Iip Ahmad Rifai1, Aditya Achmadi1, Dwi Larassati1, Rahman Sholeh1, Melati Azizka Fajria1,
Arfan Sindhu Tistomo2, Suherlan1, Muhammad Azzumar1, Hidayat Wiriadinata1, Ghufron
Zaid2
1
Pusat Riset dan Pengembangan SDM – BSN, Komplek Puspiptek Serpong, 2Direktorat SNSU – BSN,
Komplek Puspiptek Serpong
E-mail : iip@bsn.go.id
ABSTRAK
Di Indonesia, penggunaan termometer telinga sebagai alat ukur suhu tubuh sudah sangat
umum di masyarakat menggantikan alat ukur suhu lain terutama termometer merkuri. Hal ini
membuat pengembangan sistem kalibrasi termometer telinga dengan keakuratan tinggi
merupakan suatu keharusan. Telah dibuat sistem kalibrasi termometer telinga dengan benda
hitam sebagai media kalibrasi dan bak air dengan pengaduksebagai sumber panas. Pada
tulisan ini, dibahas karakterisasi blackbody cavity dari tembaga untuk sistem kalibrasi
termometer telinga dengan melakukan pengukuran keseragaman suhu dan pengukuran
kestabilan suhu di dinding bagian dalam blackbody cavity. Dengan nilai pengukuran
keseragaman suhu tersebut akan dihitung nilai emisivitas gabungan blackbody cavity tembaga
untuk kalibrasi termometer telinga. Hasil pengukuran keseragaman blackbody memiliki nilai
keseragaman terbesar 4,6 ºC dan nilai stabilitas 0,004 ºC pada suhu 35,5 ºC - 41,5 ºC. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa emisivitas gabungan pada dasar coneblackbody cavity
hingga 0,989 pada saat isotermal dan 0,978 pada saat non-isotermal. Nilai emisivitas ini
cukup mendekati nilai Planckian Radiator ideal yang bernilai 1.
ABSTRACT
In Indonesia, the use of ear thermometers as body temperature measuring devices is very common in
society replacing other temperature measuring devices, especially mercury thermometers. This makes
the development of ear thermometer calibration systems with high accuracy is a must. Ear
thermometer calibration system has been made with a blackbody as a calibration media and a water
bath with a stirrer as a heat source. In this paper, we discuss the characterization of copper
yang memiliki sifat-sifat tertentu, antara Lb(,T) = radiansi blackbody pada panjang
sehingga nilainya hanya bergantung pada absorber) dan emiter sempurna (perfect
suhu dan panjang gelombang, dan simbol emitter), blackbody merupakan suatu
radiansi L (θ, ϕ, , T) diubah menjadi radiator panas ideal. Tak ada benda lain
L (, T), dengan indeks b menunjukkan yang memiliki sifat yang persis sama
kuantum, Mac Planck telah merumuskan nilai radiansi hanya merupakan fungsi
radiasi panas yang diemisikannya dalam dapat dibuat grafik skala logaritmik dari
sehingga:
=
−ℎ
Gambar 2.Grafik radiasi blackbody terhadap
panjang gelombang. Ada dua jenis emisivitas, yakni emisivitas
Pada Gambar (2) diperlihatkan total (total emissivity)dan emisivitas
hubungan antararadiansi terhadap panjang spektral (spectral emissivity). Emisivitas
gelombang untuk beberapa nilai suhu. total suatu benda didefinisikan sebagai
Tiap nilai suhu memiliki sebuah kurva perbandingan antara energi total persatuan
yang merupakan fungsi panjang luas yang dipancarkan benda tersebut
gelombang, sebagai contoh blackbody dengan energi total blackbody pada suhu
dengan suhu 1.300 K atau sekitar 1.027 C yang sama, atau:
kurvanya meliputi daerah ultraviolet, sinar M M
ε = = … … … … … … … … … . . [2]
M σT
tampak dan infra merah, dengan nilai
dengan:
radiansi maksimumnya pada sekitar
= emisivitas total benda
panjang gelombang 2 m. Adapun pada
M= energi total persatuan luas yang
suhu 2.800 K nilai radiansi maksimumnya
dipancarkan benda, W.m-2.
berada pada sekitar panjang gelombang 1
Dengan demikian energi total yang
m. Pada Gambar 3 terlihat bahwasemakin
dipancarkan suatu benda yang memiliki
besar nilai suhunya maka panjang
emisivitas adalah :
gelombang untuk radiansi maksimum
= … … … … … … … … … … … [3]
bergeser menuju panjang gelombang yang
Adapun emisivitas spektral, (), dari
lebih pendek.
suatu benda didefinisikan sebagai
2.2. Benda Non Blackbody
perbandingan antara radiansi benda
Kemampuan suatu benda biasa untuk
tersebut dengan radiansi blackbody pada
memancarkan radiasi panas pada suatu
suhu dan panjang gelombang tertentu sama
dari benda tersebut diketahui. Kurangnya carbon compound, serta besi yang
informasi tentang nilai emisivitas suatu dioksidasikanmemiliki emisivitas sekitar
benda dapat menyebabkan terjadinya 0,8 pada suatu rentang panjang gelombang
kesalahan pada pengukuran tersebut. yang lebar. Pada Gambar 3 diperlihatkan
Berbagai cara pengukuran dapat dilakukan kurva radiansi dari tiga jenis benda
untuk menentukan nilai emisivitas suatu tersebut. Oleh karena keduanya memiliki
Panjang gelombang, m
Radiasi panas yang dipancarkan
suatu benda yang memiliki emisivitas ε(λ)
Gambar 3.Kurva radians dari blackbody, dan suhu Ts sama dengan yang
graybody, dan permukaan biasa.
dipancarkan oleh blackbody pada suhu T,
dimana T<Ts, atau:
Namun, karena memiliki emisivitas yang
( , ) = ( )∙ ( , ) … … … … … … . [6]
lebih kecil maka pada suhu yang memiliki
T disebut sebagai suhu radians (radiance
radiansi yang lebih kecil daripada radiansi
temperature) dari benda riel yang memiliki
blackbody, sehingga kurva graybody
suhu Ts. Oleh karena dalam pembuatannnya
berada di bawah kurva blackbody. Berbeda thermometer infra merah dikalibrasi terhadap
dengan blackbody dan graybody, karena blackbody, yang memiliki emisifitas
emisivitasnya bergantung pada panjang mendekati satu, maka bila emisivitas
gelombang maka bentuk kurva radiansi thermometer infra merah diset sama dengan 1,
permukaan biasa memiliki bentuk nilai suhu yang ditampilkan pada layar
tersendiri seperti terlihat pada Gambar 3. temometer infra merah tersebut adalah suhu
aperture
120 maka proses refleksi yang terjadi di
dalam rongga dapat mempersulit
keluarnya radiasi yang telah masuk untuk
keluar lagi melalui lubang rongga. Dengan
Permukaan Isothermal demikian maka nilai emisivitasnya
semakin membesar dan mendekati 1
Gambar 4. Rongga pendekatan blackbody
sehingga semakin mendekati emisivitas
blackbody ideal. Gambar 5 menunjukkan
skema blackbody cavity, sedangkan pada
∙ , ∙ , (9)
Gambar 7. Skema blackbody cavity JIS T
4207 2005
dengan posisi termometer tahanan platina berupa termometer telinga dengan no seri
acuan (TTP1) ditempatkan pada posisi ET01, ET02 dan ET03.Sistem untuk
L(,Tamb)
Bila benda dengan emisivitas s dan Bila benda dengan emisivitas s dan
bersuhu Ts diukur dengan termometer bersuhu Ts diukur dengan termometer
radiasi maka output dari detektor radiasi maka output dari detektor
termometer radiasi tersebut adalah : termometer radiasi tersebut adalah :
∙ ( ) + (1 − )∙ ( ) ∙ ( ) + (1 − )∙ ( )
− ( ) (11) − ( ) (11)
dengan dengan
( )= ( ) ( , ) ( )= ( ) ( , )
(1 − ) Transmisi
= ( )+ [ ( )− ( )]
%
( − )
+ [ ( )
− ( )] (12)
0
dengan : ɛinstr = emisivitas termomter radiasi
Texp adalah nilai penunjukkan yang
diharapkan muncul pada layar termometer
Gambar 11.Respons spektral termometer
radiasi (expected reading) pada saat
radiasi
termometer dengan emisivitas instr
mengukur suhu benda yang memiliki suhu 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ts dan emisivitas benda ɛs. Blackbody cavity yang telah berhasil dibuat
Konveris dari S(Texp) menjadi Texp dengan: dari penelitian ini ditunjukan oleh Gambar
2 12. Blackbody cavity yang dibuat
=
∙ +1 digabungkan dengan bak cairan sebagai
( exp )
sumber panas, bak cairan ini memiliki
− … … . . . [13]
sistem overflow, dimana cairan dapat
Nilai konstanta A,B dan C didorong ke titik tertinggi bak sehingga
merupakankarakteristik dari termometer seluruh bagian cavity tercelup oleh cairan.
infra merah, dan diperoleh berdasarkan
pada nilai spektral respon yang dimiliki
oleh termometer infra merah tersebut,
yaitu:
= 1−6 , =
2
dan
Gambar 12.Blackbody cavity dari tembaga
Δ
=1 =
√12
Tambahan di sekeliling atas cavity dibuat
Untuk verifikasi blackbody cavity yang
sebagai alat bantu untuk penyangga.
dibuat, nilai koreksi 3 buah termometer
Tambahan penyangga ini diperlukan agar
telinga didapat dengan membandingkan
cavity tidak jatuh kebawah karena bentuk
Jumlah data
37,255
37,25
37,245
37,24
0 100 200 300 400 500 600
Jumlah data
41,565
Suhu (°C)
41,56
41,555
41,55
41,545
0 100 200 300 400 500 600
Jumlah data
3
y = 0,001x3 - 0,002x2 + 0,069x + 0,012
31,5 °C
2 y = 0,000x3 + 0,011x2 - 0,016x + 0,013 37 °C
1 41,5 °C
0
0 2 4 6 8 10 12
Hasil T0-Tx pada tiap titik Dengan nilai terbesar keseragaman suhu
pengukuran suhu dapat dilihat pada 4,6°C.
Gambar 17.Untuk perhitungan emisivitas, Perhitungan emisivitas blackbody
hasil tersebut kemudian diplot persamaan cavity secara non-isotermal dengan profil
pangkat 3-nya. Pada titik 35,5 didapatkan dinding blackbody cavity hasil pengukuran
persamaan y = 0,0003x3 + 0,0111x2 - memiliki persamaan y = 0,0033x3 - 0,0237x2
0,0163x + 0,013, pada titik 37 °C + 0,1708x - 0,0197 dan nilai emisivitas
didapatkan persaman y = 0,0013x3 - bahan tembaga (Ԑ) adalah 0,88
0,0023x2 + 0,0695x + 0,0121dan pada titik menghasilkan nilai emisivitas efektif 0,978
41,5 °C didapatkan persamaan y = di ujung dasar blackbody. Ada perbedaan
0,0033x3 - 0,0237x2 + 0,1708x - 0,0197. nilai emisivitas 0,011 antara nilai
Cavity… | 49
Karakterisasi Blackbody Cavity
(4,6 °C). Untuk menaikan nilai emisivitas dilakukan anodisasi sehingga pilihan untuk
permukaan bahan diperlukan proses meningkatkan nilai emisivitas hanyalah
lanjutan pada blackbody, biasanya berupa dengan pelapisan cat khusus dengan
anodisasi (anodizing)anodizing atau emisivitas tertentu.Akan tetapi, sampai
pelapisan cat khusus dengan emisivitas tulisan ini dibuat penulis masih kesulitan
tertentu. Untuk tembaga tidak dapat untuk mendapatkannya.
-0,02
-0,04 ET01
-0,06 ET02
-0,08
ET03
-0,1
-0,12
-0,14
35 36 37 38 39 40 41 42
Suhu, oC
Durmuş, H. O., Karaböce, B., Cetin, E., & Manoi, A., Norranim, U., Kaneko, Y., &
özdingiş, M. (2018). Calibration Ishii, J. (2014). Bilateral
System Established at TUBITAK Comparison of Blackbodies for
UME for Infrared Ear Clinical Infrared Ear