Anda di halaman 1dari 3

No.

1/XX/2001 Hatidjo, Pendidikan Moral

Pendidikan Moral Bangsa

 Dr. H. Hatidjo Gandjarrahardja, M. Pd.


Universitas Pendidikan Indonesia

Sudah banyak orang memperbincangkan usianya tidak sesuai dengan apa yang
masalah moral, khususnya moral secara perorangan semestinya.
atau pribadi. Dari moral pribadi-pribadi jadilah moral c. Moral terpuji yaitu perbuatan yang dilakukan
sesuatu kelompok atau suatu perkumpulan yang melebihi kualitasnya dan ukuran rata-rata.
akhirnya membentuk moral sesuatu bangsa. Moral seperti ini bisa terjadi pada orang-orang
Moral disini diartikan sebagai suatu pola yang mendapat penilaian baik terutama dari
tingkah laku yang menggambarkan perbuatan baik orang-orang yang sudah dikenalnya.
secara disengaja maupun tidak disengaja dalam Dengan melalui pelatihan dan pendidikan yang
kehidupan sehari-hari tentang apa yang baik dan teratur akan terciptalan keadaan
dipikirkannya. manusia-manusia dengan moral yang terpuji.
Orang mengatakan moral yang baik apabila d. Moral yang bisa ditularkan kepada orang lain.
disepakati oleh banyak orang dan merupakan standar Sesuatu moral yang sudah dapat digolongkan
yang berlaku umum. Sebaliknya moral yang kedalam moral yang baik, sebenarnya dapat
dihindari atau dijauhi adalah moral yang tidak baik. ditularkan atau diterapkan kepada orang lain.
Dalam hubungan dengan moral bangsa yaitu
Moral yang diharapkan moral yang berlaku pada seluruh bangsa bisa
dicapai dengan mengacu kepada moral
Sebagaimana diungkapkan di atas moral yang Pancasila.
diharapkan adalah moral yang sesuai dengan norma Secara singkat moral yang mendasarkan kepada
atau ukuran umum masyarakat. Lebih jauh lagi sila Ketuhanan Yang Mahaesa, Perikemanusiaan
agama telah memiliki kaidah-kaidah yang sudah yang adil dan beradab, Kerakyatan yang
tidak diragukan lagi akan kebaikan dan dipimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam
kelebihannya. permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial
Ada beberapa perilaku seseorang yang bagi seluruh rakyat Indonesia.
menggambarkan moral yang baik yang Sebagaimana dimaklumi Pancasila itu
diharapkan seperti: merupakan sumber moral bagi kehidupan bangsa
a. Moral berupa ucapan atau perkataan antara lain: Indonesia dan secara kualitas telah menyebar ke
Tidak berkata bohong atau berdusta. Berbohong seluruh rakyat.
atau berdusata itu sebenarnya mengingkari e. Moral yang bisa dilestarikan untuk menjaga
sesuatu kebenaran atau kenyataan. Seseorang keutuhan dan kesinambungan moral itu perlu
yang sudah makan ketika ditanya temannya dilestarikan atau diawetkan. Ia harus berlaku
mengatakan belum makan misalnya. setiap saat dan berlaku dimana-mana.
Jangankan berbohong kepada orang lain, Indonesia perlu memiliki moral yang baik,
membohongi diri sendiri pun merupakan moral terpuji, lestari dan dimiliki oleh seluruh bangsa.
yang tidak baik. Bangsa Indonesia perlu tetap dalam moral
b. Moral berupa tindakan atau ungkapan yang kebersamaan, kegotong-royongan, persaudaraan.
dinyatakan dalam perilaku. Ada bermacam Moral itu tidak lekang perobahan jaman, tidak
kelakuan orang yang menggambarkan moral surut oleh pergantian waktu, tidak tersisih oleh
tidak terpuji antara lain moral berupa tindakan berbagai kepentingan sesaat. Ia akan tetap
menyimpang dari kebiasaan atau menyeleweng. lestarai baik masa kini maupun masa mendatang.
Dan bahkan moral kekanak-kanakan yaitu
perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang yang
Berbagai kendala yang dihadapi

Mimbar Pendidikan
51
Hatidjo, Pendidikan Moral No. 1/XX/2001

Tidak dapat disangkal, bahwa suatu kondisi kita sendiri dan mana-mana yang harus
penegakkan atau pembinaan moral tidak semudah ditolak.
yang diperkirakan orang. Ia menghadapiberbagai
riantangan atau kendala baik yang datang dari dalam Bagaimana cara mengatasinya?
maupun dari luar.
a. Yang berasal dari dalam Baik penyebab faktor intern maupun ekstern
Walaupun kita sudah memiliki suatu formula perlu dicari dan ditemukan cara mengatasinya secara
atau pedoman yaitu berupa Pancasila yang efektif. Tanpa usaha yang serius sangat sulit
memang sudah terbukti ketangguhannya, namun menghdapi faktor ini, yaitu faktor yang menyangkut
faktor yang datang dari dalam terutama unsur segi moral dan mental. Bila dibandingkan dengan
manusianya merupakan kendala yang paling masalah fisik atau jasmani, memang masalah moral
besar. Memang benar kalau ada ungkapan “the ini tidak mudah diketahui dan difahami.
man behind the gun”. Jadi faktor pelakunya atau a. Pada penyebab faktor intern atau dari dalam bisa
orang yang mengalaminya yang menjadi kendala dilakukan melalui pendidikan atau semacam
paling besar. Dan kita memahami bahwa latihan, penataran dan sebagainya.
manusia bukanlah sebuah mesin atau robot yang Pendidikan moral dapat juga melalui PMP
bisa diprogram dan dikendalikan, melainkan (Pendidikan Moral Pancasila) di sekolah-
suatu makhluk hidup yang bisa berubah-ubah sekolah, Pendidikan ini dapat membina
yang mengikuti situasi dan kondisi jiwanya. kepribadian bangsa, perilaku bernegara,
Kondisi dan situasi manusia memang merupakan berbangsa, dsb.
kendala yang paling besar dan bahkan sangat Dengan memahami dan mengamalkan sila-sila
dominan dan selalu berubah-ubah. Mungkin dalam Pancasila, diharapkan setiap orang dapat
sejalan dengan sifat dunia yang selalu dalam terbina moralnya, khususnya secara pribadi
keadaan relatif. dalam kehidupannya.
b. Yang berasal dari luar b. Pada penyebab faktor ekstern atau pengaruh dari
Faktor ekstern atau yang berasal dari luar sangat luar seperti kebudayaan ada adat kebiasaan
besar pengaruhnya terhadap moral seseorang, asing, film-film asing yang bertentangan dengan
demikian pula terhadap moral bangsa. Dengan kehidupan bangsa pada umumnya perlu
bervariasinya kebudayaan bangsa-bangsa di perhatian khusus, misalnya dengan usaha-usaha
dunia ini menyebabkan suatu bangsa yang selektif artinya tidak sembarangan meniru
mempengaruhi bangsa lain. Adat kebiasaan dari atau menjiplak.
sesuatu bangsa mempengaruhi adat kebiasaan Kebudayaan dan adat kebiasaan asing yang
bangsa yang lain. bertentangan dengan agama yang dianut perlu
Moral yang dianggap moral yang baik yang disensor atau ditolak sama sekali.
dimiliki oleh sesuatu bangsa mungkin dianggap Dan sebaliknya kebudayaan kita harus
jelek bagi bangsa lain, karena tidak sesuai dilestarikan dan dibina dengan sebaik-baiknya. Jadi
dengan karakter dan kepribadian bangsa lain. disamping menseleksi kebudayaan asing,
Sangat disayangkan contoh moral yang dianggap kebudayaan kita sendiri harus kita bina dan kita
baik oleh suatu bangsa lalu ditiru oleh bangsa kembangkan.
lain (oleh kita), padahal tidak sesuai dengan
karakter bangsa yang menirunya. Mereka Pembinaan Moral
menganggap moral yang cukup baik atau cocok
Siapakah yang bertanggungjawab membina
dengan seleranya, padahal sangat bertentangan
moral bangsa itu? Pada dasarnya ada tiga lembaga
dengan moralnya yang sedang berlaku. Gejala
atau penanggungjawab atas moral bangsa. Ketiga hal
meniru kebiasaan bangsa lain tentunya dapat
tersebut adalah:
merusak tatanan kehidupan moral bangsa
a. Rumah dan Keluarga.
sendiri. Sebenarnya kita dapat meniru atau
Pertama-tama pendidikan moral itu adalah
mengadaptasi moral bangsa lain, tetapi dengan
rumah atau keluarga. Kita mengetahui dan
syarat kita harus selektif, dapat memilih mana-
menyadari bahwa tiap orang merupakan anggota
mana yang sekiranya cocok dengan situasi dan
dari rumah atau keluarga. Pada keluarga yang

Mimbar Pendidikan
52
No. 1/XX/2001 Hatidjo, Pendidikan Moral

utuh, maka seseorang akan mendapatkan merupakan wujud kesatuan dan persatuan yang
pendidikan moral yang benar. Dalam kokoh dan kuat. Tinggal saja kita perlu
keluargalah kita mengharapkan terbinanya mengoperasionalkannya, merincinya sesuai
moral, terutama moral yang bersumber pada dengan kebutuhan.
agama. Maka sudah pada tempatnya keluarga-
keluarga mendapat bimbingan dan pembinaan Kesimpulan.
tentang moral baik melalui lembaga-lembaga
formal maupun non-formal. Demikianlah selintas uraian mengenai
Misalnya melalui pembinaan berupa ceramah, Pendidikan moral bangsa yang dapat kami
pengajian dan sebagainya. Melalui RT dan RW, sampaikan. Secara garis besarnya adalah sebagai
masalah moral itu bisa dibimbing, dibina dan berikut:
dilestarikan. a. Moral bangsa yang sedang kita alami dewasa ini
b. Sekolah atau Lembaga Pendidikan di negara kita banyak mendapat tantangan dan
Melalui sekolah atau lembaga pendidikan perlu dikembangkan sesuai dengan keadaan
dengan kurikulum yang terorganisasikan, jaman yang selalu berkembang.
pendidikan moral dapat diajarkan dan b. Masih banyak kendala, halangan, rintangan yang
dikembangkan dengan baik. Dengan tersedianya dihadapi dan seyogyianya tidak menjadikan
guru yang baik dan dapat diandalkan serta bangsa kita putus asa.
dengan metode yang tepat, masalah moral akan c. Perlu usaha-usaha untuk mengatasinya atau
dapat disampaikan sesuai dengan tujuannya. menanggulanginya antara lain melalui
Di samping sekolah mengajarkan berbagai ilmu pendidikan moral secara formal di sekolah-
pengetahuan, secar implisit disampaikan juga sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan
masalah moral dan akhlak. Ditinjau dari segi lainnya.
agama masalah tersebut dibahas dalam d. Pembinaan yang terus menerus di masyarakat
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang baik melalui kursus, pendidikan informal atau
Mahaesa, atau disebut iman dan takwa. non formal, pertemuan-pertemuan, rapat-rapat
Sehingga ada ungkapan, kita harus mempelajari RT/RW dan sebagainya.
iptek dan imtak. Jadi bukan hanya ilmu
pengetahuan dan teknologi saja tetapi harus Daftar Pustaka
dibarengi oleh iman dan takwa.
c. Masyarakat Depdiknas (2000), Dirjen P.T., Penyempurnaan
Masyarakat adalah tempat berkumpulnya Kurikulum Inti M.K. Pengembangan
berbagai jenis dan tipe manusia, bervariasinya Kepribadian Pendidikan Agama pada P.T.
macam suku bangsa, agama, adat kebiasaan dan di Indonesia, tahun 2000.
sebagainya. Memang agak sulit menyeragamkan
masalah moral, menyatukan hal-hal yang
Hatidjo Gandjarrahardja, Aplikasi Belajar
berbeda-beda menjadi satu kesatuan. Maka Berbasis Iptek yang berjiwa Imtak, Orasi
melalui dasar negara Pancasila, akan terbentuk Ilmiah dalam rangka Wisuda lulusan
suatu kesatuan dan persatuan. STBA Yapari-ABA Bandung, 30 Oktober
Moral bangsa yang baik dapat terwujud dengan 2000.
saling menghormati, saling menghargai dan Nottingham, Elizabeth K. (1994), Agama dan
saling membantu antara satu dengan yang lain, Masyarakat, PT. Raja Grafindo Persada,
antara adat istiadat suku bangsa yang satu
Jakarta, 1994.
dengan adat istiadat suku bangsa lainnya.
Kembali ke moral bangsa yang berdasarkan Pancasila/P4 (1994), Bahan Penataran P-4, BP-7
Pancasila sebagai satu kesepakatan bersama, Pusat, Jakarta.

Mimbar Pendidikan
53

Anda mungkin juga menyukai