Anda di halaman 1dari 2

Memahami Kehendak Allah

Pengkhotbah 3:1 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit
ada waktunya. (TB)
Dalam dunia pertanian sebagaimana dinyatakan Pengkhotbah: ”Ada waktu untuk
menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam.” (Pkh 3:2, TB). Ada Saat terbaik untuk
menanam padi adalah pada awal musim hujan. Jadi, tanamlah padi pada awal musim hujan.
Jangan sekali-kali menanam padi saat musim kemarau! Jika nekat menanam padi pada musim
kemarau, maka kita harus bersusah payah menyediakan air agar bibit-bibit padi itu dapat tumbuh
baik. Setelah itu, kita harus memanennya pada waktu yang tepat. Jangan kecepatan, jangan pula
terlambat. Kalau kecepatan, pastilah padi itu belum masak sepenuhnya. Jika terlambat, pastilah
kita akan kalah cepat dibandingkan dengan tikus sawah.
Allah telah menentukan waktu yang tepat untuk segala sesuatu, maka Secara Logis
manusia harus memahami dengan tepat kehendak Allah dalam hidupnya setiap saat.
Pengkhotbah memberikan nasihat tepat, ketika dia menyatakan yang paling baik bagi seorang
manusia ialah menikmati masa-masa hidupnya dalam campur Tangan Tuhan. Dalam setiap
rencana Tuhan dalam Hidup kita “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,”
(Pengkhotbah 3 : 11a, 14b).
Dalam memahami Kehendak Tuhan maka ada dua hal yang perlu kita ketahui:
1. Allah ingin kita terlibat dalam rencana besar-Nya (Yunus 1 : 2)
Bagaimanapun upaya Yunus untuk lari dari kehendak Tuhan, ada cara Tuhan yang unik
untuk membawa kembali Yunus kepada tugas yang ia harus terima. Kepastian akan rencana
Allah yang harus terlaksana melalui hamba-Nya ini tidak dapat dihalangi oleh apa pun,
bahkan sang nabi tidak memiliki pilihan untuk menolak. Panggilan Tuhan harus dilihat
sebagai hak istimewa dan kesempatan luar biasa yang dianugerahkan kepada kita. Ini bukan
pilihan antara kehendak kita atau kehendak Allah.
Banyak orang merasa diri sudah kenal Tuhan, Takut Tuhan, melayani, sudah lama ikut
Tuhan, tetapi ketika masuk topik supaya menyerahkan Hidup dalam melaksanakan kehendak
Allah, maka banyak orang beralih pada keinginan Pribadinya. Rasul Paulus bilang dalam
Galatia 2:20, “Hidupku bukannya aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”
Hidup kita seharusnya sejalan dengan kehendak Tuhan, agenda Tuhan, bukan agenda diri
sendiri. 
2. Allah ingin kita bergantung kepada-Nya (Pengkhotbah 3:14)
Jika kita mengandalkan diri sendiri seringkali resikonya adalah gagal, tetapi jika Kuasa
Tuhan bekerja dalam kehidupan Kita maka apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Sama
dengan Yunus bahwa sejak awal dia ragu dengan perintah Tuhan untuk pergi ke Niniwe
karena dia memakai logika berpikir dan mengandalkan dirinya sendiri. Namun Tuhan
mengasihi Yunus sehingga Dia memberi kesempatan Yunus bertobat.  Akhirnya Yunus pergi
ke Niniwe dan menjalankan tugasnya sebagai utusan Tuhan.  Melalui pelayanannya orang-
orang Niniwe bertobat dan seluruh penduduk kota itu diselamatkan. Keberhasilan Yunus
adalah karena pertolongan dan kuasa Tuhan. "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang
mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang
dapat bekerja."  Yohanes 9:4.
Sesulit apa pun keadaan kita kita harus tetap berbuah, karena Tuhan menghendaki
suapaya kita berhasil dan diberkati.

Anda mungkin juga menyukai