PENDAHULUAN
warisan budaya yang ditemukan terdapat tulisan yang dipahatkan di atas batu,
logam, tanah liat, dan daun lontar. Pada umumnya tulisan yang ditulis di atas
media tersebut disebut prasasti. Pada umumnya para ahli memberi batasan bahwa
prasasti adalah piagam yang dikeluarkan oleh raja atau pejabat yang berwenang
berisi anugrah dan hak (Bakker, 1972 : 10). Sedangkan Boechari (1977)
mengatakan bahwa prasasti adalah sumber sejarah tertulis yang sebagian besar
dikeluarkan oleh raja-raja yang memerintah sejak abad 4 dan lazim ditulis pada
yang relatif cukup panjang dan ada yang tergolong prasasti pendek (short
struktur atas unsur-unsur : (1) penanggalan, yang menyatakan kapan prasasti itu
pejabat/desa yang menerima, (4) inti titah raja, (5) alasan yang melandasi prasasti
itu dikeluarkan, (6) rincian tentang berbagai hak yang didapat oleh pihak yang
pemerintah pusat dan daerah yang hadir sebagai saksi dalam penganugrahan
1
prasasti, dan (8) sapatha, yaitu kutukan bagi yang berani melanggar ketetapan
penetapan sebidang tanah untuk kelangsungan sebuah bangunan suci, dan lain-
lain. Prasasti mempunyai kekuatan hukum dan kekuatan yang bersifat magis
yang berlaku sebagai hukum. Adapun sifat magis religius prasasti ditunjukkan
terhadap para dewa, dan adanya sapatha (kutukan) yang merupakan sanksi magis
prasasti.
mantra agama Buddha yang terkenal dengan nama ye te mantra. Salah satu bunyi
Artinya :
2
“Keadaan tentang sebab-sebab kejadian itu, sudah diterangkan oleh Sang
Buddha, sang maha tapa itu telah menerangkan juga apa yang harus
diperbuat orang supaya dapat menghilangkan sebab-sebab itu.
Prasasti-prasasti jenis ini terutama ditemukan di daerah Pejeng, Bedulu,
Berdasarkan tipe aksara dari prasasti-prasati itu diduga berasal dari abad VIII.
berbahasa Sanskerta dengan huruf Bali Kuno. Di antara bagian-bagian yang masih
terbaca antara lain ….”siwas (…) ddh…., yang secara lebih lengkap kiranya
bahwa isi prasasti tersebut bersifat keagamaan, dalam hal ini agama Hindu.
dapat dikatakan bahwa agama Buddha dan agama Hindu yang berasal dari India
telah masuk ke Bali sejak abad VIII. Masuknya agama Hindu dan Buddha ke Bali
dan proses sosial budaya lain sehingga terbentuklah pola kehidupan masyarakat
Bali dengan pelbagai pranatanya. Pengaruh India yang pada mulanya bersifat
telah mengenal sistem ketatanegaraan dalam bentuk kerajaan yang dipimpin oleh
seorang raja. Prasasti Sukawana AI bertahun 804 Saka 1882 Masehi menyebut
sampai sekarang masih belum jelas. Ada yang menduga bahwa lokasi
3
Singhamandawa berada di sekitar daerah Kintamani. Dugaan itu didasarkan atas
temuan prasasti-prasasti Bali Kuno dan tinggalan arkeologi lainnya yang cukup
melalui jalan di kompleks pesanggrahan tersebut (Goris, 1954, 53; Semadi Astra,
1997 : 52-53).
Pada tahun 818 Saka/896 Masehi terbit prasasti Bebetin AI yang bercerita
tentang Desa Bharu. Desa Bharu rupanya terletak di pesisir pantai utara Pulau
Bali, dan merupakan salah satu pelabuhan yang ada pada masa itu. Dalam prasasti
berdagang disana. Sementara itu, lima belas tahun kemudian tepatnya tahun 833
Saka / 911 Masehi terbit prasasti Trunyan yang bercerita tentang izin yang
diberikan kepada penduduk Desa Trunyan untuk mendirikan bangunan suci bagi
bhatara Da Tonta yang sangat disucikan. Di dalam prasasti itu disebutkan pula
dibasuh dan disucikan dengan air Danau Batur, dibedaki, serta dihias sebagaimana
4
Dua tahun setelah itu, tepatnya pada tahun 835 Saka/913 Masehi, terbit
prasasti Blanjong Sanur yang menyebut nama raja Sri Kesari Warmadewa. Raja
ini merupakan raja pertama yang menggunakan unsur Warmadewa pada bagian
dinasti Warmadewa di Bali. Selain menyebut nama raja, prasasti ini pada
musuhnya yang berada di Gurun dan di Suwal. Lokasi Gurun dan Suwal sampai
ditulis dengan huruf dan bahasa Bali Kuno, yang dikeluarkan oleh raja-raja Bali
yang memerintah antara tahun 837-905 Saka. Sejak pemerintahan raja Udayana
dan permaisuri Sri Gunapriya Dharmapatni (putri Jawa Timur), tepatnya mulai
Jawa Kuno. Bahasa Jawa Kuno dijadikan bahasa resmi, dan bahkan bahasa ini
abad XIV.
hampir 90% telah ditransliterasi dari huruf Bali Kuno dan Jawa Kuno ke dalam
huruf latin. Transliterasi ini dilakukan oleh para ahli epigrafi, seperti JLA Brandes
dan Van der Tuuk (1889), Stein Callenfels (1926), R. Goris (1937, 1954), Ginarsa
(1961, 1968), Sukarso K. Atmodjo (1970, 1977) dan lain-lain. Dari catatan-
catatan yang dilakukan oleh para ahli epigrafi ini, selama periode masa Bali Kuno
(abad X-XIV) telah ditemukan lebih dari 160 buah prasasti, dengan rincian lebih
5
kurang 30 buah prasasti berbahasa Bali Kuno dan lebih dari 120 buah prasasti
Teks-teks prasasti yang dikumpulkan oleh Van der Tuuk, JLA Brandes, Stein
demikian, agar data dalam prasasti-prasasti tersebut dapat digunakan oleh ilmu
sejarah, filologi, arkeologi, sosiologi. I Wayan Ardika dan Ni Luh Sutjiati Beratha
(1995, 1996) telah berhasil menerjemahkan 80 buah prasasti Bali yang berbahasa
Bali Kuno dan Jawa Kuno ke dalam bahasa Indonesia atas biaya The Toyota
Foundation. Sehingga dengan demikian, sampai saat ini masih sekitar 70 buah
Penelitian tahun pertama ini akan menerjemahkan sekitar 15 buah prasasti dari
bahasa Jawa Kuno ke dalam bahasa Indonesia, sehingga nantinya hasil terjemahan
Kelima belas buah prasasti itu, 3 buah dikeluarkan oleh raja Suradipa, 7 buah
institusi kerajaan, karena prasasti adalah dokumen resmi sebuah kerajaan. Dari
sejumlah tinggalan tertulis yang ditemukan di Bali, khususnya masa Bali Kuno
(abad X-XIV), dapat diperoleh gambaran mengenai variasi jenis huruf maupun
bahasa yang digunakan dalam tradisi tulis. Demikian pula dapat digambarkan
6
diperoleh dari prasasti-prasasti adalah kehidupan keagamaan, sistem pemerintahan
ekonomi, dan sosial budaya di masa lalu melalui sumber-sumber prasasti. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat merekonstruksi sejarah Bali Kuno dan memberi
Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat,
tidak hanya terbatas bagi para ahli atau sekelompok warga masyarakat, tetapi juga
bagi pemerintah dan masyarakat luas, baik manfaat teoretis maupun praktis.
Manfaat teoretis, yaitu untuk melengkapi uraian sejarah Bali Kuno yang bertalian
leluhurnya seperti kearifan lokal, kebanggaan sejarah sebagai jati diri, sehingga
tidak mudah tercabut dari akar sejarahnya. Di sisi lain dapat juga memperkaya
multikultural.
secara bertahap. Keseluruhan penelitian ini meliputi empat tahapan kerja, yaitu (1)
tahap pengumpulan teks prasasti, (2) tahap transliterasi dan terjemahan, (3) tahap
7
1) Tahap Pengumpulan Teks Prasasti
Teks-teks prasasti Bali Kuno sebagian telah diterbitkan dan sebagian lagi
Van der Tuuk, Stein Callenfels, Goris, Stutterheim, Damais, Ginarsa, dan lain-lain
sangat penting untuk mendapatkan otentisitas dan kredibilitas dari suatu data
Indonesia memberi peluang lebih besar untuk dapat memahami isi atau makna
8
analisis kualitatif untuk mendapatkan gambaran kehidupan politik, ekonomi, dan
sosial budaya dalam kurun waktu tertentu pada masyarakat Bali. Mengingat data
itu merupakan data kualitatif, agar dapat dipahami secara komprehensif, maka
arkeologis dan historis yang terjadi pada masa Bali Kuno melalui sumber-sumber
prasast. Pada bagian akhir dari penelitian ini dibuat simpulan dan saran
Pada tahap ini, analisis historis yang dihasilkan sebagai bagian yang utuh
Indonesia ragam ilmiah dan memperhatikan aturan penulisan karya ilmiah yang
telah digariskan.
9
BAB II
nikanang dharma
Dm dharma
itulah dharma
10
6. pu kakiya, sambandha ni penambah ikanang
Nm sebab-sebabnya menyembah Dm
11
2. gong karunya pwa swabhawa ning kadi sira
besar kasihan KG3 dan wibawa KG3 seperti KG3
sarwadharma matangnyan
suci itulah sebabnya
12
pikulun,
mikul
mikul beban,
13
6. an kawalangisyani salawa ikanang dharma
harus diisi segala Dm dharma
14
2. nikanang wwang momah i ertabar lumakwa
Dm orang berumah Prep. NmT berjalan
15
salwiranya, kapwa munggaha ri bhatara
semacamnya harus naikan Dm bhatara
16
6. tan kna matan hyang, tuhun aweha mangana
Neg kena matan hyang ? harus diberi makan
17
rowangnya sadharma dawuhana sifat ma 4
keduanya satu dharma dikenakan sifat masaka 4
18
hulunya sampun winarahaken
budaknya sudah diberitahukan
dosa kunang
dosa adapun
dosa. Adapun
19
pakwan
wilayah
desa,
20
3. pangdirinya tahilaknanya ri nayakanya, tan
pangdiri? tahil Prep. pemimpinnya Neg.
21
i sapari mandalanya, dadya yanrugaken
Prep. di sekitar wilayahnya boleh menebang
22
2. tan pangdadyakna dosa, kunang yan hana lembu
Neg menjadikan dosa adapun jika ada lembu
tuhun pasrawanaknanya
cukup pelaporannya
cukup pelaporannya
mangkana yan
demikian jika
demikian jika
23
drwya haji samgat taji ma 1 satarub angken
milik raja jbt masaka 1 satu tarub setiap
24
tan waihenya umastwaken pujanya, matangnyan
Neg airnya astawa pujanya sebabnya
25
katamana dening uttara widhi
masuk duh kitab
26
5. madhya, rawi, sasi, ksiti, jala, pawana
tengah matahari bulan tanah air api
makhluk besar, empat dewa prajuru mata angin, yama, baruna, kuwera
27
tumon angadah lawan mapare ring rahineng
melihat jauh dan dekat Prep sehari siang
28
inimbuhanira siksa, i sakwaih ikanang wwang
ditambah KG1 siksa Prep segala Dm orang
29
mwang tan rambangana dening sang angrambang
dan Neg. rintangan oleh Hon Nm
kamatan
berani
berani
30
rakryan ri pakirakiran i jro makabaihan
rakryan Prep. lembaga Prep. dalam semua
sarbwa pu kahaji
jbt Nm
Sarbwa Pu Kahaji
31
tarma, samgat manumbul
Nm jbt
32
VII.b.1. samgat mangirengiren wandami
Jbt
Candrajuana…..
Nm
Candrajuana…..
33
509. ABABI B2
34
werdiakna i sakapurnakna nikanang rat
memikirkan Prep. kesempurnaan Dm dunia
ri karanapura manakura sa 2 ku 2
Prep NmT membayar saga 2 kupang 2
pakirab tanggapana
pakirab ? tanggapana ?
pakirab, tanggapana,
35
6. tan kna palaris mwang pawerdi knanya
Neg kena palaris dan pawerdi kenanya
hayam inditan
ayam inditan ?
36
mwang pawwat lawan drwyahaji i ku
dan pawwat termasuk milik raja Prep NmT
kartika ku 1 tan pa
NmB kupang 1 Neg
37
5. pabhojana ri khadikarana apan tan kna
makanan Prep NmT karena Neg kena
38
mwang pangleyo, tan kna pabharu mwang
dan pangleyo Neg kena pabharu dan
39
tan kna mahabanten mwang
Neg kena banten besar dan
lawan tan
dan Neg
dan tidak
40
6. kna temwan ni parajuru mwang abdi nira,
Neg temwan Dm petugas dan hamba KG3
manahura ku 1 angken ma
membayar kupang 1 setiap NmB
41
munggaha ri bhatara i kuturan, tankna palakar
naikkan Prep. bhatara Prep. NmT Neg kena palakar
kartika
NmB
bulan Kartika
42
i parlak ingaran i manahura parama ma 1
Prep. ladang ingaran Prep membayar parama masaka 1
43
tan kna patumuta nguniweh tan kna paslet
Neg kena patumut lebih-lebih Neg kena pastlet
44
510. TENGKULAK D3
haywa pangatha
hayu atha
hayu, pangathawan
45
3. wan mwang pakayu, ring pargapan manahura
dan hayu Prep berkeluarga membayar
tidak (kena) panusun. Pajak yang harus dibayar pada bulan Magha.
mahanawami aspaspan
besar Sembilan aspaspan
46
tan kna turun-turun, bakat-bakat, tan kna
Neg kena turun-turun bakat-bakat Neg kena
47
tan kna pakilala, tan kna yalapen mangdiri
Neg kena pakilala Neg kena ambil sendiri
48
salwirning pagawaining candala karma tka i
segalanya pekerjaan yang kasar kerja sampai Prep
49
6. tan kna sakwaihning saji-saji saprakara,
Neg kena segala sesaji semacamnya
50
pawuran, tan kna patali-tali, tan kna turun-turun
pawuran Neg kena patali-tali, turun-turun
51
milu ri padayadyanan ring papendeman,
ikut Prep melaksanakan Prep penanaman
tidak kena hal petik memetik kepada Sahaya dan Hulu Lapu,
52
songan tambahan sapa
NmT sewilayah
dari hutang sebesar 1 swarna masaka setiap tahun, tidak dilebihkan oleh
masyarakat,
53
mantenangalap hulunya rwangahutang
memaksa ngambil hambanya dengan hutang
54
byet ni suruhanya i sang hyang mandala
ribut Dm perintahnya Prep Hon wilayah
55
2. ru, tan kna paclak, wnanga ya mijil sara
ru Neg kena paclak boleh Dm keluar terus
sapasuk thani
sewilayah desa
sewilayahnya.
56
tambahan salah dayan dosa gana-ganan ahutang
NmT salah jalan dosa gana-gana hutang
57
rakryan, makadi sanghyang ajna haji salwirani
rakryan seperti Hon perintah raja segalanya
58
3. umah, ni sahaya, kunang pati papan ikang
rumah Prep NmT adapun mati keropak Dm
dosa, nguniweh
dosa lebih-lebih
dosa, lebih-lebih/termasuk
59
tunda-tundan, atag-atagan adoh lawan mapar,
tunda-tunda atag-atag jauh atau dekat
60
551a. MANIK LIU D4
Pada tahun Saka 1055, bulan Kartika, hari kedua paroh terang, tungleh,
61
5. nya atunggu karaman mulakenya 31 kuren atunggu karaman,
KG3 menjaga desa semula 31 kepala keluarga desa
62
551.b. MANIK LIU E5
63
5. nya rikana, matangnyan dumawuh wara nugraha dung
ketika itu sebabnya turum istimewa anugrah dari
(iuran) jual- beli pada bulan Magha dari besar ke sembilan, iuran
64
ikang karaman majarakan epu kapgan manahnya
Dm desa menyampaikan kegelisahan pikirannya
sakaraman
sedesa
….padrwya haji
milik raja
hal perpajakan
65
pinarapedang…. panurut
dengan pedang penurut
karaman……..
desa
(masyarakat) desa…..
penduduk desa salah jalan datang dari Pujutan, tidak dikenakan sesaji,
66
3. hana wang mati ri jroning ruktanya tan sarwanya
ada orang mati Prep dalam jurangnya Neg semuanya
dang acaryya…”
Hon
Dang acaryya….”
mpungkwing sikaradwara
pendeta Prep NmT
pendeta di Sikaradwara
67
madya prana, sireng kasogatan mpungkwing
Nm KG3 Prep budha pendeta Prep
dang upadhyaya
Hon
Dang upadhyaya
68
2. anut jurang tke patapan, mingkuk mangulon anut banyu
ikut NmT sampai Prep NmT belok ke barat ikut sungai
69
jara tka ri jalih mangetan tka ri jurang, mikuk
jara sampai Prep NmT ke timur sampai Prep jurang belok
mangulon
ke barat
ke barat
70
kala samangkana, ya ta karananyan
waktu demikian itulah sebabnya
yang berani melanggar perintah Paduka Sri Maharaja agar mereka tidak
bisa menjelma sebagai
71
552. BEBANDEM6
akdik mangisyani dr
sedikit mengisi
unaksaya, matangnyam
situasi sebabnya
72
pisaningu tan kna ring pa
dibebaskan Neg kena segala
sakaknaknanya,
kewajibannya
kewajibannya,
73
pakirakiran ring cetra matlu sang admak
paseban Prep NmB ketiga Hon ambil
74
tan ….
Neg
tidak (kena)
aknanya ri pakirakiran
kenanya Prep paseban
di paseban
75
kalayaran salwir
pelayaran segala
umah katunwan
rumah terbakar
rumah terbakar
76
ateher karaman ing bahung tri
kemudian penduduk desa Prep NmT
pejabat kerajaan
ika
Dm
Itulah
77
minta pi
meminta pe
meminta pe
78
adaryya mwang adamla wali puyung mwang
adaryya? dan adamla upacara NmT dan
79
sawungnya, tan adegana, wnang ta
sabungannya Neg adegana boleh KG3
ketika pada saatnya, tidak membayar rama, boleh memotong padi gaga
pangastawan, atagatagan,
pangastawan atagatagan
pangastawan, atagatagan
perintah raja, hendaknya ditulis oleh para mantri, semua pajak jual beli
80
ri pargapan, kahulunan palampurana, salwirana kapramanten
berkeluarga budak pelaporannya segala kelalaian
wintang marenit,
wintang marenit
wintang marenit,
81
VIIIb.1. papanggung, pajnu manggala, palawe, pakasumba, patalinketan
papanggung, pajnu mangsala palawe pakasumba patalin ketan
salwiraning candalakarma,
segala pekerjaan hina
82
4. hana rawangnya sakaraman salah margga ahyun mekastri
ada warganya sedesa salah jalan ingin memperistri
setiap orang. Mereka tidak kena pamucuk, tetapi kena denda 1 masaka
83
Lembar IX tak ada
kasubakan bayuran
persubakan NmT
persubakan Bayuran
84
4. san 7 san 1, hihanunang luwang 15, pangdingdingnya luwang 5 san 1
san 7 san 1 NmT luwang 15 dindingnya luwang 5 san 1
pangding
din
din
85
Xb. 1. kaping luwang 6 pangdindingnya luwang 2 san 1 mamber
NmT luwang 6 dindingnya luwang 2 san 1 Nmt
86
4. ing tringan bakung, tlas sinaksyaken i sanmukha
Prep NmT telah disaksikan Prep depan
87
553. LANDIH A7
ring pakirakiran
Prep paseban
dalam paseban
88
3. mi ri kartikantara salwiranya, ri sambar tan
Prep NmB semuanya Prep sambar Neg
antara salwiranya
antara semuanya
semuanya.
89
makamatangnyan kujuranya gitmanya mwang kahulukayuan,
sebagai sebabnya seluruhnya gitmanya ? dan Jbt
aningging hari
petinggi hari
ku 2 salingan ku 2 pahlarwatu
kupang 2 salingan kupang 2 pahlarwatu
90
lawan tan kna sarwwa wija, terang terangan ring
dan Neg kena segala biji terang terangan Prep
91
2. gong admit tkeng laku langkah pikul pikulan,
besar kecil sampai Prep jalan tindak pikul memikul
tidak kena pajak jual beli kepada paduka raja, tidak kena
asungsung
menyungsung
menyungsung
92
rakryan sira kabeh, samangkana ya wehamangana
rakyran KG3 semua demikian KG3 beri makan
dengan daging ayam, tidak kena sipaten dan sisikan. Itulah saatnya
anghila
dilarang
sebagai larangan,
93
kdik ni drwyanya, yan la
sedikit miliknya jika la
kapwa munggaha
harus naik
hendaknya dipersembahkan
94
lawan wnanga ya
dan boleh KG3
dening tapahaji
oleh Jbt
oleh Tapahaji.
95
wulang, ateher dadya ya munuha kbo, sapi, mapakna
wulang laku boleh KG3 membunuh kerbau sapi untuk
danda, lawan
denda dan
denda, dan
96
tangkalik dahanan, tan alapana besaranya, tan kna
tangkalik dahanan Neg ambil kambingnya Neg kena
palili di Harita
tak usah dengan daging ayam, tidak kena sipaten dan sisikan.
97
mangka
demikian
Demikianlah
dan oleh pengiring raja, tidak dipersoalkan oleh Caksu Hduk, dan
98
tan kna palajur mwang pamuka lawang, tan kna
Neg kena palajur dan pemuka lawang Neg kena
makasuruhan
sebagai perintah
diperintahkan datang
99
suruhan, haywahaywan parggapan, kahulunan, atapatapa,
suruhan haywahaywan parggapan kahulunan, atapatapan
pinta panumbas
jual beli
jual-beli
kadharmatulan ku 2
neraca keadilan kupang 2
keadilan 2 kupang
100
tke kuwukuwu ulul ring sawah, kebwan, pagagan,
dan pondok-pondok ulul ? Prep sawah kebun ladang
tan kna
Neg kena
tidak kena
101
sawah, parlaknya, alapen munggaha i hyang da
sawah ladangnya ambil persembahan Prep Hon
102
parangsam, pasa
parangsam, pasa
parangsam, pasa
103
7. yakanya, tan randapana, tan dunung sumuran dening
pemimpinya Neg randapan Neg dunung sumuran oleh
candala
hina
hana rowangnya
ada warganya
ada warganya
104
2. saprakara, kunang yan pamucuknya danda ma 2 ku 2
semacamnya adapun jika tokohnya denda masaka 2 kupang 2
105
drwyahaji mwang rot, tan kna pabharu, paclok, tan kna
milik raja dan rot Neg kena pabharu paclok Neg kena
pabarang
pabarang
pabarang
106
7. ka pangalwatu, palakar, pahatap, salwiranya, ateher wnanga ya
ka pangalwatu palakar pahatap segalanya lalu boleh KG3
V.a. 1. yan hana kbo, sapi, celeng, wdus mwang ajaran mati
jika ada kerbau sapi babi kambing dari kuda mati
107
ring karaman
Prep penduduk desa
hana nikang
ada Dm
saat ada
108
saputthayu, tan kna sakweh saji saji saprakara, ku
masing-masing Neg kena segala sesaji semacamnya
lba ni pa
luasnya wi
luasnya wi
109
paduka sri maharaja karaman i landih sapanjang thani,
paduka sri maharaja masyarakat Prep NmT sewilayah desa
pakirakiran i jro
paseban Prep dalam
paseban di dalam
Siwa Budha. Beliau-beliau yang ada pada waktu itu, Rakryan juru
110
2. pu anggatanding, samgat caksu karanakranta wangsasura, samgat
Nm Jbt Nm
111
samgat juru wadwa dang acar
Jbt Hon
112
i bhatara punta hyang, lwirning sapatha
Prep bhatara punta hyang isi kutukan/sumpah
akasa
angkasa
angkasa,
113
durgadewi, caturasra ananta surendra, ananta hyang kalamertyu,
durgadewi, empat dewa ananta surendra, ananta hyang kalamertyu,
114
ya kamung hyang, de yan tat pati ya tan panoliha
KG3 KG1 Hon oleh jika tidak mati KG1 Neg melihat
tundunya
punggungnya
punggungnya,
115
8. gangga, metri, kurusya, patanjala, suwuk, lor kidul,
gangga metri kurusya patanjala penjaga pintu utara selatan
116
554. BUWAHAN C8
Pada tahun saka 1068, bulan Karttika hari ke lima, paroh gelap, tungleh,
desa Kdisan, Bwahan, Abang. Para tetua desa Kdisan bernama bapak
117
4. sambandha ni panambah nikanang karaman i
sebab KG3 menyembah Dm pemuka desa Prep
panambahnya
penyembahannya
penyembahannya
118
kna rat rinaksa nira, karuhun sang
dunia dijaga KG3 didahulukan Hon
thaninya, anghuninajanga
desanya diberitahukan
agar bertanggung jawab terhadap bangunan suci silih diri oleh paduka
Sri Maharaja pada setiap bulan Asuji dan Cetra serta mohon kepada
penduduk desa
119
i wingkang ranu
Prep pinggir danau
di pinggir danau
itik pamapas
itik pamapas
itik pamapas,
srangsisiken, sipaten,
120
saputhayu
masing-masing
setiap orang
ranu, kdisan, bwahan, air abang, tan kna pawwat, tan kna
danau NmT NmT NmT Neg kena pawwat, Neg kena
pinta pamli
jual- beli
(pajak) jual-beli
kdisan, bwahan,
NmT NmT
121
mamapas
mamapas
mamapas,
tidak kena kain dan kain panjang, tidak kena pajak penjualan,
di jalan naik di
angharepa
menghadap
menyembah
122
III.a. 1. mwang daluwang, mawar, andela knanya ring wrsadhi, apan
dan kulit kayu mawar andela kenanya Prep wrsadhi karena
daksina
daksina
daksina
pacaraka, mwang
pacaraka dan
pacaraka, dan
tepi danau (Batur), Kdisan, Bwahan, Air Abang, tidak ikut memikul
123
milwang harepa salwiran i pamujanira paduka
ikut berhadapan segala Prep pemujaan KG3 paduka
Sri Maharaja di
nguniweh wnanga
lebih-lebih boleh
Mereka diperbolehkan
desa lain untuk pembuatan perahu dan perbaikan bangunan suci silihdiri
III.b. 1. ring ranu, tan pangdadyaken dosa mwang ganagana, lawan yan
Prep danau Neg dijadikan dosa dan ganagana, dan jika
ada orang di desa Bwahan, Kdisan, air abang, mati salah pati
124
2. lbu mare ranu, tan pasrawanakna mare Japura i
tercebur ke (dalam) danau Neg melaporkan ke NmT Prep
haji, tuhun
raja sungguh
raja, cukup
rasa anugraha pa
isi anugrah
isi anugrah
125
kdisan, bwahan, air abang, kunang pwa yathanya tan
NmT NmT NmT adapun Dm hendak Neg
kolahula
diubah-ubah
diubah-ubah
jro ma
Prep dalam
dalam
126
3. majarah, sang senapati sarbwa pu anggatanding, sang senapati
Nm Hon Jbt Nm Hon Jbt
127
mpungku makarun dang acaryya waksagama, samgat juru
pendetaku NmT Hon Nm Jbt
wadwa dang
Hon
Wadwa Dang
dang upadhyaya
Hon
Dang upadhyaya
128
555. DEPAA9
suna, pembayarannya setiap bulan Magha, tidak kena sesaji pada hari
tan kna
Neg kena
tidak kena
palbur sapatahilnya
palbur sebanyak
sebesar
129
4. ma su 2 ma 2 ku 2 saputhayu, tan
masaka suwarna 2 masaka 2 kupang 2 masing-masing Neg
130
panglyo, palaris, tanggapana ring pirak walanda, tan sipaten
panglyo, palaris, pengambilan Prep perak Belanda Neg sipaten
pawwat, dan
angken
setiap
setiap
131
IV.a. 1. magha, tan kna sajisaji tithi pratipanten suklapaksa, tan
NmB Neg kena sesaji hari pertama parohterang Neg
bulan Magha. Tidak kena sesaji pada hari pertama parohterang. Tidak
namun membayar uang perak Belanda. Tidak kena segala macam sesaji
132
5. kna mulanya, dadyangingwasu tugel mwang pirung,
kena dahulunya boleh memelihara anjing tugel dan pirung
tidak akan diambil boleh Nayakan Buru, karena itu termasuk binatang
piaraan
sakwehnya saprakara,
banyaknya semacamnya
dan semacamnya
kewala
namun
pejabat
133
3. ring karana di hyang ring reggep salwiranya saprakara,
Prep NmT Hon Prep NmT segalanya semacamnya
perahu, memikul
kena sejak dahulu, dan tidak kena segala macam kerja rodi baik
ageng admit
besar kecil
134
adah paparek, tan pamikul anghira rebahan
jauh dekat Neg pekerjaan memikul merebahkan
swadesa juga ya
desa sendiri juga KG3
yan ha
jika ada
jika ada
135
5. na wwang i indrapura niracara drohaka madyaganing maling
orang Prep NmT berlaku jahat seperti halnya pencuri
136
makading rajawacana, nguniweh tan kna tandas, tutan, mwang
seperti nama kitab lebih-lebih Neg kena tandas tutan dan
ludan, tan
ludan Neg
ludan, tidak
ayaparan
sejenisnya
sejenisnya,
137
3. weha mangana ri sdanganyan tanggwa keraken samasa
memberi makan tatkala penyangga keadaan sewaktu
juganggangsala
alat perunggu
perunggu
138
manghakna ya caru prayascita ekadiwasa daksina ku 2
menghaturkan KG3 caru prayascita saat itu daksina kupang 2
wadwahaji,
abdi raja
abdi raja.
lumaku
KG3 berjalan
berjalan
139
5. waduhaji tan byapara dening karaman, lawan tan alapen
abdi raja Neg pekerjaan oleh desa dan Neg ambil
(dengan) abdi raja, tidak dikenai pekerjaan oleh desa dan tidak diambil
di desa, (hal itu) tidak disalahkan oleh pemuka desa Indrapura. Jika
menolak
140
pamli
beli
pembelian
uang perak, boleh diambil oleh pemuka desa, tidak akan dikenakan
uang perak, tidak kena pantenan, namun harus diberi makan sekali
141
3. sayatasakti, juga tan pahayamana, tan sipaten, lawan tan kna
semampunya juga Neg daging ayam Neg sipaten dan Neg kena
142
2. yan ran pandirinya, tan patahila ri nayaka ryadeg pangdirina
jika perkumpulan Neg patahila Dm pemimpin ketika berdiri
merobohkan pohon pinang, kayu, dan bambu itu semua. Hal itu
143
mangkana yan hana wastwasambowatpata ri taninya
demikian jika ada bangunan aneh tanda Prep desanya
Demikian, jika ada bangunan aneh, lain dari yang lain di desanya
144
XIVa.1. mwang wilang thaninya, kadyangga ning wrating tanding,
dan sekitar desanya seperti misalnya wrating seni
4. hinganya wetan tukad air hinipi, maka air kdis, hinganya kulwan
batasnya timur NmT sampai air kdis, batasnya barat
batasnya timur Tukad Air Hinipi sampai Air Kdis, batasnya barat
145
paduka sri maharaja i karaman indrapura sapanjing thani,
paduka sri maharaja Prep penduduk NmT sewilayah desa
Beliau-beliau yang ada pada waktu itu, Dyan Juru Jayasakti (bernama)
Pu Punggung
146
5. pu sang hamar, sang senapati waranasi pu bisa tanding, samgat
Nm Hon Jbt Nm
samgat manuratang
Jbt
Samgat Manuratang
147
makarun dang acaryya janisa
NmT Hon Nm
148
556. PRASI A10
Pada tahun saka 1070 bulan Waisaka, hari kelima belas parohterang,
tungleh
149
sambandha ni panambah i lbu ni paduka sri maharaja
sebab-sebab menghadap Prep Prep debu paduka sri maharaja
solihnya mamangun
tujuannya membangun
tujuannya membangun/membuat
150
byawhara karaman i dahwan, ananten sampun karaman
sengketa penduduk Prep NmT akhirnya sudah penduduk
amrih, mituturaken
membujuk menceritakan
membujuk, menceritakan
(sang raja) karena isi cerita penduduk desa Besan dihadapan Paduka Sri
Maharaja
151
apitowin ri tan dadyaning samanya jana pratiwadhaka
meskipun Neg boleh umumnya orang bertentangan
rianugraha
dengan anugrah
dengan anugrah
152
4. samgat brahmawangsa sang ajna surasara tumajeg ikanang
Jbt Hon Nm menetapkan Dm
sawah itu yang menjadi kekuasaan oleh penduduk desa Besan. Karena
153
II.b. 1. sawungan, mare karaman i dahwan, kunang pwa
NmT untuk penduduk Prep NmT adapun Dm
154
4. tan wurung sira memanggih taya katmu nguniweh memanggih
Neg urung KG3 menemukan Dm bertemu lebih-lebih menemukan
pasti mereka tidak akan pernah lagi bertemu, terlebih lagi akan
menemukan
155
IX.a. 1. i samgat kulamba, tan kna panuksuna tke sajisaji
Prep Jbt Neg kena panuksuna termasuk sesaji dan
156
4. i dahwan inanugrahanira pisaningun kna ring parabyapara,
Prep NmT dianugrahkan KG3 tidak boleh kena segala macam
biaya
157
IX.b. 1. ring dlaha ning dlaha, mangkana yan lumeaos ya mahayu
kemudian hari demikian jika kelak KG3 memperbaiki
158
4. sajahit lawan thani dahwan amingkuk angulwan ing bukit tinu
menyambung dengan desa Nm berbelok ke barat Prep Nm
tke bukit kapas, sajahit lawan thani lebu tke bukit pimula
sampai Nm menyambung dengan desa NmT sampai NmB
sampai bukit Kapas, berdekatan dengan desa Lebu sampai bukit Pimula
sajahit lawan
menyambung dengan
berdekatan dengan
159
X.a. 1. makadi parasenapati, karuhun mpungku siwasogata, sira
seperti Jbt lebih-lebih pendeta KG1 siwa budha KG3
yang ada pada saat itu, Dyan juru jayasakti bernama Pu Punggung, sang
singhasarana
Nm
Singhasarana
160
pangduldul samgat manuratang ajna i tengah anggapatu
Nm Jbt Nm
kasogatan
budha
161
canggini dang upadhyaya widyatama, samgat mangireng iren
NmT Hon Nm Jbt Jbt
bagi mereka yang melanggar isi prasasti yang dijaga oleh penduduk
desa
162
3. bayabya iswara, ersanya harih, akasa, dharma, urdhwan,
barat laut iswara timur laut harih angkasa dharma atas
grahanaksatra
163
sakanangga dening bhumi sakakusa dening meru, kita masuk ring
penjaga oleh bumi dinaungi oleh meru KG2 masuk Prep
164
LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN
I KETUT SETIAWAN
I WAYAN ARDIKA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
165