TIM TB
RSJP Paramarta TAHUN 2022
DAFTAR ISI
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
BAB II 6
STANDAR KETENAGAAN 6
BAB III 10
STANDAR FASILITAS 10
BAB IV 14
TATA LAKSANA PELAYANAN 14
BAB V 21
LOGISTIK 21
BAB VI 22
KESELAMATAN PASIEN 22
BAB VII 24
KESELAMATAN KERJA 24
BAB VIII 26
PENGENDALIAN MUTU 26
BAB IX 27
PENUTUP 27
BAB I
PENDAHULUAN
Pasien tuberkulosis ketika pertama kali sakit mencari pengobatan ke rumah sakit.
Melihat dari besarnya animo masyarakat mencari pengobatan tuberkulosis ke rumah
sakit, maka Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Paramarta membuka
pelayanan klinik TB yang bekerjasama dengan pemerintah dalam hal ini adalah dinas
kesehatan Kota Bandung.
1.2. Tujuan.
Ruang lingkup pelayanan Tuberkulosis di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
Paramarta adalah
c) Menginformasikan dan atau mengirim pasien ke unit TB puskesmas atau rumah sakit lain.
4) Keputusan menteri kesehatan No 203 / Menkes / SK / III / 1999 tentang gerakan terpadu
nasional penanggulangan tuberkulosis.
6) Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi sumber daya manusia yang ada dalam pelayanan TB RSJP Paramarta :
JUMLAH
JENIS KETENAGAAN PENDIDIKAN
TENAGA
Penanggung jawab Dokter 1
Ketua Tim TB Dokter 1
Sekretaris TimTB Perawat 1
Koordinator Medis Dokter Umum 1
Koordinator Keperawatan Perawat D3 / S1 1
Koordinator Laboratorium D3 Analis Laboratorium 1
Koordinator Farmasi Apoteker / Asisten Apoteker 1
Untuk distribusi ketenagaan di setiap instalasi ada satu orang koordinator dan
bergabung dalam tim TB.Untuk waktu kerja masing-masing koordinator ini disesusaikan
dengan kondisi masing-masing instalasi dimana petugas / tim TB bekerja.
c) Rencana medis;
b) Diagnosa keperawatan/kebidanan;
c) Rencana keperawatan/kebidanan;
d) Implementasi keperawatan/kebidanan;
e) Evaluasi keperawatan/kebidanan;
f) Dokumentasi asuhan
keperawatan/kebidanan.
STANDAR FASILITAS
3.1.2. Standar Peralatan Dan Pelaporan TB Di Ruang Rawat Inap RSJP Paramarta.
b) Pasien yang bergejala batuk akan dilakukan asesmen ulang oleh dokter. Pasien
yang masuk kriteria kasus sesuai dengan PNPK tuberculosis akan diarahkan
oleh dokter untuk dirujuk dengan menyertakan formulir TB 09 dan dokumen rumah
sakit lainnya atau diarahkan ke laboratorium untuk pengambilan sampel dengan
disertai formulir TB 05.
c) Kategori diagnosis TB akan dicatat oleh dokter di asesmen medis rawat jalan.
Kemudian akan memberikan notifikasi ke Tim TB dengan menyebutkan nama
pasien, tanggal berkunjung, dan nomor rekam medis pasien.
d) Tim TB akan melakukan pencatatan setiap unit kerja setiap minimal satu minggu
sekali dan mencatat di formulir TB 03 dan TB 06.
a) Pasien yang berkunjung ke rawat jalan RSJP Paramarta dilakukan skrining gejala
batuk di mulai di triase IGD. Pasien diwajibkan memakai masker. Pasien yang
bergejala batuk diingatkan Kembali untuk tetap memakai masker dan ditunjukan
pamflet etika batuk.
b) Pasien yang bergejala batuk akan dilakukan asesmen ulang oleh dokter. Pasien
yang masuk kriteria kasus sesuai dengan PNPK tuberculosis yang berat akan
diarahkan oleh dokter untuk dirujuk dengan menyertakan formulir TB 09 dan
dokumen rumah sakit lainnya atau jika indikasi rawat inap akan diarahkan ke
laboratorium untuk pengambilan sampel dengan disertai formulir TB 05.
c) Kategori diagnosis TB akan dicatat oleh dokter di asesmen medis gawat darurat.
Kemudian akan memberikan notifikasi ke Tim TB dengan menyebutkan nama
pasien, tanggal berkunjung, dan nomor rekam medis pasien.
d) Tim TB akan melakukan pencatatan setiap unit kerja setiap minimal satu minggu
sekali dan mencatat di formulir TB 03 dan TB 06.
e) Pasien yang menginap di RSJP Paramarta dilakukan skrining oleh perawat rawat
inapIG. Pasien diwajibkan memakai masker. Pasien yang bergejala batuk
diingatkan Kembali untuk tetap memakai masker dan ditunjukan pamflet etika
batuk.
f) Pasien yang bergejala batuk akan dilakukan asesmen ulang oleh dokter. Pasien
yang masuk kriteria kasus sesuai dengan PNPK tuberculosis yang berat akan
diarahkan oleh dokter untuk pengambilan dahak dengan disertai formulir TB 05.
g) Kategori diagnosis TB akan dicatat oleh dokter di asesmen medis gawat darurat.
Kemudian akan memberikan notifikasi ke Tim TB dengan menyebutkan nama
pasien, tanggal berkunjung, dan nomor rekam medis pasien.
h) Tim TB akan melakukan pencatatan setiap unit kerja setiap minimal satu minggu
sekali dan mencatat di formulir TB 03 dan TB 06.
a) Pasien yang membawa Formulir TB 05 dari rawat jalan akan diedukasi mengenai
pengambilan dahak. Pasien akan diberikan 3 buah tabung dahak dan diingatkan
untuk tetap membawaformulir TB05. Kemudian pasien akan disarankan untuk
mengirim sampel ke fasilitas yang mampu melakukan pemeriksaan dahak
tuberculosis. Lab akan mengisi formulir register laboratorium TB/ TB 04.
b) Pasien di rawat inap yang disarankan untuk dilakukan pemeriksaan dahak TB
akan membawa formulir TB 05. Pengambilan sampel dilakukan di bilik dahak.
Pemeriksaan akan dikirimkan ke lab jejaring Diagnos. Hasil akan diberitahukan
melalui rekam medis elektronik. Lab akan mengisi formulir register laboratorium
TB/ TB 04. Pasien yang terkonfirmasi secara bakteriologis ataupun klinis akan
dipindahkan ke ruang isolasi dengan standar PPI yang berlaku.
c) Cara pengambilan dahak di bilik sputum adalah dengan cara mengantar pasien
yang transportable dari ruang rawat inap ke bilik dahak. Pasien akan
mengumpulkan dahak di tabung yang telah disediakan. Dahak pasien dan formulir
TB 05 akan diantar ke laboratorium oleh tenaga Kesehatan.
4.3.1 Pencatatan
Pencatatan dilakukan baik oleh Tim TB maupun di Unit Kerja. Formulir yag
dilakukan pencatatan diantaranya:
4.3.2 Evaluasi/Sosialisasi
Evaluasi program TB dilakukan setiap 3 bulan sekali melibatkan unit kerja yang
terkait diantaranya. Anggota tim TB, Kepala Bagian Pelayanan, Direktur, dan Unit
terkait Seperti Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Instalasi Gawat Darurat. Evaluasi
dilakukan untuk membahas kendala, mutu, dan insidensi. Hasil rapat akan
didokumentasikan ke notulensi rapat evaluasi tim TB.
4.3.3 Pelaporan
Pelaporan dilakukan setelah rapat evaluasi program dalam periode 3 bulan sekali
dan dilaporkan langsung ke Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Gejala Utama:
2) Batuk berdahak
5) Sesak napas
1) Malaise
4) Menggigil
5) Demam
3) TB Klinis: thorax mangarah TB, tidak membeaik dengan antibiotika, ekstra paru
histopatologis dan laboratoris terkonfirmasi tanpa bakteriologis, anak dengan skoring→
pasien klinis direkomendasikan untuk pemeriksaan bakteriologis.
1) Kasus baru: belum mendapat OAT atau mendapat Oat kurang dari 28 hari
c) Kasus seteah loss to follow up: berobat lebih dari satu bulan dan tidak
melanjutkannya
LOGISTIK
Kegiatan logistik Obat Anti Tuberkulosis dan Pot Dahak dalam pelayanan. TB
RS.Jantung dan Pembuluh Darah Paramarta merupakan serangkaian kegiatan yang
meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, pendistribusian, monitoring dan evaluasi.
Secara keseluruhan kebutuhan logistik baik obat maupun pot untuk specimen dahak
RS.Jantung dan Pembuluh Darah Paramarta masih mengandalkan dana Rumah Sakit.
Pengadaan dibuktikan dengan dokumen bukti pengadaan obat OAT dan bukti
pengadaan pot dahak.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
7.1 Definisi
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
7.2 Tujuan
1) Ketepatan Identitas. Target 100% label identitas tidak tepat apabila tidak
terpasang, salah pasang, salah penulisan nama, salah penulisan gelar (Tn/Ny/An),
salah jenis kelamin, salah alamat.
2) Terpasang gelang identitas pasien rawat inap. Target 100% pasien yang masuk
ke rawat inap terpasang gelang identitas pasien.
5) Ketepatan pemberian obat. Target 100% yang dimaksud tidak tepat apabila salah
obat, salah dosis, salah jenis, kurang/kelebihan dosis, salah rute pemberian, salah
identitas pada etiket, salah pasien
6) Ketepatan tranfusi. Target 100% yang dimaksud tidak tepat apabila salah identitas
pada permintaan salah tulis jenis produk darah,salah pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1 Pengertian
7.2 Tujuan
c) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
PENGENDALIAN MUTU
PENUTUP
Ditetapkan di Bandung
Direktur