Makalah Hukum Sosialisss

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM HUKUM SOSIALIS


Makalah Ini Dibuat Dan Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Pada Mata Kuliah
“Perbandingan Sistem Hukum”.
Dosen pengampu : Husnul Khatimah, S.H.I., S.H., M.H

Di Susun Oleh :

Rochid Wahyudi NPM.18810582


Sindy Dwie Agustina NPM. 2108010020
Muhammad Ade Wahyu Hendrawan NPM. 2108010063
Gusti M.Taufiqurahman NPM. 2108010148

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI


PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM
BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam tidak lupa pula kami ucapkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita kembali ke jalan Allah SWT.

Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perbandingan Sistem Hukum .Dimana dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai “Perbandingan Sistem Hukum”.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya sehingga dapat
menambah pengetahuan kita semua. Akhir kata kami mohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam makalah ini, karena kami masih dalam proses pembelajaran. Untuk itu
kami menerima saran dan kritikan dari pembaca sebagai batu loncatan bagi penulis
untuk pembuatan makalah kedepannya.

Banjarbaru, 24 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................ii
BAB I ............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................... 2
C. tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
A. Teori Hukum Marxis – Leninis ........................................................................................... 3
B. Proses Terbentuknya Sistem Hukum Sosialis ..................................................................... 5
C. Persebaran Hukum Sosialis .............................................. Error! Bookmark not defined.
D. Perbedaan Sosialis dan Komunis ........................................................................................ 7
E. Keuntungan dan Kerugian Sistem Hukum Sosialis ............................................................ 8
F. Masyarakat dan sistem sosialnya ........................................................................................ 9
BAB III ........................................................................................................................................ 11
PENUTUP ................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sistem hukum sosialis berasal dari hukum Uni Soviet yang dikembangkan sejak
1917, dimana pada tahun ini terjadi Revolusi Oktober yang mengakhiri pemerintahan
kerajaan rusia. Hukum ini mengalami penyebaran melalui politik demokrasi rakyat ke
Negara-negara di Eropa dan Asia. Pokok sistem hukum sosialis adalah hukum yang
dijiwai ajaran Marxis-Lenimisme yang dianut oleh para pakar hukum di Uni Soviet serta
ajaran meterialisme dan teori evolusi dimana dikatakan bahwa meteri merupakan
satu-satunya benda nyata di duniaini.1

Menurut R. Sardjono, hukum di Negara-negara sosialis dimaksudkan untuk


membangun masyarakat baru, untuk menunjang terjadinya masyarakat baru sesuai
dengan ajaran Marxisme yang fundamental berlainan dengan keadaan sebelumnya
dimana faktor ekonomi merupakan faktor utama dan faktor penentu dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dalam arti bahwa segala sesuatunya harus tunduk kehendak
penguasa yang bertugas memimpin tranformasi dari susunan masyarakat lama kearah
terciptanya masyarakat baru yang dijiwai oleh ajaran komunis yang mengutamakan asas
kolektivitas dalam bentuknya yang mutlak. Akibatnya hubungan individu menjadi
berkurang sebab semuanya menjadi publik. Dengan demikian yang diutamakan adalah
kepentingan umumdan kepentingan Negara.

Menurut hukum sosialis, hukum merupakan suatu alat untuk menekan kelas
tertindas yaitu kepentingan dan ketidakadilan. Hukum yang adil berarti menyerukan
suatu ideologi. Fungsi hukum sosialis bukan untuk mengekspresikan konsep keadilan
tertentu, tetapi mengorganisasi kekuatan-kekuatan ekonomi bangsa dan
mentranformasikan tingkah laku dan sikap warga Negara. Dengan

demikian Negara-negara yang menganut sistem hukum sosialis ini hanya


mengenal konsep hukum publik sedangkan hukum privat tidak ada. Sistem hukum
sosialis yang berbasis doktrin komunis mengabaikan prinsip-prinsip keadilan moral.
Doktrin hukum sosilais berbasis pada doktrin marxisme mengajarkan bahwa hukum
sebenarnya adalah suatu struktur yang melayani kepentingan-kepentingan ekonomi.
Bagi kaum marxisme hukum adalah alat kebijaksanaan bagi mereka yang memerintah.
Hukum yang berlaku di Uni Soviet tidak memiliki nilai absolut pada dirinya.

1
Ajaran Marxisme Lenisme menolak prinsip pembagian kekuasaan dalam system
pemerintahannya. Seluruh kekuasaan terkonsentrasi di tangan pemegang kekuasaan
tertinggi, kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudisial dijalankan secara eksukutif oleh
pemegang kekuasaan tertinggi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud Teori Hukum Sosialis Marxis-Leninis?


2. Bagaimana proses terbentuknya Sistem Hukum Sosialis?
3. Bagaimanakah persebaran Sistem Hukum Sosialis?
4. Apakah perbedaan Sosialis dan Komunis?
5. Apakah keuntungan dan kerugian dari Sistem Hukum Sosialis?

C. tujuan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui apakah
itu sistem hukum sosialis, bagaimana ciri dari sistem hukum tersebut, dimana sajakah
sistem hukum tersebut diterapkan, apa perbedaan sosialis dan komunis dan apa
keuntungan dan kerugian sistem hukum tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Hukum Marxis – Leninis

Ideologi hukum resmi Marxis-Leninis memegang kontrol tunggal di semua negara


sosialis Eropa Timur, meski dalam masa-masa tertentu dan di negara-negara tertentu ideologi
ini ditafsirkan secara relatif ortodoks. Teori tersebut dibangun pada sesuatu yang dinamakan
materialisme historis (pemahaman materialistis akan sejarah). Menurut ajaran itu,
perkembangan-perkembangan dimasyarakat pada umumnya, termasuk perkembangan hukum,
ditentukan oleh tingkat perkembangan ekonomi masyarakat, yang pada gilirannya ditentukan
oleh perkembangan sarana produksi, terutama kemajuan-kemajuan teknologi. Dengan agak
disederhanakan,
dapat dikatakan prinsip utama teori ini berarti bahwa masyarakat secara sadar atau
secara naluri dibangun dan diorganisasi sedemikian rupa agar sesuai dengan utilisasi optimal
sarana produksi yang ada. Masyarakat budak kuno berkembang menjadi sistem produksi
feodalistis ketika budak tanam bagi hasil memberikan produksi lebih banyak dari pada budak
biasa.
Sistem feodalistis digantikan oleh Kapitalisme ketika kemajuan-kemajuan teknologi 1
memungkinkan produksi industri dengan tenaga kerja yang dibayar, yang ternyata lebih efektif
dari pada metode-metode produksi feodalistis. Dan, terutama karena kebutuhanlah maka
ekonomi terencana sosialis pada akhirnya akan dapat menggantikan kapitalisme, bukan karena
fakta bahwa sosialisme lebih bermoral dari pada kapitalisme, tetapi lebih karena sosialisme
lebih produktif. Marx sendiri tegas-tegas mengkritik yang disebut sosialis-sosialis utopia, yang
berpandangan bahwa pengadopsian sosialisme terutama adalah persoalan etika atau agama.
Marx, Engels, dan Lennin sama sekali tidak ragu bahwa sosialisme sebagai cara produksi
akan lebih unggul dari pada kapitalisme, bahwa karenannya sosialisme pasti akan menang. Hal
ini nyaris dianggap sebagai manifestasi sejenis hukum alam. Partai komunis berperan sebagai
bidan, yaitu membantu kelahiran revolusioner masyarakat baru, yang tak mungkin dielakkan
lagi.

1
Michael Bagdan, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, Bandung : Penerbit Nusa Media,
2010, Hlm.259

3
Meski begitu, Marxis-Lennis tidak menganggap sosialisme sebagai tahap
akhir dalam perkembangan manusia. Tahap akhir ini adalah tahap komunisme, yang akan
tercapai bila sarana produksi menjadi sangat maju sehingga segala esuatu diperoleh secara
berlimpah dan akibatnya ekonomi uang serta mekanisme-meknisme pendistribusian dan
penjatahan barang dan jasa lainnya tidak diperlukan lagi. Dalam masyarakat komunis, rakyat

akan mampu mengembangkan sifat mulianya, dan bila diperlukan, dengan sukarela akan
bekerja demi kebaikan bersama tanpa memerlukan imbalan. Tentu saja akan ada aturan
tentang intervensi yang diperlukan disertai penggunaaan pemaksaan umum, misalnya
menentang kekerasan terhadap pasien-pasien jiwa, tetapi aturan ini tidak punya karakter
hukum.

Satu lagi karakteristik penting bahwa menurut definisinya paham ini


menganggap baik negara maupun hukum sebagai alat kediktatoran kelas. Terminologi ini
kerap disalahpahami. Ucapan lenin bahwa negara sosialis adalah negara kediktatoran kadang
ditafsirkan sebagai pemerintahan yang dilandasi teror dan dicirikan dengan tiadanya hak dan
kebebasan individu2.

Ringkasnya, Marxis-Leninis menganggap hukum sebagai superstruktur yang


ditentukan oleh sarana produksi. Kemenangan bagi masyarakat tipe sosialis dianggap sudah
ditentukan terlebih dahulu oleh perkembangan sarana produksinya, sebab, berdasarkan bahwa
sarana produksi dimiliki oleh masyarakat dan diatur dalam hubungannya dengan kebutuhan-
kebutuhan masyarakat itu, bukan oleh kepentingan para penikmat keuntungan individu, maka
diharapkan ekonomi sosialis terencana rasional dan ilmiah, berkat tercapainya teknologinya,
akan lebih efektif dan produktif dari pada ekonomi pasar kapitalis3.

2
Ibid, Hlm.260
3
Ibid, Hlm.261

4
.

B. Proses Terbentuknya Sistem Hukum Sosialis

Proses terbentuknya sistem hukum sosialis tidak lepas dari kondisi buruk yang
dialami rakyat dibawah sistem Kapitalisme. Kondisi buruk ini terutama dialami oleh kaum
buruh pada waktu itu. Sehingga munculah berbagai gerakan yang menamakan dirinya
sosialisme. Gejala sosialis pada waktu itu masih sangat muda dan awalnya dihadapi dengan
ketiadaan pengetahuan dan pemahaman dipihak pengamat, pengulas dan cendekiawan.
Kemudian muncullah tokoh-tokoh cendekiawan pemikir sosialis. Banyak pendapat dan teori
dari berbagai cendekiawan dari tahun ke tahun hingga sampailah pada masa Karl Marx.

Marx mengemukakan teori dan gagasan sosialis dengan dasar yang kuat dan bukan
merupakan suatu gerakan. Konsep sosialis Marx inilah yang menjadi cikal bakal sistem
hukum sosialis yang dipakai berbagai negara dunia. Sehingga pemimpin revolusi Rusia
Vladimir Lenin menafsirkan dan mengembangkan konsep sosialis Marx yang sekarang kita
kenal dengan teori Marxis dan Leninis. Marxis dan Leninis telah menginspirasi ekonomi
terencana klasik dari negara-negara sosialis di dunia yang sangat berbeda dengan ekonomi
pasar ala barat4.

C. Persebaran Hukum Sosialis

Sistem Tanah air hukum sosialis tentu saja Rusia Soviet, kemudian Uni
Soviet, yang selama beberapa tahun pertama menjadi satu-satunya menjadi negara sosialis di
dunia. Tatanan sosial sosialis, termasuk ekonomi terencana dan sistem hukum yang
diadaptasikan dengannya, berangsur-angsur menyebar ke negara-negara satelit Uni Soviet.
Negara yang pertama yang mengadopsinya adalah Mongolia, kemudian negara-negara Eropa
Timur dan sejumlah negara non Eropa. Perkembangan hukum di Yugoslavia dan Albania
agak berbeda dengan model Soviet. Dari negara-negara non Eropa itu, beberapa sudah
menjadi sosialis sepanjang generasi yaitu Cina, Korea Utara, dan bagian utara Vietnam,
sementara sisanya mengalami percobaan sosialis untuk waktu yang lebih singkat, yaitu bekas

4
Peter De Cruz, Perbandangan Sistem Hukum, Bandung : Penerbit Nusa Media, 2010,
Hlm.261

5
koloni-koloni Portugis di Afrika yang menjadi negara merdeka pada tahun 1970-an5. Hampir
semua sistem hukum sosialis dibangun diatas tradisi hukum Eropa Kontinental. Sesudah
sosialisme jatuh, bisa dipastikan sistem-sistem hukum itu akan kembali ke keluarga hukum
Eropa Kontinental.

D. Persebaran Hukum Sosialis

Sistem Tanah air hukum sosialis tentu saja Rusia Soviet, kemudian Uni
Soviet, yang selama beberapa tahun pertama menjadi satu-satunya menjadi negara sosialis di
dunia. Tatanan sosial sosialis, termasuk ekonomi terencana dan sistem hukum yang
diadaptasikan dengannya, berangsur-angsur menyebar ke negara-negara satelit Uni Soviet.
Negara yang
pertama yang mengadopsinya adalah Mongolia, kemudian negara-negara Eropa Timur dan
sejumlah negara non Eropa. Perkembangan hukum di Yugoslavia dan Albania agak berbeda
dengan model Soviet. Dari negara-negara non Eropa itu, beberapa sudah menjadi sosialis
sepanjang generasi yaitu Cina, Korea Utara, dan bagian utara Vietnam, sementara sisanya
mengalami percobaan sosialis untuk waktu yang lebih singkat, yaitu bekas koloni-koloni
Portugis di Afrika yang menjadi negara merdeka pada tahun 1970-an6. Hampir semua sistem
hukum sosialis dibangun diatas tradisi hukum Eropa Kontinental. Sesudah sosialisme jatuh,
bisa dipastikan sistem-sistem hukum itu akan kembali ke keluarga hukum Eropa Kontinental.

Secara lebih terperinci lagi, kelompok negara yang telah menerima hukum
sosialis dapat dibagi ke dalam dua kategori utama7 :
1. Yurisdiksi sosialis yang lebih tua, seperti Polandia, Bulgaria, Hungaria,
Cekoslowakia, Romania, Albania, Republik Rakyat Cina, Republik Rakyat Vietnam,
Republik Rakyat Demokratik Korea, Mongolia, dan Kuba.
2. Sistem hukum sosialis yang lebih baru atau baru lahir, seperti Republik Demokratik
Kamboja, Laos, Mozambik, Angola, Somalia, Libia, Etiopia, Guinea, dan Guyana

5
Ibid, Hlm.272
6
Ibid, Hlm.272
7
Peter De Cruz, op.cit, Hlm.263-264
6
E. Perbedaan Sosialis dan Komunis
Di beberapa negara penganut sistem hukum sosialis, partai komunis adalah satu-satunya
badan perencanaan dan pemerintahan yang nyata. Begitu memutuskan suatu kebijakan
tertentu, partai ini akan mengkomunikasikan rencana-rencananya kepada semua
organ konstituennya dan kebijakan ini akan dilaksanakan oleh agensi-agensi legislatif,
eksekutif, dan yudikatif. Perbedaan utama antara sosialisme dan komunisme terletak pada
sarana yang digunakan untuk mengubah kapitalis menjadi sosialisme. Paham sosialis
berkeyakinan perubahan kapitalisme dapat dilakukan dengan cara damai dan demokratis.
Paham ini juga mengutamakan perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap dalam hal
keikutsertaan dalam pemerintah yang belum seluruhnya menganut sistem sosialis

Sedangkan paham komunis berkeyakinan bahwa perubahan atas sistem kapitalisme


harus dicapai dengan cara- cara revolusi, dan pemerintahan oleh diktator proletariat sangat
diperlukan pada masa transisi. Dalam masa transisi dengan bantuan negara di bawah diktator
proletariat, seluruh hak milik pribadi dihapuskan dan diambil alih selanjutnya oleh negara.
Paham sosialisme banyak diterapkan di negara-negara Eropa Barat. Sedangkan paham
komunis pernah diterapkan di bekas negara Uni Soviet dan negara-negara Eropa Timur. Kini
paham komunis masih diterapkan di RRC (Republik Rakyat Cina), Vietnam, dan Korea
Utara.

Runtuhnya negara besar Uni Soviet yang menjadi induk komunisme tidak diikutsertai
oleh negara-negara lain yang juga menganut paham komunisme. Hal ini disebabkan karena
sebenarnya paham komunis di negara Uni Soviet berbeda dengan paham komunis di RRC
maupun negara lain yang sama-sama menganut komunis dalam penafsiran mereka terhadap
ajaran Marxisme. Contohnya, Revolusi Oktober di Uni Soviet dimotori oleh kelompok
pelopor (vanguard gropu), sedangkan revolusi di RRC dilakukan dengan cara gerilya
bersama para petani.

7
Dengan adanya perkembangan pemikiran para ahli dalam mengartikan
komunisme, Khrushchev mencerminkan komunisme sebagai suatu gaya hidup yang
berdasarkan pada nilai-nilai tertentu, diantaranya 8:

1. Gagasan monoisme yang menolak adanya golongan dalam masyarakat karena


apabila ada golongan-golongan dalam suatu masyarakat maka dianggap sebagai
perpecahan. Dalam hal ini, persatuan dipaksakan dengan keotoriteran dan oposisi
ditindas.

2. Kekerasan dipandang sebagai alat yang sah dan harus dipakai untuk mencapai
komunisme. Keotoriteran harus digunakan baik terhadap musuh maupun pengikut
komunisme sendiri.
3. Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme. Oleh karenanya semua
aparatur negara dan alat kenegaraan diabadikan untuk mencapai komunisme.
Sehingga, negara ikut andil baik di bidang politik, sosial, maupun budaya. Dengan
adanya peran negara dalam berbagai aspek, maka kebebasan masyarakat dalam
berinspirasi juga dikekang oleh negara. Hal tersebut dibuktikan dengan pembatasan
pers di negara komunis. Yang mana pers di negara komunis hanya menampakkan
sisi baik negara komunis.

F. Keuntungan dan Kerugian Sistem Hukum Sosialis


Dalam praktiknya, sebuah sistem yang diterapkan guna mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat tidak lepas dari dua sisi yang
bertolak belakang, yaitu kelebihan dan kekurangannya. Demikian juga dalam sistem
ekonomisosialis.
Adapun kebaikan-kebaikan dari Sistem Hukum Sosialis adalah9 :
• Disediakannya kebutuhan pokok. Setiap warga negara disediakan kebutuhan
pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan
fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan
pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada
dalam pengawasan Negara.

8
Miriam Budiardjo, Dasar Dasar Ilmu Politik, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
2008,Hlm.155-156
9
Miriam Budiardjo, op.cit, Hlm.151
8
• Didasarkan oleh perencanaan negara. Semua pekerjaan dilaksanakan
berdasarkan perencanaan negara yang sempurna, di antara produksi dengan
penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam
produksi seperti yang berlaku dalam Sistem Ekonomi Kapitalis tidak akan
terjadi.
• Produksi dikelola oleh negara. Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola
oleh negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk
kepentingan- kepentingan negara.
Kelemahan Sistem Hukum Sosialis adalah10 :
• Sulit melakukan transaksi tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu
yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya. Stabilitas
perekonomian negara
sosialis lebih disebabkan tingkat harga ditentukan oleh negara, bukan
ditentukan oleh mekanisme pasar.
• Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat individualistis, ini menunjukkan
secara tidak langsung sistem ini terikat kepada sistem ekonomi diktator. Buruh
dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
• Mengabaikan pendidikan moral, sementara pendidikan moral individu
diabaikan. Dengan demikian, pencapaian kepuasan kebendaan menjadi tujuan
utama dan nlai- nilai moral tidak diperhatikan lagi.

G. Masyarakat dan sistem sosialnya

Masyarakat mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya.


kebutuhan itu berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh
karena itu, pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut syarat agar manusia itu bisa
bertahan hidup di dunia ini, hal itu sangat menyangkut dengan sejahteraan
rakyatnya setempat.
Apabila kita sudah mulai bicara mengenai manusai sebagai makhluk
sosial, maka terbukalah suatu demensi baru dalam pembicaraan kita mengenai

kebutuhan manusia. Deminsi ini adalah demensi sosial dalam kehidupan sosial.

10
Miriam Budiardjo, op.cit, Hlm.152

9
Ada beberapa unsur diantaranya sebagai berikut:

1. Ketertiban
2. Sistem sosial
3. Lembaga-lembaga sosial
4. Pengandalian sosial/sanksi

Mengenal suatu keteraturan, itulah sesungguhnya yang merupakan tulang


punggung dari timbulnya hubungan-hubungan sosial yang bagaikan mengalir
dengan tertib, dengan demikian ketertiban tampil sebagai unsur pertama yang
membentuk suatu sistem sosial. Sistem sosial dapat kita sebut sebagi suatu cara
mengorganisasi kehidupan orang dalam masyarakat. Sehingga masyarakat dapat
memahami sebagaiman yang di harapkan oleh masyarakat dan orang lain.
Informasi ini diberikan oleh suatu sistem petunjuk-petunjuk dalam masyarakat
yang disebut sebagai norma-norma soaial.

Lembaga adalah sebagai penyedia wadah yang mengadakan aturan-aturan


untuk mengembangkn nila-nilai yang berhubungan dengan kegiatan bersangkutan,
seperti menyelenggarakan kehidupan keluarga, menyebarkan pendidikan,
mempertahankan dan menyelenggarakan keadilan dan sebagainya. Lembaga-
lembaga yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut disebut
sebagai lembaga sosial

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Teori hukum Sosialis menurut Marxis-Leninis adalah suatu sistem hukum dimana
Negara memiliki penguasaan dan peran yang sangat penting dalam hukum dan sarana
sistem produksi, yang bertujuan untuk mengembangkan negara bersangkutan. Bukan
untuk kepentingan Individu.
2. Proses terbentuknya sistem hukum sosialis diawali dengan buruknya kondisi rakyat
akibat kapitalisme. Sehingga memunculkan teori dan gagasan oleh para cendekiawan
salah satunya yang paling terkenal adalah teori sosialis oleh Karl Marx. Teori Marx
menjadi dasar sistem hukum negara negara sosialis.

3. Kelompok negara yang telah menerima hukum sosialis dapat dibagi ke dalam dua
kategori utama :
a. Yurisdiksi sosialis yang lebih tua, seperti Polandia, Bulgaria, Hungaria,
Cekoslowakia, Romania, Albania, Republik Rakyat Cina, Republik Rakyat
Vietnam, Republik Rakyat Demokratik Korea, Mongolia, dan Kuba.
b. Sistem hukum sosialis yang lebih baru atau baru lahir, seperti Republik
Demokratik Kamboja, Laos, Mozambik, Angola, Somalia, Libia, Etiopia,
Guinea, dan Guyana.
4. Perbedaan utama antara sosialisme dan komunisme terletak pada sarana yang
digunakan untuk mengubah kapitalis menjadi sosialisme

5. Keuntungan Sistem Hukum Sosialis adalah Disediakannya kebutuhan pokok,


didasarkan perencanaan negara, produksi dikelola oleh negara.
Kerugian Sistem Sosialis adalah Mengabaikan pendidikan moral , menolak
sepenuhnya sifat individualistis, sulit melakukan transaksi Tawar-menawar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ade Maman, Suherman. Pengantar Perbandingan Sistem Hukum .Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada. 2006
Arief, Barda Nawawi. Perbandiangn hukum pidana. Jakarata: PT. Raja Grafindo
Persada. 2003

Arrasjid, Chainur. Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. 2006


De Cruz, Peter. Perbandingan Sisitem Hukum (Common Law, Civil Law dan
Socialist Law). Bandung: Nusa Media. 2010
Friedmann,W. Teori & Filsafat Hukum. Jakarta: Rajawali. 1990
Manan, H. Abdul. Aspek-Aspek Pengubah Hukum. Jakarta: Kencana PrenadaMedia.
2006
Mertokusumo, Sudikno. Penemuan Hukum. Yogyakarta: Liberty. 2009 Muslehudin
,Muhammad. Philosophy of Islamic Law and the Orientalist, A
Comparitive Study of Islamic Legal System, terjemahan Yudian Wahyudi
Asmin, Tiara Wacara. Yogyakarta: Tiara Wacana. 1992
Rahardjo, Satjipto. ILMU HUKUM . Bandung: Percetakan Offset Alumni. 1982
Sardjono, H.R. Bunga Rampai Perbandingan Hukum Perdata. Jakarta: Ind Hill
Co. 1991
Sardjono, R. Perbandingan Hukum Perdata. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas
Muhamadiyah. 1985-1986
Tobing, M.L. Sekitar Pengantar Ilmu hukum. Jakarta: Erlangga. 2005

12

Anda mungkin juga menyukai