Anda di halaman 1dari 22

KONDISI NUTRISI

DAN GIZI DI
PROVINSI JAWA
TIMUR
Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur
Kategori Masalah
Gizi Masyarakat Masalah
Prevalensi Prevalensi
Gizi
Pendek Kurus
Masyarakat
Kurang dari Kurang dari
Baik
20% 5%
kurang dari 5% atau
Akut
20% lebih
20% atau Kurang dari
Kronis
lebih 5%
20% atau 5% atau
Akut + Kronis
lebih lebih

Sumber: Modifikasi WHO, 1997


BALITA BERAT BADAN KURANG (UNDERWEIGHT)

• Anak umur 0 sampai 59 bulan


dengan kategori status gizi
berdasarkan indeks Berat
Badan menurut Umur (BB/U)
memiliki Z-score kurang dari -2
SD
• BGM
PROSENTASE UNDERWEIGHT BULTIM AGUSTUS 2022
DI JAWA TIMUR

Sumber Data : Sigizi Terpadu / EPPGBM per 23 Oktober 2022


• Anak umur 0 sampai 59 bulan dengan
kategori status gizi berdasarkan indeks
Berat Badan menurut Panjang Badan
Balita Wasting (BB/PB) atau Berat Badan menurut
Tinggi Badan menurut Umur (BB/TB)
(Gizi Kurang memiliki Z-score kurang dari -2 SD
dan Gizi
Buruk)
Prosentase Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk)

Sumber Data : Sigizi Terpadu / EPPGBM per 23 Oktober 2022


Balita Stunting
(Pendek dan Sangat Pendek)
Anak umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori
status gizi berdasarkan indeks Panjang Badan
menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut
Umur (TB/U) memiliki Z-score kurang dari -2 SD
PROSENTASE STUNTING BULTIM AGUSTUS 2022 DI JAWA TIMUR

Sumber Data : Sigizi Terpadu / EPPGBM per 23 Oktober 2022


Grafik Status Gizi Balita A Desa X Zona Gizi Baik
BB/U
2 tahun 11 bulan
-1,9
Aug-21 Sep-21 Oct-21 Nov-21 Dec-21 Jan-22 Feb-22 Mar-22 Apr-22
-2

-2,1 Zona Underweight


-2,14 -2,13
BB/U -2,15
-2,2 -2,19 -2,18
-2,2

-2,3 -2,28

-2,4
Lepas Pantau
-2,42

-2,5
-2,52

-2,6
KMS
Intervensi Yang dilakukan Sektor Kesehatan

Bayi Underweight Gizi Buruk

Asi Eks
PMT TLGB
MP ASI
Intervensi Yang diharapkan
dilakukan Keluarga dan Masyarakat

Pola Asuh

Ketersediaan, Pengolahan Pangan

Daya beli, Kemauan membeli, Kemampuan memilih


Underweight adalah tanda atau sinyal untuk mengidentifikasi adanya
masalah gizi pada balita agar tidak gagal tumbuh. Angka
prevalensi underweight yang yang dapat diterima yaitu <
10%. Menurut WHO angka underweight 10% keatas dianggap
sebagai masalah kesehatan masyarakat. Jika ada masalah gizi
underweight, Langkah berikutnya melakukan justifikasi Masalah Gizi
yang ada tersebut merupakan masalah gizi akut atau wasting
(jumlah total balita kurus dan sangat kurus), atau masalah gizi sudah
pada tahap kronis atau stunting (terdiri dari balita pendek dan sangat
pendek). Untuk angka prevalensi wasting yang dapat diterima yaitu <
5%. Jika 5% keatas dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat
oleh WHO. Sedangkan untuk stunting angka prvalensi yang baik atau
dapat diterima adalah < 20%.
• Daging tanpa lemak
• Daging ayam
• Ikan dan makanan laut
• Telur
• Produk olahan susu
• Susu, keju, dan yoghurt merupakan produk
olahan susu yang tinggi kandungan protein
sekaligus kalsium dan vitamin D.
• Kacang-kacangan
• Kacang tanah dan almond termasuk jenis
makanan yang mengandung protein tinggi.
•Brokoli
•Kedelai​, mengandung 9 jenis asam amino esensial.
•Tahu dan tempe​, kaya akan isoflavon,
yaitu antioksidan yang berfungsi
untuk melawan radikal bebas.​
•Jamur​, Selain dikenal sebagai sumber protein dan
serat yang rendah kalori.​
• Protein adalah satu dari sejumlah zat gizi penting yang
menyumbang beragam manfaat untuk tubuh. Mulai
dari menyumbang energi, membangun sel dan
jaringan tubuh, memperbaiki sel dan jaringan yang
rusak, meningkatkan sistem imun, serta membantu
menjaga keseimbangan cairan.
• Enzim merupakan jenis protein yang ditemukan di
dalam sel. Enzim bertanggung jawab terhadap banyak
sekali reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh,
misalnya untuk kontraksi otot, pembekuan darah,
dan mencerna makanan.
https://www.alodokter.com/fungsi-protein-penting-mendukung-tubuh-siap-beraktivitas
Karbohidrat
• Sumber energi utama
• fungsi karbohidrat yang utama adalah
sebagai sumber energi bagi tubuh.
Karbohidrat akan dipecah menjadi gula di
dalam tubuh.
• Dengan bantuan hormon insulin, gula
dalam darah akan memasuki sel tubuh dan
diolah menjadi energi. Kelebihan gula atau
glukosa dalam tubuh akan disimpan di
dalam otot dan hati sebagai glikogen. Bila
benar-benar tidak terpakai, glukosa akan
diubah menjadi lemak.
• 2. Pengendali berat badan
• Karbohidrat kompleks, sepeti roti gandum, kaya akan
serat yang dapat memberikan efek kenyang lebih
lama dan menurunkan berat badan.
• 3. Pencegah berbagai penyakit
• Serat dalam karbohidrat kompleks diduga mampu
menekan risiko penyakit jantung, obesitas, dan
gangguan pencernaan.
• Sumber karbohidrat yang kaya akan serat meliputi
sayur, kentang atau ubi yang masak dengan kulit, dan
biji-bijian utuh.
• https://www.alodokter.com/jangan-dihindari-fungsi-
karbohidrat-penting-untuk-tubuh
1. Faktor Genetik
Faktor genetik di sini adalah tinggi kedua
orangtua.
FAKTOR YANG 2. Faktor Nutrisi
MEMENGARUHI Jaga kecukupan nutrisi dengan
TINGGI BADAN mengonsumsi protein, kalsium, dan
berolahraga secara teratur.
Cukupi juga kebutuhan protein hewani
dan protein nabati
FAKTOR YANG MEMENGARUHI TINGGI
BADAN
3. Faktor Aktivitas

Aktivitas yang berhubungan dengan penambahan tinggi badan adalah


olahraga. olahraga yang memberikan beban pada tulang panjang kaki,
misalnya atletik, lompat tali, joging, basket, badminton, renang, atau olahraga
yang sejenis. Dengan melakukan olahraga ini, tulang akan dirangsang untuk
tumbuh lebih panjang karena hentakan berat badan.
• https://www.halodoc.com/artikel/3-faktor-yang-memengaruhi-tinggi-badan
Pantau pertumbuhan dan perkembangan
Bayi dan Balita Secara Rutin

Tingkatkan kesejahteraan
Peran
PKK/Keluarga Tingkatkan pengetahuan dan ketrampilan
memilih, mengolah dan menyajikan makanan

Budayakan aktiftas fisik ( berjalan, berlari,


melompat )

Tingkatkan peran Ayah dalam upaya


perbaikan gizi keluarga

Anda mungkin juga menyukai