Anda di halaman 1dari 7

TEORI FREDERICH WILHELM FROEBEL

Dosen pengampu : Oktarina Dwi Handayani, M.Pd

Disusun oleh :
Anandita Zulika Sari 2201035001
Lidyah Ghassani 2201035002
Isyfa Kayla A 2201035003
Mirza Savita 2201035004
Alisha Tatyana Probo 2201035025
Vyona Angreini Agus 2201035026

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2022
a. Pembahasan

1. Pandangan froebel tentang anak usia dini

Froebel yang bernama lengkap Friendrich Wilhem August Froebel, lahir di


Jerman pada tahun 1782 dan wafat pada tahun 1852. Pandangannya tentang anak
banyak dipengaruhi oleh Pestalozzi serta para filsuf Yunani.

Setiap tahap perkembangan yang dialami anak harus dipandang sebagai suatu
kesatuan yang utuh. Anak itu memiliki potensi, dan potensi itu akan hilang jika
tidak dibina dan dikembangkan. Tahun pertama dalam kehidupan seorang anak
sangatlah berharga dan akan menentukan kehidupannya dimasa yang akan datang.

Masa anak adalah masa emas atau bisa juga disebut sebagai (the golden age) bagi
penyelenggaraan pendidikan. Masa anak ialah tahapan yang sangat fundamental
bagi perkembangan individu karena pada tahapan inilah terjadi peluang yang
cukup besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi anak.

Pendidikan taman kanak-kanak mengikuti sifat dan karakteristik anak. Oleh


karena itu, bermain sebagai metode yang tepat untuk pembelajaran anak dan
merupakan cara anak dalam meniru kehidupan orang dewasa di sekililingnya yang
sangat wajar.

Froebel mendirikan kindergarten pertama pada tahun 1837, dengan rancangan


kurikulum yang telah terstruktur untuk anak dalam mencapai pemahaman tentang
lingkungan sekitarnya.

Menurut Froebel, bermain merupakan proses


dimana perkembangan kepribadian sedang terjadi. Oleh karena itu, ruang gerak
anak tidak boleh dibatasi karena apabila kegiatan seorang anak dibatasi maka itu
sama dengan mengikat nalar anaknya karena ia tidak bebas untuk menjelajahi
lingkungannya.
Teori belajar Frederich Wilhelm Froebel
Kemampuan peserta didik dapat ditingkatkan apabila dalam
pembelajarannya anak diajak melakukan kegiatan yang bisa
meningkatkan kemampuan Peserta didik tersebut oleh guru. Menurut
Yuliani, (2013:109) dalam hal ini Froebel berpandangan bahwa
penerapan pelaksanaan pembelajaran anak usia dini dianggap baik,
apabila anak diberi kesempatan untuk mendapat berbagai pengetahuan.
Kegiatan yang dilakukan bervariasi untuk mendukung perkembangan
motorik kasar dan motorik halus.
pemikiran dan metode-metode pendidikan anak pra sekolah yang ditawarkan
Froebel, masih dipakai hingga saat ini, misalnya seperti urutan pemakaian
kotak-kotak pemberian (gifts), bernyanyi dengan menggerakkan anggota badan
dan kerajinan tangan.

prinsip bermain Froeble untuk memunculkan antusias pada anak-anak, salah


satunya dengan cara mengajak belajar di luar ruangan untuk bermain secara
spontan, di mana mereka membangun dengan blok kardus, membangun taman di
kolam kecil, dan merangkak melalui labirin kotak daur ulang. Tujuannya adalah
untuk memberdayakan anak melalui kegiatan openended.

2. Aspek Psikologis Froebel

Menurut Froble hal yang urgen untuk ditekankan pada pada anak adalah
pandangan bahwa pendidikan adalah pertumbuhan, pengakuan pentingnya
kegiatan di bidang pendidikan, dan posisi bahwa pengetahuan bukanlah akhir
dari pendidikan.

Froebel juga percaya bahwa dengan cara yang mistis sebuah objek di beberapa
cara akan mendapatkan penciptaan makna yang simbolik untuk anak. Seperti
(asosiasi dengan mengajarkan bola dalam makna kesatuan.)

3. Jenis Metodelogi Froebel


Mengembangkan seseorang sesuai karakter nya seperti : berdoa, menghafalkan,
mengucapkan jawaban secara bersama, bertanya, bermain, meninjau atau
memeriksa, bercerita, latihan atau ulangan.

Peranan pendidikan utama dalam keluarga yaitu ayah dan ibu. ia merupakan suatu
proses perkembangan anak. Keluarga harus menjadi wadah agar anak mampu
mengembangkan semua kemungkinan yang tersirat dalam karakter anak sebagai
makhluk yang diciptakan allah. Dan setiap anak memiliki tahapan perkembangan
yang sesuai dengan perkembangan umurnya. Faktor lingkungan juga dapat
memperlakukan orang dewasa yang hendaknya dapat menyeseuaikan kebutuhan
perkembangan anak.

4. Tujuan kemampuan anak pada teori Froebel


pertumbuhan dalam pengetahuan dan pengertian juga bisa menghargai perasaanya
sebagai cara mengetahui yang berlaku agar anak juga bisa memecahkan
masalah-masalah secara tangkas dan bermoral dan adil terhadap dirinya sendiri.

Dan mengoptimalkan kemampuan anak melalui stimulasi yang sudah


dipersiapkan. Dapat memberikan stimulasi yang maksimal maka guru tersebut
harus mempersiapkan lingkungan pembelajar yang tenang dan teratur. Kelas nya
terdiri dari bermacam-macam usia yang akan membuat anak dapat belajar dari
anak yang lebih tua usia nya. Nah, dengan demikian anak belajar secara
individual, anak akan dilatih secara mandiri. Dengan metode pembelajaran
montesori yang berpusat pada anak yang akan mengedepankan keterampilan agar
anak menjadi pribadi yang mandiri dan siap menghadapi kehidupan selanjutnya.

5. Konsep filosofi frederich wilhelm froebel

Froebel menekankan bahwa anak mempunyai kecenderungan untuk mengerjakan


sesuatu dalam mengerjakan sesuatu dalam memperhatikan apa yang dikerjakan
anak dan memberikan dukungan apabila pekerjaan nya telah selesai maka orang
tua selayaknya memujinya. frobel mendasarkan pandangan teologi pada alam.
Alam senantiasa untuk mencapai kecerdasannya atau terus menerus mengalami
perubahan untuk menuju ke bentuk sempurna.
b. Konsep pendidikan

1. Hakekat pendidikan
Dalam hubungan dengan itu Froebel menyajikan empat prinsip mendasar yang
perlu diperhatikan dalam pendidikan. Pertama, bahwa perkembangan alamiah
menyatakan dirinya dalam perkembangan individu dan harus ditunjukkan
dalam pengajaran tentang ilmu pengetahuan, kemanusiaan dan agama. Kedua,
pendidikan harus diatur demi harmonisnya dengan perkembangan alam yang
natural dari anak-anak. Ketiga, pendidikan harus membuka dan
mengembangkan keseluruhan pribadi manusia, agama seharusnya diajarkan
dalam rangka mengolah emosi alam harus dipelajari sebagai pewahyuan diri
Allah dan matematika harus diapresiasikan sebagai simbol hukum universal.
Bahasa juga menghubungkan manusia dengan hukum dan ritme  benda-benda
dan harus menjadi bagian dari pendidikan. Keempat, seni harus diajarkan
karena merupakan talenta umum manusia dan dapat menghadirkan
keharmonisan dalam diri manusia.

2. Metode pendidikan
Dalam hubungan dengan konteks anak-anak, perlu diperhatikan
perkembangan yang mengarahkan anak pada suatu kesadaran diri dalam
suasana bebas, dimana seorang individu dibiarkan untuk menunjukkan,
mengekspresikan yang ada dalam dirinya dengan bebas. Menurut Froebel
permainan merupakan metode yang paling cocok dan penting bagi penerapan
ekspresi ini.
Dalam pendidikan ini Froebel kemudian menyusun dan mengembangkan
kurikulum pendidikan yang terecana dan sistematis.  Bagi dia yang menjadi
dasar bagi kurikulum tersebut adalah gift dan occupation. pemberian yang
menyediakan permainan-permainan dan usaha, kerja yang bisa dibuat dengan
permaianan yang ada.

3. Pola pembelajaran anak yang ditanamkan oleh kindergarten

1. Mempelajari matematika melalui permainan


Saat berbaris misalnya, anak yang bertubuh tinggi diminta berada di bagian
belakang, sebaliknya yang bertubuh lebih pendek di depan. Pola ini memberikan
pemahaman bagi anak untuk mulai belajar matematika sambil bermain.
2. Memahami perbedaan semenjak dini
Yang cukup menarik, taman kanak-kanak (TK) umumnya tidak menggunakan
seragam. Secara psikologi perkembangan, pola ini bertujuan agar anak mulai
dapat memahami tentang perbedaan semenjak dini. Ada yang berbeda antara
dirinya dan orang lain.
3. Memperkuat sikap ego anak Selain itu, pola lain yang diterapkan adalah
memperkuat sifat ego anak. Kebanyakan orang tua memasukan anaknya ke
TK bertujuan agar si anak mampu bersosialisasi. Padahal, dalam usia dini
yang harus di perkuat adalah ego anak. Anak harus dididik berkata “inilah
aku” bukan “inilah kami”. Kepercayaan diri yang tumbuh sejak dini
berdampak pada kemandirianya di masa mendatang. Anak baru belajar
bersosialisasi ketika dia masuk sekolah dasar (SD), karena saat itu otaknya
sudah mulai berkembang dan emosinya mulai tumbuh.
4. Pelajaran musik untuk kecerdasan anakYang tak kalah pentingnya dalam
pembelajaran anak usia dini adalah dengan memberikan pelajaran musik,.
Dengan musik, anak mengenal pola ketukan yang merupakan bantuan
tersendiri bagi pengembangan kecerdasan anak.

KESIMPULAN

Pemahaman tentang pendidikan anak tidaklah cukup dicerna dari


pemikiran saja, akan tetapi harus dimulai dari menelaah berbagai konsep baik
telaah dari tafsir maupun pemikiran barat. Pemikiran Froebel dikembangkan
untuk pendidikan prasekolah telah berlangsung lama melalui banyak
penelitian ilmiah. Filosofinya berkisar tiga ide utama kesatuan penciptaan,
menghormati anak sebagai individu,dan pentingnya bermain dalam
pendidikan anak-anak. Froebel juga menafsirkan bahwa guru sebagai salah satu
pembimbing anak melalui kegiatan dan membantu anak untuk menghubungkan
pengalaman mereka satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA

andhi, Teguh Wangsa.Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.Hallinan, Maureen T.


2000. Handbook of the Sociology of Education. Notre Dame:
Springer.http://id.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Froebel, diakses 05 April 2017.Judi, Anwar.
1975.al-Tarbiyah wa Binai al-Ajyal fi Dawgh al-Islam. Beirut: Dar al-Fikr.

Anda mungkin juga menyukai