Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA MALANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BARENG
Jl. Bareng Tenes IVA No.639 Telp. (0341) 322280
www.puskbareng.malangkota.go.id, email :puskesmasbareng20@gmail.com
MALANG Kode Pos : 65116

LAPORAN KEGIATAN

Nama Kegiatan : Pembentukan Teknis Jejaring UKBM di Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Al-Islam RW 06 Kel. Sukoharjo Puskesmas Bareng
Hari, tanggal : Sabtu, 03 September 2022
Waktu Kegiatan : 08.00 – 10.00 WIB
PJ UKM : Susilowati, S.Kep.,Ns
Notulensi : Aulia Eka Bimesti, S.KM
Peserta : 25 orang

Susunan Kegiatan :
1. Pembukaan oleh Sarah Christiawan, S.KM pada pukul 08.00 WIB
Acara dibuka oleh Sarah Christiawan, S.KM selaku pembawa acara pada kegiatan Pembinaan
Teknis Jejaring UKBM / Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) di Pondok Pesantren Al-Islam,
Sukoharjo, Malang ini yang mana susunan kegiatan meliputi:
a. Sambutan dari Abah Kyai Musta’im selaku Pimpinan Pondok Pesantren Al Islam;
b. Penyuluhan tentang Status Gizi Remaja dan Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan oleh
Ibu Vitta Sulistyawati, S.Gz;
c. Skrining kesehatan meliputi pengecekan tekanan darah dan pengukuran TB, BB, dan lingkar
perut oleh Ibu Susilowati, S.Kep.,Ns dan Ibu Vitta Sulistyowati, S.Gz;
d. Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pondok Pesantren oleh
Sarah Christiawan, S.KM;
e. Pengkajian / survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pondok Pesantren oleh
Sarah Christiawan, S.KM;
f. Penutup dan kesimpulan oleh Ibu Susilowati, S.Kep.,Ns.

2. Sambutan
A. Sambutan dari Abah Kyai Musta’im selaku Pimpinan Pondok Pesantren Al Islam pada
pukul 08.10 WIB
Mengucapkan terimakasih atas perhatian dari tenaga kesehatan Puskesmas Bareng kepada
santri-santri di Pondok Pesantren Al-Islam. Kegiatan ini selain penyuluhan dan skrining
kesehatan, juga bisa sebagai silaturahmi antara tenaga kesehatan Puskesmas Bareng dan
santri-santri disini. Kami juga memohon maaf karena mendadak ada beberapa santri yang izin
karena ada kegiatan di kampus, karena disini mayoritas santri adalah mahasiswa.
3. Materi
A. Pertama yakni Penyuluhan tentang Status Gizi Remaja dan Pengukuran TB, BB, dan
Lingkar Perut yang disampaikan oleh Ibu Vitta Sulistyawati, S.Gz pada pukul 08.30
WIB
Perkenalan oleh ibu Vitta Sulistyawati, S.Gz selaku nutrisionis / ahli gizi di Puskesmas
Bareng, kemudian dilanjutkan pemaparan materi tentang Status Gizi Remaja serta
Pengukuran Tb, BB, dan Lingkar Perut..
Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang telah
meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.
Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis, dan psikososial (Usia Remaja
yaitu 12 - 21 tahun). Cara Mengukur Berat Badan:
1. Pasien berdiri di atas timbangan;
2. Perhatikan posisi kaki tepat di tengah alat timbang, tidak menumpu pada salah satu kaki, sikap
tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak menunduk (memandang lurus ke
depan);
3. Baca dan catat hasil pengukuran. Apabila menggunakan timbangan jarum, maka posisi yang
membaca pengukuran berada tepat di depan pasien.
Cara Mengukur Tinggi Badan:
1. Minta pasien melepaskan alas kaki, topi, dan aksesoris lain yang bisa mempengaruhi hasil
pengukuran;
2. Pastikan alat geser berada di posisi atas;
3. Pasien diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser;
4. Posisi kepala, punggung, pantat, betis dan tumit menempel pada dinding tempat microtoise
dipasang;
5. Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas;
6. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala pasien. Pastikan alat geser berada
tepat di tengah kepala pasien;
7. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada dinding;
8. Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar(ke bawah);
9. Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata
petugas;
10. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di atas bangku agar
hasil pembacaannya benar;
11. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang koma (0,1 cm); Contoh
157,3 cm; 160,0 cm; 163,9 cm.

Pengukuran TB dan BB bisa digunakan untuk mengetahui IMT. Indeks Massa Tubuh (IMT)
adalah indeks sederhana dari berat badan terhadap tinggi badan yang digunakan untuk mengetahui
status gizi pada orang dewasa. IMT didefinisikan sebagai berat badan seseorang dalam kilogram
dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m)2. Cara Mengukur Lingkar Perut:
1. Pasien berdiri tegak;
2. Raba dan ukur tulang rusuk paling bawah (batas atas) sampai panggul (batas bawah), tentukan
titik tengah;
3. Lakukan pengukuran melingkar ke pinggang secara sejajar horizontal.
4. Baca dan catat hasil pengukurannya.
Terdapat pertanyaan terkait materi Status Gizi Remaja di Pondok Pesantren yakni, ukuran
lingkar perut normal untuk laki-laki berapa? Jawabannya yakni <90 cm.

B. Kedua yakni Skrining Kesehatan yang dilaksanakan oleh Ibu Susilowati, S.Kep.,Ns dan
Ibu Vitta Sulistyawati, S.Gz pada pukul 08.50 WIB
Kegiatan skrining dimulai dari pengukuran tekanan darah kepada seluruh peserta kegiatan.
Hasil yang didapatkan yakni:
1. Jumlah yang diskrining sebanyak 20 orang santri laki-laki;
2. Hasil pengukuran Status Gizi yakni status gizi kurang sebanyak 2 orang dan status gizi
lebih (overweight) sebanyak 1 orang;
3. Hasil pengukuran tekanan darah tinggi sebanyak 1 orang;
4. Terdapat 1 orang perokok aktif dan 5 orang perokok pasif.

C. Ketiga yakni Penyuluhan tentang Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) dan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pondok Pesantren yang disampaikan oleh Sarah
Christiawan, S.KM pada pukul 09.15 WIB
Perkenalan oleh Sarah Christiawan, S.KM selaku petugas Promosi Kesehatan Puskesmas
Bareng. Materi yang disampaikan yakni tentang Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pondok Pesantren yang meliputi 15 indikator
yakni:
1. Kebersihan perorangan meliputi rambut, telinga, kuku, kulit, dan pakaian terlihat bersih;
2. Penggunaan air minum dan air bersih untuk keperluan minum, mandi, mencuci pakaian,
wudhu, mencuci peralatan makan;
3. Kebersihan tempat wudhu terlihat bersih dan tidak licin;
4. Menggunakan kamar mandi dan jamban sehat untuk buang air kecil dan buang air besar;
5. Kebersihan asrama terlihat rapi, bersih, dan sehat;
6. Kebersihan ruang belajar terlihat rapi, bersih, dan sehat;
7. Kebersihan halaman;
8. Tempat penampung air, barang bekas bebas jentik;
9. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang;
10. Memanfaatkan pos kesehatan pesantren (poskestren) dan sarana pelayanan kesehatan;
11. Tidak merokok bagi seluruh santri dan para pengelola di pondok pesantren;
12. Mengetahui informasi kesehatan prioritas;
13. Menjadi peserta dana sehat seperti asuransi, bpjs, iuran kesehatan di pondok pesantren;
14. Membuang sampah ke dalam tempat sampah;
15. Kebersihan dapur meliputi dapur terlihat bersih dan rapi.
Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok pesantren, dengan prinsip dari,
oleh, dan untuk warga pondok pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif,
preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif. Santri, pengurus, dan
masyarakat di lingkungan pondok pesantren juga dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan di wilayahnya missal cek kesehatan di Puskesmas. Wujud upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (UKBM) di pondok pesantren. Prinsip dari, oleh, dan untuk
masyarakat pondok pesantren. Poskestren mengutamakan promotif dan preventif
(pencegahan) tanpa mengabaikan mengabaikan kuratif (pengobatan) dan rehabilitative
(pemulihan kesehatan) dengan binaan puskesmas setempat. Kader pos kesehatan pesantren
(poskestren) yakni masyarakat pondok pesantren (pengurus / santri pondok pesantren) yang
dipilih sebagai pelaksana poskestren dan mengikuti pelatihan / orientasi poskestren.
Kegiatan di Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) yakni:
A. Upaya Pencegahan Penyakit
Jumat Bersih (Bersih – Bersih Bersama), Pemberantasan Sarang
Nyamuk (Psn), Aktivitas Fisik (Senam Bersama)
B. Penyuluhan Kesehatan Di Pondok Pesantren
Penyuluhan Kelompok / Penyuluhan Individu
C. Memberikan Pelayanan Kesehatan Sederhana
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3k)
Tahapan pembentukan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren):
• Survei Mawas Diri (SMD) di Pondok Pesantren;
• Musyawarah Masyarakat Pondok Pesantren (MMPP);
• Pelaksanaan Kegiatan Poskestren;
• Monitoring dan Evaluasi (Poskestren).
Tempat Poskestren tidak harus memiliki bangunan khusus, namun bias memanfaatkan
ruangan yang ada di pondok pesantren misal di Aula Pondok Pesantren namun diberi sekat
dan diberi tulisan “POS KESEHATAN PESANTREN” sebagai penanda.
Terdapat pertanyaan terkait materi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pondok
Pesantren yakni, bagaimana kalau tidak punya dana sehat (BPJS) tetapi ingin berobat ke
Puskesmas Bareng? Jawabannya yakni, dapat berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan
membawa buku rujukan kesehatan dari pondok pesantren.
D. Keempat yakni Pengkajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pondok
Pesantren Al Islam di dampingi oleh M. Meganata Adam pada pukul 09.30 WIB
Kegiatan Pengkajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pondok Pesantren Al Islam
dilakukan didampingi oleh M. Meganata Adam selaku Sekretaris Poskestren Pondok
Pesantren. Hasil yang didapatkan yakni termasuk klasifikasi IV dengan skor pengkajian 13.
Hasil yang didapatkan yakni beberapa santri masih merokok dan tidak memiliki dana sehat
(BPJS).

4. Kesimpulan dan Penutup


Kegiatan skrining dimulai dari pengukuran tekanan darah kepada seluruh peserta kegiatan.
Hasil yang didapatkan yakni jumlah yang diskrining sebanyak 20 orang santri laki-laki, hasil
pengukuran Status Gizi yakni status gizi kurang sebanyak 2 orang dan status gizi lebih
(overweight) sebanyak 1 orang, hasil pengukuran tekanan darah tinggi sebanyak 1 orang,
terdapat 1 orang perokok aktif dan 5 orang perokok pasif.
Kegiatan Pengkajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pondok Pesantren Al Islam
dilakukan didampingi oleh M. Meganata Adam selaku Sekretaris Poskestren Pondok
Pesantren. Hasil yang didapatkan yakni termasuk klasifikasi IV dengan skor pengkajian 13.
Hasil yang didapatkan yakni beberapa santri masih merokok dan tidak memiliki dana sehat
(BPJS).
Pembentukan dan pembinaan pondok pesantren Al-Islam akan dimusyawarahkan oleh para
santri dengan Abah Kyai Musta’im, selanjutnya akan berkoordinasi dengan puskesmas
Bareng.

Malang, 03 September 2022


PJ UKM Notulensi Kegiatan

SUSILOWATI, S.Kep.,Ns AULIA EKA BIMESTI, S.KM


NIP. 19750731 200903 2 002 NIP. 19971004 202203 2 005

Mengetahui,
KEPALA PUSKESMAS BARENG

dr. IRHAM NIZAMI


NIP. 19760720 200903 1 002

Anda mungkin juga menyukai