Anda di halaman 1dari 11

Novel Hujan Karya Tere Liye: Dunia di Masa Depan yang

Penuh Kecanggihan

Nama: M. Anwar Rif'an


Kelas: 9A
No. Absen: 24

SMP Negeri 2 Buduran


Tahun Ajaran 2022/2023

i
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
resensi yang berjudul “Novel Hujan Karya Tere Liye: Dunia di Masa Depan yang
Penuh Kecanggihan” ini dapat tersusun dengan baik selesai tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Saya sangat berharap semoga resensi ini dapat bermanfaat untuk memberikan
gambaran singkat kepada pembaca tentang novel Hujan karya Tere Liye.

Saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
resensi ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
resensi ini.

Sidoarjo, 8 Desember 2022

ii
Daftar Isi

Cover ................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................... iii
Pembahasan ...................................................................
1. Konteks ................................................................... 1
2. Pendahuluan ................................................................... 1
3. Sinopsis ................................................................... 2
4. Kelebihan ................................................................... 6
5. Kekurangan ................................................................... 7

iii
Pembahasan

1. Konteks

Judul Buku : Hujan


Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Umum
Tahun terbit : 2016
Tebal buku : 320 halaman

2. Pendahuluan

Hujan merupakan karya Tere Liye yang berhasil menduduki Best Seller.
Hujan ini berhasil diterbitkan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama pada Januari
2016 lalu. Novel setebal 320 halaman ini, mengambil latar di tahun 2042 hingga
2050 dengan genre science fiction (sci-fi) yang mengisahkan dunia di masa depan

1
penuh akan kecanggihan teknologi. Dengan kata lain, pesan manusia pun
tergantikan dengan adanya keberadaan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir
tersebut.

3. Sinopsis

Novel ini mengisahkan percintaan dan perjuangan hidup seorang


perempuan bernama Lail. Ketika Lail baru berusia 13 tahun, dirinya harus menjadi
seorang anak yatim piatu. Di hari pertama ia sekolah, ada sebuah bencana gunung
meletus dan gempa dahsyat sehingga menghancurkan kota di mana ia menetap,
bahkan merenggut nyawa ibu serta ayah Lail.

Letusan Gunung Api Purba melebihi letusan dari Gunung Krakatau dan
Gunung Api Tambora. Beruntungnya, ia berhasil ditolong dan diselamatkan oleh
seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, Esok namanya. Ibu Esok tidak meninggal,
tetapi kedua kakinya diharuskan diamputasi.

Selama kurang lebih satu tahun dari bencana tersebut, Lail dan Esok tinggal
di sebuah pengungsian, keduanya tidak terpisahkan bagaikan kakak dan adik,
semua orang pun mengetahui mereka berdua. Keduanya pun kerap kali membantu
petugas pengungsian. Sampai akhirnya, pemerintah memberikan pemberitahuan
untuk menutup tempat pengungsian. Hal itulah yang menyebabkan Esok dan Lail
menjadi terpisah.

Lain akan menetap di sebuah panti sosial, sementara Esok nyatanya


diangkat menjadi anak oleh salah satu keluarga. Di panti sosial di mana Lail
menetap, dirinya mendapat seorang teman, tepatnya teman sekamarnya yang sangat

2
ceria, lucu, dan penuh akan semangat membara bernama Maryam. Maryam
mempunyai rambut kribo yang halus.

Di panti sosial ada beberapa peraturan yang perlu dipatuhi dan dilaksanakan
oleh Lail juga Maryam. Lail yang kadang kala merindukan sosok Esok, membuat
mereka berdua mempunyai jadwal pertemuan yang terbilang rutin. Meski hanya
satu bulan satu kali, tetapi bagi Lail, hal tersebut adalah momen yang sangat
ditunggu-tunggu dan berarti.

Pertemuan keduanya sekadar berbagi cerita dari aktivitas atau kegiatan yang
biasa masing-masingnya lakukan. Namun, sayangnya, jadwal rutin tersebut
terpaksa berubah ketika Esok harus meneruskan pendidikannya di ibu kota. Lail
dan Esok hanya berjumpa ketika liburan semester.

Lail mencoba untuk menyibukkan dirinya dengan berbagai aktivitas yang


bermanfaat. Kemudian, Lail dan Maryam mendaftarkan dirinya di sebuah
organisasi relawan dan ternyata mereka adalah relawan yang paling muda.

Tak hanya itu, keduanya pun mengukir prestasi, salah satunya adalah
mereka ditempatkan pada sektor 2 di mana ada dua kota kembar terletak di hulu
dan hilir yang dinyatakan berjarak 50 kilometer. Ketika itu, bendungan di hulu
retak, lalu bilamana bendungan tersebut jebol, akan menghancurkan dua kota
kembar tersebut.

Memang hanya ada satu cara untuk mencapai hilir ketika itu, yakni berlari
secepat mungkin dengan terjangan badai yang luar biasa kencangnya. Dengan
keberanian dan aksi heroik yang dilakukan oleh Lail dan Maryam, keduanya

3
berhasil memperingati kota itu dan jasa mereka nyatanya membuahkan perhargaan.
Kesibukan yang dijalani Lail membuat dirinya mampu mengalihkan rasa rindunya
pada Esok.

Esok setiap kali datang untuk menemui Lail, menaiki sepeda dengan warna
merah yang dulu ketika bencana kerap kali mereka gunakan, lalu dilengkapi dengan
topi pemberian Lail. Esok menghampirinya tanpa terduga-duga.

Namun, sayangnya, frekuensi pertemuan keduanya pun semakin jarang.


Lail dan Esok hanya dapat bertemu selama sekali dalam satu tahun, itu juga apabila
Esok tidak sibuk. Lail tidak pernah menghubungi Esok begitupun sebaliknya.
Terkadang dirinya menanyakan kabar Esok pada ibu Esok begitupun dengan Esok.
Usut punya usut, nyatanya keluarga yang mengadopsi Esok merupakan keluarga
dari seorang wali kota.

Singkat cerita, Esok yang sedang mengerjakan proyek sebuah kapal luar
angka, hendak membawa penduduk di bumi ke luar angkasa guna menghindari
bencana dahsyat yang dikhawatirkan akan melebihi gunung meletus pada masa itu.
Bencana tersebut, yaitu di mana suhu bumi akan semakin memanas yang
diakibatkan kerusakan lapisan stratosfer karena keegoisan para manusia bumi.

Semenjak peristiwa gunung meletus, iklim di bumi sangat tidak terkendali.


Para petinggi dari negara mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) guna
memecahkan personal tersebut. Akhirnya, para petinggi negara subtropis dan tropis
berlomba mengirimkan pesawat hingga berkali-kali untuk mengeluarkan dan
menyemprotkan gas anti sulfur dioksida di lapisan stratosfer.

4
Dalam jangka yang terbilang singkat, hal tersebut memang membuat iklim
kembali pulih, tetapi persoalan baru justru muncul. Esok dengan kecerdasan yang
dimilikinya pun ikut andil dalam proyek tersebut. Namun, sangat disayangkan
karena penduduk yang dapat pergi dari bumi tidaklah semua, melainkan dipilih
secara random.

Esok memiliki dua tiket dalam kapal tersebut. Hingga suatu hari, wali kota
menghampiri Lail dan memohon pada Lail apabila ia diberikan tiket oleh Esok, wali
kota itu meminta agar tiketnya diberikan pada anaknya, yaitu Claudia. Terjadilah
kesalahpahaman dalam kejadian tersebut.

Lail telah tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang dewasa, ia seakan
memahami dengan perasaan yang tengah dialami dan dirasakannya. Lail
membutuhkan sebuah kepastian dari Esok. kemudian, satu hari sebelum hasil
pengumuman dari pemerintah, Lail tidak mendapati kabar dari Esok, perasaannya
pun menjadi kacau.

Di akhir waktu menjelang penerbangan pesawat itu, Lail malah


memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan modifikasi ingatan. Ia ingin
menghilangkan semua beban pikirannya dan menghapus itu semua dari ingatannya.
Ternyata, Esok tengah menjalani proses pemindahan data sampai tidak dapat
memberikan kabar pada Lail.

Proses operasi tersebut tidak dapat dihentikan meskipun dirinya telah


membuat banyak teknologi mutakhir di seluruh dunia. Namun, Esok terlambat.
Akankah, Lail melupakan Esok? Bagaimana dengan semua kenangan manis yang
mereka lakukan di masa dulu? Baca kelanjutan kisahnya di novel Hujan karya Tere
Liye.

5
4. Kelebihan

Dalam setiap karya tulis novel, tentu memuat nilai kelebihan dan
kelemahan. Kelebihan dalam novel ini terletak pada topik atau tema yang
diangkat, dibungkus dengan bahasa yang ringan dan sederhana sehingga mudah
dipahami. Walaupun novel ini memiliki halaman yang terbilang tebal, tetapi alur
ceritanya sangatlah menarik perhatian dan minat para pembacanya.

Alur ceritanya sesuai, tidak bertele-tele, dan tidak dipanjang-panjangkan


sehingga pembaca tidak akan jenuh. Kemudian, ada beberapa bagian yang
ceritanya terkesan dipercepat, membuat alur ceritanya sulit diterka-terka oleh
pembacanya dan membuat penasaran. Tidak sedikit kejutan menarik yang belum
pernah terpikirkan sebelumnya.

Contohnya, yaitu pada saat terjadinya gunung meletus yang


mengakibatkan musim dingin berlangsung lama. Hal itu karena adanya campur
tangan manusia sehingga cuacanya berubah menjadi musim panas dan malah
menyebabkan bencana serta kesengsaraan.

Tidak ada yang mengetahui kapan musim panas itu berakhir, bahkan hujan
pun tidak turun-turunnya membasahi bumi ini. Beberapa hal itu justru mampu
membuat luas imajinasi para pembacanya. Terlebih, adanya berbagai teknologi
canggih yang dimuat dalam novel Hujan ini. Contohnya, anting-anting yang
memiliki fungsi sebagai pemandu online, kendaraan dengan tanpa sopir, alat

6
komunikasi yang ditanam di tangan, dan tentunya masih banyak lagi teknologi
mutakhir lainnya.

Segala benda yang ada di novel ini seolah nyata dan terkesan akan ada di
kehidupan ke depannya. Dalam hal ini, imajinasi liar dari para pembaca akan
kembali bekerja. Kemudian, yang menjadi hal menarik lainnya adalah pada
sampul belakang di novel ini pun tidak adanya sinopsis dan daftar isi. Hal tersebut
yang justru menjadi daya pikat dan mengundang ketertarikan pembaca pada novel
ini.

5. Kekurangan

Kelemahan dalam suatu karya tulis bukanlah menjadi hal yang baru.
Pasalnya, hal tersebut dapat terjadi pada hasil karya tulis siapapun, entah itu dari
karya seorang penulis yang terkenal sekalipun. Demikian pula pada karya dari
seorang penulis kenamaan yang satu ini, Tere Liye. Pada karya tulisnya yang
bertajuk Hujan ini, terdapat beberapa kelemahan yang memuat di dalamnya.

Penulis mengilustrasikan karakter dari sosok Lail dengan kurang kuat.


Dalam hal ini, Lail hanyalah seorang gadis lemah, mudah menangis, dan tidak
mempunyai sikap inisiatif. Mungkin dapat dikatakan apabila tidak adanya sosok
Maryam, Lail bisa saja tidak dapat mencapai titik keberhasilan.

Lail selaku tokoh utama, alangkah baiknya divisualisasikan sebagai sosok


inisiator, bukanlah sebagai pengikut. Walaupun dalam cerita di novel ini, hasil akhir
dari ajakan temannya itu baik pula. Selain itu, segala aspek yang memuat di

7
dalamnya murni hanya membahas mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa
menyinggung persoalan agama sedikitpun

Namun, sang penulis menyebutkan bahwa seterkemuka dan secanggih


apapun suatu teknologi, tidak ada yang dapat mengalahkan kekuasaan dari Tuhan.
Hal tersebut bisa dikatakan bertentangan dengan persoalan yang telah disinggung
sebelumnya. Terbukti bahwa di novel ini tidak adanya kegiatan yang menyinggung
keagamaan, seperti bentuk ibadah atau berdoa.

Novel Hujan ini dapat dijadikan salah satu bacaan yang direkomendasikan,
terlebih bagi penggiat hasil karya tulis dari Tere Liye. Persahabatan, dikisahkan
melalui persahabatan antara Lail dan Maryam yang menitipkan pesan akan suatu
jalinan persahabatan dalam menjalani kehidupan di panti asuhan. Persahabatan
digambarkan guna saling menguatkan dan membantu, baik dalam keadaan suka
maupun duka. Dalam kisah di novel ini, tentu ada banyak hal yang dapat saling
dimengerti dan dipahami antara dua orang sahabat sejati dengan tanpa berbicara
sepatah kata pun.

Itulah resensi dari novel “Hujan” karya Tere Liye. Selamat membaca!

Anda mungkin juga menyukai