Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, ocial,keluarga,
pendidikan. Persepsi seseorang terhadap kesehatan,serta perkembangan ( dalam Tarwoto &
Wartonah 2006).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi tindakan
hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu dalam
lingkungan rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan pasien. Dengan
mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam meningkatkan
kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan (dalam Perry & Potter,
2005).
Jika seseorang sakit,biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.Hal initerjadi
karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalahsepele,padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatansecara umum (dalam Tarwoto & Wartonah
2006).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep personal hygiene?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi praktik personal hygiene?
3. Apa macam-macam personal hygiene ?
4. Apa jenis-jenis personal hygiene ?
5. Apa tujuan personal hygiene ?
6. Apa dampak yang sering muncul ?
7. Bagaimana pengkajian personal hygiene ?
8. Bagaimana pengkajian status personal hygiene ?
9. Bagaimana Intervensi personal hygiene ?
10. Bagaimana cara menata lingkungan sekitar pasien (ex. Bed making)?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan memahami konsep personal hygiene.
D. Manfaat
1. Pembaca dapat memahami personal hygiene
2. Pembaca dapat memahami dan mengetahui jenis-jenis personal hygiene
3. Pembaca dapat mengetahui dan melaksanakan prosedur personal hygiene

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Personal Hygiene

2
Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Menurut beberapa ahli :
1. Sjarifuddin
Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan. Sjarifudin.
1979 (dalam Basyar.2005)
2. Efendy
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan halyang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihanakan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihanitu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan.Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan,sosial,
keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan. (dalam Astutiningsih, 2006)
3. Depkes
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, kliendinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
4. Nurjannah
Defisit perawatan diri adalah gangguankemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias,makan, toileting)
5. Poter. Perry
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatutindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisidimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah 2006 )
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika
hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu
hendaknya setiap orang selalu berusaha supayapersonal hygiennya dipelihara dan
ditingkatkan. Kebersihan dankerapian sangat penting dan diperlukan agar seseorang
disenangidan diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena kebersihan diperlukan agar
seseorang dapat hidup secara sehat.
3
B. Faktor yang Mempengaruhi Praktik Personal Hygiene
1. Citra Tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang
tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.
Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan
hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian
ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat
keputusan tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien
dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu
usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.
2. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak
mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang
dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa
faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
3. Status Sosio-Ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan
yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan
yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus
menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social
yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.
4. Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah
cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali,
pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan
hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam
mengurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan
yang perlu.
5. Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri

4
yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-
negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam
seminggu.
6. Pilihan Pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,
bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis.
Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
7. Kondisi Fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani
operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene
pribadi.

C. Tipe Personal Hygiene


1. Kesehatan Gigi dan Mulut
Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna makanan.
Mulut berupa suatu rongga yangdibatasi oleh jaringan lunak, dibagian belakang
berhubungandengan tengggorokan dan didepan ditutup oleh bibir. Lidahterdapat didasar
rongga mulut terdiri dari jaringan yang lunakdan ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi
terdiri dari jaringan kerasyang terdapat di rahang atas dan bawah yang tersusun rapidalam
lengkungan (Depdikbud, 1986:33).
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perludihaluskan, maka makanan
tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai pencampur
makanan,penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik danberperan sebagai
indera perasa dan pengecap. Penampilanwajah sebagian ditentukan oleh tata letak gigi.
Disamping itu juga sebagai pembantu pengucapan kata-kata dengan jelas danterang
(Soenarko, 1984: 28).Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, makamulut dan gigi
juga perlu perawatan yang teratur danseyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Untuk
pertumbuhangigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineralseperti zat
kapur, makanan dalam bentuk buah-buahan yangmengandung vitamin A atau C sangat
baik untuk kesehatan gigidan mulut. Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang
terbaikuntuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalamsehari yaitu pagi
dan pada waktu akan tidur. Dengan menggosok gigi yang teratur dan benar maka plak
yang adapada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit benda-benda yang keras dan
makan makanan yang dingin dan terlalupanas (Depdikbud, 1986: 30).Gigi yang sehat

5
adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya,gigi tidak berlubang dan didukung oleh gusi yang
kencang danberwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut
2. Kesehatan Rambut dan Kulit Rambut
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makinkecil dan ujungnya makin
kecil. Pada bagian dalam berlubangdan berisi zat warna. Warna rambut setiap orang tidak
samatergantung zat warna yang ada didalamnya. Rambut dapattumbuh dari pembuluh
darah yang ada disekitar rambut(Depdikbud, 1986:23).
Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa
dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat perlindungan lain
sepertitopi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang lain.Penampilan akan lebih rapi
dan menarik apabila rambutdalam keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya rambut
yangdalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan
tidak menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu perawatan
yang baik. Untuk perawatan rambutdapat ditempuh dengan berbagai cara namun
demikian carayang dilakukan adalah cara pencucian rambut.
Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karenaitu
kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian makapencucian rambut adalah suatu
keharusan. Pencucian rambutdengan shampoo dipandang cukup apabila dilakukan dua
kalidalam seminggu (Depdikbud, 1986:12).
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu berminyak
dan terlalu kering serta tidak berketombedan berkutu. Tujuan bagi klien yang
membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai berikut:
1. Pola kebersihan diri klien normal
2. Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
3. Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
4. Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
5. Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.

3. Kesehatan Kulit
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian dalam yang disebut
kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
2 kelompok, yaitu lapisan luar yangdisebut lapisan tanduk dan lapisan dalam yang disebut
lapisanmalpighi. Kulit jangat terletak disebelah bawah atau sebelah dalam dari kulit ari
(Depdikbud, 1986:16).Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya.
6
Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dari luar, dan perlindungan tubuh dari
bahaya kuman penyakit. Sebagai pelindung kulit pun sebagai pelindung cairan-cairan
tubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan. Melalui kulitlah rasa panas, dingin dan
nyeri dapat dirasakan. Guna kulit yang lain sebagai alat pengeluaran ampas-amps berupa
zatyang tidak terpakai melalui keringat yang keluar lewat pori-pori (Soenarko, 1984:4).
Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga perlu dirawat.
Pada masa yang modern sekarang ini tersedia berbagai cara modern pula berbagai
perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitu pembersihan badan dengan
cara mandi. Perawatan kulit dilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan
sore. Tentu saja dengan air yang bersih. Perawatan kulit merupakan keharusan yang
mendasar (Depdikbud, 1986:23). Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus,
tidak ada bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur (fleksibel).
4. Kesehatan Telinga
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian paling luar, bagian tengah,
dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun telinga. Telinga
bagian tengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga buah ruang tulang pendengaran.
Ditelinga bagian dalam terdapat alat keseimbangan tubuh yang terletak dalam rumah
siput (Depdikbud, 1986 : 30). Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga berbagai
macam bunyi- bunyi suara dapat didengar. Disamping sebagai alat pendengaran telinga
juga dapat berguna sebagai alat keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat
dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi
telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih,untuk mendengar jelas dan
telinga bagian luar selalu bersih.
5. Kesehatan Kuku
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari sel-
sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari kegunaannya ada
yang pipih, bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud, 1986:21). Guna kuku adalah
sebagai pelindung jari, alat kecantikan, senjata, pengais dan pemegang
(Depdikbud,1986:22). Bila untuk keindahan bagi wanita karena kuku harus relatif
panjang, maka harus dirawat terutama dalam hal kebersihannya. Kuku jari tangan
maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat
menjadi sarang kuman penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang
lain.
6. Kesehatan Mata
7
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan
dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang menyebabkan panas
dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk
mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari
washlap digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki
sekresi kering yang tidak dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka perawat
dapat meletakkan kain yang lembab atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali
untuk melunakkan sekresi. Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena
dapat meyebabkan cedera serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi
bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila refleks
berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total. Mata dapat dibersihkan
dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril. Air mata buatan bisa
diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dai dokter. Tindakan pencegahan harus
digunakan jika potongan kecil digunakan pada mata karena dapat meyebabkan cedera
kornea.
7. Kesehatan Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan
ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat
mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan
tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur
mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar,
iritasi mukosa, atau kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan
menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air
atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas.
Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal
merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.

D. Jenis Personal Hygiene


Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya dibagi menjadi
empat yaitu:
1. Perawatan dini hari

8
Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk
melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan bahan
pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan
atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi, mempersiapkan pasien dalam melakukan
sarapan atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene, seperti mencuci
muka, tangan, menjaga kebersihan mulut.
2. Perawatan pagi hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan atau
makan pagi seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi
(BAB/BAK), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan
pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien.
Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.
3. Perawatan siang hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan berbagai
tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang dimana pasien yang
dirawat di rumah sakit seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau
prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan, antara
lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan
melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
4. Perawatan menjelang tidur
Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar
pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang
dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB/BAK), mencuci
tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.

E. Tujuan Personal Hygiene


1. Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri
2. Menghilangkan bau badan yang berlebihan
3. Memelihara integritas permukaan kulit
4. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
5. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
6. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.
7. Meningkatkan percaya diri seseorang
8. Menciptakan keindahan
9. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang
9
F. Dampak yang Sering Ditimbulkan
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi
adalah: Gangguan intergritas kulit,gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri, dan gangguan interaksisosial.

G. Asuhan Keperawatan Personal Hygiene


1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
1) Pola kebersihan tubuh
2) Perlengkapan personal hygiene yang dipakai
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
b. Pemeriksaan fisik
1) Rambut
a) Keadaan kesuburan rambut
b) Keadaan rambut yang mudah rontok
c) Keadaan rambut yang kusam
d) Keadaan tekstur
2) Kepala
a) Botak/alopesia
b) Ketombe
c) Berkutu
d) Adakah Eritema
e) Kebersihan
3) Mata
a) Apakah sklera ikterik
b) Apakah kunjungtiva pucat
c) Kebersihan mata
d) Apakah gatal/mata merah
4) Hidung
a) Adakah pilek
b) Adakah elergi
c) Adakah pendarahan
d) Adakah perubahan penciuman
e) Kebersihan hidung
f) Bagaimana membran mukosa
g) Adakah septum deviasi
5) Mulut
a) Keadaan mukosa mulut

10
b) Kelembapannya
c) Adakah lesi
d) Kebersihan
6) Gigi
a) Adakah karang gigi
b) Adakah karies
c) Kelengkapan gigi
d) Pertumbuhan
e) Kebersihan
7) Telinga
a) Adakah kotoran
b) Adakah lesi
c) Bagaimana bentuk telinga
d) Adakah infeksi
8) Kulit
a) Kebersihan
b) Adakah lesi
c) Keadaan turgor
d) Warna kulit
e) Suhu
f) Teksturnya
g) Pertumbuhan bulu
9) Kuku tangan dan kaki
a) Bentuknya bagaimana
b) Warnanya
c) Adakah lesi
d) Pertumbuhannya
10) Genetalia
a) Kebersihan
b) Pertumbuhan rambut pubis
c) Keadaan kulit
d) Keadaan lubang uretra
e) Keadaan skrotum, testis pada pria
f) Cairan yang dikeluarkan
11) Tubuh secara umum
a) Kebarsihan
b) Normal
c) Keadaan postur

2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan integritas kulit
Definisi : keadaan di mana kulit seseorang tidak utuh. Kemungkinan berhubungan
dengan :
1) Bagian tubuh yang lama tertekan
2) Imobilitasi
3) Terpapar zat kimia

11
Kemungkinan data yang ditemukan
1) Kerusakan jaringan kulit
2) Gangrene
3) Dekubitus
4) Kelemahan fisik

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :


1) Stroke
2) Fraktur femur
3) Koma
4) Trauma medulla spinalis

Tujuan yang diharapkan


1) Pola kebersihan diri pasien normal
2) Keadaan kulit, rambut kepala bersih
3) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri

b. Gangguan membrane mukosa mulut


Definisi : kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka
Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Trauma oral
2) Pembatasan intake cairan
3) Pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher

Kemungkinan data yang ditemukan


1) Iritasi atau luka pada mukosa mulut
2) Peradangan atau infeksi
3) Kesulitan dalam makan dan menelan
4) Keadaan mulut yang kotor

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada


1) Stroke
2) Stomatitis
3) Koma
12
Tujuan yang diharapkan
1) Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warnamerah muda
2) Inflamasi tidak terjadi
3) Klien mengatakan rasa nyaman
4) Keadaan mulut bersih

c. Defisit perawatan diri / kebersihan diri


Definisi : kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran

Kemungkinan data yang ditemukan.


a. Badan kotor dan berbaub.
b. Rambut kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Bau mulut dan motor

3. Rencana Tindakan
a. Memandikan Pasien di Tempat Tidur
Tindakan keperawatan di lakukan pada pasien yang tidak mampu mandi
secara sendiri dengan cara memandikan di tempat tidur. Tujuannya adalah menjaga
kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sisitem
peredaran darah dan menambah kenyamanan pasien.
Alat dan Bahan
1. Baskom mandi dua buah,masing masing berisi air dingin dan hangat.
2. Pakaian pengganti
3. Kain penutup
4. Handuk,sarung tangan pengusap badan
5. Tempat untuk pakaian kotor
6. Sampiran
7. Sabun

Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
13
3. Atur posisi pasien
4. Lakukan tindakan memandikan pasien yang di awali dengan membentangkan
handuk di bawah kepala, kemudian bersihkan muka, telinga dan leher dengan
sarung tangan pengusap. Keringkan dengan handuk.
5. Kain penutup di turunkan, kedua tangan pasin di angkat dan di pindahkan
handuk di atas dada pasien ,lalu bentangkan. Kemudian kembalikan kedua
tangan ke posisi awal di atas handuk, lalu basahi kedua tangan dengan air
bersih. Lalu keringkan dengan handuk.
6. Kedua tangan di angkat,handuk di pindahkan di sisi pasien, bersihkan daerah
dada dan perut, lalu keringkan dengan handuk.
7. Miringkan pasien ke kiri, handuk di bentangkan di bawah punggung sampai
glutea dan basahi punggung hingga glutea, lalu keringkan dengan handuk.
Selanjutnya, miringkan pasien ke kanan dan lakukan hal yang sama.
Kemudian, kembalikan pasien pada posisi telentang dan pasangkan pakaian
dengan rapi.
8. Letakkan handuk di bawah lutut lalu bersihakan kaki. Kaki yang paling jauh
di dahulukan dan di keringkan dengan handuk
9. Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea. Pakaian bawah perut di buka,
lalu bersihakan daerah lipatan paha dan genetalia. Setelah selseai pasang
kembali pakaian dengan rapai
10. Cuci tangan.

b. Perawatan genetalia
Alat dan Bahan
1. Baskom
2. Sabun dan tempatnya
3. Dua atau tiga waslap
4. Handuk mandi
5. Selimut mandi
6. Alas tahan air atau bedpan
7. Tisu toilet
8. Sarung tangan pakai

Prosedur Kerja
1. Identifikasi pasien berisiko untuk perkembangan infeksi genitalia atau saluran
slauran reproduksi (misalnya keberadaan kateter yang tetap, inkontensia fekal
atau insisi bedah).
2. Jekaskan prosedur dan tujuan pada pasien
3. Persiapkan alat dan bahan

14
Bahan bahan tambahan bila perawatan perineum di berikan selama waktu di
luar mandi :
a. Bola kapas atau lidi kapas
b. Botol larutan atau tempat yang di isi air dengan air hangat atau larutan
pembersih yang di respkan
c. Kantong tahan air
4. Atur peralatan di samping tempat tidur
5. Cuci tangan
6. Tutup pintu kamar dan tutup jendela untuk menjaga privasi pasien.Tinggikan
tempat tidur sampai posisi kerja yang nyaman.
7. Turunkan penghalang tempat tidur dan bantu pasien pada posisis miring,
letakkan handuk sepanjang sisi badan pasien dan pertahankan pasien agar
tertutup dengan selimut mandi semaksimal mungkin.
8. Kenakan sarung tangan sekali pakai
9. Jika ada feses, ambil popok atau tisu toilet dan bersihkan dengan usapan
sekali buang. Bersihkan bokong dan anus depan ke belakang. Bersihkan dan
bilas dengan teliti. Keringkan secara lengkap. Pindahkan dan buang popok
dan ganti dengan yang baru.
10. Berikan perawatan genitilia

a. Perawatan pada wanita


1. Ganti sarung tangan jika sudah kotor
2. Letakkan popok tahan air di bawah bokong pasien dengan posisi pasien
supine (tambahan : letakkan pispot di bawah pasien)
3. Bantu pasien dengan posisi dorsal rekumben
4. Lipat linen tempat tidur paling atas ke arah kaki tempat tidur dan angkat baju
pasien sampai daerah genitalia
5. Bungkus pasien secara “DIAMOND” dengan menempatkan selimut mandi
dengan satu ujung di antara dua kaki , satu ujung arah masing masing sisi
tempat tidur , dan satu ujung di atas dada.
6. Naikkan penghalang tempat tidur. Isi baskom dengan air hangat
7. Turunkan penghalang dan bantu pasien memfleksi lututnya dan pisahkan dua
kaki terbuka.
8. Lipat ujung bawah selimut mandi di antara ke dua tungkai pasien ke arah
abdomen
9. Bersihkan dan keringkan paha atas pasien .
10. Bersihaka labia mayora
11. Pisahkan labia dengan tangan tidak dominan untuk membuka meatus uretra
dan orifisium vagina.
12. Jika pasien di atas pispot, siram air hangat di atas daerah perineum.
13. Keringkan daerah perineum secara merata

15
14. Lipat ujung bawah selimut mandi kembali di antara kaki pasien dan di atas
perineum.Minta pasien untuk menurunkan kaki dan memperoleh posisi
nyaman.

b. Perawatan pada pria


1. Ganti sarung tangan jika sudah kotor
2. Turunkan penghalang , turunkan ujung atas selimut mandi di bawah perineum
pasien. Secara lembut angkat penis dan letakkan handuk mandi di bawahnya.
3. Secara lenbut raih tungkai penis. Jika pasien ereksi tangguhkan prosedur
4. Cuci kepala penis pertama pada meatus urethra
5. Kembalikan kulit luar ke posisi semula
6. Cuci tangkai penis dengan usapan lembut tetapi tegas ke arah. Beri perhatian
khusus pada permukaan bawah penis.
7. Bilas dan keringkan secara merata, instruksikan pasien untuk membuka kaki
sedikit.
8. Secara lembut bersihkan skrotum.
9. Lipat kembali selimut mandi di atas perineum dan bantu pasien kembali ke
posisis yang nyaman
10. Jika pasien mengalami inkontensia feses atau uirne gunakan lapisan tipis
pelindung kulit yang berisi petrolatum atau oksida pada anus dsan pada kulit
11. Buka sarung tangan sekali pakai dan buang pada tempat sampah
12. Bantu pasien memperoleh posisi yan nyaman dan tutup dengan selimut
13. Angkat selimut mandi dan buang semua linen tempat tidur yang kotor.
14. Tinggikan penghalang dan turunkan posisi ke tempat tidur pada ketinngian
yang sesuai
15. Cuci tangan
16. Inspeksi permukaan genitalia eksternal dan kulit sekitar terhadap kemerahan,
bengkak, kotoran, atau iritasi setelah pembersihan
17. Jika kateter yang tetap berada pada tempatnya.
18. Catat prosedur dan segala temuan yang tidak normal

c. Massage
1) Pengertian tindakan
Tindakan keperawatan dengan cara memberikan masase pada klien dalam
memenuhi kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah superficial atau pada
otot/tulang. Tindakan masase ini hanya untuk membantu mengurangi rangsangan
nyeri akibat terganggunya sirkulasi.
2) Tujuan dari tindakan
Pemijatan pada daerah punggung yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan
relaksasi otot, mengurangi ketegangan otot, menstimulasi sirkulasi darah pada

16
kulit. Backrub baik diberikan kepada klien yang bedrest, agar dapat
meningkatkan suplai darah ke daerah punggung.
3) Indikasi
a) Penggunaan massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena
sangat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh dalam
keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan dengan segala
gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri, atau perasaan
lemas. Massage demikian diasanya dilakukan kepada seluruh tubuh dalam
waktu yang cukup lama, kira-kira satu jam.
b) Pekerjaan ringan tetapi terus menerus seperti misalnya terlalu lama duduk
atau berdiri atau dalam pekerjaan yang menimbulkan kelelahan dan
kejenuhan. Dalam hal ini kelelahan mungkin bersifat mental maupun fisik.
Biasanya massage di akhir tugas tersebut mengembalikan tubuh maupun
perasaan kembali nyaman.
c) Untuk merawat dan mengembalikan fungsi bagian badan setelah cedera,
membantu mempercepat proses penyembuhan. Seringkali massage
diperlukan untuk misalnya setelah sembuh dari operasi atau perawatan dari
patah tulang. Tugasnya adalah mengembalikan fungsi-fungsi otot dan
persendian yang biasanya mengalami kekakuan.

4) Kontraindikasi
a) Dalam keadaan kena infeksi penyakit menular seperti : cacar, campak,
demam, liver, dan lain-lain.
b) Suhu tubuh meningkat tinggi karena infeksi.
c) Dalam keadaan sakit berat sehingga memerlukan istirahat yang benar.
d) Menderita penyakit yang berkenaan dengan pembuluh darah seperti
arterisclerosis, trombosis dan lain-lain.
e) Pada setiap jenis penyakit syaraf yang berat seperti penderita chorea dan
neurathenia.
f) Menderita penyakit haemophilia, karena cenderung terjadi pendarahan,
meskipun sebab yang kurang jelas.
g) Menderita penyakit tertentu yang bila dimassage dapat menyebabkan
meluasnya infeksi seperti bisul, borok, dsb
h) Pembengkakkan akibat cedera yang masih baru yang menunjukkan adanya
pendarahan di dalam. Kapiler-kapiler yang tadinya pecah dan telah menutup
dapat pecah kembali bila dimassage. Juga pada luka yang belum sembuh atau
baru sembuh.

17
i) Patah tulang yang baru sembuh. Massage dapat mengganggu letak
sambungan.
j) Menderita penyakit tumor atau kanker.
k) Sedang datang bulan atau pada hamil muda. Juga pada peradangan usus
buntu (appendicitis), Gastroentiritis, coliyis, dll. Demikian juga bila ada batu
dalam kandung empedu.
l) Menderita tekanan darah tinggi, pendarahan otak, penyakit jantung dan paru-
paru.

5) Komplikasi
Jika klien tidak mengetahui kulitnya sensitif terhadap lotion atau babyoil yang
digunakan dapat berisiko menimbulkan alergi.

6) Alat dan bahan yang digunakan


a) Minyak untuk masase atau body lotion
b) Handuk

7) Prosedur tindakan
a) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b) Cuci tangan
c) Lakukan masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit
d) Lakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan
tekanan halus
e) Teknik masase dengan gerakan tangan selang-seling (tekanan pendek, cepat
dan bergantian tangan)dengan menggunakan telapak tangan dan jari
denganmemberikan tekanan ringan. Dilakukan bila nyeri terjadi di pinggang
f) Teknik remasan (mengusap otot bahu). Dapat dilakukan bila nyeri terjadi
pada daerah di sekitar bahu
g) Teknik masase dengan gerakan menggesek dengan menggunakan ibu jari dan
gerakan memutar. Masase ini dilakukan bila nyeri dirasakan di daerah
punggung dan pinggang secara menyeluruh
h) Teknik eflurasi dengan kedua tangan, dapat dilakukan bila nyeri terjadi di
daerah punggung dan pinggang
i) Teknik petrisasi dengan menekan punggung secara horizontal
j) Teknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jari, digunakan pada
akhir masase daerah pinggang
k) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
l) Catat tindakan dan respons pasien terhadap tindakan

8) Dokumentasi
Hal yang di dokumentasikan setelah tindakan backrub/ back massage:

18
a) Kaji kenyamanan klien dan catat jika terdapat adanya tegangan atau nyeri
saat backrub dilakukan
b) Kaji kembali dan catat tekanan darah dan nadi klien
c) Catat reaksi dan kondisi kulit klien

d. Perawatan kuku kaki dan tangan


Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat
kuku sendiri.Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya
luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
Alat dan bahan
1. Alat pemotong kuku
2. Handuk
3. Baskom berisi air hangat
4. Bengkok/nierbekken
5. Sabun
6. Kapas
7. Sikat kuku
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien dengan duduk atau tidur
4. Tentukan kuku yang akan di potong
5. Rendamlah kuku denga air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan sikat
dengan beri sabun bila kotor.
6. Keringkan dengan handuk
7. Letakkan tangan di atas bengkok /nierbekken dan lakukan pemotongan kuku.
8. Cuci tangan

e. Oral hygiene
1. Perawatan mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut,
sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan
menimbulkanbau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau
medikasi yangdigunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan
bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian
penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini
berbagai kuman dapat masuk.

19
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi,
dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak,
bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari
bau dan rasa yang tidak nyaman.Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat
perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan
sariawan Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya
menstimulasi nafsu makan.
Tujuan perawatan hygiene
Mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang
terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan
melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi,
meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik
hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan
benar.

2. Perawatan Gigi
Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit
lunak pada permukaan gigi dan gusi.
Alat dan bahan
1. Handuk dan kain pengalas
2. Gelas kumur berisi:
a. Air masak/NaCl
b. Obat kumur
c. Borax gliserin
3. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
4. Kapas lidi
5. Bengkok
6. Kain kasa
7. Pinset atau arteri klem
8. Sikat gigi dan pasta gigi

Prosedur kerja
Untuk pasien tidak sadar
20
1. Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri
4. Pasang handuk dibawah dagu/pipi klien
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air
hangat/masak
6. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat
membersihkan gigi/mulut
7. Lakukan pembersihan dimulai dari diding rogga mulut, gusi, gigi, dan lidah/
8. Keringkan dengan kasa steril yang kering
9. Setelah bersih, oleskan dengan Borax gliserin
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Untuk pasien sadar, tetapi tidak mampu melakukan sendiri


1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan duduk
4. Pasang handuk dibawah dagu
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air
hangat/masak
6. Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gisi, gigi dan
lidah, lalu bilas dengan larutan NaCl.
7. Setelah bersih oleskan dengan borax gliserin
8. Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

3. Pembersihan gigi palsu


Alat dan bahan
1. Sikat gigi bebulu lembut
2. Sikat gigi untuk gigi palsu
3. Nirbekken
4. Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi
5. Gelas air
6. Kasa tunggal 4x4
7. Waslap
8. Cangkir plastik gigi palsu
9. Sarung tanga sekali pakai

Prosedur perawatan gigi palsu


1. Jelaskan prosedur pada pasien yang akan di lakukan perawata gigi palsu
2. Cuci tangan
3. Isi mangkok piala ginjal setengah dengan air biasa atau letakkan waslap
pada westafel dan nyalakan air sampai terisi kurang lebih 2.5 cm
4. Kenakan sarung tangan sekali pakai
5. Minta pasien untuk membuka gigi palsunya.
21
6. Gunakan detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi palsu.Pegang
gigi palsu di dekat air.Pegang sikat secara horizontal dan gunakan gerakan
ke belakang dan ke depan untuk membersihkn permukaan penggigit pada
permukaan gigi sebelah luar.Pegang sikat secara vertikal dan gunakan
gosokan pendek untuk membersihkan permukaan dalam gigi. Pegang sikat
secara horizontal dan gunakan gerakan ke belakang dan ke depan untuk
membersihkn permukaan penggigit pada permukaan dalam gigi.
7. Bilas gigi palsu dengan air biasa
8. Kembalikan gigi paslu pada paisen atau simpan dalam air biasa di dalam
cangkir plastik
9. Kosongkan mangkok nirbekken dan tambahkan air dingin.Berikan pasta
gigi pasa sikat gigi lembut,dan sikat gusi ,langit langit dan lidah dengan
lembut
10. Minta pasien untuk berkumur
11. Masukan kembali gigi palsu jika pasien menginginkan.
12. Buang srung tangan pada tempat sampah.Bersihkan dan simpan baha
bahan .Cuci tngan
13. Tanyakan pada pasien jika gigi palsu terasa nyaman
14. Catat prosedur pada flowsheet atau catatn perawat.

f. Perawatan kulit kepala dan rambut


Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan perawatan diri dengan cara mencuci dan menyisir rambut.Tujuannya
adalah membersihkan kuman kuman yang ada pada kulit kepala, menambaha rasa
nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit serta memperlancar
system peredaran darah di bawah kulit.
Alat dan Bahan
1. Handuk secukupnya
2. Perlak atau pengalas
3. Baskom berisi air hangat
4. Sampo atau sabun dalam tempatnya
5. Kasa dan kapas
6. Sisir
7. Bengkok/nierbekken
8. Gayung
9. Ember kosong

Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung pada hal – hal berikut:


a. Tebal atau tipisnya rambut, semakin tebal harus semakin sering dicuci.
22
b.Lingkungan atau tempat tinggal seseorang, misalnya pada lingkungan yang
berdebu orang tersebut harus sering mencuci rambutnya.
c. Seseorang yang memakai minyak rambut harus sering mencuci rambutnya.

Adapun cara – cara mencuci rambut adalah :


Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Tutup jendela atau pasang sampiran
4. Kondisikan pasien dalam posisi tidur
5. Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat di bawah kepala pasien
6. Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan sambungkan ke arah
bagian baskom dengan pinggir di gulung
7. Tutup telinga dengan kapas
8. Tutup dada dengan handuk sampai ke leher
9. Kemudian,sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat
,selanjutnya gunakan sampo dan bilas dengan air hangat sambil di pijat
10. Setelah selesai keringkan
11. Cuci tangan

g. Memelihara kebersihan dan kesehatan mata


Alat dan Bahan
a. Air hangat
b. Kapas
c. Kain
d. Sapu tangan yang bersih

Prosedur kerja
1. Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari.
2. Sewaktu – waktu sebaiknya dibersihkan dengan boor water 3% atau air yang
sudah dimasak. Caranya ialah dengan menyapukan kapas mulai dari pinggir
mata menuju ke arah tengah ( menuju hidung ). Lakukan hal ini berulang –
ulang sampai mata terasa bersih
3. Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain atau sapu tangan
yang kotor atau sapu tangan orang lain.
4. Periksakan mata ke setahun sekali ke dokter spesialis atau petugas kesehatan
terdekat.
5. Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak mata dan

23
obyek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm.

Membersihkan kacamata
Membersihan Kacamata. Kacamata terbuat kaca yang diperkeras atau plastik
yang tahan akan pengaruh untuk mencegah pecah. Namun, karena biaya, perawat
harus hati-hati bila membersihkan kacamata dan harus melindungi dari kerusakan
atau kehancuran lain ketika tidak digunakan. Kacamata harus diletakkan pada
tempatnya dan di laci meja sebelah tempat tidur ketika tidak digunakan. Air hangat
adalah cukup untuk membersihakn lensa kacamat. Kain yang lembut paling baik
untuk mengeringkan sehingga mencegah goresan. Lensa plastik dapat tergores
dengan mudah dan memerlukan larutan pembersih khusus dan tissue kering.
Perawatan Lensa Kontak. Lensa kontak adalah kecil, bulat, transparan dan
kadang-kadang berbentuk cakram berwarna yang pas diletakkan di atas kornea mata.
Lensa mengambang pada lapisan air mata yang meminyaki mata. Lensa kontak
dibentuk khusus untuk mengoreksi kesalahan rekraktif mata atau ketidaknormalan
bentuk kornea. Lensa kontak relatif mudah digunakan dan dilepaskan. Ada tiga tipe
lensa kontak: keras, lembut dan dapat ditembus gas yang kaku (RGP), juga dikenal
sebagai lensa yang dapat ditembus oksigen.
Bila lensa kontak dipakai klien, lensa mengakumulasi sekresi dan benda asing.
Material ini memburuk dan kemudian mengiritasi mata, yang menyebabkan
gangguan penglihatan dan risiko infeksi. Setelah dilepas, lensa kontak harus
dibersihkan dan didesinfeksi dengan teliti. Lensa kontak memberikan beberapa
keuntungan dibandingkan kacamata.
1. Meningkatkan kejelasan penglihatan
2. Lebih aman dari kacamata selama aktivitas tertentu
3. Memperhalus secara optik permukaan yang tidak rata dari mata
4. Memberikan penampilan yang lebih atraktif untuk pemakai.

Perawatan Lensa kontak


Prosedur perawatan lensa kontak
1. Inspeksi mata atau Tanya pada klien apakah kontak lensa di gunakan
2. Kaji kemampauan klien untuk memanipulasi dan memegang kontak lensa
3. Setelah lensa di lepas ,inspeksi mata terhadap tanda tanda iritasi kornea,air
mata yang berlebihan ,kemerahan,rasa perih terbakar.
4. Persiapakan peralatan dan bahan yang di perlukan untuk melepasklan lensa :
a. Tempatnya penyimpanan lensa kontak di beri label dengan nama klien
b. Mangkuk pengisap lensa
c. Larutan saline steril
d. Handuk mandi
5. Persiapkan peralatan dan bahan untuk pembersihan dan insersi
24
a. Lensa di dalam tempat penyimpanna yang bersih,di beri label nama klien
b. Peralatan desinfektan termal
c. Pembersih sunfaktan
d. Larutan pembilas
e. Desinfektan lensa steril dan larutan enzim
f. Larutan pembasah steril untuk lensa keras
g. Bola kapas atau kapas bertangkai
h. Handuk mandi
i. Gelas berisi air hangat
6. Diskusikan prosedur dengan klien
7. Atur posisi klien yang telentang atau duduk di tempat tidur atau kursi
8. Melepas lensa lunak
a. Cuci tangan
b. Letakkan handuk di bawah wajah klien
c. Tanbahkan beberapa tetes salin steril ke mata klien
d. Minta klien untuk memandang lurus ke depan
e. Manggunakan jari tengah ,tarik kelopak mata bagian bawah
f. Dengan telapak jari telunjuk pada tanagn yang sama ,geser lensa keluar
kornea ke arah bagian putih mata
g. Tarik kelopak mata bagian atas ke bawah secara lembut dengan ibu jari
pada tangan yang lain dan tekan lensa sedikit di antara ibu jari dan jari
telunjuk
h. Ambil lensa secara perlahan dan angkat keluar tanpa membuat ujung –
ujung lensa berhimpitan
i. Jika ujung-ujung lensa menempel ,letakkan lensa di telapak tangan dan
rendam keseluruhan dengan salin steril .Secara lembut balikkan lensa
dengan ibu jari telunjuk dengan gerakan ke depan ke belakng.Jika
gosokan tidak memisahkan ujung –ujung lensa maka lensa dapat di
rendam dalam larutan steril.
j. Bersihkan dan bilas lensa .Letakkan lensa ke dalam kontak tempat
penyimpanan yang sesuai. R untuk lensa kanan L untuk lensa kiri .
Pastikan lensa berada di tengah
k. Ulangi langakah 8c-8j untuk lensa yang lain.Amankan penutup pada
penyimpanan.
l. Kembalikan handuk dan cuci tangan
9. Melepas lensa kaku
a. Cuci tangan
b. Letakkan handuk di bawah wajah klien
c. Pastikan lensa berada pada posisi tepat di atas kornea. Jika tidak, minta
klien tutup mata, letakkan jari telunjuk dan jari tengah dari satu tangan di
belakang lensa, secara perlahan tapi kuat pijat lensa kembali ke
tempatnya.
d. Letakkan jari telunjuk pada pojok luar mata dan tarik kulit secara lembut

25
ke belakang arah telinga
e. Minta klien berkedip. Jangan melepas tekanan pada kelopak sampai
selesai.
f. Jika lensa gagal keluar, secara lembut tarik kelopak mata melebihi ujung
lensa. Tekan kelopak mata ke bawah berlawanan dengan ujung bawah
lensa.
g. Biarkan kelopak mata menutup sedikit dan pegang lensa saat naik dari
mata.Mangkuk pengisap dapat di gunakan untuk klien gelisah atau tidak
sadar.
h. Letakkan lensa di tangan anda.
i. Bersihkan dan bilas lensa.Letakkan lensa di dalam kotak tempat
penyimpanan yang sesuai . R untuk lena kanan L untuk lensa
kiri.Letakkan lensa di tengah tempat penyimpanan ,sisi konveks di
bawah.
j. Ulangi langkah 8c-8j untuk lensa yang lain.Amankan penutup atas kotak
penyimpanan.
k. Kembalikan handuk dan cuci tangan
10. Membersihkan dan mendesenfeksi lensa kontak
a. Cuci tangan
b. Susun peralatan di samping tempat tidur
c. Letakkan handuk di atas area kerja
d. Buka tempat lensa hati –hati
e. Berikan 1 – 2 tetes larutan pembersih pada lensa.
f. Gosok lensa dengan lembut selama 20-30 detik .
g. Pegang lensa di atas mangkuk nirbekken lalu bilas dengan larutan
pembilas.
h. Letakkan lensa di kotak penyimpanan.
11. Memasukaka lensa kaku
a. Cuci tangan
b. Letakkan handuk di dada klien
c. Usahakan mengangkat lensa lurus ke atas
d. Bilas dengan air
e. Basahi lensa
f. Letakkan lensa pada tangan dominan
g. Melihat lurus ke depan dengan mata terbuka lebar ,lalu letakkan lensa
secara lembut .
h. Ulangi langkah 10c-10i untuk mata kiri .
i. Bantu klien dalam possisi nyaman
j. Buang peralatan yang kotor.Cuci tangan
12. Memasukkan lensa lunak
a. Cuci tangan
b. Letakkan handuk di atas dada klien
c. Angkat lensa kanan dan bilas
d. Gunakan jari tengah
e. Mata lurus ke depan ,lalu masukkan dengan lembut pad kornea
26
f. Berkedip beberapa kali
g. Ulangi langkah 12c-12k untuk mata yang lain
h. Bantu klien pada posisi nyaman
i. Buang peralatan yang kotor , lalu cuci tangan .
13. Tanya klien apakah lensa sudah nyaman
14. Catat laporan

h. Perawatan telinga
Alat dan Bahan
1. Cutton Bath
2. Washlap
3. Water pik
4. Hidrogen proksida
Prosedur kerja
1. Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam kegiatan
mandi di tempat tidur. Pembersihan berakhir dengan washlap yang dilembabkan,
dirotasikan ke kanal telinga dengan lembut, kerja terbaik untuk pembersihan.
2. Ketika serumen tampak, penarikan kembali ke bawah secara lembutpada jalan
masuk kanal telinga dapat menyebabkan lilin melonggar dan keluar.
3. Perawat menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda tajam
seperti peniti dan tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga. Penggunaan benda
itu dapat menyebabkan trauma pada kanal telinga dan ruptur membran timpani.
Penggunaan aplikator kapas bertangkai juga harus dihindari karena akan
menyebabkan lilin terjepit dalam kanal.
4. Anak-anak dan lasia umumnya mempunyai serumen yang keras. Serumen yang
berlebihan atau terjepit biasanya dapat dipindahkan hanya dengan irigasi.
Prosedur pertama yaitu pemasukan tiga tetes gliserin pada waktu tidur untuk
melembutkan lilin, dan tiga tetes hidrogen peroksida dua kali sehari untuk
melunakkan lilin (Phipps, dkk, 1995).
5. Kemdian pemasukan kira-kira 250 ml air hangat (37 o C) ke kanal telinga luar
yang akan membersihkan lilin yang telah lunak secara mekanis. Air dingin atau
panas dapat menyebabkan normal atau muntah.
6. Klien dapat duduk atau berbaring di samping telinga yang terkena menghadap ke
sebelah atas. Perawat meletakkan mangkok piala ginjal di bawah telinga yang
terkena untuk menangkap larutan irigasi. Water Pik atau pentolan spuit irigasi

27
dapat digunakan mengirigasi ke dalam kanal telinga. Ujung spuit atau Water Pik
seharusnya tidak mengoklusi kanal telinga untuk menghindari penggunaan
tekanan terhadap membran timpani. Irigasi ringan diarahkan pada atas kanal
yang melunakkan serumen dari samping kanal telinga. Setelah kanal bersih,
perawat menyeka setiap pelembab dari telinga klien dan memeriksa kanal dari
serumen yang masih tertinggal

i. Perawatan hidung
Alat dan Bahan
1. Cutton bath
2. Wash lap
3. Kapas
Prosedur kerja
1. Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan
ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan.
Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena
mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa
hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda
kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
2. Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan
menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan
dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang
ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap.
Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.

H. Mempertahankan Kenyamanan (Kebersihan & Penataan Lingkungan Sekitar ex.


Bed Making)
1. Jenis persiapan tempat tidur
a. Unoccupied bed (tempat tidur yang belum ada klien diatasnya):
1) Closed bad (tempat tidur tertutup)
2) Open bed (tempat tidur terbuka)
3) Aether bed (tempat tidur pasca operasi)
b. Occupied bed (mengganti tempat tidur dengan klien diatasnya)

2. Prinsip perawatan tempat tidur


a. Tempat tidur klien harus tetap bersih dan rapi
b. Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu, jika kotot

28
c. Pengguanaan linen bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros

3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perawatan tempat tidur


a. Hindari kontaminasi pada linen bersih
b. Ketika akan mengganti linen pada tempat tidur klien, bawa linen sesuai
kebutuhan. Jangan membawa linen berlebihan untuk menghindari terjadinya
kontaminasi kuman/mikroorganisme dan infeksi nosokomial dari satu klien ke
klien lainnya.
c. Pada saat memasang linen bersih, bentangkan linen diatas tempat tidur, jangan
dikibaskan.
d. Jangan menempatkan linen kotor pada tempat tidur klien, meja, atau peralatan
klien lainnya.
e. Saat memasang linen/alat tenun pada tempat tidur klien, gunakan cara yang efektif
dan gunakan pada satu sisi dulu setelah selesai baru pindah ke sisi lain.
f. Tempatkan linen/alat tenun yang kotor pada tempat yang tertutup (ember yang ada
tutupnya). Bawa dengan hati-hati, jangan menyentuh pakaian perawat dan cuci
tangan setelahnya.
g. Perawat harus tetap memperhatikan keadaan umum klien selama melaksanakan
tindakan.

4. Unoccupied Bed
a. Tempat tidur tertutup (closed bed)
Pengertian
Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan dan masih tertutup dengan sprei penutup
(over laken) diatasnya.
Tujuan
a. Agar siap pakai sewaktu-waktu
b. Agar tampak selalu rapi
c. Memberikan perasaan senang dan nyaman pada klien.

Persiapan alat
1. Tempat tidur, kasur, dan bantal
2. Alat tenun disusun menurut pemakaiannya:
a. Alas kasur
b. Laken/sprei besar
c. Perlak
d. Stik laken / sprei melintang
e. Boven laken
29
f. Selimut dilapat terbalik (bagian dalam selimut dilipat diluar)
g. Sarung bantal
h. Over laken/sprei penutup

Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian didekat tempat tidur
3. Pasang alas kasur dan kasur
4. Pasang sprei besar/laken dengan ketentuan berikut:
a. Garis tengah lipatan diletakkan tepat ditengah kasur
b. Bentangkan sprei, masukkan sprei bagian kepala kebawah kasur ± 30 cm;
demikian juga pada kaki, tarik setegang mungkin
c. Pada ujung setiap sisi kasur bentuk sisi 90⁰, lalu masukkan seluruh tepi sprei
kebawah kasur dengan rapid an tegang
5. Letakkan perlak melintang pada kasur ± 50 cm dari bagian kepala
6. Letakkan stik laken diatas sprei melintang, kemudian masukkan sisi-sisinya kebawah
kasur bersama dengan perlak
7. Pasang boven pada kasur daerah bagian kaki, pada bagian atas yang terbalik
masukkan kebawah kasur ± 10 cm kemudian ujung sisi bagian bawah (kaki) dibentuk
90⁰ dan masukkan kebawah kasur.tarik sisi atas sampai terbentang.
8. Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas yang terbalik dimasukkan
kebawah kasur ± 10 cm kemudian ujung sisi-sisinya dibentuk 90⁰ dan masukkan
kebawah kasur. Tarik sisi atas sampai terbentang
9. Lipat ujung atas boven sampai tampak garis/pitanya
10. Masukkan bantal kedalam sarungnya dan letakkan diatas tempat tidur dengan bagian
yang terbuka dibagian bawah
11. Pasang sprei penutup (over laken)
12. Cuci tangan

b. Tempat tidur terbuka (open bed)


Pengertian
Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan tanpa sprei penutup (over laken)
Tujuan
Dapat segera digunakan
Dilakukan
a. Jika ada klien baru
b. Pada tempat tidur klien yang dapat/boleh turun dari tempat tidur
Persiapan alat

30
Sama dengan pemasangan alat tenun pada tempat tidur tertutup, hanya tidak memakai
over laken/sprei penutup
Prosedur pelaksanaan
Seperti menyiapkan tempat tidur tertutup, tetapi tidak dipasang over laken. Jika telah
tersediatempat tidur tertutup, angkat over laken kemudian lipat.

c. Tempat tidur klien pasca operasi (Aether bed)


Pengertian
Merupakan tempat tidur yang disiapkan untuk klien pascaoperasi yang mendapat narkose
(obat bius)

Tujuan
a. Menghangatkan klien
b. Mencegah penyakit/komplikasi pascaoperasi

Persiapan alat
1. Tambahkan satu selimut tebal pada alat tenun untuk tempat tidur terbuka.
2. Dua buah buli-buli panas/WWZ (warm water zack), dengan suhu air 40⁰C-43⁰C
3. Perlak dan handuk dalam satu gulungan dengan handuk dibagian dalam
4. Thermometer air (jika ada)

Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Pada tempat tidur terbuka, angkat bantal dan bentangkan gulungan perlak dan handuk
pada bagian kepala
3. Pasang selimut tambahan hingga menutup seluruh permukaan tempat tidur
4. Letakkan buli-buli panas pada sprei dan selimut pada bagian kaki, arahkan mulut
buli-buli ke pinggir tempat tidur
5. Angkat buli-buli panas sebelum klien dibaringkan, setelah kembali dari kamar bedah
6. Lipat pinggir selimut tambahan bersama-sama selimut dari atas tempat tidur pada
salah satu sisi tempat masuknya klien, sampai batas pinggir kasur, lalu lipat sampai
sisi yang lain.
7. Cuci tangan

31
5. Occupied Bed
a. Mengganti Alat Tenun dengan Klien di Atasnya
Pengertian
Mangganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien tanpa memindahkan klien
Tujuan
a. Memberian perasaan senang pada klien
b. Mencegah terjadinya dekubitus
c. Memberikan kebersihan dan kerapian
Dilakukan pada
Tempat tidur klien yang tirah baring total (sakit keras atau tidak sadar/koma)
Prosedur
Sama dengan cara mengganti dan memasang alat tenun pada tempat tidur, tetapi
dilakukan sebagian-sebagian dari tempat tidur tersebut

Persiapan alat
a. Alat tenun bersih disusun menurut pemakaiannya
b. Kuris/bangku
c. Tempat kain kotor yang tertutup
d. Dua ember kecil berisi larutan desinfektan (lisol 1%) dan air bersih
e. Lap kerja 3 buah

Persiapan klien
Klien diberi tahu jika memungkinkan (klien sadar)

Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Bawa alat yang telah disiapkan ke dekat klien
3. Bersihkan rangka tempat tidur

32
4. Letakkan bantal dan selimut klien yang tidak perlu di kursi (jika keadaan klien
memungkinkan/tidak mengganggu klien)
5. Miringkan klien ke satu sisi (jika perlu, ganjal dengan bantal/ guling supaya tidak
jatuh)
6. Lepaskan alat tenun pada bagian yang kosong, dari bawah kasur lalu gulung satu per
satu sampai dengan di bawah punggung klien.
a. Gulung stik laken ke tengah tempat tidur sejauh mungkin
b. Bersihkan perlak dengan larutan desinfektan dan keringkan lalu gulung ke
tengah tempat tidur sejauh mungkin
c. Gulung laken/sprei besar ke tengah tempat tidur sejauh mungkin
7. Bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan lap lembab larutan desinfektan, lalu
lap dengan lap kering
8. Bentangkan sprei besar bersih dan gulung setengah bagian, letakkan gulungannya di
bawah punggung klien, ratakan setengah bagian lagi kemudian pasangkan di bawah
kasur
9. Gulung perlak dan ratakan kembali
10. Bentangkan stik laken bersih di atas perlak, gulung setengah bagian, dan letakkan di
bawah punggung klien, ratakan setengah bagian lagi di atas perlak, lalu masukkan
ke bawah kasur bersama dengan perlak
11. Setelah selelsai dan rapi pada satu bagian, miringkan klien kea rah berlawanan yang
tadi telah di bersihkan (ganjal dengan bantal jika perlu agar klien tidak terjatuh)
12. Lepaskan alat tenun yang kotor dari bawah kasur
13. Angkat stik laken dan masukkan pada tempat kain kotor
14. Bersihkan perlak seperti tadi kemudian gulung ke tengah
15. Lepaskan laken kotor dan masukkan ke tempat kain kotor
16. Bersihkan alat tempat tidur dan kasur seperti tadi
17. Buka gulunggan laken dari bawah punggung klien, tarik, dan ratakan setegang
mungkin kemudian masukkan ke bawah kasur
18. Pasang perlak dan sprei seperti tadi
19. Lepaskan sarung bantal dan guling yang kotor, ratakan isinya kemudian pasang
sarung yang bersih
20. Susun bantal, lalu baringkan kembali klien dalam sikap yang nyaman
21. Ganti selimut kotor dengan yang bersih
22. Bereskan alat dan kembalikan ketempatnya
33
23. Cuci tangan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personalyang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri
adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi kebutuhannya guna
memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri. Macam personal hygiene adalah perawatan yang mencakup
seluruh bagian tubuh. Jenis-jenisnya yaitu, perawatan pagi hari, siang hari, menjelang
tidur, dan dini hari.

B. Saran
Makalah ini mebahas tentang Personal Hygiene yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari, di harapkan setelah membaca makalah ini untuk dapat di terapkan dalam
kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan derajat kesehatan sesorang.

34
DAFTAR PUSTAKA

Bouwhuizen, M, 1999.Ilmu Keperawatan.EGC: Jakarta


Aziz Alimul Hidayat , 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC : Jakarta
Dasaryandi, kikirizky.2012.kebersihan
diri.http://kikirizkydasaryandi.blogspot.com/2011/06/sap-kebersihan-diri.html.
Diakses tanggal 28 September 2016, Pukul 19.00 Wita
Agus, Ahmad.2012. kebersihan diri.http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/09/sap-upaya-
kebersihan-diri.html. Diakses tanggal 28 September 2016, Pukul 19.00 Wita
Murti, Sari. 2012. http://www.scribd.com/doc/45033613/Kebersihan-Diri-Dan-Lingkungan.
Diakses tanggal 28 September 2016, Pukul 19.00 Wita

35

Anda mungkin juga menyukai