Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

BLOK KARDIOVASKULER II

“ Patologi Anatomi ”

Disusun Oleh:

Nama : Richa Baqiyatush Sholihah

Kelas : B kelompok 1

NIM : 021.06.0089

Tutor : dr. Hilda Santosa, Sp. PA

dr. I.G.M. Sanies Ermawan, Sp.PA

LABORATORIUM TERPANDU 1

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

TAHUN AJARAN 2022/2023

1|P age
KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis ucapkan kehadiran Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
laporan ini dapat tersusun sampai dengan selesai.

Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat nilai praktikum Patologi Anatomi. Untuk
penyusunan laporan ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan dan bimbingan, untuk itu,
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. dr. Hilda Santosa, Sp. PA dan dr. I.G.M. Sanies Ermawan, Sp.PA. Sebagai tutor
pelaksana praktikum Patologi Anatomi.
2. Bapak/ibu Dosen Universitas Islam Al-Azhar yang telah memberikan masukan yang
terkait makalah yang penulis buat.
3. Serta kepada teman teman yang memberikan masukan dan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu pendalaman
lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif demi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Mataram, 29 Desember 2022

Penulis

2|P age
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. 3
BAB I ........................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................................................. 4
1.2 TUJUAN ............................................................................................................................................. 5
1.3 MANFAAT.......................................................................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................................................... 6
BAB III ....................................................................................................................................................... 11
METODE PRAKTIKUM................................................................................................................................ 11
3.1 WAKTU DAN TEMPAT ..................................................................................................................... 11
3.2 ALAT DAN BAHAN ........................................................................................................................... 11
3.3 CARA KERJA ..................................................................................................................................... 11
BAB IV ....................................................................................................................................................... 12
HASIL & PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 12
4.1 HASIL ............................................................................................................................................... 12
4.2 PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 13
BAB V ........................................................................................................................................................ 19
PENUTUP .................................................................................................................................................. 19
5.1 KESIMPULAN ................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................... 21

3|P age
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem kardiovaskuler adalah kumpulan organ yang bekerja sama untuk melakukan fungsi
transportasi dalam tubuh manusia. Sistem ini bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah,
yang mengandung nutrisi, bahan sisa metabolisme, hormone, zat kekebalan tubuh, dan zat lain ke
seluruh tubuh. Sehingga, tiap bagian tubuh akan mendapatkan nutrisi dan dapat membuang sisa
metabolismenya ke dalam darah. Dengan tersampainya hormone ke seluruh bagian tubuh,
kecepatan metabolisme juga akan dapat diatur. Sistem ini juga menjamin pasokan zat kekebalan
tubuh yang berlimpah pada bagian tubuh yang terluka, baik karena kecelakaan atau operasi,
dengan bertujuan mencegah infeksi di daerah tersebut. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa
sistem kardiovaskuler memiliki fungsi utama untuk mentransportasikan darah dan zat-zat yang
dikandungnya ke seluruh bagian tubuh. (Fikriana et al., 2020)

Sistem kardiovaskuler pada prinsipnya terdiri dari jantung, pembuluh darah dan saluran limfe.
Sistem ini berfungsi untuk mengangkut oksigen, nutrisi dan zat – zat lain untuk didistribusikan ke
seluruh tubuh serta membawa bahan – bahan hasil akhir metabolisme untuk dikeluarkan dari
tubuh. Jantung terletak pada mediastinum, yaitu kompartemen pada bagian tengah rongga thoraks
diantara dua rongga paru. Mediastinum merupakan struktur yang dinamis , lunak yang digerakkan
oleh struktur – struktur yang terdapat didalamnya (jantung) dan mengelilinginya (diafragma dan
gerakan lain pada pernafasan) serta efek gravitasi dan posisi tubuh. (Fikriana et al., 2020)

Patologi adalah ilmu yang mempelajari penyakit dan proses terjadinya suatu penyakit. lstilah
patologi berasal dari bahasa Yunani yaitu pathos yang berarti emosi, menderita atau gairah,
sedangkan ology artinya ilmu. Ilmu patologi disebut sebagai ilmu yang paling mendasar dalam
dunia kedokteran. Patologi akan membantu dokter mendiagnosis berbagai jenis penyakit yang
diderita pasien. Selain itu, patologi juga diperlukan dalam menentukan penyebab dan tingkat
keparahan suatu penyakit, memutuskan langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat, serta
memantau efektivitas pengobatan yang telah diberikan . Patologi dapat menganalisis penyakit
yang disebabkan oleh karena ada perubahan struktur dan fungsi sel dan jaringan tubuh. Tujuan
utama patologi yaitu mengidentifikasi penyebab penyakit untuk memberikan petunjuk penentuan

4|P age
program pencegahan, pengobatan dan perawatan terhadap pasien. Perubahan perubahan sel yang
diamati melalui mikroskop memberikan pengetahuan tentang penyakit yang terjadi pada
seseorang. Perubahan tersebut dapat menyebabkan kelainan struktur dan gangguan fungsi tubuh
yang berwujud penyakit (Tim Redaksi, 2020) (Cut, Sriyanti ,2018)

Patologi Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari kelainan struktur dan fungsi pada
penyakit dan hubungan kelainan dengan gejala klinis. Menelaah morfologi sel, jaringan dan organ
pada penyakit, melalui metode makroskopik dan mikroskopik, yang berfungsi sebagai sarana
diagnostik, dasar tindakan/ pengobatan klinis. Pemeriksaan patologi anatomi adalah pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan terhadap jaringan tubuh dan cairan yang berasal dari tubuh manusia,
serta menggunakan metode tertentu untuk mendapatkan diagnosis atau kelainan yang diderita.
Bahan pemeriksaannya berupa biopsi, biopsi aspirasi, sitologi, operasi (Abbas, A.K., Aster, 2019).

1.2 TUJUAN

1. Menambah pemahaman tentang histologi patologi anatomi dari sistem Kardiovaskuler II


2. Untuk mengetahui dan mempelajari dari struktur yang ada di preparat
3. Untuk mengidentifikasi karakteristik yang khas antara masing masing preparat sistem
Kardiovaskuler II

1.3 MANFAAT

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengidentifikas histopatologi dari sel/jaringan/ organ


Kardiovaskuler
2. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur mikroskopik serta mengaitkan struktur tersebut
dengan histopatologinya

5|P age
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Jantung adalah organ muscular berongga yang berbentuk piramid atau jantung pisang dan
merupakan pusat sirkulasi darah keseluruh tubuh. Jantung terletak dalam rongga thoraks dibagian
mediastinum. Jantung difiksasikan (dipertahankan) pada tempatnya agar tidak mudah berpindah
tempat. Penyokong jantung utama adalah paru-paru yang letaknya menekan jantung dari samping,
diafragma menyokong dari bawah, dan pembuluh darah besar yang keluar dan masuk jantung
sehingga jantung tidak mudah berpindah. (Tortora dan Derrickson, 2017)

Ruang jantung terdiri atas empat ruang yaitu atrium kanan dan kiri atas yang dipisahkan oleh
septum intratrial, ventrikel kanan dan kiri bawah yang dipisahkan oleh septum interventikular.
Atrium kanan terletak dibagian superior kanan jantung yang berfungsi untuk menerima darah dari
seluruh jaringan kecuali paru-paru. Atrium kiri dibagian superior kiri jantung yang berukuran lebih
kecil dari atrium kanan fungsinya menampung empat vena pulmonar yang mengembalikan darah
teroksigenasi dari paru-paru Ventrikel berfungsi mendorong darah keluar jantung menuju arteri
yang membawa darah meninggalkan jantung. Ventrikel kanan terletak dibagian inferior kanan
apeks jantung, darah keluar dari ventrikel kanan melalui trunkus pulmonar dan mengalir melalui
jarak yang pendek ke paru-paru. Ventrikel kiri terletak dibagian inferior kiri pada apeks jantung,
darah keluar meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh tubuh kecuali paru-
paru. (Tortora dan Derrickson, 2017)

Jantung memiliki katup yang berfungsi untuk mengatur urutan aliran darah. Katup jantung terdiri
dari tiga bagian yaitu :

• Katup Tricuspid
Katup tricuspid terletak antara antrium kanan dan ventrikel kanan. Katup ini memiliki
tiga daun katup (kuspis) jaringan ikat fibrosa iregular yang dilapisi endocardium. (Tortora
dan Derrickson, 2017)
• Katup Bikuspid (mitral)
Katup bicuspid terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini terletak pada
chordae tendineae dan otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup tricuspid.
(Tortora dan Derrickson, 2017)

6|P age
• Katup Semilunar dan Pulmonar
Katup semilunar aorta dan pulmonar terletak di jalur keluar ventrikular jantung sampai
ke aorta dan trunkus pulmonar. Katup semilunar terdiri dari tiga kuspis berbentuk bulan
sabit, yang tepi konveksnya melekat pada bagian dalam pembuluh darah. Katup semilunar
pulmonar terletak antara ventrikel kanan dan trunkus pulmonar. Katup semilunar aorta
terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Perubahan tekanan dalam ventrikel, dalam aorta,
dan dalam pembuluh pulmonar menyebabkan darah hanya mengalir ke dalam pembuluh
dan mencegah aliran balik ke dalam ventrikel. (Tortora dan Derrickson, 2017)

Gambar 1. Anatomi Jantung, Sumber : Tortora dan Derrickson, 2017


1. Vena cava superior
2. Atrium kanan
3. Vena cava inferior
4. Ventrikel kiri
5. Aorta desenden
6. Ventrikel kiri
7. Atrium kiri
8. Vena pulmonar kiri
9. Arteri pulmonari
10. Aorta asenden

7|P age
Jantung terletak di dada diantara belakang tulang dada paru-paru dan diafragma atas biasa
disebut mediastinum. Dikelilingi oleh perikardium yaitu perikardium fibrosa dan perikardium
serosa. Ukuran jantung yakni sebesar kepalan tangan dan memiliki berat sekitar 250-300 gram.
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan. (M, Schulter,2018)

a) Epicardium
Epikardium adalah lapisan luar dari dinding jantung dan dibentuk oleh lapisan visceral
pericardium. Visceral pericardium ini disebut sebagai lapisan epicardium Pericardium
terdiri dari dua lapisan, lapisan luar disebut pericardium fibrous dan lapisan dalam disebut
epitel. (M, Schulter,2018)
b) Miokardium
Lapisan tengah dinding jantung disebut miokardium. Lapisan ini paling tebal dan terdiri
atas sel-sel otot jantung yang melapisi dinding jantung. Miokardium berkontraksi untuk
memompa darah dari jantung ke aorta. Ketebalan miokard bervariasi dari satu ruang
jantung ke ruang yang lainnya. (M, Schulter,2018)
c) Endocardium
Endokardium merupakan lapisan terdalam dari jantung, tersusun dari jaringan endotalim
dan jaringan ikat subendotelial. Lapisan ini melapisi jantung, katup, dan menyambung
lapisan endotelial yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan
jantung. (M, Schulter,2018)

Gambar 2. Struktur anatomi jantung,Sumber: M, Schulter,2018

8|P age
Struktur jantung yang mengalami oerubahan disaat terjadinya ACS yaitu bada bagian
miokardnya yang dimana jika bagian itu mengalami defek maka akan terganggu pula pembuluh
darah dan akan mengahambat oksigen masuk ke otak Schunke (M, Schulter,2018)

Pembuluh darah pada jantung

Sirkulasi koroner terdiri dari arteri coronaria, yaitu arteri yang berasal dari aorta menuju otot
jantung (myocardium), dan vena cordis, yaitu vena yang membawa aliran balik dari otot jantung
untuk kembali ke atrium kanan jantung. (Netter, Frank H. 2016)

Anatomi normal arteri coronaria. Arteri coronaria kanan dan kiri berasal dari kedalaman
kantong-kantong pada sisi kiri dan kanan katup-katup aorta, berupa suatu benjolan pada
pangkalnya yang disebut bulbus aorticus atau sinus aortae atau sinus aorticus Valsava. Jadi arteri
coronaria merupakan percabangan pertama dari aorta, sebelum pembuluh besar ini
mendistribusikan darah yang dipompakan oleh jantung ke seluruh tubuh. Arteri coronaria kiri
berasal dari sinus aorticus kiri, sedangkan arteri coronaria kanan berasal dari sinus aorticus kanan.
(Netter, Frank H. 2016)

Gambar 3. Bagian bagian pembuluh darah coroner kiri, Sumber : Netter, Frank H. 2016

Arteri coronaria kiri. Arteri coronaria kiri mempunyai diameter 5-10 mm, lebih besar dari arteri
coronaria kanan. Setelah suatu perjalanan pendek; biasanya tidak lebih dari 1-2 cm dari mulainya
percabangan dari sinus aorta; arteri coronaria kiri bercabang menjadi cabang ventriculare anterior
atau ramus descendens anterior yang terletak dalam sulcus interventriculare anterior; cabang kedua
adalah arteri circumflexia yang berjalan pada sulcus coronaria. Arteri circumflexia bercabang
menjadi dua arteri diagonalis dan arteri marginalis. Cabang-cabang arteri coronaria ini biasanya
memberikan aliran darah dengan volume yang besar untuk myocardium, terutama yang terletak

9|P age
pada ventrikel kiri, otot septum ventricular dan otot-otot papillaris daerah supero-lateral dari katup
mitral. Demikian juga dengan otot jantung pada atrium kiri, dan cabang arteri untuk sinus node
walau jarang (Netter, Frank H. 2016)

Gambar 4. Bagian bagian pembuluh darah coroner kanan, Sumber : Netter, Frank H. 2016

Arteri coronaria kanan. Arteri coronaria kanan memberikan aliran darah terutama untuk
permukaan diafragma dari ventrikel, yang dijumpai pada sembilan dari sepuluh individu. Pada
pangkal arteri coronaria kanan terdapat cabang arteri sinoatrialis (SA) node. Selanjutnya arteri
coronaria kanan memberikan cabang arteri marginalis di daerah anterior. Sedangkan pada daerah
posterior terdapat cabang arteri atrioventricular (AV) node. Arteri ini berakhir sebagai cabang
ventriculare posterior atau ramus descendens posterior yang terletak dalam sulcus interventriculare
posterior. (Netter, Frank H. 2016)

Jika ada obstruksi dari pembuluh darah arteri maka suplay oksigen akan berkurang sedangkan
kebutuhan oksigen meningkat kemudian terjadilah nekrosis atau kematian sel dan jika selama 24
jam tidak ditangani maka lapisan otot akan mengalami necrosis (Liwang, Ferry, dkk.,2020)

10 | P a g e
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 WAKTU DAN TEMPAT

Hari/Tanggal : Kamis, 22 Desember 2022

Waktu : 10.30-12.10

Tempat : Laboratorium Terpandu 1 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-


Azhar

3.2 ALAT DAN BAHAN

• Mikroskop
• Sediaan/Preparat yang akan diamati
• Alat tulis.
• Preparat

3.3 CARA KERJA

• Siapkan miskroskop dan nyalakan


• Ambil satu preparat yang akan diamati
• Letakan preparat di atas meja preparat dan amati menggunakan perbesaran 4X,dan 40X
Setelah di amati maka di foto.
• Lakukan berulang kali hingga selesai.

11 | P a g e
BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

4.1 HASIL

NO Nama Preparat Bagian Gambar


1 Normal Heart Nuclei, Cardiomyocyte

4X 40X
2 Hypertrophic
Cardiomyopathy Hyperthropic Myocyte,
Nuclei

4X 40X
3 Mild Atherosclerosis Intima, Plaque, Lumen
(95%) 95%

4X 40X
4 Moderate Intima, Plaque, Lumen
Atherosclerosis (50%) 50%

4X 40X
5 Severe Atherosclerosis Intima, Plaque, Lumen
(20%) 20%

4X 40X

12 | P a g e
6 Cardiac Myxoma Myxoid Stroma

4X 40X
7 Fatty Streak Tunica Adventitia,
Tunica media, Foamy
Macrophage,
Endothelium
4X 40X

4.2 PEMBAHASAN

1. NORMAL HEART
Jantung dewasa memiliki berat antara 200 dan 350 gram dan kira-kira seukuran kepalan
tangan. Jantung terletak miring (diagonal) dalam mediastinum, area di atas diafragma dan
di antara paru-paru. Jantung memiliki 3 lapisan yaitu epikardium, miokardium, dan
endokardium dibungkus oleh kantung membran berdinding ganda, yaitu perikardium.
(McCance,2019)
Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung utama yakni: otot atrium, otot ventrikel, serta
serat otot eksitatorik dan penghantar khusus. Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi
dengan cara yang sama seperti otot rangka, hanya saja durasi kontraksi otototot tersebut
lebih lama. Namun, serat eksitatorik dan penghantar khusus berkontraksi dengan lemah
sebab serat-serat ini hanya mengandung sedikit fibril kontraktil; serat ini malah
memperlihatkan lepasan muatan listrik berirama otomatis dalam bentuk potensial aksi,
maupun penghantaran potensial aksi melalui jantung, sehingga menjadi suatu sistem
eksitatorik yang mengatur denyut jantung berirama. (Guyton and Hall,2019)
Di dalam lapisan jantung tersebut terdapat cairan pericardium, yang berfungsi untuk
mengurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung saat memompa. Dinding jantung
terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut pericardium, lapisan tengah atau
miokardium merupakan lapisan berotot, dan lapisan dalam disebut endokardium. Organ

13 | P a g e
jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis, disebut atrium, dan 2 ruang
yang berdinding tebal disebut ventrikel. (Guyton and Hall,2019)
2. HYPERTROPHIC CARDIOMYOPATHY
Kardiomiopati hipertrofik, yang juga disebut sebagai hipertrofi septum asimetrik dan
stenosis subaorta hipertrofik idiopatik, adalah penyakit jantung yang ditandai dengan
hipertrofi miokardium, kelainan pengisian diastolik, dan (pada banyak kasus) obstruksi
intermiten aliran keluar ventrikel. Berbeda dengan jantung yang berkontraksi lemah pada
pasien dengan kardio- miopati dilatasi, kardiomiopati hipertrofik ditandai dengan kontraksi
kuat hiperkinetik yang dengan cepat menyemprotkan darah dari rongga ventrikel. Karena
ventrikel berdinding tebal ini sangat kaku, pengisian diastolik terganggu. (Abbas, A.K.,
Aster, 2019).
Kardiomiopati hipertrofik telah dikenali sejak lebih dari 50 tahun yang lampau dan
meskipun telah banyak perkeinbangan dalam diagnosis maupun terapi, namun sebagian
besar individu tetap tidak terdiagnosis karena sebagian besar tidak mengalami komplikasi
sepanjang hidupnya. Komplikasi yang mungkin timbul antara lain adalah aritmia yang
berisiko terjadi kematian mendadak, atrial fibrilasi dengan risiko stroke, dan gagal jantung
terkait obstruksi dari aliran keluar ventrikel kiri atau gagal jantung akibat disfungsi sistolik
pada pasien tanpa obstruksi dari aliran keluar ventrikel kiri.(Andrianto & Sukmawati,
2020)
Gambaran Klinis, Kelainan faali mendasar pada kardiomiopati hipertrofik adalah
gangguan pengisian ventrikel kiri yang hipertrofik saat dinstol. Semprotan kuat, tetapi tidak
efektif karena jumlah darah di ventrikel kiri sangat berkurang Selain itu, mungkin terdapat
obstruksi dinamik terhadap aliran keluar ventrikel kiri akibat gerakan abnormal daun katup
mitral anterior, seperti telah dijelaskan. Keterbatasan curah jantung dan peningkatan
sekunder tekanan vena pulmonalis menyebabkan dyspnea d'effort. Pada auskultasi, ter-
dengar murmur ejeksi sistolik kasar, akibat gerakan anterior daun katup mitral dan oleh
obstruksi aliran keluar ventrikel. Iskemia miokardium sering terjadi, bahkan tanpa disertai
penyakit arteria koronaria, sehingga sering ditemukan nyeri angina. Kardiomiopati
hipertrofik dilaporkan menyebabkan peningkatan insiden aritmia ventrikel dan kematian
mendadak serta merupakan salah satu sebab tersering kematian mendadak pada atlet muda
usia. Risiko endokarditis infektif juga meningkat. Pada stadium lanjut penyakit, fibrosis

14 | P a g e
miokardium yang progresif menyebabkan gagal jantung kongestif. (Abbas, A.K., Aster,
2019)
3. MILD ATHEROSCLEROSIS (Atherosclerosis ringan )
Aterosklerosis merupakan lesi intimal (disebut atheromas atau fibrofatty plaques) yang
menonjol sehingga menyumbat lumen dan melemahkan jaringan vaskular. Secara umum,
plak aterosklerosis berkembang pada arteri yang elastis, seperti aorta, karotis, dan arteri
iliaka, dan arteri muskular berukuran sedang hingga besar, seperti arteri koroner, arteri
poplitea. Sumbatan aterosklerosis tersebutlah yang mendasari terjadinya PJK. stroke,
maupun penyakit arteri perifer. Perubahan patologis progresif pada penyakit aterosklerosis
koroner. Bercak lemak merupakan salah satu lesi paling awal pada aterosklerosis. Sebagian
bercak lemak ini akan mengalami regresi tetapi sebagian akan terus beikembang menjadi
plak fibrosa dan akhirnya menjadi ateroma. Ateroma kemudian mengalami komplikasi
perdarahan, pertukakan, kalsifikasi, atau trombosis, dan akhirnya mengakibatkan infark
miokardium. (Liwang, Ferry, dkk.,2020)
Gambaran klinis untuk mild atherosclerosis sendiri adalah Endapan lemak, yang
terbentuk sebagai tanda awal- aterosklerosis, dicirikan dengan penimbunan makrofag dan
sel-sel otot polos terisi lemak (terutama kolesterol oleat) pada daerah fokal tunika intima
(lapisan terdalam arteri). Endapan lemak mendalar dan bersifat non-obstruktif dan
mungkin terlihat oleh mata telanjang sebagai bercak kekuningan pada permukaan endotel
pembuluh darah. Endapan lemak biasanya dijumpai dalam aorta pada usia 10 tahun dan
dalam arteria koronaria pada usia 15 tahun. Sebagian endapan lemak berkurang, tetapi yang
lain berkembang menjadi plak fibrosa. Price, A. (Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, 2015)
4. MODERATE ATHEROSCLEROSIS (Atherosclerosis sedang)
Moderate Atherosclerosis atau sedang ditandai perkembangan dari endapan lemak
menjadi plak fibrosa. Plak fibrosa (atau plak ateromatosa) merupakan daerah penebalan
tunika intima yang meninggi dan dapat diraba yang mencerminkan lesi paling khas
aterosklerosis lanjut dan biasanya tidak timbul hingga usia dekade ketiga. Biasanya, plak
fibrosa berbentuk kubah dengan permukaan opak dan mengilat yang menyembul ke arah
lumen sehingga menyebabkan obstruksi. Plak fibrosa terdiri atas inti pusat lipid dan debris
sel nekrotik yang ditutupi oleh jaringan fibromuskular mengandung banyak sel-sel otot
polos dan kolagen. Plak fibrosa biasanya terjadi di tempat percabangan, lekukan, atau

15 | P a g e
penyempitan arteri. Sejalan dengan semakin matangnya lesi, terjadi pembatasan aliran
darah koroner dari ekspansi abluminal, remodeling vaskular, dan stenosis luminal. Setelah
itu terjadi perbaikan plak dan disrupsi berulang yang menyebabkan rentan timbulnya
fenomena yang disebut "ruptur plak" dan akhimya trombosis vena. (Sylvia, Lorraine Mc.
Carty Wilson, 2015)
Aterosklerosis digambarkan sebagai "pembuluh darah arteri yang kaku". Merupakan
suatu proses inflamasi yang kronik yang dalam patofisiologinya melibatkan. lipid,
thrombosis, dinding vaskular dan sel-sel imun." Proses aterosklerosis ini sudah mulai
terbentuk pada usia yang sangat dini, bahkan saat masih ada di dalam kandungan ibu.
Sejalan dengan bertambahnya usia, dan dengan adanya faktor-faktor risiko proses akan
semakin berkembang dan memunculkan penyakit- penyakit yang berhubungan dengan
aterosklerosis beserta komplikasinya. (Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A. W., K., M. S.,
Setiyohadi, B., & Syam, A. F. 2017)
Sebagai faktor risiko, kolesterol plasma terutama lipoprotein yang aterogenik yaitu
Low Density Lipo-protein (LDL) berperan sangat khusus. Faktor-faktor risiko lain. seolah-
olah hanya mempercepat munculnya penyakit aterosklerosis. Mekanismenya tidak jelas,
tetapi mungkin keadaan-keadaan tersebut akan menaikkan aterogenisitas LDL atau
menaikkan kerentanan dinding arteri. (Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A. W., K., M. S.,
Setiyohadi, B., & Syam, A. F. 2017)
5. SEVERE ATHEROSCLEROSIS (Atherosclerosis berat)
Atherosclerosis ini merupakan Lesi lanjut atau komplikata terjadi bila suatu plak fibrosa
rentan mengalami gangguan akibat kalsifikasi, nekrosis sel, perdarahan, trombosis, atau
ulserasi dan dapat menyebabkan infark miokardium. (Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson,
2015)
Meskipun penyempitan lumen berlangsung progesif dan kemampuan pembuluh darah
untuk berespons juga berkurang, manifestasi klinis penyakit belum tampak sampai proses
aterogenik mencapai tingkat lanjut. Fase praklinis dapat berlangsung 20- 40 tahun. Lesi
bermakna secara klinis yang mengakibatkan iskemia dan disfungsi miokardium biasanya
menyumbat lebih dari 75% lumen pembuluh darah, Langkah terakhir proses patologis yang
menimbulkan gangguan klinis dapat terjadi melalui: (1) Penyempitan lumen progresif
akibat pembesaran plak; (2) Perdarahan pada plak ateroma; (3) Pembentukan trombus yang

16 | P a g e
diawali agregasi trombosit; (4) Embolisasi trombus atau fragmen plak; atau (5) Spasme
arteria koronaria. Meskipun terdapat berbagai penyebab yang dapat menimbulkan
penyumbatan pembuluh koroner akut, tetapi dalam pemeriksaan otopsi terbukti bahwa
trombosis intralumen merupakan penyebab utama, yaitu menumpuk pada lesi
aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. (Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, 2015)
6. CARDIAC MYXOMA
Myxoma merupakan jenis tumor primer jinak pada jantung yang sering terjadi pada orang
dewasa, Cardiac myxoma umumnya muncul pada atrium. Hampir 75 persen cardiac
myxoma tumbuh pada bagian atrium kiri dan 15 hingga 20 persen tumbuh pada atrium
kanan. Sebagian besar myxoma muncul dari sekat antar atrium pada tepi fosa ovalis, tetapi
myxoma tersebut juga dapat berasal dari dinding posterior atrium, dinding anterior dan
bagian atrium lainnya. Hanya 3-4 persen kasus cardiac myxoma yang terjadi pada ventrikel
kanan maupun kiri. Pada beberapa kasus, tumor tersebut dapat tumbuh pada foramen ovale
hingga ke atrium kontralateral. (Bartoloni & Pucci, 2018)
Myxoma merupakan neoplasma endokrin yang biasanya muncul dari endokardium ke
ruang dalam jantung. Sel yang menyokong myxoma diperkirakan berasal dari sel
mesenkim multipotensial yang merupakan residu embrionik selama septasi jantung dan
diferensiasi menjadi sel endotel, sel otot polos, angioblas, fibroblas, sel kartilago, dan
mioblas. Prevalensi myxoma pada septum atrium masih belum diketahui secara pasti. Rata-
rata pertumbuhan myxoma belum diketahui namun biasanya muncil dengan pertumbuhan
yang relatif cepat. (Bartoloni & Pucci, 2018)
Dengan gambaran makroskopik yaitu Secara umum myxoma adalah polipoid, sering
mengalami pendunkulasi, jarang sesil, dan bentuk bulat atau oval dengan permukaan yang
halus atau berlobulasi. Mobilitas tumor tergantung pada konsistensinya, dimana bervariasi
tergantung jumlah kolagen, kedalaman perlekatan, dan panjang tumor. Sedangkan
gambaran mikroskopiknya yaitu seperti Myxoma terdiri dari matriks miksoid yang
tersusun oleh stroma kaya asam mukopolisakarida. Sel-sel poligonal dengan berkas
sitoplasma eosinofilik tersebar dalam matriks sel. Sel tersusun single atau dalam kelompok
dan dapat multinuklear, namun mitosis tidak ditemukan. Sel ini juga membentuk kanal
seperti kapiler yang sering berhubungan dengan permukaan myxoma. Pembuluh darah
besar, arteri dan vena, melimpah pada dasar myxoma dan merupakan derivasi

17 | P a g e
subendokardium. Myxoma sering mengandung kista dan area perdarahan, sering juga
terdapat hematopoiesis ekstramedular. (Bartoloni & Pucci, 2018)
7. FATTY STREAK
Bercak perlemakan (fatty streak) yang diperkirakan merupakan lesi awal bagi ateroma.
Ateroma (berasal dari kata Yunani untuk gruel, yaitu sejenis makanan terbuat dari gandum)
atau plak ateromatosa terdiri atas lesi fokal meninggi yang berawal di dalam intima,
memiliki inti lemak (terutama kolesterol dan ester kolesterol) yang lunak, kuning, dan
grumosa serta dilapisi oleh selaput fibrosa putih yang padat ateromatosa, yang juga disebut
plak fibrosa, fibrofatty, lemak, atau fibrolipid, tampak putih sampai kuning-putih dan
menempel di lumen arteri. Ukuran plak bervariasi dari garis tengah 0,3 sampai 1,5 cm,
tetapi kadang-kadang menyatu membentuk massa yang lebih besar Lesi aterosklerotik
biasanya hanya mengenai sebagian lingkaran dinding arteri (lesi "eksentrik") dan
membentuk bercak-bercak yang tersebar di sepanjang pembuluh. Lesi ateroskleroiik
awalnya bersifat fokal dan tersebar jarang, namun seiring dengan perkembangan penyakit
lesi bertambah banyak dan difus. (Abbas, A.K., Aster, 2019)
Proses aterosklerosis sebenarnya sudah dimulai sejak masa anak-anak. Guratan Lemak
(fatty streak) sudah muncul di tunika intima aorta pada anak usia 3 tahun. Guratan Lemak
(GL) ini bisa berkembang lebih lanjut atau tetap atau mungkin bisa regresi Pada pembuluh
darahnya ditemukan GL dan lesi aterosklerosis awal dengan predileksi tempat yang sama
dengan dewasa, dan ini berhubungan dengan kadar kolesterol ibu Pada hasil otopsi dari
anak-anak dengan berat badan lebih, menunjukkan adanya perubahan aterosklerotik pada
aorta dan arteri koronarianya. Selain itu obesitas juga akan menaikkan risiko untuk
penyakit lain misalnya: hipertensi dan Diabetes Melitus (DM). Pada anak dengan berat
badan lebih atau obes dengan dislipidemia, akan menyebabkan Tebal Intima Media (Intima
Media tickness) karotis bertambah dibandingkan dengan yang normal. Dan secara umum
biasanya anak-anak obes akan cenderung inaktif secara fisik dan mempunyai henti napas
obstruktif saat tidur (obstructive sleep apnea) yang berhubungan dengan penyakit
kardiovaskular (PKV) saat dewasa. (Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, 2015)

18 | P a g e
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung, komponen
darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi
keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler
memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas
tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat
terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ
vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu
sendiri.

Jantung merupakan organ vital sistem peredaran darah. Fungsi jantung dalam proses sirkulasi
adalah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung bekerja sama dengan pembuluh
darah dalam proses sirkulasi. Pembuluh darah memiliki peran mengedarkan darah dari dan ke
jantung. Darah juga merupakan komponen inti dalam proses ini, darah mengandung oksigen dan
nutrisi yang akan disalurkan pada setiap sel-sel tubuh. Di dalam lapisan jantung tersebut terdapat
cairan pericardium, yang berfungsi untuk mengurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung
saat memompa. Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut pericardium,
lapisan tengah atau miokardium merupakan lapisan berotot, dan lapisan dalam disebut
endokardium. Organ jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis, disebut
atrium, dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel.

Kelainan pada pembuluh darah yaitu Aterosklerosis adalah respon peradangan kronis pada
dinding arteri yang diprakarsai oleh kerusakan endotelium. Aterosklerosis ditandai dengan lesi
intima yang disebut ateroma, atau plak ateromatosa atau fibrofatty plaques, yang menonjol ke
dalam dan menyumbat lumen pembuluh, memperlemah media di bawahnya, dan mungkin
mengalami penyulit serius. Dan juga adalah kelainan Myxoma adalah tumor jantung non-kanker.
Kondisi ini juga merupakan tumor primer pada jantung yang paling umum. Tumor jantung primer
adalah tumor yang berasal dari dalam jantung, bukan dari organ atau jaringan lain. Dan jug ada
kelainan Kardiomiopati hipertrofik, yang juga disebut sebagai hipertrofi septum asimetrik dan

19 | P a g e
stenosis subaorta hipertrofik idiopatik, adalah penyakit jantung yang ditandai dengan hipertrofi
miokardium, kelainan pengisian diastolik, dan (pada banyak kasus) obstruksi intermiten aliran
keluar ventrikel.

20 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar, V. 2019. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 9. Singapura:
Elsevier Saunders.

Cut, Sriyanti (Desember 2016). Patologi (Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan) (PDF).
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. hlm. 3

Fikriana, R., Tinggi, S., & Kesehatan, I. (2020). Sistem kardiovaskuler. May.

Guyton, Arthur C, 2018, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran: EGC.

Liwang, Ferry, dkk. (editor). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi ke-5. Edisi ke-
5 Depok: Media Aesculapius Fak. Kedokteran UI, 2020. Buku

Netter, Frank H. (2016) ATLAS OF HUMAN ANATOMY 25th Edition. Jakarta: EGC,edisi 6

Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, 2015, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, Edisi 6, (terjemahan), Peter Anugrah, EGC, Jakarta.

Schunke M, Schulter E, Schumacher U. Atlas Anatomi Manusia Prometheus(2018): Anatomi


Umum dan Sistem Gerak. Edisi 3. Jakarta: EGC

Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A. W., K., M. S., Setiyohadi, B., & Syam, A. F. (2017).Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam FK UI Edisi VI. Jakarta : Interna Publishing.

Tim Redaksi (2020-01-11). "Peran dan Bidang Kerja Patologi dalam Dunia Medis".

Tortora, GJ dan Bryan HD. 2017. Principles of Anatomy and Physiology. Australia: John Wiley
and Sons Australia, Ltd

21 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai