Anda di halaman 1dari 1

C. Tahap ketiga Persidangan.

a) Berdasarkan pasal 6 ayat (5) UU kapailitan dan PKPU yang berisi pengadilan akan
mempelajari permohonan dan menetapkan siding dengan jangka waktu paling lambat
Tiga hari setelah tanggal permohonan.
b) Berdasarkan pasal 6 ayat (6) UU Kapitalitan dan PKPU yang berisi bahwa setelah 20
hari tanggal permohonan didaftarkan maka akan diadakan sidang pemeriksaan.
c) Berdasarkan pasal 6 ayat (7) UU Kapitalitan dan PKPU menyatakan bahwa jika debitur
membuat permohonan dengan alas an yang cukup, maka pengadilan dapat menunda
penyelenggaraan sidang paling lambat 25 hsri setelah tanggal permohonan didaftarkan.
d) Tempat pelaksanaan Sidang
Tempat pelaksanaan sidang pada proses permohonan pailit adalah di pengadilan Niaga,
karena sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 10 UU nomor 14 tahun 1970 tentang
ketentuan-ketentuan pokok Kekuasaan, Kehakiman, yaitu peradilan Umum, Peradilan
Agama, Peradilan Militer dan Peradilan tata usaha negara
e) Persidangan Pada Hukum Acara Pengadilan
Hukum yang dipakai pada pengadilan Niaga ialah Hukum Acara Perdata yang berlaku
atau disebut dengan HIR, kecuali jika ditentukan lain oleh Undang-undang.

D. Tahap Keempat Pengambilan Putusan Pailit.


Didalam pasal 10 ayat (1) UU Kepailitan dinyatakan sebagai berikut.
1) Jika putusan permohonan pailit belum diucapkan, maka setiap kreditur, kejaksaan,
Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal dapat mengajukan permohonan
kepada pengadilan.
Berdasarkan pasal diatas dapat diputuskan bahwa selama putusan atas permohonan belum
diucapkan maka setiap pihak yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan kepada
pengadilan. Dan pengadilan hanya dapat mengabulkan permohonan apabila sangat
diperlukan hal ini bertujuan unuk melindungi kepentingan Kreditur.

Anda mungkin juga menyukai