Anda di halaman 1dari 24

SURVEI AKTIVITAS FISIK SISWA PADA ERA NEW NORMAL

DI SMA SEDERAJAT SE-KABUPATEN DEMAK TAHUN 2021

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata

I untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Arif Rahmad Faizal

NPM. 19230005

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

DAN KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yaitu pembelajaran yang mendidik, membimbing melatih dan

mengajar, Pendidikan juga bisa diberikan dari suatu kelompok orang yang secara

turun temurun bahkan bisa dimodifikasi atau di update perbaharui mengenai

generasi awal sampai ke generasi selanjutnya melalui pelatihan, pengajaran dan

penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga

memungkinkan secara otodidak. Pendidikan juga bisa dikatakan sebagai sarana

yang dapat membebaskan seseorang dari kebodohan yang memiliki contoh yang

timbul dari kebodohan yaitu kemiskinan, gampang ditipu pola pikir sempit,

pengangguran dan sebagainya. Secara etimologi pendidikan berasal dari bahasa

latin ducare yang artinya memimpin, menuntun atau mengarahkan, sedangkan e

berarti “keluar” maksudnya dari dalam ke luar atau dari sedikit menjadi banyak.

Pendidikan menuntun seseorang keluar dari ketidaktahuan tentang sesuatu

menjadi tahu. Secara khusus proses dalam pendidikan menggunakan sarana atau

fasilitas didalam ruangan secara formal, namun secara umum pendidikan juga bisa

dilaksanakan dimana saja baik melalui pembelajaran dalam jaringan (daring)/

online, pembelajaran otodidak (belajar sendiri), pembelajaran tatap muka dan

pembelajaran menggunakan sosial media seperti google, youtube dan sebagainya.

Pendidikan sendiri juga memiliki tujuan tertentu yaitu memenuhi atau meraih cita-

cita seseorang yang telah diinginkan melalui tahap pendidikan


tersebut. Menurut (Ahmad D. Marimba, 2012), Pengertian Pendidikan

adalah bimbingan jasmani dan rohani untuk membentuk kepribadian utama,

membimbing keterampilan jasmaniah dan rohaniah sebagai perilaku nyata yang

bermanfaat pada kehidupan siswa di masyarakat. Di Indonesia sendiri memiliki 3

jenis pendidikan antara lain :

1. Pendidikan formal adalah pendidikan yang memiliki jenjang dan

terstruktur mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD), Pendidikan sekolah

dasar (SD), Pendidikan sekolah menengah pertama (SMP), Pendidikan sekolah

menengah atas (SMA) dan pendidikan tinggi (Universitas).

2. Pendidikan non formal adalah pendidikan diluar pendidikan formal yang

bisa dilaksanakan secara berjenjang dan terstruktur. Jenis pendidikan ini bisa

disetarakan atau di samakan dengan hasil program pendidikan formal melalui

penilaian dari pembimbing atau pihak yang berwenang. Pendidikan non formal

memiliki penyelenggara pendidikan antara lain adalah kelompok bermain (KB),

Taman penitipan anak (TPA), Lembaga kursus, Sanggar, Lembaga pelatihan,

Kelompok belajar, Pusat kegiatan belajar masyarakat Majelis taklim.

3. Pendidikan informal adalah pendidikan yang berasal dari lingkungan dan

keluarga dimana pesertanya dapat belajar secara mandiri contoh dari pendidikan

informal yaitu agama, budi pekerti, etika, sopan santun, moral dan sosialisasi.

Pendidikan jasmani memiliki pengertian membimbing, mendidik,mengajar

dan melatih dengan aktivitas fisik jasmani dan rohani sesorang Pendidikan

olahraga adalah sebuah kurikulum dan pengembangan model


pengajaran dalam pengembangan program pendidikan jasmani di sekolah di

Indonesia. Dengan demikian pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari

pendidikan secara keseluruhan, maka dari itu pendidikan jasmani

mempunyaitujuan positif kepada masyarakat sekolah khususnya yaitu untuk

mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kristis,

keterampilan sosial, keterampilan gerak, penalaran, kestabilan emosional, pola

hidup sehat, serta adaptasi lingkungan melalui aktivitas jasmani yang memiliki

tujuan tertentu. Tujuan pendidikan jasmani menurut (Rosdiani, 2013) “Pendidikan

Jasmani bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari

berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik

dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral” singkatnya.

Pada akhir tahun 2019 tepatnya pada bulan Agustus dunia mendapat ujian

yang berat dengan adanya penyebaran virus yang baru yaitu Corona Virus Disease

(Covid- 19). Corona Virus Disease (Covid-19) merupakan wabah penyakit baru

yang belum pernah diidentifikasi oleh manusia, wabah penyebaran penyakit ini

awal mulanya disebabkan oleh pasar hewan yaitu pasar WuhanChina akan tetapi

masih ada banyak perselisihan penyebab adanya wabah Corona Virus Disease

(Covid-19) karena ada yang berpendapat tentang hewan yang dijual di pasar

Wuhan China dan makanan beku, dari wabah virus Corona Virus Disease (Covid-

19) memiliki gejala pilek, panas, gangguan pernafasan dan ada juga yang tidak

memiliki gejala tersebut, pada tanggal 30 Januari 2020 WHO World Health

Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia telah menetapkan sebagai

kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dan


memiliki dampak besar secara global, setiap hari WHO World Health

Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia selalu mengupdate tantang

informasi korban yang terjangkit atau terkena virus Corona Virus Disease

(Covid-19) yang selalu bertambah pada setiap harinya, virus Corona Virus

Disease (Covid-19) sendiri menyebar dengan luas dan cepat di seluruh belahan

dunia secara merata sehingga mengakibatkan pandemic secara merata. Menururt

UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization)

atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB tercatat

setidaknya 1.5 milyar anak usia sekolah yang terkena dampak dari virus Corona

Virus Disease (Covid-19) dari 188 negara termasuk 60juta diantaranya ada di

Indonesia, hal tersebut juga memiliki dampak yang buruk bagi sistem

pembelajaran yang ada di Indonesia khususnya guru di Indonesia pada saat

pemberian pembelajaran yang memiliki aspek atau unsur praktek secaralangsung

yaitu pendidikan jasmani keolahragaan dan kesehatan.

Sejak terjadinya wabah yang meresahkan serta mematikan ini yaitu Virus

Corona Corona Virus Disease (Covid-19) yang memakan korban di negara

Indonesia ini, pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan dan Kementrian Agama Republik Indonesia memberi arahan tentang

antisipasi terjadinya penularan wabah Virus Corona Corona Virus Disease

(Covid- 19) tersebut dengan memberlakukan atau menerapkan belajar dan bekerja

dari rumah yang mulai diterapkan pada pertengahan bulan Maret 2020. Hal

tersebutjuga terlampir dalam informasi dari surat edaran Mendikbud No.4 Tahun

2020 Tentang pelaksanaan kebijakan dan pendidikan dalam masa darurat

penyebaran Virus Corona Virus Disease (Covid-19) (Rachmat, A., dan Krisnadi,

2020). Berdasarkan data dari Kemendikbud Tahun 2020 bahwa banyaknya siswa

yang terkena dampak akibat Virus Corona Corona Virus Disease (Covid-19)

sehingga mengharuskan mereka belajar dirumah antara lain siswa Sekolah Dasar

(SD) sebanyak 28,6 juta, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 13,1 juta,
Sekolah Menengah Atas
(SMA) sebanyak 11,3 juta dan Pendidikan Tinggi sebanyak 6,3 juta

Kemendikbud (Hamdani, Acep Roni,dan, 2020) Pembelajaran merupakan proses

interaksi antara pendidik dengan peserta didik, pembelajaran juga dapat diartikan

sebagai proses interaksi yang pada dasarnya mencakup dua konsep yang saling

berhubungan antara belajar dan mengajar. Menurut (KBBI, 2021) pengertian

pembelajaran berarti psoses, cara, pembuatan, menjadi makhluk hidup belajar.

Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi dan metakognisi

yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal inilah yang terjadi ketika seseorang

sedang belajar,

kondisi ini juga sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, karena belajar

merupakan proses alamiah setiap orang. Gagne di dalam (Khanifatul, 2012)

menyebutkan bahwa instruksi atau pembelajaran adalah suatu sistem yang

bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian

peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan

mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat intern salah satu

faktor penentu tercapainya pembelajaran adalah ketetapan bahan yang diberikan

kepada peserta didik. Seorang guru dituntut untuk terampil dalam memilih bahan

pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi pembelajaran tersebut harus disusun

dan dirumuskan dengan baik agar dapat menarik minat peserta didik dalam

pembelajaran di kelas. Dalam pengertian konteks pendidikan, guru biasanya

berusaha mengajar supaya peserta didik dapat belajar menguasai isi pelajaran

demi mencapai suatu tujuan yang ditentukan. Pembelajaran akan membawa pada

perubahan pada seseorang. Pembelajaran adalah suatu kata yangmemiliki arti

sama dengan kata mengajar. Kata mengajar memiliki arti yang kompleks dan

beraneka macam sesuai dengan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan.

(Majid, 2014) menjelaskan bahwa materi pembelajaran adalah pokok-pokok

materi pembelajaran yang harus dipelajari peserta didik sebagai sarana

pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen

penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar. Peserta didik


akan dinilai
berdasarkan kemampuannya dalam menyerap pokok materi pembelajaran yang

sesuai dengan instrument dan indikator pembelajaran.

Tentang adanya perubahan keseluruhan dalam dunia pendidikan karena

wabah yang menjangkit di negeri ini untuk itu pemerintah memanfaatkan

teknologi-teknologi yang bisa membantu sistem pembelajaran yang

akandilakukan atau dilaksanakan untuk diberikan kepada siswa atau peserta didik,

lewat peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang

pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas

pembelejaran oleh Kemendikbud (Nuraini, Yuliani, 2020). Tentang adanya

pemanfaatan teknologi yang baru dan yang terupdate diharapkan pembelajaran di

sekolah bisa menjadi lebih menarik aktif, kreatif dan inovatif. Hal tersebut juga

bertujuan untuk menggati pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran dalam

jaringan (daring). Melakukan kegiatan aktivitas fisik memiliki banyak manfaat

bagi kesehatan tubuh, kebugaran jasmani, rohani serta kesehatan pikiran. Maka

dari itusemakin kita sering melakukan kegiatan aktivitas fisik secara rutin dan

teratur makadapat mengurangi berbagai macam penyakit dalam tubuh kita sebagai

contoh dapatmengurangi resiko penyakit jantung, stroke, diabetes, dapat

mengidealkan tubuh, mengurangi tekanan darah, membantu merefresh atau

membersihkan otak hingga meminimalisir terjadinya penyakit kanker pada

tubuh.Pada dasarnya aktivitas fisikyang rutin dan teratur juga menungkatkan

kesehatan mental seseorang dan dapat mengurangi rasa depresi dan menunda

dimensia atau gejala pemikiran dan sosial yang menggangu aktivitas sehari -hari

serta meningkatkan rasa ketenangan kesejahteraan secara menyeluruh. (ADA,

2015) manfaat dalam aktivitas fisik diantaranya adalah menjaga tekanan darah

dan kolesterol, menurunkan resiko penyakit jantung dan stroke, menjaga berat

badan,
menurunkan tingkat stress atau depresi memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat

jantung, memperkuat tulang dan otot, menurunkan gejala depresi dan

memperbaiki kualitas hidup.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka identifikasi masalah

dalam peneliti ini adalah sebagai berikut :

Pembelajaran dalam jaringan (daring) merupakan pembelajaran yang

diberikan kepada siswa di massa pandemi dilakukan karena untuk memutus

rantai penyebaran virus Corona Virus Disease (Covid-19).

1. Perlunya modifikasi pembelajaran dalam jaringan (daring) agar tidak

monoton dan siswa bisa termotivasi untuk melakukan hal kreatif serta

inovatif.

2. Pengawasan orangtua yang kurang baik terhadap anak untuk melakukan

kegiatan aktivitas fisik, sehingga siswa kurang aktif dalam bergerak, dan

akan mempengaruhi aktivitas fisiknya.

C. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan-pembahasan diatas akan ada rumusan masalah yang

akan dianalisi dan diteliti maka dari itu rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana kegiatan aktivitas fisik yang dilakukan siswa pada masa era

new normal di SMA sederajat Se-Kabupaten Demak?

2. Bagaimana keefektifan guru pendidikan jasmani memberikan tugas praktik yang

berupa aktivitas fisik terhadap siswa di era new normal di SMA sederajat

se- Kabupaten Demak?

D. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang masalah diatas tujuan penelitian ini sebagai


berikut:

1. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana siswa

melakukan aktivitas fisik pada era new normal di SMA sederajat se-

Kabupaten Demak

2. Tujuan penulisan ini juga untuk mengetahui keefektifan guru penjas

dalam memberikan tugas praktek atau tugas Pendidikan Jasmani

(Penjas) kepada siswa di SMA sederajat se-Kabupaten Demak.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut: Penelitian ini memiliki

tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian penelitian ini diharapkan

mempunyai manfaat dan gambaran dalam pendidikan dan dalam pembelajaran

dalam jaringan (daring) sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini dapat memberikan gambaran dan informasi

kepada pendidik atau guru mengenai bahan informasi serta kajian penelitian

yang lain terutama tentang aktivitas fisik jasmani siswa SMA Sederajat se-

Kabupaten Demak dan penelitian ini juga menjadi bahan referensi untuk

penelitian-penelitian yang relevan selanjutnya.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh

semua pihak, bagi sekolah, bagi guru dan bagi siswa.

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

informasimengenai pembelajaran dalam jaringan (daring) terhadap

pemberian pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

(PJOK) serta aktivitas fisik yang berlangsung di SMA Negeri se-


Kabupaten Demak dan sebagai evaluasi bagi sekolah dalam mendidik

perkembangan siswa melalui pembelajaran dalam jaringan (daring).

b. Bagi Guru

Memiliki manfaat yaitu hasil penelitian ini dapat memberikan informasi

mengenai masalah perilaku sosial siswa yang terjadi dalam pelaksanaan

pembelajaran dalam jaringan (daring) mata pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan (PJOK) khususnya aktivitas fisik serta dapat

memotivasi guru agar mampu berinovasi menciptakan kualitas yang

memungkinkan siswa untuk mengembangkan prestasi yang baik

sehingga aktivitas fisik pada pembelajaran dalam jaringan (daring)

khususnya pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

dapat terlaksana dengan baik dan tujuan dapat tercapai secara maksimal.

c. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman bagi siswa agar lebih

terbuka dan lebih termotivasi inovasi untuk bersosialisasi

secaramaksimal dalam pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan

(daring) khususnya pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan olahraga terhadap tugas praktek atau aktivitas fisik yang

sudahdiberikan guru kepada siswa dan lebih aktif lagi melakukan

aktivitas fisik yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh dan

perkembangan anak pada era new normal.


d. Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan mengenai hasil dari survei aktivitas fisik

siswa pada masa era new normal di SMA sederajat se-Kabupaten

Demak.

e. Bagi pembaca

Menambah pengetahuan mengenai hasil dari survei aktivitas fisik siswa

pada masa era new normal di SMA sederajat se-Kabupaten Demak.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti mencari informasi-informasi dari

penelitian terdahulu berupa jurnal-jurnal sebagai bahan informasi dan bahan

perbandingan antara penelitian terdahulu dengan yang sekarang diteliti dan

melihat teori yang berasal dari jurnal atau peneliti terdahulu untuk dijadikan

bahan gambaran serta informasi yang akan dibuat yang berkaitan dengan judul

skripsi maka penelitian mengenai Survei aktivitas fisik siswa pada masa era new

normal di SMA sederajat se-Kabupaten Demak yang relevan dengan penelitian

terdahulu diantaranya adalah :

1. Penelitian dari (Wahyu Aji Fatma Dewi., 2020) yang berjudul “Dampak

Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar”.

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dengan peserta

didik, pembelajaran juga memiliki jenis antaranya yaitu pembelajaran secara

langsung atau tatap muka dan pembelajaran tidak langsung biasanya bisa
menggunakan sosial media seperti web, whatshap aplikasi, zoom, google

classroom dan sebagainya, Adanya wabah yang melanda dunia khususnya di

Indonesia di dalam dunia Pendidikan di Indonesia juga menerapkan

pembelajaransecara tidak langsung atau bisa dikatakan pembelajaran dalam

jaringan (daring) pemebelajaran ini menggunakan berbasis aplikasi diantaranya

adalah whatshap, google classroom, google meet, zoom, youtube dan sebagainya,

tidak semua

2. Penelitian dari (Jayul, Achmad, 2020) yang berjudul “Model Pembelajaran

Daring Sebagai Alternatif Proses Kegiatan Belajar Pendidikan Jasmani di Tangah

Pandemi Covid-19”. Pembelajaran pada hakekatnya merupakan timbal balik

antara guru dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar yang dinamnis

untuk memberikan nilai-nilai kepada peserta didik supaya dapat melakukan

perubahan tingkah laku maupun pengetahuan, akan tetapi tentang adanya wabah

virus yang menyerang dunia dan Indonesia maka banyak dampak yang dirugikan

khususnya didunia pendidikan di Indonesia, maka sistem pembelajaran di

Indonesia dirubah keseluruhan dengan menggunakan pembelajaran dalam

jaringan (daring), pembelajaran ini menggunakan jaringan internet diantaranya

pembelajaran ini pengggunakan aplikasi whatshap, google classroom, google

meet, youtube zoom dan sebagainya, dalam penelitian tersebut membahas tentang

adanya ide-ide yang akan diberikan pada saat pembelajaran atau alternatif tentang

pembahasan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada

Siswa maka peneliti tersebut memiliki alternatif untuk memberikan pembelajaran

menggunakan aplikasi-aplikasi diantaranya whatshap, google classroom, google

meet, youtube zoom dan sebagainya, akan tetapi pada penelitian tersebut juga

mendapatkan kendala akan pembelajaran Pendidikan jasmani yang berkaitan

dengan aspek psikomotor (gerak) yang bersifat praktikum. Metode yang memiliki

aplikasi video dapat digunakan dalam proses pembelajaran Pendidikan jasmani


(penjas).
B. Landasan Teori
1. Model Pembelajaran

(Rusman, 2016), model pembelajaran merupakan cara penyajian yang

digunakan guru untuk pembelajaran dari awal sampai dengan akhir untuk

mencapai sebuah tujuan pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi sebagai

pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam melakukan aktivitas

pembelajaran. Sedangkan menurut (Isjoni, 2013), model pembelajaran diartikan

sebagai rencana atau pola yang digunakan sebagai penyusunan kurikulum,

mengatur materi pembelajran, dan sebagai petunjuk kepada guru dikelas. Pandemi

Covid-19 telah melanda dunia hampir selama 1 tahun belakangan ini, pandemi ini

berdampak pada perubahan aktivitas belajar mengajar di Indonesia, termasuk

metode pembalajaran. Metode pembelajaran menurut (Pusdiklat Kemdikbud,

2020) yang digunakan selama pandemic Covid-19 antara lain :

a. Project Based Learning

Project Based Learning memiliki tujuan untuk memberikan kepada siswa

untuk dapat berkolaborasi, gotong royong secara sesama. Metode ini cukup

efektif diterapkan kepada siswa dengan membentuk kelompok belajar, project

based learning cocok untuk siswa yang berada pada zona hijau atau kuning

dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

b. Daring Method

Metode daring ini memanfaatkan jaringan online, dan dapat membuat para

siswa kreatif dalam memanfaatkan barang-barang sekitar rumah dan mengerjakan

kegiatan tersebut melalui sistem online. Metode ini cocok digunakan bagi pelajar

pada zona merah. Dengan metode daring, sistem pembelajaran yang disampaikan

akan tetap berlangsung dan tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan

aman.
c. Luring Method

Luring method merupakan model pembelajaran yang dilakukan pada luar

jaringan. Dalam artian, metode ini dilakukan secara tatap muka dan bergiliran

(shift model) dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Model

pembelajaran luring ini disarankan oleh Kemendikbud untuk memenuhi

penyederhanaan kurikulum selama masa pandemi. Selain itu, model

B. Hipotesis Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2018) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah.

Berdasarkan kajian teori diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah

sebagai berikut:

Berdasarkan landasan teori maka hipotesis dari penelitian ini adalah dengan

pembelajaran secara daring atau online pada era new normal di SMA sederajat se-

Kabupeten Demak tahun 2021 siswa sesekali melakukan aktivitas fisik.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif dengan

menggunakan metode survei yang dilakukan secara online melalui googleform.

Proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan secara langsung kepada

sumbernya, atau disebut dengan data primer yang dilakukan dengan menyebarkan

kuisioner (angket) melalui online lewat media google form kepada guru mata

pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK) SMA sederajat se-

Kabupaten Demak. Data diperoleh dengan pengisian pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan pembelajaran daring dalam mata pelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK), selama dalam masa pandemi Covid-19

yang dibagikan kepada responden melalui formulir yang telah dibuat. Setelah data

terkumpul, selanjutnya akan dianalisis dan di persesentase untuk di deskripsikan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2018) mengartikan populasi sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam peneltian ini adalah guru


pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK) SMA sederajat se-

Kabupaten Demak. Di Kabupaten Demak terdapat 14 Kecamatan yang

terdapat beberapa sekolahan. Populasi yang diambil dalam penelitian

iniadalah perwakilan satu sekolah SMA sederajat perkecamatan yang ada di

Kabupaten Demak.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam suatu

penelitian dan hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi populasi

asalnya, tetapi bukan populasi itu sendiri. Menurut (Sugiyono, 2010), sampel

merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Pada penelitian ini,pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan metode simpel random sampling. Metode simpel random

sampling menurut (Sugiyono, 2017) adalah pengambilan sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan jenis kelamin yang terdapat

dalam populasi itu. Sampel dalam penelitan ini adalah perwakilan

perkecamatan guru PJOK SMA sederajat se-Kabupaten Demak.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel merupakan suatu variabel dalam konsep yang

jelas dan dapat diukur dengan unsur-unsur atau elemen-elemen yang ada

didalamya (Agung Sunarno dan R. Syaifullah D. Sihombing, 2011). Definisi

operasional dilakukan setelah mengidentifikas dan mengklarifikas variabel.

Variabel dalam penelitian ini merupakan variable terikat.


Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent), dan variabel

terikat (dependent).

1. Variabel Bebas

Variabel Bebas merupakan yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab

timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2017). Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK)

2. Variabel Terikat

Menurut (Sugiyono, 2017) variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitan ini variabel

terkikat yang digunakakan yaitu guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

(PJOK).

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitiann ini adalah

observasi dan kuisioner. Observasi dilakukan untuk mengetahui proses

pembelajaran yang dilaksanakan dan kesesuainnya terhadap pembelajaran yang

telah direncanakan. Observasi dilakukan dengan metode pengumpulan data

melalui pengamatan dan pencatatan subjek penelitian. Observasi yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan survei melalui angket

(kuisioner)yang dilakukan secara online dengan google form.

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperoleh dari suatu proses teknik

pengumpulan data dalam penelitian kauntitatif yang memungkinkan diperoleh


dengan waktu yang relatif cukup lama. Teknik pengumpulan data merupakan

Langkah yang strategis digunakan oleh peneliti yang bertujuan untuk

mendapatkan data dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti memilih jenis

penelitian kauntitatif yang dibutuhkan data yang jelas dan spesifik.

Menurut(Sugiyono, 2018) bahwa pengumpulan data diperoleh dari observasi,

wawancara, dokumentasi, dan triangulasi. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara dan

dengan penyebaran angket (kuisioner).

a. Wawancara

Wawancara merupakan aktivitas tanya dan jawab secara lisan untuk

didapatkan data dan informasi yang diberikan. Bentuk data atau informasi yang

didapatkan bisa dalam bentuk tulisan, rekaman suara maupun video. Pelaksanaan

wawancara dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Wawancara menurut

(Sugiyono, 2018) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) untuk memberikan jawaban atas

pertanyaan yang diberikan. Objek penelitian ini menggunakan Teknik wawancara

tidak terstruktur yaitu dimana pewawancara memberikan pertanyaan yang tidak

sesuai dengan daftar pertanyaan yang sudah tertulis atau lebih fleksibel. Dalam

subyek penelitian ini wawancara dilakukan dengan dengan guru pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) SMA sederajat se-Kabupaten Demak.


b. Angket (Kuisioner)

Angket atau kuisioner merupakan cara pengumpulan data atau informasi dalam

jumlah yang banyak atau besar dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan

kepada responden untuk dijawabnya. Pengumpulan data atau informasinya juga

relative cepat karena peniliti tidak perlu hadir. Menurut (Sugiyono, 2018)

mengatakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya.

E. Validitas dan Reliabilitas Instrument

1. Validitas

Menurut (Ghozali, 2016) uji validitas digunakan untuk mengukur valid

atau tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuisioner tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur.

2. Realibilitas

Realibitas juga disebut dengan keandalan merupakan konsitensi dari

serangkaian pengujian atau pengukuran dengan serangkaian alat ukur. Hal

tersebut bisa dikatakan reabilitas jika alat untuk mengukur dengan alat ukur yang

sama dan menghasilkan hasil yang sama juga atau peneliti sama dalam waktu

berbeda dan menhasilkan data yang sama. Menurut (Sugiyono, 2017) menyatakan

bahwa uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.

Teknik analisis data dilakukan setelah semua data dikumpulkan kemudian data

tersebut dianalisis meliputi pengolahan data dari hasil pengisian angket (kuisioner)

dan wawancara oleh guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan(PJOK)

sebagai responden yang memberikan tugas praktek mata pembelajaran pendidikan


jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK) berupa aktivitas fisik siswa SMA

sederajat pada era new normal se-Kabupaten Demak. Dengan adanya hasil dari

pengumpulan data-data yang telah diteliti maka dapat ditarik kesimpulan

mengenai survei aktivitas fisik siswa pada era new normal di SMA sederajat se-

Kabupaten Demak.

Penelitian kuantitatif ini diteliti dan dianalisis menggunakan statistik

deskriptif. Menurut (Sugiyono, 2017) mendefinisikan statistic deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.


DAFTAR PUSTAKA
A.N Sobron. dkk. (2019). Persepsi Siswa Dalam Studi Pengaruh Daring
Learning Terhadap Minat Belajar IPA. Jurnal Pendidikan Islam Dan
Multikulturalisme, 1(2).
Abu Ahmadi dan Supriyono. (2014). Psikologi Belajar. In PT. Rineka Cipta.
ADA. (2015). American Diabetes Association: Standards Of Medical Care
In Diabetes. Beauregard St.
Adrianto, R. (2013). Beauregard St. Adrianto, Rizky. (2013). Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi
Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil
(Studi Kasus Pada Industri Krupuk Rambak di Kelurahan Bangsal,
Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. Jurnal Ilmiah. Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.
Agung Sunarno dan R. Syaifullah D. Sihombing. (2011). Metode Penelitian
Keolahragaan. Surakarta. In Yuma Pustaka.
Ahmad D. Marimba, dan M. (2012). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. In PT.
Al Ma’arif.
Al Muchtar, S. (2015). Dasar Penelitian Kualitatif. Bandung. In Gelar Pustaka
Mandiri.
Aqib, Z. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). In Yrama Widya.
Arief S. Sadiman, D. (2012). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. In PT. Raja Grafindo Persad.
Astini, N. K. S. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
86

Anda mungkin juga menyukai