Anda di halaman 1dari 67

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DALAM

PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD NAMLEA
KABUPATEN BURU

PROPOSAL

OLEH:

ADE JIHAN FARIDA A.SIPI


NPM. 1420118105

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DALAM


PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD NAMLEA
KABUPATEN BURU

Oleh :

ADE JIHAN FARIDA A.SIPI


NPM: 1420118105

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Dan Tandi, S.Kep.,M.Kep Ima Soumena, S.Kom

Mengetahui

Ketua Program Studi Keperawatan

Ira Sandi Tunny, S.Si.,M.Kes


NIDN. 1208098501
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Pengasih dan Penyayang, serta yang telah melimpahkan berbagai macam nikmat

yang tidak terhitung dan tak ternilai serta karunia–Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan proposal ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa

tercurah kepada suri tauladan dan nabi akhir zaman Rasulullah Muhammad SAW

beserta para keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya sampai akhir

zaman.

Adapun Judul proposal ini adalah “Gambaran Tingkat Pengetahuan

Perawat Dalam Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Ruangan

Rawat Inap Rsud Namlea Kabupaten Buru” Sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan Strata I di STIKes Maluku Husada. Dalam penyusunan

proposal ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis jumpai dalam

penyusunannya namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya,

serta kesungguhan dan kerja keras disertai dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, segala kesulitan dapat teratasi

dengan baik dan pada akhirnya proposal ini dapat di selesaikan dan disajikan

sebagai bahan ujian.

Oleh sebab itu, sudah sepantasnya pada kesempatan kali ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya dan penghargaan yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Sahrir Sillehu, M.Kes selaku Ketua STIKes Maluku Husada.

2. Ira Sandi Tunny, S.Si., M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
3. Ns. Dan Tandi, S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktu bagi penulis untuk memberikan arahan serta masukan guna

untuk menyelesaikan proposal ini.

4. Ima Soumena, S.Kom selaku pembimbing II yang telah memberikan saran

dan masukan demi terselesaikannya proposal ini.

5. Segenap dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah

memberikan bimbingan selama kuliah di STIKes Maluku Husada

6. Kepada kedua Orang Tua (Alm Agus Sipi, dan Almh Badaria) dan seluruh

keluarga yang telah membantu, selalu berdoa, dan memberikan semangat

kepada penulis untuk menyelesaikan proposal ini.

7. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan X yang senantiasa memberikan masukan

serta dorongan dalam menyelesaikan proposal ini.

8. Kepada para sahabat yang terkasih Ulya, Febby, dan Andi yang telah

membantu penulis dalam proses penyusunan proposal ini.

9. Teman–teman yang telah membantu dan mempermudah penulis dalam

menyelesaikan tugas ini dan tidak mampu penulis cantumkan namanya satu

persatu.

Semoga Allah SWT, membalas budi baik semua pihak yang telah memberi

kesempatan, dukungan, dan bantuan dalam menyelesaikan proposal ini.

Oleh karena itu penulis menyadari bahwa proposal ini masih memiliki

kekurangan dan kelemahan dari segi tata bahasanya jauh dari kata sempurna,

karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan proposal ini. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Kairatu, 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Standar Asuhan Keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat

kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat

dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang

didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap

pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang

saling terkait erat, karena melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai

bukti pelayanan meningkat dan memburuk.(Faisal, 2017) Oleh karena itu

penerapan standar asuhan keperawatan dibutuhkan sebuah pengetahuan.

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang

sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalkan apa air, apa manusia, apa

alam, dan sebainya.(Setya, 2018). Pengetahuan adalah faktor yang sangat

penting untuk menentukan tindakan seseorang, sehingga perilaku yang

didasari pengetahuan akan lebih bertahan lama dibandingkan yang tidak

didasari oleh pengetahuan, artinya semakin tinggi pengetahuan seseorang

diharapkan semakin baik pula perilaku yang ditunjukannya. (Setya, 2018)

Oleh karena itu mutu asuhan keperawatan harus dapat

dipengaruhi oleh pengetahuan tentang bagaimana menerapkan standar

asuhan keperawatan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Lutfiani D.L.

Achmadi Linnie Pondaag Abram Babakal menunjukan responden dengan

tingkat pengetahuan baik ada sebanyak 35 reponden atau 77,8% dan


responden dengan tingkat pengetahuan kurang ada sebanyak 10

responden atau sebanyak 22,2%, selanjutnya berdasarkan penerapan

asuhan keperawatan tergolong kategori baik (Achmadi et al., 2020).

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sudono DS

Dhani Setya A Rif Atiningtyas H menunjukkan Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin

perempuan, yaitu sebanyak 16 responden (76,2%),lebih dari separuh dari

jumlah responden memasuki usia antara 21 sampai 35 tahun (dewasa

awal), yaitu berjumlah 15 responden (71,4%), lebih dari separuh

responden berpendidikan diploma III Keperawatan, yaitu sebanyak 15

responden (71,43%). hampir separuh dari responden memiliki masa kerja

5- 10 tahun, yaitu berjumlah 14 responden (66,7%). Kemudian, diikuti

dengan responden dengan masa kerja lebih dari 10 tahun yang berjumlah

5 responden (23,8%) dan sisanya memiliki masa kerja kurang dari 5 tahun

(9,5%), sebagian besar responden yang berpartisipasi dalam penelitian

tidak memiliki sertifikat terkait pelatihan perawatan intensif, yaitu

sebanyak 19 responden (90,5%), responden yang memiliki kompetensi

tentang proses keperawatan kurang baik sebanyak 11 responden (52,4%),

sebagian besar responden yang berpartisipasi dalam penelitian memiliki

kecerdasan emosional yang tinggi sebanyak 19 responden (90,5%),

domain pada kecerdasan emosional yang memiliki nilai ratarata tertinggi

adalah domain kontrol diri menghadapi kritik sebesar 3,35 dengan standar

deviasi ± 0,513. (Sudono et al., 2018).


Penelitian lain yang dilakukan oleh (Susanto, 2010) Rerata pada

tahap pengkajian hanya 23,81%. Hal ini disebabkan oleh pada tahap

pengkajian tidak dipenuhinya ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam

standar proses keperawatan Depkes, diantaranya adalah setelah

melakukan pengkajian data tidak dikelompokkan menurut bio, psiko,

sosial dan spiritual secara jelas. Penerapan standar proses keperawatan

pada tahap diagnosis hanya sebesar 11,90% yang termasuk kategori tidak

baik. Hal ini disebabkan pada tahap pembuatan diagnosis ini, sebagian

besar puskesmas tidak ada format/kolom diagnosis, sehingga tidak ditulis

sama sekali. Hasil observasi penerapan standar proses keperawatan tahap

perencanaan adalah sebesar 16,67%, yang berarti termasuk kategori tidak

baik. Pada tahap perencanaan ini ada beberapa kekurangan yang cukup

menonjol yaitu perencanaan tidak disusun sebelumnya, tetapi lebih

mengarah kepada hal-hal yang sifatnya mendadak ketika respon pasien

muncul. Penerapan standar proses keperawatan pada tahap implementasi

sebesar 51,98%. Pada tahap ini perawat puskesmas sedikit banyak telah

memenuhi beberapa standar yang sudah ada, tetapi masih banyak standar

yang kurang diperhatikan misalnya perawat kurang dalam memperhatikan

respon pasien, terkadang tidak melakukan follow up dan pengawasan

pasca pemberian tindakan. Hasil observasi penerapan standar proses

keperawatan pada tahap evaluasi adalah sebesar 20,127% yang termasuk

kategori tidak baik. Data yang diperoleh selama observasi adalah

kebanyakan perawat tidak melakukan pencatatan hasil evaluasi dan bila


menuliskan evaluasi tidak mengacu pada tujuan yang ditetapkan. Pada

tahap dokumentasi pencatatan tidak dilakukan secara lengkap sesuai

dengan tindakan yang dilaksanakan. Rerata penerapan standar proses

keperawatan di puskesmas dengan rawat inap di Kabupaten Cilacap

termasuk kategori yang tidak baik menurut rentang nilai Arikunto (1996)

yaitu berkisar pada rentang nilai kurang dari 40%. Adapun

keterbatasan/kelemahan penelitian yang dilakukan ini adalah hanya

mencoba melihat satu aspek dari standar asuhan keperawatan yang

dikeluarkan oleh Depkes 1996/1997 yaitu standar proses keperawatan saja

tidak meneliti aspek yang lain yaitu standar kepuasan pasien dan standar

prosedur keperawatan.

Berdasarkan data yang diperoleh di RSUD Namlea Kabupaten

Buru, didapatkan hasil prevalensi berjumlah 186 perawat, sementara itu

perawat yang bertugas di ruang rawat inap berjumlah 73 perawat, dengan

rincian diantaranya 7 perawat lulusan SPK, 51 perawat lulusan DIII, 4

perawat lulusan DIV, 4 perawat lulusan S1, 7 perawat lulusan NERS.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan berupa wawancara pada perawat

diruang rawat inap RSUD Namlea Kabupaten buru tanggal 20 april 2022

di dapatkan hasil bahwa pengetahuan perawat tentang Standar Asuhan

Keperawatan belum semuanya seragam. Dari 15 perawat yang dilakukan

wawancara hasil menunjukkan 5 orang perawat menjawab pengertian

tentang Standar Asuhan Keperawatan secara lengkap, dan 10 orang


perawat tidak menjelaskan secara lengkap proses Standar Asuhan

Keperawatan.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti masalah tingkat

pengetahuan perawat dalam penerapan standar asuhan keperawatan

diruangan rawat inap RSUD Namlea Kabupaten Buru

1.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana

tingkat pengetahuan perawat dalam penerapan standar asuhan

keperawatan di ruangan rawat inap RSUD Namlea Kabupaten Buru?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat

dalam penerapan standar asuhan keperawatan di ruangan rawat

inap RSUD Namlea Kabupaten Buru.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan perawat

tentang standar pengkajian di ruang rawat inap RSUD

Namlea Kabupaten Buru

b. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan perawat

tentang standar diagnose di ruang rawat inap RSUD Namlea

Kabupaten Buru
c. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan perawat

tentang standar perencanaan di ruang rawat inap RSUD

Namlea Kabupaten Buru

d. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan perawat

tentang standar pelaksanaan di ruang rawat inap RSUD

Namlea Kabupaten Buru

e. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan perawat

tentang evaluasi di ruang rawat inap RSUD Namlea

Kabupaten Buru

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjelaskan gambaran tingkat

pengetahuan perawat dalam standar asuhan keperawatan sehingga

dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam masalah tingkat

pengetahuan perawat dan standar asuhan keperawatan.

1.4.2. Manfaat praktis

1. Bagi Responden

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pengetahuan

perawat dalam pemenuhan standar asuhan keperawatan.

2. Bagi Instansi Tempat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukkan dalam pemenuhan standar asuhan keperawatan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

keilmuan, memberi sumbangan positif dalam pengaplikasikan

teori khususnya di bidang keperawatan.

4. Bagi peneliti

Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu penhetahuan,

dapat digunakan dimasa yang akan datang.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. TINJAUAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

2.1.1. Definisi

Standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang

menguraikan penampilan kerja yang dapat diukur melalui kualitas

struktur, proses dan hasil. Standar merupakan pernyataan yang

mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang mengarah kepada

praktek keperawatan professional. Keperawatan adalah suatu

bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat, berbentuk

pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif , ditujukan

kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat

yang mencakup kehidupan manusia).

Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang

menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelyanan

keperawatan yang diberikan untuk klien. Fokus utama standar

praktek keperawatan adalah klien. Digunakan untuk mengetahui

proses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam

upaya mencapai pelayanan keperawatan. Melalui standar praktek

dapat diketahui apakah intervensi atan tindakan keperawatan itu


yang telah diberi sesuai dengan yang direncanakan dan apakah

klien dapat mencapai tujuan yang diharapkan (Faisal, 2017).

Standar Asuhan Keperawatan (SAK) adalah penentu untuk

mempertahankan dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan,

standar pelayanan dan asuhan keperawatan tersebut harus

diterapkan secara bertahap. Asuhan keperawatan adalah kegiatan

pada praktik keperawatan yang di implementasikan secara

langsung kepada pasien atau klien sebagain pelayanan kesehatan,

standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh sesuai

dengan kebutuhan pasien memanfaatkan teknologi tepat guna dan

hasil penelitian dalam pengembangan kesehatan/keperawatan

sehingga tercapai kesehatan yang optimal (fauzia, 2017)

2.1.2. Tujuan Standar Asuhan Keperawatan

Tujuan dan manfaat standar asuhan keperawatan penting

lainnya mencakup pada dasarnya mengukur kualitas asuhan kinerja

perawat dan efektifitas manajemen organisasi. Dalam

pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka

kerja yang lazim sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung

jawab mengembangkan standar bagaimana proses pengembangan

tersebut. Standar asuhan berfokus pada hasil pasien, standar praktik

berorientasi pada kinerja perawat professional untuk

memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial juga harus

dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat


bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan organisasi pelayanan

(Faisal, 2017)

1. Memberi bantuan yang efektif kepada semua orang yang

memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem

Kesehatan Nasional

2. Menjamin bahwa bantuan diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan pasien dan mengurangi/menghilangkan

kesenjangan

3. Mengembangkan standar asuhan keperawatan yang ada

4. Memberi kesempatan kepada semua tenaga keperawatan

untuk mengembangkan tingkat kemampuan professional

5. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua

kalangan kesehatan

6. Melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan

pelayanan kesehatan

2.1.3. Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan

Upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan, tidak cukup

hanya dengan tersedianya Standar Asuhan Keperawatan tetapi perlu

didukung sistem pemantauan dan penilaian penerapan standar

tersebut, yang dilaksanakan secara sistematis, objektif dan

berkelanjutan (Faisal, 2017)


1. Standar I: Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien

secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan

berkesinambungan. Kriteria Proses:

a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara,

observasi, pemeriksaan fisik, dan mempelajari data

penunjang (pengumpulan data diperoleh dari hasil

wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab, dan

mempelajari catatan klien lainnya).

b. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang terkait, tim

kesehatan, rekam medis dan catatan lain.

c. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk

mengidentifikasi :

1) Status kesehatan klien saat ini

2) Status kesehatan klien masa lalu

3) Status fisiologis, psikologis, sosial, dan spiritual

4) Respon terhadap alergi

5) Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal

6) Resiko – resiko tinggi masalah


2. Standar II: Diagnosis Keperawatan

Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan

diagnosis keperawatan dengan kriteria proses:

a. Proses diagnosis terdiri dari analisis, interpretasi data,

identifikasi masalah klien dan perumusan diagnosis

keperawatan.

b. Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari: Masalah

(P), Penyebab (E), dan tanda atau gejala (S)atau terdiri

darimasalah dan penyebab (PE).

c. Bekerja sama dengan klien, dekat dengan klien, petugas

kesehatan lain untuk memvalidasi diagnosis keperawatan.

d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis

berdasarkan data terbaru.

3. Standar III: Perencanaan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk

mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien. Kriteria

Proses :

a. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah,

tujuan dan rencana tindakan keperawatan.

b. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana

tindakan keperawatan.

c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau

kebutuhan klien.
d. Mendokumentasikan rencana keperawatan.

4. Standar IV: Implementasi

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah di

identifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. Kriteria Proses

a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan.

b. Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain untuk

meningkatkan status kesehatan klien

c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah

kesehatan klien.

d. Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana

keperawatan dibawah tanggung jawabnya.

e. Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap

klien untuk mencapai tujuan kesehatan.

f. Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan

dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

g. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai

konsep, ketrampilan asuhan diri serta membantu klien

memodifikasi lingkungan yang digunakannya.

h. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan

keperawatan berdasarkan respon klien.


5. Standar V: Evaluasi

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan

dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar serta

perencanaan. Kriteria Proses:

a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara

kompeherensif, tepat waktu dan terus menerus.

b. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara

komprehensif, tepat waktu dan terus menerus.

c. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur

perkembangan kearah pencapaian tujuan.

d. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat

dan klien.

e. Bekerja sama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi

rencana asuhan keperawatan.

f. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi

perencanaan.

2.1.4. Cangkupan Standar Asuhan Keperawatan

Sepuluh Standar Asuhan keperawatan, Perawat mempunyai

tanggung jawab untuk :

1. Memberikan pelayanan dengan menghargai klien sebagai

makluhk hidup.

2. Melindungi hak ( privasi ) klien.


3. Mempertahankan kopetensi dalam Asuhan Keperawatan dan

mengenal klien serta menerima tanggung jawab pribadi

terhadap intervensinya.

4. Melindungi klien jika intervensi dan keselamatannya terancam

yang diakibatkan oleh orang lain yang tidak kompeten, tidak

etis dan ilegal.

5. Menggunakan kemamopuan individu sebagai kriteria untuk

menerima tanggung jawab.

6. Partisipasi dalam kegiatan riset jika hak responden dilindungi.

7. Partisipasi dalam kegiatan profesi keperawatan untuk

meningkatkan standar peratik atau pelayanan dan pendidikan

keperawatan.

8. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas keperawatan

( tenaga perawat ) dengan partisipasi dalam kegiatan profesi.

9. Mempromosikan kesehatan melalui kerja sama dengan

masyarakat dan profesi kesehatan lainnya.

10. Menolak memberikan persetujuan untuk promosi menjual

produk komersial, pelayanan atau hiburan lainnya.

2.2. TINJAUAN PENGETAHUAN

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita

dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki.

Selain pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh
orang lain. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya) (Setya, 2018) . Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (Knowledge)

adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindra yang dilakukan

seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan

keterampilan (Wiliastuti et al., 2019) . Jadi pengetahuan merupakan

proses dengan menggunakan pancaindra terutama mata dan telinga yang

dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan

pengetahuan dan keterampilan.

Tingkat pengetahuan seseorang mencerminkan seberapa banyak

pengetahuan yang dimiliki orang tersebut. Pengetahuan yang dicakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan. Tahu (know) artinya

hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya

setelah mengamati sesuatu. Memahami (comprehension) artinya tidak

sekedar tahu tapi dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek

yang diketahui tersebut. Aplikasi (application) artinya apabila orang yang

telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau

mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada situasi yang lain. Analisis

(analysis) adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antaraa komponen-komponen

yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.Sintetis

(synthetic) menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum


atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komonen-

komponen pengetahuan yang dimiliki.Dan evaluasi (evaluation) berkaitan

dengn kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap objek tertentu (Setya, 2018).

Tingkatan pengetahuan tersebut dapat menentukan sejauh mana

tingkat kemampuan seseorang dalam memahami segala seseuatu yang

diketahuinya. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman

yang berasal dari berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat

dekat, media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan,

dan sebagainya.

Perilaku merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta

interaksi menusia dengan lingkungan yang terbentuk dalam wujud

pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dengan kata lain perilaku manusia

mmerupakan respon atau rekasi seseorang terhadap stimulus yang berasal

dari luar maupun dari dalam dirinya (Setya, 2018). (Kurniah, 2019) dalam

(Setya, 2018) , mengatakan bahwa perilaku dibagi 3 domain yaitu:

domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Ketiga domain

tersebut diukur dalam pengetahuan, sikap, dan tindakan.

Menurut teori Lawerence Green dalam (Setya, 2018) ada 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku individu ataupun kelompok:

a. Faktor yang mempermudah/predisposing factors: pengetahuan,

sikap, nilai, kepercayaan, dan nilai social dari seseorang.

b. Faktor pendukung/enabling factors: umur, status sosial, pendidikan,


ekonomi, sumber daya manusia.

c. Faktor pendorong/reinforcing factors: sikap suami, orang

tua, tokoh masyarakat.

Pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah untuk

mempengaruhi perilaku seseorang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dapat dari internal

(dalam diri individu) maupun dari eksternal (luar diri individu). (Giftyan,

2020) , pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu

pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan, dan

sosial budaya. Tingkat pengetahuan juga berhubungan dengan

keterbatasan kognitif, salah interpretasi informasi, kurang pajanan,

kurang minat dalam belajar, kurang dapat mengingat, dan tidak familier

dengan sumber informasi (Pujiharti, 2021).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang (Setya,

2018), yaitu :

2.2.1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

keribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi

seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari

orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi


yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,

maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya

(Suganda, 2019)

Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan

formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non

formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek juga

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek

inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap

objek tertentu. Semakin banyak aspek positfi dari objek yang

diketahui, akan menumbuhkan makin positif terhadap obyek

tersebut (Kurniah, 2019).

2.2.2. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam mmecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan serta pengalaman belajar selama bekerja akan

dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dari


etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya (Setya,

2018).

2.2.3. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia dewasa awal dan

pertengahan, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat

dan kehidupan social serta lenih banyak melakukan persiapan demi

suksenya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang

usia madya akan lebih banyak menggunakan waktu untuk

membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan

kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada

usia ini. Dua sikap tradisonal mengenal jalannya perkemangan

selama hidup. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak

informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan

sehingga menambah pengetahuannya (Rizky et al., 2018).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subyek penelitian atau responden (Setya, 2018). Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau diukur dapat disesuaikan

dengan tingkatan pengetahuan. Seseorang dapat mengungkapkan

apa-apa yang diketahui dalam bentuk bukti atau jawaban lisan


maupun tulisan yang merupakan reaksi dari stimulus yang dapat

berupa pertanyaan lisan maupun tulisan. Bila pengukuran

pengetahuan dengan memberikan kuisioner tentang objek

pengetahuan yang diukur , maka penilaian dilakukan dimana setiap

jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika

salah diberi nilai 0 Penilaian dilakukan dengan cara

membandingkaan skor jawaban yang diharapkan(tertinggi)

kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase dengan

rumus yang digunakan sebagai berikut:

N = Sp/Sm x 100%

Keterangan:

N = Nilai pengetahuan

Sp = Skor yang didapat

Sm = skor tertinggi maksimum

Selanjutanya prosentase jawaban diinterprestasikan dalam kalimat

kualitatif dengan acuan sebagai berikut :

a. Baik : Nilai = 76-100%

b. Cukup : Nilai = 56-75%

c. Kurang : Nilai = 40-55%

d. Tidak Baik : Nilai <40%

(Autoridad Nacional del Servicio Civil, 2021) tingkat pengetahuan

dikelompokan menjadi tiga, yaitu: tinggi, apabila skor > 80% dari

total jawaban yang benar; sedangkan cukup, apabila skor 60-80%


dari total jawaban yang benar; kurang, apabila skor < 60 dari total

jawaban yang benar.


2.3. KEASLIAN PENELITIAN

Tabel 2.4 Keaslian Penelitian

No Judul/Pengarang Desain Sampel Variabel Instrumen Analisis Hasil

1. Gambaran tingkat Desain Sampel pada Variable Pengumpulan Pengumpulan Hasil


pengetahuan perawat penelitian yang penelitian ini idependen: data dilakukan data penelitian
dalam penerapan digunakan berjumlan 44 tingkat dengan dilakukan menunjukan
standar asuhan adalah responden pengetahuan interview dan dengan responden
kepererawatan deskriptif. yang Variable membagikan interview dan dengan tingkat
diruangan rawat inap Dimana peneliti ditentukan dependen: kuesioner membagikan pengetahuan
interna RSUD Datoe mendeskripsika dengan standar kuesioner, baik ada
Bhinangkang n tentang metode asuhan selanjutnya sebanyak 35
Peneliti: (Achmadi et gambaran Purposive keperawatan data yang reponden atau
al., 2020) tingkat Sampling. telah 77,8% dan
pengetahuan terkumpul responden
perawat dalam dimasukan dengan tingkat
penerapan dalam bentuk pengetahuan
asuhan tabel kurang ada
keperawatan di distribusi sebanyak 10
No Judul/Pengarang Desain Sampel Variabel Instrumen Analisis Hasil

Ruang Rawat frekuensi dan responden atau


Inap Interna dilakukan uji sebanyak
RSUD Datoe univariat. 22,2%,
Bhinangkang. selanjutnya
berdasarkan
penerapan
asuhan
keperawatan
tergolong
kategori baik

2. Gambaran kemampuan Desain Populasi Variabel Pengumpulan Pengumpulan Hasil


berpikir kritis perawat penelitian Jenis dalam independen data dilakukan data penelitian
primer dalam penelitian ini penelitian ini : dengan dilakukan menunjukkan
pelaksanaan asuhan adalah deskriptif adalah kemampuan menggunakan dengan prosentase
keperawatan di Rumah observasional seluruh berpikir kuesioner. menggunakan terbanyak
Sakit Islam Surakarta dengan perawat kritis kuesioner, adalah
Penetili: (Sudono et al., pendekatan primer di perawat analisis responden
No Judul/Pengarang Desain Sampel Variabel Instrumen Analisis Hasil

2018) cross-sectional Rumah Sakit Variable bivariat data berjenis


Islam dependen : menggunakan kelamin
Surakarta Manajemen chi square wanita
sejumlah 21 pelaksanaan dan (76,2%),
responden. asuhan spearmans memasuki usia
keperawatan ranks dewasa awal
(71,4%),
berpendidikan
DIII
Keperawatan
(71,43%),
memiliki masa
kerja 5-10
tahun (66,7%),
tidak memiliki
sertifikat
terkait
pelatihan
No Judul/Pengarang Desain Sampel Variabel Instrumen Analisis Hasil

perawatan
intensif
3. Penerapan Standar Desain Teknik Variabel Pengumpulan Data tersebut Berdasarkan
Proses Keperawatan Di penelitian Jenis pengambilan yang diteliti data dilakukan dianalisis hasil
Puskesmas Rawat Inap penelitian ini sampel adalah dengan dengan penelitian ini
Cilacap (Susanto, 2010) adalah deskriptif dengan cara penerapan observasi rumus dapat dibuat
observasional. total standar langsung oleh Tendency beberapa
sampling proses peneliti. Central. simpulan yaitu
yaitu keperawatan penerapan
puskesmas di standar
rawat inap puskesmas pengkajian,
secara rawat inap diagnosis,
keseluruhan. di Cilacap perencanaan,
Jumlah implementasi,
sampel yang evaluasi dan
diambil dokumentasi
adalah tujuh keperawatan
puskesmas tidak
No Judul/Pengarang Desain Sampel Variabel Instrumen Analisis Hasil

rawat inap dilaksanakan


dengan rerata dengan baik.
hunian lebih Secara umum
dari 5 pasien penerapan
perbulan dan standar proses
LOS 2-3 hari. keperawatan
Pengambilan di puskesmas
sampel tiap rawat inap
puskesmas Cilacap tidak
dengan cara dilaksanakan
cluster dengan baik.
sampling
yaitu hanya 3
responden
yang
memenuhi
kriteria
inklusi
No Judul/Pengarang Desain Sampel Variabel Instrumen Analisis Hasil

Sampel
penelitian ini
rawat inap
yang
berjumlah 58
orang yang
didapatkan
menggunakan
teknik total
sampling.
Berdasarkan literature review didapatkan penelitian kebaharuan berupa :

1. Yang membedakan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah variable

yang digunakan pada penelitian ini hanya menggunakan satu variable yaitu

pengetahuan.

2. Peneliti tertarik mengeksplor tingkat pengetahuan perawat dalam penerapan

SAK di RSUD Namlea Kabupaten Buru.


BAB III

KERANGKA TEORI

3.1. KERANGKA TEORI

Kerangka konsep merupakan rangkuman dari kerangka teori yang

dibuat dalam bentuk diagram yang menghubungkan antar variabel yang

diteliti dan variabel lain yang terkait . Kerangka konsep penelitian adalah

suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap

konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang

lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Kurniah, 2019). Teori dan konsep

yang terkait telah diuraikan pada studi kepustakaan maka skema yang

merupakan kerangka konsep penelitian adalah sebagai berikut:

Usia

Pengetahuan Perawat
Jenis Kelamin
Dalam Penerapan Tingkat
Standar Asuhan Pengetahuan:
Keperawatan
- Tinggi
- Cukup
- Kurang
Pendidikan

Pengalaman Kerja
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 JENIS DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis

penelitian deskriptiuf kuantitatif yaitu penelitian yang memiliki tujuan untuk

menjelaskan fenomena, situasi, karakteristik individual, atau kelompok tertentu

secara objektif. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menggambarkan peristiwa

penting yang terjadi. Pada peneletian yang dilakukan ini bermkasud

mendeskripsikan tingkat pengetahuan perawat dalam penerapan standar asuhan

keperawatan. (Adi, 2017).

4.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

4.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan di lakukan di RSUD Namlea Kabupaten

Buru

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan pada bulan Juni 2022


4.3 POPULASI DAN SAMPEL

4.3.1 Populasi

Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulanny (Imron, 2019). Populasi pada penelitian ini adalah semua

perawat yang bertugas di ruang rawat inap RSUD Namlea Kabupaten

Buru yang berjumlah 73 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila ukuran populasi kurang lebih 100,

maka jumlah sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi.

Apabila ukuran populasi lebih dari 1000, maka jumlah sampel sekurang-

kurangnya 15% maka Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah

50% dari jumlah populasi yaitu 36 perawat, dengan kriteria sebagai

berikut:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dari sampel pada penelitian ini adalah:

1. Perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap RSUD Namlea

kabupaten Buru yang memberikan penerapan asuhan keperawatan.

2. Memiliki latar belakang pendidikan D-III, DVI,S1 dan NERS


b. Kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang

tidak memenuhi kriteria inklusi. Kriteria eksklusi pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:


1.
Perawat yang duduk di posisi struktural
2.
Perawat yang menolak untuk menjadi responden.
3.
Tidak hadir saat dilakukan pengambilan data.

4.3.3 Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan

dengan metode Probability Sampling. Teknik probability sampling

merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 36 perawat dan jika

dipersentasekan adalah sekitar 50%. Sampel diambil dengan teknik

simple random sampling karna pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu. Hal ini dilakukan karena anggota populasi dianggap

homogen/relative homogen yaitu perawat yang bekerja di ruang rawat

inap RSUD Namlea Kabupaten Buru.

4.4 VARIABEL PENELITIAN


Variabel dalam penelitian ini hanya satu yaitu pengetahuan perawat,

sehingga tidak ada variabel denpenden maupun variabel idenpenden.

4.5 DEFINISI OPRASIONAL

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana

caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi

operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti

lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Definisi operasional bertujuan

guna menjelaskan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam

penelitian secara operasional sehingga mempermudah pembaca dalam

mengartikan makna penelitian.

Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel Definisi Cara ukur Hasil ukur Skala

Operasional

Pengetahuan Segala sesuatu Lembar 1= Tinggi: 70- Ordinal


. yang diketahui kuesioner 100
oleh perawat 2= Cukup: 40-
tentang 60
penerapan 3= Rendah: 0-
standar asuhan 30
keperawatan
diruang rawat
inap RSUD
Namlea
Kabupaten Buru

4.6 INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner

multiple choice yang terdiri dari 25 item pertanyaan, setiap pertanyaan diberi

pilihan jawaban sebanyak 4 pilihan, setiap jawaban yang benar diberi nilai 4 dan

setiap jawaban yang salah diberi nilai 0, sehingga nilai tertinggi adalah 100 dan

nilai terendah 0.

4.7 PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

4.7.1 Pengumpulan Data

Pada penelitian ini pengumpulan data di bagi menjadi dua tahap sebagai

berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Pengurusan surat ijin penelitian di LPPM STIKes Maluku

Husada

b. Membawa surat ijin penelitian ke kantor KESBANGPOL

Namlea

c. Setelah mendapatkan surat ijin dari kantor KESBANGPOL

Namlea kemudian akan di bawa ke RSUD Namlea Kabupaten

Buru sebagai lokasi tempat penelitian.


2. Tahap Pelaksanaan

Setelah mendapatkan respoden yang sesuai dengan kriteria

kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian

yang dilakukan. Setelah responden memahami dan menyetujui

untuk dijadikan responden, maka responden boleh menandatangani

inform consent atau surat persetujuan menjadi responden. Setelah

itu peneliti menjelaskan mengenai gambar kecil proses penelitian

yang akan dilakukan, tak lupa juga peneliti memberikan waktu

untuk responden bertanya jika memang ada yang tidak dipahami.

Dalam penelitian ini juga peneliti dan responden tetap menjaga

protokol kesehatan.

4.

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.7.

4.8. ANALISA DATA

4
4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.7.1 Teknik Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah melalui tahap

pengolahan data. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan program statistik komputer dengan langkah

sebagai berikut (Nursalam, 2013). Langkah-langkah yang dilakukan

dalam pengumpulan data meliputi:

a. Editing

Proses ini meliputi mengecek identitas responden, penulisan

serta kelengkapan data dengan memeriksa kembali hasil

wawancara dan mencocokan dengan data yang telah didapatkan

b. Coding

Mengkode data merupakan upaya mengklarifikasi data

memberi kode untuk masing-masing kelas terhadap data yang

diperolah dari sumber data yang telah diperiksanya. Peneliti

memberikan kode disetiap variabel data yang dikumpulkan untuk


memudahkan pengelompokan data data dengan merubah data

berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka-bilangan dengan

memberi kode pada kuisioner. Untuk memudahkan pengelolaan

data semua jawaban maka data disederhanakan yaitu dengan

memberkan symbol-simbol tertentu untuk setiap jawaban

pengkodean dilakukan nomor, halaman, daftar pertanyaan, nomor

pertanyaan.

c. Entry

Entry merupakan seuatu proses memasukan data ke dalam

computer untuk selanjutnya dilakukan analisa data dengan

menggunakan program computer.

d. Tabulasi Data

Tabulating merupakan kegiatan memasukan data hasil

penelitian kedalam tabel kemudian di olah menggunakan komputer

4.8.1.

4.8.2. Analisa Data

Analisa data dari suatu penelitian harus dilakukan secara

bertahap sesuai dengan prosedur analisa penelitian. Prosedur analisa

penelitian yang dilakukan secara bertahap bertujuan untuk memperoleh

gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam tujuan

penelitian.
Bentuk analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah

unvariat. Analisis unvariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Teknik ini

berlaku pada setiap variabel tunggal penelitian yang berfungsi untuk

memberikan gambaran populasi dan penyajian hasil deskriptif melalui

distribusi frekuesni sehingga memudahkan orang lain dalam

menginterprestasijan hasil penelitian.

3.

4.

4.3.

4.3.

4.3.

4.3.

4.3.

4.3.

4.3.

4.3.

4.3. ETIKA PENELTIAN

Penelitian harus memperhatikan hak partisipan dengan selalu

memperhatikan prinsip-prinsip etika peneltian. Berikut merupakan Prinsip-


prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan suatu penelitian

(Rachmawati, 2019)

1. Non maleficience

Penelitian ini memiliki kewajiban untuk menghindari,

mencegah, dan meminimalkan bahaya yang ditimbukan apabila subyek

penelitian adalah manusia. Penelitian ini diyakini tidak menimbulkan

bahaya bagi partisipan.

2. Autonomy

Responden penelitian ini memiliki hak mengungkapkan secara

penuh untuk bertanya, menolak dan mengakhiri partisipasinya.

Responden berhak menentukan ikut berpartisipasi dalam penelitian

atau tidak setelah diberikan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, dan

waktu penelitian. Selama tidak ada pernyataan pengunduran diri dari

responden yang telah menandatangi informed concent.

3. Anonymity

Peneliti harus memastikan tidak menggangu privasi

narasumber, diperlukan untuk menjaga privasi agar dipertahankan teru

menerus. Partisipan memeliki hak bahwa segala infromasi dan data

mereka akan disimpan dalam kerahasiaan serta peneliti menjaga

kerahasiaan dengan memberikan kode peserta mengenai identitasnya.

4. Justice
Prinsip memberikan keadilan dan kesetaraan dalam penelitian,

dengan memberikan perlakuan yang sama kepada semua responden.

Setiap responden diberikan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, dan

prosedur penelitian. Peneliti menghormati dan menghargai responden

apa adanya tanpa membedakan latar belakang budaya. Peneliti

berusaha menuliskan segala kejadian secara jujur.

5. Informed consent

Sebelum penelitian dilakukan, informasi dijelaskan secara

lengkap tentang penelitian yang akan dilakukan dan memberikan

kebebasan untuk berpartisipasi atau menolak menjadi responden.

Setelah partisipan bersedia maka diminta unutk menandatangai

informed concent.
DAFTAR PUTAKA

Achmadi, L., Pondaag, L., & Babakal, A. (2020). Gambaran Tingkat Pengetahuan
Perawat Dalam Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Diruangan Rawat Inap
Interna RSUD Datoe Bhinangkang. E-Jurnal Keperawatan (e-Kp), 3(3), 1–4.

Adi. (2017). Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan Universitas


Diponegoro Tentang Komunikasi Terapeutik. 1–51.

Autoridad Nacional del Servicio Civil. (2021). Hubungan Pengetahuan Perawat


dalam Dokumentasi Keperawatan dengan Pelaksanaan di Rumah Sakit.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2013–2015.

Faisal. (2017). Standar Asuhan Keperawatan Indonesia. 1–17.

fauzia. (2017). Standar Asuhan Keperawatan. Angewandte Chemie International


Edition, 6(11), 951–952., 1–8.

Giftyan. (2020). Hubungan antara Pengetahuan Perawat tentang Rekam Medis


dengan Kelengkapan Pengisian Catatan Keperawatan. Jurnal Universitas
Diponegoro, 1(1), 1–94.

Imron, I. (2019). Analisa Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen


Menggunakan Metode Kuantitatif Pada CV. Meubele Berkah Tangerang.
Indonesian Journal on Software Engineering (IJSE), 5(1), 19–28.
https://doi.org/10.31294/ijse.v5i1.5861

Kurniah. (2019). GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG


BERMIN TERAPEUTIK DIRUANG RAWAT ANAK RSAB HARAPAN KITA
JAKARTA. 1–81.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan


Praktis/Nursalam. Jakarta: Salemba Merdeka, 172–191.

Pujiharti, I. (2021). HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT


TENTANGPROSES KEPERAWATAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS JATI SAMPURNA
BEKASI TAHUN 2017. 32(2), 134–139.

Rachmawati, A. &. (2019). metodologi penelitian penelitian kuantitatif. Dalam Riset


Keperawatan, 1–23.
Rizky, W., Darmaningtyas, N., & Yulitasari, B. I. (2018). Hubungan Jumlah Tenaga
Perawat dengan Beban Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III
RSUD Wates. Indonesian Journal of Hospital Administration, 1(1), 38.
https://doi.org/10.21927/ijhaa.v1i1.752

Setya, D. (2018). Tingkat Pengetahuan Perawat Mengenai Konsep Asuhan


Keperawatan. 5–22.

Sudono, B., Setya, D., & Atiningtyas, R. (2018). Gambaran Kemampuan Berpikir
Kritis Perawat Primer Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit
Islam Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan, 10(1), 79–106.

Suganda, T. (2019). Gambaran Pengetahuan Perawat Vokasi tentang Tugas dan


Wewenang Perawat sesuai UU No.38 Tahun 2014 tentang Keperawatan. 38, 1–
124.

Susanto, R. (2010). Penerapan standar proses keperawatan di puskesmas rawat inap


cilacap. Prevention, 5(2), 80–84.
http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/view/185/86gmbran

Wiliastuti, U. N., Anna, A., Mirwanti, R., Lubis., R. M., & Oktaviani, S. (2019).
Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat Di Ruang Rawat Inap Lantai 8B Rsud
Koja. Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, 1(2), 77.
Lampiran 01

LEMBAR SURAT PENGAMBILAN DATA AWAL


Lampiran 02

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ade Jihan Farida A. Sipi

NPM : 1420118105

Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKes) Maluku Husada, akan melakukan penelitian dengan judul:

“Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat Dalam Penerapan Standar Asuhan

Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Rsud Namlea

Kabupaten Buru”

Untuk maksud diatas maka saya mohon dengan hormat kepada Bapak/Ibu untuk

menjadi responden dalam penelitian ini:

1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Perawat

Dalam Penerapan Standar Asuhan Keperawatan.

2. Kesediaaan perawat untuk menendatangani informed consent.

3. Identitas perawat akan dirahasiakan sepenuhnya oleh peneliti.

4. Kerahasiaan informasi yang diberikan dijamin oleh peneliti karena hanya

kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

5. Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah dapat menjadi bahan

pembelajaran dalam masalah tingkat pengetahuan perawat dan standar asuhan

keperawatan
6. Keuntungan yang didapat dari penelitian ini adalah responden bisa dapat

berbagai informasi tentang pengetahuan dalam standar asuhan kpereawatan.

Atas perhatian dan partisipasi Bapak sekaligus saya ucapkan terima kasih.

Ambon, Juni 2022

Yang Menerima Penjelasan Hormat Saya

……………………………… Ade Jihan Farida A. Sipi

Saksi

………………………………
Lampiran 03

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi

peserta/responden penelitian yang dilakukan oleh Himatul Ulya mahasiswa Program

Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada

yang berjudul:

“Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat Dalam Penerapan Standar Asuhan


Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Rsud Namlea
Kabupaten Buru”
Pada penelitian ini saat proses wawancara berlangsung dilaksanakan di tempat

yang telah disepakati sebelumnya dan kerahasiaan identitas pasien terjaga sehingga

terjadinya risiko sangat minimal. Responden yang terlibat pada penelitian ini akan

dijamin kerahasiaan identitasnya oleh peneliti. Apabila terjadi permasalahan selama

dan setelah penelitian ini berlangsung dapat menghubungi nomor peneliti

(082198531608)

Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ambon, Juni 2022


Saksi Partisipan

………………………….. …………………………….
Lampiran 04

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DALAM PENERRAPAB


STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DIRUANGAN RAWAT INAP RSUD
NAMLEA KABUPATEN BURU

I. Indentitas Responden

Petunjuk pengisian:

pilihlah jawaban yang benar dan tepat

No. Responden

1. Nama :

2. Tempat/Tanggal Lahir :

3. Umur : Tahun Bulan

< 30 Tahun

30- 45 Tahun

>45 Tahun

4. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

5. Status Perkawinan : kawin belum Kawin

6. Pendidikan : D3 S1 NERS

7. Masa Kerja : tahun bulan


≤ 5 Tahun

> 5 Tahun

8. Sebelumnya pernah bekerja sebagai perawat di ruangan rawat inap di

rumah sakit lain. Pernah

Belum pernah

9. Jika pernah, selama : tahun bulan

II. Variable Pengetahuan

Petunjuk pengisian: berilah tanda jawaban √ yang benar

No Pertanyaan jawaban

a b c d

A. Pengkajian

1. Setelah pasien masuk rumah sakit Data pengkajian harus

dilengkapi dalam waktu….

a. 1 x 6 jam

b. 1 x 8 jam

c. 1 x 23 jam

d. 1 x 24 jam

2. Kapan pengkajian yang belum dapat dilengkapi harus

diserahterimakan dan dilanjutkan….

a. Pada perawat shift berikutnya


b. Pada jadwal shift berikutnya

c. Saat kunjungan dokter

d. Setelah asuhan keperawatan diberikan

3. Pengkajian dilakukan selama pasien di rawat, secara….

a. Awal masuk rumah sakit

b. Sewaktu-waktu

c. Ketika pengkajian di perlukan

d. Terus menerus

4. Karakteristik data yang harus ada dalam pengkajian adalah?

a. Actual dan variatif

b. Objektif dan variatif

c. Actual dan valid

d. Lengkap dan terpercaya

5. Dibawah ini yang merupakan pengertian dalam pengkajian

standar asuhan keperawatan, ialah

a. Berupa data anamnesa, observasi yang paripurna dan

lengkap serta dikumpulkan secara terus menerus

tentang keadaan pasien untuk menentukan asuhan

keperawatan

b. pelaksanaan tindakan yang ditentukan dengan maksud

agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang


mencakup aspek peningkatan, pencegahan,

pemeliharaan serta pemulihan kesehatan

c. data status kesehatan pasien, dianalisis dan

dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien

dan komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan

gejala/tanda, bersifat aktual dan potensia

d.  individual oleh perawat selama pasien dirawat inap

maupun rawat jalan, digunakan sebagai informasi,

komunikasi dan laporan

B. Diagnose

1. . Hal-hal di bawa ini untuk penyusunan diagnosa keperawatan,

kecuali….

a. Symptom

b. Etiologi

c. Resiko

d. Problem

2. Hal yang paling utama dalam merumuskan diagnose

keperawatan adalah….

a. Resiko

b. Wellness

c. Kemungkinan
d. Actual

3. Berikut Langkah-langkah yang benar dalam penulisan

diagnose keperawatan adalah

a. Interprestasi data – pengelompokkan data dan analisa

data – validasi data – penyusunan diagnose

keperawatan.

b. Pengelompokkan data dan analisa data – validasi data -

interprestasi data – penyusunan diagnose

c. Interprestasi data – validasi data – penyusunan

diagnose keperawatan – pengelompokkan data dan

analisa data

d. Pengelompokkan data dan analisa data – interprestasi

data - validasi data – penyusunan

4. Dalam penegakan diagnosis keperawatan komponen utama

yang harus dicantumkan adalah….

a. Masalah keperawatan

b. Penyebab

c. Batasan karakteristik

d. Factor resiko

5. Dibawah ini bukan merupakan kriteria prose diagnose

adalah….
a. Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari: Masalah

(P), Penyebab (E), dan tanda atau gejala (S)atau terdiri

darimasalah dan penyebab (PE).

b. Bekerja sama dengan klien, dekat dengan klien,

petugas kesehatan lain untuk memvalidasi diagnosis

keperawatan.

c. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis

berdasarkan data terbaru

d. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi

atau kebutuhan klien

C. Intervensi

1. Formulir yang gunakan dalam rencana keperawatan di sebut

dengan….

a. nursing day care

b. nursing play care

c. nursing care plan

d. nursing form plan


2. Penetapan tujuan asuhan keperawatan dilakukan secara

SMART atau di sebut juga dengan

a. simple, meansurable, achievable, realistic, dan

timelineliness

b. specific, meansurable, accurate, realistic, dan

timelineliness

c. simple, meansurable, accurate, replaceable, dan

timelineliness

d. specific, meansurable, achievable, realistic, dan

timelineliness

3. Rencakan tindakan ditetapkan berdasarkan tujuan….

a. Asuhan keperawatan

b. Pengkajian keperawatan

c. Implementasi keperawatan

d. Evaluasi keperawatan

4. Berikut di bawah ini merupakan langkah-langkah pada

intervensi, kecuali….

a. Spesifik

b. Simple

c. Mernyertakan aktivitas kolaboratif

d. Intervensi sesuai dengan karateristik pasien


5. Karakteristik utama perumusan intervensi keperawatan

adalah…

a. Diawali dengan kata kerja

b. Menggunakan kata SP

c. Harus merupakan kelompok tindakan yang terpisah

d. Harus berdarkan TUK

D. Implementasi

1. Hal yang harus diutamakan dalam menjalankan implementasi

keperawatan adalah….

a. Keselamatan

b. Ketepatan waktu

c. Kemampuan perawat

d. Niat dan kemauan

2. Menjelaskan kepada pasien/keluarga setiap tindakan yang akan

dilakukan, menggunakan bahasa….

a. Bahasa daerah

b. Bahasa baku

c. Bahasa isyarat

d. Bahasa yang muda di mengerti


3. Saat setelah melakukan tindakan perawat lupa menuliskan

waktu, hal apa yang harus dilakukan….

a. Menggunakan waktu disaat melakukan tindakan

b. Menggunakan waktu disaat ingat

c. Tidak perlu melakukan pencatatan waktu

d. Tidak ada jawaban yang benar

4. Bila ada masalah yang mengancam keselamatan pasien, maka

tindakan apa yang harus dilakukan oleh perawat….

a. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana

tindakan keperawatan.

b. Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain untuk

meningkatkan status kesehatan klien

c. Menginformasikan kepada klien tentang status

kesehatan dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan

yang ada.

d. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi

masalah kesehatan klien.

5. Dibawah ini yang bukan merupakan kriteria proses

implementasi adalah….

a. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan

sejawat dan klien


b. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi

masalah kesehatan klien.

c. Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana

keperawatan dibawah tanggung jawabnya.

d. Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap

klien untuk mencapai tujuan kesehatan.

E Evaluasi

1 Yang termasuk dalam kriteria proses evaluasi adalah, kecuali

a. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam

mengukur perkembangan kearah pencapaian tujuan.

b. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan

sejawat dan klien.

c. Bekerja sama dengan klien, keluarga untuk

memodifikasi rencana asuhan keperawatan.

d. Semua salah

2. Yang merupakan arti dari evaluasi adalah

a. Dilakukan secara periodic dan sistematis dalam menilai

perkembangan psien

b. Inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan

spesifik

c. seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan


kepada pasien yang berkaitan dengan kiat-kiat

keperawatan yang dimulai dari pengkajian hingga

evaluai dalam usahan memperbaiki atau memelihara

derajat kesehatan yang optimal.

d. dilakukan secara sistematis dengan cara mencatat

tahap-tahap proses perawatan yang diberikan kepada

pasien.

3. Dibawah ini yang merupakan penyusunan evaluasi yang benar

adalah….

a. subjektif - objektif - assesment - planning

b. subjektif - objectif - planning - assessment

c. objektif – subjektif – assessment – planning

d. objektif – subjektif – analys – planning

4. Pelaksanaan proses evaluasi dilakukan oleh

a. perawat pelaksana tindakan

b. kepala bangsal

c. perwat shift berikutnya

d. dokter

5. Pelaksanaan hasil evaluasi dilakukan oleh

a. perawat pelaksana tindakan

b. kepala bangsal
c. perwat shift berikutnya

d. dokter

Total 20

Anda mungkin juga menyukai