Anda di halaman 1dari 1

Puisi Untuk Ayah Tercinta

Oleh : Fajar Sunariyadi

dulu...
kita bercerita 
besama dendangan rumput yang tengah bersuka ria 
juga siulan burung pipit
diantara sudut sinar mentarikita berlomba mengucap harapan 
bersuka cita 
bergaduh-gaduh sendiri
untuk mencoba membahagiakan diri
kita berlari diantara detik-detik waktu
sambil memikul derita
dan kecambuk rasa sakit 
juga mengangkang kita dalam lelah dan ragu

kau yang mengajariku mengayuh sepeda


kau yang mengajakku ke tempat kau mencetak rejeki
saat melihat kau tersenyum
saat melihat lengkung pipi
menghias di wajahmu

kini
kau pergi dan tak mungkin kembali
hanya tinggalkan kisah dan tetesan air mata
yang menghujam diri
tangan ini ,berusaha melawanmu
kaki ini, berusaha lari darimu
mulut ini, bermunafik tentangmu 
pikiran ini, kurang ajar kepadamu

ya tuhan..
seberapa besar dosa ini kepadanya
dosa yang menumpuk tertimbun oleh dunia fana ini
kenapa kau ambil dia dengan cepat, tuhan

Anda mungkin juga menyukai