Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

(TUGAS PRAKTEK PPKn)

DISUSUN OLEH:
-Chaiyra Nelwan 8A
-Michika Item 8A
-Rheyzanty Tumiwa 8A
KATA PENGANTAR
Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh
karena anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih
setia yang besar akhirnya penulisan Makalah ini dapat selesai
dengan segala baik dan tanpa ada halangan.
Terselesaikannya Makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan
banyak pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan Terima
Kasih setulus-tulusnya kepada:
Kepada tim/kelompok yang sangat kompak dalam pengerjaan
Makalah ini dengan baik.
(,Rheyzanty Tumiwa ,Chaiyra Nelwan,Michika Item)

Dikarenakan banyak siswa siswi yang belum mengetahui


tentang pelanggaran yang pernah terjadi terhadap peraturan
perundang-undangan di Indonesia dan Penyelesaian yang
dilakukan oleh pihak yang berwenang atau tentang jejak dari
nilai dan semangat kebangkitan nasional 1908 dan peratturan
perundang-undangan di Indonesia maka kami susun lah
Makalah ini.

Manado,27 November 2022


Penulis
Daftar Isi
Bab 1. Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Bab 2. Pembahasan

Bab 3. Penutup
Latar Belakang

Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan Di


Indonesia sudah sering terjadi dan tidak pernah berakhir
dari masa ke masa, Peraturan Perundang-
undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma
hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau
ditetapkan oleh lembaga negara, Mulanya pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan tidak
banyak,tetapi seiring berjalannya waktu ke waktu banyak
orang yang melanggar peraturan perundang-undangan.
Lalu kapan sajakah kejadian-kejadian pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan itu terjadi?
Makalah ini akan membahas nya di Bab 2
Bab 2
1. Tragedi-tragedi yang terjadi beserta tahunnya

-Pembunuhan Massal 1965. ...


-Peristiwa Talangsari Lampung 1989. ...
-Peristiwa Penghilangan Orang Secara Paksa 1997-1998. ...
-Peristiwa Rumoh Geudong Aceh 1998. ...
-Kerusuhan Mei 1998. ...
-Tragedi Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II. ...
-Peristiwa Pembunuhan Dukun Santet 1998-1999. ...
-Peristiwa Simpang KKA Aceh 3 Mei 1999
- Pembantaian di Indonesia 1965–1966
- Tragedi Talangsari 1989 atau Peristiwa Talangsari 1989
- Penculikan aktivis 1997/1998
- Tragedi Rumoh Geudong

2. Penjelasan tragedi-tragedi

-Pembantaian di Indonesia 1965–1966 adalah peristiwa


pembantaian terhadap orang-orang yang dituduh komunis di
Indonesia pada masa setelah kegagalan kudeta Gerakan 30
September (G30S/PKI) di Indonesia.
Sebagian besar sejarawan sepakat bahwa setidaknya setengah juta
orang dibantai.
Suatu komando keamanan angkatan bersenjata memperkirakan
antara 450.000 sampai 500.000 jiwa dibantai.

- Tragedi Talangsari 1989 atau Peristiwa Talangsari 1989 adalah


kasus pelanggaran HAM berat masa lalu yang terjadi pada tanggal
7 Februari 1989 di Dusun Talangsari III, Desa Rajabasa Lama,
Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur (sebelumnya
masuk Kabupaten Lampung Tengah). Peristiwa ini merupakan
dampak dari penerapan asas tunggal Pancasila di masa Orde Baru.
Aturan ini termanifetasi dalam UU No.3 Tahun 1985 tentang partai
politik dan Golongan Karya serta UU No 8 tahun 1985 tentang
Organisasi Kemasyarakatan.
Komnas HAM yang memegang mandat sesuai Undang-undang no
39 tahun 1999 tentang HAM membentuk tim pemantauan
peristiwa Talangsari dan menyimpulkan bahwa telah terjadi
pelanggaran HAM berat di sana. Komnas HAM mencatat tragedi
Talangsari menelan 130 orang terbunuh, 77 orang dipindahkan
secara paksa, 53 orang dirampas haknya sewenang-wenang, dan 46
orang lainnya disiksa. ABRI juga membakar seluruh perabotan
rumah warga sehingga situasi saat itu sangat mencekam. Dusun itu
sempat disebut sebagai Dusun Mati dan orang-orang yang tinggal
di sana mendapat sebutan sebagai "orang lokasi" sehingga
mendapat diskriminasi dari penduduk sekitar.

- Penculikan aktivis 1997/1998 adalah peristiwa penghilangan


orang secara paksa atau penculikan terhadap para aktivis pro-
demokrasi yang terjadi menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum
(Pemilu) tahun 1997 dan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) tahun 1998
Peristiwa penculikan ini dipastikan berlangsung dalam tiga tahap:
Menjelang pemilu Mei 1997, dalam waktu dua bulan menjelang
sidang MPR bulan Maret, sembilan di antara mereka yang diculik
selama periode kedua dilepas dari kurungan dan muncul kembali.
Beberapa di antara mereka berbicara secara terbuka mengenai
pengalaman mereka. Tapi tak satu pun dari mereka yang diculik
pada periode pertama dan ketiga muncul
- Tragedi Rumoh Geudong adalah sebuah tragedi penyiksaan
terhadap masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI
(Kopasus) selama masa konflik Aceh (1989-1998). Tragedi ini
terjadi di sebuah rumah tradisional Aceh yang djadikan sebagai
markas TNI di desa Bili, Kemukiman Aron, Kecamatan Glumpang
Tiga, Kabupaten Pidie

- Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12


Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut
Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat
mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta Indonesia serta
puluhan lainnya luka.

- Tragedi Simpang KKA, juga dikenal dengan nama Insiden


Dewantara atau Tragedi Krueng Geukueh, adalah sebuah peristiwa
yang berlangsung saat konflik Aceh pada tanggal 3 Mei 1999[1] di
Kecamatan Dewantara, Aceh. Saat itu, pasukan militer Indonesia
menembaki kerumunan warga yang sedang berunjuk rasa
memprotes insiden penganiayaan warga yang terjadi pada tanggal
30 April di Cot Murong, LhokseumaweSimpang KKA adalah
sebuah persimpangan jalan dekat pabrik PT Kertas Kraft Aceh di
Kecamatan Dewantara, Aceh Utara. Insiden ini terus diperingati
masyarakat setempat setiap tahunnya.[3][4] Sampai sekarang
belum ada pelaku yang ditangkap dan diadili atas peristiwa ini.

Itulah peristiwa atau kejadian yang pernah terjadi terhadap


peraturan perundang-undangan beserta penjelasannya.
Bab 3

Manusia ciptaan Tuhan yang paling Mulia,di dalam Alkitab


banyak sekali ayat-ayat Tuhan yang menuliskan Manusia
adalah ciptaan Allah yang termulia. Namun,Mnusia juga
tidak luput dari kesalahan sehingga melanggar peraturan
yang telah dibuat dan tidak boleh dilanggarnnya,tetapi
banyak orang membuat kesalahannya berkali-kali tetapi
tidak menyadari kesalahannya itu.maka dari ini saya
menarik kesimpulan bahwa Manusia adalah ciptaan Tuhan
yang mulia tetapi karena kita selalu melanggar apa yang
telah tertulis di peraturan maka kita seharusnya merubah
sikap kita perilaku kita agar sopan dan tidak melanggar
aturan-aturan yang telah ada.

Penulis,27 November 2022

Anda mungkin juga menyukai