FARMAKOGNOSI I
“Analisis Mikroskopis dan Makroskopis
Amylum dan Rhizoma”
Kelas: D
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan nikmat berupa kesehatan yang tak
ternilai harganya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang mudah-
mudahan bermanfaat bagi kami. Shalawat bersampulkan salam tetap tercurahkan kepada
Rasul Allah yakni Nabi Muhammad SAW. Atas kegigihannya dalam menegakkan
Dinullahlah kita dapat merasakan indahnya ilmuAllah ini.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Analisis Mikroskopis
dan Makroskopis Amylum dan Rhizoma” mudah-mudahan dapat memberikan manfaat yang
besar bagi kita untuk mempelajari pelajaran Farmakognosi.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.Aamiin
I
Daftar Isi
BAB I....................................................................................................................................
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................................
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4
2.1Rhizoma ..................................................................................................................... 3
2.1.1 Klasifikasi Rhizoma ............................................................................................... 5
2.2.2 Hasil dan permbahasan ........................................................................................ 7
2.2.Amylum ................................................................................................................. 11
2.2.1 Klasifikasi Amylum ............................................................................................. 12
2.2.2 Hasil dan pembahasan ........................................................................................ 14
2.3 Manfaaat dan Kegunaan ........................................................................................ 18
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Dasar Teori
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan untuk obat tradisional dan belum
mengalami perubahan proses apa pun, kecuali proses pengeringan(Widyaningrum, 2011).
Simplisia telah lama dikenal masyarakat sebagai bahan dasar obat tradisional yang
bermanfaat untuk mengobati suatu penyakit tanpa menimbulkan efek samping apapun. Agar
dapat bermanfaat dengan optimal simplisia harus memenuhi syarat sebagai simplisia yang
aman, berkhasiat dan bermutu baik. Simplisia yang aman dan berkhasiat adalah simplisia
yang tidak mengandung bahaya bagi kesehatan serta simplisia yang masih mengandung
bahan aktif yang berkhasiat bagi kesehatan (Gunawan, 2004).
Jenis simplisia sangat beragam, terutama simplisia nabati,hewani dan simplisia pelikan
atau mineral. Jenis simplisia sangat beragam, terutama simplisia nabati,hewani dan simplisia
pelikan atau mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh,
bagian tanaman,eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura Folium
dan Piperisnigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanamanatau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat
berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi
dari tanamannya. Simplisia jenis tumbuhan merupakan simplisia yang diambil dari bagian
tumbuhan yang dapat dimanfaatkan seperti daun, bunga, buah, biji, rimpang, batang dan akar.
Simplisia Hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni, misalnya minyak ikan (Oleum
iecoris asselli) dan madu (Meldepuratum).Simplisia Pelikan atau MineralSimplisia pelikan
atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan ataumineral yang belum diolah atau telah
diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan
serbuk tembaga ( Dep.Kes RI,1989).
Mutu dari simplisia yang digunakan dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan
yaitu secara makroskopik (organoleptis) dan mikroskopik. Pemeriksaan makrosopik
dilakukan dengan menggunkan kaca pembesar atau tanpa menggunakan alat. Cara ini
dilakukan untuk mencari kekhususan bentuk, warna, bau dan rasa simplisia (Soegiharjo,
2013). Pemeriksaan mikroskopik meliputi anatomi simplisia yang memiliki karakteristik
tersendiri dan merupakan pemeriksaan spesifik penysun suatu simplisia ataupun haksel.
Sebelum melakukan pemeriksaan mikroskopik harus dipahami bahwa masing-masing
jaringan tumbuhan berbeda bentuknya. Ciri khas dari masing-masing organ batang, akar dan
2
rimpang umumnya memiliki jaringan penyususn primer yang hampir sama yaitu epidermis,
korteks dan endodermis, jari-jari empulur dan bentuk berkas pengangkutnya. Tipe berkas
pengangkut umumnya mengacu pada kelas tumbuhan seperti monokotil yang memiliki tipe
berkas pengangkut terpusat (konsentris) dan pada dikotil tersebar (kolateral). Sedangkan
jaringan sekunder pada organ batang, akar dan rimpang berupa periderm dan ritidorm.
Rambut penutup dan stomata merupakan ciri spesifik dari bagian daun serta tipe sel idioblas
seringkali menunjukkan ciri spesifik suatu tumbuhan (Soegiharjo, 2013).
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Rhizoma
Dalam botani, rimpang (rhizoma) adalah modifikasi batang tumbuhan yang
tumbuhnya menjalar di bawah permukaan tanah dan dapat menghasilkan tunas dan akar
baru dari ruas-ruasnya. Suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan paku-pakuan
(Pteridophyta) merupakan contoh yang biasa dipakai untuk kelompok tumbuhan yang
memiliki organ ini. Rhizoma biasanya memiliki fungsi tambahan selain fungsi pokok
seperti batang. Yang paling umum adalah menjadi tempat penyimpanan produk
metabolisme tertentu. Rimpang menyimpan banyak minyak atsiri dan alkaloid yang
berkhasiat pengobatan. Rhizoma yang membesar dan menjadi penyimpanan cadangan
makanan (biasanya dalam bentuk pati) dinamakan tuber (umbi batang). Geragih (stolon)
juga merupakan modifikasi batang sebagaimana rhizoma. Berbeda dengan rhizoma,
stolon menjalar di sekitar permukaan tanah. Rhizoma yang
4
Ordo :Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza
Kingdom: Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia L
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Imperata
Spesies: I. Cylindrica
5
- Rimpang Kunyit (Curcuma Rhizoma)
Kingdom: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
6
2.1.2 Hasil dan Pembahasan Uji Makroskopis dan Mikroskopis Rhizom
1. Rimpang Jahe (Zingiberis Rhizoma)
adalah rimpang Zingiber officinale Rose, suku Zingiberaceae. Fragmen pengenal pada
mikroskopik serbuk adalah serat sklerenkim berkelok, granul pati (dalam air).
Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan
pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Nama ilmiah jahe diberikan oleh
William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi. Jahe
diperkirakan berasal dari India. Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu
jenis tanaman yang termasuk kedalam suku Zingiberaceae. Nama Zingiber berasal dari
bahasa Sansekerta “singabera” (Rosengarten 1973) dan Yunani “Zingiberi” (Purseglove
et al. 1981) yang berarti tanduk, karena bentuk rimpang jahe mirip dengan tanduk rusa.
Officinale merupakan bahasa latin (officina) yang berarti digunakan dalam farmasi atau
pengobatan (Janson 1981). Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga
100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga
kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip. Tangkai daun berbulu halus. Bunga
jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur. Gagang bunga bersisik sebanyak 5
hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu.
Tangkai putik berjumlah dua.
Gambar mikroskopis jahe
7
daun 2–9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai lanset, warna daun hijau atau
coklat keunguan terang sampai gelap. Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik dan
bergerombol yakni perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis,
berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota
bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, mahkota bunga berbentuk tabung dengan
panjang keseluruhan, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan
ujung yang berwarna merah dadu atau merah, sedangkan daging rimpangnya berwarna
jingga tua atau kecokelatan, beraroma tajam yang menyengat dan rasanya pahit.
Gambar Mikroskopik Temu lawak
8
rimpangnya. Rimpangnya ini merayap, berdaging, kulitnya mengkilap, beraroma khas, ia
berserat kasar, dan pedas jika tua.
Gambar Mikroskopik Lengkuas
9
5. Akar Alang-alang (Imperatae rhizome)
Makroskopik Panjang 4 cm atau lebih, beruas, keriput memanjang, warna kuning
jerami, tiap ruas diliputi sisik tipis, jarah antar ruas 1-3 cm, bau aromatic khas lemah, rasa
agak pahit. Mikroskopik Fragmen pengenal adalah fragmen dinsing epidermis, fragmen
serabut, pembuluh kayu bernoktah, fragmen parenkim
Gambar Mikroskopik Alang-alang
10
2..2 amylum/pati
Pati adalah karbohidrat yang terjadi dari rangakian molekul yang panjang, muncul
dalam bentuk butiran yang umumnya akan berwarna hitam kebiru-biruan bila diberi
larutan Iodium dan Kalium Iodida.
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagianbesar
tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A.2009). Amilum
merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungantanaman. Amilum
merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas padakandungan tanaman. Amilum
dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujudpenyimpanan sementara dari produk
fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalambahan makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras,kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi.
Amilum merupakan 50-65% beratkering biji gandum dan 80% bahan kering umbi
kentang.
Butir-butir pati dibentuk pertama kali di dalam kloroplast yaitu suatu organel khas
yang banyak mengandung pigmen klorofil dan kemudian dipecah dalam bentuk gula dan
dipindahkan ke jaringan-jaringan cadangan makanan.
Pati adalah karbohidrat yang terjadi dari rangakian molekul yang panjang, muncul
dalam bentuk butiran yang umumnya akan berwarna hitam kebiru-biruan bila diberi
larutan Iodium dan Kalium Iodida
Butir-butir pati dibentuk pertama kali di dalam kloroplast yaitu suatu organel khas
yang banyak mengandung pigmen klorofil dan kemudian dipecah dalam bentuk gula dan
dipindahkan ke jaringan-jaringan cadangan makanan.
Umumnya butir pati terdiri atas lapisan-lapisan yang mengelilingi suatu titik yang
disebut hilus. Hilus dapat terletak di tengah atau bagian tepi, bentuk amylum dapat
bermacam-macam (bulat, lonjong, dll) Secara organoleptis amylum berwarna putih,
berbentuk padatan, dan tidak berbau (aromatik khas lemah)Penambahan aqua-Iod,
amylum akan memberikan warna biru.
11
2.2.1 klasifikasi tanaman amylum yang akan diamati
- Amylum Beras
Kingdom :Plantae
Subkingdom :TraCheobionta
Super Divisi :Spermathopyta
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Liliopsida
Sub kelas :Commelinidae
Ordo :Poales
Familli :Poaceae
Genus :Oryza
Spesies :Oryza sativa L.
- Amylum jagung
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliophsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
- Amylum Gandum
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili ` : Poaceae
Genus : Triticum
Spesies : Triticumaestivum L.
12
- Amylum Kentang
Kingdom :Plantae
Subkingdom :Trecheobionta
Super Divivsi :Spermatophyta
Divisi :Magnoliopsida
Sub kelas :Asteridae
Ordo :Solanales
Family :Solanaceae
Genus :Solanum
Spesies :Solanum tuberrosum
- Amylum Sagu
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Metroxylon
Spesies : Metroxylon sagu Rottb.
- Amylum singkong
Kingdom :Plantae
Sub kingdom :tracheobionta
Super Divisi :spermatophyte
Divisi :Magnoliopsida
Sub kelas :Rosidae
Ordo :Euphorbiales
Famili :Eupherbiaceae
Genus :Manihot
Spesies :Manihot esculentacrantz
13
2.2.2 Hasil dan Pembahasan Uji Makroskopis dan Mikroskopis Amilum
14
3. AmylumTriciti (pati gandum)
adalah pati yang diperoleh dari biji Triticum vulgare L. Secara mikroskopik
berbentuk butir tunggal besar, dilindung oleh butiran kecil. Bentuk serupa lensa bundar
atau jorong, kadang berbentuk ginjal. Hillus terletak ditengah tidak jelas bertupa titik atau
celah, lamella tidak jelas.
Gambar Mikroskopis Pati Gandum
15
5. Amylum Solani (pati kentang)
adalah pati yang diperoleh dari umbi Solanum tuberossum yang berupa serbuk sangat
halus dan putih. Secara mikroskopik berupa butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat atau
bulat telur, atau membulat, butir majemuk jarang, terdiri dari 2-4 , hilus berupa titik pada
ujung yang sempit dengan lamella konsentris jelas terlihat.
Gambar Mikroskopik Pati kentang
16
2.3 Manfaat / Kegunaan
2.3.1 Rhizom
1. Rimpang Jahe (Zingiberis Rhizoma)
- Kandungan kimia pada rimpang jahe : Minyak atsiri zingiberena (zingirona) 0,25-
3,3%, dan kandungan monoterpen utama adalah sitral a dan sitral b, serta
seskuiterpen (30-70%), utamanya adalah β-seskuiterpen, β-bisabolen, ar-kurkumen, α-
zingiberen;Rasa pedas, terutama berasal dari gingerol, shogaol, dan turunan keton
fenolat.Resin pahit. Jahe juga mengandung antioksidan Kandungan kimia aktif pada
jahe adalah gingerol dan hexahydrocurcumin, keduanya berguna untuk mencegah
oksidasi dari minyak dan lemak
- Khasiat pada rimpang jahe :Karminatif (peluruh buang angin), Anti muntah, Pereda
kejang , Anti inflamasi, Anti mikroba dan parasit, Anti piret, Anti rematik,
Merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu, Menurunkan tekanan
darah (hipertensi), Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah
penggumpalan darah, Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim
pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan
lemak, Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa
kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual, Jahe
juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang
disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
2. Rimpang Temulawak (Curcuma Rhizoma)
- Kandungan kimia pada rimpang temulawak : Kandungan utama kurkuminoid (1-2%),
yaitu: kurkumin dan monodesmetoksikurkumin (tidak kurang dari 1,0% dihitung
sebagai kurkumin), bisdesmetoksikurkumin ditemukan dalam jumlah kecil, bahkan
kadang tidak terdeteksi. Golongan seskuiterpen 3-12% (tidak kurang dari 5,0%),
terutama : ar-kukumen, xanthorhizol, β-kurkumen dan germakron. Minyak atsiri :
fellandrean dan turmerol, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol.
- Khasiat pada rimpang temulawak : Mengatasi gangguan pencernaan, Meringankan
osteoarthritis, Mengatasi Kanker. Kurkuminoid bermanfaat menetralkan racun,
menghilangkan nyeri sendi, meningkatkan sekresi empedu, menurunkan kadar
kolesterol dan trigliserida darah, antibakteri, mencegah pelemakan dalam sel-sel hati,
dan antioksidan. Sedangkan minyak atsiri menyimpan khasiat untuk meningkatkan
produksi getah empedu dan menekan pembengkakan jaringan.
17
3. Rimpang Lengkuas (Galangae Rhizoma)
- Kandungan kimia pada rimpang lengkuas :Mengandung lebih kurang 1 % minyak
atsiri berwarna kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol
20 % – 30 %, eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpen, δ-pinen, galangin, dan lain-lain.
Mengandung resin yang disebut galangol berwarna kuning yang disebut kaemferida
dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin Amilum Beberapa
senyawa flavonoid, dan lain-lain. Mengandung zat-zat yang dapat menghambat enzim
xanthin oksidase yaitu trans-p-kumari diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi
chavikol asetat, asetoksi eugenol setat, dan 4-hidroksi benzaidehida, Senyawa
diarilheptanoid yang dinamakan 1-(4-hidroksifenil)-7- fenilheptan-3,5-diol.
- Khasiat rimpang lengkuas: Mengatasi rematik, Mengatasi bronchitis , Meningkatkan
nafsu makan, Mengatasi gangguan lambung, misalnya Mengeluarkan angin dari perut
(karminatif), Menetralkan keracunan makanan , Menghilangkan rasa sakit
(analgetikum), Melancarkan buang air kecil (diuretikum), Mengatasi gangguan ginjal,
Mengobati penyakit herpes.Juga digunakan untuk mengobati diare, disentri, demam,
kejang karena demam, sakit tenggorokan, sariawan, batuk berdahak, radang paru-
paru, pembesaran limpa dan Menghilangkan bau mulut.
4. Kencur kegunaanya sebagai Karminativa, ekspektoran
5. Alang-alang digunakan untuk Diuretika
6. Kunyit banyak seklai manfatanya diantara sebgai anti-inflamasi , Meningkatkan
kinerja otak, Meredakan peradangan (radang tenggorokan hingga peradangan usus
besar), Mengobati maag atau Mengatasi perut kembung , Mengurangi rasa mual dll
2.3.2 Amylum
Biasanya Amilum ini banyak digunakan sebgai bahan tambahan obat. Amilum digunakan
sebagai bahan penyusun dalam serbuk awur dan sebagai bahan pembantu dalam
pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan
penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum
terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan
sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004). Sebagai amilum normal, penggunaanya
terbatas dalam industri farmasi. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang tidak
mendukung seperti daya alir yang kurang baik, tidak mempunyai sifat pengikat sehingga
hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat yang mempunyai daya alir baik
18
atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam pembuatan tablet cara granulasi basah
(Anwar, 2004). Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan
sebagai pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan tambahan untuk
kejutan yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan trauma
lain.
Sediaan amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex (Gunawan, 2004). Fungsi
amilum dalam dunia farmasi tergolong banyak dan penting. Bahkan sudah ada sediaan
yang dipasarkan. Sebaiknya dapat dimaksimalkan penggunaannya dan dilestarikan pula
tanaman-tanaman yang mengandung amilum untuk kelancaran dalam bidang farmasi.
nfaat Pada Amylum
19
BAB III
KESIMPULAN
1. Pemeriksaan makrosopik dilakukan dengan menggunkan kaca pembesar atau tanpa
menggunakan alat yang dilakukan untuk mencari kekhususan bentuk, warna, bau dan
rasa simplisia.
2. Pemeriksaan mikroskopik meliputi anatomi simplisia yang memiliki karakteristik
tersendiri dan merupakan pemeriksaan spesifik penysun suatu simplisia ataupun
haksel
3. Rimpang Jahe Secara makroskopik : rimpang agak pipih, bagian ujung bercabang,
cabang pendek, pipih, berbentuk bulat telur terbalik, pada setiap ujung cabang
terdapat parut melekuk ke dalam. Bagian luar berwarna coklat kekuningan, beralur
memanjang, kadang-kadang ada serat yang bebas.
Secara mikroskopik : warna serbuk kuning muda. Fragmen pengenal adalah sel
parenkim, serabut, pembuluh kayu, kadang-kadang didampingi sel zat warna, sel
damar minyak, damar minyak berbentuk gumpalan atau tetesan kecil yang dengan
iodium LP member warna, banyak sekali butir pati, fragmen periderm.
4. Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Secara makroskopik : keping tipis
bentuk bundar atau lonjong, ringan, keras, rapuh. Permukaan luar berkerut, warna
coklat kuning sampai coklat, bidang irisan berwarna coklat kuning buram,
melengkung tidak beraturan, tidak rata, sering dengan tonjolan melingkar pada batas
antara silinder pusat dengan korteks, korteks sempit. Secara mikroskopik : warna
serbuk kuning kecoklatan. Fragmen pengenal adalah butir pati, fragmen parenkim
dengan sel minyak, fragmen berkas pembuluh, warna kuning intensif.
5. amilum manihot berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis
amilum manihot adalah butir tunggal agak bulat atau bersegi banyak butir kecil yang
berukuran kira-kira kurang lebih 5-10 mikro meter. Hilus di tengah berupa titik dan
lamella tidak jelas. Secara kimiawi , sampel yang ditetesi iodium menghasilkan warna
hitam .
6. amilum oryzae berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis
amilum oryzae adalah butir bersegi banyak tunggal atau majemuk berbentuk bulat
telur, dengan ukuran kira-kira kurang lebih 2-5 mikro meter. Hilus ditengah tidak
terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris.
20
7. amilum tritici berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis
amilum tritici adalah butir tunggal besar dilindungi oleh butiran kecil. Hilus terletak
di tengah tidak jelas berupa titik atau celah dan lamella tidak jelas.
8. amilum manihot berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis
amilum manihot adalah butir tunggal agak bulat atau bersegi banyak butir kecil yang
berukuran kira-kira kurang lebih 5-10 mikro meter. Hilus di tengah berupa titik dan
lamella tidak jelas. Secara kimiawi , sampel yang ditetesi iodium menghasilkan warna
hitam .
9. amilum manihot berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis
amilum manihot adalah butir tunggal agak bulat atau bersegi banyak butir kecil yang
berukuran kira-kira kurang lebih 5-10 mikro meter. Hilus di tengah berupa titik dan
lamella tidak jelas. Secara kimiawi , sampel yang ditetesi iodium menghasilkan warna
hitam .
21
DAFTAR PUSTAKA
Widyaningrum, MPH. 2011. Kitab Tanaman Obat Nasional. Media Pressindo. Jakarta
Azizah, D. N., K. Endang & F. Fahrauk. 2014. Penetapan Kadar Flavonoid Metode AlCl3
Pada Ekstrak Metanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal Ilmiah
Farmasi. 2 (2) : 45-49.
Artini, P. E. U. D., K. Astuti & N. K. Warditiani. 2013. Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat
Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.). Jurnal Farmasi Udayana. 2 (4) : 1- 10.
Gunawan, D & S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Mega, M. I & A. S. Dewa. 2010. Screening Fitokimia dan Aktivitas Antiradikal Ekstrak
Metanol Daun Gaharu (Gyrinops verstogii). Jurnal Kimia. 4 (2): 187-192.
Adhyatma, 1989. Materi Medika Indonesia jilid IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta
DepKes RI. 1980. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Hal. 111; 113.
Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi I. Jakarta: Departeman Kesehatan
Republik Indonesia. Menkes RI. 1994. Keputusan
22