Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

IMPLEMENTASI DAN PERAN WAWASAN NUSANTARA


PADA MAHASISWA DI ERA GLOBALISASI

DISUSUN OLEH :
TRI ANGGUN WIBOWO 1921005
ZABEL AWALIA 1921029
WANA AJI WICAKSONO 1921138

KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2022
Abstrak
Globalisasi merupakan sebuah wujud nyata yang dihadapi oleh seluruh lapisan masyarakat dalam
berbagai sendi-sendi kehidupan. Globalisasi mampu menjadi dampak perubahan yang utama pada
budaya, pikiran maupun sikap. Implementasi dan peran wawasan nusantara pada mahasiswa di era
globalisasi merupakan perwujudan atau penerapan suatu wawasan pada zaman dimana kebudayaan,
moral, tingkat ketergantungan dan mobilitas masyarakat semakin bertambah. Wawasan nusantara
merupakan wawasan nasional bagi bangsa Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan kesatuan bangsa.
Wawasan nusantara sebagai landasan visional perlu ditanamkan kembali dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia, terutama pada generasi mudanya. Sedangkan dalam hal ini mahasiswa dipercaya mempunyai
pengetahuan yang lebih tinggi mengenai wawasan nusantara jika dibandingkan dengan masyarakat pada
umumnya. Implementasi wawasan nusantara dapat dilaksanakan oleh para mahasiswa dengan berbagai
cara salah satunya dengan membangun kekompakan sosial untuk mempercepat terwujudnya cita-cita
bangsa. Di era globalisasi, wawasan nusantara perlu di implementasikan pada mahasiswa sebagai
pendukung dan penguat peran mahasiswa untuk menumbuhkembangkan aspek etik dan moralitas yang
semakin memudar karena dampak negatif globalisasi. Pengetahuan akan wawasan nusantara dapat
menjadikan mahasiswa lebih peduli tentang kondisi bangsa Indonesia.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi, sebuah gagasan, pemikiran maupun produk budaya memungkinkan untuk
menyebar di seluruh dunia. Globalisasi menandai berakhirnya batas-batas geografis dan sosiologis antar-
bangsa yang menjadikan masyarakat dunia menjadi satu kesatuan. Di sisi lain globalisasi juga
memberikan dampak negatif, beberapa hal yang menjadi focus utama adalah lunturnya jati diri dan
karakter bangsa Indonesia, tentunya hal ini bertentangan dengan konsep wawasan nusantara dari segi
sosial karena konsep wawasan nusantara harus menjadi identitas dan jati diri bangsa Indonesia dalam
pergaulan dunia.
Wawasan nusantara sendiri telah di tetapkan sebagai geopolitik Indonesia dengan ciri khasnya
yaitu sebagai archipelago state. Lemhas (1994), mengartikan bahwa wawasan nusantara sebagai cara
pandang bangsa indonesia tentang diri dan lingkunganya berdasarkan ide nasional yang dilandasi
pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa indonesia yang merdeka, berdaulat, dan
bermartabat, serta menjiwai tatanan kehidupan dan tindak kebijaksanaanya dalam mencapai tujuan dan
cita cita bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat diartikan bahwa wawasan nusantara bukan hanya sebuah
konsepsi yang menekankan pada pengembangan kekuatan pertahanan dan keamanan, melainkan untuk
petunjuk operasional utama dalam penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan berbangsa sekaligus
faktor yang dapat mengintegrasi penyelenggaraan fungsi-fungsi politik,sosial,ekonomi,dan budaya.
Namun para pengamat melihat bahwa di era globalisasi ini perkembangan politik, sosial,
ekonomi, dan budaya di Indonesia sudah sangat memperihatinkan dan kemudian dapat mejalar kearah
yang lebih lanjut mengenai kekuatiran akan memudarnya pengetahuan wawasan nusantara pada generasi
muda saat ini, terutama kaum intelektual seperti mahasiswa. Hal tersebut patut dijadikan sesuatu yang
menghawatirkan karena jika kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan negara maka akan
mendorong terjadinya disorientasi dan pepercahan, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seorang
mahasiswa memegang peranan penting dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan untuk mempertahankan
persatuan bangsa. Oleh Karena itu makalah ini dibuat untuk memberikan pengetahuan bagaimana peran
dan implementasi wawasan nusantara dengan benar dalam hidup seorang mahasiswa yang memiliki peran
krusial sebagai penerus bangsa, di era globalisasi yang terus berkembang hingga saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan wawasan nusantara dan apa saja tujuannya?
2. Apa yang dimaksud dengan globalisasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan mahasiswa ?
4. Masalah apa saja yang muncul dalam wawasan nusantara?
5. Apa saja Peran wawasan nusantara pada mahasiswa di era globalisasi ?
6. Apa saja implementasi wawasan nusantara pada mahasiswa ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui wawasan nusantara bangsa Indonesia
2. Untuk megetahui dan memperoleh gambaran implementasi wawasan nusantara pada mahasiswa
dan di era globalisasi
3. Untuk mengidentifikasikan, mengkaji, mengeksplorasi wawasan nusantara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis wawasan berasal dari bahasa jawa yaitu wawas (mawas) yang artinya melihat
atau memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang, cara memandang, keyakinan atau out
look artinya negara kepulauan yang terletak diantara 2 benua yaitu benua asia dan australia dan 2 samudra
yaitu hindia dan pasifik. Menurut penelusuran Wikipedia, Wawasan nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
meliputi darat, laut, dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan
pertahanan keamanan. Wawasan nasional itu selanjutnya menjadi pandangan atau visi bangsa dalam
menuju tujuan dan cita-cita nasionalnya. Wawasan nusantara adalah sudut pandang geopolitik Indonesia
secara mendasar. Secara harfiah, wawasan nusantara berarti konsep kepulauan; secara kontekstual istilah
ini lebih tepat diterjemahkan sebagai "visi kepulauan Indonesia". Wawasan nusantara adalah cara bagi
Indonesia untuk memandang dirinya sendiri (secara geografis) sebagai satu kesatuan antara ideologi,
politik, ekonomi, sosiokultural, serta masalah keamanan dan pertahanan.
Konsep ini berupaya untuk menjawab tantangan geografis yang melekat pada diri Indonesia
sebagai negara yang terdiri dari ribuan pulau serta ribuan latar belakang social budaya penduduknya. Hal
ini terkait dengan sikap negara yang mengutamakan pada persatuan dan kesatuan, maka perairan yang
terdapat di antara pulau-pulau itu harus dianggap sebagai elemen penghubung dan bukanlah sebagai
faktor pemisah. Lebih lanjut, wawasan nusantara dikaitkan dengan dasar ideologi dan konstitusional,
yakni sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanaanya, wawasan nusantara mengutamakan
kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional. Sedangakan pengertian
wawasan nusantara menurut para ahli adalah sebagai berikut
Menurut Prof. Dr. Wan Usman (2000), Pengertian wawasan nusantara menurut Wan Usman
adalah cara pandang bangsa Indonesia perihal diri sendiri dan tanah airnya sebagai kepulauan dengan
semua aspek kehidupan yang amat beragam. Menurut Munadjat Danusaputro (1981), arti wawasan
nusantara menurut Munadjat Danusaputroo adalah cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya dalam eksistensi yang serba terhubung serta pemekarannya di tengah-tengah lingkungan
tersebut berdasarkan asas nusantara. Menurut Samsul Wahidin (2010), definisi wawasan nusantara adalah
cara pandang, cara memahami, cara menghayati, cara bersikap, bertindak, berpikir dan bertingkah laku
bagi Bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses-proses psikologis, sosiokultural dalam arti yang luas
dengan aspek-aspek asta grata. Menurut Srijanti (2009), wawasan nusantara didefinisikan sebagai sebuah
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai dirinya yang bhineka, dan lingkungan geografinya
yang berwujud negara kepulauan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
1.2 Tujuan Wawasan Nusantara
Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:
1. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan
Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial".
2. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial,
maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional,
serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi
luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.
1.3 Landasan Wawasan Kebangsaan terintegrasi dalam landasan Ideal Pancasila, Konstitusionalnya
adalah UUD 1945, adapun Unsur Dasar Wawasan Kebangsaan adalah: Sudarsono, Juwono,
Pembangunan Politik dan Perubahan politik, Jakarta: Gramedia, 1981, hlm 83.
a. Wadah (Contour). Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah
Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam
budaya. Bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan
kenegaraan dalam wujud supra struktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah
berbagai kelembagaan dalam wujud infra struktur politik.
b. Isi (Content) adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional.
c. Tata laku (Conduct), hasil interaksi antara wadah dan isi wasantara yang terdiri dari : Tata laku
Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia. Tata laku
Lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia. Kedua tata laku
tersebut mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan
yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa
nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.
2.1 Pengertian Globalisasi
Secara etimologis Istilah 'globalisasi' diambil dari kata globalize yang merujuk pada kemunculan
jaringan sistem sosial dan ekonomi berskala internasional. Istilah ini pertama kali digunakan sebagai kata
benda dalam sebuah tulisan berjudul Towards New Education; kata 'globalisasi' di sini menunjukkan
pandangan pengalaman manusia secara menyeluruh di bidang pendidikan. Istilah serupa, corporate giants
(raksasa perusahaan), dicetuskan oleh Charles Taze Russell pada tahun 1897 untuk menyebut perusahaan-
perusahaan besar nasional pada waktu itu. Tahun 1960-an, kedua istilah tadi mulai dijadikan sinonim oleh
para ekonom dan ilmuwan sosial lainnya. Sedangkan pengertian globalisasi menurut para ahli adalah
sebagai berikut:
Menurut Selo Sumarjan, globalisasi adalah sebuah proses pembentukan system organisasi dan
komunikasi di antara masyarakat seluruh penjuru dunia dengan mengikuti sejumlah aturan yang serupa.
Menurut Anthony Giddens menyebutkan bahwa globalisasi merupakan sebuah interaksi sosial yang
saling terkoneksi di seluruh dunia, dimana jika terjadi suatu peristiwa dari satu tempat bisa memberi
pengaruh pada tempat lain. Berdasarkan pendapat Mansour Fakih, adanya globalisasi dibuktikan dengan
adanya perkembangan peran pasar, investasi, dan ekonomi secara mendunia dengan saling bergantung
dan berinteraksi.
2.2 Aspek-Aspek Globalisasi
Menurut Tanri Abeng, proses globalisasi bergerak sejalan dalam 3 (tiga) arena aspek kehidupan
manusia, yaitu :
1. Arena Ekonomi. Dalam arena ekonomi, proses globalisasi memengaruhipengaturan-pengaturan sosial
dalam produksi, pertukaran barang distribusi, dan konsumsi, baik barang maupun pelayanan. Globalisasi
ekonomi merupakan suatu proses kegiatan ekonomi di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu
kekuatan pasar yang makin terintegrasi tanpa hambatan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian
menghasruskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
2. Arena Politik. Dalam arena politik, proses globalisasi menyatakan diri dalam pengaturan sosial dalam
kegiatannya dengan konsentrasi serta aplikasi kekuasaan Globalisasi sebagai proses-proses politik meski
mengakui keberadaan dorongan-dorongan ekonomi di balik dinamika globalisasi.
3. Arena Budaya. Dalam arena budaya, proses globalisasi menyatakan diri dalam pengaturan sosial dalam
kaitannya dengan pertukaran dan ekspresi symbol mengenai fakta, pengertian kepercayaan, selera, dan
nilai. Baharudin Darus mengatakan bahwa globalisasi dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan.
Baharudin Darus menyebutkan ada 5 (lima) aspek globalisasi, yaitu
1. Globalisasi informasi dan komunikasi
2. Globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
3. Globalisasi gaya hidup, pola konsumsi, budaya dan kesadaran
4. Globalisasi media massa, cetak dan elektronik
5. Globalisasi politik dan wawasan.

3.1 Pengertian Mahasiswa


Secara Etimologi Definisi Mahasiswa didasarkan atas dua pemaknaan kata, yakni Maha, yang
berarti Ter/Paling dan Siswa, yang berarti Pelajar. Jadi ketika digabungkan dapat bermakna Identitas yang
menyandang status Terpelajar dalam sebuah komunitas yang bernuansa ilmiah. Secara Terminologi
Mahasiswa berarti Orang yang terdaftar pada perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang terdaftar
pada semester berjalan dan sadar. Menurut Guardian of Value, jika anda sudah dikatakan sebagai pelajar
tinggi memiliki peran sebagai penjaga nilai-nilai masyarakat yang sebenarnya mutlak yakni menjunjung
tinggi kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan sifat dibutuhkan dalam kehidupan dalam
masyarakat lainnya. Selain itu juga, dituntut pula untuk mampu berpikir secara ilmiah tentang nilai-nilai
yang mereka jaga titik bukan hanya itu saja, Anda juga sebagai pembawa penyampaian dan penyebar
nilai serta ilmu yang telah mereka pelajari. Menurut Agent Of Change mahasiswa juga bertindak sebagai
penggerak yang mengajak seluruh masyarakat untuk dapat bergerak dalam melakukan perubahan ke arah
yang lebih baik lagi dengan pertimbangan berbagai ilmu gagasan serta pengetahuan yang mereka miliki
titik bukan waktunya lagi sebagai mahasiswa hanya diam dan juga tidak peduliterhadap permasalahan
bangsa dan juga negaranya karena di pundak mereka adalah mahasiswa menjadi titik kebangkitan suatu
negara atau bangsa.
Menurut Moral Force mahasiswa memiliki tingkat pendidikan yang paling tinggi sehingga
diwajibkan untuk mereka memiliki moral yang baik pula. Tingkat intelektual seorang mahasiswa akan
disiarkan gen tingkat moralitasnya dalam kehidupannya.hal ini yang menyebabkan mengapa mahasiswa
menjadi kekuatan dari moral bangsa yang diharapkan mampu menjadi contoh dan juga penggerak
perbaikan moral masyarakat. Menurut KBBI mahasiswa adalah seorang belajar di perguruan tinggi di
dalam struktur pendidikan di Indonesia masih memegang status pendidikan tinggi di antara mereka.
Menurut Sarwono mahasiswa adalah setiap orang yang secara terdaftar untuk mengikuti pelajaran di
sebuah perguruan tinggi dengan batasan umur 18 sampai 30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu
kelompok dalam masyarakat yang memperoleh status nya karena ada ikatan dengan satu perguruan
tinggi.
BAB 3 PEMBAHASAN
1.1 Masalah Yang Muncul Dalam Upaya Implementasi Wawasan Nusantara Di Era Globalisasi
Perkembangan dunia saat ini begitu pesat diiringi perkembangan teknologi informasiyang terus
bergerak dengan cepat mempengaruhi pola pikir manusia bahkan gaya hidup dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Perkembangan ini yang juga sangat berpengaruh besar pada generasi muda. Di era globalisasi
masyarakat dapat melihat peranan pemuda Indonesia dalam membangun bangsa dinilai sangat kurang.
Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian para pemuda terhadap bangsa, dimana nilai akan rasa
nasionalisme dikalangan generasi muda sudah mulai luntur. Informasi yang berkembang saat ini dimana
akses untuk mendapatkan informasi hampir tidak ada halangan menyebabkan generasi muda bangsa kita
mudah untuk terpengaruh oleh informasi negative yang bertentangan dengan budaya bangsa Banyak
pengamat dan para ahli di indonesia peduli terhadap masalah yang muncul pada perkembangan bangsa
Indonesia, mulai dari perkembangan sosial, politik, ekonomi, maupun budaya. Namun terdapat masalah
yang terlihat sebagai masalah sepele namun suatu saat bisa saja menjadi bom waktu yang merugikan
bangsa Indonesia, yaitu kondisi/perkembangan wawasan nusantara Indonesia. Perlu kita ketahui bahwa
kondisi wawasan nusantara di indonesa mulai memudar secara perlahan tanpa kita sadari, hal itu dapat
dilihat dari banyaknya masyarakat yang tidak hafal Pancasila, melupakan UUD 1945, dan bersikap masa
bodo dengan pemerintah dan negara Indonesia. Banyaknya masyarakat tidak paham tentang falsafah dan
dasar Negara ini membuatnya semakin buruk.
Jika masyarakat di Indonesia, terutama generasi mudanya kehilangan pengetahuan akan wawasan
mengenai makna dan hakikat bangsa serta kenusantaraan, maka dapat mengakibatkan terjadinya
disorientasi dan juga disintegrasi di berbagai wilayah Indonesia. Peningkatan wawasan nusantara sangat
perlu dilakukan untuk menjaga keutuhan bangsa dan kemandirian NKRI. Wawasan nusantara dapat
diartikan sebagai sudut pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan berdasarkan ideologi bangsa, dalam
konteks Indonesia bisa diartikan sebagai cara pandang terhadap diri dan lingkungan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Selain itu, wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan
yang kuat untuk menyelenggarakan kehidupan secara nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut
sebagai wawasan nasional atau landasan ketahanan nasional. Implementasi wawasan nusantara setidaknya
harus tercermin kepada pola pikir, sikap dan tindakan yang senantiasa mengedepankan kepentingan
bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, atau dengan kata lain wawasan
nusantara menjadi pola yang fundamental dalam berpikir, bersikap dan juga bertindak dalam menghadapi
berbagai masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan,
1.2 Peran Wawasan Nusantara Di Era Globalisasi
Wawasan nusantara di era globalisasi ini kini mengalami perubahan, akibat semakin
berkembangnya iptek dan kemajuan teknologi. Agar rakyat Indonesia tidak mengalami ketertinggalan
akibat semakin berkembangnya kemajuan teknologi maka dalam penulisan ini akan diungkapkan sedikit
pengetahuan tentang apa saja yang harus dilakukan masyarakat Indonesia agar wawasan masyarakat
Indonesia semakin berkembang untuk menghadapi pengaruh globalisasi di dunia (Erwin, 2011).
Globalisasi telah mengikis budaya dan kultur yang telah menjadi ciri khas bangsa. Dunia seni
hiburan dipengaruhi oleh negara Barat, pada akhirnya identitas bangsa mulai luntur seiring pekembangan
kemajuan zaman. Indonesia kaya akan kebudayaan, namun potensi tersebut tidak mampu dikembangkan
dengan baik. Hal ini terjadi karena pemberdayaan seni dan budaya terkesan sentralistik, sehingga
kebudayaan kita terhegemoni dan dimonopoli oleh etnik tertentu. Fenomena ini dapat berimplikasi pada
terancamnya masa depan bangsa, abad 21 juga jelas merupakan era kompetitif bagi seuruh masyarakat
Indonesia sebagai suatu kesatuan bangsa akan menghadapi kompetisi yang ketat di dunia Internasional
dalam berbagai aspek kehidupan. Untuk itu secara internal bangsa ini perlu mempersiapkan diri dalam
segala aspek khususnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (Gatara, 2011). Arus modernisasi dan
globalisasi mempunyai banyak nilai positif dan negatifnya. Segi positifnya, informasi yang didapat
menjadi lebih cepat dan akurat daripada masa-masa sebelumnya yang kebanyakan masih menggunakan
cara-cara manual. Selain itu, semua orang juga merasa senang apabila ikut serta terhadap perkembangan
zaman. Mereka tidak mau dikatakan ketinggalan zaman. Dan sebaliknya jika orang yang tidak mengikuti
era globalisasi ini seringkali diremehkan teman sejawatnya. Sisi negatif dari arus modernisasi yaitu
fasilitas-fasilitas yang ada di era globalisasi ini sebagian besar disalahgunakan oleh para penggunanya.
Contoh, internet sekarang ini sering dijadikan arena untuk mencari situs-situs ‘dewasa’, hand phone
digunakan untuk menyimpan data-data yang tidak mendidik moral seseorang, dan lain-lain (Aburaera,
2013)

Generasi muda indonesialah yang menjadi korban paling banyak dalam globalisasi ini, gaya
hidup ‘pop’ yang semakin memperburuk keadaan moral remaja. Sekarang ini, tawuran antar pelajar sudah
menjadi berita yang biasa. Pornografi dan kekerasan yang dilakukan juga tak luput merupakan efek dari
globalisasi ini. Canggihnya koneksi internet tanpa batas semakin mempermudah para remaja untuk
terjangkit dampak negatif itu. Remaja saat ini juga lebih mementingkan penampilan semata. Mereka
menjadi korban iklan dan mode yang sebenarnya merupakan penjajahan besar-besaran. Akan tetapi
sayangnya hanya sedikit sekali diantara mereka yang menyadari semua itu. Kebanyakan dari mereka
justru terbawa arus hedonisme (adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan
kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup). Pendidikan seakan-akan bukan lagi menjadi kebutuhan,
namun hanya menjadi pelengkap saja. Oleh karena tu diperlukan peran nyata dari wawasan nusantara
pada mahasiswa sebagai ujung tombak generasi penerus bangsa saai ini. Peran wawasan nusantara pada
mahasiswa dapat mendorong mewujudkan masyarakat yang aman dan aman dan mampu mengantisipasi
dari pengaruh negatif .
Peranan mahasiswa dalam mewujudkan masyarakat aman dan nyaman serba mampu
mengantisipasi dari pengaruh negatif demi kelangsungan hidup bahasa indonesia sebagai bangsa yang
mempunyai jati diri yang luhur. Diantaranya yaitu mendukung persatuan bangsa Berkemanusiaan yang
adil dan beradab. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan
individu atau golongan. Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam masyarakat.
Mempunyai kemampuan berfikir, bersikap nasional, dan dinamis, berpandangan luas sebagai intelektual.
Mempunyai wawasan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela negara yang dilandasi oleh rasa
cinta tanah air. Budi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Aktif
memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan kemanusiaan, berbangsa dan
bernegar. Mewujudkan kepentingan nasional. Memelihara dan memperbaiki demokrasi. Mengembangkan
IPTEK yang dilandasi iman dan takwa. Menciptakan kerukunan umat beragam. Memiliki informasi dan
perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar. Merubah budaya negatif yang dapat menciptakan
pertengkaran. Mengembangkan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Memelihara nilai-nilai positif
(hidup rukun, gotong-royong, dll) dalam masyarakat.
1.3 Implementasi Wawasan Nusantara Pada Mahasiswa
Implementasi tentang wawasan kebangsaan pada mahasiswa dapat diberikan dalam bentuk
sosialisasi dan penyuluhan para mahasiswa sebagai dasar pengetahuan dan pondasi yang kuat akan
wawasan nusantara. Wawasan nusantara perlu diberikan kepada para mahasiswa yang merupakan target
dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan. Para mahasiswa ini diberikan pemahaman yang baik
tentang Pancasila dan bagaimana membentuk mahasiswa yang menjiwai pancasila, sehat jasmani dan
rohani, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, memiliki tanggung jawab, tenggang rasa, mencintai
bangsa dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Undang-
Undang Dasar 1945. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, wawasan nusantara
merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan bagi generasi muda khususnya mahasiswa sebagai
proses dalam pembentukan sikap moral agar memiliki kecintaan terhadap tanah airnya dalam memelihara
kesinambungan perjalanan kehidupan bangsa, serta terpeliharanya NKRI. Upaya peningkatan wawasan
kebangsaan bagi generasi muda khususnya pelajar dilakukan dengan membangun karakter agar memiliki
wawasan dan motivasi yang kuat serta memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap masa depan bangsa
dan negaranya. Generasi muda merupakan sumber daya manusia yang potensial dimasa yang akan
datang. Generasi muda merupakan potensi bangsa yang dipersiapkan untuk dapat berprestasi dan
memberikan sumbangan nyata bagi pembangunan bangsa dan Negara. Bila pemahaman wawasan
kebangsaan meningkat maka keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI akan kuat karena secara sadar
muncul semangat atau dorongan hati yang kuat untuk cinta tanah air, membela dan menjaga keutuhan
NKRI .
Mahasiswa merupakan salah satu aset Negara dan penerus yang nantinya akan menggantikan
kedudukan para pejabat menteri dan presiden dalam mengurus dan mengembangkan Negara ini lebih
maju lagi. Upaya merajut wawasan berkebangsaan, tentunya mahasiswa akan mengetahui ada satu
potensi besar dalam keragaman kaum muda, keragaman bangsa, dan mengenal suku-suku lain apabila
mengimplementasikannya dengan mengadakan satu kegiatan yang mampu mengembangkan wawasan
tersebut. Beberapa contoh kasus dalam meningkatkan wawasan kebangsaan:
1. Sederhananya, melalui kegiatan jambore yang diadakan oleh kampus menjadi suatu komunitas generasi
muda yang terdidik agar bisa menjadi pilar penyebar semangat cinta Tanah Air, berbudaya unggul, dan
berprestasi secara akademik maupun secara kemasyarakatan.
2. Pelaksanaan karya bakti atau gotong royong untuk memajukan lingkungan sekitar yang sekiranya
membutuhkan bantuan. Dengan begitu, hal ini secara tidak langsung akan mempererat persatuan antara
masyarakat dengan mahasiswa.
3. Pelaksanaan maksrab (malam keakraban) yang mampu menjalin rasa persatuan yang kuat satu dengan
yang lainnya. Hal ini akan menumbuhkan solidaritasnya yang erat antar mahasiswa maupun dengan para
dosennya. “Dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia maupun maka kita akan
menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya”. Mahasiswa perlu memahami konsepsi
Wawasan Nusantara dan sistem pertahanan negara secara utuh dan benar agar tumbuh menjadi pribadi
yang cinta dan bangga terhadap tanah air sendiri. Seperti adanya kegiatan kampus yang diadakan oleh
organisasi ektra seperti MENWA ( Resimen Mahasiswa ) agar menambah rasa cinta kepada tanah air.
Untuk menanamkan wawasan kebangsaan, warga masyarakat perlu memahamikonsensus dasar bangsa
yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Dengan pemahaman terhadap 4
konsensus dasar bangsa tersebut diharapkan dapattumbuh kesadaran cinta tanah air, dan pada akhirnya
mendorong tercapainya tujuan NKRI.
BAB 4 PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa mengenai lingkungan berdasarkan ide nasional
yaitu pancasila dan UUD 1945 sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka berdaulat dan bermartabat di
tengah lingkungan dan menjiwai dalam tindak kebijaksanaan untuk mencapai tujuan dan cita-cita bangsa
Indonesia. Dan untuk menghadapi dampak negative dari adanya globalisasi maka generasi muda yaitu
mahasiswa harus mempertahankan eksistensi dan integritas bangsa dan Negara Indonesia, serta dengan
cara memanfaatkan peluang untuk memajukan bangsa dan Negara. Untuk itu sangat diperlukan peran
wawasan nusantara sebagai pendukung terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Jadi
impementasi wawasan nusantara pada mahasiswa sekarang harus direncankan dengan matang dan
dilakukan untuk mendorong hal-hal positif pada diri mahasiswa. Dengan aspek-aspek di atas dapat
mewujudkan kebahagiaan dan ketertiban masyarakat Indonesia di era globalisasi ini.
1.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa sebagai seorang kaum intelektual penerus bangsa ini untuk dapat
menyelesaikan berbagai masalah yang muncul karena terkikisnya pengetahuan tentang wawasan
nusantara di masyarakat. Dan wawasan nusantara sebagai landasan visional mutlak dan perlu dianamkan
kembali dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai