang Lahan 54 m² 12 m² 42 m² 12 m²
Rw.22 Pringgokusuman
Balai Notoyudan GT II/ 77 Rt.77 Lahan,
2 21 m2 3,5 m2 17,5 3,5 m2
Pertemuan Rw.22 Pringgokusuman Bangunan
B. Tegalrejo
Supadmi Buruh Harian Sudagaran TR III/964 Rt.44 Lahan,
1 35 m² 5 m² 30 m² 5 m²
(Abdul fatah) Lepas Rw.12 Yogyakarta Bangunan
Sudagaran TR III/986 Rt.44 Lahan,
2 Supriyanto Wiraswasta 24 m² 5 m² 19 m² 5 m²
Rw.12 Yogyakarta Bangunan
Sudagaran TR III/986 Rt.44 Lahan,
3 Agus Yudianto Tukang Sol 48 m² 12 m² 36 m² 12 m²
Rw.12 Yogyakarta Bangunan
Buruh Harian Pringgokusuman GTII/440 Lahan,
4 Tugiyah 42 m² 10 m² 32 m² 10 m²
Lepas Yogyakarta Bangunan
Sudagaran TR III/983 Rt.44 Lahan,
5 Maryani PRT 42 m² 10 m² 32 m² 10 m²
Rw.12 Yogyakarta Bangunan
Tegalrejo Rt.44 Rw.12 Lahan,
6 Balai RT - 42 m² 6 m² 36 m² 6 m²
Yogyakarta Bangunan
C. Pakuncen
Buruh Harian Kuncen WB I/301 Rt.38 Lahan,
1 Siliningsih 90 m² 12 m² 78 m² 12 m²
Lepas Rw.08 Yogyakarta Bangunan
Asset Terdampak
Luas
Luas Jumlah
bangunan
Luas Terdam asset
No Nama WTP Pekerjaan Alamat setelah
Jenis asset Awal pak tanah
penataan
(M²) (M²) terdamp
(M²)
ak
Buruh Harian Kuncen WB I/333 Rt.38 Lahan,
2 Tukijo 40 m² 6 m² 34 m² 6 m²
Lepas Rw.08Yogyakarta Bangunan
Buruh Harian Kuncen WB I/333 Rt.38 Lahan,
3 Jemirah 60 m² 12 m² 48 m² 12 m²
Lepas Rw.08 Yogyakarta Bangunan
Buruh Harian Kuncen WB I/333 Rt.38 Lahan,
4 Romelan 34 m² 8 m² 26 m² 8 m²
Lepas Rw.08 Yogyakarta Bangunan
Mengurus Kuncen Ledoksari WB
Lahan,
5 Mujiatun Rumah I/302 Rt.38 Rw.08 59 m² 15 m² 44 m² 15 m²
Bangunan
Tangga Yogyakarta
Kuncen Ledoksari WB
Wahyu Lahan,
6 Wiraswasta I/302 Rt.38 Rw.08 78 m² 12 m² 66 m² 12 m²
Triharjono Bangunan
Yogyakarta
Karyawan Kuncen WB I/333 Rt.38 Lahan,
7 Haryadi/Puspo 104 m² 12 m² 92 m² 12 m²
Swasta Rw.08 Yogyakarta Bangunan
Kuncen Rt.38 Rw.08 Yogya Lahan,
8 MCK Umum - 6 m² 6 m² 0 m² 6 m²
karta Bangunan
Catatan :1.
1. Untuk WTP a.n Romelan Pakuncen Perbaikan bangunan direncanaaakan 2 lantai dengan
menggunakan struktur beton, lantai menggunakan gelagar kayu, sehingga luas bangunan setelah
dilakukan penataan adalah 26 m2 + 7,5 m2 = 33,5 m2 yang dihuni 4 ART
2. Untuk WTP a.n Supriyanto tegalrejo Perbaikan bangunan direncanaaakan 2 lantai dengan
menggunakan struktur beton, lantai menggunakan gelagar kayu, sehingga luas bangunan setelah
dilakukan penataan adalah 19 m2 + 6,25 m2 = 25,25 m2 yang dihuni 3 ART
Hasil pendataan yang kami lakukan, teridentifikasi adanya berbagai sarana utilitas umum yang ada di
lokasi proyek, adapun sarana umum yang terdampak berupa 1 unit Balai RT di Kelurahan Tegalrejo, dan
1 unit MCK Umum di Kelurahan Pakuncen dan 1 unit Balai Pertemuan di kelurahan Pringgokusuman.
Luas Luas
Bangunan Bangunan Prosentase
No Nama WTP Alamat Keterangan
m2 terpotong (%)
m2
Notoyudan GT II/ Terdampak
1 Jumadi 77 Rt.77 Rw.22 42 m2 0 0 lahan 12 m2
Yogyakarta
Sudagaran TR
Supadmi
2 III/964 Rt.44 Rw.12 35 m² 5 m² 14%
(Abdul fatah)
Yogyakarta
Sudagaran TR
3 Supriyanto III/986 Rt.44 Rw.12 24 m² 5 m² 21%
Yogyakarta
Sudagaran TR
4 Agus Yudianto III/986 Rt.44 Rw.12 48 m² 12 m² 25%
Yogyakarta
Pringgokusuman
5 Tugiyah GTII/440 42 m² 10 m² 24%
Yogyakarta
Sudagaran TR
6 Maryani III/983 Rt.44 Rw.12 42 m² 10 m² 24%
Yogyakarta
Kuncen WB I/301
7 Siliningsih Rt.38 Rw.08 90 m² 12 m² 13%
Yogyakarta
Kuncen WB I/333
8 Tukijo Rt.38 40 m² 6 m² 15%
Rw.08Yogyakarta
Kuncen WB I/333
9 Jemirah Rt.38 Rw.08 60 m² 12 m² 12%
Yogyakarta
Kuncen WB I/333
10 Romelan Rt.38 Rw.08 34 m² 8 m² 25%
Yogyakarta
Kuncen Ledoksari
11 Mujiatun WB I/302 Rt.38 59 m² 15 m² 15%
Rw.08 Yogyakarta
Kuncen Ledoksari
Wahyu
12 WB I/302 Rt.38 78 m² 12 m² 12%
Triharjono
Rw.08 Yogyakarta
Kuncen WB I/333
13 Haryadi/Puspo Rt.38 Rw.08 104 m² 12 m² 20%
Yogyakarta
Jumlah 656 m2 119 18%
a) Prinsip-prinsip dasar pengadaan lahan sesuai dengan ESMF Program Kotaku adalah :
8) Proyek sedapat mungkin menghindari pengadaan lahan dan relokasi;
9) Jika pengadaan lahan tidak dapat dihindarkan, maka proyek akan meminimalkan kebutuhan
pengadaan lahan dan relokasi;
10) Pengadaan lahan akan dilakukan melalui proses konsultasil rembug dengan WTP
11) Proses pengadaan lahan akan dilakukan secara partisipatif, transparan dan adil
12) Pengadaan lahan diarahkan untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupan serta kondisi
lingkungan yang lebih baik bagi WTP
13) WTP yang terkena pengadaan lahan akan diberikan penggantian dengan berbagai opsi untuk
kehidupan, penghidupan dan kondisi lingkungan yang lebih baik
14) Proses pengadaan lahan serta kompensasi ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara WTP dan
pemerintah kota melalui konsultasi rembug yang bermakna.
c) Rencana pencegahan atau mitigasi selama pelaksanaan kegiatan.
Dalam kegiatan penataan kawasan akan banyak bersinggungan dengan utilitas umum ataupun
fasilitas publik lainnya dan yang utama adalah warga disekitar proyek yang akan mengalami dampak
langsung ataupun tidak langsung sehingga pencegahan/ mitigasi atas resiko-resiko yang akan terjadi
perlu diperhatikan, antara lain :
5) Meminimalisir resiko terhadap WTP
6) Menyediakan ruang atau titik berkumpul jika ada bencana
7) Memenuhi aspek K-3 selama pelaksanaan kegiatan
8) Memastikan akan pentingnya pengelolaan dampak lingkungan dan sosial terhadap pelaksana
proyek dan warga sekitarnya.
BAB IV
PENILAIAN ASSET DAN SKEMA KOMPENSASI
b) Berdasarkan kriteria diatas terdapat 13 kepala rumah tangga terdampak, yakni dikelurahan
Prenggokusuman 1 WTP, Tegalrejo 5 WTP, Pakuncen 7 WTP berhak mendapatkan fasilitasi
bantuan dari pemerintah kota Yogyakarta. Secara lengkap, keberhakan warga terdampak
dijelaskan dalam tabel berikut ini :
Tanah (SKT) mendapat bantuan operasioanal yang dialokasikan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta,
sedangkan bantuan pembongkaran dan penggantian bangunan menggunakan perhitungan analisa
bangunan sederhana untuk bantuan Rumah tidak Layak Huni (RTLH) tahun 2019. Alur penyaluran
bantuan rumah terdampak Pemerintah Kota Yogyakarta melalui DPUPKP melakukan kontrak
kerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK). LPMK akan membentuk
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dimasing-masing Kelurahan, dalam pelaksanaan perbaikan
rumah terdampak akan dilaksanakan oleh KSM dengan melibatkan masing-masing WTP.
Pembangunan Fasilitas Umum (Fasum) dibangun dilokasi yang sama untuk balai RT 44 diwilayah
kelurahan tegalrejo status tanahnya merupakan tanah wedi kengser, dalam pembangunan akan
dilakukan renovasi total. Balai RT ini juga akan difungsikan menjadi pos pantau banjir diwilayah
Winongo sehingga alokasi dana disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan balai RT yang juga
difungsikan sebagai pos pantau banjir dikawasan Winongo.
Untuk pembangunan balai pertemuan diwilayah Kelurahan Pringgokusuman dilakukan renovasi
sebagian, balai pertemuan ini dengan status tanah wedikengser.
Untuk Pembangunan MCK diwilayah kelurahan Pakuncen direncanakan dengan pembangunan
baru, adapun status tanah yang akan digunakan adalah ijin pakai.
Secara rinci bentuk kompensasi dan bantuan pemerintah bagi warga terdampak dapat dilihat di
bawah ini:
Tabel 4.4 Nilai Kompensasi yang diterima oleh WTP
Jumlah Jmlh Luas Nilai satuan
Lokasi Jenis Kompensasi bagi WTP Jumlah Nilai (Rp)
/Unit /volume (Rp)
2
RT 44, RT, - Biaya Pembongkaran 12 unit 119 m 50.000 5.950.000
38 bangunan
2
- Perbaikan Pemugaran 12 unit 119 m 1,100.000 130.900.000
rumah
RT 77 - Biaya Perapian bangunan 1 unit 12 m2 500.000 6.000.000
layak huni an. Jumadi
Jumlah Kompensasi perbaikan rumah 142.850.000
Tambahan biaya untuk 13 unit 13 unit terlampir 55.688.000
perapihan, peningkatan
kualitas bangunan (rincian
terlampir)
Jumlah Kompensasi perbaikan, perapian dan peningkatan kualitas bangunan 198.538.000
rumah
RT 44, RT, - Pengurusan SKT 13 unit 300.000 3.900.000
38,77
Jumlah Kompensasi pengurusan surat 3.900.000
RT 44 - Pembangunan Balai RT 44 1 unit 36 m2 3.500.000 126.000.000
RT 77 - Pembangunan Balai 1 unit 3,5 m2 3.500.000 12.250.000
Pertemuan
RT 38 - Pembangunan MCK 1 unit 6 m2 3.500.000 21.000.000
Jumlah Kompensasi Fasum 159.250.000
JUMLAH TOTAL 361.688.000
Dari penilaian aset diatas dapat digambarkan bahwa nilai kerugian langsung yang dialami oleh WTP
sebesar Rp 56.500.000.
Bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta untuk perbaikan rumah terdampak (WTP)
sebesari Rp. 142.850.000,- sedangkan untuk pegurusan SKT Rp. 3.900.000,- dan rencana perbaikan
untuk fasum dari program Kotaku sekitar Rp 159.250.000,-.
Dari hasil konsultasi dan negoisasi yang kedua (BA terlampir) antara warga terdampak dan Pemerintah
Kota Yogyakarta ada pertimbangan tambahan alokasi bantuan khususnya untuk bangunan dua lantai
karena lahannya terbatas untuk penataan fungsi ruang. Sehingga bantuan untuk perbaikan rumah
terdampak untuk 13 WTP yang semula Rp 142.850.000,- bertambah Rp 55.688.000,- sehingga nilai
bantuan untuk WTP menjadi Rp. 198.538.000,- Sehingga total Kompensasi Rp 361.688.000. Perinciaan
biaya tambahan masing-masing WTP adalah sebagai berikut :
BAB V
Rembug dan Konsultasi, adalah proses partisipatif keterlibatan warga dalam menyepakati keputusan
rencana penataan kawasan sungai Winongo sub segmen 2 dan 3, antara lain pada tabel di bawah ini
Publikasi dilakukan untuk menyampaikan data dan informasi hasil pelaksanaan penataan kawasan
melalui media warga (Papan Informasi, Leaflet), termasuk yang dimiliki oleh Pemerintah Kelurahan dan
BKM maupun dalam pertemuan warga.
Kegiatan konsultasi, kegiatan konsultasi akan berlangsung dalam pelaksanaan penataan Kawasan sub
segmen 2 dan 3 kawasan Winongo terutama di wilayah Pringgokusuman, Tegalrejo, Pakuncen. Sehingga
dapat meminimalkan risiko dampak buruk tehadap ketidakpuasan warga, karena kurangnya pemahaman
warga terhadap program. Keterlibatan warga dalam proses penataan sub segmen 2 dan 3 kawasan
Winongo sangat membantu kelancaran dalam rangka penataan kawasan. Hasil masukkan dari konsultasi
ada masukan tentang pertimbangan antara lain :
KEGIATAN PENINGKATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN 37
KOTA YOGYAKARTA
RENCANA PENYIAPAN LAHAN 2019
KELURAHAN PRINGGOKUSUMAN-TEGALREJO-PAKUNCEN
untuk asset terdampak yang lahannya terbatas dimungkinkan untuk bantuan bangunan dua
lantai
Melengkapi fungsi bangunan agar pemanfaatan lebih nyaman
Fungsi bangunan yang terpotong menjadi prioritas pembangunan agar fungsi bangunan tidak
terkurangi.
Konsultasi Publik untuk mengenali berbagai permasalahan, pandangan, tanggapan, harapan, keinginan,
kekhawatiran, kebutuhan, dan sikap warga terhadap rencana kegiatan yang akan dilakukan di lokasi
tersebut. Hal ini dilakukan agar warga terdampak tahu betul mengenai konsep perencanaan yang dibuat
serta konsekuensi yang harus disepakati dan dilakukan dalam proses realisasi.
Sedangkan manfaat dari adanya konsultasi publik bagi warga dan Pemerintah (dalam hal ini sebagai
pemrakarsa) adalah :
Sebagai dasar untuk melakukan pelingkupan
Mengidentifikasi potensi dampak yang akan ditimbulkan
Memilih metode yang sesuai untuk digunakan
Mencegah kesalahpahaman masyarakat
Metode Konsultasi Publik
Sosialisasi dan tanya jawab
Focus Group Discussion (FGD)/ Diskusi kelompok (Diskusi Kelompok Terarah)
Verifikasi Draf
PENYIAPAN DRAF DOKUMEN RPL Dokumen
• Data Survey lokasi
DRAFT s/d
SELESAI
• Dokumen Pendukung
• Data WTP
• Berita Acara Rembug warga DOKUMEN RPL
• Surat Pernyataan WTP SELESAI
• dan lain-lain
3. Siapa saja yang berpartisipasi dalam konsultasi Publik Pihak yang perlu terlibat dan berpartisipasi
aktif dalam Konsultasi Publik :
Pemrakarsa dalam hal ini adalah Dinas PU-PKP Prov dan Kota
Masyarakat di tapak proyek & sekitarnya
Pihak Pemerintahan kelurahan beserta aparatnya
Fasilitator KOTAKU sebagai pendamping program
Perlu dibuat berita acara yang ditandatangani oleh seluruh peserta, serta daftar hadir peserta untuk
setiap konsultasi yang dilakukan. Setiap rembug warga selalu mendokumentasikan pertemuan dengan
warga terutama warga terdampak proyek untuk selalu dapat menampung aspirasi, saran, gagasan dan
tanggapan warga, dan semuanya tercatat terdokumentasikan dalam berita acara dan daftar hadir warga.
Gbr. 5.1. Foto kegiatan Sosialisasi tingkat Keluarahan dan Kegiatan musyawarah warga
BAB VI
Media penyampaian dan proses penanganan pengaduan masyarakat melalui berbagai cara, antara lain
dapat melalui kotak pengaduan, saluran telepon, sms, dan termasuk cara yang biasa dipakai
dilingkungan masyarakat Pringgokusuman, tegalrejo dan Pakuncen. Keluhan atau pengaduan yang
masuk disampaikan kepada POKJA Kota Yogyakarta untuk ditindaklanjuti oleh Dinas PUPKP atau para
pihak terkait. Penyelesaian keluhan atau pengaduan akan dipublikasikan kepada masyarakat melalui
papan informasi yang di kantor kelurahan atau papan informasi yang ditempatkan dilokasi strategis.
Media pengaduan dapat disampaikan melalui media yang ada pada Program KOTAKU sebagai berikut :
Proyek (WTP) paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari. Hasil akan dimusyawarahkan dengan
WTP untuk diupayakan pemecahanannya berdasarkan prinsip transparansi, dan mengedepankan
musyawaran untuk mencari solusi. Penyelesaian masalah atau penanganan atas keluhan, keberatan
dan, usulan, akan didokumentasikan dan dapat dipublikasikan secara terbuka oleh masyarakat.
BAB VII
2. Evaluasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengawasi pelaksanaan program
pengadaan tanah dilakukan sesuai dengan rencana dan keluaran yang dihasilkan serta tujuan yang ingn
dicapai. Berdasarkan hasil monitoring maka dilakukan evaluasi dengan maksud untuk mengukur
keberhasilan pelaksanaan program. Melalui kegiatan evaluasi dimungkinkan adanya rekomendasi tindak
lanjut yang perlu dilakukan serta menjadi masukan untuk kegiatan serupa dimasa mendatang.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh tim secara internal dan eksternal. Tim internal
akan dilaksanakan secara partisipatif dengan membentuk tim monitoring ditingkat Kota Yogyakarta.
Sebagai koordinator tim monitoring dan evaluasi adalah DPUPKP Kota Yogyakarta, dengan melibatkan
unsur masyarakat (WTP,KSM, BKM), tim Korkot/Fasilitator program Kotaku dan Lembaga-lembaga lain
seperti FKWA.
3. Pelaporan
Tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penataan sub segmen 2 dan 3 kawasan Winongo,
menyusun laporan kepada Walikota Yogyakarta. Substansi laporan mencakup komponen pengelolaan
lingkungan dan sosial sebagai berikut :
BAB VIII.
II PENYIAPAN LAHAN
5 Program pelatihan ketrampilan DMPPA Belum 30 Juli 2020 1 Februari 20 30 Juli 2020
IV Monitoring
Monitoring Pelaksanaan
2 Pokja Belum Triwulan Triwulan Triwulan
Konstruksi
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
DAFTAR HADIR