i|Page
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................i
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................................iii
D.2.2 Rencana Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai Strategis Nasional/ Kawasan Andalan
.........................................................................................................................................................127
|Page
F.1 Kawasan Strategis Nasional Sudut Kepentingan Pertahanan dan Keamanan.........................129
F.4 Kawasan Strategis Nasional Sudut Kepentingan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/ atau
Teknologi Tinggi................................................................................................................................132
F.5 Kawasan Strategis Nasional Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
.............................................................................................................................................................133
|Page
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Matriks Sanding Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional........................4
Tabel 1.2 Matriks Sanding Sistem Perkotaan Nasional di Pulau Sumatera..........................................25
Tabel 1.3 Rekomendasi Muatan Sistem Jaringan Jalan Nasional..........................................................30
Tabel 1.4 Rekomendasi Muatan Sistem Jaringan Perkeretaapian Nasional.........................................38
Tabel 1.5 Rekomendasi Muatan Sistem Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan.......43
Tabel 1.6 Matriks Sanding Rekomendasi Draft Kriteria dan Lokasi Tatanan Kepelabuhanan...........47
Tabel 1.7 Matriks Sanding Draft Nomenklatur Alur Pelayaran............................................................75
Tabel 1.8 Matriks Sanding Draft Muatan Bandar Udara........................................................................78
Tabel 1.9 Matriks Sanding Draft Muatan Jaringan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi.....................82
Tabel 1.10 Matriks Sanding Draft Muatan Jaringan Infrastruktur Ketenagalistrikan.........................85
Tabel 1.11 Matriks Sanding Draft Muatan Sistem Jaringan Telekomunikasi.......................................90
Tabel 1.12 Matriks Sanding Draft Muatan Sistem Jaringan Sumber Daya Air.....................................94
Tabel 1.13 Matriks Sanding Draft Muatan Kawasan Lindung Nasional...............................................98
Tabel 1.14 Matriks Sanding Draft Muatan Kawasan Budidaya Nasional...........................................117
Tabel 1.15 Matriks Sanding Draft Muatan Kawasan Strategis Nasional Tertentu.............................132
Tabel 1.16 Matriks Sanding Draft Muatan Kawasan Antarwilayah....................................................134
|Page
DAFTAR GAMBAR
|Page
DRAFT MUATAN
Undang-undang penataan ruang dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 serta perubahannya
dalam Undang-undang No. 11 Tahun 2020 menetapkan tujuan penataan ruang yaitu untuk
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan:
Tidak ada perubahan tujuan di dalam perubahan Undang-undang No. 26 Tahu 2007 yang dimuat
dalam Undang-undang No. 11 Tahun 2020, sehingga tujuan penataan ruang wilayah nasional tidak
mengalami perubahan. Adapun penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan:
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional ditentukan dengan melakukan
penyesuaian/ integrasi antara kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional dengan
kebijakan dan strategi penataan ruang laut. Adapun matriks sanding dan rekomendasi muatan
kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional disajikan dalam bentuk matriks dibawah
ini.
1|Page
Tabel 1.1 Matriks Sanding Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang Laut
Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang
Wilayah Nasional
Menjaga dan mewujudkan Menjaga dan mewujudkan keterkaitan
keterkaitan antarkawasan antarkawasan perkotaan, antara kawasan
Mewujudkan keterkaitan
perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, antara
antarpusat pertumbuhan
perkotaan dan kawasan perdesaan, kawasan perkotaan dan wilayah di
kelautan; (a)
serta antara kawasan perkotaan sekitarnya serta antarpusat pertumbuhan
dan wilayah di sekitarnya; kelautan (a)
Mengembangkan pusat Menumbuhkan pusat Mengembangkan pusat pertumbuhan
pertumbuhan baru di kawasan yang pertumbuhan kelautan baru di kawasan dan/ atau pusat pertumbuhan
belum terlayani oleh pusat wilayah yang belum terlayani; kelautan baru di kawasan yang belum
pertumbuhan; (b) terlayani oleh pusat pertumbuhan; (b)
Mengembangkan pusat
Peningkatan akses Mengembangkan pusat pertumbuhan kota
pertumbuhan kota maritim yang
pelayanan maritim yang berkelanjutan;
Peningkatan akses berkelanjutan;
Peningkatan perkotaan, pusat
pelayanan Mendorong kawasan perkotaan dan Mendorong kawasan pusat
akses pelayanan pertumbuhan Mendorong kawasan perkotaan dan
perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih pertumbuhan ekonomi kelautan
pusat ekonomi wilayah kawasan pusat pertumbuhan kelautan agar
pusat kompetitif dan lebih efektif dalam agar lebih kompetitif dan lebih
pertumbuhan dan pusat lebih kompetitif dan lebih efektif dalam
pertumbuhan pengembangan wilayah di efektif dalam pengembangan
kelautan yang pertumbuhan pengembangan wilayah di sekitarnya; (c)
ekonomi wilayah sekitarnya; wilayah di sekitarnya. (c)
efisien dan kelautan yang
yang merata dan Mendorong pusat pertumbuhan
berdaya saing merata, Mengembangkan pelayanan kawasan
berhierarki Mengembangkan pelayanan kelautan untuk mempercepat
berhierarki, efisien perkotaan serta mendorong pusat
kawasan perkotaan yang pembangunan industri
dan berdaya saing pertumbuhan kelautan yang mendukung
mendukung sektor unggulan perikanan nasional, usaha
sektor unggulan sebagai kota industri,
sebagai kota industri, wisata, dan pergaraman, industri
wisata, dan maritim secara berkelanjutan;
maritim secara berkelanjutan; dan bioteknologi dan jasa maritim;
(d)
(d)
Mengembangkan kota dan kawasan Mengembangkan kota dan kawasan
perkotaan baru secara holistrik dan perkotaan baru secara holistrik dan
terintegrasi, inklusif, secara terintegrasi, inklusif, secara berkelanjutan;
berkelanjutan. dan
Mengarahkan dan
Mengarahkan dan mengendalikan
mengendalikan perkembangan
perkembangan kota pantai. (e)
kota pantai; (e)
Peningkatan Penetapan dan Meningkatkan penyelenggaraan Peningkatan
kualitas dan peningkatan pelabuhan yang andal dan kualitas dan Meningkatkan kualitas penyelenggaraan
jangkauan kualitas dan berkemampuan tinggi, jangkauan jaringan prasarana dan mewujudkan
Meningkatkan kualitas jaringan
pelayanan jaringan jangkauan menjamin efisiensi, dan pelayanan keterpaduan pelayanan transportasi darat,
prasarana dan mewujudkan
prasarana pelayanan sistem mempunyai daya saing global jaringan prasarana laut dan udara yang andal dan
keterpaduan pelayanan
transportasi, jaringan untuk menunjang transportasi, berkemampuan tinggi, menjamin efisiensi
transportasi darat, laut dan udara;
telekomunikasi, prasarana dan pembangunan nasional dan telekomunikasi, dan berdaya saing global dengan wawasan
energi, dan sumber sarana laut yang daerah yang berwawasan energi, sumber nusantara; (f)
daya air yang berupa tatanan nusantara; (f) daya air baik yang
terpadu dan Mendorong pengembangan kepelabuhanan berada di darat Mendorong pengembangan prasarana
2|Page
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
prasarana telekomunikasi terutama telekomunikasi terutama di kawasan
di kawasan terisolasi; terisolasi;
Meningkatkan jaringan energi
Meningkatkan jaringan energi untuk
untuk memanfaatkan energi
memanfaatkan energi terbarukan dan tak
terbarukan dan tak terbarukan
terbarukan secara optimal serta
secara optimal serta mewujudkan
mewujudkan keterpaduan seistem
keterpaduan seistem penyediaan
penyediaan tenaga listrik;
tenaga listrik;
Meningkatkan infrastruktur minyak
Meningkatkan infrastruktur minyak dan gas
dan gas bumi nasional yang
bumi nasional yang optimal;
optimal; dan
Meningkatkan kualitas jaringan
Meningkatkan kualitas jaringan prasarana
prasarana dan mewujudkan
dan mewujudkan keterpaduan sistem
keterpaduan sistem jaringan
jaringan sumber daya air;
sumber daya air.
Meningkatkan peran pelabuhan
perikanan guna menunjang
Meningkatkan peran pelabuhan perikanan
merata di seluruh secara terpadu aktivitas perikanan dalam maupun di laut
guna menunjang aktivitas perikanan dalam
wilayah nasional dan merata kegiatan pemanfaatan dan secara terpadu
kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan
pengelolaan sumber daya ikan dan merata di
sumber daya ikan mulai dari kegiatan
mulai dari kegiatan seluruh wilayah
praproduksi, produksi, pengolahan,
praproduksi, produksi, nasional
pemasaran ikan, dan pengawasan sumber
pengolahan, pemasaran ikan,
daya ikan;
dan pengawasan sumber daya
ikan;
Menetapkan peran, fungsi, jenis Menetapkan peran, fungsi, jenis dan hierarki
dan hierarki pelabuhan laut dan pelabuhan laut dan pelabuhan perikanan;
pelabuhan perikanan; dan dan
Menyelaraskan fungsi kegiatan
kepelabuhanan dengan fungsi Menyelaraskan fungsi kegiatan
kegiatan pada kawasan kepelabuhanan dengan fungsi kegiatan pada
pemanfaatan umum dan/ atau kawasan pemanfaatan umum dan/ atau
kawasan konservasi secara kawasan konservasi secara optimal.
optimal.
Kebijakan Pengembangan Pola Ruang Laut
Kebijakan Pengembangan Pola Ruang Kebijakan Pengembangan Pola Ruang
Wilayah Nasional
Kebijakan pengembangan, pemanfaatan dan Kebijakan pengembangan, pemanfaatan dan pengelolaan
Kebijakan pengembangan kawasan konservasi
pengelolaan kawasan lindung kawasan lindung
Pemeliharaan dan Pelindungan, menetapkan kawasan Pelindungan,
Menetapkan kawasan lindung di ruang darat,
perwujudan Menetapkan kawasan lindung di pelestarian, konservasi untuk melindungi, pelestarian,
ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang
kelestarian fungsi ruang darat, ruang laut, dan ruang pemeliharaan, melestarikan, dan pemeliharaan dan
di dalam bumi dalam rangka melindungi,
lingungan hidup udara, termasuk ruang di dalam dan pemanfaatan memanfaatkan perwujudan
melestarikan dan memanfaatkan
bumi; fungsi lingkungan keanekaragaman hayati laut; kelestarian fungsi
keanekaragaman hayati; (a)
laut (a) lingungan hidup
Mewujudkan kawasan berfungsi menetapkan kawasan Mewujudkan kawasan berfungsi lindung
lindung dalam wilayah : konservasi untuk mendukung dalam wilayah :
1. Pulau Sumatera dengan luas komitmen internasional paling 1. Pulau Sumatera dengan luas paling sedikit
3|Page
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
paling sedikit 40% (empat puluh
persen) dari luas pulau tersebut
sesuai dengan kondisi, karakter,
dan fungsi ekosistemnya serta 40% (empat puluh persen) dari luas pulau
tersebar secara proporsional; tersebut sesuai dengan kondisi, karakter,
2. Pulau Jawa Bali dengan luas dan fungsi ekosistemnya serta tersebar
paling sedikit 30% (tiga puluh secara proporsional;
persen) dari luas pulau tersebut 2. Pulau Jawa Bali dengan luas paling sedikit
sesuai dengan kondisi, karakter, 30% (tiga puluh persen) dari luas pulau
dan fungsi ekosistemnya serta tersebut sesuai dengan kondisi, karakter,
tersebar secara proporsional; dan fungsi ekosistemnya serta tersebar
3. Pulau Kalimantan dengan luas secara proporsional;
paling sedikit 45% (empat puluh 3. Pulau Kalimantan dengan luas paling
lima persen) dari luas pulau sedikit 45% (empat puluh lima persen) dari
tersebut sesuai dengan kondisi, luas pulau tersebut sesuai dengan kondisi,
karakter, dan fungsi ekosistemnya karakter, dan fungsi ekosistemnya serta
serta tersebar secara proporsional; tersebar secara proporsional;
4. Pulau Sulawesi dengan luas 4. Pulau Sulawesi dengan luas paling sedikit
paling sedikit 40% (empat puluh 40% (empat puluh persen) dari luas pulau
persen) dari luas pulau tersebut sedikit 10% (sepuluh persen) tersebut sesuai dengan kondisi, karakter,
sesuai dengan kondisi, karakter, dari luas wilayah perairan dan dan fungsi ekosistemnya serta tersebar
dan fungsi ekosistemnya serta wilayah yurisdiksi; dan (b) secara proporsional;
tersebar secara proporsional; 5. Pulau Papua dengan luas paling sedikit
5. Pulau Papua dengan luas paling 70% (tujuh puluh persen) dari luas pulau
sedikit 70% (tujuh puluh persen) tersebut sesuai dengan kondisi, karakter,
dari luas pulau tersebut sesuai dan fungsi ekosistemnya serta tersebar
dengan kondisi, karakter, dan secara proporsional;
fungsi ekosistemnya serta tersebar 6. Pulau Maluku dengan luas paling sedikit
secara proporsional; 30% (tiga puluh persen) dari luas pulau
6. Pulau Maluku dengan luas paling tersebut sesuai dengan kondisi, karakter,
sedikit 30% (tiga puluh persen) dan fungsi ekosistemnya serta tersebar
dari luas pulau tersebut sesuai secara proporsional;
dengan kondisi, karakter, dan 7. Pulau Nusa Tenggara dengan luas paling
fungsi ekosistemnya serta tersebar sedikit 30% (empat puluh persen) dari luas
secara proporsional; pulau tersebut sesuai dengan kondisi,
7. Pulau Nusa Tenggara dengan luas karakter, dan fungsi ekosistemnya serta
paling sedikit 30% (empat puluh tersebar secara proporsional;
persen) dari luas pulau tersebut 8. Penetapan kawasan konservasi kelautan
sesuai dengan kondisi, karakter, dengan luas paling sedikit 10% (sepuluh
dan fungsi ekosistemnya serta persen) dari luas wilayah periaran dan
tersebar secara proporsional; wilayah yuridiksi. (b)
Mengembalikan dan meningkatkan mengelola kawasan konservasi Mengembalikan dan meningkatkan fungsi
fungsi kawasan lindung akibat secara efektif. (c) kawasan lindung akibat pengembangan
pengembangan kegiatan budi daya kegiatan budi daya melalui pengelolaan
dalam rangka mewujudkan dan secara efektif dalam rangka mewujudkan
memelihara keseimbangan dan memelihara keseimbangan ekosistem
ekosistem wilayah; wilayah; (c)
4|Page
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
Mengendalikan pemanfaatan dan
Mengendalikan pemanfaatan dan
penggunaan kawasan yang
penggunaan kawasan yang berpotensi
berpotensi mengganggu fungsi
mengganggu fungsi lindung; dan
lindung; dan
Mewujudkan, memelihara, dan
Mewujudkan, memelihara, dan
meningkatkan fungsi kawasan
meningkatkan fungsi kawasan lindung dalam
lindung dalam rangka
rangka meningkatkan daya dukung daerah
meningkatkan daya dukung daerah
aliran sungai.
aliran sungai.
Pencegahan Pencegahan mengatur keselarasan Pencegahan
Menyelenggarakan upaya keselarasan
dampak negatif Menyelenggarakan upaya terpadu dampak negatif pemanfaatan ruang di sekitar dampak negatif
pemanfaatan ruang antara kawasan lindung
kegiatan manusia untuk melestarikan fungsi kegiatan yang kawasan konservasi dengan kegiatan manusia
dengan budidaya yang terpadu untuk
yang dapat lingkungan hidup; dapat kawasan pemanfaatan umum; yang dapat
melestarikan fungsi lingkungan hidup; (d)
menimbulkan menimbulkan (d) menimbulkan
kerusakan Melindungi dan meningkatkan kerusakan kerusakan
lingkungan hidup kemampuan lingkungan hidup dari lingkungan laut melakukan pengawasan dan lingkungan hidup Melindungi dan meningkatkan kemampuan
tekanan perubahan dan/ atau pengendalian terhadap lingkungan hidup dari tekanan perubahan
dampak negatif yang ditimbulkan pemanfaatan sumber daya dan/ atau dampak negatif yang ditimbulkan
oleh suatu kegiatan agar tetap kelautan dan sumber daya ikan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu
mampu mendukung perikehidupan yang berada di sekitar kawasan mendukung perikehidupan manusia dan
manusia dan makhluk hidup konservasi; (h) makhluk hidup lainnya;
lainnya;
Melindungi, memelihara, merestorasi serta
Melindungi dan meningkatkan
mengendalikan pencemaran dan
kemampuan lingkungan hidup melakukan pembatasan
meningkatkan kemampuan lingkungan
untuk menyerap zat, energi, dan/ terhadap pelaksanaan
hidup di darat mapun di laut untuk
atau komponen lain yang dibuang pembuangan limbah ke laut; (e)
menyerap zat, energi, dan/ atau komponen
ke dalamnya;
lain yang dibuang ke dalamnya; (e)(f)
Mencegah terjadinya tindakan yang Mencegah terjadinya tindakan yang dapat
dapat secara langsung atau tidak meningkatkan ketahanan di secara langsung atau tidak langsung
langsung menimbulkan perubahan wilayah pesisir dan pulau-pulau menimbulkan perubahan sifat fisik
sifat fisik lingkungan yang kecil melalui mitigasi bencana lingkungan di darat maupun di laut yang
mengakibatkan lingkungan hidup dan adaptasi perubahan iklim; mengakibatkan lingkungan hidup tidak
tidak berfungsi dalam menunjang (j) berfungsi dalam menunjang pembangunan
pembangunan yang berkelanjutan; yang berkelanjutan; (g)
Mengendalikan pemanfaatan
Mengawasi dan mengendalikan pemanfaatan
sumber daya alam secara bijaksana melindungi, memelihara, dan
sumber daya alam secara bijaksana untuk
untuk menjamin kepentingan merestorasi ekosistem laut,
menjamin kepentingan generasi masa kini
generasi masa kini dan generasi pesisir, dan pulau kecil; (f)
dan generasi masa depan; (h)(k)
masa depan;
Mengelola sumber daya alam tak mengendalikan kegiatan Mengelola sumber daya alam tak terbarukan
terbarukan untuk menjamin reklamasi dan sumber material untuk menjamin pemanfaatannya secara
pemanfaatannya secara bijaksana reklamasi; (k) bijaksana dan sumber daya alam yang
dan sumber daya alam yang terbarukan melalui fungsi administratif yang
terbarukan untk menjamin ketat untuk menjamin kesinambungan
kesinambungan ketersediaannya ketersediaannya dengan tetap memelihara
dengan tetap memelihara dan dan meningkatkan kualitas nilai serta
5|Page
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya; dan (i)
keanekaragamannya; dan
melakukan pengetatan izin dan
Mengembangkan kegiatan budidaya pelaksanaan kegiatan di dasar Mengembangkan kegiatan budidaya
yang mempunyai daya adaptasi laut yang berpotensi merusak berketahanan yang mempunyai daya
bencana di kawasan rawan bencana struktur geologi, sumber daya adaptasi serta mitigasi bencana di kawasan
dan kawasan resiko perubahan biota laut, dan dampak yang rawan bencana dan kawasan resiko
iklim. dihasilkan dari kegiatan perubahan iklim.(j)
tersebut; dan (i)
melaksanakan penanggulangan
menetapkan lokasi BMKT sebagai arahan
dan pengendalian pencemaran
kawasan konservasi;
di laut. (g)
menetapkan lokasi BMKT Pelindungan dan
melakukan pengangkatan BMKT untuk
sebagai arahan kawasan pengendalian
keselamatan pelayaran;
konservasi; pemanfaatan
Pelindungan dan
melakukan pengangkatan BMKT BMKT melakukan pengangkatan BMKT untuk
pengendalian
untuk keselamatan pelayaran; pemanfaatan; dan
pemanfaatan
melakukan pengangkatan BMKT melakukan pengawasan dan pengamanan
BMKT
untuk pemanfaatan; dan lokasi BMKT.
melakukan pengawasan dan menetapkan lokasi adat dan budaya maritim
pengamanan lokasi BMKT. sebagai kawasan konservasi;
menetapkan lokasi adat dan pengembangan lokasi adat dan budaya
budaya maritim sebagai maritim untuk kegiatan penelitian,
kawasan konservasi; revitalisasi, dan adaptasi;
pengembangan lokasi adat dan
Pelindungan adat pemanfaatan lokasi adat dan budaya maritim
budaya maritim untuk kegiatan
dan budaya untuk kepentingan ekonomi, sejarah,
penelitian, revitalisasi, dan
maritim budaya, dan/ atau ilmu pengetahuan; dan
Pelindungan adat adaptasi;
dan budaya pemanfaatan lokasi adat dan
maritim budaya maritim untuk
melakukan pengawasan dan pengamanan
kepentingan ekonomi, sejarah,
lokasi pelindungan adat dan budaya maritim.
budaya, dan/ atau ilmu
pengetahuan; dan
melakukan pengawasan dan
pengamanan lokasi pelindungan
adat dan budaya maritim.
Kebijakan pengembangan, pemanfaatan dan Kebijakan pengembangan kawasan pemanfaatan Kebijakan pengembangan, pemanfaatan dan pengelolaan
pengelolaan kawasan budi daya umum kawasan budi daya
Perwujudan dan Menetapkan kawasan budi daya Perwujudan dan Menetapkan kawasan Perwujudan dan Menetapkan kawasan budi daya yang
peningkatan yang memiliki nilai strategis peningkatan pemanfaatan umum untuk peningkatan memiliki nilai strategis nasional maupun
keterpaduan dan nasional untuk pemanfaatan keterpaduan, pemanfaatan sumber daya keterpaduan dan kawasan pemanfaatan umum untuk
keterkaitan sumber daya alam di ruang darat, keselarasan dan kelautan secara sinergis; (k) keterkaitan pemanfaatan sumber daya alam di ruang
antarkegiatan budi ruang laut dan ruang udara keserasian antarkegiatan budi darat, ruang laut dan ruang udara termasuk
daya termasuk ruang di dalam bumi antarkegiatan daya ruang di dalam bumi secara sinergis untuk
secara sinergis untuk mewujudkan dalam kawasan mewujudkan keseimbangan pemanfaatan
keseimbangan pemanfaatan ruang pemanfaatan ruang wilayah; (k)
6|Page
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
wilayah;
Mengembangkan kegiatan budi
Mengembangkan kegiatan budi daya
daya unggulan di dalam kawasan
Menyelaraskan, menyerasikan unggulan serta ekonomi kelautan di dalam
beserta prasarana secara sinergis
dan menyeimbangkan kawasan beserta prasarana secara sinergis
dan berkelanjutan untuk
antarkegiatan di dalam kawasan dan berkelanjutan untuk mendorong
mendorong pengembangan
pemanfaatan umum; (m) pengembangan perekonomian kawasan dan
perekonomian kawasan dan
wilayah sekitarnya; (l)
wilayah sekitarnya;
Mengembangkan kegiatan
Mengembangkan kegiatan budi daya dengan
Mengembangkan kegiatan budi ekonomi kelautan secara
keselarasan, keserasian dan keseimbangan
daya untuk menunjang aspek sinergis dan berkelanjutan
untuk menunjang aspek politik, pertahanan
politik, pertahanan dan keamanan, untuk mendorong
dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu
sosial budaya, serta ilmu pengembangan peekonomian
pengetahuan dan teknologi di wilayah darat
pengetahuan dan teknologi; kawasan dan wilayah di
maupun laut nasional; (m)
sekitarnya; (l)
Menetapkan, memanfaatkan, Mengembangkan pemanfaatan
Menetapkan, memanfaatkan,
mengembangkan, dan kawasan pembangunan industri
mengembangkan, dan mempertahankan
mempertahankan kawasan perikanan nasional dan
kawasan pertanian pangan berkelanjutan
pertanian pangan berkelanjutan kawasan sentra produksi
untuk mewujudkan kemandirian, ketahanan,
untuk mewujudkan kemandirian, perikanan untuk mewujudkan
dan kedaulatan pangan;
ketahanan, dan kedaulatan pangan; ketahanan pangan nasional;
Mendorong pulau kecil sebagai
Mengembangkan pulau-pulau kecil umum
sentra pertumbuhan ekonomi Mengembangkan dan mendorong pulau-
sebagai sentra ekonomi wilayah
wilayah berbasis kegiatan pulau kecil sebagai sentra ekonomi wilayah
yang berbasis kelautan dan
kelautan dan perikanan yang yang berbasis kelautan dan perikanan yang
perikanan yang berdaya saing dan
berdaya saing dan berdaya saing dan berkelanjutan; (n)
berkelanjutan;
berkelanjutan; dan (n)
Mengelola kekayaan sumber daya Mengembangkan kegiatan
kelautan di wilayah perairan, pengelolaan sumber daya Mengelola kekayaan sumber daya kelautan
wilayah yuridiksi, laut lepas, dan kelautan yang bernilai ekonomi di wilayah perairan, wilayah yuridiksi, laut
wilayah dasar laut internasional tinggi di wilayah periaran untuk lepas, dan wilayah dasar laut internasional
untuk kedaulatan ekonomi kedaulatan ekonomi nasional. untuk kedaulatan ekonomi nasional; (o)
nasional; dan (o)
Mengembangkan pemanfaatan
Mengembangkan pemanfaatan ruang udara
ruang udara nasional sebagai aset
nasional sebagai aset pembangunan dengan
pembangunan dengan tetap
tetap menjaga fungsi pertahanan dan
menjaga fungsi pertahanan dan
keamanan serta keselamatan penerbangan;
keamanan serta keselamatan
dan
penerbangan.
Mengembangkan pemanfaatan kawasan
pembangunan industri perikanan nasional
dan kawasan sentra produksi perikanan
untuk mewujudkan ketahanan pangan
nasional.
Pengendalian Membatasi dan mengendalikan Pengendalian Membatasi dan mengendalikan Pengendalian Membatasi dan mengendalikan
perkembangan perkembangan kegiatan budi daya perkembangan perkembangan kegiatan di perkembangan perkembangan kegiatan di dalam kawasan
kegiatan budi daya terbangun di kawasan rawan kegiatan dalam dalam kawasan pemanfaatan kegiatan budi daya pemanfaatan umum dengan memperhatikan
7|Page
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
agar tidak bencana dan resiko tinggi bencana kawasan agar tidak
melampaui daya serta dampak perubahan iklim pemanfaatan melampaui daya
dukung dan daya untuk meminimalkan potensi umum agar tidak umum dengan memperhatikan dukung dan daya
biogeofisik laut;
tampung kejadian bencana dan potensi melampaui daya biogeofisik laut; dan tampung
lingkungan hidup kerugian akibat bencana dan dukung dan daya lingkungan hidup
perubahan iklim; tampung
Mengembangkan perkotaan lingkungan Mengembangkan kegiatan di
Mengembangkan kegiatan di kawasan
metropolitan dan kota besar kawasan pemanfaatan umum
pemanfaatan umum yang dapat
dengan mengoptimalkan yang dapat mempertahankan
mempertahankan keberlanjutan fungsi
pemanfaatan ruang secara vertikal keberlanjutan fungsi ekosistem
ekosistem laut;
dan kompak; laut.
Membatasi dan mengendalikan
perkembangan kegiatan budi daya
Mengembangkan ruang terbuka terbangun di kawasan rawan bencana dan
hijau dengan luas paling sedikit resiko tinggi bencana serta dampak
30% (tiga puluh persen) dari luas perubahan iklim untuk meminimalkan
kawasan perkotaan; potensi kejadian bencana dan potensi
kerugian akibat bencana dan perubahan
iklim;
Membatasi perkembangan kawasan
terbangun di kawasan metropolitan
dan kota besar untuk Mengembangkan perkotaan metropolitan
mempertahankan tingkat dan kota besar dengan mengoptimalkan
pelayanan prasarana dan sarana pemanfaatan ruang secara vertikal dan
kawasan perkotaan serta kompak;
mempertahankan fungsi kawasan
perdesaan di sekitarnya;
Mengembangkan kegiatan budidaya Mengembangkan ruang terbuka hijau
yang dapat mempertahankan dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh
keberadaan pulau-pulau kecil; persen) dari luas kawasan perkotaan;
Membatasi perkembangan kawasan
terbangun di kawasan metropolitan dan kota
Membatasi dan mengendalikan
besar untuk mempertahankan tingkat
kegiatan budidaya pada lokasi yang
pelayanan prasarana dan sarana kawasan
memiliki nilai konservasi tinggi;
perkotaan serta mempertahankan fungsi
kawasan perdesaan di sekitarnya;
Mengembangkan kegiatan budidaya yang
Menetapkan lokasi rusak dan
dapat mempertahankan keberadaan pulau-
tercemar untuk dipulihkan;
pulau kecil;
Mengendalikan keseimbangan daya
dukung dan daya tampung Membatasi dan mengendalikan kegiatan
lingkungan di kota sedang sebagai budidaya pada lokasi yang memiliki nilai
kawasan perkotaan penyangga arus konservasi tinggi;
urbanisasi desa ke kota;
Mengendalikan perubahan Menetapkan lokasi rusak dan tercemar
peruntukan kawasan hutan untuk untuk dipulihkan;
alokasi lahan pembangunan bagi
8|Page
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
sektor non kehutanan dengan
mempertimbangkan kualitas
lingkungan, karakter sumber daya
alam, fungsi ekologi, dan kebutuhan
lahan untuk pembangunan secara
berkelanjutan;
Mendorong pembangunan hutan
rakyat untuk mendukung
Mengendalikan keseimbangan daya dukung
kecukupan tutupan hutan
dan daya tampung lingkungan di kota sedang
khususnya bagi wilayah daerah
sebagai kawasan perkotaan penyangga arus
aliran sungai atau pulau yang
urbanisasi desa ke kota;
tutupan hutannya kurang dari 30%
(tiga puluh persen); dan
Mengendalikan perubahan peruntukan
Mengembangkan kegiatan budidaya kawasan hutan untuk alokasi lahan
dengan memperhatikan pembangunan bagi sektor non kehutanan
bioekoregion yang merupakan dengan mempertimbangkan kualitas
bentang alam yang berada di dalam lingkungan, karakter sumber daya alam,
satu atau lebih daerah aliran sungai. fungsi ekologi, dan kebutuhan lahan untuk
pembangunan secara berkelanjutan;
Mendorong pembangunan hutan rakyat
untuk mendukung kecukupan tutupan hutan
khususnya bagi wilayah daerah aliran sungai
atau pulau yang tutupan hutannya kurang
dari 30% (tiga puluh persen); dan
Mengembangkan kegiatan budidaya dengan
memperhatikan bioekoregion yang
merupakan bentang alam yang berada di
dalam satu atau lebih daerah aliran sungai.
Perwujudan menetapkan peruntukan Perwujudan
menetapkan peruntukan kawasan
efektivitas dan kawasan pemanfaatan umum efektivitas dan
pemanfaatan umum untuk kegiatan
keberlanjutan untuk kegiatan perikanan keberlanjutan
perikanan tangkap dan perikanan budi daya
kawasan tangkap dan perikanan budi kawasan
laut;
pemanfaatan daya laut; pemanfaatan
umum untuk meningkatkan efektivitas umum untuk
meningkatkan efektivitas pengelolaan
kegiatan pengelolaan sumber daya ikan kegiatan
sumber daya ikan di wppnri;
perikanan di wppnri; perikanan
melengkapi sarana dan
melengkapi sarana dan prasarana pelabuhan
prasarana pelabuhan perikanan,
perikanan, penangkapan ikan, dan perikanan
penangkapan ikan, dan
budi daya laut;
perikanan budi daya laut;
meningkatkan pemanfaatan
meningkatkan pemanfaatan potensi
potensi perikanan budi daya
perikanan budi daya laut khususnya budi
laut khususnya budi daya laut
daya laut dalam;
dalam;
mengembangkan sentra mengembangkan sentra perikanan tangkap
perikanan tangkap dan sentra dan sentra perikanan budi daya laut;
9|Page
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
perikanan budi daya laut;
memperkuat sistem penegakan
hukum dan transparansi memperkuat sistem penegakan hukum dan
perizinan untuk mencegah transparansi perizinan untuk mencegah
penangkapan ikan yang ilegal, penangkapan ikan yang ilegal, tidak
tidak dilaporkan, dan tidak dilaporkan, dan tidak diatur;
diatur;
mempercepat implementasi
mempercepat implementasi sistem logistik
sistem logistik ikan nasional
ikan nasional dan industri rumput laut
dan industri rumput laut
nasional; dan
nasional; dan
mengembangkan kawasan
mengembangkan kawasan perikanan
perikanan berkelanjutan
berkelanjutan dengan sistem sentra
dengan sistem sentra perikanan
perikanan tangkap dan perikanan budi daya
tangkap dan perikanan budi
laut terintegrasi.
daya laut terintegrasi.
menetapkan peruntukan menetapkan peruntukan kawasan
Perwujudan kawasan pemanfaatan umum Perwujudan pemanfaatan umum untuk kegiatan
efektivitas dan untuk kegiatan pariwisata; efektivitas dan pariwisata;
keberlanjutan mendorong peran serta keberlanjutan
mendorong peran serta masyarakat lokal
kawasan masyarakat lokal dalam kawasan
dalam pengembangan pariwisata;
pemanfaatan pengembangan pariwisata; pemanfaatan
umum untuk memanfaatkan sebagian atau umum untuk memanfaatkan sebagian atau seluruh BMKT;
kegiatan seluruh BMKT; dan kegiatan dan
pariwisata mengembangkan destinasi pariwisata mengembangkan destinasi pariwisata yang
pariwisata yang baru. baru.
menetapkan peruntukan
menetapkan peruntukan kawasan
kawasan pemanfaatan umum
pemanfaatan umum untuk kegiatan industri
untuk kegiatan industri
kelautan;
kelautan;
Perwujudan mengembangkan sentra Perwujudan
mengembangkan sentra industri kelautan
efektivitas dan industri kelautan berupa efektivitas dan
berupa industri bioteknologi dan industri
keberlanjutan industri bioteknologi dan keberlanjutan
maritim;
kawasan industri maritim; kawasan
pemanfaatan merevitalisasi galangan kapal pemanfaatan
merevitalisasi galangan kapal nasional dan
umum untuk nasional dan meningkatkan umum untuk
meningkatkan kapasitas kapal perikanan
kegiatan industri kapasitas kapal perikanan yang kegiatan industri
yang dibuat di galangan kapal dalam negeri;
kelautan dibuat di galangan kapal dalam kelautan
dan
negeri; dan
melaksanakan kegiatan industri
melaksanakan kegiatan industri kelautan
kelautan yang ramah
yang ramah lingkungan.
lingkungan.
Perwujudan menetapkan peruntukan Perwujudan menetapkan peruntukan kawasan
efektivitas dan kawasan pemanfaatan umum efektivitas dan pemanfaatan umum untuk kegiatan
keberlanjutan untuk kegiatan pertambangan keberlanjutan pertambangan mineral dan batubara dan
kawasan mineral dan batubara dan kawasan pertambangan minyak dan gas bumi;
10 | P a g e
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
pertambangan minyak dan gas
bumi;
menetapkan peruntukan
kawasan pemanfaatan umum menetapkan peruntukan kawasan
pemanfaatan untuk kegiatan keprospekan pemanfaatan pemanfaatan umum untuk kegiatan
umum untuk sumber daya mineral dan umum untuk keprospekan sumber daya mineral dan
kegiatan batubara dan minyak dan gas kegiatan batubara dan minyak dan gas bumi; dan
pertambangan bumi; dan pertambangan
menerapkan kegiatan
menerapkan kegiatan penambangan yang
penambangan yang
berkelanjutan dan menjaga kualitas
berkelanjutan dan menjaga
lingkungan laut.
kualitas lingkungan laut.
Perwujudan mengembangkan kawasan Perwujudan
mengembangkan kawasan pemanfaatan
efektivitas dan pemanfaatan umum untuk efektivitas dan
umum untuk pengelolaan energi; dan
keberlanjutan pengelolaan energi; dan keberlanjutan
kawasan kawasan
pemanfaatan melaksanakan kegiatan pemanfaatan
melaksanakan kegiatan pengelolaan energi
umum untuk pengelolaan energi secara umum untuk
secara berkelanjutan dan menjaga kualitas
kegiatan berkelanjutan dan menjaga kegiatan
lingkungan laut.
pengelolaan kualitas lingkungan laut. pengelolaan
energi energi
mengalokasikan ruang laut di
mengalokasikan ruang laut di wilayah
wilayah perairan sebagai
perairan sebagai wilayah pertahanan;
wilayah pertahanan;
meningkatkan kemampuan dan
perwujudan kinerja pertahanan dan perwujudan meningkatkan kemampuan dan kinerja
efektivitas dan keamanan secara terpadu di efektivitas dan pertahanan dan keamanan secara terpadu di
keberlanjutan seluruh wilayah perairan sesuai keberlanjutan seluruh wilayah perairan sesuai dengan
kawasan dengan ketentuan peraturan kawasan ketentuan peraturan perundang-undangan
pemanfaatan perundang-undangan dan pemanfaatan dan hukum internasional;
umum untuk hukum internasional; umum untuk
kegiatan meningkatkan sarana prasarana kegiatan
meningkatkan sarana prasarana pertahanan
pertahanan dan pertahanan dalam rangka pertahanan dan
dalam rangka memperkuat pertahanan di
keamanan memperkuat pertahanan di keamanan
wilayah perairan; dan
wilayah perairan; dan
meningkatkan penegakan
meningkatkan penegakan kedaulatan dan
kedaulatan dan hukum di
hukum di wilayah perairan.
wilayah perairan.
perwujudan mengembangkan tatanan perwujudan
efektivitas dan kepelabuhanan yang dapat efektivitas dan mengembangkan tatanan kepelabuhanan
keberlanjutan melayani kapal generasi keberlanjutan yang dapat melayani kapal generasi
kawasan mutakhir dan menetapkan kawasan mutakhir dan menetapkan pelabuhan hub;
pemanfaatan pelabuhan hub; pemanfaatan
umum untuk mengalokasikan ruang laut umum untuk mengalokasikan ruang laut untuk daerah
kegiatan untuk daerah lingkungan kerja kegiatan lingkungan kerja pelabuhan dan daerah
transportasi pelabuhan dan daerah transportasi lingkungan kepentingan pelabuhan secara
lingkungan kepentingan terpadu;
11 | P a g e
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
pelabuhan secara terpadu;
mengembangkan konektivitas
mengembangkan konektivitas antar
antar pelabuhan dengan
pelabuhan dengan mempertimbangkan nilai
mempertimbangkan nilai
geostrategis;
geostrategis;
mengembangkan konektivitas
mengembangkan konektivitas antar moda
antar moda perhubungan darat,
perhubungan darat, laut, dan udara;
laut, dan udara;
mengembangkan dan
mengembangkan dan membangun
membangun infrastruktur
infrastruktur perhubungan darat, laut, dan
perhubungan darat, laut, dan
udara; dan
udara; dan
melaksanakan kebijakan
melaksanakan kebijakan pengembangan
pengembangan armada
armada nasional.
nasional.
mengembangkan upaya
pencegahan, penanggulangan, mengembangkan upaya pencegahan,
dan pemulihan dampak penanggulangan, dan pemulihan dampak
pencemaran dan kerusakan pencemaran dan kerusakan lingkungan laut;
lingkungan laut;
mengembangkan sistem
mitigasi bencana dan mengembangkan sistem mitigasi bencana
pencegahan dan pencegahan dan
peringatan dini (early warning dan peringatan dini (early warning system);
penanggulangan penanggulangan
system);
pencemaran, pencemaran,
mengembangkan infrastruktur
kerusakan, dan kerusakan, dan mengembangkan infrastruktur dan
dan bangunan pengamanan
bencana di bencana di bangunan pengamanan pantai;
pantai;
kawasan kawasan
mengembangkan perencanaan
pemanfaatan pemanfaatan mengembangkan perencanaan nasional
nasional tanggap darurat
umum umum tanggap darurat tumpahan minyak di laut;
tumpahan minyak di laut;
mengembangkan sistem
mengembangkan sistem pengendalian
pengendalian pencemaran laut;
pencemaran laut; dan
dan
mengendalikan dampak sisa-
mengendalikan dampak sisa-sisa bangunan
sisa bangunan di laut dan
di laut dan aktivitas di laut.
aktivitas di laut.
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis
strategis nasional nasional
Pelestarian dan Menetapkan kawasan strategis Pelestarian dan Menetapkan kawasan strategis nasional
peningkatan fungsi nasional berfungsi lindung; peningkatan berfungsi lindung;
dan daya dukung Mencegah pemanfaatan ruang di fungsi dan daya
Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan
lingkungan hidup kawasan strategis nasional yang dukung
strategis nasional yang berpotensi
untuk berpotensi mengurangi fungsi lingkungan hidup
mengurangi fungsi lindung kawasan;
mempertahankan lindung kawasan; untuk
dan meningkatkan Membatasi pemanfaatan ruang di mempertahankan Membatasi pemanfaatan ruang di sekitar
keseimbangan sekitar kawasan strategis nasional dan meningkatkan kawasan strategis nasional yang berpotensi
12 | P a g e
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
yang berpotensi mengurangi fungsi
mengurangi fungsi lindung kawasan;
lindung kawasan;
Membatasi pengemangan
Membatasi pengemangan prasarana dan
prasarana dan sarana di dalam dan
sarana di dalam dan di sekitar kawasan
di sekitar kawasan strategis
strategis nasional yang dapat memicu
nasional yang dapat memicu
perkembangan kegiatan budidaya;
perkembangan kegiatan budidaya;
Mengembangkan kegiatan budi
Mengembangkan kegiatan budi daya tidak
daya tidak terbangun di sekitar
terbangun di sekitar kawasan strategis
kawasan strategis nasional yang
nasional yang berfungsi sebagai zona
berfungsi sebagai zona penyangga
penyangga yang memisahkan kawasan
yang memisahkan kawasan lindung
ekosistem, keseimbangan lindung dengan kawasan budidaya
dengan kawasan budidaya
melestarikan ekosistem, terbangun;
terbangun;
keanekaragaman melestarikan
hayati, keanekaragaman
mempertahankan hayati,
Merehabilitasi fungsi lindung
dan meningkatkan mempertahankan Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang
kawasan yang menurun akibat
fungsi dan meningkatkan menurun akibat dampak pemanfaatan ruang
dampak pemanfaatan ruang yang
perlindungan fungsi yang berkembang di dalam dan di sekitar
berkembang di dalam dan di sekitar
kawasan, perlindungan kawasan strategis nasional.
kawasan strategis nasional.
melestarikan kawasan,
keanekaragaman melestarikan
hayati, keanekaragaman
Menetapkan kawasan strategis Menetapkan kawasan strategis nasional
nasional dengan fungsi khusus dengan fungsi khusus pertahanan dan
pertahanan dan keamanan; keamanan;
Mengembangkan kegiatan budidaya
Mengembangkan kegiatan budidaya secara
secara selektif di dalam dan di
selektif di dalam dan di sekitar kawasan
sekitar kawasan strategis nasional Peningkatan
Peningkatan fungsi strategis nasional untuk menjaga fungsi
untuk menjaga fungsi pertahanan fungsi kawasan
kawasan untuk pertahanan dan keamanan;
dan keamanan; untuk pertahanan
pertahanan dan
Mengembangkan kawasan lindung dan keamanan
keamanan negara Mengembangkan kawasan lindung dan/ atau
dan/ atau kawasan budidaya tidak negara
kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar
terbangun di sekitar kawasan
kawasan strategis nasional sebagai zona
strategis nasional sebagai zona
penyangga yang memisahkan kawasan
penyangga yang memisahkan
strategis nasional dengan kawasan budidaya
kawasan strategis nasional dengan
terbangun.
kawasan budidaya terbangun.
Pengembangan Mengembangkan pusat Pengembangan
dan peningkatan pertumbuhan berbasis potensi dan peningkatan Mengembangkan pusat pertumbuhan
fungsi kawasan sumber daya alam dan kegiatan fungsi kawasan berbasis potensi sumber daya alam dan
dalam budidaya unggulan sebagai dalam kegiatan budidaya unggulan sebagai
pengembangan penggerak utama pengembangan pengembangan penggerak utama pengembangan wilayah;
perekonomian wilayah; perekonomian
nasional Menciptakan iklim investasi yang nasional Menciptakan iklim investasi yang kondusif;
kondusif;
13 | P a g e
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
Mengelola pemanfaatan sumber
Mengelola pemanfaatan sumber daya alam
daya alam agar tidak melampaui
agar tidak melampaui daya dukung dan daya
daya dukung dan daya tampung
tampung kawasan;
kawasan;
Mengelola dampak negatif kegiatan
Mengelola dampak negatif kegiatan
budidaya agar tidak menurunkan
budidaya agar tidak menurunkan kualitas
kualitas lingkungan hidup dan
lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;
efisiensi kawasan;
Menginensifkan promosi peluang Menginensifkan promosi peluang investasi;
investasi; dan dan
Meningkatkan pelayanan prasarana
Meningkatkan pelayanan prasarana dan
dan sarana penunjang kegiatan
sarana penunjang kegiatan ekonomi.
ekonomi.
Mengembangkan kegiatan
Mengembangkan kegiatan penunjang dan/
penunjang dan/ atau kegiatan
atau kegiatan turunan dari pemanfaatan
turunan dari pemanfaatan sumber
sumber daya dan/ atau teknologi tinggi;
daya dan/ atau teknologi tinggi;
Meningkatkan keterkaitan kegiatan
Pemanfaatan Pemanfaatan Meningkatkan keterkaitan kegiatan
pemanfaatan sumber daya dan/
sumber daya alam sumber daya alam pemanfaatan sumber daya dan/ atau
atau teknologi tinggi dengan
dan/ atau dan/ atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang
kegiatan penunjang dan/ atau
teknologi tinggi teknologi tinggi dan/ atau turunannya; dan
turunannya; dan
secara optimal secara optimal
Mencegah dampak negatif
Mencegah dampak negatif pemanfaatan
pemanfaatan sumber daya alam
sumber daya alam dan/ atau teknologi tinggi
dan/ atau teknologi tinggi terhadap
terhadap fungsi lingkungan hidup, dan
fungsi lingkungan hidup, dan
keselamatan masyarakat.
keselamatan masyarakat.
Meningkatkan kecintaan
Meningkatkan kecintaan masyarakat akan
masyarakat akan nilai budaya yang
nilai budaya yang mencerminkan jati diri
mencerminkan jati diri bangsa yang
Pelestarian dan bangsa yang berbudi luhur;
Pelestarian dan berbudi luhur;
peningkatan sosial
peningkatan sosial Mengembangkan penerapan nilai
dan budaya Mengembangkan penerapan nilai budaya
dan budaya bangsa budaya bangsa dalam kehidupan
bangsa bangsa dalam kehidupan masyarakat; dan
masyarakat; dan
Melestarikan situs warisan budaya
Melestarikan situs warisan budaya bangsa.
bangsa.
Melestarikan keaslian fisik serta Melestarikan keaslian fisik serta
mempertahankan keseimbangan mempertahankan keseimbangan
Pelestarian dan ekosistemnya; Pelestarian dan ekosistemnya;
peningkatan nilai Meningkatkan kepariwisataan peningkatan nilai
Meningkatkan kepariwisataan nasional;
kawasan yang nasional; kawasan yang
ditetapkan sebagai Mengembangkan ilmu pengetahuan ditetapkan sebagai Mengembangkan ilmu pengetahuan dan
warisan dunia dan teknologi; dan warisan dunia teknologi; dan
Melestarikan keberlanjutan Melestarikan keberlanjutan lingkungan
lingkungan hidup. hidup.
Pengembangan Memanfaatkan sumber daya alam Pengembangan Memanfaatkan sumber daya alam secara
14 | P a g e
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
secara optimal dan berkelanjutan; optimal dan berkelanjutan;
Membuka akses dan meningkatkan
Membuka akses dan meningkatkan
aksesibilitas antara kawasan
aksesibilitas antara kawasan tertinggal dan
tertinggal dan pusat pertumbuhan
pusat pertumbuhan wilayah;
wilayah;
Mengembangkan prasarana dan
Mengembangkan prasarana dan sarana
sarana penunjang kegiatan kawasan
kawasan tertinggal penunjang kegiatan ekonomi masyarakat;
ekonomi masyarakat; tertinggal
Meningkatkan akses masyarakat ke Meningkatkan akses masyarakat ke sumber
sumber pembiayaan; dan pembiayaan; dan
Meningkatkan kualitas dan
Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber
kapasitas sumber daya manusia
daya manusia dalam pengelolaan kegiatan
dalam pengelolaan kegiatan
ekonomi.
ekonomi.
Kebijakan pengembangan KSNT Kebijakan dan Strategi pengembangan KSNT
mendorong menetapkan PPKT sebagai mendorong
menetapkan PPKT sebagai KSNT sesuai
pengembangan KSNT sesuai dengan ketentuan pengembangan
dengan ketentuan peraturan perundang
KSNT untuk peraturan perundang KSNT untuk
undangan;
mendukung undangan; mendukung fungsi
fungsi pertahanan menetapkan peruntukan KSNT pertahanan dan
dan keamanan untuk kepentingan keamanan menetapkan peruntukan KSNT untuk
penyelenggaraan pertahanan kepentingan penyelenggaraan pertahanan
dan keamanan negara, baik dan keamanan negara, baik pada masa damai
pada masa damai maupun maupun dalam keadaan perang;
dalam keadaan perang;
mengembangkan kegiatan
pemanfaatan umum dan mengembangkan kegiatan pemanfaatan
konservasi sumber daya laut umum dan konservasi sumber daya laut
secara selektif di PPKT dan secara selektif di PPKT dan perairan di
perairan di sekitarnya untuk sekitarnya untuk mendukung fungsi
mendukung fungsi pertahanan pertahanan dan keamanan laut;
dan keamanan laut;
mengembangankan
mengembangankan kemampuan pertahanan
kemampuan pertahanan dan
dan keamanan negara di PPKT dan wilayah
keamanan negara di PPKT dan
di sekitarnya;
wilayah di sekitarnya;
menjaga dan mengamankan
menjaga dan mengamankan posisi titik dasar
posisi titik dasar di PPKT untuk
di PPKT untuk penentuan lebar laut
penentuan lebar laut teritorial
teritorial dan wilayah yurisdiksi;
dan wilayah yurisdiksi;
mempercepat pembangunan
infrastruktur dan mempercepat pembangunan infrastruktur
mengoptimalkan pengelolaan dan mengoptimalkan pengelolaan PPKT; dan
PPKT; dan
meminimalkan risiko keamanan meminimalkan risiko keamanan untuk
untuk industri perikanan di industri perikanan di PPKT.
15 | P a g e
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
PPKT.
menetapkan sebagian atau
menetapkan sebagian atau seluruh perairan
seluruh perairan di sekitar
di sekitar PPKT sebagai Kawasan
PPKT sebagai Kawasan
Konservasi;
Konservasi;
mengendalikan pemanfaatan
mengendalikan pemanfaatan Sumber Daya
Sumber Daya Kelautan dan
mendorong mendorong Kelautan dan Sumber Daya Ikan di PPKT;
Sumber Daya Ikan di PPKT;
pengembangan pengembangan
mengembangkan kegiatan mengembangkan kegiatan ekonomi di PPKT
KSNT untuk KSNT untuk
ekonomi di PPKT dengan tetap dengan tetap menjaga kelestarian
mendukung mendukung fungsi
menjaga kelestarian lingkungan; lingkungan;
fungsi pelestarian pelestarian
mencegah terjadinya tindakan
lingkungan lingkungan mencegah terjadinya tindakan yang secara
yang secara langsung atau tidak
langsung atau tidak langsung mengubah sifat
langsung mengubah sifat
biogeofisik di PPKT; dan
biogeofisik di PPKT; dan
mengembangkan kegiatan
mengembangkan kegiatan mitigasi bencana
mitigasi bencana dan adaptasi
dan adaptasi perubahan iklim di PPKT.
perubahan iklim di PPKT.
menetapkan KSNT yang
menetapkan KSNT yang merupakan Cagar
merupakan Cagar Budaya
Budaya Nasional yang diusulkan menjadi
Nasional yang diusulkan
warisan dunia dan situs warisan dunia yang
menjadi warisan dunia dan situs
alami;
warisan dunia yang alami;
memanfaatkan,
memanfaatkan, mengembangkan, dan
mengembangkan, dan
mempertahankan situs warisan dunia yang
mempertahankan situs warisan
mempertahankan, mempertahankan, alami;
dunia yang alami;
melindungi, dan melindungi, dan
mempertahankan keaslian fisik mempertahankan keaslian fisik dan
memanfaatkan memanfaatkan
dan keseimbangan ekosistem di keseimbangan ekosistem di situs warisan
situs warisan situs warisan
situs warisan dunia yang alami; dunia yang alami;
dunia dunia
melestarikan keberlanjutan
lingkungan hidup dan kekayaan melestarikan keberlanjutan lingkungan
Cagar Budaya Nasional yang hidup dan kekayaan Cagar Budaya Nasional
diusulkan menjadi warisan yang diusulkan menjadi warisan dunia dan
dunia dan situs warisan dunia situs warisan dunia yang alami; dan
yang alami; dan
mengembangkan Wisata Bahari mengembangkan Wisata Bahari secara
secara berkelanjutan. berkelanjutan.
Kebijakan dan strategi pengembangan alur laut Kebijakan dan strategi pengembangan alur laut
Pengembangan alur laut yang berupa alur Pengembangan alur laut yang berupa alur pelayaran dan alur
pelayaran dan alur pipa/kabel bawah laut pipa/kabel bawah laut
perwujudan dan menyelenggarakan alur perwujudan dan menyelenggarakan alur pelayaran dan alur
peningkatan pelayaran dan alur pipa/kabel peningkatan pipa/kabel bawah laut yang meliputi
keterpaduan, bawah laut yang meliputi keterpaduan, perencanaan, pembangunan, pengoperasian,
keselarasan, dan perencanaan, pembangunan, keselarasan, dan pemeliharaan, dan pengawasan;
keserasian pengoperasian, pemeliharaan, keserasian
16 | P a g e
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
antarkegiatan dan pengawasan; antarkegiatan
pemanfaatan meningkatkan keamanan dan pemanfaatan meningkatkan keamanan dan keselamatan
ruang laut di keselamatan pelayaran; dan ruang laut di pelayaran; dan
sekitar alur mempublikasikan alur sekitar alur
mempublikasikan alur pelayaran dan alur
pelayaran dan pelayaran dan alur pipa/kabel pelayaran dan alur
pipa/kabel bawah laut ke dalam peta laut
alur pipa/ kabel bawah laut ke dalam peta laut pipa/ kabel bawah
dan buku petunjuk pelayaran.
bawah laut dan buku petunjuk pelayaran. laut
menetapkan Alur Pelayaran dan
menetapkan Alur Pelayaran dan koridor
koridor pemasangan untuk alur
pemasangan untuk alur pipa/kabel bawah
pipa/kabel bawah Laut sesuai
Laut sesuai dengan Tata Ruang Laut
pengendalian dengan Tata Ruang Laut pengendalian dan/atau rencana zonasi;
perkembangan dan/atau rencana zonasi; perkembangan
kegiatan agar menetapkan Alur Pelayaran, kegiatan agar
menetapkan Alur Pelayaran, sistem rute, tata
tidak melampaui sistem rute, tata cara berlalu tidak melampaui
cara berlalu lintas, dan daerah labuh kapal
daya dukung dan lintas, dan daerah labuh kapal daya dukung dan
sesuai dengan kepentingannya;
daya tampung sesuai dengan kepentingannya; daya tampung
lingkungan peningkatan sarana bantu lingkungan peningkatan sarana bantu navigasi
navigasi pelayaran; dan pelayaran; dan
penetapan zona keamanan dan
penetapan zona keamanan dan keselamatan.
keselamatan.
penyelenggaraan operasi militer
penyelenggaraan operasi militer selain
selain perang, penegakan
perang, penegakan hukum, dan penjagaan
hukum, dan penjagaan
keamanan;
melaksanakan keamanan; melaksanakan
pengamanan di penetapan alur pelayaran yang pengamanan di
titik masuk alur berupa skema pemisah lalu titik masuk alur penetapan alur pelayaran yang berupa
laut kepulauan lintas (traffic separation laut kepulauan skema pemisah lalu lintas (traffic separation
indonesia dan scheme/TS9 berdasarkan indonesia dan titik scheme/TS9 berdasarkan peraturan
titik strategis peraturan perundang-undangan strategis navigasi perundang-undangan dan ketentuan hukum
navigasi iainnya dan ketentuan hukum iainnya internasional; dan
internasional; dan
penegakan operasi keamanan penegakan operasi keamanan dan
dan keselamatan di Laut. keselamatan di Laut.
Pelindungan alur laut yang berupa alur migrasi
Pelindungan alur laut yang berupa alur migrasi biota laut
biota laut
menetapkan alur yang
menetapkan alur yang dilindungi untuk
dilindungi untuk keberlanjutan
keberlanjutan fungsi migrasi biota laut; dan
fungsi migrasi biota laut; dan
pelindungan dan mengembangkan kegiatan pelindungan dan
pelestarian alur pemanfaatan umum secara pelestarian alur mengembangkan kegiatan pemanfaatan
migrasi biota laut selektif yang berada sekitar alur migrasi biota laut umum secara selektif yang berada sekitar
migrasi biota laut untuk alur migrasi biota laut untuk menjaga fungsi
menjaga fungsi kelestarian biota kelestarian biota laut.
laut.
Strategi dan Kebijakan Pengembangan Kawasan Antar
Belum Dimuat
Wilayah
17 | P a g e
RTRWN RTRLN Rekomendasi Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN STRATEGI
Belum Dimuat Strategi dan Kebijakan Pengembangan Pulau/ Kepulauan
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, 2021
18 | P a g e
C. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH NASIONAL
Integrasi dengan sistem pusat pertumbuhan kelautan, dilakukan dengan memuat penambahan
fungsi sistem perkotaan nasional yang telah disusun dalam RTRWN. Sehingga, dalam satu sistem
perkotaan dapat memuat fungsi pusat pertumbuhan kelautan sesuai klasifikasi yang telah
ditentukan dalam RTRL. Namun pada lokasi yang tidak beririsan dengan sistem perkotaan nasional
eksisting, akan tetap dimuat dengan nomenklatur sebagai pusat pertumbuhan kelautan/ perikanan
dan/ atau pusat industri kelautan/ perikanan dengan fungsi dan hirarki yang berbeda dengan
sistem perkotaan nasional.
1. PKN;
2. PKW;
3. PKSN;
4. Pusat Pertumbuhan Kelautan dan Perikanan; dan
5. Pusat Industri Kelautan dan Perikanan.
19 | P a g e
RTRWN RTRL (Permen KKP No 28/2021) Rekomendasi
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Klasifikasi Kriteria
Rencana Kawasan perkotaan Rencana PKN Kawasan perkotaan
Sistem yang berfungsi atau Sistem yang berfungsi atau
Perkotaan berpotensi sebagai Perkotaan berpotensi sebagai
simpul utama simpul utama
kegiatan ekspor- kegiatan ekspor-
impor atau pintu impor atau pintu
gerbang menuju gerbang menuju
kawasan kawasan
internasional internasional
Kawasan perkotaan Kawasan perkotaan
yang berfungsi atau yang berfungsi atau
berpotensi sebagai berpotensi sebagai
pusat kegiatan pusat kegiatan
industri dan jasa industri dan jasa
skala nasional atau skala nasional atau
yang melayani yang melayani
beberapa provinsi. beberapa provinsi.
kawasan perkotaan kawasan perkotaan
PKN
yang berfungsi atau yang berfungsi atau
berpotensi sebagai berpotensi sebagai
simpul utama simpul utama
transportasi skala transportasi skala
nasional atau nasional atau
melayani beberapa melayani beberapa
provinsi; dan/ atau. provinsi;
kawasan perkotaan kawasan perkotaan
yang berada di yang berada di
pesisir yang pesisir yang
berfungsi atau berfungsi atau
berpotensi sebagai berpotensi sebagai
pelabuhan hub pelabuhan hub
internasional dan internasional dan
pintu gerbang pintu gerbang
ekspor hasil ekspor hasil
kegiatan kelautan kegiatan kelautan
dan perikanan dan perikanan; dan
PKN dapat
berfungsi sebagai
pusat pertumbuhan
kelautan dan
perikanan dan/ atau
20 | P a g e
RTRWN RTRL (Permen KKP No 28/2021) Rekomendasi
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Klasifikasi Kriteria
pusat industri
kelautan dan
perikanan.
kawasan perkotaan PKW kawasan perkotaan
yang berfungsi atau yang berfungsi atau
berpotensi sebagai berpotensi sebagai
simpul kedua simpul kedua
kegiatan ekspor- kegiatan ekspor-
impor yang impor yang
mendukung PKN. mendukung PKN.
kawasan perkotaan kawasan perkotaan
yang berfungsi atau yang berfungsi atau
berpotensi sebagai berpotensi sebagai
pusat kegiatan pusat kegiatan
industri dan jasa industri dan jasa
yang melayani skala yang melayani skala
provinsi atau provinsi atau
beberapa kabupaten beberapa kabupaten
kawasan perkotaan kawasan perkotaan
PKW
yang berfungsi atau yang berfungsi atau
berpotensi sebagai berpotensi sebagai
simpul transportasi simpul transportasi
yang melayani skala yang melayani skala
provinsi atau provinsi atau
beberapa beberapa
kabupaten; kabupaten;
dan/atau dan/atau
kawasan perkotaan kawasan perkotaan
yang berada di yang berada di
pesisir yang pesisir yang
berfungsi atau berfungsi atau
berpotensi berpotensi
mendukung mendukung
ekonomi kelautan ekonomi kelautan
nasional. nasional.
PKW dapat
berfungsi sebagai
pusat pertumbuhan
kelautan dan
perikanan dan/ atau
pusat industri
21 | P a g e
RTRWN RTRL (Permen KKP No 28/2021) Rekomendasi
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Klasifikasi Kriteria
kelautan dan
perikanan.
pusat perkotaan pusat perkotaan
yang berpotsnsi yang berpotsnsi
ssfagai pos ssfagai pos
pemeriksaan lintas pemeriksaan lintas
batas dan berfungsi batas dan berfungsi
sebagai pintu sebagai pintu
gerbang gerbang
internasional yang internasional yang
menghubungkan menghubungkan
dengan negara dengan negara
tetangga; dan tetangga; dan
pusat perkotaan pusat perkotaan
yang merupakan yang merupakan
PKSN PKSN
simpul utama simpul utama
transportasi yang transportasi yang
menghubungkan menghubungkan
wilayah sekitarnya; wilayah sekitarnya;
dan/ atau dan/ atau
pusat perkotaan pusat perkotaan
yang merupakan yang merupakan
pusat pertumbuhan pusat pertumbuhan
ekonomi yang dapat ekonomi yang dapat
mendorong mendorong
perkembangan perkembangan
kawasan di kawasan di
sekitarnya. sekitarnya.
Susunan Pusat Pusat pelabuhan Pusat Perlu konfirmasi
Pertumbuhan Pertumbuhan perikanan; Pertumbuhan dari KKP
Kelautan Kelautan dan sentra kegiatan Kelautan dan
Perikanan usaha pergaraman Perikanan
sentra kegiatan
perikanan
tangkap;
sentra kegiatan
perikanan
budidaya;
destinasi
pariwisata;
dan/atau
22 | P a g e
RTRWN RTRL (Permen KKP No 28/2021) Rekomendasi
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Klasifikasi Kriteria
pengembangan
energi.
industri kelautan
industri
manufaktur
industri
Pusat Industri pengolahan ikan Pusat Industri
Perlu konfirmasi
Kelautan dan pengembangan Kelautan dan
dari KKP
Perikanan ilmu pengetahuan Perikanan
dan teknologi
tinggi; dan/atau
industri
pariwisata.
23 | P a g e
Tabel 1.2 Matriks Sanding Sistem Perkotaan Nasional di Pulau Sumatera
RTRL
RTRWN Rekomendasi Muatan RTRWN
Pusat Pertumbuhan Kelautan dan Perikanan Pusat Industri Kelautan dan Perikanan
Indus Pengemba
Provinsi Sentra Sentra Destina Industr tri ngan ilmu
Sentra Kegiatan
Pelabuhan Kegiatan Kegiatan si Industri i Peng pengetahu Industri
Sistem Perkotaan Usaha Ssistem Perkotaan
Perikanan Perikanan Perikanan Pariwis Kelautan Manufa olaha an dan Pariwisata
Pergaraman
Tangkap Budidaya ata ktur n teknologi
Ikan tinggi
Lam ulo-Banda
Provinsi Aceh PKN Banda Aceh II/C/1 Aceh PKN Banda Aceh II/C, II/E/1
II/C, II/F/1,
PKW Sabang II/C/1 Sabang Sabang PKW Sabang II/F/5
PKW
Lhokseumawe II/C/1 PKW Lhokseumawe II/C
Kuala Langsa-
PKW Langsa II/C/3 Langsa PKW Langsa II/C, II/E/1
PKW Takengon II/C/1 PKW Takengon II/C
II/D/1,
PKW Meulaboh II/C/3 PKW Meulaboh II/D, II/C
Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Aceh Besar Perikanan Aceh Besar II/E/2
Aceh Pusat Pertumbuhan Kelautan dan II/E/1, II/E/2,
Idi-Aceh Timur Aceh Timur Timur Perikanan Aceh Timur II/E/3
Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Aceh Utara Aceh Utara Perikanan Aceh Utara II/E/2, II/E/3
Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Pidie Perikanan Pidie II/E/2
Aceh Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Selatan Perikanan Aceh Selatan II/E/3
Aceh Barat Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Daya Perikanan Aceh Barat Daya II/E/3
Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Bireuen Perikanan Bireun II/E/3
II/C, II/E/1,
Provinsi Sumatera PKN Perkotaan II/E/3, II/F/1,
Utara Mebidangro II/C/3 Belawan-Medan Medan Medan Medan PKN Perkotaan Mebidangro II/F/5
PKW Tebingtinggi II/C/1 PKW Tebingtinggi II/C
PKW Sidikalang II/B PKW Sidikalang II/B
PKW Pematang
Siantar II/C/1 PKW Pematang Siantar II/C
PKW Balige II/C/1 PKW Balige II/C
PKW Rantau
Prapat II/C/1 PKW Rantau Prapat II/C
PKW Kisaran II/C/1 PKW Kisaran II/C
II/D/1,
PKW Gunung Sitoli II/C/1 PKW Gunung Sitoli II/D, II/C
PKW Padang
Sidempuan II/C/1 PKW Padang Sidempuan II/C
Sibolga-Tapanuli II/C, II/E/1,
PKW Sibolga II/C/1 Tengah Sibolga PKW Sibolga II/E/3
Serdang Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Bedagai Perikanan Serdang Bedagai II/E/3
Tapanuli Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Tengah Perikanan Tapanuli Tengah II/E/3
Tanjung Balai Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Asahan-Asahan Perikanan Asahan II/E/1
Pulo Tello-Nias Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Selatan Perikanan Nias Selatan II/E/1
PKN Perkotaan
Padang - Lubuk
Provinsi Sumatera Alung - Pariaman PKN Perkotaan Padang - Lubuk Alung - II/C, II/E/1,
Barat (Palapa) II/C/1 Bungus-Padang Padang Padang Pariaman (Palapa) II/E/3, II/F/4
PKW Pariaman II/C/1 PKW Pariaman II/C
PKW Sawahlunto II/C/1 PKW Sawahlunto II/C
PKW Muara Siberut II/C/2 PKW Muara Siberut II/C
PKW Bukittinggi II/C/1 PKW Bukittinggi II/C
PKW Solok II/C/2 PKW Solok II/C
PKW Payakumbuh II/C/2 PKW Payakumbuh II/C
PKW Tuapejat II/C/2 PKW Tuapejat II/C
Carocok-Pesisir Pesisir Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Selatan Selatan Perikanan Pesisir Selatan II/E/1, II/E/3
Agam Pusat Pertumbuhan Kelautan dan II/E/3
24 | P a g e
RTRL
RTRWN Rekomendasi Muatan RTRWN
Pusat Pertumbuhan Kelautan dan Perikanan Pusat Industri Kelautan dan Perikanan
Indus Pengemba
Provinsi Sentra Sentra Destina Industr tri ngan ilmu
Sentra Kegiatan
Pelabuhan Kegiatan Kegiatan si Industri i Peng pengetahu Industri
Sistem Perkotaan Usaha Ssistem Perkotaan
Perikanan Perikanan Perikanan Pariwis Kelautan Manufa olaha an dan Pariwisata
Pergaraman
Tangkap Budidaya ata ktur n teknologi
Ikan tinggi
Perikanan Agam
Pasaman Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Barat Perikanan Pasaman Barat II/E/3
Sikaka -
Kepulauan Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Mentawai Perikanan Kepulauan Mentawai II/E/1
Provinsi Riau PKN Pekanbaru II/C/1 PKN Pekanbaru II/C
PKN Dumai II/C/1 Dumai PKN Dumai II/C, II/E/3
PKW Bangkinang II/B PKW Bangkinang II/B
PKW Teluk
Kuantan II/C/1 PKW Teluk Kuantan II/C
PKW Bengkalis II/B PKW Bengkalis II/B
PKW Bagan SiApi-
Api II/B PKW Bagan SiApi-Api II/B
Indragiri
PKW Tembilahan II/C/1 Hilir PKW Tembilahan II/C, II/E/3
PKW Rengat II/C/1 PKW Rengat II/C
PKW Pangkalan
Kerinci II/C/1 PKW Pangkalan Kerinci II/C
PKW Pasir
Pangarayan II/C/1 PKW Pasir Pangarayan II/C
PKW Siak Sri
Indrapura II/C/1 PKW Siak Sri Indrapura II/C
Tanjung Samak-
Kepulauan Kepulauan Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Meranti Meranti Perikanan Kepulauan Meranti II/E/1, II/E/2
Provinsi Kepulauan II/C, II/F/1,
Riau PKN Batam II/C/3 Batam Batam PKN Batam II/F/5
PKW Tanjung
Pinang II/C/1 PKW Tanjung Pinang II/C
Tarempa-
Kepulauan Kepulauan
PKW Terempa II/B Anambas Anambas PKW Terempa II/B, II/E/2
PKW Daik Lingga II/B PKW Daik Lingga II/B
PKW Dabo-Pulau
Singkep II/B PKW Dabo-Pulau Singkep II/B
PKW Tanjung Balai II/C, II/F/1,
Karimun II/C/1 Karimun Karimun PKW Tanjung Balai Karimun II/F/5
Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Bintan Perikanan Bintan II/E/2
Pusat Industri Kelautan dan Perikanan
Bintan Bintan II/F/4
Selat Lampa- Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Natuna Perikanan Natuna II/E/1
Provinsi Jambi PKN Jambi II/C/1 PKN Jambi II/C
PKW Kuala
Tungkal II/B PKW Kuala Tungkal II/B
PKW Sarolangun II/B PKW Sarolangun II/B
PKW Muarabungo II/C/1 PKW Muarabungo II/C
PKW Muara Bulian II/C/1 PKW Muara Bulian II/C
Tanjung
Jabung
PKW Muara Sabak II/C/1 Timur PKW Muara Sabak II/C, II/E/2
PKN Kawasan
Provinsi Sumatera Perkotaan Palemban II/C, II/F/1,
Selatan Patungraya Agung II/C/1 g Palembang PKN Kawasan Perkotaan Patungraya Agung II/F/5
PKW Muara Enim II/C/1 PKW Muara Enim II/C
Ogan
Komering
PKW Kayuagung II/B Ilir PKW Kayuagung II/B, II/E/2
PKW Baturaja II/B PKW Baturaja II/B
PKW Prabumulih II/C/1 PKW Prabumulih II/C
PKW Lubuk
Linggau II/C/1 PKW Lubuk Linggau II/C
PKW Sekayu II/B PKW Sekayu II/B
PKW Lahat II/B PKW Lahat II/B
Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Banyuasin Perikanan Banyuasin II/E/2
25 | P a g e
RTRL
RTRWN Rekomendasi Muatan RTRWN
Pusat Pertumbuhan Kelautan dan Perikanan Pusat Industri Kelautan dan Perikanan
Indus Pengemba
Provinsi Sentra Sentra Destina Industr tri ngan ilmu
Sentra Kegiatan
Pelabuhan Kegiatan Kegiatan si Industri i Peng pengetahu Industri
Sistem Perkotaan Usaha Ssistem Perkotaan
Perikanan Perikanan Perikanan Pariwis Kelautan Manufa olaha an dan Pariwisata
Pergaraman
Tangkap Budidaya ata ktur n teknologi
Ikan tinggi
OKU Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Selatan Perikanan OKU Selatan II/E/2
Provinsi Bengkulu PKN Bengkulu II/C/1 Bengkulu PKN Bengkulu II/C
Bengkulu
PKW Manna II/C/1 Selatan PKW Manna II/C
PKW Muko-Muko II/C/2 PKW Muko-Muko II/C
PKW Curup II/C/2 PKW Curup II/C
Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Kaur Perikanan Kaur II/E/2
Bengkulu Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Utara Perikanan Bengkulu Utara II/E/2
Provinsi Bangka PKN Pangkal
Belitung Pinang II/C/1 PKN Pangkal Pinang II/C
PKW Muntok II/B PKW Muntok II/B
PKW Tanjung Pandan- I/B, II/E/1,
Tajungpandan I/B Belitung Belitung PKW Tajungpandan II/E/3
Belitung Belitung
PKW Manggar II/B Timur Timur PKW Manggar II/B, II/E/3
Bangka Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Tengah Perikanan Bangka Tengah II/E/3
Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Sungailiat-Bangka Bangka Perikanan Bangka II/E/1, II/E/3
Pusat Industri Kelautan dan Perikanan
Bangka Bangka Bangka II/F/1, II/F/5
Bangka Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Selatan Perikanan Bangka Selatan II/E/3
PKN Bandar Lempasing- Bandar Bandar I/C, II/E/1,
Provinsi Lampung Lampung I/C/1 Bandar Lampung Lampung Lampung PKN Bandar Lampung II/F/1, II/F/5
PKW Metro II/C/1 PKW Metro II/C
Lampung
PKW Kalianda II/B Selatan PKW Kalianda II/B, II/E/3
PKW Liwa II/C/2 PKW Liwa II/C
Teladas-Tulang Tulang II/B, II/E/1,
PKW Menggala II/B Bawang Bawang PKW Menggala II/E/3
PKW Kotabumi II/C/1 PKW Kotabumi II/C
Kota Agung-
PKW Kota Agung II/B Tanggamus PKW Kota Agung II/B, II/E/1
Gedong Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Tataan Perikanan Gedong Tataan II/E/3
Labuhan
Maringgai- Lampung Pusat Pertumbuhan Kelautan dan
Lampung Timur Timur Perikanan Bangka Selatan II/E/1, II/E/3
Keterangan:
II – IV : Tahap Pengembangan
A : Percepatan Kota-Kota Utama Kawasan Perbatasan
B : Mendorong Pengembangan Kota-Kota Sentra Produksi
C : Revitalisasi dan Percepatan pengembangan Kota-Kota pusat Pertumbuhan Nasional
D : Pengendalian Kota-Kota Berbasis Mitigasi Bencana
E : Mendorong Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Kelautan dan Perikanan
E/1 : Pelabuhan Perikanan
E/2 : Sentra Kegiatan Usaha Pergaraman
E/3 : Sentra Kegiatan Perikanan Tangkap
E/4 : Sentra Kegiatan Perikanan Budidaya
E/5 : Destinasi Pariwisata
F : Mendorong Pengembangan Kota-Kota Pusat Industri Kelautan dan Perikanan
F/1 : Industri Kelautan
F/2 : Industri Manufaktur
F/3 : Industri Pengolahan Ikan
F/4 : Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tinggi
F/5 : Industri Pariwisata
26 | P a g e
Gambar 1.1 Peta Rekomendasi Rencana Sistem Perkotaan
27 | P a g e
C.2 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Nasional
Sistem jaringan jalan nasional tidak dimuat dan tidak beririsan dengan RTRL. Namun, terdapat
perubahan nomenklatur dalam rencana tata ruang yang ditetapkan melalui Permen ATR/ BPN No.
11 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Kajian Peninjauan Kembali, RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten/ Kota dan RDTR.
Nomenklatur tersebut menjadi pedoman yang perlu ditetapkan dalam RTRW Provinsi dan RTRW
Kabupaten/ Kota, sehingga sebagai induk dari rencana tata ruang, dalam RTRWN perlu
menyesuaikan nomeklatur tersebut. Adapun rekomendasi muatan sistem jaringan jalan dalam
RTRWN adalah sebagai berikut :
28 | P a g e
Tabel 1.3 Rekomendasi Muatan Sistem Jaringan Jalan Nasional
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
Jalan Arteri Primer Jaringan Lintas Tengah Jalan Umum Jalan Arteri Primer Jaringan Lintas Tengah
Pulau Sumatera Pulau Sumatera
Jaringan Lintas Barat Jaringan Lintas Barat
Pulau Sumatera Jaringan jalan arteri Pulau Sumatera
Jaringan jalan arteri primer
Jaringan Lintas Selatan Jaringan Lintas Selatan
primer dikembangkan dikembangkan
Pulau Jawa Bali Pulau Jawa Bali
secara menerus dan secara menerus dan
Jaringan Lintas Tengah Jaringan Lintas Tengah
berhierarki berdasarkan berhierarki
Pulau Kalimantan Pulau Kalimantan
kesatuan sistem berdasarkan
Jaringan Lintas Utara Jaringan Lintas Utara
orientasi untuk kesatuan sistem
Pulau Kalimantan Pulau Kalimantan
menghubungkan : orientasi untuk
Jaringan Lintas Timur menghubungkan : Jaringan Lintas Timur
Pulau Sulawesi Pulau Sulawesi
Jaringan Lintas Tengah Jaringan Lintas Tengah
Pulau Sulawesi Pulau Sulawesi
Jaringan Jalan Lintas Jaringan Jalan Lintas
(dan penyeberangan) (dan penyeberangan)
Kepulauan Nusa Kepulauan Nusa
Tenggara Tenggara
Jaringan Jalan Lintas Jaringan Jalan Lintas
(dan penyeberangan) (dan penyeberangan)
Kepulauan Maluku Kepulauan Maluku
Jaringan Lintas Jaringan Lintas
Perbatasan, Tengah, dan Perbatasan, Tengah,
Utara Pulau dan Utara Pulau
Antar-PKN PapuaJaringan Lintas Antar-PKN PapuaJaringan Lintas
Timur Pulau Sumatera Timur Pulau Sumatera
Jaringan Jalan Lintas Jaringan Jalan Lintas
Utara Pulau Jawa-Bali Utara Pulau Jawa-Bali
Jaringan Lintas Tengah Jaringan Lintas Tengah
Pulau Jawa Pulau Jawa
Jaringan Jalan Lintas Jaringan Jalan Lintas
Selatan Pulau Jawa Selatan Pulau Jawa
Jaringan Jalan Lintas Jaringan Jalan Lintas
Selatan Pulau Selatan Pulau
Kalimantan Kalimantan
Antara PKN dan PKW; Jaringan Jalan Lintas Antara PKN dan Jaringan Jalan Lintas
dan/atau Barat Pulau Sulawesi PKW; dan/atau Barat Pulau Sulawesi
Jaringan Lintas Tengah Jaringan Lintas Tengah
29 | P a g e
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
Pulau Sumatera Pulau Sumatera
Jaringan Lintas Barat Jaringan Lintas Barat
Pulau Sumatera Pulau Sumatera
Jaringan Lintas Selatan Jaringan Lintas Selatan
Pulau Jawa Bali Pulau Jawa Bali
Jaringan Lintas Tengah Jaringan Lintas Tengah
Pulau Kalimantan Pulau Kalimantan
Jaringan Lintas Utara Jaringan Lintas Utara
Pulau Kalimantan Pulau Kalimantan
Jaringan Lintas Timur Jaringan Lintas Timur
Pulau Sulawesi PKN dan/ atau PKW Pulau Sulawesi
PKN dan/ atau PKW
Jaringan Lintas Tengah dengan bandar Jaringan Lintas Tengah
dengan bandar udara
Pulau Sulawesi udara pengumpul Pulau Sulawesi
pengumpul skala
Jaringan Jalan Lintas skala pelayanan Jaringan Jalan Lintas
pelayanan primer/
(dan penyeberangan) primer/ sekunder/ (dan penyeberangan)
sekunder/ tersier dan
Kepulauan Nusa tersier dan Kepulauan Nusa
pelabuhan
Tenggara pelabuhan Tenggara
utama/pengumpul.
Jaringan Jalan Lintas utama/pengumpul. Jaringan Jalan Lintas
(dan penyeberangan) (dan penyeberangan)
Kepulauan Maluku Kepulauan Maluku
Jaringan Lintas Jaringan Lintas
Perbatasan, Tengah, dan Perbatasan, Tengah,
Utara Pulau Papua dan Utara Pulau Papua
Jaringan Jalan Jalan Kolektor
Penghubung Lintas Pulau Primer
Jaringan Jalan
Sumatera
Jaringan jalan Penghubung Lintas
Jaringan jalan kolektor Jaringan Jalan
kolektor primer Pulau Sumatera
primer dikembangkan Penghubung Lintas Pulau
dikembangkan untuk
Jalan Kolektor untuk menghubungkan Jawa
menghubungkan
Primer antara PKN dan PKL, Jaringan Jalan
antara PKN dan PKL,
antar-PKW, serta antara Penghubung Lintas Pulau
antar-PKW, serta Jaringan Jalan
PKW dan PKL Kalimantan
antara PKW dan PKL Penghubung Lintas
Jaringan Jalan
Pulau Jawa
Penghubung Lintas Pulau
Sulawesi
Jalan Strategis Dalam jalan kolektor Jaringan Jalan
Nasional primer terdapat Penghubung Lintas
jaringan jalan Pulau Kalimantan
strategis nasional
Jaringan jalan strategis yang dikembangkan
nasional dikembangkan untuk
untuk menghubungkan : menghubungkan :
antar-PKSN dalam satu antar-PKSN dalam
kawasan perbatasan satu kawasan
30 | P a g e
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
negara; perbatasan negara;
antara PKSN dan Jaringan Jalan
antara PKSN dan pusat pusat kegiatan Penghubung Lintas
kegiatan lainnya; dan lainnya; dan Pulau Sulawesi
Jaringan Lintas
Perbatasan Negara di
PKN dan/atau PKW PKN dan/atau PKW Pulau Kalimantan,
dengan kawasan dengan kawasan Kepulauan Nusa
strategis nasional. strategis nasional. Tenggara dan Papua
Jalan Tol Jalan tol dikembangkan SUMATERA : Jalan Tol Jalan tol SUMATERA :
untuk mempercepat Binjai-Langsa dikembangkan untuk Binjai-Langsa
perwujudan jaringan Langsa-Lhokseumawe mempercepat Langsa-Lhokseumawe
jalan bebas hambatan Lhoukseumawe-Sigli perwujudan jaringan Lhoukseumawe-Sigli
sebagai bagian dari Sigli-Banda Aceh jalan bebas Sigli-Banda Aceh
jaringan jalan nasional Medan - Kualanamu - hambatan sebagai Medan - Kualanamu -
Tebing Tinggi bagian dari jaringan Tebing Tinggi
Akses Pelabuhan Kuala jalan nasional Akses Pelabuhan Kuala
Tanjung Tanjung
Rantau Prapat –
Rantau Prapat – Kisaran Kisaran
Kisaran - Tebing Tinggi Kisaran - Tebing Tinggi
Tebing Tinggi - Tebing Tinggi -
Pematang Siantar - Pematang Siantar -
Parapat - Tarutung – Parapat - Tarutung –
Sibolga Sibolga
Pekanbaru - Kandis – Pekanbaru - Kandis –
Dumai Dumai
Dumai-Simpang
Dumai-Simpang Sigambal-Rantau
Sigambal-Rantau Prapat Prapat
Rengat-Pekanbaru Rengat-Pekanbaru
Pekanbaru-
Pekanbaru-Bangkinang- Bangkinang-
Payakumbuh-Bukit Payakumbuh-Bukit
Tinggi Tinggi
Bukit Tinggi - Padang Bukit Tinggi - Padang
Panjang – Lubuk Alung – Panjang – Lubuk Alung
Padang – Padang
Jambi-Rengat Jambi-Rengat
Betung (Simpang
Betung (Simpang Sekayu) Tempino-
Sekayu) Tempino-Jambi Jambi
Betung- Palembang - Betung- Palembang -
Kayu Agung Kayu Agung
31 | P a g e
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
Simpang Indralaya - Simpang Indralaya -
Muara Enim Muara Enim
Muara Enim - Lahat - Muara Enim - Lahat -
Lubuk Linggau Lubuk Linggau
Lubuk Linggau - Curup – Lubuk Linggau - Curup
Bengkulu – Bengkulu
Pematang Panggang - Pematang Panggang -
Kayu Agung Kayu Agung
Palembang - Tanjung Palembang - Tanjung
Api-api Api-api
Terbanggi Besar - Terbanggi Besar -
Pematang Panggang Pematang Panggang
Bakauheni - Terbanggi Bakauheni - Terbanggi
Besar Besar
JAWA : JAWA :
Tangerang – Merak Tangerang – Merak
Cilegon – Bojonegara Cilegon – Bojonegara
Serang – Panimbang Serang – Panimbang
Ciawi – Sukabumi Ciawi – Sukabumi
Sukabumi – Ciranjang Sukabumi – Ciranjang
Ciranjang – Padalarang Ciranjang – Padalarang
Jakarta – Cikampek Jakarta – Cikampek
Jakarta - Cikampek II Jakarta - Cikampek II
Elevated Elevated
Jatiasih - Cipularang – Jatiasih - Cipularang –
Sadang Sadang
Cikampek – Padalarang Cikampek – Padalarang
Padalarang – Cileunyi Padalarang – Cileunyi
Cileunyi - Tasikrnalaya – Cileunyi - Tasikrnalaya
Banjar – Banjar
Cileunyi - Sumedang – Cileunyi - Sumedang –
Dawuan Dawuan
Cikopo – Palimanan Cikopo – Palimanan
Subang – Patimban Subang – Patimban
Banjar – Cilacap Banjar – Cilacap
Pejagan – Cilacap Pejagan – Cilacap
Cilacap – Yogyakarta Cilacap – Yogyakarta
Kanci – Pejagan Kanci – Pejagan
Pejagan – Pemalang Pejagan – Pemalang
Pemalang – Batang Pemalang – Batang
Semarang – Batang Semarang – Batang
Semarang – Demak Semarang – Demak
Semarang – Solo Semarang – Solo
32 | P a g e
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
Demak – Tuban Demak – Tuban
Manyar – Tuban Manyar – Tuban
Yogyakarta – Solo Yogyakarta – Solo
Yogyakarta – Bawen Yogyakarta – Bawen
Yogyakarta – Kulon Yogyakarta – Kulon
Progo Progo
SoIo – Mantingan SoIo – Mantingan
Mantingan – Ngawi Mantingan – Ngawi
Ngawi – Kertosono Ngawi – Kertosono
Kertosono – Kediri Kertosono – Kediri
Kertosono – Mojokerto Kertosono – Mojokerto
Mojokerto – Surabaya Mojokerto – Surabaya
Surabaya – Madura Surabaya – Madura
Gempol – Pandaan Gempol – Pandaan
Pandaan – Malang Pandaan – Malang
Krian - Legundi –
Krian - Legundi – Bunder Bunder
Bunder – Manyar Bunder – Manyar
Gempol – Pasuruan Gempol – Pasuruan
Pasuruan –
Pasuruan – Probolinggo Probolinggo
Probolinggo – Probolinggo –
Banyuwangi Banyuwangi
Kertosono – Kediri Kertosono – Kediri
Mojokerto – Gempol Mojokerto – Gempol
Singosari – Batu Singosari – Batu
Malang – Kepanjen Malang – Kepanjen
BALI : BALI :
Gilimanuk – Negara Gilimanuk – Negara
Negara – Pakutatan Negara – Pakutatan
Pakutatan – Soka Pakutatan – Soka
Gilimanuk – Buleleng Gilimanuk – Buleleng
Buleleng - Singaraja – Buleleng - Singaraja –
Mengwi Mengwi
Cangu - Mengwi – Cangu - Mengwi –
Blahbatu Blahbatu
Blatrbatu - Padang Bai Blatrbatu - Padang Bai
Kuta - Tanah Lot – Soka Kuta - Tanah Lot – Soka
Canggu - Beringi t – Canggu - Beringi t –
Bahran – Purnama Bahran – Purnama
Tohpati - Kusumba – Tohpati - Kusumba –
Padangbai Padangbai
Pekrtatan lovina Pekrtatan lovina
33 | P a g e
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
(Buleleng Timur) (Buleleng Timur)
SULAWESI : SULAWESI :
Manado – Bitung Manado – Bitung
Manado-Tomohon Manado-Tomohon
Kairagr – Mapanget Kairagr – Mapanget
Tomohon – Amurang Tomohon – Amurang
Amurang – Kaiya Amurang – Kaiya
Atingola – Isimu Atingola – Isimu
Isimu – Gorontalo Isimu – Gorontalo
Limboto-Gorontalo Limboto-Gorontalo
Isimu – Marisa Isimu – Marisa
Marisa – Molosipat Marisa – Molosipat
Molosipat – Kasimbar Molosipat – Kasimbar
Kasimbar – Tobali Kasimbar – Tobali
Tobali – Pantoloan Tobali – Pantoloan
Pantoloan – Palu Pantoloan – Palu
Tobali – Poso Tobali – Poso
Poso – Tindantana Poso – Tindantana
Tindantana – Palopo Tindantana – Palopo
Palopo - Pare Pare Palopo - Pare Pare
Pare Pare – Pangkajene Pare Pare – Pangkajene
Pangkajene – Maros Pangkajene – Maros
Maros – Watampone Maros – Watampone
Maros-Mandai-
Maros-Mandai-Makassar Makassar
Makassar – Mandai Makassar – Mandai
Makassar-
Makassar-Sungguminasa Sungguminasa
Sungguminasa-Takalar Sungguminasa-Takalar
KALMANTAN : KALMANTAN :
Singkawang-
Singkawang- Mempawah Mempawah
Mempawah - Sei Puyuh Mempawah - Sei Puyuh
Sei Puyuh – Pontianak Sei Puyuh – Pontianak
Pontianak – Tayan Pontianak – Tayan
Kuala Kapuas – Kuala Kapuas –
Banjarmasin Banjarmasin
Marabahan – Marabahan –
Banjarmasin Banjarmasin
Banjarmasin-Liang Banjarmasin-Liang
Anggang Anggang
Liang Anggang – Liang Anggang –
Martapura Martapura
34 | P a g e
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
Liang Anggang – Liang Anggang –
Pelaihari Pelaihari
Pelaihari – Pagatan Pelaihari – Pagatan
Pagatan – Batulicin Pagatan – Batulicin
Batulicin - Tanah Grogot Batulicin - Tanah
(Kuaro) Grogot (Kuaro)
Tanah Grogot –
Tanah Grogot – Penajam Penajam
Simpang Penajam- Simpang Penajam-
Balikpapan Balikpapan
Balikpapan-Samarinda Balikpapan-Samarinda
Samarinda-Tenggarong Samarinda-Tenggarong
Samarinda- Bontang Samarinda- Bontang
Bontang- Sangata Bontang- Sangata
Sangata- Maloy Sangata- Maloy
35 | P a g e
Gambar 1.2 Peta Rekomendasi Rencana Sistem Jaringan Jalan
36 | P a g e
C.2.1.2 Sistem Jaringan Perkeretaapian Nasional
Penetapan nomenklatur sistem jaringan perkeretaapian nasional tidak mengalami perubahan dan
tidak bersinggungan dengan RTRL. Sehingga muatan dan nomenklatur yang dimuat dalam RTRWN
menggunakan nomenklatur yang sama.
37 | P a g e
Tabel 1.4 Rekomendasi Muatan Sistem Jaringan Perkeretaapian Nasional
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
Jaringan Jaringan Jaringan jalur kereta api 1. Jaringan Jalur KA Pulau Sumatera Jaringan Jaringan Jaringan jalur kereta api 1. Jaringan Jalur KA Pulau Sumatera
Jalur Jalur antarkota dikembangkan Bagian Utara Jalur Jalur antarkota dikembangkan Bagian Utara
Kereta Kereta untuk menghubungkan: - Bandar Tinggi - Kuala Tanjung Kereta Kereta untuk menghubungkan: - Bandar Tinggi - Kuala Tanjung
Api Api 1. PKN dengan pusat - Jambi - Pekanbaru Api Api 1. PKN dengan pusat - Jambi - Pekanbaru
Umum Antarkota kegiatan di negara - Besitang - Banda Aceh Umum Antarkota kegiatan di negara - Besitang - Banda Aceh
tetangga; tetangga; - Rantau Prapat - Duri -
2. antar-PKN; - Rantau Prapat - Duri - Pekanbaru 2. antar-PKN; Pekanbaru
3. PKW dengan PKN; 2. Jaringan Jalur KA Pulau Sumatera 3. PKW dengan PKN; 2. Jaringan Jalur KA Pulau Sumatera
atau Bagian Barat atau Bagian Barat
4. antar-PKW. - Padang - Pekanbaru 4. antar-PKW. - Padang - Pekanbaru
3. Jaringan Jalur KA Pulau Sumatera 3. Jaringan Jalur KA Pulau Sumatera
Bagian Selatan Bagian Selatan
- Prabumulih - Kertapati - Prabumulih - Kertapati
- Kertapati - Simpang - Tj Api Api - Kertapati - Simpang - Tj Api Api
- Muara Enim - Pulau Baai - Muara Enim - Pulau Baai
- Tanjung Enim - Tanjung Api Api - Tanjung Enim - Tanjung Api Api
- Jambi - Palembang - Jambi - Palembang
4. Jaringan jalur Ganda KA lintas 4. Jaringan jalur Ganda KA lintas
Utara Pulau Jawa Utara Pulau Jawa
5. Jaringan jalur KA lintas barat 5. Jaringan jalur KA lintas barat
Pulau Sumatera Bagian Utara Pulau Sumatera Bagian Utara
6. Jaringan Jalur KA lintas barat 6. Jaringan Jalur KA lintas barat
Pulau Sumatera Bagian Selatan Pulau Sumatera Bagian Selatan
7. Jaringan jalur KA jalur 7. Jaringan jalur KA jalur
pengumpan di pulau Sumatera pengumpan di pulau Sumatera
8. Jaringan jalur KA jalur 8. Jaringan jalur KA jalur
Pengumpan di Pulau Jawa Pengumpan di Pulau Jawa
9. Jaringan jalur ganda KA lintas 9. Jaringan jalur ganda KA lintas
Selatan Pulau Jawa Selatan Pulau Jawa
- Double Track Jawa Selatan - Double Track Jawa Selatan
10. Jaringan Jalur KA Cepat Lintas 10. Jaringan Jalur KA Cepat Lintas
Bandung - Jakarta - Semarang - Bandung - Jakarta - Semarang -
Surabaya (Jalur, Depo, Stasiun) Surabaya (Jalur, Depo, Stasiun)
11. Jaringan Jalur KA Pulau 11. Jaringan Jalur KA Pulau
Kalimantan Bagian Selatan Kalimantan Bagian Selatan
- Purukcahu - Bangkuang - Purukcahu - Bangkuang
12. Jaringan jalur KA pulau Sulawesi 12. Jaringan jalur KA pulau Sulawesi
Bagian Selatan Bagian Selatan
- Makassar - Parepare - Mamuju - Makassar - Parepare - Mamuju
13. Jaringan Jalur KA Pulau Sulawesi 13. Jaringan Jalur KA Pulau Sulawesi
Bagian Utara Bagian Utara
- Manado - Bitung - Gorontalo - Manado - Bitung - Gorontalo
38 | P a g e
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
14. Jaringan jalur KA lintas Pulau 14. Jaringan jalur KA lintas Pulau
Papua Papua
- Sorong - Manokwari - Sorong - Manokwari
- Jayapura - Sarmi - Jayapura - Sarmi
15. Jaringan Jalur KA Pulau 15. Jaringan Jalur KA Pulau
Kalimantan Bagian Barat Kalimantan Bagian Barat
16. Jaringan jalur KA Pulau 16. Jaringan jalur KA Pulau
Kalimantan Bagian Timur Kalimantan Bagian Timur
- Banjarmasin - Balikpapan - Banjarmasin - Balikpapan
- Banjarmasin - Palangkaraya - Banjarmasin - Palangkaraya
17. Jaringan jalur KA Pulau Sulawesi 17. Jaringan jalur KA Pulau Sulawesi
Bagian Barat Bagian Barat
18. Jaringan jalur KA Jalur 18. Jaringan jalur KA Jalur
Pengumpan di Pulau Papua Pengumpan di Pulau Papua
1. KA ekspress Soekarno Hatta - 1. KA ekspress Soekarno Hatta -
Sudirman Sudirman
2. Adisucipto/Kulon Progo, Juanda, 2. Adisucipto/Kulon Progo, Juanda,
Kertajati, Minangkabau, Syamsudin Kertajati, Minangkabau, Syamsudin
Noor Noor
3. Jaringan Jalur KA ke Kawasan 3. Jaringan Jalur KA ke Kawasan
Industri, Pelabuhan, dan Sumber Industri, Pelabuhan, dan Sumber
Daya Alam: Belawan, Tanjung Priok, Daya Alam: Belawan, Tanjung Priok,
Tanjung Api-Api, Dumai, Panjang, Tanjung Api-Api, Dumai, Panjang,
Jaringan jalur kereta api Tanjung Emas, Tanjung Perak, Dan Jaringan jalur kereta api Tanjung Emas, Tanjung Perak, Dan
perkotaan Makassar New Port perkotaan Makassar New Port
dikembangkan untuk: 4. Jabodetabek Circular Line dikembangkan untuk: 4. Jabodetabek Circular Line
a. menghubungkan 5. Perkeretapian Umum di DKI a. menghubungkan 5. Perkeretapian Umum di DKI
kawasan perkotaan Jakarta kawasan perkotaan Jakarta
Jaringan Jaringan
dengan bandar udara 6. Jalur Ganda KA layang dengan bandar udara 6. Jalur Ganda KA layang
Jalur Jalur
pengumpul skala Padalarang - Cicalengka pengumpul skala Padalarang - Cicalengka
Kereta Kereta
pelayanan 7. Jalur Ganda KA layang Perkotaan pelayanan 7. Jalur Ganda KA layang Perkotaan
Api Api
primer/sekunder/tersier Surabaya primer/sekunder/tersier Surabaya
Perkotaan Perkotaan
dan pelabuhan 8. Mass Rapid Transit Jakarta dan pelabuhan 8. Mass Rapid Transit Jakarta
utama/pengumpul; dan Koridor North - South utama/pengumpul; dan Koridor North - South
b. mendukung 9. Mass Rapid Transit Jakarta b. mendukung 9. Mass Rapid Transit Jakarta
aksesibilitas di kawasan Koridor East - West aksesibilitas di kawasan Koridor East - West
perkotaan. 10. Light Rail Transit Terintegrasi di perkotaan. 10. Light Rail Transit Terintegrasi di
Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan
Bekasi Bekasi
11. Light Rail Transit Metro 11. Light Rail Transit Metro
Palembang Palembang
12. Tramway dan Light Rail Transit 12. Tramway dan Light Rail Transit
Metro Surabaya Metro Surabaya
13. Light Rail Transit Metro Bandung 13. Light Rail Transit Metro Bandung
14. Jalur KA Lingkar Luar
14. Jalur KA Lingkar Luar Jabodetabek Jabodetabek
Jaringan Jalur Kereta Jaringan jalur kereta api Jaringan Jalur Kereta Jaringan jalur kereta api
Api Khusus khusus dikembangkan Api Khusus khusus dikembangkan
oleh badan usaha oleh badan usaha
39 | P a g e
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
tertentu untuk tertentu untuk
menunjang kegiatan menunjang kegiatan
pokok badan usaha pokok badan usaha
tersebut; tersebut;
Jaringan jalur kereta api Jaringan jalur kereta api
khusus dapat khusus dapat
disambungkan dengan disambungkan dengan
jaringan jalur kereta api jaringan jalur kereta api
umum dan jaringan jalur umum dan jaringan jalur
kereta api khusus kereta api khusus
lainnya sesuai dengan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan ketentuan peraturan
perundang-undangan; perundang-undangan;
Jaringan jalur kereta api Jaringan jalur kereta api
khusus ditetapkan oleh khusus ditetapkan oleh
Pemerintah, pemerintah Pemerintah, pemerintah
provinsi, atau provinsi, atau
pemerintah pemerintah
kabupaten/kota sesuai kabupaten/kota sesuai
dengan ketentuan dengan ketentuan
peraturan perundang- peraturan perundang-
undangan. undangan.
40 | P a g e
Gambar 1.3 Peta Rekomendasi Rencana Sistem Jaringan Perkeretaapian Nasional
41 | P a g e
C.2.1.3 Sistem Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
Dalam PP No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan dan Kepmen Perhubungan No. KP 432 Tahun
2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional diatur mengenai nomenklatur dan klasifikasi
pelabuhan yang berbeda dengan muatan RTRWN. Dalam peraturan tersebut, pelabuhan
penyeberangan merupakan bagian dari fungsi pelabuhan laut, sehingga terdapat lokasi pelabuhan
laut dengan pelabuhan penyeberangan yang lokasinya sama.
Namun, dalam fungsinya yang dimuat dalam RTRWN, pelabuhan penyeberangan memiliki fungsi
sebagai bagian dari sistem jaringan transportasi darat, sehingga nomenklatur/ pembabakan
pelabuhan penyeberangan tetap dimuat dalam rencana sistem jaringan transportasi darat, namun
kriteria penetapan lokasinya dilakukan penyesuaian dengan nomenklatur teknis yang ditetapkan
oleh sektor yang menaungi bidang pelayaran. Selain itu dalam Permen ATR/ BPN No. 11 Tahun
2021, diatur mengenai nomenklatur dan klasifikasi pelabuhan sungai, danau dan penyeberangan
sesuai dengan hierarki kebijakan yang diatur.
Adapun rekomendasi nomenklatur dan klasifikasi Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
adalah sebagai berikut :
Pada rekomendasi muatan tersebut terdapat muatan yang dapat dituangkan ke dalam peta rencana
struktur ruang yaitu lintas penyeberangan pada lintas penyeberangan antarnegara dan lintas
penyeberangan antarprovinsi. Sementara itu, untuk pelabuhan penyeberangan tidak dapat
digambarkan karena lokasi pelabuhan menjadi satu kesatuan dengan pelabuhan laut. Terkait
dengan skala peta, pelabuhan sungai dan danau, lintas penyeberangan antarkabupaten/ kota dalam
provinsi dan lintas penyeberangan dalam kota tidak dapat digambarkan ke dalam peta rencana.
Adapun rekomendasi muatan kriteria dan lokasi angkutan sungai, danau dan penyeberangan
adalah sebagai berikut :
42 | P a g e
Tabel 1.5 Rekomendasi Muatan Sistem Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
43 | P a g e
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
Pelabuhan
penyeberangan
lintas dalam ekonomis; dan ekonomis;
kabupaten/ kota b. Berada di luar b. Fungsi pelabuhan
kawasan lindung. Pelabuhan penyeberangan dapat
penyeberangan di tetapkan pada
kelas III Pelabuhan laut yang
Lintas
penyeberangan
antarprovinsi
yang
menghubungkan
antarjaringan
jalan nasional
dan
antarjaringan lintas
jalur kereta api penyeberangan
antarprovinsi antarnegara;
Lintas
penyeberangan
antar negara
yang
menghubungkan
Lintas antarjaringan Lintas
Penyeberangan jalan pada Penyeberangan lintas
kawasan penyeberangan
perbatasan antarprovinsi;
Lintas
penyeberangan
lintas
kabupaten/ kota
yang
menghubungkan
antarjaringan
jalan provinsi lintas
dan jaringan penyeberangan
jalur kereta api antarkabupaten/kota
dalam provinsi dalam provinsi;
Lintas lintas
pelabuhan penyeberangan
penyeberangan dalam kota;
44 | P a g e
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
dalam
kabupaten/kota
yang
menghubungkan
antarjaringan
jalan
kabupaten/kota
dan jaringan
jalur kereta api
dalam
kabupaten/kota
45 | P a g e
Gambar 1.4 Peta Rekomendasi Rencana Sistem Jaringan Angkutan Penyeberangan
46 | P a g e
C.2.2 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut
Rekomendasi tatanan kepelabuhanan mengacu pada rencana induk kepelabuhanan nasional yang
dimuat dalam Kepmen Perhubungan No. KP 432 Tahun 2017. Mengacu pada peraturan tersebut,
RTRWN telah sesuai dengan nomenklatur yang ditetapkan dalam peraturan tersebut. Namun dalam
tatanan kepelabuhanan di dalam RTRL, terdapat nomenklatur mengenai tatanan kepelabuhanan
perikanan, sehingga perlu diakomodir dalam muatan RTRWN.
Berdasarkan hal tersebut, maka nomenklatur dan klasifikasi pelabuhan laut di dalam muatan
RTRWN adalah sebagai berikut :
1. Pelabuhan utama;
2. Pelabuhan pengumpul;
3. Pelabuhan pengumpan regional;
4. Pelabuhan pengumpan lokal;
5. Terminal khusus
6. Pelabuhan perikanan, meliputi :
a. Pelabuhan perikanan samudera;
b. Pelabuhan perikanan nasional; dan
c. Pelabuhan perikanan pantai.
Pada pelabuhan laut terdapat muatan yang dimuat ke dalam peta rencana yaitu pelabuhan utama,
pelabuhan pengumpul dan pelabuhan perikanan yang meliputi pelabuhan perikanan samudera,
pelabuhan perikanan nasional dan pelabuhan perikanan pantai. Sementara itu, pelabuhan
pengumpan regional, pelabuhan pengumpan lokal dan terminal khusus tidak dapat dimuat ke
dalam peta dikarenakan pembatasan skala peta.
Adapun rekomendasi kriteria dan lokasi muatan pelabuhan laut dalam muatan RTRWN dijelaskan
dalam bentuk matriks pada tabel berikut :
47 | P a g e
Tabel 1.6 Matriks Sanding Rekomendasi Draft Kriteria dan Lokasi Tatanan Kepelabuhanan
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
Pelabuhan Laut
Pelabuhan Umum Tatanan Kepelabuhanan Nasional
1. 1. Pelabuhan
berhadapan Pelabuhan berhadapan Belawan
langsung Belawan langsung 2. Pelabuhan
dengan AIur 2. dengan AIur Kuala Tanjung
Laut Pelabuhan Laut 3. Pelabuhan
Kepulauan Kuala memuat Kepulauan Teluk Bayur
Indonesia Tanjung suatu sistem Indonesia 4. Pelabuhan
dan/atau jalur 3. kepelabuhan dan/atau jalur Boom Baru/
pelayaran Pelabuhan an yang pelayaran Palembang
internasional; Teluk Bayur terdiri atas internasional; 5. Pelabuhan
4. peran, fungsi, Dumai
Pelabuhan jenis, 6. Pelabuhan
bagian dari Boom Baru/ hierarki bagian dari Batam/Batu
prasarana Palembang pelabuhan, prasarana Ampar
penunjang 5. rencana penunjang 7. Pelabuhan
fungsi Pelabuhan induk fungsi Pulau Baai
Pelabuha Pelabuha Pelabuha Pelabuha
pelayanan Dumai pelabuhan pelayanan 8. Pelabuhan
n Umum n Utama n Laut n Utama
PKN dalam 6. nasional, PKN dalam Panjang
sistem Pelabuhan lokasi sistem 9. Pelabuhan
transportasi Batam/Batu pelabuhan, transportasi Banten /
antarnegara Ampar keterpaduan antarnegara Ciwandan
7. intra dan 10. Pelabuhan
Pelabuhan antarmoda, Tanjung Priok
berfungsi Pulau Baai serta berfungsi 11. Pelabuhan
sebagai 8. keterpaduan sebagai Tanjung Emas
simpul utama Pelabuhan dengan simpul utama 12. Pelabuhan
pendukung Panjang sektor pendukung Tanjung Perak
pengembanga 9. lainnya. pengembanga 13. Pelabuhan
n produksi Pelabuhan n produksi Tanjung Pakis
kawasan Banten / kawasan 14. Pelabuhan
andalan ke Ciwandan andalan ke Benoa
pasar 10. pasar 15. Pelabuhan
internasional; Pelabuhan internasional; Tenau / Kupang
48 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
berada di luar Tanjung berada di luar
kawasan Priok kawasan
lindung; 11. lindung;
Pelabuhan
Tanjung
Emas
12.
Pelabuhan
Tanjung
Perak
13.
Pelabuhan
Tanjung
Pakis
14.
Pelabuhan
Benoa
15.
Pelabuhan
Tenau /
Kupang
16.
Pelabuhan
16. Pelabuhan
Tarakan
Tarakan
17.
17. Pelabuhan
Pelabuhan
Pontianak
Pontianak
18. Pelabuhan
18.
Banjarmasin
Pelabuhan
19. Pelabuhan
Banjarmasin
Balikpapan
20. Pelabuhan
19.
Bitung
Pelabuhan
21. Pelabuhan
Balikpapan
Palu
20.
22. Pelabuhan
Pelabuhan
Makassar
Bitung
23. Pelabuhan
21.
Ambon
Pelabuhan
24. Pelabuhan
Palu
Ternate / A Yani
22.
25. Pelabuhan
Pelabuhan
Sorong
Makassar
26. Pelabuhan
23.
Jayapura
Pelabuhan
27. Pelabuhan
49 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
Ambon
24.
Pelabuhan
Ternate / A
Yani
25.
Pelabuhan
Sorong
26.
Pelabuhan
Jayapura
27.
Pelabuhan
Sabang
28.
Pelabuhan
Patimban
29.
Pelabuhan
Merauke
30.
Pelabuhan
Depapre
50 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
1. 1. Pelabuhan
Pelabuhan Lhokseumawe /
Lhokseuma Kreung Geukeh
we / Kreung 2. Pelabuhan
Geukeh Calang
2. 3. Pelabuhan
Pelabuhan Tapaktuan
Calang 4. Pelabuhan
3. Singkil
Pelabuhan 5. Pelabuhan
Tapaktuan Kuala Langsa
4. 6. Pelabuhan
Pelabuhan Sinabang
Singkil 7. Pelabuhan
5. Tanjung Balai
Pelabuhan Asahan
Kuala 8. Pelabuhan
merupakan merupakan
Langsa Sibolga
bogan dari bogan dari
6. 9. Pelabuhan
prasarana prasarana
Pelabuhan Teluk Leidong
Pelabuha penunjang Pelabuha penunjang
Sinabang 10. Pelabuhan
n fungsi n fungsi
7. Pangkalan
Pengump pelayanan Pengump pelayanan
Pelabuhan brandan
ul PKN dalam ul PKN dalam
Tanjung 11. Pelabuhan
system system
Balai Pangkalan Susu
transportasi transportasi
Asahan 12. Pelabuhan
antarprovinsi antarprovinsi
8. Pulau Tello
Pelabuhan 13. Pelabuhan
Sibolga Sikakap
9. 14. Pelabuhan Sei
Pelabuhan Kolak Kijang
Teluk 15. Pelabuhan
Leidong Tanjung Api-Api
10. 16. Pelabuhan
Pelabuhan Sungai Lumpur
Pangkalan 17. Pelabuhan
brandan Kertapati
11. 18. Pelabuhan
Pelabuhan Kuala Enok
Pangkalan 19. Pelabuhan
Susu Sungai Pakning
12. 20. Pelabuhan
Pelabuhan Tembilahan
51 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
Pulau Tello 21. Pelabuhan
13. Bengkalis
Pelabuhan 22. Pelabuhan
Sikakap Tanjung Medang
14. 23. Pelabuhan
Pelabuhan Sungai Guntung
Sei Kolak 24. Pelabuhan
Kijang Rengat
15. 25. Pelabuhan
Pelabuhan Selat Panjang
Tanjung 26. Pelabuhan
Api-Api Pekanbaru
16. 27. Pelabuhan
Pelabuhan Tanjung Buton
Sungai 28. Pelabuhan
Lumpur Perawang
17. 29. Pelabuhan
berfungsi berfungsi
Pelabuhan Tanjung Pinang
sebagai sebagai
Kertapati 30. Pelabuhan
simpul simpul
18. Pulau Sambu
pendukung pendukung
Pelabuhan 31. Pelabuhan
pemasaran pemasaran
Kuala Enok Tarempa
produk produk
19. 32. Pelabuhan
kawasan kawasan
Pelabuhan Tanjung Berakit
andalan ke andalan ke
Sungai 33. Pelabuhan
pasar pasar
Pakning Lobam
nasional; nasional;
20. 34. Pelabuhan
Pelabuhan Tanjung Balai
Tembilahan Karimun
21. 35. Pelabuhan
Pelabuhan Tanjung Balai
Bengkalis Kundur
22. 36. Pelabuhan
Pelabuhan Pekajang
Tanjung 37. Pelabuhan
Medang Selat Lampa
23. 38. Pelabuhan
Pelabuhan Teluk Senimba
Sungai 39. Pelabuhan
Guntung Bintuhan / Linau
24. 40. Pelabuhan
Pelabuhan Kuala Tungkal
Rengat 41. Pelabuhan
52 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
memberikan memberikan
akses bagi akses bagi
pengembanga pengembanga
n pulau- pulau n pulau- pulau
kecil dan kecil dan
kawasan kawasan
andalan laut, andalan laut,
25. Talang Duku
termasuk termasuk
Pelabuhan 42. Pelabuhan
pengembanga pengembanga
Selat Muara Sabak
n kawasan n kawasan
Panjang 43. Pelabuhan
tertinggal; dan tertinggal;
26. Tanjung Pandan
Pelabuhan 44. Pelabuhan
Pekanbaru Belinyu
27. 45. Pelabuhan
Pelabuhan Muntok
Tanjung 46. Pelabuhan
Buton Sadai
28. 47. Pelabuhan
Pelabuhan Pangkal Balam
Perawang 48. Pelabuhan
29. Teluk Betung
Pelabuhan 49. Pelabuhan
Tanjung Kota Agung
Pinang 50. Pelabuhan
30. Cigading
Pelabuhan 51. Pelabuhan
Pulau Karangantu
berada di luar Sambu berada di luar 52. Pelabuhan
kawasan 31. kawasan Cirebon
53 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
lindung. 37. lindung; dan 64. Pelabuhan
Pelabuhan Kendawangan
Selat Lampa 65. Pelabuhan
38. Teluk Air / Padang
Pelabuhan Tikar
Teluk 66. Pelabuhan
Senimba Paloh / Sakura
39. 67. Pelabuhan
Pelabuhan Sintete
Bintuhan / 68. Pelabuhan
Linau Singkawang
40. 69. Pelabuhan
Pelabuhan Sampit
Kuala 70. Pelabuhan
Tungkal Pangkalan Bun
41. 71. Pelabuhan
Pelabuhan Kumai
Talang Duku 72. Pelabuhan
42. Pulang Pisau
Pelabuhan 73. Pelabuhan
Muara Mekar Putih
Sabak 74. Pelabuhan
43. Sukamara
Pelabuhan 75. Pelabuhan
Tanjung Simpang Empat
Pandan Batulicin
44. 76. Pelabuhan
Pelabuhan Kota Baru
Belinyu 77. Pelabuhan
45. Stagen
Pelabuhan 78. Pelabuhan
Muntok Samarinda
46. 79. Pelabuhan
Pelabuhan Tanjung Sangatta
Sadai 80. Pelabuhan
47. Lhok Tuan
Pelabuhan 81. Pelabuhan
Pangkal Tanjung Laut
Balam 82. Pelabuhan
48. Kuala Semboja
Pelabuhan 83. Pelabuhan
Teluk Tanah Paser
Betung 84. Pelabuhan
49. Penajam Paser
Pelabuhan 85. Pelabuhan
54 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
Kota Agung Tanjung Santan
50. 86. Pelabuhan
Pelabuhan Tanjung Redep
Cigading 87. Pelabuhan
51. Bunyu
Pelabuhan 88. Pelabuhan
Karangantu Sungai Nyamuk
52. 89. Pelabuhan
Pelabuhan Nunukan
Cirebon 90. Pelabuhan
53. Anggrek
Pelabuhan 91. Pelabuhan
Marunda Gorontalo
54. 92. Pelabuhan
Pelabuhan Tilamuta
Sunda 93. Pelabuhan
Kelapa Bumbulan
55. 94. Pelabuhan
Pelabuhan Kwandang
Tanjung 95. Pelabuhan
Intan Tahuna
56. 96. Pelabuhan
Pelabuhan Manado
Batang 97. Pelabuhan
57. Labuuhan Uki
Pelabuhan 98. Pelabuhan
Juwana Petta
58. 99. Pelabuhan
Pelabuhan Karatungg
Rembang / 100. Pelabuhan
Sluke Miangas
59. 101. Pelabuhan
Pelabuhan Donggala
Tanjung 102. Pelabuhan
Wangi Toli - toli
60. 103. Pelabuhan
Pelabuhan Pagimana
Gresik 104. Pelabuhan
61. Luwuk
Pelabuhan 105. Pelabuhan
Bawean Tangkiang
62. 106. Pelabuhan
Pelabuhan Banggai
Ketapang 107. Pelabuhan
63. Wani
55 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
Pelabuhan 108. Pelabuhan
Teluk Kolonedale
Melano 109. Pelabuhan
64. Poso
Pelabuhan 110. Pelabuhan
Kendawang Capa Ujung /
an Parepare
65. 111. Pelabuhan
Pelabuhan Kendari /
Teluk Air / Bungkutoko
Padang 112. Pelabuhan
Tikar Bau - bau
66. 113. Pelabuhan
Pelabuhan Kolaka
Paloh / 114. Pelabuhan
Sakura Pomala
67. 115. Pelabuhan
Pelabuhan Raha
Sintete 116. Pelabuhan
68. Wanci
Pelabuhan 117. Pelabuhan
Singkawang Mamuju
69. 118. Pelabuhan
Pelabuhan Majene
Sampit 119. Pelabuhan
70. Tanjung Silapo /
Pelabuhan Polewali
Pangkalan 120. Pelabuhan
Bun Bantaeng
71. 121. Pelabuhan
Pelabuhan Garongkong
Kumai 122. Pelabuhan
72. Bajoe
Pelabuhan 123. Pelabuhan
Pulang Bulukumba
Pisau 124. Pelabuhan
73. Malili
Pelabuhan 125. Pelabuhan
Mekar Putih Potere
126. Pelabuhan
74. Palopo
Pelabuhan 127. Pelabuhan
Sukamara Mccini Baji
75. 128. Pelabuhan
Pelabuhan Pare - pare
56 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
Simpang 129. Pelabuhan
Empat Selayar / Benteng
Batulicin 130. Pelabuhan
76. Sinjai / Larea - rea
Pelabuhan 131. Pelabuhan
Kota Baru Galesong / Takalar
77.
Pelabuhan 132. Pelabuhan
Stagen Siwa / Bangsalae
78. 133. Pelabuhan
Pelabuhan Buleleng
Samarinda 134. Pelabuhan
79. Celukan Bawang
Pelabuhan 135. Pelabuhan
Tanjung Labuan Amuk
Sangatta 136. Pelabuhan
80. Padang Bai
Pelabuhan 137. Pelabuhan
Lhok Tuan Nusa Penida
81. 138. Pelabuhan
Pelabuhan Lembar
Tanjung 139. Pelabuhan
Laut Bima
82. 140. Pelabuhan
Pelabuhan Labuhan Lombok
Kuala 141. Pelabuhan
Semboja Banete
83. 142. Pelabuhan
Pelabuhan Badas
Tanah Paser 143. Pelabuhan
Waingapu
84. 144. Pelabuhan
Pelabuhan Labuan Bajo
Penajam 145. Pelabuhan
Paser Maumere /
85. Laurensei
Pelabuhan 146. Pelabuhan
Tanjung Larantuka
Santan 147. Pelabuhan
86. Ende
Pelabuhan 148. Pelabuhan
Tanjung Balauring
Redep 149. Pelabuhan
87. Lawoleba
Pelabuhan 150. Pelabuhan
57 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
Bunyu Reo
88. 151. Pelabuhan
Pelabuhan Ndao
Sungai 152. Pelabuhan
Nyamuk Seba
89. 153. Pelabuhan
Pelabuhan Wini
Nunukan 154. Pelabuhan
90. Dobo
Pelabuhan 155. Pelabuhan
Anggrek Saumlaki
91. 156. Pelabuhan
Pelabuhan Tual
Gorontalo 157. Pelabuhan
92. Tulehu
Pelabuhan 158. Pelabuhan
Tilamuta Amahai
93. 159. Pelabuhan
Pelabuhan Namlea
Bumbulan 160. Pelabuhan
94. Bula
Pelabuhan 161. Pelabuhan
Kwandang Tobelo
95. 162. Pelabuhan
Pelabuhan Babang / Labuha
Tahuna 163. Pelabuhan
96. Sofifi
Pelabuhan 164. Pelabuhan
Manado Mangole
97. 165. Pelabuhan
Pelabuhan Mafa
Labuuhan 166. Pelabuhan
Uki Liwui
98. 167. Pelabuhan
Pelabuhan Falabisahaya
Petta 168. Pelabuhan
99. Wayabulu
Pelabuhan 169. Pelabuhan
Karatungg Kaimana
100. 170. Pelabuhan
Pelabuhan Manokwari
Miangas 171. Pelabuhan
101. Fak Fak
Pelabuhan 172. Pelabuhan
Donggala Bintuni
58 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
102. 173. Pelabuhan
Pelabuhan Wasior
Toli - toli 174. Pelabuhan
103. Arar
Pelabuhan 175. Pelabuhan
Pagimana Teminabuan
104. 176. Pelabuhan
Pelabuhan Pomako I & II
Luwuk 177. Pelabuhan
105. Biak
Pelabuhan 178. Pelabuhan
Tangkiang Nabire
106. 179. Pelabuhan
Pelabuhan Sarmi
Banggai 180. Pelabuhan
107. Agats
Pelabuhan 181. Pelabuhan
Wani Bade
108. 182. Pelabuhan
Pelabuhan Amamapare
Kolonedale 183. Pelabuhan
109. Korido
Pelabuhan 184. Pelabuhan
Poso Waren
110. 185. Pelabuhan
Pelabuhan Serui
Capa 186. Pelabuhan
Ujung / Meulaboh
Parepare 187. Pelabuhan
111. Melahayati
Pelabuhan 188. Pelabuhan
Kendari / Teluk Tapang
Bungkutoko 189. Pelabuhan
112. Carocok Painan
Pelabuhan 190. Pelabuhan
Bau - bau Malarko
113. 191. Pelabuhan
Pelabuhan Selat lampah
Kolaka 192. Pelabuhan
114. Ujung Jabung
Pelabuhan 193. Pelabuhan
Pomala Bojonegara
115. 194. Pelabuhan
Pelabuhan Kalibaru
Raha 195. Pelabuhan
59 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
116. Pacitan
Pelabuhan 196. Pelabuhan
Wanci Batanjung
117. 197. Pelabuhan
Pelabuhan Teluk Sigintung /
Mamuju Seruyan
118. 198. Pelabuhan
Pelabuhan Kintap
Majene 199. Pelabuhan
119. Belang - Belang
Pelabuhan 200. Pelabuhan
Tanjung Jayapura
Silapo /
Polewali
120.
Pelabuhan
Bantaeng
121.
Pelabuhan
Garongkong
122.
Pelabuhan
Bajoe
123.
Pelabuhan
Bulukumba
124.
Pelabuhan
Malili
125.
Pelabuhan
Potere
126.
Pelabuhan
Palopo
127.
Pelabuhan
Mccini Baji
128.
Pelabuhan
Pare - pare
129.
Pelabuhan
Selayar /
Benteng
60 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
130.
Pelabuhan
Sinjai /
Larea - rea
131.
Pelabuhan
Galesong /
Takalar
132.
Pelabuhan
Siwa /
Bangsalae
133.
Pelabuhan
Buleleng
134.
Pelabuhan
Celukan
Bawang
135.
Pelabuhan
Labuan
Amuk
136.
Pelabuhan
Padang Bai
137.
Pelabuhan
Nusa Penida
138.
Pelabuhan
Lembar
139.
Pelabuhan
Bima
140.
Pelabuhan
Labuhan
Lombok
141.
Pelabuhan
Banete
142.
Pelabuhan
61 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
Badas
143.
Pelabuhan
Waingapu
144.
Pelabuhan
Labuan Bajo
145.
Pelabuhan
Maumere /
Laurensei
146.
Pelabuhan
Larantuka
147.
Pelabuhan
Ende
148.
Pelabuhan
Balauring
149.
Pelabuhan
Lawoleba
150.
Pelabuhan
Reo
151.
Pelabuhan
Ndao
152.
Pelabuhan
Seba
153.
Pelabuhan
Wini
154.
Pelabuhan
Dobo
155.
Pelabuhan
Saumlaki
156.
Pelabuhan
Tual
62 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
157.
Pelabuhan
Tulehu
158.
Pelabuhan
Amahai
159.
Pelabuhan
Namlea
160.
Pelabuhan
Bula
161.
Pelabuhan
Tobelo
162.
Pelabuhan
Babang /
Labuha
163.
Pelabuhan
Sofifi
164.
Pelabuhan
Mangole
165.
Pelabuhan
Mafa
166.
Pelabuhan
Liwui
167.
Pelabuhan
Falabisahay
a
168.
Pelabuhan
Wayabulu
169.
Pelabuhan
Kaimana
170.
Pelabuhan
Manokwari
171.
63 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
Pelabuhan
Fak Fak
172.
Pelabuhan
Bintuni
173.
Pelabuhan
Wasior
174.
Pelabuhan
Arar
175.
Pelabuhan
Teminabuan
176.
Pelabuhan
Pomako I &
II
177.
Pelabuhan
Biak
178.
Pelabuhan
Nabire
179.
Pelabuhan
Sarmi
180.
Pelabuhan
Agats
181.
Pelabuhan
Bade
182.
Pelabuhan
Amamapare
183.
Pelabuhan
Korido
184.
Pelabuhan
Waren
185.
Pelabuhan
64 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
Serui
186.
Pelabuhan
Meulaboh
187.
Pelabuhan
Melahayati
188.
Pelabuhan
Teluk
Tapang
189.
Pelabuhan
Carocok
Painan
190.
Pelabuhan
Malarko
191.
Pelabuhan
Selat
lampah
192.
Pelabuhan
Ujung
Jabung
193.
Pelabuhan
Bojonegara
194.
Pelabuhan
Kalibaru
195.
Pelabuhan
Pacitan
196.
Pelabuhan
Batanjung
197.
Pelabuhan
Teluk
Sigintung /
Seruyan
198.
Pelabuhan
65 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
Kintap
199.
Pelabuhan
Belang -
Pelabuha merupakan Pelabuha merupakan
n bagian dari n bagian dari
Pengump prasarana Pengump prasarana
an penunjang an penunjang
Regional fungsi Regional fungsi
pelayanan pelayanan
PKN atau PKN atau
PKW dalam PKW dalam
sistem sistem
transportasi transportasi
antarprovinsi; antarprovinsi;
berfungsi berfungsi
sebagai sebagai
simpul simpul
pendukung pendukung
pemasaran pemasaran
produk produk
kawasan kawasan
andalan ke andalan ke
pasar pasar
regional; regional;
memberikan memberikan
akses bagi akses bagi
pengembanga pengembanga
n kawasan n kawasan
andalan laut, andalan laut,
kawasan kawasan
pedalaman pedalaman
sungai, dan sungai, dan
pulau-pulau pulau-pulau
kecil, kecil,
termasuk termasuk
pengembanga pengembanga
n kawasan n kawasan
tertinggal; dan tertinggal;
berada di luar berada di luar
kawasan kawasan
66 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
lindung. lindung; dan
merupakan merupakan
bagian dari bagian dari
prasarana prasarana
penunjang penunjang
fungsi fungsi
pelayanan pelayanan
PKW atau PKL PKW atau PKL
dalam sistem dalam sistem
transportasi transportasi
antarkabupate antarkabupate
n / kota dalam n / kota dalam
satu provinsi; satu provinsi;
berfungsi berfungsi
Pelabuhan sebagai Pelabuhan sebagai
Pengumpa simpul Pengumpa simpul
n Lokal pendukung n Lokal pendukung
pemasaran pemasaran
produk produk
kawasan budi kawasan budi
daya di daya di
sekitarnya ke sekitarnya ke
pasar lokal pasar lokal
berada di luar berada di luar
kawasan kawasan
lindung; dan lindung; dan
dapat dapat
melayani melayani
pelayaran pelayaran
rakyat. rakyat.
Pelabuhan Khusus
Pelabuhan Terminal
khusus khusus
dikembangka dikembangka
n untuk n untuk
menunjang menunjang
pengembanga pengembanga
Pelabuha Terminal
n kegiatan n kegiatan
n Khusus Khusus
atau fungsi atau fungsi
tertentu; tertentu;
Pelabuhan Pelabuhan
khusus khusus
dapat dapat
dialihkan dialihkan
67 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
fungsinya fungsinya
menjadi menjadi
pelabuhan pelabuhan
umum dengan umum dengan
memperhatika memperhatik
n sistem an sistem
transportasi transportasi
laut; laut;
Pelabuhan Pelabuhan
khusus khusus
ditetapkan ditetapkan
oleh menteri oleh menteri
yang tugas yang tugas
dan tanggung dan tanggung
jawabnya di jawabnya di
bidang bidang
transportasi transportasi
laut setelah laut setelah
mendapat mendapat
rekomendasi rekomendasi
dari gubernur dari gubernur
dan dan
bupati/waliko bupati/waliko
ta. ta.
Tatanan Kepelabuhanan
Perikanan
sistem 1. Lam ulo-Banda 1. Lam ulo-Banda
kepelabuhana Aceh Aceh
n Perikanan 2. Belawan-Medan 2. Belawan-Medan
secara 3. Sibolga-Tapanuli 3. Sibolga-Tapanuli
nasional yang Tengah Tengah
mencerminka 4. Bungus-Padang 4. Bungus-Padang
n 5. Palabuhan Ratu- Pelabuha 5. Palabuhan Ratu-
Pelabuha perencanaan Sukabumi n Sukabumi
n kepelabuhana 6. Nizam Zachman Pelabuhan Perikana 6. Nizam Zachman
Perikanan n Perikanan JakartaJakarta Perikanan n JakartaJakarta
Samudera berdasarkan Utara Samuder Utara
kawasan 7. Cilacap-Cilacap a 7. Cilacap-Cilacap
ekonomi, 8. Brondong- 8. Brondong-
geografis, dan Lamongan Lamongan
keunggulan 9. Peman kat- 9. Peman kat-
komparatif Sambas Sambas
wilayah, serta 10. Untia-Makassar 10. Untia-Makassar
kondisi alam 11. Kendari-Kendari 11. Kendari-Kendari
68 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
12. Ternate- 12. Ternate-
Ternate Ternate
13. Bitung-Bitung 13. Bitung-Bitung
14. Fandoi-Biak 14. Fandoi-Biak
Numfor Numfor
15. Merauke- 15. Merauke-
Merauke Merauke
1. Idi-Aceh Timur 1. Idi-Aceh Timur
2. Carocok-Pesisir 2. Carocok-Pesisir
Selatan Selatan
3. Tarempa- 3. Tarempa-
Kepulauan Kepulauan
Anambas Anambas
4. Tanjung Pandan- 4. Tanjung Pandan-
Belitung Belitung
5. Sungailiat- 5. Sungailiat-
Bangka Bangka
6. Lempasing- 6. Lempasing-
Bandar Lampung Bandar Lampung
7. Karangantu- 7. Karangantu-
Serang Serang
8. Kejawanan- 8. Kejawanan-
Cirebon Pelabuha Cirebon
Pelabuha
9. Pekalongan- n 9. Pekalongan-
n
Pekalongan Perikana Pekalongan
Perikanan
10. Prigi-Trenggalek n 10. Prigi-Trenggalek
Nasional
11. Nasional 11.
Pengambengan- Pengambengan-
Jembrana Jembrana
12. Teluk Awang- 12. Teluk Awang-
Lombok Tengah Lombok Tengah
13. Teluk Batang- 13. Teluk Batang-
Kayong Utara Kayong Utara
14. Kwandang- 14. Kwandang-
Gorontalo Utara Gorontalo Utara
15. Bonto Bahari 15. Bonto Bahari
BulukumbaBuluku BulukumbaBuluku
mba mba
16. Donggala- 16. Donggala-
Donggala Donggala
17. Ambon-Ambon 17. Ambon-Ambon
18. Tual-Tual 18. Tual-Tual
Pelabuha 1. Kuala Langsa- Pelabuha 1. Kuala Langsa-
69 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
n Langsa n Langsa
Perikanan 2. Tanjung Balai Perikana 2. Tanjung Balai
Pantai Asahan-Asahan n Pantai Asahan-Asahan
3. Pulo Tello-Nias 3. Pulo Tello-Nias
Selatan Selatan
4. Sikaka -Ke ulauan 4. Sikaka -Ke ulauan
Mentawai Mentawai
5. Tanjung Samak- 5. Tanjung Samak-
Kepulauan Meranti Kepulauan Meranti
6. Selat Lampa- 6. Selat Lampa-
Natuna Natuna
7. Kota Agung- 7. Kota Agung-
Tanggamus Tanggamus
8. Labuhan 8. Labuhan
Maringgai- Maringgai-
Lampung Timur Lampung Timur
9. Teladas-Tulang 9. Teladas-Tulang
Bawang Bawang
10. Labuan- 10. Labuan-
Pandeglang Pandeglang
11. Cilauteureun- 11. Cilauteureun-
Garut Garut
12. Bondet-Cirebon 12. Bondet-Cirebon
13. Eretan Wetan- 13. Eretan Wetan-
lndramayu lndramayu
14. Ciparage- 14. Ciparage-
Karawang Karawang
15. Blanakan- 15. Blanakan-
Subang Subang
16. Muara Ciasem- 16. Muara Ciasem-
Subang Subang
17. Tegalsari-Tegal 17. Tegalsari-Tegal
18. Klidang Lor- 18. Klidang Lor-
Batang Batang
19. Karimunj awa- 19. Karimunj awa-
Jepara Jepara
20. Morodemak- 20. Morodemak-
Demak Demak
21. Bajomulyo-Pati 21. Bajomulyo-Pati
22. Wonokerto- 22. Wonokerto-
Pekalongan Pekalongan
23. Asemdoyong- 23. Asemdoyong-
Pemalang Pemalang
70 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
24. Tasik Agung- 24. Tasik Agung-
Rembang Rembang
25. Sadeng- 25. Sadeng-
Gunungkidul Gunungkidul
26. Tawang-Pacitan 26. Tawang-Pacitan
27. Muncar- 27. Muncar-
Banyuwangi Banyuwangi
28. Puger-Jember 28. Puger-Jember
29. Pondok Dadap- 29. Pondok Dadap-
Malang Malang
30. Tamperan- 30. Tamperan-
Pacitan Pacitan
31. Mayangan- 31. Mayangan-
Probolinggo Probolinggo
32. Bawean-Gresik 32. Bawean-Gresik
33. Paiton- 33. Paiton-
Probolinggo Probolinggo
34. Lekok-Pasuruan 34. Lekok-Pasuruan
35. Labuhan Haji- 35. Labuhan Haji-
Lombok Timur Lombok Timur
36. Labuhan 36. Labuhan
Lombok-Lombok Lombok-Lombok
Timur Timur
37. Kupang-Kupang 37. Kupang-Kupang
38. Sungai Rengas- 38. Sungai Rengas-
Kubu Raya Kubu Raya
39. Kuala 39. Kuala
Mempawah- Mempawah-
Mempawah Mempawah
40. Tarakan- 40. Tarakan-
Tarakan Tarakan
41. Ujung 41. Ujung
Pandaran- Pandaran-
Kotawaringin Timur Kotawaringin Timur
42. Banjarmasin- 42. Banjarmasin-
Banjarmasin Banjarmasin
43. Muara Kintap- 43. Muara Kintap-
Tanah Laut Tanah Laut
44. Tumumpa- 44. Tumumpa-
Manado Manado
45. Dagho- 45. Dagho-
Kepulauan Sangihe Kepulauan Sangihe
46. Paotere- 46. Paotere-
71 | P a g e
RTRWN
RTRLN Rekomendasi RTRWN
Lokasi
Klasifika
Klaisifikasi Kriteria Lokasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria
si
Makassar Makassar
47. Bacan- 47. Bacan-
Halmahera Selatan Halmahera Selatan
48. Tobelo- 48. Tobelo-
Halmahera Utara Halmahera Utara
49. Sorong-Sorong 49. Sorong-Sorong
72 | P a g e
C.2.2.2 Alur Pelayaran di Laut
Rekomendasi alur pelayaran dalam muatan RTRWN dimuat menyesuaikan dan mengacu kepada
Kepmen Perhubungan No. KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Kepelabuhanan Nasional.
Selain itu dalam Permen ATR/ BPN No. 11 Tahun 2021, diatur mengenai nomenklatur dan
klasifikasi alur pelayaran di laut sesuai dengan hierarki kebijakan yang diatur.
Dalam aturan tersebut, mengatur mengenai nomenklatur alur pelayaran di laut yang meliputi :
Di dalam alur pelayaran yang dimaksud terdapat alur laut kepulauan indonesia (ALKI) yang dimuat
berdasarkan nomenklatur alur pelayaran umum dan perlintasan.
Pada alur pelayaran terdapat muatan yang dimuat ke dalam peta rencana yaitu alur pelayaran
umum dan perlintasan. Sementara itu alur pelayaran masuk pelabuhan dan alur pelayaran khusus
tidak dimuat dalam peta karena pembatasan skala.
Adapun, rekomendasi muatan alur pelayaran di dalam muatan RTRWN dimuat sebagai berikut :
73 | P a g e
Tabel 1.7 Matriks Sanding Draft Nomenklatur Alur Pelayaran
74 | P a g e
Gambar 1.5 Peta Rekomendasi Rencana Sistem Jaringan Sistem Jaringan Transportasi Laut
75 | P a g e
C.2.3 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara
Muatan bandar udara di dalam RTRWN sudah sesuai dengan nomenklatur yang dimuat dalam
rencana induk kebandarudaraan. Sehingga rekomendasi muatan yang akan dimuat dalam RTRWN
kedepannya akan tetap sama, hanya lokasi perlu dilakukan sinkronisasi dengan Kementerian
Perhubungan.
Muatan bandar udara dimuat dalam peta rencana struktur ruang, karena skala penggambaran
dapat dimuat dalam peta rencana struktur ruang.
Adapun rekomendasi muatan dalam bandar udara dijelaskan dalam matrik dibawah ini.
76 | P a g e
Tabel 1.8 Matriks Sanding Draft Muatan Bandar Udara
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
Bandar Bandar udara merupakan bagian dari 1. Kuala Namu Bandar Bandar udara merupakan bagian dari 1. Kuala Namu
Udara pengumpul prasarana penunjang 2. Minangkabau Udara pengumpul prasarana penunjang 2. Minangkabau
Umum skala fungsi pelayanan PKN; 3. Sultan Syarif Kasim II Umum skala fungsi pelayanan PKN; 3. Sultan Syarif Kasim II
pelayanan dan 4. Hang Nadim pelayanan dan 4. Hang Nadim
primer; melayani penumpang 5.Sultan Mahmud Badaruddin primer; melayani penumpang 5. Sultan Mahmud Badaruddin
dengan jumlah paling II dengan jumlah paling II
sedikit 5.000.000 (lima 6. Soekarno Hatta sedikit 5.000.000 (lima 6. Soekarno Hatta
juta) orang per tahun 7. Ahmad Yani juta) orang per tahun 7. Ahmad Yani
8. Adisutjipto/ Kulon Progo 8. Adisutjipto/ Kulon Progo
9. Juanda 9. Juanda
10. I Gusti Ngurah Rai 10. I Gusti Ngurah Rai
11. Bali Baru 11. Bali Baru
12. Supadio 12. Supadio
13. Syamsuddin Noor 13. Syamsuddin Noor
14. Sepinggan/ Sultan Aji 14. Sepinggan/ Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Muhammad Sulaiman
15. Sultan Hasanuddin 15. Sultan Hasanuddin
16. Sam Ratulangi 16. Sam Ratulangi
17. Karawang
Bandar udara merupakan bagian dari 1. Depati Amir Bandar udara merupakan bagian dari 1. Depati Amir
pengumpul prasarana penunjang 2. H. AS. Hanandjoeddin pengumpul prasarana penunjang 2. H. AS. Hanandjoeddin
skala fungsi pelayanan PKN; 3. Fatmawati skala fungsi pelayanan PKN; 3. Fatmawati
pelayanan dan 4. Radin Inten II pelayanan dan 4. Radin Inten II
sekunder; melayani penumpang 5. Lombak Baru sekunder; melayani penumpang 5. Lombak Baru
dengan jumlah antara 6. Halim Perdanakusuma dengan jumlah antara 6. Halim Perdanakusuma
1.000.000 (satu juta) 7. Adi Sumarmo 1.000.000 (satu juta) 7. Adi Sumarmo
sampai dengan 8. Abdulrachman Saleh sampai dengan 8. Abdulrachman Saleh
5.000.000 (lima juta) 9. Eltari 5.000.000 (lima juta) 9. Eltari
orang per tahun. 10. Komodo orang per tahun. 10. Komodo
11. Tjilik Riwut 11. Tjilik Riwut
12. Iskandar 12. Iskandar
13. Kalimarau-Tj. Redep 13. Kalimarau-Tj. Redep
14. Temindung/Sungai Siring 14. Temindung/Sungai Siring
15. Djalaludin 15. Djalaludin
16. Mutiara 16. Mutiara
17. Haluoleo 17. Haluoleo
18. Pattimura 18. Pattimura
19. Sultan Babullah 19. Sultan Babullah
20. Sentani 20. Sentani
77 | P a g e
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
21. Mopah 21. Mopah
22. Mozes Kilangin 22. Mozes Kilangin
23. Domine Eduard Osok 23. Domine Eduard Osok
24. Panimbang 24. Panimbang
25. Husein 25. Husein
Sastranegara/Kertajati Sastranegara/Kertajati
26. Tanjung Harapan 26. Tanjung Harapan
27. Juwata 27. Juwata
Bandar udara merupakan bagian dari 1. Panimbang Bandar udara merupakan bagian dari 1. Panimbang
pengumpul prasarana penunjang 2. Binaka pengumpul prasarana penunjang 2. Binaka
skala fungsi pelayanan PKN 3. Ranai skala fungsi pelayanan PKN 3. Ranai
pelayanan atau PKW terdekat; dan 4. RH Fisabilillah pelayanan atau PKW terdekat; dan 4. RH Fisabilillah
tersier; dan melayani penumpang 5. Pinang Kampai tersier; dan melayani penumpang 5. Pinang Kampai
dengan jumlah antara 6. Sultan Thaha dengan jumlah antara 6. Sultan Thaha
500.000 (lima ratus 7. Cakrabhuwana 500.000 (lima ratus 7. Cakrabhuwana
ribu) sampai dengan 8. Sultan Muhammad ribu) sampai dengan 8. Sultan Muhammad
1.000.000 (satu juta) Salahuddin 1.000.000 (satu juta) Salahuddin
orang per tahun 9. Frans Seda orang per tahun 9. Frans Seda
10. H Hasan Aroeboesman 10. H Hasan Aroeboesman
11. Umbu Mehang Kunda 11. Umbu Mehang Kunda
12. AA Bere Tallo 12. AA Bere Tallo
13. Paloh 13. Paloh
14. Pangsuma 14. Pangsuma
15. Susilo/Tebelian 15. Susilo/Tebelian
16. Rahadi Oesman 16. Rahadi Oesman
17. H Asan 17. H Asan
18. Gusti Syamsir Alam 18. Gusti Syamsir Alam
19. Nunukan 19. Nunukan
20. Bontang 20. Bontang
21. Tampa Padang 21. Tampa Padang
22. Melonguane 22. Melonguane
23. Syukuran Aminuddin Amir 23. Syukuran Aminuddin Amir
24. Matahora 24. Matahora
25. Beto Ambari 25. Beto Ambari
26. Marinda 26. Marinda
27. Rendani 27. Rendani
28. Frans Kaisiepo 28. Frans Kaisiepo
29. Wamena 29. Wamena
30. Nabire/Douw Aturure 30. Nabire/Douw Aturure
(Nabire Baru) (Nabire Baru)
31. Mathilda Batlayeri - 31. Mathilda Batlayeri -
Saumlaki Saumlaki
Bandar Bandar udara khusus Bandar Bandar udara khusus
Udara dikembangkan untuk Udara dikembangkan untuk
78 | P a g e
Muatan RTRWN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
Khusus menunjang Khusus menunjang
pengembangan pengembangan
kegiatan tertentu kegiatan tertentu
dengan berpedoman dengan berpedoman
pada peraturan pada peraturan
perundang-undangan di perundang-undangan di
bidang bidang
kebandarudaraan. kebandarudaraan.
79 | P a g e
Gambar 1.6 Peta Rekomendasi Rencana Sistem Jaringan Sistem Jaringan Transportasi Udara
80 | P a g e
C.3 Rencana Sistem Jaringan Energi Nasional
Terdapat singgungan muatan jaringan infrastruktur minyak dan gas bumi antara muatan di dalam
RTRWN dengan muatan di dalam RTRL. Muatan jaringan infrastruktur minyak dan gas bumi
tergambarkan berada di darat maupun di laut, sementara di dalam muatan RTRL tergambar hanya
berada di laut dengan nomenklatur alur pipa/ kabel laut yang dimuat dalam alur laut di dalam
rencana pola ruang.
Adapun muatan untuk jaringan infrastruktur minyak dan gas bumi adaalah sebagai berikut.
Adapun matrik persandingan dan rekomendasi kriteria untuk jaringan infrastruktur minyak dan
gas bumi dijelaskan pada tabel dibawah ini.
81 | P a g e
Tabel 1.9 Matriks Sanding Draft Muatan Jaringan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi
82 | P a g e
RTRWN RTRLN Draft Muatan RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
Jaringan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Alur pipa/ kabel bawah laut Jaringan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi
Memperhatikan ruang
penghidupan dan akses
Memperhatikan wilayah nelayan kecil, nelayan
pertahanan dan daerah tradisional, dan
ranjau; dan/ atau pembudidaya ikan kecil
Menghormati keberadaan
kabel bawah laut yang telah
dipasang oleh negara lain di Memperhatikan lokasi
wilayah perairan dan yang pemijahan ikan dan
melintas wilayah perairan pembesaran ikan;
Memperhatikan
keberadaan BMKT, situs
cagar budaya dan/ atau
kawasan cagar budaya di
air;
Memperhatikan wilayah
pertahanan dan daerah
ranjau; dan/ atau
Menghormati keberadaan
kabel bawah laut yang
telah dipasang oleh negara
lain di wilayah perairan
dan yang melintas wilayah
perairan
83 | P a g e
C.3.2 Jaringan Infrastruktur Ketenagalistrikan
84 | P a g e
Tabel 1.10 Matriks Sanding Draft Muatan Jaringan Infrastruktur Ketenagalistrikan
RTRWN RTRLN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
Jaringan Infrastruktur Ketenagalistrikan Jaringan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Jaringan Mendukung Jaringan Mendukung
Infrastruktur ketersediaan Infrastruktur ketersediaan
Ketenagalistrikan pasokan tenaga Ketenagalistrikan pasokan tenaga
listrik untuk listrik untuk
kepentingan umum kepentingan umum
di kawasan di kawasan
perkotaan, perkotaan,
perdesaan hingga perdesaan hingga
kawasan terisolasi kawasan terisolasi
Mendukung Mendukung
pengembangan pengembangan
kawasan kawasan
perdesaan, pulau- perdesaan, pulau-
pulau kecil dan pulau kecil dan
kawasan terisolasi kawasan terisolasi
Mendukung Mendukung
pemanfaatan pemanfaatan
Infrastruktur teknologi baru Infrastruktur teknologi baru
Pembangkitan untuk Pembangkitan untuk
Tenaga Listrik menghasilkan Tenaga Listrik menghasilkan
dan Sarana sumber energi dan Sarana sumber energi
Pendukungnya yang mampu Pendukungnya yang mampu
mengurangi mengurangi
ketergantungan ketergantungan
terhadap energi terhadap energi
tak terbarukan tak terbarukan
Berada pada Berada pada
kawasan dan/ atau kawasan dan/ atau
di luar kawasan di luar kawasan
yang memiliki yang memiliki
potensi sumber potensi sumber
daya energi; daya energi;
Berada pada lokasi Berada pada lokasi
yang aman yang aman
terhadap kegiatan terhadap kegiatan
lain dengan lain dengan
memperhatikan memperhatikan
jarak bebas dan jarak bebas dan
jarak aman jarak aman
Infrastruktur Mendukung Infrastruktur Jaringan Mendukung
Penyaluran ketersediaan Penyaluran Transmisi ketersediaan
Tenaga Listrik pasokan tenaga Tenaga Listrik Tenaga Listrik pasokan tenaga
listrik untuk - Antarsistem listrik untuk
kepentingan umum kepentingan umum
85 | P a g e
RTRWN RTRLN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
di kawasan di kawasan
perkotaan, perkotaan,
perdesaan hingga perdesaan hingga
kawasan terisolasi kawasan terisolasi
Mendukung Mendukung
pengembangan pengembangan
kawasan kawasan
perdesaan, pulau- perdesaan, pulau-
pulau kecil dan pulau kecil dan
kawasan terisolasi kawasan terisolasi
Melintasi kawasan Jaringan Melintasi kawasan
permukiman, pipa/kabel permukiman,
wilayah sungai, bawah laut wilayah sungai,
laut, hutan, penyaluran laut, hutan,
persawahan, tenaga listrik persawahan,
perkebunan, dan perkebunan, dan
jalur transportasi jalur transportasi
Berada pada lokasi Berada pada lokasi
yang aman yang aman
terhadap kegiatan terhadap kegiatan
lain dengan lain dengan
memperhatikan memperhatikan
jarak bebas dan jarak bebas dan
jarak aman jarak aman
Merupakan media Merupakan media
penyaluran tenaga penyaluran tenaga
listrik adalah listrik adalah
kawat saluran kawat saluran
udara, kabel bawah udara, kabel bawah
laut, kabel bawah laut, kabel bawah
tanah; dan tanah; dan
Menyalurkan Menyalurkan
tenaga listrik tenaga listrik
berkapasitas besar berkapasitas besar
dengan tegangan dengan tegangan
nominal lebih dari nominal lebih dari
35 (tiga puluh 35 (tiga puluh
lima) kilo volt lima) kilo volt
Tidak
menimbulkan
kerusakan
terhadap
bangunan atau
instalasi sarana
bantu navigasi
pelayaran dan
fasilitas
telekomunikasi
Alur pipa/ kabel bawah laut pelayaran;
Pipa Penempatan, Berada di luar
86 | P a g e
RTRWN RTRLN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
pemendaman dan perairan wajib
pendanaan pandu;
Tidak
menimbulkan
kerusakan
terhadap
bangunan atau
instalasi sarana
bantu navigasi
pelayaran dan
fasilitas Memperhatikan
telekomunikasi wilayah perikanan
pelayaran; masyarakat;
Memperhatikan
ruang
bawah penghidupan dan
laut; akses nelayan
dan kecil, nelayan
Berada di luar tradisional, dan
perairan wajib pembudidaya ikan
pandu; kecil
Memperhatikan
Memperhatikan lokasi pemijahan
wilayah perikanan ikan dan
masyarakat; pembesaran ikan;
Memperhatikan
ruang
penghidupan dan Memperhatikan
akses nelayan keberadaan BMKT,
kecil, nelayan situs cagar budaya
tradisional, dan dan/ atau kawasan
pembudidaya ikan cagar budaya di
kecil air;
Kabel Memperhatikan
bawah Memperhatikan wilayah
laut lokasi pemijahan pertahanan dan
ikan dan daerah ranjau;
pembesaran ikan; dan/ atau
Menghormati
keberadaan kabel
Memperhatikan bawah laut yang
keberadaan BMKT, telah dipasang oleh
situs cagar budaya negara lain di
dan/ atau kawasan wilayah perairan
cagar budaya di dan yang melintas
air; wilayah perairan
Memperhatikan
wilayah
pertahanan dan
daerah ranjau;
87 | P a g e
RTRWN RTRLN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
dan/ atau
Menghormati
keberadaan kabel
bawah laut yang
telah dipasang oleh
negara lain di
wilayah perairan
dan yang melintas
wilayah perairan
88 | P a g e
Gambar 1.7 Peta Rekomendasi Rencana Sistem Jaringan Sistem Jaringan Energi Nasional
89 | P a g e
C.4 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional
Dalam rencana sistem jaringan telekomunikasi nasional, diatur mengenai jaringan tetap dan
jaringan bergerak. Jaringan tetap merupakan jaringan berupa kabel yang menyalurkan transmisi
telekomunikasi. Sementara, jaringan bergerak merupakan jaringan yang menyalurkan transmisi
melalui sistem nirkabel (terestrial/ radio).
Terdapat singgungan muatan jaringan tetap antara muatan di dalam RTRWN dengan muatan di
dalam RTRL. Muatan jaringan tetap tergambarkan berada di darat maupun di laut, sementara di
dalam muatan RTRL tergambar hanya berada di laut dengan nomenklatur alur pipa/ kabel laut
yang dimuat dalam alur laut di dalam rencana pola ruang.
Berdasarkan hasil diskusi teknis yang telah dilakukan dengan Kemenkominfo, serta muatan yang
akan dimuat dalam RTRW Provinsi dan/ atau Kabupaten/ Kota, maka muatan rencana sistem
jaringan telekomunikasi adalah sebagai berikut :
Sistem jaringan telekomunikasi nasional tergambarkan dalam peta rencana berupa jaringan tetap
di darat, jaringan tetap di bawah laut dan jaringan bergerak yaitu berupa stasiun bumi.
Adapun matriks sanding pada rencana sistem jaringan telekomunikasi dimuat dalam bentuk tabel
di bawah ini.
90 | P a g e
Tabel 1.11 Matriks Sanding Draft Muatan Sistem Jaringan Telekomunikasi
RTRWN RTRLN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
Sistem Jaringan Telekomunikasi Sistem Jaringan Telekomunikasi
menghubungkan Sistem Jaringan Jaringan Menghubungkan
antarpusat perkotaan Telekomunikasi Tetap antarpusat perkotaan
nasional; nasional;
menghubungkan pusat Menghubungkan pusat
perkotaan nasional perkotaan nasional
dengan pusat kegiatan dengan pusat kegiatan
di negara lain; Jaringan di negara lain; dan
Tetap di Mendukung
mendukung Darat pengembangan kawasan
pengembangan andalan dan/ atau
kawasan andalan; atau kegiatan yang memiliki
Jaringan Terestrial
nilai strategis nasional.
Jaringan tetap dapat
berfungsi sebagai sistem
Sistem Jaringan
mitigasi bencana
Telekomunikasi
Jaringan Tidak menimbulkan
Tetap di kerusakan terhadap
Laut bangunan atau instalasi
mendukung kegiatan
sarana bantu navigasi
berskala internasional.
pelayaran dan fasilitas
telekomunikasi
pelayaran;
ketersediaan orbit
satelit dan frekuensi
radio yang telah
Jaringan Satelit terdaftar pada
Perhimpunan
Telekomunikasi Berada di luar perairan
Internasional wajib pandu;
Memperhatikan wilayah
Alur pipa/ kabel bawah laut perikanan masyarakat;
Pipa Memperhatikan ruang
bawah penghidupan dan akses
laut; nelayan kecil, nelayan
dan Penempatan, pemendaman tradisional, dan
dan pendanaan pembudidaya ikan kecil
Tidak menimbulkan
kerusakan terhadap
bangunan atau instalasi
sarana bantu navigasi Memperhatikan lokasi
pelayaran dan fasilitas pemijahan ikan dan
telekomunikasi pelayaran; pembesaran ikan;
Berada di luar perairan Memperhatikan
91 | P a g e
RTRWN RTRLN Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
Sistem Jaringan Telekomunikasi Sistem Jaringan Telekomunikasi
keberadaan BMKT, situs
cagar budaya dan/ atau
kawasan cagar budaya
wajib pandu; di air;
Memperhatikan wilayah
Memperhatikan wilayah pertahanan dan daerah
perikanan masyarakat; ranjau; dan/ atau
Menghormati
keberadaan kabel
Memperhatikan ruang bawah laut yang telah
penghidupan dan akses dipasang oleh negara
nelayan kecil, nelayan lain di wilayah perairan
tradisional, dan dan yang melintas
pembudidaya ikan kecil wilayah perairan
Jaringan tetap dapat
berfungsi sebagai sistem
mitigasi bencana
Memperhatikan lokasi Menghubungkan
pemijahan ikan dan antarpusat perkotaan
pembesaran ikan; nasional;
Memperhatikan
Menghubungkan pusat
keberadaan BMKT, situs
perkotaan nasional
cagar budaya dan/ atau
Jaringan dengan pusat kegiatan
kawasan cagar budaya di
Bergerak di negara lain; dan
air;
Kabel Mendukung
bawah pengembangan kawasan
laut Memperhatikan wilayah andalan dan/ atau
pertahanan dan daerah kegiatan yang memiliki
ranjau; dan/ atau nilai strategis nasional.
Menghormati keberadaan
kabel bawah laut yang
telah dipasang oleh negara
lain di wilayah perairan
dan yang melintas wilayah
perairan
92 | P a g e
Gambar 1.8 Peta Rekomendasi Rencana Sistem Jaringan Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional
93 | P a g e
C.5 Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Rencana sistem jaringan sumber daya air mengatur mengenai wilayah sungai dan cekungan air
tanah yang menjadi kewenangan nasional. Muatan nomenklatur sistem jaringan sumber daya air
sudah sesuai dengan nomenklatur yang diatur dalam kebijakan mengenai sumber daya air.
Sehingga muatan di dalam sistem jaringan sumber daya air tidak perlu mengalami perubahan.
Adapun sistem jaringan sumber daya air terdiri dari :
Rencana sistem jaringan sumber daya air dapat dipetakan ke dalam rencana struktur ruang pada
muatan wilayah sungai.
Adapun matriks sanding pada rencana sistem jaringan sumber daya air dimuat dalam bentuk tabel
di bawah ini.
94 | P a g e
Tabel 1.12 Matriks Sanding Draft Muatan Sistem Jaringan Sumber Daya Air
95 | P a g e
Gambar 1.9 Peta Rekomendasi Rencana Sistem Jaringan Sistem Jaringan Sumber Daya Air Nasiona
96 | P a g e
Gambar 1.10 Peta Rekomendasi Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional
97 | P a g e
D. RENCANA POLA RUANG WILAYAH NASIONAL
Muatan rencana kawasan lindung nasional merupakan kawawasan yang memiliki fungsi lindung
dalam skala nasional. Dalam penetapannya, kawasan lindung nasional dilakukan integrasi dengan
kawasan konservasi di dalam muatan rencana pola ruang yang dimuat dalam RTRL.
Penetapan rencana kawasan lindung nasional dilakukan dengan menetapkan kawasan lindung
yang bersifat umum sehingga muatan yang dimuat dalam RTRWN dapat disesuaikan dengan
muatan RTR pada skala yang lebih rinci dengan hirarki yang sesuai dengan RTRWN.
Adapun rekomendasi muatan rencana kawasan lindung nasional yaitu terdiri dari :
Adapun rekomendasi muatan kawasan lindung nasional dijabarkan melalui matriks persandingan
di bawah ini.
98 | P a g e
Tabel 1.13 Matriks Sanding Draft Muatan Kawasan Lindung Nasional
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
Kawasan yang kawasan hutan dengan Kawasan yang
memberikan faktor kemiringan memberikan
perlindungan lereng, jenis tanah, dan perlindungan terhadap
terhadap intensitas hujan yang kawasan bawahannya
kawasan jumlah hasil perkalian dapat berupa kawasan
bawahannya bobotnya sama dengan Kawasan yang hutan lindung, kawasan
175 (seratus tujuh memberikan gambut dan kawasan
puluh lima) atau lebih; perlindungan terhadap resapan air
kawasan bawahannya Kriteria kawasan hutan
kawasan hutan yang lindung, kawasan
mempunyai gambut dan kawasan
kemiringan lereng resapan air ditetapkan
paling sedikit 40% berdasarkan peraturan
(empat puluh persen); perundang-undangan
Kawasan perlindungan
setempat dapat berupa
kawasan sempadan
Kawasan Hutan Lindung
yang berfungsi sebagai
kawasan lindung antara
lain sempadan pantai,
sungai, situ, danau,
kawasan hutan yang embung, waduk, dan
mempunyai ketinggian ruang terbuka hijau
paling sedikit 2.000 Kawasan Perlindungan serta kawasan lainnya
(dua ribu) meter di atas Setempat yang memiliki fungsi
permukaan laut; atau perlindungan setempat.
Kriteria kawasan
kawasan hutan yang sempadan pantai,
mempunyai tanah sungai, situ, danau,
sangat peka terhadap embung, waduk dan
erosi dengan ruang terbuka hijau
kelerengan di atas lebih ditetapkan berdasarkan
dari 15% (lima belas peraturan perundang-
persen). undangan
Kawasan Kawasan konservasi di
berupa kubah gambut; konserva darat yaitu berupa
dan si hutan konservasi
Kawasan Kriteria kawasan
Kawasan Gambut konservasi di konservasi di darat
ketebalan gambut 3 darat berupa hutan
(tiga) meter atau lebih konservasi ditetapkan
yang terdapat di hulu melalui peraturan
sungai atau rawa. perundang-undangan
Kawasan Resapan Air kawasan yang Kawasan Kawasan konservasi di
mempunyai konservasi di laut dapat berupa
kemampuan tinggi laut kawasan konservasi
untuk meresapkan air pesisir dan pulau-pulau
hujan dan sebagai kecil, kawasan
99 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
konservasi maritim dan
kawasan suaka alam,
kawasan pelestarian
alam dan kawasan
pengontrol tata air taman buru yang berada
permukaan di perairan/ laut
Kawasan Kriteria kawasan
Perlindungan konservasi di laut
Setempat berupa kawasan
konservasi pesisir dan
pulau-pulau kecil,
kawasan konservasi
maritim dan kawasan
suaka alam, kawasan
daratan sepanjang pelestarian alam dan
tepian laut dengan kawasan taman buru
jarak paling sedikit 100 yang berada di
(seratus) meter dari perairan/ laut
Sempadan Pantai
titik pasang air laut ditetapkan melalui
tertinggi ke arah darat; peraturan perundang-
atau undangan
Kawasan lindung
daratan sepanjang geologi dapat berupa
tepian laut yang bentuk kawasan cagar alam
dan kondisi fisik geologi, kawasan yang
pantainya curam atau memberikan
terjal dengan jarak perlindungan terhadap
proporsional terhadap air tanah dan kawasan
bentuk dan kondisi keunikan bentang alam
fisik pantai. karst
Sempadan Sungai Kriteria kawasan
Kawasan lindung geologi
lindung geologi berupa
kawasan cagar alam
geologi, kawasan yang
memberikan
daratan sepanjang perlindungan terhadap
tepian sungai air tanah dan kawasan
bertanggul dengan keunikan bentang alam
lebar paling sedikit 5 karst ditetapkan melalui
(lima) meter dari kaki peraturan perundang-
tanggul sebelah luar; undangan
daratan sepanjang Kawasan Cagar biosfer
tepian sungai besar lindung memiliki keterwakilan
tidak bertanggul di luar lainnya ekosistem yang masih
kawasan permukiman alami, kawasan yang
dengan lebar paling sudah mengalami
sedikit 100 (seratus) degradasi, mengelami
meter dari tepi sungai; modifikasi, atau
dan kawasan binaan
daratan sepanjang memiliki komunitas
100 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
tepian anak sungai
tidak bertanggul di luar
kawasan permukiman
dengan lebar paling
sedikit 50 (lima puluh) alam yang unik, langka,
meter dari tepi sungai. dan indah
merupakan bentang
daratan dengan jarak alam yang cukup luas
50 (lima puluh) meter yang mencerminkan
sampai dengan 100 interaksi antara
(seratus) meter dari komunitas alam dengan
titik pasang air danau manusia beserta
Kawasan sekitar danau atau waduk tertinggi; kegiatannya secara
atau waduk atau harmonis; atau
daratan sepanjang
tepian danau atau berupa tempat bagi
waduk yang lebarnya pemantauan perubahan
proporsional terhadap ekologi melalui
bentuk dan kondisi penelitian dan
fisik danau atau waduk pendidikan
berupa lahan basah baik
yang bersifat alami atau
lahan dengan luas mendekati alami yang
paling sedikit 2.500 mewakili langka atau
(dua ribu lima ratus) unit yang sesuai dengan
meter persegi; biogeografisnya
berbentuk satu
hamparan, berbentuk mendukung spesies
Ruang terbuka hijau kota jalur, atau kombinasi rentan, langka, hamper
dari bentuk satu langka, atau ekologi
hamparan dan jalur; komunitas yang
dan Ramsar terancam
mendukung
keanekaragaman
populasi satwa dan/
didominasi komunitas atau flora di wilayah
tumbuhan biogeografisnya; atau
Kawasan Kawasan Suaka merupakan tempat
Konservasi Suaka margasatwa hidup dan merupakan tempat
Alam perkembangbiakan diri perlindungan bagi
dari suatu jenis satwa satawa dan/atau flora
langka dan/ atau saat melewati masa
hamper punah kritis dalam hidupnya.
memiliki Cagar sebagai satuan ruang
keanekaragaman satwa budaya geografis yang memiliki
yang tinggi dua situs cagar budaya
atau lebih yang letaknya
berdekatan dan/ atau
memperlihatkan ciri
tata ruang yang khas.
101 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
memiliki jenis plasma
nutfah tertentu yang
merupakan tempat dan memungkinkan
kehidupan bagi jenis Kawasan kelangsungan proses
satwa migran tertentu perlindunga pertumbuhan; dan
n plasma memiliki luas tertentu
memiliki luas yang nutfah yang memungkinkan
cukup sebagai habitat kelangsungan proses
jenis satwa yang pertumbuhan jenis
bersangkutan. plasma nutfah
merupakan tempat
hidup dan
perkembangbiakan diri merupakan tempat
dari suatu jenis satwa kehidupan satwa yang
langka dan/ atau sejak semula menghuni
hamper punah areal tersebut;
memiliki merupakan tempat
Kawasan
keanekaragaman satwa kehidupan baru bagi
pengungsian
yang tinggi satwa
satwa
memiliki luas tertentu
yang memungkinkan
berlangsungnya proses
Suaka
hidup dan kehidupan
margasatwa
merupakan tempat dan serta
laut
kehidupan bagi jenis berkembangbiaknya
satwa migran tertentu satwa
koridor di sepanjang
pantai denga lebar
paling sedikit 130
(serratus tiga puluh)
Kawasan
kali nilai rata-rata
ekosistem
perbedaan air pasang
mangrove
memiliki luas yang tertinggi dan terendah
cukup sebagai habitat tahunan, diukur dari
jenis satwa yang garis air surut terendah
bersangkutan. kearah barat.
Cagar alam memiliki
keanekaragaman jenis
tumbuhan dan/atau
satwa liar yang
tergabung dalam suatu
tipe ekosistem
memiliki formasi biota
tertentu dan/atau unit
penyusunan.
mempunyai kondisi
alam, baik tumbuhan
maupun satwa luar
yang secara fisik masih
asli dan belum
102 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
terganggu
mempunyai luas yang
cukup dan bentuk
tertentu yang dapat
menunjang
berlangsungnya proses
ekologis secara alami
mempunyai ciri khas
potensi dan dapat
merupakan contoh
ekosistem yang
keberadaannya
memerlukan upaya
konservasi dan/atau
terdapat komunitas
tumbuhan dan/ atau
satwa beserta
ekosistemnya yang
langka dan/ atau
keberadaannya
terancam punah.
Cagar alam memiliki
laut keanekaragaman jenis
tumbuhan dan/atau
satwa liar yang
tergabung dalam suatu
tipe ekosistem
memiliki formasi biota
tertentu dan/atau unit
penyusunan.
mempunyai kondisi
alam, baik tumbuhan
maupun satwa luar
yang secara fisik masih
asli dan belum
terganggu
mempunyai luas yang
cukup dan bentuk
tertentu yang dapat
menunjang
berlangsungnya proses
ekologis secara alami
mempunyai ciri khas
potensi dan dapat
merupakan contoh
ekosistem yang
keberadaannya
memerlukan upaya
konservasi dan/atau
terdapat komunitas
103 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
tumbuhan dan/ atau
satwa beserta
ekosistemnya yang
langka dan/ atau
keberadaannya
terancam punah.
Kawasan mempunyai luas yang
Pelestarian cukup untuk menjamin
Alam kelangsungan proses
ekologis secara alami
memiliki sumber daya
alam hayati dan
ekosistem yang khas
dan unik yang masih
utuh dan alami serta
Taman gejala alam yang unik
nasional memiliki satu atau
beberapa ekosistem
yang masih utuh dan
merupakan wilayah
yang dapat dibagi ke
dalam zona inti, zona
pemanfaatan, zona
rimba, dan/ atau zona
lainnya sesuai dengan
keperluan
mempunyai luas yang
cukup untuk menjamin
kelangsungan proses
ekologis secara alami
memiliki sumber daya
alam hayati dan
ekosistem yang khas
dan unik yang masih
utuh dan alami serta
Taman gejala alam yang unik
nasional laut memiliki satu atau
beberapa ekosistem
yang masih utuh dan
merupakan wilayah
yang dapat dibagi ke
dalam zona inti, zona
pemanfaatan, zona
rimba, dan/ atau zona
lainnya sesuai dengan
keperluan
Taman hutan Merupakan wilayah
raya dengan ciri khas baik
asli maupun buatan
pada wilayah yang
104 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
ekosistemnya sudah
berubah
Memiliki keindahan
alam dan/ atau gejala
alam; dan
Mempunyai luas
wilayah yang
memungkinkan untuk
pengembangan koleksi
tumbuhan dan/ atau
satwa.
Mempunyai daya Tarik
alam berupa
tumbuhan, satwa atau
bentang alam, gejala
alam, serta formasi
geologi yang unik.
Mempunyai luas yang
cukup untuk menjamin
Taman
kelestarian potensi dan
wisata alam
daya Tarik alam untuk
dimanfaatkan bagi
pariwisata dan rekreasi
alam; dan
Kondisi lingkungan di
sekitarnya mendukung
upaya pengembangan
pariwisata alam.
Mempunyai daya Tarik
alam berupa
tumbuhan, satwa atau
bentang alam, gejala
alam, serta formasi
geologi yang unik.
Mempunyai luas yang
Taman cukup untuk menjamin
wisata alam kelestarian potensi dan
laut daya Tarik alam untuk
dimanfaatkan bagi
pariwisata dan rekreasi
alam; dan
Kondisi lingkungan di
sekitarnya mendukung
upaya pengembangan
pariwisata alam.
Kawasan Taman Buru Memiliki luas yang
cukup dan tidak
membahayakan untuk
kegiatan berburu; dan
Terdapat satwa buru
105 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
yang dikembangbiakan
yang memungkin
perburuan secara
teratur dan
berkesinambungan
dengan mengutamakan
segi aspek rekreasi,
olahraga dan
kelestarian satwa.
Kawasan Kawasan Sua merupakan Kawasan Suaka pesisir
Konservasi konservasi ka wilayah pesisir konservasi
di Wilayah pesisir dan pes atau pulau kecil pesisir dan
Pesisir dan pulau-pulau isir yang menjadi pulau-pulau merupakan
Pulau- kecil tempat hidup kecil wilayah pesisir
pulau Kecil dan atau Pulau Kecil
berkembang yang menjadi
biaknya suatu tempat hidup dan
jenis atau berkembang
sumber daya biaknya suatu
alam hayati jenis atau sumber
yang khas, unik, daya alam hayati
langka, dan yang khas, unik,
dikhawatirkan langka, dan
akan punah, dikhawatirkan
dan/ atau akan punah,
merupakan dan/atau
tempat merupakan
kehidupan bagi tempat kehidupan
jenis biota bagi jenis biota
migrasi tertentu migrasi tertentu
yang yang
keberadaannya keberadaannya
memerlukan memerlukan
upaya upaya
perlindungan, perlindungan,
dan/ atau dan/atau
pelestarian; pelestarian;
mempunyai mempunyai
keterwakilan keterwakilan dari
dari satu atau satu atau
beberapa beberapa
ekosistem di ekosistem di
wilayah pesisir wilayah pesisir
atau pulau kecil atau Pulau Kecil
yang masih asli yang masih asli
dan/ atau alami; dan/atau alami;
mempunyai luas mempunyai luas
wilayah pesisir wilayah pesisir
atau pulau kecil atau Pulau Kecil
yang cukup yang cukup untuk
106 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
untuk menjamin menjamin
kelangsungan kelangsungan
habitat jenis habitat jenis
sumber daya Sumber Daya Ikan
ikan yang perlu yang perlu
dilakukan upaya dilakukan upaya
konservasi dan konservasi dan
dapat dikelola dapat dikelola
secara efektif; secara efektif; dan
mempunyai
kondisi fisik mempunyai
wilayah pesisir kondisi fisik
atau pulau kecil wilayah pesisir
yang rentan atau Pulau Kecil
terhadap yang rentan
perubahan dan/ terhadap
atau mampu perubahan
mengurangi dan/atau mampu
dampak mengurangi
bencana. dampak bencana.
Sua merupakan Suaka pulau
ka wilayah pesisir kecil
pul atau pulau kecil
au yang menjadi merupakan
keci tempat hidup wilayah pesisir
l dan atau Pulau Kecil
berkembang yang menjadi
biaknya suatu tempat hidup dan
jenis atau berkembang
sumber daya biaknya suatu
alam hayati jenis atau sumber
yang khas, unik, daya alam hayati
langka, dan yang khas, unik,
dikhawatirkan langka, dan
akan punah, dikhawatirkan
dan/ atau akan punah,
merupakan dan/atau
tempat merupakan
kehidupan bagi tempat kehidupan
jenis biota bagi jenis biota
migrasi tertentu migrasi tertentu
yang yang
keberadaannya keberadaannya
memerlukan memerlukan
upaya upaya
perlindungan, perlindungan,
dan/ atau dan/atau
pelestarian; pelestarian;
mempunyai mempunyai
keterwakilan keterwakilan dari
107 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
dari satu atau satu atau
beberapa beberapa
ekosistem di ekosistem di
wilayah pesisir wilayah pesisir
atau pulau kecil atau Pulau Kecil
yang masih asli yang masih asli
dan/ atau alami; dan/atau alami;
mempunyai luas mempunyai luas
wilayah pesisir wilayah pesisir
atau pulau kecil atau Pulau Kecil
yang cukup yang cukup untuk
untuk menjamin menjamin
kelangsungan kelangsungan
habitat jenis habitat jenis
sumber daya Sumber Daya Ikan
ikan yang perlu yang perlu
dilakukan upaya dilakukan upaya
konservasi dan konservasi dan
dapat dikelola dapat dikelola
secara efektif; secara efektif; dan
mempunyai
kondisi fisik mempunyai
wilayah pesisir kondisi fisik
atau pulau kecil wilayah pesisir
yang rentan atau Pulau Kecil
terhadap yang rentan
perubahan dan/ terhadap
atau mampu perubahan
mengurangi dan/atau mampu
dampak mengurangi
bencana. dampak bencana.
Ta merupakan Taman merupakan
ma wilayah pesisir pesisir wilayah pesisir
n atau pulau kecil atau Pulau Kecil
pes yang yang mempunyai
isir mempunyai daya tarik sumber
daya tarik daya alam hayati,
sumber daya formasi geologi,
alam hayati, dan/atau bentang
formasi geologi, alam yang dapat
dan/ atau gejala dikembangkan
alam yang dapat untuk
dikembangkan kepentingan
untuk pemanfaatan
kepentingan pengembangan
pemanfaatan ilmu pengetahuan,
pengembangan penelitian,
ilmu pendidikan dan
pengetahuan, peningkatan
penelitian, kesadaran
108 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
pendidikan dan
peningkatan
kesadaran
konservasi konservasi
sumber daya sumber daya alam
alam hayati, hayati, Wisata
wisata bahari, Bahari, serta
serta rekreasi rekreasi;
mempunyai luas mempunyai luas
wilayah pesisir wilayah pesisir
atau pulau kecil atau Pulau Kecil
yang cukup yang cukup untuk
untuk menjamin menjamin
kelestarian kelestarian
potensi dan potensi dan daya
daya tarik serta tarik serta
pengelolaan pengelolaan
pesisir yang pesisir yang
berkelanjutan; berkelanjutan; dan
kondisi
lingkungan di kondisi
sekitarnya lingkungan di
mendukung sekitarnya
upaya mendukung upaya
pengembangan pengembangan
wisata bahari Wisata Bahari dan
dan rekreasi rekreasi.
Ta merupakan Taman pulau merupakan
ma wilayah pesisir kecil wilayah pesisir
n atau pulau kecil atau Pulau Kecil
pul yang yang mempunyai
au mempunyai daya tarik sumber
keci daya tarik daya alam hayati,
l sumber daya formasi geologi,
alam hayati, dan/atau bentang
formasi geologi, alam yang dapat
dan/ atau gejala dikembangkan
alam yang dapat untuk
dikembangkan kepentingan
untuk pemanfaatan
kepentingan pengembangan
pemanfaatan ilmu pengetahuan,
pengembangan penelitian,
ilmu pendidikan dan
pengetahuan, peningkatan
penelitian, kesadaran
pendidikan dan konservasi
peningkatan sumber daya alam
kesadaran hayati, Wisata
konservasi Bahari, serta
109 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
sumber daya
alam hayati,
wisata bahari,
serta rekreasi rekreasi;
mempunyai luas mempunyai luas
wilayah pesisir wilayah pesisir
atau pulau kecil atau Pulau Kecil
yang cukup yang cukup untuk
untuk menjamin menjamin
kelestarian kelestarian
potensi dan potensi dan daya
daya tarik serta tarik serta
pengelolaan pengelolaan
pesisir yang pesisir yang
berkelanjutan; berkelanjutan; dan
kondisi
lingkungan di kondisi
sekitarnya lingkungan di
mendukung sekitarnya
upaya mendukung upaya
pengembangan pengembangan
wisata bahari Wisata Bahari dan
dan rekreasi rekreasi.
Kawasan Dae wilayah pesisir Kawasan Daerah
konservasi rah dan/ atau pulau konservasi perlindunga
maritim perl kecil maritim n adat
ind yangmemiliki maritim
ung kesatuan
an masyarakat
ada hukum
t adatdan/atau
mar kearifan lokal,
itim hak tradisional,
danlembaga wilayah
adat yang masih masyarakat
berlaku; hukum adat; dan
mempunyai
aturan
lokal/kesepakat
an
adatmasyarakat
yang
diberlakukan mempunyai
untuk pranata
menjagakelestar pemerintahan
ian lingkungan; adat dan tatanan
dan hukum adat.
tidak
bertentangan
dengan hukum
110 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
nasional.
tempat lokasi kapal
tenggelamnya tenggelam yang
kapal yang mempunyai nilai
mempunyainilai ekonomi, sejarah,
arkeologi- budaya, dan/atau
historis khusus; ilmu pengetahuan;
situs sejarah
kemaritiman
Dae
yang
rah
mempunyainilai situs sejarah
perl
penting bagi kemaritiman yang
ind Daerah
sejarah, ilmu mempunyai nilai
ung perlindunga
pengetahuanda penting bagi
an n budaya
n budaya yang sejarah, ilmu
bud maritim
perlu dilindungi pengetahuan, dan
aya
bagi budaya yang perlu
mar
tujuanpelestaria dilindungi bagi
itim
n dan tujuan pelestarian
pemanfaatan dan pemanfaatan
gunamemajuka guna memajukan
n kebudayaan kebudayaan
nasional; dan nasional; dan
tempat ritual tempat upacara
keagamaan atau keagamaan atau
adat. adat.
Kawasan cagar alam
geologi
Kawasan
Kawasan yang memberikan
lindung geologi
perlindungan terhadap air
tanah
Kawasan Cagar biosfer memiliki keterwakilan
lindung ekosistem yang masih
lainnya alami, kawasan yang
sudah mengalami
degradasi, mengelami
modifikasi, atau
kawasan binaan
memiliki komunitas
alam yang unik, langka,
dan indah
merupakan bentang
alam yang cukup luas
yang mencerminkan
interaksi antara
komunitas alam
dengan manusia
beserta kegiatannya
secara harmonis; atau
berupa tempat bagi
111 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
pemantauan
perubahan ekologi
melalui penelitian dan
pendidikan
berupa lahan basah
baik yang bersifat
alami atau mendekati
alami yang mewakili
langka atau unit yang
sesuai dengan
biogeografisnya
mendukung spesies
rentan, langka, hamper
langka, atau ekologi
komunitas yang
Ramsar
terancam
mendukung
keanekaragaman
populasi satwa dan/
atau flora di wilayah
biogeografisnya; atau
merupakan tempat
perlindungan bagi
satawa dan/atau flora
saat melewati masa
kritis dalam hidupnya.
sebagai satuan ruang
geografis yang
memiliki dua situs
cagar budaya atau lebih
Cagar budaya
yang letaknya
berdekatan dan/ atau
memperlihatkan ciri
tata ruang yang khas.
memiliki jenis plasma
nutfah tertentu yang
memungkinkan
kelangsungan proses
Kawasan perlindungan pertumbuhan; dan
plasma nutfah memiliki luas tertentu
yang memungkinkan
kelangsungan proses
pertumbuhan jenis
plasma nutfah
Kawasan pengungsian merupakan tempat
satwa kehidupan satwa yang
sejak semula menghuni
areal tersebut;
merupakan tempat
kehidupan baru bagi
112 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
satwa
memiliki luas tertentu
yang memungkinkan
berlangsungnya proses
hidup dan kehidupan
serta
berkembangbiaknya
satwa
koridor di sepanjang
pantai denga lebar
paling sedikit 130
(serratus tiga puluh)
Kawasan ekosistem kali nilai rata-rata
mangrove perbedaan air pasang
tertinggi dan terendah
tahunan, diukur dari
garis air surut terendah
kearah barat.
Kawasan Taman memiliki
konservasi nasional keanekaragaman
perairan perairan hayati perairan
yang alami dan
dapat menunjang
kelestarian plasma
nutfah,
pengembangan
penelitian,
pendidikan, wisata
perairan, nilai
budaya lokal, dan
Perikanan
berkelanjutan;
memiliki beberapa
tipe ekosistem
alami di Perairan;
memiliki sumber
daya hayati
perairan yang
khas, unik, langka,
endemik, memiliki
fenomena/gejala
alam, dan/atau
budaya yang unik;
memiliki luas
perairan yang
mendukung
keberlangsungan
proses ekologis
secara alami serta
dapat dikelola
113 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
secara efektif dan
efisien;
memiliki nilai dan
kepentingan
konservasi
nasional dan/ atau
internasional;
secara ekologis
dan geografis
bersifat lintas
negara;
berada di wilayah
lintas provinsi;
mencakup habitat
yang menjadi
rulaya jenis ikan
tertentu; dan/atau
potensial sebagai
warisan alam
dunia atau
warisan wilayah
nasional.
Suaka alam memiliki satu atau
perairan lebih jenis ikan
yang khas, unik,
langka, endemik,
dan/atau yang
terancam punah di
habitatnya, yang
memerlukan
upaya
perlindungan dan
pelestarian, agar
dapat terjamin
keberlangsungan
perkembangannya
secara alami;
memiliki satu atau
beberapa tipe
ekosistem yang
unik dan/atau
yang masih alami;
dan/atau
memiliki luas
perairan yang
mendukung
keberlangsungan
proses ekologis
secara alami serta
dapat dikelola
114 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
secara efektif.
memiliki
keanekaragaman
hayati perairan,
keunikan
fenomena alam
dan/atau
keunikan
budaya lokal yang
alami dan berdaya
tarik tinggi, serta
berpeluang besar
untuk menunjang
pengembangan
wisata perairan
yang
berkelanjutan;
memiliki luas
perairan yang
mendukung
Taman keberlangsungan
wisata proses ekologis
perairan secara alami serta
dapat dikelola
secara efektif dan
efisien; dan/atau
kondisi
lingkungan di
sekitar kawasan
mendukung
upaya
pengembangan
ekowisata serta
dapat dikelola
secara efektif dan
efisien dengan
tetap
memprioritaskan
kepentingan dan
kesejahteraan
masyarakat
sekitar.
Suaka tempat hidup dan
perikanan berkembang biak
satu atau lebih
jenis ikan tertentu
yang perlu
dilindungi dan
dilestarikan;
memiliki satu atau
115 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
beberapa tipe
ekosistem sebagai
habitat jenis ikan
tertentu yang
relatif masih
alami; dan/atau
memiliki luas
perairan yang
mendukung
keberlangsungan
proses ekologis
secara alami
sebagai habitat
ikan serta dapat
dikelola secara
efektif.
116 | P a g e
Gambar 1.11 Peta Rekomendasi Rencana Kawasan Lindung Nasional
117 | P a g e
D.2 Rencana Kawasan Budidaya Nasional
Muatan rencana kawasan budidaya nasional merupakan kawasan yang memiliki fungsi budidaya
yang ditetapkan pada skala nasional. Kawasan budidaya nasional ditetapkan dengan fungsi yang
umum dan dimuat berdasarkan kriteria pada masing-masing peruntukannya. Peruntukan kawasan
budidaya nasional didetailkan dan dimuat ke dalam Kawasan Andalan, sehingga penggambaran
peruntukan kawasan budidaya nasional tidak dimuat ke dalam peta rencana.
Muatan rencana kawasan budidaya nasional mengacu kepada Permen ATR/ BPN No. 11 Tahun
2021 sebagai dasar muatan pada rencana tata ruang yang lebih rinci. Selain itu, muatan RTRWN
juga merupakan hasil integrasi muatan rencana pola ruang di dalam RTRL.
Adapun rekomendasi muatan rencana kawasan budidaya nasional yaitu terdiri dari :
Adapun rekomendasi muatan kawasan budidaya nasional dijabarkan melalui matriks persandingan
di bawah ini.
118 | P a g e
Tabel 1.14 Matriks Sanding Draft Muatan Kawasan Budidaya Nasional
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
Kawasan peruntukan
hutan produksi
merupakan kawasan Kawasan peruntukan
hutan yang hutan produksi merupakan
mempunyai fungsi kawasan hutan yang
pokok memproduksi mempunyai fungsi pokok
hasil hutan memproduksi hasil hutan;
Kawasan hutan
Kawasan Peruntukan Hutan
produksi ditetapkan
Produksi
dengan kriteria
memiliki kemiringan
lereng, jenis tanah, dan
intensitas hujan Kawasan Hutan Kawasan hutan produksi
dnegan jumlah skor Produksi dapat berupa hutan
paling besar 174 produksi tetap dan hutan
(serratus tujuh puluh produksi yang dapat di
empat) konversi;
Kriteria dan penetapan
hutan produksi ditetapkan
melalui peraturan
perundang-undangan; dan
Kawasan hutan produksi
digambarkan dalam peta
pada rencana tata ruang
dengan skala yang lebih
rinci.
Kawasan perkebunan
rakyat merupakan
kawasan berupa hutan
rakyat yaitu hutan yang
dimiliki oleh rakyat dengan
Kawasan Peruntukan Hutan luas minimal 0,25 hektar,
Rakyat penutupan tajuk tanaman
kawasan yang dapat berkayu atau jenis lainnya
Kawasan Perkebunan
diusahakan sebagai lebih dari 50% atau jumlah
Rakyat
hutan oleh orang pada tanaman pada tahun
tanah yang dibebani pertama minimal 500
hak milik tanaman tiap hektar; dan
Kawasan perkebunan
rakyat digambarkan dalam
peta pada rencana tata
ruang dengan skala yang
lebih rinci.
Kawasan Kawasan Memiliki Kawasan Kawasan kawasan pertanian
119 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
tanaman pangan
kesesuaian lahan merupakan kawasan
tanaman untuk pertanian tanaman pangan
pangan dikembangkan berkelanjutan lintas
sebagai kawasan provinsi dan/ atau lahan
pertanian sawah dilindungi (LSD);
memiliki hamparan lahan
Ditetapkan sebagai dengan luasan tertentu
Kawasan
lahan pertanian sebagai lahan pertanian
hortikultura
pangan pangan berkelanjutan
berkelanjutan lintas provinsi;
menghasilkan pangan
Peruntukan
pokok dengan tingkat
Pertanian
Mewujudkan produksi yang dapat
Kawasan kemandirian, Pertanian memenuhi kebutuhan
perkebunan ketahanan dan Pertanian Tanaman pangan sebagian besar
kedaualatan Pangan masyarakat setempat,
pangan nasional; kabupaten/kota, provinsi,
dan/ atau dan/atau nasional;
Kriteria teknis dan
Dapat penetapan kawasan
Kawasan dikembangkan pertanian tanaman pangan
peternakan sesuai dengan ditetapkan melalui
ketersediaan peraturan perundang-
infrastruktur dasar. undangan; dan
Kawasan pertanian
tanaman pangan
digambarkan dalam peta
pada rencana tata ruang
dengan skala yang lebih
rinci.
Wilayah yang dapat Kawasan Perikanan
dimanfaatkan untuk Zona Perikanan dapat dimanfaatkan untuk
Zona
kegiatan penangkapan, tangkap ditetapkan kegiatan penangkapan
perikanan
budidaya, dan industri dengan kriteria yang dan/ atau budidaya
tangkap
pengolahan hasil memiliki potensi perikanan yang berada di
perikanan; dan/ atau Sumber Daya Ikan. darat maupun di laut;
Zona Perikanan budi
Kawasan Peruntukan Perikanan Zona Perikanan
daya ditetapkan
dengan kriteria yang memiliki potensi sumber
Zona
memiliki potensi budi daya ikan untuk
perikanan
daya Laut yang diukur pemenuhan kebutuhan
budidaya
Tidak mengganggu dari parameter ikan untuk kabupaten/
kelestarian lingkungan biologi, fisika, kimia, kota, provinsi dan nasional;
hidup dan geografi. dan
Kawasan perikanan
digambarkan dalam peta
120 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
pada rencana tata ruang
dengan skala yang lebih
rinci.
zona Pertambangan
mineral dan batubara
ditetapkan dengan
kriteria memiliki Memiliki sumber daya
Zona potensi sumber daya bahan tambang yang
Pertambangan Memiliki sumber pertambanga mineral dan batubara berwujud padat, cair, atau
mineral daya bahan n mineral dan dan/atau kesesuaian gas yang memiliki potensi
tambang yang batubara ruang untuk memperkuat ekonomi
berwujud padat, penempatan dan/atau nasional;
cair, atau gas pembangunan
berdasarkan infrastruktur mineral
peta/data geologi Zona dan batubara.
Pertambangan zona Pertambangan
minyak dan gas bumi
Kawasan
Peruntukan ditetapkan dengan
Pertambangan Merupakan kriteria memiliki
Merupakan wilayah yang
wilayah yang dapat Zona potensi sumber daya
dapat dimanfaatkan untuk
Pertambangan dimanfaatkan pertambanga minyak dan gas bumi
Kawasan Pertambangan pemusatan kegiatan
batubara untuk pemusatan n minyak dan dan/atau kesesuaian
dan Energi pertambangan secara
kegiatan gas bumi rulang untuk
berkelanjutan;
pertambangan penempatan dan/atau
secara pembangunan
berkelanjutan; infrastruktur minyak
dan/ atau dan gas bumi.
Merupakan bagian
proses upaya
Pertambangan Kawasan pertambangan
merubah kekuatan
minyak dan dan energi dapat berada di
ekonomi potensial
gas bumi darat maupun dilaut; dan
menjadi kekuatan
ekonomi rill.
Kawasan pertambangan
dan energi dapat
digambarkan dalam peta
berupa kawasan
peruntukan dan/ atau
pertampalan pada rencana
tata ruang dengan skala
yang lebih rinci.
Kawasan Peruntukan Panas Bumi Memiliki sumber Zona Pengelolaan Energi sumber daya energi;
energi panas yang dan/atau
terkandung didalam
air panas, uap air, dan
batuan bersama
121 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
mineral ikutan dan gas
lainnya yang secara
genetik semuanya
tidak dapat dipisahkan
dalam suatu system
panas bumi
Merupakan wilayah
yang dapat
kesesuaian ruang untuk
dimanfaatkan untuk
penempatan dan/atau
pemanfaatan langsung
pembangunan
panas bumi dan
infrastruktur energi.
pemanfaatan tidak
langsung panas bumi
Berupa wilayah yang dapat
dimanfaatkan untuk
Berupa wilayah yang berada dalam kegiatan industri yang
dapat dimanfaatkan kawasan industri atau didukung oleh
untuk kegiatan di luar kawasan ketersediaan sumber daya
industri industri; alam di sekitar kawasan;
memiliki potensi
untuk pengembangan
Tidak mengganggu
sentra kegiatan
kelestarian fungsi
Tidak mengganggu industri Kelautan yang
Kawasan Peruntukan Industri lingkungan hidup melalui
kelestarian fungsi penting bagi
hasil kajian lingkungan;
lingkungan hidup; pertumbuhan
Kawasan Peruntukan
dan/ atau ekonomi;
Industri
memiliki dukungan
Zona industri Kelautan sumber daya dan
Kawasan peruntukan
lingkungan di
industri dapat berada di
sekitarnya untuk
darat dan/ atau berada di
keberlanjutan
laut; dan
Tidak mengubah lahan kegiatan industri
produktif Kelautan;
Kawasan peruntukan
industri digambarkan
memiliki infrastruktur dalam peta pada rencana
pendukung kegiatan tata ruang dengan skala
industri Kelautan; dan yang lebih rinci.
memiliki dukungan
sosial budaya bagi
kelancaran kegiatan
industri Kelautan.
Kawasan Peruntukan Pariwisata Memiliki objek dengan Zona Pariwisata memiliki daya tarik Kawasan Pariwisata Memiliki objek dengan
daya Tarik wisata Wisata Bahari berupa daya tarik wisata ;
wisata alam bentang
Laut, wisata alam
pesisir dan pulau-
122 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
pulau kecil, wisata
alam bawah Laut, adat
istiadat, serta budaya
maritim;
memiliki objek Wisata
Bahari berupa BMKT,
Mendukung upaya
tumbuhan, satwa dan
pelestarian budaya,
Mendukung upaya ekosistem alami, serta
keindahan alam, dan
pelestarian budaya, formasi geologi yang
lingkungan;
keindahan alam, dan indah, unik, dan
lingkungan langka;
memiliki kemudahan
akses dan/atau
infrastruktur Kawasan pariwisata dapat
pendukung Wisata berada di darat dan/ atau
Bahari; di laut; dan
mendukung upaya Kawasan pariwisata
pelestarian budaya digambarkan dalam peta
maritim, keindahan pada rencana tata ruang
alam Laut, dan dengan skala yang lebih
lingkungan Perairan; rinci.
memiliki luas yang
cukup untuk
menjamin pelestarian
sumber daya alam
hayati dan
ekosistemnya untuk
dimanfaatkan bagi
kegiatan wisata alam;
dan
kondisi lingkungan di
sekitarnya
mendukung upaya
pengembangan
kegiatan wisata alam.
Kawasan Peruntukan Berada diluar kawasan Kawasan Permukiman
Permukiman yang ditetapkan Memiliki akses menuju
sebagai kawasan pusat kegiatan masyarakat
rawan bencana diluar kawasan;
Terdapat sarana dan
prasarana penunjang dan/
Memiliki akses menuju atau rencana penyediaan
pusat kegiatan sarana dan prasarana
masyarakat diluar penunjang kegiatan
kawasan permukiman;
Memiliki kelengkapan Mendukung kegiatan
prasarana, sarana dna perekonomian di sekitar
123 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
kawasan dan/ atau pusat
utilitas pendukung kegiatan terdekat; dan
Kawasan permukiman
digambarkan dalam peta
pada rencana tata ruang
dengan skala yang lebih
rinci.
diperuntukkan bagi
kepentingan militer diperuntukkan bagi
berupa pemeliharaan kepentingan militer berupa
keamanan dan pemeliharaan keamanan
pertahanan negara; dan pertahanan negara;
diperuntukkan bagi
Wilayah Pertahanan
Laut yang berupa
pangkalan militer, Kawasan Pertahanan
daerah latihan militer, dan Keamanan
Zona Pertahanan dan Keamanan
instalasi militer, Kawasan pertahanan dan
daerah uji coba keamanan dapat
peralatan dan digambarkan dalam peta
persenjataan militer, berupa kawasan
daerah disposal peruntukan dan/ atau
amunisi, dan peralatan pertampalan pada rencana
pertahanan berbahaya tata ruang dengan skala
lainnya; dan/atau yang lebih rinci.
merupakan Wilayah
Pertahanan Laut.
kawasan yang
merupakan
peruntukan wilayah kawasan yang merupakan
perairan untuk peruntukan untuk fasilitas
fasilitas pokok dan pokok dan fasilitas
fasilitas penunjang penunjang kegiatan
pelabuhan Laut; transportasi di darat
dan/atau maupun di laut;
Zona Transportasi Kawasan Transportasi
kawasan yang
memiliki kesesuaian
ruang untuk
penempatan dan/atau memiliki kesesuaian ruang
pembangunan sarana untuk penempatan
perhubungan darat dan/atau pembangunan
dan perhubungan sarana perhubungan darat
udara. dan perhubungan udara.
Kawasan Pergaraman diperuntukan bagi kegiatan
usaha pergaraman dan
kegiatan pendukungnya;
memiliki potensi untuk
124 | P a g e
RTRWN RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria Klasifikasi Kriteria
dijadikan kegiatan usaha
pergaraman dan kegiatan
pendukungnya yang diukur
dari parameter ekonomi,
biologi, fisika, kimia, dan
geografi; dan/atau
merupakan wilayah yang
telah dimanfaatkan untuk
kegiatan usaha
pergaraman dan kegiatan
pendukungnya
merupakan dumping area
yang digunakan untuk
tempat penimbunan hasil
kawasan pembuangan kegiatan kerja keruk; dan
hasil pengerukan di laut dapat berupa kawasan
pembuangan material dari
kegiatan pertambangan,
pelabuhan, dan lain-lain.
memiliki potensi sumber
daya air untuk air laut
dalam, air bersih, air
minum, kebutuhan sumber
air selain energi dan/atau
pemanfaatan lainnya
kawasan pemanfaatan air
sesuai dengan
laut selain energi
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi; dan/atau
memiliki kesesuaian ruang
untuk pemanfaatan air laut
selain energi
125 | P a g e
D.2.2 Rencana Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai Strategis Nasional/ Kawasan Andalan
Kawasan andalan dalam muatan RTRWN terdiri dari kawasan andalan darat dan kawasan andalan
laut. Adapun kriteria untuk kawasan andalan yaitu sebagai berikut :
Kawasan andalan darat terdiri dari kawasan andalan berkembang dan kawasan andalan prospektif
berkembang dengan kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria kawasan andalan berkembang meliputi :
a. memiliki paling sedikit 3 (tiga) kawasan perkotaan;
b. memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto paling sedikit 0,25% (nol
koma dua lima persen);
c. memiliki jumlah penduduk paling sedikit 3% (tiga persen) dari jumlah penduduk
provinsi;
d. memiliki prasarana berupa jaringan jalan, pelabuhan laut dan/atau bandar udara,
prasarana listrik, telekomunikasi, dan air baku, serta fasilitas penunjang
kegiatan ekonomi kawasan; dan
e. memiliki sektor unggulan yang sudah berkembang dan/atau sudah ada minat
investasi.
2. Kriteria kawasan andalan prospektif berkembang meliputi :
a. memiliki paling sedikit 1 (satu) kawasan perkotaan;
b. memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto paling sedikit 0,05% (nol
koma nol lima persen);
c. memiliki laju pertumbuhan ekonomi paling sedikit 4% (empat persen) per tahun;
d. memiliki jumlah penduduk paling sedikit 0,5% (nol koma lima persen) dari jumlah
penduduk provinsi;
e. memiliki prasarana berupa jaringan jalan, pelabuhan laut, dan prasarana lainnya
yang belum memadai; dan
f. memiliki sektor unggulan yang potensial untuk dikembangkan.
Kriteria kawasan andalan laut terdiri dari :
1. memiliki sumber daya kelautan;
2. memiliki pusat pengolahan hasil laut; dan
3. memiliki akses menuju pasar nasional atau internasional.
Adapun lokasi kawasan andalan adalah sebagai berikut :
126 | P a g e
Gambar 1.12 Peta Rencana Kawasan Andalan
127 | P a g e
E. Alur Migrasi Biota Laut
Alur migrasi biota laut merupakan alur yang diperuntukan untuk biota yang dilindungi dan
terancam punah dan/ atau alur untuk biota yang memiliki nilai strategis. Alur migrasi biota laut
menjadi bagian tersendiri dalam RTRWN karena perlu pengaturan tersendiri disamping rencana
struktur ruang, rencana pola ruang dan kawasan strategis nasional. Alur migrasi biota laut terdiri
dari :
Kriteria alur migrasi biota laut ditentukan sesuai dengan jenis biota yang memerlukan
perlindungan dalam bermigrasi.
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan ditetapkan dengan
kriteria sebagai berikut :
Kriteria kawasan strategis nasional sudut kepentingan pertahanan dan keamanan yaitu :
Lokasi kawasan strategis nasional sudut kepentingan pertahanan dan keamanan terdiri dari :
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan
kriteria sebagai berikut :
128 | P a g e
129 | P a g e
Gambar 1.13 Peta Rencana Alur Migrasi Biota Laut
130 | P a g e
Kriteria kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu :
Lokasi kawasan strategis nasional sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi terdiri dari :
131 | P a g e
27. Kawasan Biak.
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan sosial budaya ditetapkan dengan kriteria
sebagai berikut :
Kriteria kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan sosial budaya yaitu :
Lokasi kawasan strategis nasional sudut kepentingan sosial budaya terdiri dari :
F.4 Kawasan Strategis Nasional Sudut Kepentingan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/
atau Teknologi Tinggi
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/ atau
teknologi tinggi ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut :
Kriteria kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam
dan/ atau teknologi tinggi yaitu :
Lokasi kawasan strategis nasional sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/ atau
teknologi tinggi :
132 | P a g e
6. Kawasan Soroako dan Sekitarnya; dan
7. Kawasan Timika.
F.5 Kawasan Strategis Nasional Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan
Hidup
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut :
Kriteria kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup yaitu :
Lokasi kawasan strategis nasional sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup :
133 | P a g e
21. Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Raja Ampat;
Kawasan Taman Nasional Lorentz;
22. Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Teluk Bintuni
23. Kawasan Jantung Kalimantan (Hearth of Borneo);
24. Kawasan Danau Limboto.
Kawasan strategis nasional tertentu atau KSNT kawasan yang terkait dengan kedaulatan negara,
pengendalian lingkungan hidup, dan/atau situs warisan dunia, yang pengembangannya
diprioritaskan bagi kepentingan nasional.
Rekomendasi kriteria dan lokasi KSNT dijelaskan dalam matriks pada Tabel 1.15.
Kawasan Antarwilayah adalah kawasan Laut yang meliputi dua provinsi atau lebih yang dapat
berupa teluk, selat, dan Laut. Kawasan antarwilayah terdiri dari :
1. Teluk;
2. Selat; dan
3. Laut
Adapun rekomendasi kriteria dan lokasi Kawasan antarwilayah dijelaskan dalam matriks pada
Tabel 1.16.
134 | P a g e
Tabel 1.15 Matriks Sanding Draft Muatan Kawasan Strategis Nasional Tertentu
RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
KSNT KSNT
Kedaulatan Kedaulatan
Negara kawasan yang merupakan PPKT. Negara kawasan yang merupakan PPKT.
KSNT 1. Kepulauan Seribu, DKI KSNT 1. Kepulauan Seribu, DKI
Pengendalian Jakarta; Pengendalian Jakarta;
Lingkungan 2. Indramayu, Jawa Barat; Lingkungan 2. Indramayu, Jawa Barat;
Hidup 3. Kepulauan Hidup 3. Kepulauan
Karimunjawa, Jawa Karimunjawa, Jawa
Tengah; Tengah;
4. Pati, Jawa Tengah; 4. Pati, Jawa Tengah;
5. Nusa Penida, Bali; 5. Nusa Penida, Bali;
6. Kepulauan Derawan, 6. Kepulauan Derawan,
kawasan Kalimantan Timu; kawasan Kalimantan Timu;
yang 7. Tarakan, Kalimantan yang 7. Tarakan, Kalimantan
Utara; Utara;
merupakan merupakan
8. Teluk Banten, Banten; 8. Teluk Banten, Banten;
daerah daerah
9. Tanjung Lesung, 9. Tanjung Lesung,
cadangan cadangan
Banten; Banten;
karbon karbon
10. Biduk-biduk, 10. Biduk-biduk,
biru; Kalimantan Timur; biru; Kalimantan Timur;
dan/atau 11. Kepulauan dan/atau 11. Kepulauan
Sangkarang, Sulawesi Sangkarang, Sulawesi
Selatan; Selatan;
12. Ratatotok, Sulawesi 12. Ratatotok, Sulawesi
Utara; Utara;
13. Pulau Sangihe, 13. Pulau Sangihe,
Sulawesi Utara; Sulawesi Utara;
14. Pulau Lembeh, 14. Pulau Lembeh,
Sulawesi Utara; dan Sulawesi Utara; dan
15. Kema, Sulawesi Utara. 15. Kema, Sulawesi Utara.
kawasan 1. Selat Malaka Bagian kawasan 1. Selat Malaka Bagian
yang Selatan, Riau dan yang Selatan, Riau dan
signifikan Kepulauan Riau; signifikan Kepulauan Riau;
secara 2. Pulau Atauro, Maluku; secara 2. Pulau Atauro, Maluku;
ekologis 3. Ekoregion Laut Sulu- ekologis 3. Ekoregion Laut Sulu-
dan Sulawesi, Sulawesi Utara, dan Sulawesi, Sulawesi Utara,
biologis. Sulawesi Tengah, biologis. Sulawesi Tengah,
Gorontalo, Kalimantan Gorontalo, Kalimantan
Utara, dan Kalimantan Utara, dan Kalimantan
Timur; Timur;
4. Kepulauan Raja Ampat 4. Kepulauan Raja Ampat
dan Kepala Burung Pulau dan Kepala Burung Pulau
Papua, Papua Barat; Papua, Papua Barat;
5. Pegunungan Laut Barat 5. Pegunungan Laut Barat
Daya Pulau Palau, Daya Pulau Palau,
135 | P a g e
RTRL Rekomendasi RTRWN
Klasifikasi Kriteria Lokasi Klasifikasi Kriteria Lokasi
Perairan Laut Utara Perairan Laut Utara
Papua; Papua;
6. Kepulauan Caroline, 6. Kepulauan Caroline,
Utara Papua Nugini dan Utara Papua Nugini dan
Utara Papua, Perairan Utara Papua, Perairan
Laut Utara Papua; Laut Utara Papua;
7. Zona Upwelling Pantai 7. Zona Upwelling Pantai
Selatan Pulau Jawa dan Selatan Pulau Jawa dan
Barat Pulau Sumatera, Barat Pulau Sumatera,
Perairan Laut Barat Perairan Laut Barat
Sumatera dan Perairan Sumatera dan Perairan
Laut Selatan Jawa Bali Laut Selatan Jawa Bali
dan Nusa Tenggara dan Nusa Tenggara
merupakan merupakan
Cagar Cagar
Budaya Budaya
Nasional Nasional
yang yang
diusulkan diusulkan
sebagai sebagai
warisan warisan
dunia; dan dunia; dan
memiliki fitur hsik dan formasi memiliki fitur hsik dan formasi
biologi atau gabungan biologi atau gabungan
keduanya yang bernilai keduanya yang bernilai
KSNT Situs universal luar biasa dari sudut KSNT Situs universal luar biasa dari sudut
Warisan pandang keindahan atau ilmu Warisan pandang keindahan atau ilmu
Dunia pengetahuan; Dunia pengetahuan;
memiliki fitur geologis dan memiliki fitur geologis dan
1. Selat Bengkalis, Riau; 1. Selat Bengkalis, Riau;
merupakan formasi fisiografis dalam area merupakan formasi fisiografis dalam area
2. Laut Sulawesi, Sulawesi 2. Laut Sulawesi, Sulawesi
warisan tertentu sebagai habitat biota warisan tertentu sebagai habitat biota
Utara; dan Utara; dan
dunia yang Laut langka yang bernilai dunia yang Laut langka yang bernilai
3. Banggai Kepulauan, 3. Banggai Kepulauan,
alami universal luar biasa dari sudut alami universal luar biasa dari sudut
Sulawesi Tengah. Sulawesi Tengah.
pandang ilmu pengetahuan dan pandang ilmu pengetahuan dan
konservasi; dan/atau konservasi; dan/atau
berupa situs alami atau area berupa situs alami atau area
tertentu yang bernilai universal tertentu yang bernilai universal
luar biasa dari sudut pandang luar biasa dari sudut pandang
ilmu pengetahuan, konservasi, ilmu pengetahuan, konservasi,
dan keindahan alamiah. dan keindahan alamiah.
136 | P a g e
Tabel 1.16 Matriks Sanding Draft Muatan Kawasan Antarwilayah
137 | P a g e
6. Laut Sulawesi, Kalimantan 6. Laut Sulawesi, Kalimantan
Utara - Kalimantan Timur - Utara - Kalimantan Timur -
Sulawesi Tengah - Gorontalo - Sulawesi Tengah - Gorontalo -
Sulawesi Utara; Sulawesi Utara;
7. Laut Halmahera, Maluku Utara - 7. Laut Halmahera, Maluku Utara -
Maluku - Papua Barat; Maluku - Papua Barat;
8. Laut Seram, Maluku Utara - 8. Laut Seram, Maluku Utara -
Maluku - Papua Barat; Maluku - Papua Barat;
9. Laut Maluku, Sulawesi Utara - 9. Laut Maluku, Sulawesi Utara -
Sulawesi Tengah - Maluku Utara; Sulawesi Tengah - Maluku Utara;
10. Laut Flores, Nusa Tenggara 10. Laut Flores, Nusa Tenggara
Barat - Nusa Tenggara Timur - Barat - Nusa Tenggara Timur -
Sulawesi Selatan; Sulawesi Selatan;
11. Laut Sawu, Nusa Tenggara 11. Laut Sawu, Nusa Tenggara
Barat - Nusa Tenggara Timur; Barat - Nusa Tenggara Timur;
12. Laut Barat Sumatera, 12. Laut Barat Sumatera,
Lampung - Bengkulu - Sumatera Lampung - Bengkulu - Sumatera
Barat - Sumatera Utara - Aceh; Barat - Sumatera Utara - Aceh;
13. Laut Selatan Jawa Bali dan 13. Laut Selatan Jawa Bali dan
Nusa Tenggara, Banten - Jawa Nusa Tenggara, Banten - Jawa
Barat - Jawa Tengah - Daerah Barat - Jawa Tengah - Daerah
Istimewa Yogyakarta - Jawa Timur Istimewa Yogyakarta - Jawa
- Bali - Nusa Tenggara Barat - Timur - Bali - Nusa Tenggara
Nusa Tenggara Timur; dan Barat - Nusa Tenggara Timur; dan
14. Laut Utara Papua, Sulawesi 14. Laut Utara Papua, Sulawesi
Utara - Maluku Utara - Papua Utara - Maluku Utara - Papua
Barat - Papua. Barat - Papua.
138 | P a g e