Anda di halaman 1dari 12

ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)

Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(2) : 84-95, September 2019

Potensi Jus Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap


Perbaikan Jaringan Organ Otak Tikus (Rattus norvegicus) Diabetes

I Gede Gelgel Bayu Surya Putra 1, Dorta Simamora 2


Rumah Sakit Bangli, Provinsi Bali1
Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya2*
*e-mail: dortasimamora@gmail.com

Abstrak

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat
gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh pemberian jus buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)
terhadap perbaikan Histopatologis organ otak tikus wistar betina (Rattus norvergicus strain
wistar) dengan diabetes. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah true
experimental dengan desain randomized control-group pretest-postest yang dilakukan di
Laboratorium in Vivo Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Dua puluh lima ekor tikus wistar
betina dibagi secara acak menjadi 5 kelompok yaitu, kelompok tikus normal KA (tanpa induksi
aloksan), kelompok tikus diabetes KB (induksi aloksan tanpa pemberian jus buah naga merah),
kelompok KC (induksi aloksan + jus buah naga merah 2 gr/2,5ml), kelompok KD (induksi
aloksan + jus buah naga merah 4 gr/2,5ml) dan kelompok KE (induksi Aloksan + jus buah naga
merah 8 gr/2,5ml). Penelitian dilakukan selama 16 hari dengan sebelumnya dilakukan adaptasi
pakan standar selama 7 hari. Pada hari ke 16 tikus diterminasi. Pengukuran kadar gula darah
tikus dilakukan dengan glukosa meter. Pengamatan histopatologis jaringan otak tikus
menggunakan mikroskop Olympus CX21 dengan pewarnaan Haematoksilin Eosin (HE). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian jus buah naga merah terbaik pada kadar gula darah
tikus dibanding antara KB dan KE dengan signifikan p-value = 0,000 (α < 0,05). Penurunan
kadar gula darah pada tikus diabetes secara signifikan antara KB dan KE juga tampak terjadi
penurunan jaringan otak tikus yang mengalami nekrosis p-value = 0,000 berarti α < 0,05.

Kata Kunci: diabetes mellitus, jus buah naga merah, kadar glukosa, nekrosis otak

Potential of Red Dragon Fruit Juices (Hylocereus polyrhizus) to the Brain


Histopathologic Repair in Rats (Rattus norvegicus) with Diabetes

Abstract

Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by hyperglycemia due to disturbances in


insulin secretion, insulin action, or both. The purpose of this study was to analyze the effect of
the red dragon fruit juice (Hylocereus polyrhizus) to repair brain organ histopathologic female
wistar rats (Rattus norvegicus Wistar strain) with diabetes. This research is a true experiment
research with randomized control - group pretest - posttest design and were conducted at the
in Vivo Laboratory of Wijaya Kusuma University Surabaya. Twenty-five female wistar rats were
randomly divided into 5 groups, normal rats group KA (without alloxan induction), diabetic rats
group KB (alloxan induction and without given any red dragon fruit juices), treatment group KC
(alloxan induction + 2 gr/2,5ml of red dragon fruit juices), treatment group KD (alloxan
induction + 4 gr/2,5ml of red dragon fruit juices) and treatment group KE (alloxan induction + 8

84
Potensi Jus Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Perbaikan Jaringan Organ…
I Gede Gelgel Bayu Surya Putra, Dorta Simamora

gr/2,5ml of red dragon fruit juices). The study was conducted during the period of 16 days with
standard feeding adaptations for 7 days. On day 16th, all the rats were terminated. Glucose
meter is used to measure the levels of blood glucose in rats. Histopathologic observation of rat
brain tissue using a microscope Olympus CX21 with Haematoksilin eosin (HE) staining. The
results showed the best dose of red dragon fruit juices to decrease blood glucose levels
compare between KB and KE with significance p-value = 0.000 (α < 0.05), the blood glucose
levels decreased in diabetic rats significantly between KB and KE also decreased in rat brain
tissue necrosis with p-value = 0.000 (α <0.05).

Keyword: diabetes mellitus, red dragon fruit, glucose level, brain Necrosis

PENDAHULUAN kalsium, betakaroten, vitamin, B1, vitamin


Diabetes mellitus (DM) dikenal B2, vitamin C, fosfor dan zat flavonoid
sebagai silent killer karena sering tidak (Kristanto, 2008). Flavonoid termasuk
disadari oleh penyandangnya dan saat dalam golongan senyawa phenolik.
diketahui sudah terjadi komplikasi Flavonoid berperan sebagai antioksidan
(Infodatin, 2018). DM juga merupakan dengan cara mendonasikan atom
penyakit kronis yang kompleks akibat hidrogennya atau melalui kemampuannya
gangguan metabolisme glukosa yang mengkelat logam, berada dalam bentuk

disebabkan kekurangan insulin baik secara glukosida (mengandung rantai samping


absolut maupun relatif atau peningkatan glukosa) atau dalam bentuk bebas yang
kadar glukosa darah di atas nilai normal, disebut aglikon (Heim et al, 2002; Huang,
keadaan ini mengakibatkan hiperglikemia 2018).
serta gangguan metabolisme karbohidrat, Diabetes mellitus menyebabkan
lemak, dan protein (American Diabetes komplikasi dalam tubuh karena kelebihan
Association, 2018; Diabetes Care, 2018) gula dalam darah, sehingga dapat merusak
Menurut Profil Kesehatan Indonesia jaringan dan organ lain. Pada otak, dengan
tahun 2013, prevalensi diabetes di diabetes dikaitkan dengan disfungsi
Indonesia berdasarkan wawancara adalah kognitif dan peningkatan risiko demensia.
2,1%. Angka tersebut lebih tinggi dibanding Studi pada orang dewasa dengan diabetes
dengan tahun 2007 (1,1%). Sebanyak 31 tipe 1 menunjukkan penurunan volume
provinsi (93,9%) menunjukkan kenaikan otak. Pada mereka dengan onset diabetes
prevalensi DM (Kemenkes, 2014). dimasa kecil, pengurangan volume
Buah naga merah kaya dengan mencerminkan jumlah perubahan yang
antioksidan. Di dalamnya terkandung terjadi selama perkembangan otak dan
berbagai zat yang baik bagi tubuh seperti: perubahan yang terjadi di kemudian hari

85
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(2) : 84-95, September 2019

karena paparan faktor yang berhubungan HASIL PENELITIAN


dengan diabetes. Diabetes tipe 2 Berdasarkan hasil penelitian
berhubungan dengan atrofi otak dan diperoleh kadar gula darah tikus dan
penyakit pembuluh darah kecil. Perubahan jumlah nekrosis jaringan otak tikus
otak ini terjadi pada usia lanjut dalam sebelum dan setelah perlakuan (Tabel)
kaitannya dengan faktor risiko vaskular dapat kita lihat jumlah rata-rata nekrosis
yang merugikan (Biessels and Reijmer, jaringan otak tikus pada kelompok tikus
2014). normal (KA) adalah kelompok tanpa induksi
aloksan, sebanyak 4,4 sel. Jumlah rata-rata
BAHAN DAN METODE nekrosis jaringan otak tikus paling banyak
Dua puluh lima ekor tikus wistar betina terdapat pada kelompok tikus diabetes
dibagi secara acak menjadi 5 kelompok (KB) yang diinduksi aloksan tanpa diberi jus
yaitu, kelompok: buah naga merah dengan rata-rata sebesar
KA (tanpa induksi aloksan), kelompok 27,6 sel. Sedangkan pada kelompok tikus
normal (KC) diinduksi aloksan dan diberi jus buah
KB (induksi aloksan tanpa pemberian jus naga merah sebanyak 2 gr/2.5 ml jumlah
buah naga merah), kelompok tikus rata-rata nekrosis jaringan otak tikus
diabetes sebanyak 21,4 sel. Kelompok (KD)
KC (induksi aloksan + jus buah naga merah kelompok yang diinduksi aloksan dan diberi
2 gr/2,5ml), jus buah naga merah sebanyak 4 gr/2.5 ml,
KD (induksi aloksan + jus buah naga merah jumlah rata-rata nekrosis jaringan otak
4 gr/2,5ml) tikus sebanyak 18 sel. Pada kelompok (KE)
KE (induksi Aloksan + jus buah naga merah adalah diinduksi aloksan dan diberi jus
8 gr/2,5ml). buah naga merah sebanyak 8 gr/2.5 ml
Penelitian dilakukan selama 16 hari jumlah rata-rata nekrosis jaringan otak
dengan diadaptasikan terlebih dahulu, tikus sebanyak 10,2 sel. Jumlah rata-rata
diberi pakan standar selama 7 hari. Pada nekrosis jaringan otak tikus yang diberikan
hari ke 16 tikus diterminasi. Pengukuran jus buah naga merah lebih kecil jika
kadar gula darah tikus dilakukan dengan dibandingkan dengan kelompok tikus
glukosa meter. Pengamatan histopatologis diabetes (KB). Jumlah rata-rata nekrosis
jaringan otak tikus menggunakan jaringan otak tikus yang paling mendekati
mikroskop Olympus CX21 dengan rata-rata nekrosis jaringan otak tikus
pewarnaan Haematoksilin Eosin (HE). normal (KA) adalah kelompok tikus KE yang

86
Potensi Jus Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Perbaikan Jaringan Organ…
I Gede Gelgel Bayu Surya Putra, Dorta Simamora

diberikan jus buah naga merah dosis III (8


gram/ 2,5 ml).

Gambar 1. Rata-rata kadar glukosa darah tikus sebelum dan setelah perlakuan

Pada Kelompok KC terlihat adanya terendah terdapat pada kelompok tikus


peningkatan kadar gula darah gula darah normal (KA) yaitu sebesar 144,4 mg/dl.
tikus setelah injeksi aloksan (post 1) dan Pada kelompok perlakuan yang diberi jus
terlihat menurun pada pengecekan kadar buah naga merah rata-rata gula darah tikus
gula darah akhir (post 2), namun masih terendah terdapat pada kelompok KE yaitu
diatas 250 mg/dl. Pada Kelompok KD kadar sebesar 243,4 mg/dl.
gula darah tikus tertinggi terukur pada Hasil pengamatan penghitungan
pengecekan setelah injeksi aloksan (post 1) jumlah nekrosis jaringan otak pada tikus
dan terlihat menurun pada pengecekan diabetes yang diinduksi aloksan dapat
kadar gula darah akhir (post 2), namun dilihat pada Gambar 2.
masih diatas 250 mg/dl. Pada kelompok KE
terlihat adanya lonjakan peningkatan kadar
gula darah tikus setelah dilakukannya
injeksi aloksan (post 1), namun kadar gula
darah rata-rata terlihat menurun pada
pengecekan akhir (post 2) dengan kadar
Gambar 2. Hasil pengamatan penghitungan
rata-rata dibawah 250 mg/dl. nekrosis otak tikus
Berdasarkan Gambar 1 dapat
Berdasarkan Gambar 2 dapat
diketahui bahwa rata-rata gula darah tikus
diketahui bahwa rata-rata nekrosis otak
tertinggi ada pada kelompok tikus diabetes
tertinggi ada pada kelompok tikus diabetes
KB (tanpa terapi jus buah naga merah)
KB (tanpa terapi jus buah naga merah)
yaitu sebesar 422,8 mg/dl dan rata-rata
yaitu sebesar 27,6 sel dan rata-rata

87
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(2) : 84-95, September 2019

terendah ada pada kelompok tikus normal terdapat pada kelompok tikus KE.
(KA) yaitu sebesar 4,4 sel. Pada kelompok Gambaran nekrosis pada jaringan otak
perlakuan yang diberikan jus buah naga tikus dapat dilihat pada Gambar 3.
merah rata-rata nekrosis otak terendah

a
Gambar 3. Gambaran histopatologis nekrosis jaringan otak tikus dengan diabetes (perbesaran 400x)
Sel nekrosis ditunjukkan dengan panah ( ), (e) Jaringan otak tikus KE3 diinduksi
(a) Jaringan otak tikus normal (KA3) tanpa aloksan dan diberikan jus buah naga
induksic aloksan dan jus buah naga merah dosis III, jumlah nekrosis 9 sel.
merah, jumlah nekrosis 7 sel. Pengaruh kadar gula darah tikus
(b) Jaringan otak tikus diabetes (KB4) dengan kejadian nekrosis pada
diinduksi aloksan tanpa pemberian jus jaringan otak tikus betina dengan
buah naga merah, jumlah nekrosis 28
diabetes.
sel.
Berdasarkan Gambar 2 terlihat
(c) Jaringan otak tikus KC5 diinduksi
bahwa kadar gula darah tikus dari
aloksan dan diberikan jus buah naga
kelompok yang diberi perlakuan yang
merah dosis I, jumlah nekrosis 25 sel.
mendekati dengan kelompok tikus normal
(d) Jaringan otak tikus KD2 diinduksi
(KA) adalah kelompok tikus KE. Pada
aloksan dan diberikan jus buah naga
kelompok tikus KE (dosis 8 gr/2,5ml 1 kali
merah dosis II, jumlah nekrosis 16 sel.
88
Potensi Jus Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Perbaikan Jaringan Organ…
I Gede Gelgel Bayu Surya Putra, Dorta Simamora

sehari) terjadi penurunan kadar gula darah semua kelompok perlakuan (KC, KD, dan
terbaik, dengan rata-rata 243,4 mg/dl. KE) diikuti dengan perbaikan jaringan otak
Tampak dalam gambar (grafik) bahwa baik yang ditandai dengan penurunan jumlah
pada pengukuran kadar gula darah tikus jaringan otak yang mengalami nekrosis
maupun pengamatan pada nekrosis (Gambar 2.). Rata rata jumlah jaringan otak
jaringan otak tikus menunjukkan yang mengalami nekrosis terendah
penurunan gula darah tikus memberikan terdapat pada kelompok KE, begitu juga
pengaruh positif terhadap penurunan dari dengan rata rata pada penurunan kadar
terjadinya nekrosis pada jaringan otak tikus glukosa darah tikus diabetes.
dengan rata-rata 10,2 sel. Pada kelompok Kenaikan kadar glukosa darah
tikus normal (KA) dibandingkan dengan dari kelompok tikus diabetes (KB), KC,
kelompok tikus KE dimana kadar gula darah KD, dan KE pada post 1 merupakan
tikus yang turun diikuti dengan penurunan
akibat pemberian suntikan aloksan
terjadinya nekrosis pada jaringan otak tikus
secara intraperitoneal. Aloksan secara
secara signifikan dimana p-value= 0.008
selektif merusak sel beta dari pulau
yaitu α < 0,05. Kadar gula darah pada
Langerhans pankreas yang mensekresi
kelompok tikus KC dan KD mengalami
hormon insulin. Mekanisme ini melalui
penurunan tetapi tidak begitu berarti,
dengan kata lain tidak ada perbedaan antar dua cara yakni ganguan homeostatis Ca

perlakuan, dimana p-value= 0.595 yaitu α > dan aktivitas radikal bebas yang
0,05. Demikian juga pada nekrosis jaringan terbentuk melalui siklus oksidasi
otak tikus diabetes baik KC dan KD telah reduksi antara aloksan dan glutation
ada perbedaan antar perlakuan, dimana p- (Szkudelski, 2001). Pengukuran kadar
value = 0,182 yaitu α > 0,05. glukosa darah tikus Post 2 terlihat
adanya penurunan kadar glukosa darah
PEMBAHASAN
dibandingkan kadar glukosa setelah
Potensi pemberian jus buah naga merah
penginduksian aloksan (post 1). Hasil
terhadap kadar glukosa darah dan dengan
pengamatan yang dilakukan
kejadian nekrosis pada jaringan otak tikus
berdasarkan uji One Way Anova
diabetes.
dengan hasil analisis yang telah diolah
Melalui hasil penelitian
menunjukkan bahwa, penurunan kadar dengan Program Statistical Product and

glukosa darah (Gambar 1.) pada tikus dari Service Solution (SPSS) versi 16.0

89
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(2) : 84-95, September 2019

menunjukkan signifikansi p-value= glukoneogenesis. Melalui mekanisme

0.000 (< α= 0.05) maka ada pengaruh seperti tersebut diatas flavonoid dalam

antara pemberian jus buah naga merah buah naga merah memungkinkan dapat
mengendalikan glukosa darah, sehingga
terhadap penurunan kadar gula darah
kadar glukosa darah tikus diabetes
tikus diabetes yang diinduksi aloksan.
menurun (Halliwell and Gutteridge, 2012 ;
Hubungan antara kadar glukosa darah dan
Middleton, 2000). Hasil pengamatan yang
nekrosis pada tikus diabetes dengan
dilakukan berdasarkan uji Post-Hoc Tukey
flavonoid yang terdapat pada jus buah
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
naga merah.
yang bermakna rata-rata gula darah antar
Efek hipoglikemik dari buah naga
kelompok perlakuan KE yaitu kelompok
merah ini sesuai dengan hasil penelitian
perlakuan induksi aloksan + jus buah naga
dari Feranose (2009) dimana dalam
dosis III (8 gr/2,5ml 1 kali sehari) dengan
penelitiannya Pemberian jus buah naga
kelompok tikus normal (KA), kelompok
merah dapat menurunkan kadar glukosa
tikus diabetes (KB), kelompok tikus KC dan
darah tikus putih yang diinduksi aloksan
kelompok tikus KD, terbukti dengan
sebanding dengan efek yang ditimbulkan
signifikansi < 0,05. Nilai rata-rata gula
oleh glibenklamid. Zat fenolik flavonoid,
darah tikus kelompok KE lebih kecil dari
berfungsi sebagai peredam radikal bebas
pada kelompok tikus diabetes (KB),
yang ampuh, terutama pada diabetes
kelompok KC dan kelompok KD, sehingga
mellitus. Efek protektif flavonoid dalam
kelompok KE dengan dosis III (8 gr/2,5 ml)
sistem biologis memiliki kapasitas untuk
lebih dianjurkan sebagai dosis pilihan
memindahkan hidrogen atau elektron
terbaik untuk menurunkan kadar gula
radikal bebas, mengaktifkan enzim
darah pada tikus wistar karena mampu
antioksidan menurunkan radikal α-
menurunkan kadar gula darah rerata
tocopherol, dan menghambat oksidase.
hingga ≤ 250 mg/dl dan paling mendekati
Flavonoid yang terdapat dalam buah naga
kadar gula darah kelompok tikus normal
merah inilah yang berperan menurunkan
(KA).
kadar glukosa darah tikus dengan diabetes
Pengaruh pemberian jus buah naga merah
(Sarian et al, 2017 ; Lenny, 2006).
terhadap perbaikan histopatologis organ
Flavonoid menstimulir pemanfaatan
otak tikus.
glukosa perifer, dengan cara meningkatkan
Nekrosis dapat dikenali karena sel
jalur glikolitik dan glikogenik, yang secara
atau jaringan menunjukkan perubahan-
simultan menekan jalur glikogenolisis dan

90
Potensi Jus Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Perbaikan Jaringan Organ…
I Gede Gelgel Bayu Surya Putra, Dorta Simamora

perubahan tertentu baik secara stimulus dan selama apoptosis kematian


makroskopis maupun mikroskopis. Faktor sel-sel tersebut terjadi secara terkontrol
pemicu nekrosis dapat berupa iskemia, dalam suatu regulasi yang teratur (Jing et
agen biologik, agen fisik, agen kimia dan al, 2013). Hasil pengamatan histopatologis
juga hipersensitivitas (kerentanan). Agen menunjukkan adanya nekrosis pada
kimia dalam penelitian ini adalah aloksan, jaringan organ otak tikus. Jumlah nekrosis
aloksan meningkatkan glukosa darah paling tinggi terjadi pada kelompok tikus
sehingga menghasilkan kondisi diabetes diabetes (KB) dengan rata-rata 27,6 sel,
pada tikus. Glukosa merupakan zat kimia sedangkan jumlah nekrosis paling sedikit
yang berada dalam tubuh, namun ketika terjadi pada kelompok tikus normal (KA)
konsentrasinya tinggi dapat menimbulkan dengan rata-rata 4,4 sel. Jumlah rata-rata
nekrosis akibat gangguan keseimbangan nekrosis pada kelompok perlakuan KC 21,4
osmotik sel (Pringgoutomo, 2002). sel. Rata-rata nekrosis kelompok perlakuan
Perubahan yang mencolok terutama KD 18 sel, sedangkan jumlah rata-rata
terlihat pada jaringan otak kelompok tikus nekrosis pada kelompok perlakuan KE lebih
diabetes (KB) yaitu inti sel yang mengalami sedikit yaitu 10,2 sel. Jumlah rata-rata
piknosis, karioreksis, serta kariolisis. nekrosis pada KE paling mendekati
Apabila dalam sediaan histologis tampak kelompok tikus normal (KA). Peningkatan
gambaran inti piknosis, karioreksis dan jumlah sel yang mengalami nekrosa pada
kariolisis, maka sel tersebut dikatakan kondisi hiperglikemia disebabkan
mengalami nekrosis (Cheville, 2006). Pada peningkatan glukoneogenesis. Hal ini
jaringan otak tikus normal (KA) terlihat sebagai akibat sel tidak dapat
adanya nekrosis, tetapi masih dalam menggunakan glukosa (Fouad 2007).
jumlah yang sedikit. Kematian sel pada Menurut Halliwell (2012) radikal bebas
jaringan otak tikus normal (KA) merupakan secara normal diproduksi sebagai hasil
mekanisme yang sudah terprogram dimana metabolisme tubuh (seperti oksidasi
setelah mencapai masa hidup tertentu adrenalin, dopamine, dan tetrahidrofolat)
maka sel akan mati. Mekanisme ini disebut dan berbagai reaksi pertahanan tubuh
apoptosis, yaitu suatu komponen yang (fagositosis oleh makrofag dan monosit),
normal terjadi dalam perkembangan sel namun pada kondisi hiperglikemia terjadi
untuk menjaga keseimbangan pada peningkatan produksi radikal bebas karena
organisme multiseluler. Sel-sel yang mati peningkatan proses pemecahan lemak
adalah sebagai respon dari beragam (glukoneogenesis), sehingga menyebabkan

91
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(2) : 84-95, September 2019

terjadinya kondisi oxidative stress, yaitu menyelidiki sifat antioksidan dan


kondisi dimana kadar radikal bebas lebih antidiabetik dari beberapa flavonoid yang
tinggi dibandingkan kadar antioksidan terkait secara struktural untuk
endogenous (Fouad 2007 ). Apabila radikal mengidentifikasi posisi kunci yang
bebas menyerang membran sel bertanggung jawab, korelasinya, dan
(lipoprotein) akan menyebabkan terjadinya pengaruh metilasi dan asetilasi pada sifat
reaksi berantai lipid peroksidasi (Halliwell B yang sama. Otak merupakan salah satu
and Gutteridge, 2012 ; Fouad, 2007) organ dengan kandungan lemak sangat
Kondisi hiperglikemia juga dapat tinggi (±80%) sehingga otak sangat rentan
menyebabkan terjadinya atherosklerosis terhadap serangan radikal bebas. Hal ini
yang kemudian akan mengarah oxidative menyebabkan terjadinya peningkatan
damage, yaitu perusakan jaringan oleh kejadian nekrosa neuron piramidal pada
biomolekul oksigen reaktif (Halliwell 2002). kelompok diabetik. Namun peningkatan
Kondisi atherosklerosis juga menyebabkan kejadian nekrosa pada kelompok diabetik
iskhemia pada jaringan atau organ yang mungkin juga disebabkan komplikasi akibat
mendapatkan suplai. Kondisi-kondisi kondisi hiperglikemia. Kondisi
tersebut menyebabkan terjadinya hiperglikemia yang berlangsung dalam
kerusakan jaringan atau organ secara waktu lama akan menyebabkan kematian
umum pada kondisi hiperglikemia, sel akibat kekurangan nutrisi (Ghorbani,
terutama jaringan atau organ yang 2017). Hasil pengujian one way anova
memiliki kandungan lemak tinggi sebab nekrosis menunjukkan bahwa pemberian
lemak sangat rentan terhadap serangan jus buah naga merah berpengaruh
radikal bebas dibandingkan jaringan lain terhadap jaringan otak tikus diabetes yang
dalam tubuh (Ghorbani, 2017; Fouad diinduksi aloksan, terbukti dengan
2007). Sifat farmakologis terbaik dari signifikansi p-value = 0.000 yaitu < α (0.05).
flavonoid adalah kemampuannya untuk Penurunan jumlah sel yang mengalami
bertindak sebagai antioksidan kuat yang nekrosa disebabkan efek kandungan
telah dilaporkan memainkan peran penting flavonoid dalam buah naga merah yang
dalam penurunan diabetes mellitus. Sifat berperan sebagai antioksidan dan
biokimia flavonoid tergantung pada berfungsi menetralisir radikal bebas
struktur, namun, mereka belum dipahami sehingga meminimalkan efek kerusakan
secara menyeluruh. Oleh karena itu, tujuan pada sel dan jaringan tubuh (Hui Xu et al,
utama dari penelitian ini adalah untuk 2018). Antioksidan adalah senyawa yang

92
Potensi Jus Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Perbaikan Jaringan Organ…
I Gede Gelgel Bayu Surya Putra, Dorta Simamora

dapat memberikan elektron ke radikal dan jaringan otak tikus yang mengalami
bebas yang sangat reaktif untuk menunda nekrosis terdapat pada kelompok KE. Tikus
terjadinya oksidasi lipid. Antioksidan sangat diabetes yang diinduksi aloksan diterapi
penting bagi tubuh untuk menjaga dengan jus buah naga merah dosis III (8
keseimbangan oksidan dalam tubuh. Sarian gr/2,5ml). Hal ini menunjukkan bahwa
et al, 2017 ; Jaafar et al, 2009). Flavonoid pemberian jus buah naga merah dapat
memberikan efek neuroprotektif pada memperbaiki jaringan otak tikus diabetes
otak, termasuk potensi untuk melindungi dari nekrosis secara signifikan dengan p-
neuron terhadap cedera yang disebabkan value = 0.000 (α <0.05).
oleh neurotoksin, sebuah kemampuan
untuk menekan peradangan saraf, dan DAFTAR PUSTAKA
potensi untuk meningkatkan daya ingat, American Diabetes Association, 2018.
belajar dan fungsi kognitif. Efek ini Diabetes Care Volume 37
didukung oleh dua proses umum. Pertama, Supplement 1.Diagnosis and
flavonoid berinteraksi dengan protein dan Classification of Diabetes
lipid kinase di otak yang menyebabkan Mellitus. S81 – S90.
penghambatan apoptosis yang dipicu oleh Biessels GJ and Reijmer YD, 2014. Brain
spesies neurotoksik serta meningkatkan Changers Underlying Cognitive
hidup neuronal. Kedua, flavonoid Dysfuction in Diabetes: What can
memberikan efek menguntungkan pada we learn from MRI. Diabetes,
pembuluh darah serebrovaskular yang 63(7):2244-2252
menyebabkan angiogenesis, neurogenesis Cheville, N. F. 2006. Introduction to
dan perubahan morfologi neuronal. Veterinary Pathology, 3rd Ed.
Melalui mekanisme ini, mengonsumsi Blackwell Publishing. USA.
makanan kaya flavonoid sepanjang hidup Diabetes Care. 2018. Standard of Medical
berpotensi untuk membatasi atau Care in Diabetes 2018. VOLUME
mencegah neurodegeneration (David et al, 41 | SUPPLEMENT 1
2008 ; Panche et al, 2016) David Vauzour, Katerina Vafeiadou, Ana
Rodriguez-Mateos, Catarina
KESIMPULAN Rendeiro, Jeremy P. E. Spencer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2008. The neuroprotective
pemberian jus buah naga merah terbaik potential of flavonoids: a
terhadap penurunan kadar gula darah tikus multiplicity of effects. Molecular

93
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(2) : 84-95, September 2019

Nutrition Group, School of studies. Medicine (Baltimore).


Chemistry, Food and Pharmacy, 2018 May; 97(19): e0686.
University of Reading. UK. Pages: Infodatin. 2018. Situasi dan Analisis
115–126 Elmore Diabetes.
Feranose, Panjuantiningrum. 2009. http://www.depkes.go.id/resourc
Pengaruh pemberian buah naga es/download/pusdatin/infodatin/
merah (Hylocereus polyrhizus) hari-diabetes-sedunia-2018.pdf
terhadap kadar glukosa darah Jing Hong, Kuan-Hsing Chen, Pei-Ching
Tikus putih yang diinduksi Kuo, Chia-Chi Pao, Jan-Kan
aloksan. UNS Repository. Chen Neurodegeneration in
Fouad T. 2007. Free Radical Source, Type, StreptozotocinInduced Diabetic
and Damaging Reaction. Rats Is Attenuated by Treatment
Ghorbani A. Pharmacological properties of with Resveratrol.
Salvia officinalis and its Neuroendocrinology
components. Journal of 2013;98:116–127
Traditional and Complementary Jaafar R., Rahman ARBB, , Mahmod NZC,
Medicine 7(4) · January 2017 and Vasudevan R. 2009. American
Halliwell B. 2002. Vitamin E and The Journal of Applied Sciences 6.
Treatment and Prevention of Proximate Analysis of Dragon
Diabetes Mellitus: A Case for Fruit (Hylecereus polyhizus). 1341
Clinical Control. Singapore – 1346.
Medical Journal. Vol 43(9): Heim KE, Tagliaferro AR, and Bobilya DH,
479484. 2002. Flavonoid antioxidants:
Halliwell B and Gutteridge JMC. 2012. Free chemistry, metabolism, and
radical in Biology and medicine. structure-activity relationships. J
4th ed. Oxford University Press Nutr Biochem. 13(10):572-584.
Huang Dezian. Dietary Antioxidants and Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat
Health Promotion. Antioxidants Jenderal. 2014. Profil Kesehatan
2018 : 7 (9) 1-3 Indonesia Tahun 2013. Jakarta :
Hui Xu, Jia Luo, Jia Huang, and Qian Wen. Kementerian Kesehatan RI. 166 –
Flavonoids intake and risk of type 167.
2 diabetes mellitus A meta- Kristanto, D. 2008. Buah Naga
analysis of prospective cohort Pembudidayaan di Pot dan di

94
Potensi Jus Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Perbaikan Jaringan Organ…
I Gede Gelgel Bayu Surya Putra, Dorta Simamora

Kebun. Penebar Swadaya. Sarian MN, Ahmed AQ Ahmed, So’ad SJM,


Jakarta. Alhassan AM, Murugesu S,
Lenny Sovia. 2006. Senyawa Flavonoida, Perumal V, Mohamad SNAS,
Fenilpropanoida, dan Alkaloida. Khatib A, Latip J. 2017.
USU Repository. Antioxidant and Antidiabetic
Middleton, E.Jr., Kandaswami, C. dan Effects of Flavonoids: A Structure-
Theoharides, T.C. (2000). The Activity Relationship Based Study.
effects of plant flavonoids on Hindawi BioMed Research
mammalian cells: implications for International : Vol 2017, 1-14
inflammation, heart disease, and Szkudelski. T. 2001. Department of Animal
cancer. Pharmacological Reviews Physiology and Biochemistry,
52: 673-751. University of Agriculture, Poznan,
Panche A. N. Diwan A. D. and Chandra S. Poland. The Mechanism of
R. 2016. Flavonoids: an Alloxan and Streptozotocin Action
overview. Journal of Nutritional in B Cells of the Rat Pancreas. 536
Science. – 546. Utami P. 2003. Tanaman
https://doi.org/10.1017/jns.2016. Obat untuk Mengatasi Diabetes
41 Mellitus. Jakarta: Agromedia
Pringgoutomo, S.; S. Himawan; A. Tjarta. Pustaka.
2002. Buku Ajar Patologi I.
Jakarta: Sagung Seto.

95

Anda mungkin juga menyukai