Anda di halaman 1dari 80

[ORION]

By

[HIKKI.2210]
INT. KAMAR TIDUR — DAY
Jam menunjukkan pukul 06.30. Seorang remaja sedang tertidur
pulas di atas kasurnya. Seorang wanita berteriak memanggil
namanya dari dapur. Tapi anak itu tetap tidur.
Terdengar suara ketukan dari pintu. Ketukannya semakin keras.
Beberapa saat kemudian, seorang wanita membuka pintunya.

IBU
Ya ampun, Zaki! Ini sudah jam
setengah 7! Cepat bangun!
Zaki bangun dengan malas.

ZAKI
Ada apa sih, bu? Aku masih
mengantuk. (mengantuk)
Ibu menarik pipi Zaki yang masih mengantuk.

IBU
Ini hari senin, lho!
Mendengarnya nyawa Zaki langsung terkumpul sempurna dan segera
bangkit dari kasur dengan panik dan keluar kamar.

ZAKI
Kenapa Ibu tidak membangunkanku!?
(panik)

IBU
Kamunya yang susah bangun!

INT. KAMAR MANDI – DAY

Zaki mengambil handuk dan dan memasuki kamar mandi. Zaki mandi
dengan cepat. Kemudian Zaki keluar dari kamar mandi dan berlari
menuju kamar.

INT. KAMAR TIDUR – DAY


Zaki memasuki kamar. Kemudian ia mengenakan seragam dan
sepatunya dengan cepat. Ia mengambil tasnya. Zaki membuka
jendela dan melompat keluar ke jalanan. Ibunya sempat
meneriakinya.

EXT. JALANAN – DAY

Zaki berlarian di jalan di sekitar rumahnya. Kemudian ia berlari


menuju trotoar. Ia menyebrangi jalan di atas Zebra Cross yang
terdapat lampu lalu lintas yang menyala merah. Zaki kelelahan.
Ia melihat deretan mobil-mobil di depannya. Zaki mendapatkan
ide.
Ia naik ke atap mobil. Pemilik mobil berteriak menyuruhnya
turun. Zaki melihat kendaraan-kendaraan umum dan pribadi yang
berjejer tak beraturan. Zaki melompat ke atas kendaraan-
kendaraan. Ia terus berlari dan melompat dari kendaraan ke
kendaraan lain.
Zaki melihat sebuah truk. Ia kemudian berlari dan melompat ke
atasnya. Seseorang ikut melompat ke atas truk dan berdiri di
sebelahnya.

RAFI
Yo! Kau terlambat?

ZAKI
Apa aku terlihat seperti tepat
waktu?!

RAFI
Sorry, sorry!

ZAKI
Bisakah kau cari jalan pintas?!
Aku tidak ingin lama-lama di atas
truk!

RAFI
Tenang saja! Kau ikuti saja aku!
Rafi melihat balkon sebuah apartemen.
RAFI
Ikuti arahanku! 1…2…3!
Rafi melompat ke balkon apartemen diikuti oleh Zaki. Kemudian
mereka berdua berlari menuju bangunan di sampingnya. Mereka
kemudian melompat dari 1 bangunan ke bangunan yang lain.

ZAKI
Dari mana kau tahu jalan ini!?

RAFI
Huh! Jangankan jalan pintas, jalan
tikus saja bisa kutemukan!
Rafi melihat sekolah mereka yang sudah dekat.

RAFI
Itu sekolahnya!

ZAKI
Oke! Langsung terobos saja—

RAFI
Hei, tunggu!
Zaki sudah melompat lebih dulu. Tapi di bawahnya adalah jalan
raya. Dan ada sebuah mobil yang sedang melaju. Zaki sedikit
panik. Tapi ia berhasil mendarat di atas mobil. Mobil itu
mendadak berhenti karena pengemudi terkejut dengan suara
hantaman di atap mobilnya. Ia mengeluarkan badannya dari jendela
dan meneriaki Zaki.

PENGEMUDI
Hei! Apa yang kau lakukan di sana!
Turun cepat!

Zaki yang baru saja menghembuskan nafas lega segera turun karena
teriakan dari si pengemudi. Setelah itu mobil tersebut
melanjutkan perjalanannya. Rafi yang sudah turun berjalan
menghampiri Zaki.

RAFI
Kan?
ZAKI
Hehehe…

RAFI
Ayo cepat!
Rafi kemudian berlari diikuti oleh Zaki.

EXT. TAMAN SEKOLAH – DAY

Rafi dan Zaki berhenti di tengah-tengah taman. Sekolahnya sepi


sekali.

ZAKI
Kok, sepi ya?

RAFI
Di sana!
Rafi menunjuk ke aula tempat para siswa berkumpul.

ZAKI
Gawat! Ayo cepat!
Zaki dan Rafi pun berlari menuju aula. Dan mereka memasuki aula
bertepatan dengan suara bell berbunyi.

INT. RUANG BK – DAY – BEBERAPA WAKTU KEMUDIAN

Rafi dan Zaki berada di ruang BK. Di depannya, guru BK menatap


tajam ke arah mereka berdua.

GURU BK
Kalian ini, baru masuk semester
sudah terlambat, gimana pas
pertengahan nanti?

RAFI
Ya… Gak gimana-gimana—
GURU BK
Gak ada yang minta jawabanmu!
Kalian ini, sudah sering terlambat
saat upacara bendera, setidaknya
jangan diulangi saat upacara
pembukaan! Kalian ini manusia apa
siput!?
Rafi dan Zaki tetap menunduk diam.

GURU BK
JAWAB! Jangan malah diam!

ZAKI
Lah, tadi katanya gak minta
jawaban? Gimana, sih?
Guru menatap tajam ke arah Zaki. Zaki menunduk. Guru menghela
nafas.

GURU BK
Baik, kesalah terlambat kalian
dimaafkan.
Wajah Zaki dan Rafi berseri-seri.

GURU BK
Tapi… Karena kalian sudah
melakukan hal yang membahayakan
diri dan orang lain, kalian akan
tetap mendapatkan hukuman. Kalian
harus menulis essay tentang
kehidupan sosial, minimal 10
halaman!

ZAKI/RAFI
Heh… HEEEEEEEEEHHHH!!!

INT. KANTIN – DAY

Zaki dan Rafi terkulai lemas di atas kursi kantin. Andi


menghampiri mereka sembari membawa 2 potong roti dan segelas
minuman.
ANDI
Lain kali, sarapan dulu lah
sebelum berangkat.
Andi memberikan kepada mereka masing-masing sepotong roti. Zaki
dan Rafi langsung merebutnya dan melahapnya.

AFRA
Namanya juga telat, kalau saja
mereka sarapan mungkin hukumannya
bukan nulis essay.

ZAKI
Nulis essay bukan hukuman karena
terlambat, Afra. (mengunyah)

ANDI
Lah, terus?

ZAKI
Hukuman karena melakukan parkour
di jalanan.
Semua orang terdiam. Yang kemudian dipecahkan dengan tawa dari
Andi dan Afra.

AFRA
Pantes hukumannya beda! (tertawa)
Salwa datang menghampiri mereka.

SALWA
Ada apa, nih? Ketawa gak ngajak-
ngajak.

AFRA
Gini lho, Sal… Mereka ini kena
hukuman gara-gara lompat-lompatan
di jalanan! Bukannya naik
kendaraan, padahal lebih cepat.

SALWA
Ouh… Makanya, kalau tidur jangan
malam-malam! Telat kan jadinya?
RAFI
Diam! Ibuku bukan, kasih nasihat
aja!
Salwa melemparkan serbet ke wajah Rafi.

RAFI
Oi! Apa-apaan lu!? Ngajak gelud!?

SALWA
Hah? Oke lho! Kebetulan lagi mau
pukul orang!

RAFI
Oke! Hari ini di lapangan!
Sekumpulan siswa berjalan ke arah mereka.

KEVIN
Berisik banget, sih? Kantin ini
bukan milik kalian, lho!
Rafi dan Salwa berhenti. Lalu mereka menoleh ke arah Kevin yang
bersama rombongannya. Semua orang yang berada di kantin menoleh
ke arah mereka.

SISWA 1
Dia lagi… (berbisik)

SISWA 2
Kali ini apa? (berbisik)

SISWA 3
Gak bisa tenang 1 hari aja?
(berbisik)

SISWA 4
Gak usah diladenin! (berbisik)
Salah satu anak buah Kevin menghampiri salah satu meja.

BERANDALAN 1
Oi! Ada masalah?
Siswa itu tetap menunduk. Anak buah Kevin menarik kerah
seragamnya.

BERANDALAN 1
Kenapa kau diam? Tadi bisik-bisik
di belakang. Kalau ada masalah
dengan kami…
Anak buah Kevin mengangkat tangannya hendak meninju.

BERANDALAN 1
Bilang langsung—
Ia mengayunkan tangannya. Tapi Zaki menghentikannya.

ZAKI
Lepaskan dia! Atau ku patahkan
lenganmu!

BERANDALAN 1
Tch! Coba saja!
Zaki menguatkan cengkraman tangannya. Berandalan itu merasakan
sakit di tangannya. Ia kemudian melepaskan kerahnya dan
tangannya dari cengkraman tangan Zaki.

ZAKI
Lebih baik kalian tidak membuat
masalah hari ini. Biarkan mereka
beristirahat dengan tenang tanpa
gangguan.
Kevin menatap tajam ke arah Zaki. Ia memberikan isyarat kepada
teman-temannya untuk pergi.

KEVIN
Kita pergi!
Mereka pun berjalan keluar kantin. Zaki berjalan kembali ke
tempatnya semula.

RAFI
Ada pahlawan kesiangan, nih!
Zaki duduk di tempatnya.
ZAKI
Berisik!

ANDI
Zaki memang, idaman para wanita!

ZAKI
Idaman dari mana? Tadi saja aku
hampir pipis di celana.
Rafi, Andi dan Salwa tertawa. Sedangkan Afra memperhatikan Zaki.
Zaki tidak menyadarinya dan melanjutkan mengobrol dengan yang
lain. Wajah Afra sedikit merona dan senyum tipis perlahan timbul
di bibirnya.

INT. LORONG KELAS – DAY

Bel pulang sekolah berbunyi. Para siswa keluar dari kelas


masing-masing.

SISWA 1
Nanti mau kemana?

SISWA 2
Hmm… Kayaknya aku gak bisa dateng,
deh.

SISWA 3
Minggu depan karaokean, yuk!

SISWA 4
Ngomong-ngomong, bulan depan nanti
kita bakal kemah…
INT. KELAS – SORE – PULANG SEKOLAH

Zaki masih duduk di tempatnya menatap keluar jendela. Afra tiba-


tiba berjalan menghampirinya.
ZAKI
Apa?
Afra memberikan 1 lembar kertas. Zaki mengambilnya. Ternyata itu
surat dari guru BK yang berisikan peringatan.

ZAKI
Lah, kena lagi?!

AFRA
Dasar kau itu! Sudah ku bilang,
jangan membuat masalah lagi. Tahu,
kan? Akibatnya?

ZAKI
Tapi yang mulai bukan aku, kan?
Kenapa hanya aku yang kena?

AFRA
Entahlah. Dari pada bahas itu,
mendingan kita pulang.

ZAKI
Pulang?

AFRA
Tenang saja… Aku bawa sepeda, kok.

EXT. JALANAN – SORE

Mereka berdua pulang menaiki sepeda. Zaki yang mengendarai,


sementara Afra duduk di belakang.

AFRA
Ki.

ZAKI
Hmm?
AFRA
Setelah lulus nanti, kamu mau
kemana?

ZAKI
Hmmm… Kemana ya? Mungkin kuliah.

AFRA
Kuliah di mana?

ZAKI
Entah. Yang pasti bukan di kota
ini.

AFRA
Kenapa?

ZAKI
Bosan aja, sih. Kota ini isinya
cuman itu-itu aja. Jadi, aku ingin
mengambil kuliah di luar kota, dan
memuaskan rasa ingin tahuku akan
dunia luar.

AFRA
Oouh.

ZAKI
Kalau kau sendiri, setelah lulus
mau kemana?

AFRA
Hmmm… Entahlah, aku masih belum
memikirkannya. Mungkin kuliah,
atau mungkin…
Afra menatap wajah Zaki di depannya. Wajah Afra sedikit merona.

ZAKI
Mungkin…?
AFRA
Ah… Ehm… Bukan apa-apa!
Kemudian mereka diam selama beberapa menit.

ZAKI
Omong-omong, Afra.

AFRA
Hm?

ZAKI
Kau ingin melakukan sesuatu
sebelum lulus?

AFRA
Sebelum lulus? Hmm… Apa ya?
Sepertinya, tidak ada. Kalau kau?

ZAKI
Aku ingin melakukan sesuatu,
sesuatu yang luar biasa!

AFRA
Luar biasa? Maksud luar biasamu
itu yang seperti apa?

ZAKI
Apa saja! Entah itu jadi pahlawan
kesiangan, atau mungkin membuat
rekor dunia baru.

AFRA
*tertawa* Kayak anak kecil.

ZAKI
Kan? Tapi, aku serius. Aku ingin
melakukan hal hebat sebelum lulus,
sebelum kita menempuh jalan
masing-masing.
Mereka berdua diam untuk beberama saat.
AFRA
Kalau begitu, akan ku bantu.

ZAKI
Heh? (menoleh)

AFRA
*tersenyum*

ZAKI
*tersenyum tipis* Terima kasih!
Tapi, jangan sampai menyesal, ya!
Mereka berdua pun tertawa bersama.

EXT. PERKOMPLEKAN – SENJA

Zaki dan Afra tiba di perklompekan.

AFRA
Aku turun di sini.
Zaki berhenti. Kemudian mereka berdua turun dari sepeda. Afra
mengambil alih sepedanya.

AFRA
Dah, ya! Sampai jumpa besok!

ZAKI
Oke!
Setelah itu, mereka berjalan ke arah yang berbeda.

INT. RUMAH ZAKI – SENJA

Zaki membuka pintu rumah lalu masuk ke dalam.

ZAKI
Assalamu’alaikum!
IBU
Wa’alaikumussalam!
Zaki kemudian melepas sepatunya.

IBU
Mandi dulu! Lalu makan malam!

ZAKI
Ya!
Zaki kemudian meletakkan sepatunya di rak. Lalu menuju kamarnya.

INT. KAMAR ZAKI – MALAM – SETELAH MAKAN MALAM

Zaki (Chill) sedang mengetik sesuatu di pc nya. Lalu ia


mendapatkan notifikasi pesan masuk dari ponselnya. Kemudian, ia
mengambil ponsel dan membaca pesannya.

RAFI (PHONE)
Hari minggu keluar kuy!

SALWA (PHONE)
Kemana?

RAFI (PHONE)
Di alun-alun ada festival! Kesana
aja gimana?

AFRA (PHONE)
Boleh, tuh! Aku ikut!

SALWA (PHONE)
Ikut aja lah, dari pada gabut.

ZAKI (PHONE)
UTIWI.

RAFI (PHONE)
Sipp!
ANDI (PHONE)
Sorry, aku ada acara jadi gak bisa
ikut.

RAFI (PHONE)
It’s oke! Nanti ku kirim foto yang
banyak!
Zaki meletakkan ponselnya. Lalu memandang keluar jendela. Ia
tersenyum.

EXT. ALUN-ALUN – DAY – HARI MINGGU

Zaki menunggu di depan pintu masuk. Ia menoleh ke kanan dan


kiri.

AFRA
Zaki!
Zaki menoleh ke arah suara. Afra berlari sembari melambaikan
tangan ke arahnya. Afra berhenti di depan Zaki.

AFRA
Sudah lama menunggu?

ZAKI
Lumayan.

RAFI
Oi!
Zaki dan Afra menoleh ke sumber suaran. Rafi berjalan
menghampiri dan Salwa berjalan di sampingnya. Melihat itu, wajah
Zaki dan Afra berubah jail.

ZAKI
Wah, wah! Ada apa ini? Kok
berjalan berdua?
SALWA
Ki, nanti beneran ku pukul, lho!
Tadi cuman kebetulan ketemu di
jalan.

AFRA
Masa’ sih? Bukannya kalian
janjian, ya?

RAFI
Oke, sudah-sudah! Ayo kita masuk!
Mereka ber-4 pun memasuki festival.

EXT. FESTIVAL – DAY

Mereka ber-4 berkeliling di tempat festival. Berkunjung ke kios-


kios makanan, juga bermain permainan yang disediakan.
Langkah Zaki terhenti karena bertabrakan dengan Rafi.

ZAKI
*kesakitan* Napa berhenti—

RAFI
Shht!
Rafi meletakkan jari telunjuknya di atas bibir Zaki.

RAFI
Ikut aku!

ZAKI
Uwooo!
Rafi menyeret Zaki bersembunyi di balik semak-semak.

ZAKI
Ada apa, sih—

RAFI
Shht! Lihat itu! (berbisik)
Rafi menunjuk sesuatu. Mereka melihat Andi sedang menunggu
seseorang.

ZAKI
Itu… Andi? (berbisik)

RAFI
Bukan, Andini.

ZAKI
Dia ngapain di sini? Katanya ada
acara? (berbisik)

RAFI
Mana ku tahu! (berbisik)
Afra dan Salwa muncul dari belakang.

AFRA
Kalian ngapain—

ZAKI / RAFI
Shht!

SALWA
Apaan sih?

AFRA
Nanya doang gak boleh!

RAFI
Diam dulu! Lihat tuh! (berbisik)
Afra dan Salwa ikut melihat dari balik semak-semak.

SALWA
Liatin apa, sih?
Salwa dan Afra pun melihat Andi yang sedang menunggu seseorang.

SALWA
Lah, itu si Andi? (berbisik)
AFRA
Bukannya dia lagi ada acara, ya?
(berbisik)

RAFI
Shht! Ada yang datang! (berbisik)
Seorang wanita datang menghampiri Andi. Mereka bertegur sapa.

AFRA
Lah, itu siapa? (berbisik)

ZAKI
Pacarnya kali.
Semuanya menoleh ke arah Zaki dengan ekspresi datar.

ZAKI
Bisa aja, kan? (berbisik)

RAFI
Tapi, dia itu orangnya jauh dari
kata idaman. Masa’ bisa punya
pacar? (berbisik)

SALWA
Eh, mereka pergi! (berbisik)
Andi dan wanita itu pergi bersama.

RAFI
Ayo, kita ikuti! (berbisik)
Semua orang mengangguk.
Mereka mengikuti kemana pun Andi dan wanita itu pergi. Tentu
saja, dengan bersembunyi. Entah itu bersembunyi di balik tempat
sampah, atau menutupi wajah mereka dengan permen kapas. Hingga
mereka sampai di kios yang menjual es krim.

RAFI
Wah, wah! Udah kayak pacaran
beneran!
ZAKI
Lama-lama kita malah jadi
penguntit. Fi, mendingan kita
langsung nyamperin aja dah, dari
pada kek gini—

RAFI
Apa yang kau bicarakan, wahai
Zaki? Kita sebagai saudara, harus
mengetahui kabar saudara kita yang
lain!
Afra dan Salwa mengangguk.

ZAKI
Kenapa gaya bicara kau berubah?

RAFI
Maka dari itu, kita akan
melanjutkan penyelidikan ini
sampai selesai!
Afra dan Salwa mengangguk lebih semangat.

ZAKI
Bukannya menguntit, ya?
Wanita itu menyodorkan es krimnya kepada Andi.

SALWA
Hei! Lihat itu mereka lagi
ngapain? (berbisik)

RAFI
Hah? Jangan-jangan…
Andi pun menjilat es krim yang disodorkan.

RAFI / AFRA/ SALWA


Su-suapan!!
Wanita itu seperti berbicara sesuatu. Kemudian tangannya
terangkat.
AFRA
D-dia bakal ngelakuin apa lagi?!
(berbisik)
Tangan wanita itu menyentuh pipi Andi.

RAFI / AFRA/ SALWA


Ja-jangan-jangan…
Rafi, Afra dan Salwa keluar dari persembunyian mereka dan
berlari menghampiri Andi.

RAFI / AFRA / SALWA


TUNGGUU!!!
Andi dan wanita menoleh ke arah mereka dengan tatapan heran.

AFRA
Andi! Kau jangan lakukan itu!

SALWA
Kalian bukan mahram!

RAFI
Teganya kau mengkhianatiku yang
jomblo ini!!
Semua orang melihat ke arah mereka ber-3. Kemudian, Andi dan
wanita itu tertawa.

RAFI / AFRA / SALWA


Eh?
Andi dan wanita itu masih tertawa. Hingga tawa mereka perlahan
memudar.

ANDI
Rencana berhasil!

RAFI / AFRA / SALWA


Maksudnya?

ANDI
Seru ya, nguntitin orang?
RAFI / AFRA / SALWA
Hehehe…

RAFI
Yaa, abis liat kau jalan sama
cewek jadi penasaran.

SALWA
Kami kira, dia pacarmu.

WANITA
Kamu anggap aku begitu, Andi?

ANDI
Nggaklah!

RAFI
Eh? Kalau bukan pacar…

ANDI
Ya! Dia kakak tiriku!

ANITA
Nama saya Anita!
Diam sejenak.

RAFI / AFRA / SALWA


HEEEEEEHHH!!!???

RAFI
Tunggu! Bukan simpanan!?

ANDI
Apa maksudmu!?
Zaki berjalan mendekat.

ZAKI
Sudah kubilang, mendingan langsung
samperin aja, kan? Dari pada salah
paham kayak gini.
RAFI
Tunggu dulu!

ZAKI
Kali ini apa?

RAFI
Jangan-jangan, kau…

ZAKI
Jangan berpikir yang aneh-aneh.

INT. CAFÉ – DAY

Pesanan minuman mereka sudah sampai

ZAKI
Jadi, ada perlu apa kau sampai-
sampai menolak ajakan teman
sendiri.

ANDI
Si ketua osis menyuruhku untuk
merahasiakan ini, tapi sepertinya
percuma saja ditutup-tutupi.
Sebenarnya, aku dipilih menjadi
ketua panitia festival teater.

ZAKI
Eh? Coba ulangi?

ANDI
Aku dipilih menjadi ketua panitia
festival teater!
Zaki diam sejenak. Mencoba mencerna maksudnya.

ZAKI
Oooo! Begitu!
ANDI
Telat banget nyadarnya! Jadi,
seperti yang ku perkenalkan tadi,
dia adalah kakak tiriku, Anita.
Aku disuruh mencari sponsor untuk
mendanai festival, dan kebetulan
kakakku ini merupakan seorang
produser. Jadi, aku meminta tolong
padanya untuk menjadi sponsor.
(menatap ke Rafi, Afra dan Salwa)
Sudah jelas?
Rafi, Afra dan Salwa mengangguk dengan perasaan bersalah.

ANDI
Dasar! Kalau penasaran tanya
langsung lah! Jangan malah
nguntit! Kakakku jadi gak nyaman,
kan? Udah gitu ngira dia pacarku
lagi!

ANITA
Aku gak merasa keganggu juga, sih.
Malah seru kalau aku dikira
pacarmu! Atau kau mau aku jadi
pacarmu beneran?

ANDI
Ogah!

AFRA
Omong-omong, nanti tampilnya
perkelas atau…

ANDI
Per-angkatan. Misalnya, angkatan
kelas 1 ingin menampilkan sesuatu,
maka seluruh anggota kelas mulai
dari kelas A hingga E harus ikut
bekerja sama, tidak ada yang
tampil sendiri-sendiri.

AFRA
Ouh.
ANDI
Dan besok seluruh kelas 3, kumpul
di aula setelah pulang sekolah.

ZAKI / RAFI / AFRA / SALWA


Eh?

ANDI
Jangan ada yang bolos! Kalau ada
yang bolos, akan menggantikanku
sebagai ketua panitia nanti.
Paham?
Andi menatap tajam ke empat temannya. Mereka hanya menghela
nafas.

ZAKI / RAFI / AFRA / SALWA


Iya iya!

EXT. LUAR CAFÉ – SENJA

Zaki dan yang lainnya sudah pergi pulang. Andi masih bersama
Anita melihat mereka dari kejauhan.

ANITA
Teman-temanmu unik-unik, ya!

ANDI
Unik dari mana? Nyusahin iya!

ANITA
Tapi kamu menyayangi mereka, kan?

ANDI
Hah?
Andi menatap mata Anita selama beberapa saat. Kemudian, Andi
berbalik.

ANDI
Pulang sana!
ANITA
Lho! Kenapa malu-malu begitu?
Anita berjalan mengikuti Andi.

ANDI
Pulang sana!

ANITA
Pulang ke rumahmu aja, ya?

INT. AULA SEKOLAH – DAY – KEESOKAN HARINYA

Bel pulang sekolah berbunyi. Semua anggota kelas 3 berkumpul di


aula termasuk Kevin dan gengnya. Semua anak duduk berkumpul
mengelilingi Malik yang merangkap ketua osis sekaligus ketua
angkatan.

MALIK
Jadi, berhubung 2 bulan lagi
sekolah kita akan mengadakan
Festival Teater, yang mana masing-
masing angkatan akan menampilkan 1
penampilan yang berbeda-beda. Dari
yang ku dengar, kelas 10 akan
menampilkan Teater Comedy,
sedangkan kelas 11 akan
menampilkan drama musikal, hanya
kita yang belum menentukan akan
menampilkan apa nanti. Ada yang
punya usul?
Semuanya terdiam untuk beberapa saat.

KEVIN
Sebenarnya untuk apa ini semua?
Pertunjukkan masih 2 bulan lagi,
kan? Bagaimana kalau nanti kita
tidak jadi tampil? Semua ini akan
sia-sia!
Semua orang menoleh ke arah Kevin.

MALIK
Tidak ada yang bilang sia-sia lho,
Kevin. Karena waktu yang masih
panjang itu lah, kita harus
mempersiapkannya dari sekarang.
Untuk urusan gagal atau tidaknya,
itu tergantung kita semua. Tapi,
ada baiknya kalau kita tidak
memikirkan kegagalan yang belum
tentu terjadi, kan? Kalau bisa
memikirkan kesuksesan, kenapa
harus memikirkan kegagalan?
Bukankah begitu, Kevin?
Malik menatap Kevin.

KEVIN
Tch! Baiklah-baiklah! Aku akan
ikut kalian kali ini!

MALIK
Itu sangat membantu, Kevin.
Baiklah, kembali ke topik awal,
apa ada yang punya usul untuk tema
cerita?
Seseorang mengangkat tangan.

MALIK
Ya, Thea! Kau punya ide?

THEA
Bagaimana kalau cerita rakyat?

MALIK
Cerita rakyat?

THEA
Iya.
SALWA
Seperti kisahnya Putri Kaguya?

RAFI
Putri Kaguya itu cerita rakyat
Jepang, kan? Bagaimana kalau kita
ambil dari cerita rakyat Jawa?

SALWA
Kenapa Jawa?

RAFI
Karena Jawa, adalah Koentji!
Semua orang diam dan menatap datar ke arah Rafi.

RAFI
Apa?

MALIK
Hmmm… Boleh juga! Tapi, cerita apa
yang akan kita ambil?
Semua terdiam. Kemudian, Zaki mengangkat tangan.

ZAKI
Bagaimana kalau Ngebel?

MALIK
Ngebel?

ZAKI
Ya. Maksudku, tentang asal-usul
bagiamana telaga itu bisa
tercipta. Yahh, walaupun cuman
sekedar legenda, sih.

MALIK
Tapi, bagaimana dengan
propertinya? Belum lagi, bagaimana
dengan propertinya?
KEVIN
Akan kulakukan!
Semua orang menoleh ke arah Kevin dengan tatapan terkejut.

KEVIN
Aku dan timku akan mengurus
properti. Aku mengenal seseorang
yang bisa melakukannya.
Semua orang terdiam.

KEVIN
Kenapa? Tch! Kalau kalian tidak
mau, bilang saja! Aku tidak akan—

SISWA-SISWA
WUUOOOOOO!
Semua siswa tiba-tiba menjadi ribut.

SISWA 1
Tumben sekali kau mau membantu!

SISWA 2
Benar! Biasanya langsung kabur!

KEVIN
Apa kau bilang!?

MALIK
Sudah-sudah! Kalau begitu, sudah
diputuskan! Kita akan menampilkan
cerita tentang asal usul telaga
Ngebel. Dan sekarang, pembagian
tugasnya. Zaki! Kau yang menulis
alur ceritanya! Bisa, kan?

ZAKI
Oke!
MALIK
Kevin dan timnya akan mengurus
properti. Lalu, sutradaranya…
Rafi!

RAFI
Eh?

MALIK
Kau yang jadi sutradanya, ya?

RAFI
Lah, kok aku?

MALIK
Iyalah! Kau kan pernah jadi
sutradara teater pas SMP. Nanggung
kalau cuman SMP doang, dihitung-
hitung, buat pengalaman juga, kan?

RAFI
Iya juga, sih!

MALIK
Oke, sip! Rafi yang jadi
sutradanya!

RAFI
Woi! Aku belum bilang mau!
Semua orang tertawa.

MALIK
Lahh? Ayolah! Apa kau mau jadi
aktor?
Rafi skakmat. Dia tidak bisa menjawab lagi. Siswa yang lain
tertawa.

MALIK
Oke! Sekarang, untuk aktornya…
INT. KAMAR ZAKI – NIGHT

Zaki (Chill) membuka pintu kamarnya kemudian memasukinya. Ia


menyeruput kopi di gelas yang ia bawa. Kemudian ia duduk di atas
kursi dan meletakkan gelasnya di atas meja. Buku-buku referensi
ditumpuk di atas meja. Ia meregangkan badan dan ingin mulai
mengetik.

ZAKI (V.O)
Kenapa aku malah mengusulkan itu!?
Aku memang pernah membaca cerita
itu, tapi itu lama sekali dan aku
sudah lupa! Dan juga kenapa si
Malik sialan itu malah menyuruhku
membuat naskah!? Sialan!!!
Tiba-tiba Zaki menyadari sesuatu.

ZAKI
Tunggu dulu, kan ada gugel! Dasar,
kenapa aku tidak nyadar dari tadi?
Zaki pun membuka google dan mengetikkan sesuatu. Kemudian ia
membaca suatu artikel tentang asal usul Telaga Ngebel. Lalu, ia
berpikir. Tak lama kemudian, ia mulai mengetik.

INT. AULA SEKOLAH – DAY

Zaki memasuki aula dengan membawa beberapa lembar naskah. Ia


melihat Rafi yang sedang bersama para pemain.

ZAKI
Fi!
Rafi menoleh.

RAFI
Ouh, Zaki! Ada apa?

ZAKI
Ini naskahnya!
Zaki menyerahkan naskahnya ke Rafi. Rafi mengambilnya dan
membacanya.

RAFI
Hmmm… Bagus! Berarti sekarang,
tinggal pemainnya. Kamu mau
memilihnya, Ki?

ZAKI
Kenapa aku?

RAFI
Gak papa, kan? Menurutku, yang
seharusnya memilih pemain itu
penulisnya, kan?

ZAKI
*menghela nafas*
Zaki berjalan maju. Zaki mulai memilih pemain.

INT. LORONG KELAS – DAY

Bel pulang sekolah berbunyi. Zaki berjalan keluar dari kelas.

ZAKI
Sudah waktunya latihan, ya?

INT. AULA SEKOLAH – DAY

Zaki memasuki Aula. Di dalam aula, terdapat beberapa siswa yang


sedang latihan vokal, juga beberapa penari. Juga Rafi yang baru
saja memfoto kopi naskah teater. Rafi menghampiri Zaki.

RAFI
Ki!
Zaki menoleh.
RAFI
Bikin naskah panjang amat! Abis
uang kas buat foto kopi!

ZAKI
Jangan salahin aku, lah! Yang
penting tugasku sudah selesai.
Ngomong-ngomong, di mana Andi?

RAFI
Dia lagi ada rapat sama panita
lainnya. Akhir-akhir ini, dia
sibuk. Bahkan untuk membeli
makanan di kantin saja dia tidak
sempat.

ZAKI
Ouh.

RAFI
Ngomong-ngomong, Zaki. Apa kau
yakin dengan si pelatih aktor itu?
Entah kenapa, aku tidak yakin.

ZAKI
Pelatih? Maksudmu Thea?

RAFI
Iya.

ZAKI
Tenang saja! Aku tahu kalau dia
itu orangnya pecicilan dan kadang
menyebalkan. Tapi, ku jamin kalau
dia bisa diandalkan menjadi
pelatih.

RAFI
Yakin? Kau tahu dari mana?
ZAKI
Aku dulu 1 sekolah dengannya waktu
SMP. Waktu dia memerankan
perannya, orang-orang yang
menonton tidak bisa membedakan itu
akting atau sungguhan saking
menjiwainya. Terus ada yang
menarik, lho! Karena perannya yang
menjiwai, saat ada adegan pelukan,
dia malah—

THEA
Oi! Aku bisa dengar, lho!
Rafi dan Zaki terkejut.

ZAKI
Lah? Kedengaran, tho? (nyengir)

THEA
Lagi-lagi kau malah bahas itu.
Sudah kubilang, aku hanya
kelepasan waktu itu!

ZAKI
Ehh! Tapi setelah tampil, kenapa
kau masih lanjut memeluknya?
Sampai menangis segala?
Wajah Thea memerah karena malu.

ZAKI
Yahh. Tetap lanjut latihannya, ya?
Aku ada urusan sebentar.
Zaki kemudian melangkah keluar.

THEA
Dasar!

RAFI
Ngomong-ngomong, orang yang kau
peluk itu siapa?
THEA
Kenapa? Kau ketularan Zaki juga?

RAFI
Gak, cuman ingin tahu.

THEA
*menghela nafas*
Thea menunjuk Zaki sambil menundukkan kepalanya karena malu.

RAFI
Eh? EHHHHHHH!?!?
EXT. LUAR AULA – DAY

Zaki berjalan keluar. Tapi, tiba-tiba bajunya ditarik oleh


seseorang. Zaki menoleh ke arah kanan dan melihat Afra yang
menarik bajunya. Kepala Afra tertunduk. Kemudian mengangkat
kepalanya lagi dengan ekspresi kesal.

AFRA
Kenapa aku dipilih buat meranin
nenek-nenek?!

ZAKI
HAHA! Lho? Bukannya kau bilang mau
bantu, ya?

AFRA
Memang! Tapi gak harus jadi nenek-
nenek, kan? Salwa lebih cocok
soalnya dia yang paling tua!

ZAKI
Salwa itu bisanya nari, bukan
akting! Kalau aku kasih peran
nenek-nenek ke dia, yang ada nanti
dia malah jadi Badarawuhi!
Afra terlihat semakin cemberut.
ZAKI
Tenang saja! Aku yakin kau bisa
memerankannya. Kau juga pernah
tampil, kan? Jadi, aku
mengandalkanmu.
Zaki kemudian melangkah pergi meninggalkan Afra. Afra masih
geram.

AFRA
APA SAJA BOLEH, YANG PENTING
JANGAN NENEK-NENEK!!!

INT. AULA SEKOLAH – PERSIAPAN FESTIVAL TEATER

Para siswa mulai sibuk. Mereka mulai mempersiapkan panggung di


aula. Para pemain mulai menghafal dan memperagakan naskah.
Properti-properti tambahan sudah datang. Kostum-kostum sudah di
coba. Dan persiapan panggung pun hampir selesai. 3 hari lagi,
merupakan pertunjukkan Festival Teater.

EXT. TAMAN SEKOLAH – DAY – SEPULANG SEKOLAH

Afra berjalan cepat menuju aula.

AFRA (V.O)
Waduh! Aku telat! Kenapa tidak ada
yang membangunkanku, sih?
Saat sudah sampai di dekat aula, ia melihat Kevin dan seseorang
menuju ke belakang aula.

AFRA (V.O)
Kevin?

AFRA
Apa yang dia lakukan?
Afra kemudian berpikir sebentar.
AFRA (V.O)
Jangan-jangan, dia mau kabur?!
Waduh! Ini tidak bisa dibiarkan!
Afra kemudian mengikuti Kevin ke belakang Aula. Tapi Afra tiba-
tiba berhenti sebelum tiba di belakang aula.

KEVIN
Ayolah! Mana barangnya?

SESEORANG
Sabar-sabar! Lihat kondisi dulu!
Orang itu melihat-lihat sekitar.

KEVIN
Tch! Tenang saja! Di sini aman!
Afra mencoba mengintip. Orang itu kemudian mengeluarkan kantung
plastik transparan yang berisikan daun-daun kering dan juga
beberapa obat, suntikan dan alat hisap.

AFRA (V.O)
*terkejut* Eh? Itu apa?
Kevin menerima barang itu.

KEVIN
Ini sama seperti yang biasa ku
pesan, kan?

SESEORANG
Tentu sama! Dan juga dosisnya
sudah ku tambah.

KEVIN
*terkekeh* Bagus-bagus!
Afra kemudian mengeluarkan Hpnya dan memfotonya. Ia juga memfoto
bungkusan yang dibawa Kevin.

SALWA
Afra!
Afra terkejut. Kevin dan orang misterius itu juga terkejut.

SALWA
Cepat! Latihannya mau dimulai!

AFRA
I-Iya!
Afra kemudian berlari menyusul Salwa.

SALWA
Kamu kemana aja, sih?

AFRA
Sorry-sorry! Tadi ketiduran!
Salwa dan Afra memasuki aula. Sementara Kevin melihat dari balik
tembok dengan tatapan tajam.

INT. AULA SEKOLAH – DAY

Para siswa latihan seperti biasa. Beberapa siswa lagi mengurus


properti. Zaki berdiri bersandarkan tembok. Ia sudah melepas jas
dan dasinya.

ANDI
Oi!
Zaki menoleh. Sebuah minuman kaleng terlempar ke arahnya. Zaki
menangkapnya.

ANDI
Bagaimana latihannya?

ZAKI
Sejauh ini berjalan dengan baik.
Rafi juga tidak banyak protes
lagi. Dia benar-benar bekerja
keras sebagai sutradara. Bukannya
kau ada rapat? Kenapa kau malah di
sini?
ANDI
Aku kabur.

ZAKI
Hah?!

ANDI
Rapat panitia itu merepotkan!
Padahal sudah 2 bulan tapi mereka
masih meributkan tentang menyewa
stasiun tv. Padahal, tinggal Live
di yutub saja sudah cukup.

ZAKI
Kalau begitu, kenapa tidak kau
tengahi? Kau ketuanya, kan?

ANDI
Afra berbeda, ya?

ZAKI
Eh?

ANDI
Si Afra. Entah kenapa wajahnya
murung. Dia juga banyak melakukan
kesalahan. Apa dia ada masalah?

ZAKI
Entahlah. Mungkin, nanti ku coba
bicara.

EXT. JALANAN – NIGHT – SETELAH LATIHAN

Afra dan Salwa berjalan di trotoar. Latihan hari ini sudah


selesai.

SALWA
Akhirnya selesai! Rasanya bahuku
kaku gara-gara kebanyakan nari.
Afra melamun menatap jalan.

SALWA
Fra!
Afra tersadar.

AFRA
E-Eh? Ouh. Kenapa?

SALWA
Ngelamunin apa? Ada masalah, ya?
Afra berpikir melihat ke depan.

AFRA
Gak ada masalah, kok! Aku cuman
lagi kepikiran sesuatu.

SALWA
Wuiihh! Mikirin apa, nih? Mikirin
masa depanmu sama Zaki, ya?

AFRA
A-Apaan, sih! Bukanlah!

SALWA
Terus apa?
Afra masih diam. Mereka kemudian sampai di tempat penyebrangan
yang ramai orang.

SALWA
Fra.
Afra menoleh.

SALWA
Kalau ada masalah bilang, ya? Aku
kan bukan orang asing. (tersenyum)
Afra kemudian menunduk.
AFRA
Sal. Ini soal Kevin…
Seseorang tiba-tiba mendorong Afra ke jalanan. Kemudian, sebuah
mobil pick up melaju dan menabrak Afra hingga tubuh Afra
terpental jauh di jalan.

RANDOM 1
Hei! Ada kecelakaan!
Orang-orang di sekitar mulai mendekat. Mobil pick up itu
kemudian kabur.

RANDOM 2
Seseorang cepat panggil ambulan!
Salwa berlari mendekat.

SALWA
Afra!
Salwa menerobos masuk. Dan ia melihat tubuh Afra yang terluka
dan berlumuran darah. Salwa terpukul.

SALWA
Seseorang! Cepat panggilkan
Ambulan!

RANDOM 3
Sudah ku panggil! Katanya akan
tiba 10 menit lagi!
Beberapa orang mulai memfoto sekitar lokasi kecelakaan. Salwa
kemudian menyadari sesuatu. Ia berbalik dan mencari orang yang
mendorong Afra. Lalu ia menemukan orang mencurigakan yang
memakai tudung berwarna hitam. Salwa kemudian berlari
mengejarnya.

SALWA
TUNGGUUU!
Orang itu menoleh ke belakang. Salwa melihat anting-anting
berbentuk runcing dan rambut berwarna ungu. Orang itu kemudian
lari. Salwa berusaha mengejarnya.
SALWA
Tunggu! Jangan lari!
Orang itu tetap berlari. Kemudian menghilang di antara
kerumunan. Salwa berhenti karena kelelahan. Ia melihat
sekeliling, tapi tidak menemukan orang yang ia kejar. Ambulan
sudah sampai. Salwa menundukkan kepala. Matanya berair. Hujan
pun mulai turun.

INT. RUMAH SAKIT – NIGHT – SETELAH KECELAKAAN

ZAKI
Salwa!
Zaki berlari menghampiri Salwa. Salwa yang sedang duduk kemudian
berdiri.

ZAKI
Apa yang terjadi? Di mana Afra?
Rafi kemudian datang diikuti dengan Andi di belakangnya.

SALWA
Afra…
Salwa menoleh ke pintu ruang pasien yang memiliki jendela. Zaki
ikut menoleh, lalu tercengang melihat kondisi Afra. Orang tua
Afra ada di dalam. Zaki perlahan mendekat, dan meraih gagang
pintu. Tapi Rafi menahan tangannya. Zaki menoleh ke arah Rafi.
Rafi kemudian menggeleng.
Pintu ruangan terbuka. Ayah Afra kemudian keluar. Zaki mundur
beberapa langkah.

ZAKI
Pak…

AYAH AFRA
Jadi, kalian teman-teman Afra, ya?

ZAKI
Benar, pak.
Hening beberapa saat. Zaki kemudian membungkuk.
ZAKI
Maafkan kami, pak! Sebagai
temannya, kami tidak bisa
menjaganya dengan baik. Mohon
maafkan kesalahan kami!
Ayah Afra terlihat bingung.

SALWA
Saya juga minta maaf! Saya berada
di sebelah Afra sewaktu kejadian.
Mohon maafkan saya!
Salwa ikut membungkuk.

RAFI
Saya juga!

ANDI
Saya juga!
Rafi dan Andi ikut membungkuk.

AYAH AFRA
Kalian tidak perlu meminta maaf.
Karena sejak awal, ini bukan salah
kalian.

INT. LORONG DEPAN KELAS – DAY – KEESOKAN HARINYA

Andi dan Zaki berkumpul di lorong depan kelas.

ANDI
Membatalkan penampilan? Jangan
konyol! Mana bisa ku lakukan!

ZAKI
Heh? Tapi—
ANDI
Kalau festivalnya dibatalkan gara-
gara 1 orang, itu berarti aku
tidak adil!

Zaki terdiam. Ia menunduk.

ANDI
Begini saja. Kau carilah pengganti
untuknya. Dengan begitu,
masalahnya selesai.

SALWA
Kalian di sini rupanya!
Salwa datang menghampiri.

ANDI
Salwa, ada apa?

SALWA
Ada yang ingin ku beri tahu. Ini
tentang kemarin. Kemarin, Afra
didorong seseorang.
Semua orang tercengang.

ZAKI
Siapa? Siapa yang mendorongnya?

SALWA
Aku tidak melihatnya dengan jelas,
tapi dia memakai anting runcing
dan rambut yang disemir warna
ungu.

ANDI
Anting runcing, rambut warna ungu…

ZAKI
Sepertinya, pernah ku lihat.
RAFI
Hei! Ada yang mau bicara!
Rafi berjalan menghampiri. Di belakangnya, seseorang dengan
rambut ungu dan anting runcing mengikutinya dengan kepala
menunduk.
Zaki marah melihatnya. Ia berlari ke arahnya dan mencengkram
kerah bajunya.

RAFI
Zaki—

ZAKI
Kenapa kau di sini, Aki!?

RAFI
Tunggu, Zaki! Biarkan dia
menjelaskan lebih dulu!

ZAKI
Tch!
Zaki pun melepaskan cengkramannya.

AKI
Sebelumnya, aku ingin meminta maaf
pada kalian atas apa yang
kulakukan pada teman kalian. Kau
yang di sana!
Aki menoleh ke arah Salwa.

AKI
Kau mengingat anting ini, kan?
Salwa memperhatikan anting-anting milik Aki. Anting-anting itu
berbentuk runcing. Salwa mengenalnya.

SALWA
Kau… Si tudung hitam!

RAFI
Heh? Nama macam apa itu?
ANDI
Jadi, kenapa kau mendorongnya? Dia
tidak mempunyai masalah denganmu,
kan?

AKI
Memang tidak. Tapi, sepertinya dia
terlibat masalah dengan Kevin.

ZAKI
Kevin?

AKI
Iya. Aku sendiri tidak tahu
masalah apa. Tiba-tiba dia
memanggilku di belakang aula, dan
menyuruhku melakukannya. Aku
sebenarnya sudah menolak, tapi dia
mengancam ingin membunuhku.

RAFI
Membunuh? Palingan cuman gertakan
doang!

ZAKI
Itu bukan gertakan. Saat dia
bilang akan membunuh, maka dia
akan melakukannya. Dia tipe orang
yang seperti itu.

ANDI
Entah kenapa, dia sudah seperti
ketua mafia.

SALWA
Ah, aku baru ingat. Sebelum Afra
didorong, dia ingn mengatakan
sesuatu tentang Kevin. Tapi,
terlambat. Afra lebih dulu
didorong.
ZAKI
Apa sebelum itu dia terlihat
bertingkah aneh?

SALWA
Aneh? Ouh, waktu latihan dia
datang terlambat. Aku mencarinya
dan menemukannya sedang berada di
samping aula. Waktu itu, dia
seperti mengintip sesuatu di
belakang.

ZAKI
Mengintip sesuatu? Begitu rupanya…

RAFI
Ada apa, Zaki? Kau tahu sesuatu?

ZAKI
Rafi, kau ikut denganku!

RAFI
Eh?

ZAKI
Andi, tolong minta Thea untuk
menggantikan peran Afra. Lalu,
carilah informasi tentang kejadian
itu! Salwa, mobil apa yang
menabrak Afra?

SALWA
Eh? Kalau tidak salah, mobil pick
up.

ZAKI
Bagus! Aki, aku benci melakukan
ini, tapi harus kulakukan. Kau
awasi Kevin dan gengnya dari
dalam. Laporkan perkembangannya
padaku, minta nomorku pada Andi
atau Salwa. Paham?
AKI
Baik. Akan ku lakukan sebisaku.

ZAKI
Bagus! Ayo, Rafi!
Zaki kemudian pergi.

RAFI
T-Tunggu! Kita kemana?
Rafi mengikuti Zaki.

ZAKI
Rumah sakitlah! Kemana lagi?

RAFI
Heh? Sekarang?

ZAKI
Iyalah!

RAFI
Tapi, itu namanya bolos!

ZAKI
Kita sudah terbiasa melakukannya,
kan? Sudahlah, cepat.
Zaki sudah berlari keluar. Rafi hanya bisa menghela nafas dan
berlari mengikuti Zaki.

INT. RUMAH SAKIT – DAY

Zaki mengetuk kamar pasien. Seseorang membukakan pintu. Itu Ayah


Afra.

AYAH AFRA
Lho, kalian lagi? Ada perlu apa?
ZAKI
Mohon maaf kalau kami mengganggu.
Apa kami boleh masuk?

AYAH AFRA
Tidak apa-apa. Silahkan masuk!
Zaki dan Rafi kemudian masuk.

INT. KAMAR PASIEN – DAY

ZAKI
Bagaimana kondisi Afra?

AYAH AFRA
Luka-lukanya sudah diobat. Tapi,
dia masih belum sadar. Dokter
bilang dia terkena geger otak yang
cukup parah, dan dia kekurangan
banyak darah. Jadi, mungkin dia
tidak akan sadar untuk beberapa
waktu ke depan.
Zaki menatap Afra yang masih berbaring dengan selang oksigen
terpasang.

ZAKI
Maaf pak, tapi kami tidak bisa
berlama-lama. Bisakah saya
meminjam ponsel milik Afra?

AYAH AFRA
Ponsel? Boleh, sih. Tapi, sudah
tidak bisa menyala.
Ayah Afra mengambil ponsel retak di atas meja dan memberikannya
ke Zaki.

ZAKI
Tidak apa-apa. Terima kasih
banyak!
INT. RUANG TUNGGU RUMAH SAKIT – DAY

Zaki mengeluarkan kartu memori dari ponsel Afra.

ZAKI
Ini dia!

RAFI
Kartu memori?
Zaki kemudian memasukkan kartunya ke dalam ponselnya. Kemudian
ia mencari sesuatu.

ZAKI
Ketemu!

RAFI
Apa?
Zaki kemudian membukannya. Sebuah foto Kevin dengan seseorang,
dan juga foto bungkusan berisi daun-daun kering dan obat-obatan.

RAFI
Ini…

ZAKI
Ya, Narkoba.

RAFI
Tapi, bagaimana dia
mendapatkannya? Orang luar
dilarang masuk ke sekolah!

ZAKI
Entahlah. Tapi, sebentar lagi kita
akan tahu. Ayo, kita kembali!
Zaki kemudian bangkit dan pergi keluar. Rafi mengikutinya.

EXT. JALANAN – DAY


Rafi mengendarai motor. Sementara Zaki duduk di belakang. Zaki
membuka Hpnya dan mengetikkan sesuatu.

ZAKI (PHONE)
Semuanya berkumpul ruang osis!
Suruh Malik dan Thea ikut. Aku
akan menyusul.
Zaki kembali fokus ke jalanan.

INT. RUANG OSIS – DAY

Zaki dan Rafi sudah sampai di ruang osis.

ANDI
Itu mereka!

THEA
Lama sekali!

ZAKI
Sorry-sorry!

MALIK
Jadi, ada urusan apa kau
mengumpulkan kami di sini? Sampai-
sampai aku harus mengusir
anggotaku.

ZAKI
Maaf. Aku ingin memperlihatkan
sesuatu…
Zaki mengeluarkan Hpnya dan menunjukkan foto-foto Kevin dan
bungkusan. Semua orang terkejut setelah melihat foto itu.

ZAKI
Untuk saat ini, biarkan menjadi
rahasia di antara kita.

SALWA
Kenapa?
MALIK
Bukankah lebih cepat lebih baik?

ANDI
Tidak bisa. Besok malam festival
sudah dimulai. Kalau kita beritahu
sekarang, maka festival
kemungkinan akan ditunda, atau
mungkin juga dibatalkan.

ZAKI
Thea, ayahmu polisi, kan? Aku
ingin kau meminta tolong padanya
untuk besok malam.

THEA
Jadi, beraksi besok malam, ya?
Akan kucoba nanti.

ZAKI
Bagus! Andi, Malik, Rafi, besok
setelah polisi sudah datang,
kalian sergap juga gengnya Kevin.
Kemungkinan, mereka akan
bersembunyi di tempat yang sepi
dan tidak ada orang lewat.

ANDI / MALIK / RAFI


Oke!

SALWA
Bagaimana dengan Kevin?

ZAKI
Kalau dia, biar aku yang urus!
Zaki kemudian menatap foto di hpnya.

ZAKI (V.O)
Tenang saja, Afra. Aku akan
melakukannya untukmu!
INT. AULA SEKOLAH – NIGHT – KEESOKAN HARINYAUN

Aula sekolah dipenuhi keluarga murid, guru-guru dan tamu


undangan. Para siswa sedang bersiap-siap tampil.

ANDI
Sudah waktunya, ya?

INT. KELAS – NIGHT

Kevin memasuki sebuah kelas di lantai 2 yang gelap. Kelas itu


hanya diterangi cahaya bulan.

KEVIN
Tch! Woi, Aki! Kau di mana?!

ZAKI
Aki tidak ada!
Kevin mendengar suara Zaki. Zaki muncul dari balik meja guru.

KEVIN
Ouh, jadi kau yang memanggilku.
Ada apa? Sampai mau susah-susah
memanggilku ke tempat yang sepi.

ZAKI
Bukan apa-apa. Aku hanya ingin
menanyakan sesuatu padamu.
Zaki mengeluarkan Hpnya dan menunjukkan fotonya kepada Kevin.

ZAKI
Ini kau, kan?
Kevin yang melihat fotonya langsung terkejut.

ZAKI
Kau menerima sebungkus narkoba
kemarin lusa dari seseorang. Kalau
boleh kutebak, dia si pengantar
properti, kan?
KEVIN
Ouh, bagaimana kau bisa tahu? Apa
gadis itu memberitahu mu?

ZAKI
Iya dan tidak.
Zaki berjalan mendekati Kevin.

ZAKI
Foto ini aku dapat dari kartu
memori ponselnya, setelah
kecelakaan itu ponselnya hancur,
sih. Tapi kartu memorinya masih
selamat.
Zaki berhenti di depan Kevin.

ZAKI
Ngomong-ngomong soal kecelakaan,
kau mengancam Aki dan memaksanya
untuk mendorong Afra ke jalan,
lalu sebuah pick up menabraknya.
Mobil pick up itu, milik si
pengantar properti, kan?

KEVIN
(menyeringai) Kalau bukan?
Bagaimana? Semua tuduhanmu itu
bisa menjadi fitnah, lho!

ZAKI
Tenang saja, aku punya bukti.
Zaki kemudian menunjukkan sebuah video saat kecelakaan itu
terjadi.

ZAKI
Kebetulan saat kecelakaan, ada
orang yang tidak sengaja
merekamnya dan menguploadnya di
internet. Dan setelah ku
perhatikan, mobilnya sama dengan
mobil temanmu. Platnya, nomornya,
semuanya sama.
INT. AULA SEKOLAH – NIGHT – SAME TIME

MC
Baiklah, bapak-bapak, ibu-ibu!
Mari kita saksikan penampilan
pertama dari kelas 10, dengan tema
Komedi! Mari kita saksikan!
Pertunjukkan dimulai. Lampu-lampu dimatikan. Semua penonton
bertepuk tangan.

INT. KELAS – NIGHT – SAME TIME

KEVIN
*terkekeh* Hebat juga kau bisa
tahu sampai sejauh itu! Tapi, kau
bisa apa setelah ini? Kau ingin
menangkapku?

ZAKI
Tidak, tugasku hanya mengulur
waktu.

KEVIN
Hah?

ZAKI
Aku sudah meminta seseorang untuk
menghubungi polisi, dan mereka
akan tiba tak lama lagi. Sampai
saat itu tiba, aku akan terus
menahanmu di sini.

KEVIN
Huh! Coba saja kalau bisa!
Kevin segera berlari ke arah pintu. Zaki yang melihatnya segera
mengambil kursi dan melemparnya ke arah pintu. Pintu itu
terhalang kursi.
ZAKI
Sudah ku bilang, kan? Aku akan
menahanmu di sini!

KEVIN
Baru saja aku memutuskan sesuatu…
Kevin berbalik badan.

KEVIN
Akan ku habisi dirimu dengan
cepat!

ZAKI
Ayo maju!
Kevin berlari ke arah Zaki dan mengangkat tangannya.

INT. RUANG OSIS – DAY – KEMARIN

THEA
Ngomong-ngomong, apa kau tahu
identitas si penjual?

ZAKI
Eh?

THEA
Belum tahu? Astaga! Kau menyuruh
kami ini itu, tapi belum tahu
siapa yang menjualnya? Yang benar
saja?
Andi mengambil Hp Zaki yang diletakkan di atas meja.

ANDI
Aku tahu siapa dia!
Semua orang menoleh ke Andi.
ANDI
Dia si pengantar properti, kenalan
Kevin.
Semua orang terkejut mendengarnya.

MALIK
Begitu, ya? Berarti semuanya
menjadi jelas. Sal, yang menabrak
Afra itu mobil pick up, kan?

SALWA
Iya.

MALIK
Apa waktu kecelakaan ada yang
memotretnya?

SALWA
Hmmm? Seingatku ada. Tapi, aku
tidak tahu apakah mobilnya
terpotret atau tidak.
Nada dering tiba-tiba berbunyi. Andi mengangkat ponselnya dan
menerima panggilan.

ANDI
Halo! Bagaimana?

ANITA (V.O)
Videonya sudah ku dapat! Mobil
pick upnya terlihat di sana,
walaupun tidak terlalu jelas.

ANDI
Oke! Kirim ke nomorku, ya?

ANITA (V.O)
Iya-iya! Ngomong-ngomong, mana
terima kasihnya!?

ANDI
Eh?
ANITA (V.O)
Terima kasihnya mana!? Aku sudah
membantumu, kan? Masa’ gak dikasih
terima kasih? Andi Jahat!
Melihat itu, teman-temannya menahan tawa.

ANDI
*menghela nafas* Terima kasih!
(gak niat)

ANITA (V.O)
Kok gitu, sih?! Yang lebih niat,
dong!

ANDI
Iya-iyaa! Terima kasih, kakakku
TER-sayang!

ANITA (V.O)
Nah, gitu dong! Oke akan ku kirim!
Anita menutup teleponnya. Andi menoleh ke teman-temannya yang
menahan tawa.

ANDI
Jangan ketawa!

INT. KELAS – NIGHT – WAKTU SEKARANG

Kevin terus menyerang Zaki. Zaki terus menghindar.

KEVIN
Kenapa kau terus menghindar, oi!
Punggung Zaki terhalang papan tulis. Kevin memukul Zaki. Zaki
menghindar. Tangan Kevin menghantam papan tulis.

KEVIN
Hei, ada apa? Belum-belum kau
sudah kelelahan.
ZAKI
(menyeringai) Hah? Aku belum lelah
sama sekali, lho!
Kevin menggeram. Kemudian maju menyerang Kevin lagi.

INT. AULA SEKOLAH – NIGHT – WAKTU YANG SAMA

Para pemain membungkukkan badannya di depan penonton. Para


penonton bertepuk tangan.

ANDI
Mereka belum datang?

THEA
Sebentar lagi.

RANDOM
Kelas 11 bersiap!

INT. KELAS – NIGHT – WAKTU YANG SAMA

Kevin memukul Zaki. Zaki terpental dan menghantam dinding.

KEVIN
Hei, hei! Kau bilang belum
kelelahan, kan?
Zaki kemudian bangkit.

ZAKI
Kenapa kau melakukan ini, Kevin?
Kenapa kau menjadi pecandu? Kalau
kau tidak memakainya, hal seperti
ini tidak perlu terjadi.
Kevin hanya diam. Kemudian tertawa. Kemudian tawanya reda.
KEVIN
Jangan menceramahiku! Kau tidak
tahu apa-apa, lebih baik diam!
Benar juga, ya! *terkekeh* Orang-
orang seperti kalian, tidak akan
bisa memahamiku, ya! *tertawa*
Kalian tidak pernah merasakan
rasanya kehilangan, ya! *tertawa*
Apalagi saat kematian datang,
kalian tidak pernah merasakannya,
kan? *tertawa*

ZAKI (V.O)
Tch! Orang ini, sudah gila!

KEVIN
Oh yaa, akan ku ceritakan padamu,
bagaimana rasanya penderitaan,
sebelum kau merasakannya sendiri!
Dulu, aku hidup menderita. Aku
terlahir tanpa mengetahui siapa
orang tuaku. Aku tidak pernah
diterima, kemanapun aku pergi aku
selalu diusir. Aku selalu
berpikir, mungkin tempatku
bukanlah di sini. Karena itu, aku
selalu pergi, selalu mencari.
Hingga aku menemukannya, aku
menemukan sebuah tempat yang bisa
disebut rumah. Tapi, tempat itu
sekarang akan dihancurkan oleh
orang seperti kalian!
Kevin meraih kursi dan melemparkannya ke arah Zaki. Zaki
menghindar. Tapi Kevin sudah berada di depannya dan
membantingnya ke lantai. Kemudian Kevin meraih tangan kanan
Zaki, lalu mematahkannya.

ZAKI
*kesakitan*
INT. TOILET SEKOLAH – NIGHT – WAKTU YANG SAMA

BERANDALAN 1
Rasanya aku mendengar teriakan.

BERANDALAN 2
Paling cuma perasaanmu!

BERANDALAN 3
Hei, Aki! Kau tidak mau coba?

AKI
Ahh, tidak perlu. Aku lihat-lihat
kondisi saja.

BERANDALAN 3
Kalau ada orang bilang-bilang, ya!
Aki mengetikkan sesuatu di chat.

AKI (PHONE)
Mereka di toilet dekat kantin.

INT. KELAS – NIGHT – WAKTU YANG SAMA

Kevin berdiri di depan Zaki yang terbaring kesakitan.

ZAKI
*kesakitan*

KEVIN
Hei-hei! Ada apa? Kau bilang mau
menahanku, kan?
Kevin menendang kepala Zaki. Kemudian kakinya menindih dada
Zaki.

KEVIN
Mau menyerah sekarang?
Tangan kiri Zaki mencengkram kaki Kevin, kakinya menendang Kevin
dari belakang. Lalu ia menyingkirkan kaki Kevin dari dadanya dan
mengambil gagang pel di sampingnya lalu memukulkannya ke kepala
Kevin. Kevin bergerak beberapa langkah. Zaki berdiri lagi.

ZAKI
Menyerah kau bilang? Aku sudah
mengatakan kalau aku akan
menahanmu, maka akan ku lakukan!
Kevin terlihat kesal.

KEVIN
Tch! Dasar keras kepala!

INT. AULA SEKOLAH – NIGHT – WAKTU YANG SAMA

MC
Kita baru saja melihat penampilan
dari kelas 11! Dan sekarang, kita
sudah tiba dipuncak acara!
Rafi melihat ponselnya.

RAFI
Mereka di toilet dekat kantin!

ANDI
Oke! Sekarang tinggal menunggu
polisi datang…

MC
Penampilan dari kelas 12 yang
menceritakan tentang cerita rakyat
dari jawa timur. Mari kita
saksikan!
Semua penonton bertepuk tangan.

MALIK
Thea.
Thea menoleh ke arah Malik.
MALIK
Lakukan yang terbaik!

THEA
*tersenyum* Kalian juga!

INT. KELAS – NIGHT – WAKTU YANG SAMA

Zaki memukulkan gagang pel ke Kevin. Kevin menahannya dengan


tangannya. Kemudian ia mematahkan gagang pelnya. Kemudian ia
memukulkan gagang pel yang patah ke Zaki. Zaki menangkisnya.
Kevin terus menyerang sementara Zaki menangkis. Kevin menendang
Zaki hingga terjatuh. Lalu Kevin menusukkan gagang pelnya ke
arah mata Zaki. Zaki menelengkan kepalanya sehingga gagang pel
Kevin mengenai lantai kelas. Zaki menendang selangkangan Kevin
dan menendang tubuh Kevin hingga membuatnya mundur beberapa
langkah.
Zaki bangkit berdiri.

KEVIN
Kenapa, kau bersikeras menahanku?
Kau sudah terluka begitu parah,
stapi kenapa kau masih bersikeras?

ZAKI
Aku punya kenalan, dia sangat
baik. Saking baiknya, dia sampai
lupa dengan kondisi dirinya. Aku
berpikir, untuk apa kita korbankan
diri sendiri untuk kebaikan orang
lain? Tapi, sekarang aku mengerti
kenapa dia melakukannya. Dia tidak
ingin senyuman orang yang ia
sayangi menghilang, apapun akan ia
lakukan untuk itu. Aku juga
begitu, aku ingin terus melihat
senyumannya.
KEVIN
Tch! Tak kusangka, ternyata kau
budak cinta!

ZAKI
Terserah kau mau bilang apa. Tapi
asal kau tahu saja, aku tidak akan
menarik ucapanku.
Kevin semakin geram.

INT. AULA SEKOLAH – NIGHT – WAKTU YANG SAMA

BARU KLINTING (RANDOM 1)


Nenek bawalah sebuah wadah besar
dan dayung, lalu pergi dari sini.

NENEK (THEA)
Tapi, untuk apa nak?

BARU KLINTING (RANDOM 1)


Nanti nenek akan tahu sendiri,
pokoknya nenek harus pergi dulu
dari sini.

ANDI
Rafi, Malik!
Rafi dan Malik menoleh ke arah Andi.

ANDI
Sudah waktunya.
Rafi dan Malik mengangguk.

ANDI (V.O)
Tunggulah sebentar lagi, Zaki!

INT. KELAS – NIGHT – WAKTU YANG SAMA


Kevin terus menghajar Zaki yang terluka. Zaki terkapar di atas
lantai. Kevin menindih Zaki, lalu memukulnya dengan bertubi-
tubi. Kepala Zaki sudah berdarah-darah. Setelah dirasa cukup,
Kevin mengentikan pukulan bertubi-tubinya. Nafasnya tersengal.
Kemudian ia bangkit.
Kevin melangkah, ingin pergi keluar. Tapi kakinya tiba-tiba
dicengkram oleh Zaki.

ZAKI
Kau… Mau… Ke mana…?
Kevin menendang kepala Zaki. Tapi cengkraman Zaki belum
terlepas. Dari jauh, terdengar suara sirine mobil polisi. Kevin
ketakutan. Lalu menatap Zaki.

ZAKI
*tersenyum* Kena kau!
Kevin melepas kakinya paksa lalu lari. Tapi tangan Zaki dengan
cepat mencengkramnya lagi. Kevin terjatuh. Kevin menendang-
nendang Zaki.

KEVIN
Lepaskan… Aku!
Cengkraman Zaki tetap tidak lepas.

INT. AULA SEKOLAH – NIGHT – WAKTU YANG SAMA

Karakter nenek dan Baru Klinting menaiki perahu.

NARATOR
Nenek dan Baru Klinting, selamat
dari bencana banjir tersebut.
Tamat.
Lampu sorot dimatikan dan penonton bertepuk tangan. Tiba-tiba
terdengar suara sirine. Para penonton terkejut, panik dan
bingung.

PENONTON 1
Ada apa ini?
PENONTON 2
Kenapa ada mobil polisi?

PENONTON 3
Apa ada penjahat di sini?

IBU ZAKI
Astaga! Zaki, ada apa sebenarnya?

INT. SEKOLAH – NIGHT

Mobil polisi berhenti di depan gerbang sekolah. Setelah itu,


mereka memasuki sekolah dan mengecek setiap kelas.

INT. TOILET SEKOLAH – NIGHT

Para berandalan mabuk.

BERANDALAN 1
Eh? Sepertinya aku mendengar suara
mobil polisi…

BERANDALAN 2
Cuman perasaanmu!
Rafi yang berada di balik toilet menyiramkan air dari atas ke
berandalan 1.

BERANDALAN 1
Arg… Hmm!!
Rafi menghentikan siramannya.

BERANDALAN 1
Kau! Sejak kapan kau masuk!

RAFI
Sejak kapan? Sejak kalian
mabuklah!
BERANDALAN 1
Aki sialan! Kau tidak bilang-
bilang!
Aki hanya mengangkat bahu. Kemudian Malik dan Andi muncul di
belakangnya bersama polisi.

MALIK
Menyerahlah! Kalian sudah
tertangkap!

BERANDALAN 2
Polisi!?
Rafi kemudian menghajar berandalan 2. Lalu Andi menghajar yang
ke-1. Berandalan 3 ingin lari, tapi sudah dihajar terlebih dulu
oleh Aki. Para polisi pun dengan cepat memborgol mereka.

INT. KELAS – NIGHT – WAKTU YANG SAMA

Kevin terus menendang Zaki.

KEVIN
Cepat! Lepaskan aku!
Kevin menendang dengan lebih keras hingga membuat Zaki pingsan.
Kevi kemudian berdiri dan menendang tubuh Zaki hingga membuatnya
telentang. Kemudian Kevin mengambil kursi. Ia mengangkatnya di
atas tubuh Zaki. Ia ingin memukulnya, tapi tiba-tiba…

POLISI 1
Berhenti di sana!
Polisi-polisi sudah memasuki kelas dan mengacungkan senjata api
dengan senter ke arah Kevin. Kevin meletakkan kursinya.

POLISI 1
Angkat kedua tanganmu!
Kevin mengangkat kedua tangannya. 2 polisi mencoba memborgolnya.
Tapi, Kevin melawan.

POLISI 1
Jangan melawan!
Kevin berlari ke arah jendela. Tapi, polisi menembak kaki Kevin
sehingga membuatnya terjatuh. Kevin kesakitan. Polisi mendekat,
lalu memborgolnya.

INT. TOILET SEKOLAH – NIGHT

Malik mendekati Aki.

MALIK
Apa yang akan kau lakukan setelah
ini? Jangan bilang, kau ingin
menyerahkan diri?

AKI
Memang.

MALIK
Eh? Tapi, kau waktu itu dipaksa,
kan?

AKI
Tapi, tetap saja. Aku yang
melakukannya, maka aku yang harus
bertanggung jawab. Sampaikan
maafku padanya, ya? Walaupun aku
tidak yakin akan dimaafkan.
Aki kemudian pergi keluar toilet. Malik menatap punggungnya
kemudian tersenyum.

MALIK
Bilang ke mereka, lah! Bodoh!

EXT. SEKOLAH – NIGHT

Lapangan sekolah ramai dengan orang-orang. Mulai dari para


siswa, guru hingga penonton festival. Polisi memasukkan Kevin
dan komplotannya ke dalam mobil polisi. Sementara Rafi dan Andi
membopong Zaki menuju Ambulan.
INT. KAMAR PASIEN – DAY – KEESOKAN HARINYA

Zaki berbaring di atas ranjang di rumah sakit.

ZAKI
Rumah sakit? Sudah berapa lama aku
di sini?

IBU
Zaki, sudah bangun?

ZAKI
Ibu?

IBU
Tunggu sebentar, ya? Ibu
panggilkan teman-temanmu.
Ibu Zaki kemudian keluar dari kamar pasien. Lalu kemudian
kembali dengan diikuti Rafi, Andi, Malik dan Thea.

ZAKI
Eh? Kalian kenapa di sini?

RAFI
Kenapa? Sudah jelas menjengukmu,
lah!

ANDI
Kau sudah berjuang, ya.

THEA
Dasar! Lain kali kalau mau nekat
pikir-pikir dulu, dong? Kami yang
repot, kan?

MALIK
Diamlah, Thea! Kau datang 1 jam
lebih dulu dari kami, kan?
THEA
Jangan malah diceritain!
Zaki yang melihat teman-temannya, lalu teringat dengan sesuatu.

ZAKI
Hah? Kevin bagaimana?

THEA
Tenang saja! Dia sedang dalam masa
persidangan. Aki juga ikut, sih.

ZAKI
Aki? Bukannya dia dipaksa?

MALIK
Memang! Tapi dia itu keras kepala,
bilang kalau dia juga bersalah.
Meskipun begitu, aku yakin dia
tidak akan mendapatkan hukuman
berat.
Ibu Zaki mendekati Zaki.

IBU
Lain kali, jangan terlalu nekat,
ya? Kamu gak bilang-bilang ke ibu,
padahal ibu bisa bantu.

ZAKI
Hehehe… Maaf.

IBU
Ah, ibu ambilkan makan dulu, ya?
Ibu Zaki kemudian menoleh ke teman-teman Zaki.

IBU
Kalian temani Zaki dulu, ya? Ibu
mau keluar sebentar.

TEMAN TEMAN ZAKI


Baiklah!
Ibu Zaki melangkah keluar. Sebelum keluar, ibunya menoleh
kembali ke belakang.

IBU
Zaki, mereka ada kejutan untukmu,
lho!

ZAKI
Kejutan?
Rafi mencoba mengingat.

RAFI
Oh! Kalian tunggu di sini!
Rafi kemudian berlari keluar.

ZAKI
Kejutan apa, sih?

ANDI
Sudah, lihat saja!

MALIK
Kau akan tahu nanti.
Zaki semakin bingung.
Rafi kemudian masuk kembali. Di belakangnya, Salwa mendorong
kursi rod yang diduduki oleh Afra.

RAFI
TADAA! Ini kejutan untukmu!
Zaki terkejut.

ZAKI
Afra!
Afra menoleh dan menatap Zaki. Ia kemudian mengucapkan…

AFRA
Siapa?
Semua orang terkejut. Zaki mematung. Mulutnya menganga.
RAFI
Kok amnesia, sih?

ANDI
Salwa, apa dia terbentur sesuatu
waktu kesini tadi!?

SALWA
Eh? Nggak kok!

THEA
Aduh! Pake hilang ingatan lagi.

MALIK
Perasaan tadi masih ingat!
Afra tiba-tiba tertawa. Semua orang menatapnya bingung. Tawa
Afra mulai reda.

AFRA
Selamat, kalian kena prank!
Semua orang terdiam. Rafi dan Andi mendekati Afra dengan kesal.

ANDI
Anak sialan! Jangan bikin
jantungan dong!

RAFI
Anak ini minta diapain, sih?!

SALWA
Kalau bercanda jangan bikin orang
panik, dong!

AFRA
Sorry sorry! Habis, kalau kayak
biasa malah bosenin! Jadinya, ya…
Gitu!
MALIK
Bercanda sih, bercanda. Tapi,
kasian si Zaki sampe matung
menganga gitu!

AFRA
Kan aku dah bilang maaf! Bercanda
aja gak boleh!

THEA
Bercandamu berlebihan, tahu!
Zaki tiba-tiba tertawa. Semua orang menoleh ke arahnya.
Kemudian, tawanya reda.

ZAKI
Sudah kuduga, aktingmu memang
bagus! Memang tidak salah aku
memilihmu memerankan nenek-nenek.

AFRA
Apa kau bilang?! (kesal)

ZAKI
Terima kasih, ya! Sudah datang
menjengukku. (tersenyum)
Wajah Afra memerah, kemudian menunduk dan tersenyum.

SALWA
Cieee! OTW pengantin baru, niihh!!
Afra dan Zaki sontak langsung memalingkan wajah mereka yang
memerah. Yang lain tertawa. Mereka kemudian saling lirik satu
sama lain. Rafi berjalan mendekati Zaki dan memukul pundaknya.
Zaki mengaduh.

RAFI
Ayolah! Jangan malu-malu!

ZAKI
Apaan, sih!
Rafi mendekatkan kepalanya ke telinga Zaki.
RAFI
Ku dengar, Andi juga suka Afra,
lho (berbisik)

ZAKI
Eh? Benarkah? (berbisik)
Zaki menatap Andi. Andi kemudian menoleh balik ke arah Zaki.

ANDI
Ada apa?

ZAKI
B-Bukan apa-apa! Eee… Andi, apa
kau… Menyukai Afra?

ANDI
Hah?!
Rafi menahan tawa.
Andi kemudian menyeret Zaki keluar kamar pasien. Rafi meronta-
ronta.

ANDI
Kau ikut aku dulu!

RAFI
Kau mau membawaku kemana?

ZAKI
Hei! Jawabannya?!
Andi dan Zaki sudah keluar dari kamar pasien. Zaki menghela
nafas.
Zaki kemudian memandang keluar jendela. Entah

ZAKI (V.O)
Pada akhirnya, semuanya tetap
berjalan normal.

(MORE)
ZAKI (CONT’D)
Yahh, untuk beberapa orang, sih.
Setelah kejadian itu, sekolah kami
diliburkan sementara waktu. Entah
sampai kapan. Dan waktu kelulusan
waktu kami juga kemungkinan akan
diundur. Yahh, untungnya aku masih
punya waktu untuk pulih. Dan apa
yang akan ku lakukan sebelum ku
pulih? Entahlah.

EXT. CAFÉ – DAY – BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN

Afra sedang membaca sebuah buku. Seorang pelayan meletakkan


minuman pesanannya. Kemudian pelayan itu pergi. Afra menyeruput
minumannya.
Salwa memasuki Café dan menemukan Afra.

SALWA
Afra!
Afra menoleh. Ia terlihat senang.

AFRA
Salwa! Sini-sini!
Salwa berjalan menuju tempat Afra dan duduk di depannya.

SALWA
Lama gak ketemu, udah makin cantik
aja. Gimana kabarnya?

AFRA
Ya, kayak biasa.
Salwa melihat buku yang dibaca Afra.

SALWA
Kau… Baca buku itu juga?
AFRA
Hm? Ouh, ini? Ceritanya bagus!
Nyeritain tentang kehidupan si
penulis waktu SMA dulu.

SALWA
Ouh…

AFRA
Ngomong-ngomong, kabar yang lain
gimana?

SALWA
Yang lain? Ouh. Kamu bakal kaget
dengernya.
Afra terlihat bingung.

SALWA
Mereka semua pada berubah, lho! Si
Rafi sekarang dah jadi sutradara.
Film-filmnya terus menang kalau
masuk festival film. Terus si
Andi, malah jadi produsernya.
Padahal, dia cocoknya jadi
direktur perusahaan.

AFRA
Ouh. Hmm… (berpikir) Kalau Zaki?

SALWA
Zaki? Dari kita lulus aja, aku
belum pernah ketemu. Tapi, Rafi
bilang kalau dia jadi penulis.

AFRA
Penulis? Udah nerbitin buku belum?

SALWA
Kau beneran gak tahu?

AFRA
Hah?
SALWA
Padahal kau dah baca bukunya.

AFRA
Buku yang mana? Aku gak pernah
baca buku yang ada tulisannya
Zaki.

SALWA
*menghela nafas* Tuh! (menunjuk
buku yang dipegang Afra) Itu
bukunya.
Afra diam sejenak. Ngelag.

AFRA
*kaget* Y-Yang bener?!

SALWA
Iyalah! Ceritanya mirip-mirip sama
cerita kita, kan? Apalagi pas
bagian akhirnya, waktu kamu
ketabrak mobil pick up.
Afra mengecek bukunya lagi.

AFRA
Iyasih. Tapi… (melihat sampul
buku) Di sini ditulisnya Hikki
lho, bukan Zaki.

SALWA
Itu cuma nama samaran. Dia gak mau
keganggu sama media. Pas dia lagi
diundang ke acara-acara, dia malah
nolak. Orang-orang juga gak pernah
tahu gimana wajahnya.

AFRA
Tapi, kamu tahu kalau yang nulis
Zaki dari mana?

SALWA
Dari Rafi sama Andi, lah!
AFRA
Ouh…
Afra melihat buku itu lagi.

SALWA
Ngomong-ngomong, kau tahu karakter
Alfia itu siapa? (jahil)

AFRA
Alfia? Ouh, dia cewek yang disukai
sama Hikki ini, kan?

SALWA
Kau tahu gak, dia itu siapa?

AFRA
Eh?
Salwa menatap Afra dengan tersenyum jahil.

SALWA
Cari tau sendiri aja, lah!

AFRA
Lah? Siapa emangnya?

SALWA
Rahasiaaa! Mending kamu tanya dia
langsung. Tadi, dia nitip pesan,
katanya nyuruh kamu buat ke taman.

AFRA
T-Taman!?

SALWA
Ayoo! Mending kamu kesana
sekarang! Gak baik lho, bikin
laki-laki nunggu.

AFRA
Eh? Tapi—
SALWA
Gak ada tapi-tapi! (maksa)

AFRA
Eeehhh…

EXT. TAMAN KOTA – DAY

Afra duduk di atas bangku taman.

AFRA (V.O)
Akhir-akhirnya, aku datang. Tapi,
dia itu kemana, sih? Tadi katanya
dah nungguin? Ini malah aku yang
nunggu! Eh, tapikan memang sudah
fitrahnya aku nungguin. Tapi,
tetap aja dia gak boleh—

ZAKI
Yo! Sudah menunggu lama?
Afra menoleh ke belakang. Dan ia melihat Zaki.

AFRA
Eh?

ZAKI
Maaf, aku sedikit sibuk tadi. Apa…
Aku boleh duduk di sampingmu?
Zaki tersenyum. Afra mengeluarkan air mata.

AFRA
Eh?
TAMAT

Anda mungkin juga menyukai