0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas asal-usul trigonometri yang dapat ditelusuri kembali ke peradaban Mesir Kuno, Babilonia, dan Lembah Indus lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan trigonometri. Matematikawan Yunani seperti Hipparchus dan Ptolemy mengembangkan tabel dan perhitungan trigonometri lebih lanjut untuk memecah
Dokumen ini membahas asal-usul trigonometri yang dapat ditelusuri kembali ke peradaban Mesir Kuno, Babilonia, dan Lembah Indus lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan trigonometri. Matematikawan Yunani seperti Hipparchus dan Ptolemy mengembangkan tabel dan perhitungan trigonometri lebih lanjut untuk memecah
Dokumen ini membahas asal-usul trigonometri yang dapat ditelusuri kembali ke peradaban Mesir Kuno, Babilonia, dan Lembah Indus lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan trigonometri. Matematikawan Yunani seperti Hipparchus dan Ptolemy mengembangkan tabel dan perhitungan trigonometri lebih lanjut untuk memecah
Awal trigonometri dapat dilacak hingga zaman mesir kuno dan
babilonia dan peradaban lembah Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan india adalah perintis penghitungan variabel aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan juga trigonometri. Lagadha adalah matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang menggunakan geometri dan trigonometri untuk penghitungan astronomi dalam bukunya vedanga, jyotisha, yang sebagian besar hasil kerjanya hancur oleh penjajah india.
Matematikawan Yunani hipparchus sekitar 150 SM menyusun
tabel trigonometri untuk menyelesaikan segitiga.
Matematikawan yunani lainnya, Ptolemy sekitar tahun 100
mengembangkan perhitungan trigonometri lebih lanjut.
Matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan sebuah
karya yang berpengaruh tentang trigonometri pada 1595 dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa inggris dan prancis.
Peradaban yang satu ini sangat terkenal sekali dengan peradaban
yang sangat maju di bidang ilmu pengetahuan. Berdasarkan sejarah yang ada di sebutkan bahwa babilonia menemukan trigonometri pada tahun 1800 sebelum masehi. Babilonia terkenal dengan pembuatan sudut atau putaran adalah 360.
Trigonometri mudah di kaitkan dalam bidang segitga siku-siku
(dengan hasil jumlah besar kedua sudut lancip sama dengan besar sudut siku-siku). Peranan untuk selain segitiga siku-siku juga ada. Sejak segitiga yang bukan siku-siku dapat dibagi menjadi dua segitiga siku-siku, banyak masalah yang dapat di atasi dengan perhitungan segitiga siku-siku.