Anda di halaman 1dari 20

KARAKTERISASI BLACKBODY CAVITY DARI TEMBAGA UNTUK SISTEM

KALIBRASI TERMOMETER TELINGA


CHARACTERIZATION OF BLACKBODY CAVITY FROM COPPER FOR EAR TERMOMETER
CALIBRATION SYSTEM

Iip Ahmad Rifai1, Aditya Achmadi1, Dwi Larassati1, Rahman Sholeh1, Melati Azizka Fajria1,
Arfan Sindhu Tistomo2, Suherlan1, Muhammad Azzumar1, Hidayat Wiriadinata1, Ghufron
Zaid2
1
Pusat Riset dan Pengembangan SDM – BSN, Komplek Puspiptek Serpong, 2Direktorat SNSU – BSN,
Komplek Puspiptek Serpong
E-mail : iip@bsn.go.id

ABSTRAK

Di Indonesia, penggunaan termometer telinga sebagai alat ukur suhu tubuh sudah sangat
umum di masyarakat menggantikan alat ukur suhu lain terutama termometer merkuri. Hal ini
membuat pengembangan sistem kalibrasi termometer telinga dengan keakuratan tinggi
merupakan suatu keharusan. Telah dibuat sistem kalibrasi termometer telinga dengan benda
hitam sebagai media kalibrasi dan bak air dengan pengaduksebagai sumber panas. Pada
tulisan ini, dibahas karakterisasi blackbody cavity dari tembaga untuk sistem kalibrasi
termometer telinga dengan melakukan pengukuran keseragaman suhu dan pengukuran
kestabilan suhu di dinding bagian dalam blackbody cavity. Dengan nilai pengukuran
keseragaman suhu tersebut akan dihitung nilai emisivitas gabungan blackbody cavity tembaga
untuk kalibrasi termometer telinga. Hasil pengukuran keseragaman blackbody memiliki nilai
keseragaman terbesar 4,6 ºC dan nilai stabilitas 0,004 ºC pada suhu 35,5 ºC - 41,5 ºC. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa emisivitas gabungan pada dasar coneblackbody cavity
hingga 0,989 pada saat isotermal dan 0,978 pada saat non-isotermal. Nilai emisivitas ini
cukup mendekati nilai Planckian Radiator ideal yang bernilai 1.

Kata Kunci: termometer telinga, blackbody cavity, emisivitas gabungan

ABSTRACT

In Indonesia, the use of ear thermometers as body temperature measuring devices is very common in
society replacing other temperature measuring devices, especially mercury thermometers. This makes
the development of ear thermometer calibration systems with high accuracy is a must. Ear
thermometer calibration system has been made with a blackbody as a calibration media and a water
bath with a stirrer as a heat source. In this paper, we discuss the characterization of copper

Karakterisasi Blackbody Cavity… | 33


blackbody cavity for ear thermometer calibration systems by measuring temperature uniformity and
measuring temperature stability on the inner walls of the blackbody cavity. With this temperature
uniformity measurement value, the combined emissivity value of copper blackbody cavity will be
calculated for calibration of the ear thermometer. The measurement results of blackbody uniformity
have the greatest uniformity of 4,6 ºC and stability value of 0.004 ºC. The calculation results show
that the combined emissivity on the basis of the blackbody cavity cone is up to 0.989 for isothermal
and 0,978 for non-isothermal.This emissivity value is quite close to the ideal Planckian Radiator
value of 1.

Keywords: ear thermometer, blackbody cavity, combined emissivity

1. PENDAHULUAN salah satu termometer klinik yang paling


populer penggunaannya di dunia medis,
Kondisi kesehatan seseorang adalah salah
termometer ini termasuk dalam jenis
satu hal yang sangat penting dalam
termometer kontak, termometer ini masih
kehidupan, salah satu parameter untuk
memiliki banyak kekurangan antara lain:
mengetahui tingkat kesehatan seseorang
mesti menempatkan pada bagian tubuh,
dapat melalui pengukuran suhu pada
seperti ketiak, anus, dan mulut. Oleh
fisiknya. Suhu badan manusia sehat ideal
karena itu dikhawatirkan sulit menjaga
pada 36,5 ~ 37,5 °C, jika melebihi nilai
kebersihan dan beresiko jika cairan
suhu tersebut dapat dikatakan orang
termometer pecah (sebagian cairan berupa
tersebut perlu mendapatkan penanganan
merkuri yang sangat berbahaya).Saat ini
untuk menurunkan suhu badannya agar
pengembangan termometer klinik jenis
tidak berakibat lebih fatal terhadap
nonkontak sangat pesat, termometer
jiwanya. Pengukuran suhu pada tubuh
nonkontak ini biasa disebut Infrared Ear
manusia sangat penting sehingga
Thermometer atau termometer
diperlukan alat ukur suhu (thermometer)
telinga.Termometer jenis ini lebih mudah
yang dikenal dengan termometer
pemakaiannya oleh kalangan umum.Selain
klinik.Termometer klinik diharuskan
itu lebih cepat, lebih higienis, dan lebih
memiliki ketelitian yang tinggi.Jika terjadi
teliti saat melakukan pengukuran suhu.
kesalahan dalam pengukuran suhu akan
Di Indonesia, menurut Kementerian
mengakibatkan penanganan yang salah
Kesehatan RI, 76 % alat medis masih
yang dapat berakibat fatal.
menggunakan alat kesehatan
Ada berapa jenis termometer klinik,
bermerkuri(Azizah, 2019). Namun,
di masa lalu termometer cairan adalah

34 | Instrumentasi, Vol. 44 No. 1, 2020


Kementerian Kesehatan sudah termometer telinga belum ada sistem yang
mengeluarkan surat edaran yang memuat bisa menjamin ketertelusuran pengukuran
tentang penghapusan merkuri mulai dari suhu ke standar suhu internasional ITS-
pelarangan produksi merkuri, penggunaan 90.Untuk menjaga ketertelusuran hasil
merkuri dan penggantian alat kesehatan pengukuran suhu termometer
mengandung merkuri paling lambat pada telingadiperlukan standar kalibrasi, kami
akhir tahun 2020 mendatang(Saunders, telah membuat sistem kalibrasi termometer
2007). Hal ini tentu saja membuat telinga berupa blackbody cavity yang
kemungkinan semakin meningkatnya dipadukan dengan bak cairan sebagai
pemakaian termometer tidak bermerkuri, sumber panas dengan standar kalibrasi
termasuk termometer telinga, baik oleh berupa PT-100.
rumah sakit ataupun oleh Pada tulisan ini, dibahas
masyarakat.Tentu saja pemakaian karakterisasi blackbody cavitydari tembaga
termometer telinga tersebut harus yang dibuat untuk kalibrasi ear
ditunjang oleh tersedianya sarana thermometer. Karakterisasi dilakukan
penjaminan pengukuran suhu termometer dengan melakukan pengukuran kestabilan
telinga ke standar suhu internasional ITS- blackbody cavity,pengukuran profil
90. Lembaga metrologi negara-negara di keseragaman permukaan dinding
dunia pun melakukannya dengan membuat blackbody cavity, perhitungan emisivitas
sistem kalibrasi termometer telinga dan blackbody cavity, dan verifikasi
mengembangkan blackbody cavity khusus pengukuran menggunakan 3 buah
(Durmuş, Karaböce, Cetin, & özdingiş, termometer telinga. Hasil pengukuran
2018; Boles, Pušnik, Lochlainn, Fleming, keseragaman blackbody memiliki nilai
Naydenova, & Martin, 2017; Kim, Yoo, keseragaman terbesar 4,6 ºC dan nilai
Kim, Lim, & Song, 2014) kemudian stabilitas 0,004 ºC pada suhu 35,5 ºC -
melakukan komparasi laboratorium 41,5 ºC. Hasil perhitungan menunjukkan
internasional untuk sistem kalibrasi yang bahwa emisivitas gabungan pada dasar
dibuat(Fletcher, Whittam, Simpson, & coneblackbody cavity hingga 0,989 pada
Machin, 2018; Keawprasert, Yamada, & saat isotermal dan 0,978 pada saat non-
Ishii, 2015; Manoi, Norranim, Kaneko, & isotermal. Nilai emisivitas ini cukup
Ishii, 2014; Pušnik, et al., 2011). mendekati nilai Planckian Radiator ideal
Di Indonesia sendiri penjaminan yang bernilai 1 (Zhang, Tsai, & Machin ,
ketertelusuran suhu adalah tugas 2009).
Laboratorium SNSU Suhu BSN.Untuk

Karakterisasi Blackbody Cavity… | 35


2. DASAR TEORI dengan :
 = panjang gelombang radiasi panas, m
2.1. Blackbody
Blackbody adalah permukaan ideal/teoritis T = suhu blackbody, K

yang memiliki sifat-sifat tertentu, antara Lb(,T) = radiansi blackbody pada panjang

lain perfect absorber,yaitu menyerap gelombang dan suhu T, W.m-2.m-1.str-1


seluruh radiasi yang jatuh padanya, untuk c1=konstanta Planck pertama (1,19×10-16
semua panjang gelombang dan arah W.m2)
datangnya radiasi. Sifat berikutnya adalah c2=konstanta Planck kedua (0,014388 m.K
perfect emitter, dimana pada suhu dan = 14388 m.K)
panjang gelombang yang sama, blackbody Merata ke semua Tidak merata,
arah tergantung arah
mengemisikan radiasi panas lebih besar
daripada benda nyata (real body). Dan
yang terakhir isotropically diffuse emitter
dimana radiasi panas yang diemisikan
memiliki besar yang sama pada setiap arah
pancaran, seperti diperlihatkan secara
skematis pada Gambar 1. Gambar 1. Besarnya radiasi blackbody tidak

Oleh karena radiasi blackbody tidak bergantung pada arah emisi.

bergantung pada arah emisi, maka radiasi


spektral ke semua arah besarnya sama Sebagai penyerap sempurna(perfect

sehingga nilainya hanya bergantung pada absorber) dan emiter sempurna (perfect

suhu dan panjang gelombang, dan simbol emitter), blackbody merupakan suatu

radiansi L (θ, ϕ, , T) diubah menjadi radiator panas ideal. Tak ada benda lain

L (, T), dengan indeks b menunjukkan yang memiliki sifat yang persis sama

blackbody sebagai sumber radiasi panas. dengan blackbody. Berdasarkan

Dengan menggunakan mekanika Persamaan (1) untuk suatu nilai T tertentu,

kuantum, Mac Planck telah merumuskan nilai radiansi hanya merupakan fungsi

hubungan antara suhu blackbody dengan panjang gelombang  semata sehingga

radiasi panas yang diemisikannya dalam dapat dibuat grafik skala logaritmik dari

bentuk persamaan, seperti yang Persamaan (1), seperti ditunjukkan pada

ditunjukkan pada Persamaan (1): Gambar 2


c
L (λ, T) = (1)
λ exp −1

36 | Instrumentasi, Vol. 44 No. 1, 2020


dengan radiasi panas yang dipancarkan
oleh blackbody pada suhu dan panjang
gelombang yang sama dikalikan dengan
suatu parameter yang disebut emisivitas
(emissivity), atau:

Radiasi panas = emisifitas × Radiasi panas


benda biasa Blackbody

sehingga:

=
−ℎ
Gambar 2.Grafik radiasi blackbody terhadap
panjang gelombang. Ada dua jenis emisivitas, yakni emisivitas
Pada Gambar (2) diperlihatkan total (total emissivity)dan emisivitas
hubungan antararadiansi terhadap panjang spektral (spectral emissivity). Emisivitas
gelombang untuk beberapa nilai suhu. total suatu benda didefinisikan sebagai
Tiap nilai suhu memiliki sebuah kurva perbandingan antara energi total persatuan
yang merupakan fungsi panjang luas yang dipancarkan benda tersebut
gelombang, sebagai contoh blackbody dengan energi total blackbody pada suhu
dengan suhu 1.300 K atau sekitar 1.027 C yang sama, atau:
kurvanya meliputi daerah ultraviolet, sinar M M
ε = = … … … … … … … … … . . [2]
M σT
tampak dan infra merah, dengan nilai
dengan:
radiansi maksimumnya pada sekitar
= emisivitas total benda
panjang gelombang 2 m. Adapun pada
M= energi total persatuan luas yang
suhu 2.800 K nilai radiansi maksimumnya
dipancarkan benda, W.m-2.
berada pada sekitar panjang gelombang 1
Dengan demikian energi total yang
m. Pada Gambar 3 terlihat bahwasemakin
dipancarkan suatu benda yang memiliki
besar nilai suhunya maka panjang
emisivitas  adalah :
gelombang untuk radiansi maksimum
= … … … … … … … … … … … [3]
bergeser menuju panjang gelombang yang
Adapun emisivitas spektral, (), dari
lebih pendek.
suatu benda didefinisikan sebagai
2.2. Benda Non Blackbody
perbandingan antara radiansi benda
Kemampuan suatu benda biasa untuk
tersebut dengan radiansi blackbody pada
memancarkan radiasi panas pada suatu
suhu dan panjang gelombang tertentu sama

Karakterisasi Blackbody Cavity… | 37


suhu dan panjang gelombang yang sama, dengan menggunakan termometer radiasi
yaitu: dan termometer kontaksecara simultan.
L(λ, T) Selain itu, dapat juga dilakukan upaya
ε(λ) = … … … … … … … … … . [4]
L (λ, T) dengan cara penaksiran, walaupun
dengan : hasilnya kurang objektif, bahwa pada
-2 -
L(λ,T) = radiasi panas benda, W.m .nm umumnya permukaan benda yang terlihat
1 -1
.str gelap dan kasar cenderung memiliki
-
Lb (λ,T) = radiasi panas blackbody, W.m emisivitas yang besar (0,7 sampai dengan
2 -1 -1
.nm .str 1,0) dan permukaan benda yang berwarna
Berdasarkan pada Persamaan (4), karena terang dan halus cenderung memiliki
L(,T) < Lb(,T) maka emisivitas spektral emisivitas yang kecil (0,1 sampai dengan
benda biasa sebagai fungsi panjang 0,4).
gelombang nilainya lebih kecil daripada Notasi () menunjukkan bahwa, pada
satu, atau () < 1. Berbeda dengan benda umumnya, emisivitas permukaan benda
biasa, emisivitas blackbody didefinisikan bergantung pada panjang gelombang.
sama dengan satu, atau bb =1, untuk Namun, ada dua benda yang memiliki
semua panjang gelombang. Selanjutnya, emisivitas yang tidak bergantung pada
dengan berdasarkan pada Persamaan (4), panjang gelombang. Yang pertama adalah
pada panjang gelombang  dan suhu T emisivitas blackbody yang sama dengan 1
radiansi spektral yang dipancarkan oleh untuk semua panjang gelombang. Yang
benda yang memiliki emisivitas spektral kedua adalah adalah graybodyyang
() adalah memiliki emisivitas yang konstan dan
( , ) = ( )∙ ( , ) … … … … … … [5] lebih kecil dari 1 untuk semua panjang
Dengan demikian, suhu suatu benda dapat gelombang. Ada beberapa material yang
diketahui dari hasil pengukuran radiasi mendekati sifat dari graybody, yaitu
panas blackbody asalkan emisivitas () beberapa jenis dari material graphite dan

dari benda tersebut diketahui. Kurangnya carbon compound, serta besi yang
informasi tentang nilai emisivitas suatu dioksidasikanmemiliki emisivitas sekitar

benda dapat menyebabkan terjadinya 0,8 pada suatu rentang panjang gelombang
kesalahan pada pengukuran tersebut. yang lebar. Pada Gambar 3 diperlihatkan

Berbagai cara pengukuran dapat dilakukan kurva radiansi dari tiga jenis benda
untuk menentukan nilai emisivitas suatu tersebut. Oleh karena keduanya memiliki

benda, diantaranyamelalui pengukuran emisivitas yang tidak bergantungpada

38 | Instrumentasi, Vol. 44 No. 1, 2020


panjang gelombang, maka blackbody dan c. Emisivitas bahan tidak berubah
graybody memiliki bentuk kurva yang selama sudut pandang disekitar 45O
serupa. terhadap normal
d. Lebar pita (bandwidth) panjang
 = 1 ( blackbody ) gelombang
< 1 ( graybody)
Emisivitas bahan tidak banyak
bervariasi
sesuai panjang berubah terhadap suhu bila digunakan
gelombang
termometer yang bekerja pada lebar-
pita yang sempit.

Panjang gelombang, m
Radiasi panas yang dipancarkan
suatu benda yang memiliki emisivitas ε(λ)
Gambar 3.Kurva radians dari blackbody, dan suhu Ts sama dengan yang
graybody, dan permukaan biasa.
dipancarkan oleh blackbody pada suhu T,
dimana T<Ts, atau:
Namun, karena memiliki emisivitas yang
( , ) = ( )∙ ( , ) … … … … … … . [6]
lebih kecil maka pada suhu yang memiliki
T disebut sebagai suhu radians (radiance
radiansi yang lebih kecil daripada radiansi
temperature) dari benda riel yang memiliki
blackbody, sehingga kurva graybody
suhu Ts. Oleh karena dalam pembuatannnya
berada di bawah kurva blackbody. Berbeda thermometer infra merah dikalibrasi terhadap
dengan blackbody dan graybody, karena blackbody, yang memiliki emisifitas
emisivitasnya bergantung pada panjang mendekati satu, maka bila emisivitas
gelombang maka bentuk kurva radiansi thermometer infra merah diset sama dengan 1,
permukaan biasa memiliki bentuk nilai suhu yang ditampilkan pada layar

tersendiri seperti terlihat pada Gambar 3. temometer infra merah tersebut adalah suhu

Selain pengaruh panjang gelombang, radians.

terdapat factor lain yang mempengaruhi


2.3. Blackbody Praktis
emisivitas, di antaranya :
Sebagai penyerap panas sempurna (perfect
a. Kondisi permukaan,
absorber) dan pemancar panas yang
contohnyalogam yang dipoles
sempurna (perfect emitter), blackbody
memiliki emisivitas yang lebih rendah
merupakan radiator panas ideal. Tak ada
dibandingkan bila logam tersebut
permukaan yang memiliki sifat yang persis
permukaannya dikasarkan atau
sama dengan blackbody. Namun
dioksidasikan
demikian,blackbody dapat didekati dengan
b. Sudut pandang

Karakterisasi Blackbody Cavity… | 39


suatu rongga kedap cahaya (opaque Disamping itu, agar radiasi yang
enclosure) yang seluruh permukaan masuk ke dalam rongga tidak ada yang
dalamnya memiliki suhu yang sama memantul keluar rongga, sehingga rongga
(isothermal surface). Skema rongga dapat berfungsi sebagai perfect absorber,
tersebut diperdiperlihatkan pada Gambar maka dimensi rongga dibuat sedemikian
4. Blackbody praktis merupakan rupa sehingga memiliki jari-jari bukaan r
pendekatan dari blackbody ideal. yang relatif kecil bila dibandingkan
Pendekatan ini mengacu pada dua sifat dengan kedalaman rongga R. Lihat
utama dari blackbody ideal, yaitu perfect Gambar 5.
absorber dan perfect emmiter.
Agar dapat memenuhi kedua sifat
120 r
utama tersebut maka bentuk blackbody
praktis mengikuti pola permukaan, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 4. Agar
memenuhi pola tersebut maka blackbody R

praktis berbentuk cavity. Selain itu, supaya


Gambar 5. Skema blackbody cavity
emisivitasnya tidak bergantung pada
panjang gelombang maka sebagai
Sebagi contoh untuk memperoleh
cavity cavity yang dipilih adalah
emsivitas sebesar 0,998 dengan emisivitas
logam grayody seperti graphite atau logam
bahan 0,9maka besarnya perbandingan
yang telah dioksidasi.
antara r dan R adalah 1 berbanding 8. Bila
nilai perbandingan tersebut dibuat semakin
Lb,besarnya sama ke setiap arah
besar dan permukaan belakang rongga
(bottom surface) dibuat membentuk sudut

aperture
120 maka proses refleksi yang terjadi di
dalam rongga dapat mempersulit
keluarnya radiasi yang telah masuk untuk
keluar lagi melalui lubang rongga. Dengan
Permukaan Isothermal demikian maka nilai emisivitasnya
semakin membesar dan mendekati 1
Gambar 4. Rongga pendekatan blackbody
sehingga semakin mendekati emisivitas
blackbody ideal. Gambar 5 menunjukkan
skema blackbody cavity, sedangkan pada

40 | Instrumentasi, Vol. 44 No. 1, 2020


Gambar 6. ditunjukkan contoh blackbody dan emisivitas bahan, sedangkan beberapa
cavity. faktor lain belum diperhitungkan,
diantaranya faktor refleksi yang mungkin
terjadi pada rongga dan faktor
keseragaman suhu di sekeliling blackbody
cavity. Salah satu contoh sederhana
apabila kita menghitung emisivitas
blackbody cavity yang terbuat dari bahan
Inconel yang permukaannya dikasarkan
dan dioksidasi, bila diameter bukaan r =
Gambar 6. Contoh blackbody cavity
0,5 cm, panjang R = 10 cm dan emisivitas
bahan s = 0,9, maka nilai emisivitas
Tungku akan memanaskan
blackbody cavity Inconel tersebut adalah: 
blackbody cavity sehingga rongga tersebut
= 1 – 0,1 x 0,52/102 = 0,99975. Dari nilai
memiliki suhu tertentu dan kemudian
emisivitas yang mendekati nilai 1 ini
dipancarkannya sebagai radiasi panas
terlihat bahwa blackbody cavity mendekati
melalui bukaan rongga. Disamping itu,
sifat blackbody ideal. Perhitungan
agar radiasi panas yang dipancarkannya
emisivitas yang lebih lengkap adalah
tersebut mendekati sifat pancaran
dengan metode Integrative-Cavity dimana
blackbody teoritis, sehingga rongga dapat
factor-faktor lain seperti refleksi telah
berfungsi sebagai perfect emmiter, maka
diperhitungakan.
suhu tungku harus merata sedemikian rupa
Salah satu cara lain yang lebih
sehingga dapat membuat suhu rongga
kompleks yang banyak digunakan untuk
merata pula pada seluruh permukaannya.
menghitung nilai emisivitas adalah dengan
Secara sederhana emisifitas
metode Integrative-Cavity, metode ini
blackbody cavity dapat didekati
menggambarkan pertukaran radiasi antara
berdasarkan pada Persamaan (7):
permukaan secara analitis. Metode
= 1 − (1 − ) … … … … … … … . [7] Integrative-Cavity melakukan pendekatan

dengan perhitungan nilai emisivitas local εx pada

ɛ = emisivitas blackbody cavity segmen tertentu di posisi x dan suhu T

ɛs= emisivitas bahan dengan menjumlahkan seluruh komponen


radiasi n segmen yang mencapainya.
Persamaan 7 hanya
Untuk kondisi non-isothermal (T(x) ≠
memperhitungkan factor dimensi rongga

Karakterisasi Blackbody Cavity… | 41


T0)dan pantulan menyebar (diffuse Unit dalam mm
reflection)(ε ≠ f(α)), nilai emisivitas
didekati dengan persamaan :
( )
( , )= ( ) + 1− ( )
( )

∙ , ∙ , (9)
Gambar 7. Skema blackbody cavity JIS T
4207 2005

Blackbody cavity yang dibuat pada


Dari skema dasar JIS T 4207 2005
penelitian ini berupa cylindrical cone
dikembangkan skema dengan ukuran yang
cavity dengan conical aperture karena tipe
berbeda dengan tujuan untuk memperbesar
inimemiliki akurasi yang lebih bagus bila
nilai emisivitas gabungan sistem kalibrasi.
dibandingkan dengan tipe lainnya, pada
Skema yang telah dibuat di penelitian ini
penelitian ini dibuat dari bahan aluminium
ditunjukkan padaGambar 8. Skema
yang dianodize kemudian digabungkan
kalibrasi termometer telinga ini terdiri dari
dengan bak cairan sebagai sumber panas
sebuah bak cairan sebagai sumber panas
sehingga dihasilkan sebuah media
blackbody cavity tembaga yang dicelupkan
kalibrasi untuk sistem kalibrasi ear
ke bak cairan, standar kalibrasi berupa
thermometer.
termometer tahanan platina (TTP), digital
ohmmeter dan PC untuk merekam data
3. METODOLOGI
dari TTP.Karakterisasi blackbody cavity
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019
untuk sistem kalibrasi termometer telinga
di Laboratorium SNSU Badan
dilakukan dengan melakukan pengukuran
Standardisasi Nasional. Penelitian berupa
kestabilan suhu blacbody, pengukuran
pembuatan blackbody cavity ini diperlukan
profil keseragaman permukaan dinding
untuk sistem kalibrasi termometer telinga.
blackbody cavity, perhitungan nilai
Skema blackbody cavity yang dibuat
emisivitas, dan verifikasi dengan
berupa cylindrical cone cavity dengan
thermometer telinga.
conical aperture sesuai dengan desain
dasar dari JIS T 4207 2005 tentang Ear 3.1 Pengukuran Kestabilan Blackbody
thermometer(JIS T 4207:2005, 2005). Cavity
Desain JIS T 4207 2005 dapat dilihat pada Pengukuran kestabilan blackbody
Gambar 7. dilakukan di dasar blackbodycavity setiap
3 detik selama 30 menit untuk

42 | Instrumentasi, Vol. 44 No. 1, 2020


menghasilkan 600 data pengukuran pada the Measurement Standards Laboratory of
suhu 35,5 °C, 37 °C dan 41,5 °C dengan New Zealand (Saunders, 2001)
TTP 1.

3.2 Pengukuran Profil Keseragaman


Permukaan Dinding Blackbody Cavity
PenguPengukuran profil keseragaman
permukaan dinding blackbody cavity
dilakukan dengan 2 TTP, TTP 1 sebagai
acuan ditempatkan pada posisi yang tetap
Gambar 8.Skema pengukuran karakterisasi
dan TTP 2 digunakan untuk pengukuran blackbody cavity
profil keseragaman permukaan dinding
blackbody cavity. Pengukuran dilakukan 3.4 Verifikasi Blackbody Cavity

dengan cara pemindahan sensor Verifikasi blackbody cavityyang dibuat

termometer tahanan platina pengukur dilakukan dengan melakukan pengukuran

(TTP2) secara vertikal tiap 1 cm keatas menggunakan 3 buah termometer radiasi

dengan posisi termometer tahanan platina berupa termometer telinga dengan no seri

acuan (TTP1) ditempatkan pada posisi ET01, ET02 dan ET03.Sistem untuk

yang tetap. verifikasi dapat dilihat di gambar 9.

3.3. Perhitungan Emisivitas Blackbody


Cavity
Perhitungan emisivitas dilakukan dengan 2
cara, secara isothermal (secara teori
dimana suhu permukaan dinding
blackbody cavity dianggap sama) dan non-
isotermal (suhu permukaan dinding
blackbody sesuai dengan hasil pengukuran
Gambar 9.Skema Pengukuran karakterisasi
pengukuran profil keseragaman suhu
blackbody cavity
permukaan dinding blackbody cavity).
Perhitungan emisivitas dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak “Blackbody
emissivity software” versi 1.2, dibuat oleh Pembacaan termometer telinga
dibandingkan dengan nilai radiansi
pembacaan TTP1 yang tercelup ke cairan

Karakterisasi Blackbody Cavity… | 43


di bak sebagai acuan untuk mendapatkan digunakan untuk mengukur suhu (Nicholas
nilai koreksi. & White, 2001; Saunders, 2001; Saunders,
Namun radiasi panas yang yang , 2007). Untuk suhu sampai dengan 500°C
dipancarkan oleh blackbody cavity tidak pengaruh detektor ini cukup signifikan
hanya berasal dari benda tersebut tapi sehingga dalam perhitungan tidak dapat
disertai pula dengan radiasi panas yang diabaikan(Saunders, 2001) sehingga
datang dari benda lain yang dipantulkan Persamaan (5 ) menjadi :
oleh benda tersebut dan juga pengaruh , ′
= ∙ , ′
+ (1 − )
perubahan panas dari detektor saat ∙ ( , )− ( , ) (10)

.S(Ts) + (1- ).S(Tamb) - L(,Td)


sLb(,Ts )+ (1- ).L(,Tamb) Sistem
elektronik
Ts, s
i ,  i TukurOC
L(,Td)

L(,Tamb)

Gambar 10. Skema radiasi panas dengan termometer radiasi.

Bila benda dengan emisivitas s dan Bila benda dengan emisivitas s dan
bersuhu Ts diukur dengan termometer bersuhu Ts diukur dengan termometer
radiasi maka output dari detektor radiasi maka output dari detektor
termometer radiasi tersebut adalah : termometer radiasi tersebut adalah :
∙ ( ) + (1 − )∙ ( ) ∙ ( ) + (1 − )∙ ( )
− ( ) (11) − ( ) (11)
dengan dengan

( )= ( ) ( , ) ( )= ( ) ( , )

S() = renspons spektral radiasi S() = renspons spektral radiasi


k = konstanta yang bergantung pada sifat k = konstanta yang bergantung pada sifat
geometrik, optik dan elektrik dari radiasi. geometrik, optik dan elektrik dari radiasi.
Sistem elektronik termometer radiasi akan Sistem elektronik termometer radiasi akan
mengolah Sukur menjadi besaran suhu misalkan mengolah Sukur menjadi besaran suhu misalkan
Texp, berdasarkan persamaan (12) : Texp, berdasarkan persamaan (12) :

44 | Instrumentasi, Vol. 44 No. 1, 2020


nilai Texp dengan nilai hasil pengukuran
= + ( )
termometer telinga.
( ) + (1 − ) ( ) − (1 − ) ( )
=

(1 − ) Transmisi
= ( )+ [ ( )− ( )]
%

( − )
+ [ ( )

− ( )] (12)
0
dengan : ɛinstr = emisivitas termomter radiasi 

Texp adalah nilai penunjukkan yang

diharapkan muncul pada layar termometer
Gambar 11.Respons spektral termometer
radiasi (expected reading) pada saat
radiasi
termometer dengan emisivitas instr
mengukur suhu benda yang memiliki suhu 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ts dan emisivitas benda ɛs. Blackbody cavity yang telah berhasil dibuat

Konveris dari S(Texp) menjadi Texp dengan: dari penelitian ini ditunjukan oleh Gambar
2 12. Blackbody cavity yang dibuat
=
∙ +1 digabungkan dengan bak cairan sebagai
( exp )
sumber panas, bak cairan ini memiliki
− … … . . . [13]
sistem overflow, dimana cairan dapat
Nilai konstanta A,B dan C didorong ke titik tertinggi bak sehingga
merupakankarakteristik dari termometer seluruh bagian cavity tercelup oleh cairan.
infra merah, dan diperoleh berdasarkan
pada nilai spektral respon yang dimiliki
oleh termometer infra merah tersebut,
yaitu:

= 1−6 , =
2
dan
Gambar 12.Blackbody cavity dari tembaga
Δ
=1 =
√12
Tambahan di sekeliling atas cavity dibuat
Untuk verifikasi blackbody cavity yang
sebagai alat bantu untuk penyangga.
dibuat, nilai koreksi 3 buah termometer
Tambahan penyangga ini diperlukan agar
telinga didapat dengan membandingkan
cavity tidak jatuh kebawah karena bentuk

Karakterisasi Blackbody Cavity… | 45


bak cairan yang ada di Laboratorium Karakterisasi blackbody cavity
SNSU Suhu BSN mempunyai lubang di dilakukan di tiga titik suhu sesuai dengan
atas. Gambar 13 menunjukkan skema panduan APMP.T-S15: “APMP
ukuran blackbody cavity yang telah dibuat. supplementary comparison of blackbody
for clinical infraredear thermometers”,
yaitu di 35,5 °C, 37 °C dan 41,5 °C.
Pengukuran blackbody cavity dilakukan
dengan menggunakan 2 buah termometer
tahanan platina (TTP), TTP 1 adalah merk
ISOTECH tipe 935-14-112 No.Seri :
39309-2 dan TTP adalah 2 merk
ISOTECH tipe 935-14-112 No.Seri :
39309-2 yang tertelusur ke SNSU BSN
yang memilki ketidakpastian 0,03°C
dengan faktor cakupan 2.
Pengukuran kestabilan dilakukan di
dasar blackbodycavity setiap 3 detik
selama 30 menit pada semua posisi titik
ukurnya. Pengukuran kestabilan diambil
dari nilai standar deviasi terbesar
penunjukkan TTP 1. Hasil pengukuran
kestabilan blackbody cavity dengan
Gambar 13. Skema Blackbody cavity menggunakan TTP 1 pada titik
pengukuran suhu 35,5 °C, 37 °C dan 41,5
Skema blackbody cavity yang dibuat
°C ditunjukkan pada Gambar 11, 12 dan
dari tembaga dirancang dengan tambahan
13. Nilai stabilitas pada suhu 35,5 °C
penyangga juga sangat membantu apabila
adalah 0,00373 °C, pada suhu 37 °C
laboratorium kalibrasi di Indonesia yang
adalah 0,00373 °C dan 41,0°C adalah
ingin mengembangkan sistem kalibrasi
0,00363 °C. Dengan demikian, secara
termometer telinga.Laboratorium kalibrasi
keseluruhan nilai stabilitas terbesarnya
cukup menyediakan blackbody
adalah 0,004 °C pada suhu 35,5 °C, 37 °C
cavity,selanjutnya menyatukannya dengan
dan 41,5 °C
bak cairan yang pada umumnya sudah
dimiliki di tiap laboratorium kalibrasi.

46 | Instrumentasi, Vol. 44 No. 1, 2020


Kestabilan blackbody disuhu 35,5 °C
35,57
35,565
35,56
Suhu (°C) 35,555
35,55
35,545
35,54
0 100 200 300 400 500 600

Jumlah data

Gambar 14. Kestabilan Blackbody pada suhu 35,5°C

Kestabilan blackbody disuhu 37 °C


37,27
37,265
37,26
Suhu (°C)

37,255
37,25
37,245
37,24
0 100 200 300 400 500 600

Jumlah data

Gambar 15. Kestabilan Blackbody pada suhu 37°C

Kestabilan blackbody disuhu 41,5 °C


41,57

41,565
Suhu (°C)

41,56

41,555

41,55

41,545
0 100 200 300 400 500 600

Jumlah data

Gambar 16. Kestabilan Blackbody pada suhu 41,5°C

Karakterisasi Blackbody Cavity… | 47


Pengukuran profil keseragaman dengan ditarik keatas (vertikal) tiap 1 cm
permukaan dinding blackbody cavity (titik 1 = T1) sampai ujung blackbody
dilakukantitik pengukuran suhu 35,5 °C, (T12). Nilai keseragaman merupakan
37 °C dan 41,5 °Cdengan 2 termometer selisih penunjukkan nilai TTP 1(T0) pada
tahanan platina, TTP 1 dan TTP 2. TTP 1 posisi 0 cm dengan penunjukkan TTP 2
sebagai acuan tetap mengukur suhu di (Tx)pada setiap posisi titik ukur
ujung dasar blackbody cavity (titik 0 = T0) berdasarkan pengukuran secara vertical.
dan TTP 2 melakukan pengukuran suhu

Profil Suhu Dinding Blackbody


5
y = 0,003x3 - 0,023x2 + 0,170x - 0,019
4
T0-Tx (°C)

3
y = 0,001x3 - 0,002x2 + 0,069x + 0,012
31,5 °C
2 y = 0,000x3 + 0,011x2 - 0,016x + 0,013 37 °C

1 41,5 °C

0
0 2 4 6 8 10 12

Jarak dari ujung blackbody (cm)

Gambar 17.Grafik Profil Suhu Dinding Blackbody Cavity

Hasil T0-Tx pada tiap titik Dengan nilai terbesar keseragaman suhu
pengukuran suhu dapat dilihat pada 4,6°C.
Gambar 17.Untuk perhitungan emisivitas, Perhitungan emisivitas blackbody
hasil tersebut kemudian diplot persamaan cavity secara non-isotermal dengan profil
pangkat 3-nya. Pada titik 35,5 didapatkan dinding blackbody cavity hasil pengukuran
persamaan y = 0,0003x3 + 0,0111x2 - memiliki persamaan y = 0,0033x3 - 0,0237x2
0,0163x + 0,013, pada titik 37 °C + 0,1708x - 0,0197 dan nilai emisivitas
didapatkan persaman y = 0,0013x3 - bahan tembaga (Ԑ) adalah 0,88
0,0023x2 + 0,0695x + 0,0121dan pada titik menghasilkan nilai emisivitas efektif 0,978
41,5 °C didapatkan persamaan y = di ujung dasar blackbody. Ada perbedaan
0,0033x3 - 0,0237x2 + 0,1708x - 0,0197. nilai emisivitas 0,011 antara nilai

48 | Instrumentasi, Vol. 44 No. 1, 2020


emisivitas teoritis isotermal dengan nilai Verifikasi dengan 3 buah termometer
non-isotermal
isotermal hasil pengukuran karena mendapatkan nilai koreksi
oreksi pada kisaran
nilai keseragaman blackbody cavity (T0- 0,06 - 0,12 °C
C dengan ketidakpastian
Tx) yang cukup besar (4,6°C).
C). 080 °C, nilai tersebut
sekitar 0,078 - 0,080
masih sesuai dengan per
persyaratan toleransi
sebesar 0,2 °C (JIS
JIS T 4207: 2005
2005, ASTM
E1965 - 98(2016).
Nilai 0,978 emisivitas non
non-isotermal
hasil pengukuran ini mendekati nilai
Planckian Radiator ideal yang bernilai 1.
Penyebab nilai tersebut adalah nilai
emisivitas permukaan bahan tembaga yang
kecil (Ԑ = 0,88) dan nilai keseragaman
blackbody cavity (T0-Tx) yang cukup besar
(4,6 °C).
C). Untuk menaikan nilai emisivitas
Gambar 18. Nilai perhitungan emisivitas permukaan bahan diperlukan proses
blackbody cavity secara isothermal lanjutan pada blackbody
blackbody, biasanya berupa
anodisasi anodizing)anodizing
(anodizing atau
pelapisan cat khusus dengan emisivitas
tertentu. Untuk tembaga tidak dapat
dilakukan anodisasi sehingga pilih
pilihan untuk
meningkatkan nilai emisivitas hanyalah
dengan pelapisan cat khusus dengan
emisivitas tertentu.Akan tetapi, sampai
tulisan ini dibuat penulis masih kesulitan
untuk mendapatkannya.
Nilai 0,978 emisivitas non
non-isotermal
hasil pengukuran ini mendekati nilai
Planckian Radiator ideal yang bernilai 1.
Nilai perhitunga emisivitas
Gambar 19.Nilai Penyebab nilai tersebut adalah nilai
blackbody cavity secara non-isothermal.
isothermal. emisivitas permukaan bahan tembaga yang
kecil (Ԑ = 0,88) dan nilai keseragaman
blackbody cavity (T0-Tx) yang cukup besar

Cavity… | 49
Karakterisasi Blackbody Cavity
(4,6 °C). Untuk menaikan nilai emisivitas dilakukan anodisasi sehingga pilihan untuk
permukaan bahan diperlukan proses meningkatkan nilai emisivitas hanyalah
lanjutan pada blackbody, biasanya berupa dengan pelapisan cat khusus dengan
anodisasi (anodizing)anodizing atau emisivitas tertentu.Akan tetapi, sampai
pelapisan cat khusus dengan emisivitas tulisan ini dibuat penulis masih kesulitan
tertentu. Untuk tembaga tidak dapat untuk mendapatkannya.

Verifikasi 3 buah termometer telinga


0,08
0,06
0,04
0,02
0
Koreksi, oC

-0,02
-0,04 ET01
-0,06 ET02
-0,08
ET03
-0,1
-0,12
-0,14
35 36 37 38 39 40 41 42

Suhu, oC

Gambar 20.Hasil verifikasi blackbody cavity yang dibuat.

5. KESIMPULAN termometer telinga yang baik,blackbody


Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa cavity dapat dilapisi dengan cat khusus
blackbody cavity yang dibuat berupa yang memiliki emisivitas efektif tinggi,
cylindrical cone cavity dengan conical sehingga sebuah sistem kalibrasi
aperture dapat memiliki emisivitas efektif termometer telinga pun dapat dibangun
hingga mencapat 0,989 pada saat isotermal dengan media berupa blackbody cavity
dan 0,978 pada saat non-isotermal di titik yang memiliki emisivitas efektif tinggi dan
tengah dasar cavity. Blackbody cavity bak cairan sebagai sumber panas.
memiliki keseragaman terbesar 4,6 ºC dan
nilai stabilitas 0,004 ºC pada suhu 35,5 ºC 6. UCAPAN TERIMA KASIH
- 41,5 ºC.Untuk lebih meningkatkan nilai Ucapan terimakasih penulis ucapkan
emisivitas efektif sehingga dapat kepada pemberi dana penelitian yaitu
digunakan sebagai media kalibrasi Program Insentif Riset Sistem Inovasi

50 | Instrumentasi, Vol. 44 No. 1, 2020


Nasional (INSINAS) Pendanaan Tahun Thermometers (IRETs). Medical
2019 dari Kementerian Riset, Teknologi, Technologies National Congress
(TIPTEKNO), (pp. 1-4). Cyprus.
dan Pendidikan Tinggi sebagai
penyandang dana dari penelitian ini, Fletcher, T., Whittam, A., Simpson, R., &
Machin, G. (2018). Comparison of
kepada pimpinan BSN dan jajaran
Non-Contact Infrared Skin
manajemen yang telah menyediakan Thermometer. Journal of Medical
sarana dan prasarana untuk melaksanakan Engineering & Technology, 65-71.
penelitian ini. Terima kasih juga penulis Ishii, J., Fukuzaki, T., Kojima, T., & Ono,
ucapkan Acep Sujita dan rekan-rekan A. (2001). Calibration of Infrared
Thermometers. TEMPMEKO, (pp.
laboratorium SNSU suhu yang telah
729-734). Berlin.
memberikan bantuan dalam penelitian ini.
Ishii, J., Fukuzaki, T., McEvoy, H. C.,
Simpson, R., Machin, G.,
7. DAFTAR PUSTAKA Hartmann, J., et al. (2004). A
Comparison of The Blackbody
ASTM E1965-98. (2016). Standard Cavities for Infrared Thermometers
Specification for Infrared of NMIJ, NPL , and PTB.
Thermometers for Intermittent TEMPMEKO (pp. 1093-1098).
Determination of Patient Zagreb: LPM.
Temperature. West Conshohocken:
ASTM International. JIS T 4207:2005. (2005). Infrared Ear
Thermometer. Japanese Standard
Azizah, K. N. (2019, July 30). Detikhealth. Asociation.
Retrieved February 12, 2020, from
detik.com: Keawprasert, T., Yamada, Y., & Ishii, J.
https://health.detik.com/berita- (2015). Pilot Comparison of
detikhealth/d-4645179/termometer- Radiance Temperature Scale
merkuri-bakal-dilarang-rs-yang- Realization NIMT and NMIJ.
masih-pakai-bisa-turun-akreditasi International Journal Thermophys,
315-326.
Boles, S., Pušnik, I., Lochlainn, D. M.,
Fleming, D., Naydenova, I., & Kim, G. J., Yoo, Y. S., Kim, B. H., Lim, S.
Martin, S. (2017). Development D., & Song, J. H. (2014). A small-
and Characterisation of a Bath- size transfer blackbody cavity for
Based Vertical Blackbody Cavity calibration of infrared ear
Calibration Source for Range -30 thermometers. Physiological
°C to 150 °C. Elsevier, 121-127. Measurement, 753-762.

Durmuş, H. O., Karaböce, B., Cetin, E., & Manoi, A., Norranim, U., Kaneko, Y., &
özdingiş, M. (2018). Calibration Ishii, J. (2014). Bilateral
System Established at TUBITAK Comparison of Blackbodies for
UME for Infrared Ear Clinical Infrared Ear

Karakterisasi Blackbody Cavity… | 51


Thermometers between NIMT and Saunders, P. (2007). Radiation
NMIJ. International Journal of Thermometry: Fundamentals and
Thermophysics, 485-492. Applications in Petrochemical
Industry. Bellingham: SPIE.
Nicholas, J. V., & White, D. R. (2001).
Traceable Temperature. In J. V. Saunders, P. (2016). MSL Technical Guide
Nicholas, & D. R. White, 35 : Emissivity of Blackbody
Traceable Temperature. Cavities. MSL New Zealand.
Amsterdam: Academic Press.
ToolBox, E. (n.d.). Resources, Tools and
Pušnik, I., Clausen, S., Favreau, J. O., Basic Information for Engineering
Gutschwager, B., Do˘gan, A. K., and Design of Technical
Diril, A., et al. (2011). Comparison Applications. Retrieved February
of Blackbodies for Calibration of 2020, from The Engineering
Infrared Ear Thermometers. ToolBox:
International Journal Thermophys, https://www.engineeringtoolbox.co
128-138. m/emissivity-coefficients-
d_447.html
Sakuma, F., & Kobayashi, M. (1997).
Interpolation Equation of Scales of Yoon, H., Gibson, C., & Johnson, B.
Radiation Thermometers. (2001). On The Determination of
TEMPMEKO : Sixth Internationa Emissivity of The Variable
Symposium on Temperatire and Temperature Blackbody Used in
Thermal Measurements in Industry The Disseniation of The US
and Science, (pp. 305-310). Torino. National Scale of Radiance
Temperature. TEMPMEKO, (p.
Sakuma, F., & Ma, L. (2004). Cavity 221). Berlin.
Emissivity of a Fixed-Point
Blackbody. SICE 2003 Annual Zhang, Z., Tsai, B., & Machin , G. (2009).
Conference (pp. 2187-2190). Radiametric Temperature
Fukui: IEEE. Measurement 1st Edition.
Cambridge: Academic Press.
Saunders, P. (2001). Reflection Errors for
Low-Temperature Radiation
Themometers. TEMPMEKO, (pp.
149-154). Berlin.

52 | Instrumentasi, Vol. 44 No. 1, 2020

Anda mungkin juga menyukai