Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI I
“Analisis Mikroskopis dan Makroskopis
Amylum dan Rhizoma”

Dosen Pengampu: Dra. Ike Yulia Wiendarlina, M.Farm., Apt


Yulianita, M.Farm.

Novi Fajar Utami, M.Farm., Apt.


Marybet Tri R.H, M.Farm., Apt
Mindiya Fatmi, M.Farm., Apt
Cyntia Wulandari, M.Farm
Nadhira Nhestricia, MKM., Apt.
Asisten Dosen : Juju Julianti
Disusun Oleh:
Nama: Siti Amelia Nurrahmah
Npm: 066119131

Kelas: D

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan nikmat berupa kesehatan yang tak
ternilai harganya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang mudah-
mudahan bermanfaat bagi kami. Shalawat bersampulkan salam tetap tercurahkan kepada
Rasul Allah yakni Nabi Muhammad SAW. Atas kegigihannya dalam menegakkan
Dinullahlah kita dapat merasakan indahnya ilmuAllah ini.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Analisis Mikroskopis
dan Makroskopis Amylum dan Rhizoma” mudah-mudahan dapat memberikan manfaat yang
besar bagi kita untuk mempelajari pelajaran Farmakognosi.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.Aamiin

I
Daftar Isi
BAB I....................................................................................................................................
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................................
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4
2.1Rhizoma ..................................................................................................................... 3
2.1.1 Klasifikasi Rhizoma ............................................................................................... 5
2.2.2 Hasil dan permbahasan ........................................................................................ 7
2.2.Amylum ................................................................................................................. 11
2.2.1 Klasifikasi Amylum ............................................................................................. 12
2.2.2 Hasil dan pembahasan ........................................................................................ 14
2.3 Manfaaat dan Kegunaan ........................................................................................ 18

BAB III ................................................................................................................................


PENUTUP ....................................................................................................................... 20
Kesimpulan .................................................................................................................. 20
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 22

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan keanekaragaman jenis tumbuhan.
Diantara jenis-jenis tumbuhan tersebut ada tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat.
Orang-orang dulu meyakini bahwa tumbuhan tersebut memiliki khasiat obat karena
penyakit dan naluri untuk mempertahankan hidup. Walaupun dalam bentuk yang
sederhana, namun khasiatnya tidak diragukan lagi (Agromedia, 2008). Identifikasi secara
makroskopis maupun mikroskopis dan komposisi sediaan simplisia penting untuk
dilakukan. Berdasarkan hal itu, kita dituntut untuk dapat mengenali bentuk morfologi
ataupun anatomi serta kandungan kimia dari suatu simplisia. Hal itu disebabkan karena
dengan diketahuinya kandungan simplisia, sehingga dapat dianalisis kandungan zat serta
dapat mempelajari kemampuan efek terapi dari kandungan simplisia (Gunawan &
Mulyadi, 2004).
Kehidupanseharisehari,kita ketahui bahwa banyak masyarakat di dunia ini sudah
kenal bahwa sebagian dari tanaman ini adalah obat. Sering kita lihat bahwa sebagian dari
masyarakat memanfaatkan tanaman sebaga imakanan, sedangkan pada bidang farmasi
mengenal bahwa sebagaian tanaman dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Identifikasi
secara mikroskopis dan komposisi sediaan simplisia penting untuk dilakukan.
Berdasarkanhalitu, kitadituntut untuk dapat mengenali bentuk morfologi atau pun
anatomi serta kandungan kimia dari suatu simplisia. Hal itu disebabkan karena dengan
diketahuiny akandungan simplisia, sehingga dapat di analisis kandungan zat serta dapat
mempelajari kemampuan efek terapi dari kandungan simplisia.Sejalan kemajuan
teknologi,kita sebagai masyarakat indonesia khususnya seorang farmasi harus semakin
mengenal tentang jaringan- jaringan yang terdapat dalam tanaman khususnya simplisia
yang dapat dijadikan sebagaiobat.Hal ini perlu kitaketahui agar pengetahuan kita semakin
berkembang, mengenai jaringan didalam suatu simplisia.
1.2 Tujuan
- Untuk Mempelajari bermacam-macam bentuk amylum secara mikroskopis dan
makroskopis
- Untuk Mempelajari bermacam-macam rimpang secara mikroskopis dan makroskopis

1
1.3 Dasar Teori

Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan untuk obat tradisional dan belum
mengalami perubahan proses apa pun, kecuali proses pengeringan(Widyaningrum, 2011).

Simplisia telah lama dikenal masyarakat sebagai bahan dasar obat tradisional yang
bermanfaat untuk mengobati suatu penyakit tanpa menimbulkan efek samping apapun. Agar
dapat bermanfaat dengan optimal simplisia harus memenuhi syarat sebagai simplisia yang
aman, berkhasiat dan bermutu baik. Simplisia yang aman dan berkhasiat adalah simplisia
yang tidak mengandung bahaya bagi kesehatan serta simplisia yang masih mengandung
bahan aktif yang berkhasiat bagi kesehatan (Gunawan, 2004).

Jenis simplisia sangat beragam, terutama simplisia nabati,hewani dan simplisia pelikan
atau mineral. Jenis simplisia sangat beragam, terutama simplisia nabati,hewani dan simplisia
pelikan atau mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh,
bagian tanaman,eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura Folium
dan Piperisnigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanamanatau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat
berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi
dari tanamannya. Simplisia jenis tumbuhan merupakan simplisia yang diambil dari bagian
tumbuhan yang dapat dimanfaatkan seperti daun, bunga, buah, biji, rimpang, batang dan akar.
Simplisia Hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni, misalnya minyak ikan (Oleum
iecoris asselli) dan madu (Meldepuratum).Simplisia Pelikan atau MineralSimplisia pelikan
atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan ataumineral yang belum diolah atau telah
diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan
serbuk tembaga ( Dep.Kes RI,1989).

Mutu dari simplisia yang digunakan dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan
yaitu secara makroskopik (organoleptis) dan mikroskopik. Pemeriksaan makrosopik
dilakukan dengan menggunkan kaca pembesar atau tanpa menggunakan alat. Cara ini
dilakukan untuk mencari kekhususan bentuk, warna, bau dan rasa simplisia (Soegiharjo,
2013). Pemeriksaan mikroskopik meliputi anatomi simplisia yang memiliki karakteristik
tersendiri dan merupakan pemeriksaan spesifik penysun suatu simplisia ataupun haksel.
Sebelum melakukan pemeriksaan mikroskopik harus dipahami bahwa masing-masing
jaringan tumbuhan berbeda bentuknya. Ciri khas dari masing-masing organ batang, akar dan

2
rimpang umumnya memiliki jaringan penyususn primer yang hampir sama yaitu epidermis,
korteks dan endodermis, jari-jari empulur dan bentuk berkas pengangkutnya. Tipe berkas
pengangkut umumnya mengacu pada kelas tumbuhan seperti monokotil yang memiliki tipe
berkas pengangkut terpusat (konsentris) dan pada dikotil tersebar (kolateral). Sedangkan
jaringan sekunder pada organ batang, akar dan rimpang berupa periderm dan ritidorm.
Rambut penutup dan stomata merupakan ciri spesifik dari bagian daun serta tipe sel idioblas
seringkali menunjukkan ciri spesifik suatu tumbuhan (Soegiharjo, 2013).

Berdasarkan jurnal, salah satu pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan


makroskopik dan mikroskopik. Pemeriksaan makroskopik merupakan pemeriksaan
organoleptik. Sedangkan pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan bantuan mikroskop
binocular menggunakan pelarut kloralhidrat dengan perbesaran 100 kali (Azizah, 2014).

Rhizoma (Rimpang) adalah modifikasi batangtumbuhanyang tumbuhnya menjalar di


bawah permukaan tanah dan dapat menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya. Suku
temuan-temuan(zingiberaceae) dan paku-pakuan (pteridophyta) merupakan contoh yang
biasa dipakai untuk kelompok tumbuhan yang memiliki organ ini.
Rhizoma biasanya memiliki fungsi tambahan selain fungsi pokok seperti batang. yang
paling umum adalah menjadi tempat penyimpanan produk metabolisme (metabolit) tertentu.
rimpang menyimpan banyak minyak atsiri dan alkaloid yang berkhasiat pengobatan. rhizoma
yang membesar dan menjadi penyimpanan cadangan makanan (biasanya dalam bentuk pati)
dinamakan tuber (umbi batang) Amilum/Pati Adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat
dialam, yaitusebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-
bijian.Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk
tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilum
merupakan 50 – 65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang.
(Gunawan,2004)

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Rhizoma
Dalam botani, rimpang (rhizoma) adalah modifikasi batang tumbuhan yang
tumbuhnya menjalar di bawah permukaan tanah dan dapat menghasilkan tunas dan akar
baru dari ruas-ruasnya. Suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan paku-pakuan
(Pteridophyta) merupakan contoh yang biasa dipakai untuk kelompok tumbuhan yang
memiliki organ ini. Rhizoma biasanya memiliki fungsi tambahan selain fungsi pokok
seperti batang. Yang paling umum adalah menjadi tempat penyimpanan produk
metabolisme tertentu. Rimpang menyimpan banyak minyak atsiri dan alkaloid yang
berkhasiat pengobatan. Rhizoma yang membesar dan menjadi penyimpanan cadangan
makanan (biasanya dalam bentuk pati) dinamakan tuber (umbi batang). Geragih (stolon)
juga merupakan modifikasi batang sebagaimana rhizoma. Berbeda dengan rhizoma,
stolon menjalar di sekitar permukaan tanah. Rhizoma yang

2.2.1 klasifikasi tanaman Rhizom yang akan diamati

- Rimpang Jahe (Zingiberis Rhizoma)


Kerajaan : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Pteridophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Scitaminee
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinaleroscoe

- Rimpang Temulawak (Curcuma Rhizoma)


Kerajaan : Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Subdivisi :Angiospermae
Kelas :Monocotyledonae

4
Ordo :Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza

- Rimpang kencur (Kaempferia Rhizoma)

Kingdom: Plantae

Sub kingdom : Viridiplantae

Infra Kingdom : Streptophyta

Super divisi : Embryophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Kaempferia L

Spesies : Kaempferia galanga L

- Rimpang Alang-alang (Imperata Rhizome)

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Genus: Imperata

Spesies: I. Cylindrica

5
- Rimpang Kunyit (Curcuma Rhizoma)

Kingdom: Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Bangsa : Zingiberales

Suku : Zingiberaceae

Marga : Curcuma

Spesies : Curcuma longa Linn

- Rimpang Lengkuas (Galangae Rhizoma)


Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Upafamili : Alpinioideae
Bangsa : Alpinieae
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia Galanga

6
2.1.2 Hasil dan Pembahasan Uji Makroskopis dan Mikroskopis Rhizom
1. Rimpang Jahe (Zingiberis Rhizoma)
adalah rimpang Zingiber officinale Rose, suku Zingiberaceae. Fragmen pengenal pada
mikroskopik serbuk adalah serat sklerenkim berkelok, granul pati (dalam air).
Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan
pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Nama ilmiah jahe diberikan oleh
William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi. Jahe
diperkirakan berasal dari India. Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu
jenis tanaman yang termasuk kedalam suku Zingiberaceae. Nama Zingiber berasal dari
bahasa Sansekerta “singabera” (Rosengarten 1973) dan Yunani “Zingiberi” (Purseglove
et al. 1981) yang berarti tanduk, karena bentuk rimpang jahe mirip dengan tanduk rusa.
Officinale merupakan bahasa latin (officina) yang berarti digunakan dalam farmasi atau
pengobatan (Janson 1981). Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga
100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga
kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip. Tangkai daun berbulu halus. Bunga
jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur. Gagang bunga bersisik sebanyak 5
hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu.
Tangkai putik berjumlah dua.
Gambar mikroskopis jahe

2. Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)


adalah rimpang Curcuma Xanthorrhiza, suku Zingiberaceae. Fragmen pengenal pada
mikroskopik adalah preparat bewarna kuning, amilum (dalam air) lebih besar dari amilum
pada jahe. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang tergolong
dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Berbatang semu dengan tinggi hingga lebih
dari 1 m. Batang semu merupakan bagian dari pelepah daun yang tegak dan saling
bertumpang tindih, warnanya hijau atau coklat gelap. Rimpang terbentuk dengan
sempurna dan bercabang kuat, berukuran besar, bercabang -cabang, dan berwarna cokelat
kemerahan, kuning tua atau berwarna hijau gelap. Tiap tunas dari rimpang membentuk

7
daun 2–9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai lanset, warna daun hijau atau
coklat keunguan terang sampai gelap. Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik dan
bergerombol yakni perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis,
berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota
bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, mahkota bunga berbentuk tabung dengan
panjang keseluruhan, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan
ujung yang berwarna merah dadu atau merah, sedangkan daging rimpangnya berwarna
jingga tua atau kecokelatan, beraroma tajam yang menyengat dan rasanya pahit.
Gambar Mikroskopik Temu lawak

3. Rimpang Lengkuas (Galangae Rhizoma)


adalah rimpang Alpinia galanga, suku Zingiberaceae. Fragmen pengenal pada
mikroskopik adalah amilum besar seperti biji ketimun (dalam air), gumpalan sekresi
coklat. Lengkuas atau laos merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di
daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Lengkuas adalah terna tegak yang
tingginya 2 m atau lebih. Batangnya yang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang
tua. Seluruh batangnya ditutupi pelepah daun. Batangnya ini bertipe batang semu.
Daunnya tunggal, bertangkai pendek, berbentuk daun lanset memanjang, ujungnya
runcing, pangkalnya tumpul, dan tepinya rata. Pelepah daunnya beralur, dan berwarna
hijau. Perbungaannya majemuk dalam tandan yang bertangkai panjang, tegak, dan
berkumpul di ujung tangkai. Jumlah bunga di bagian bawah lebih banyak daripada di atas
tangkai, dan berbentuk piramida memanjang. Kelopak bunganya berbentuk lonceng,
berwarna putih kehijauan. Mahkota bunganya yang masih kuncup pada bagian ujung
warnanya putih, dan bawahnya berwarna hijau. Buahnya termasuk buah buni, bulat,
keras, dan hijau sewaktu muda, dan coklat, apabila sudah tua. Umbinya berbau harum,
ada yang putih, juga ada yang merah. Menurut ukurannya, ada yang besar juga ada yang
kecil. Karenanya, dikenal 3 kultivar yang dibedakan berdasarkan warna dan ukuran

8
rimpangnya. Rimpangnya ini merayap, berdaging, kulitnya mengkilap, beraroma khas, ia
berserat kasar, dan pedas jika tua.
Gambar Mikroskopik Lengkuas

4. Rimpang Kunyit (Curcuma domestica rhizoma)


Deskripsi Tanaman habitus berupa herba semusim, tegak, tinggi 1-1,5 m.
Batang semu, hijau. Daun tunggal, lonjong, tipis, pangkal tumpul, ujung runcing,
tepi rata, berbulu, panjang 23-25 cm, lebar 20-25 cm. Pertulangan menyirip, hijau.
Bunga majemuk berbetuk tandan, diujung batang, panjang 6-10 cm,lebar 4-5 cm.
Ujung bersegi, hijau kemerah-merahan. Akar serabut, putih kotor (Badan POM,
2008 :99). Deskripsi haksel rimpang kunyit yaitu bau khas aromati, rasa agak pahit, agak
pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa pedas. Warna kuning dan makroskopik
Kepingan tipis, bentuk bulat atau jorong, akar tinggal yang bagian luarnya berwarna
kuning cokelat, bau aromatik khas kuat, rasa pahit, agak pedas, dan lama-lama berasa
tebal.mikroskopik Fragmen pengenal adalah preparat berwarna kuning, granul pati,
gumpalan tidak beraturan berwarna kuning, sel parenkim berisi pati (di dalam air),
parenkim dengan sel sekresi, fragmen rambut penutup berwarna kuning, tidak terdapat
serabut.
Gambar Mikroskopik Kunyit

9
5. Akar Alang-alang (Imperatae rhizome)
Makroskopik Panjang 4 cm atau lebih, beruas, keriput memanjang, warna kuning
jerami, tiap ruas diliputi sisik tipis, jarah antar ruas 1-3 cm, bau aromatic khas lemah, rasa
agak pahit. Mikroskopik Fragmen pengenal adalah fragmen dinsing epidermis, fragmen
serabut, pembuluh kayu bernoktah, fragmen parenkim
Gambar Mikroskopik Alang-alang

6. Rimpang Kencur (Kaempferiae rhizoma)


Deskripsi tanaman berupa tanaman dengan tinggi 1 meter. Daun berbentuk bulat
berwarna hijau tua pada pagian atas dan hijau pucat bagian bawah. Ujung daun
meruncing pangkal tumpul. Akar tunggang berwarna putih kotor .(Dalimartha,2006).
Deskripsi haksel rimpang kencur yaitu bau khas, rasa pedas, berwarna putih
sampai putih kecoklatan. Makroskopik dari kencur berupa Keping-keping berbentuk
jorong, bagian tepi mbak dan keriput, bagian tengah berwarna putih agak kecoklatan, Bau
aromatic khas kuat, rasa pahit, agak pedas, dan lama-lama berasa tebal. Dan
mikroskopiknya Fragmen pengenal adalah putir pati yang hampir bulat dengan puting
atau sisi bersudut, oleoresi berbentuk gumpalan.
Gambar mikroskopik kencur

10
2..2 amylum/pati
Pati adalah karbohidrat yang terjadi dari rangakian molekul yang panjang, muncul
dalam bentuk butiran yang umumnya akan berwarna hitam kebiru-biruan bila diberi
larutan Iodium dan Kalium Iodida.
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagianbesar
tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A.2009). Amilum
merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungantanaman. Amilum
merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas padakandungan tanaman. Amilum
dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujudpenyimpanan sementara dari produk
fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalambahan makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras,kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi.
Amilum merupakan 50-65% beratkering biji gandum dan 80% bahan kering umbi
kentang.
Butir-butir pati dibentuk pertama kali di dalam kloroplast yaitu suatu organel khas
yang banyak mengandung pigmen klorofil dan kemudian dipecah dalam bentuk gula dan
dipindahkan ke jaringan-jaringan cadangan makanan.
Pati adalah karbohidrat yang terjadi dari rangakian molekul yang panjang, muncul
dalam bentuk butiran yang umumnya akan berwarna hitam kebiru-biruan bila diberi
larutan Iodium dan Kalium Iodida
Butir-butir pati dibentuk pertama kali di dalam kloroplast yaitu suatu organel khas
yang banyak mengandung pigmen klorofil dan kemudian dipecah dalam bentuk gula dan
dipindahkan ke jaringan-jaringan cadangan makanan.
Umumnya butir pati terdiri atas lapisan-lapisan yang mengelilingi suatu titik yang
disebut hilus. Hilus dapat terletak di tengah atau bagian tepi, bentuk amylum dapat
bermacam-macam (bulat, lonjong, dll) Secara organoleptis amylum berwarna putih,
berbentuk padatan, dan tidak berbau (aromatik khas lemah)Penambahan aqua-Iod,
amylum akan memberikan warna biru.

11
2.2.1 klasifikasi tanaman amylum yang akan diamati
- Amylum Beras
Kingdom :Plantae
Subkingdom :TraCheobionta
Super Divisi :Spermathopyta
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Liliopsida
Sub kelas :Commelinidae
Ordo :Poales
Familli :Poaceae
Genus :Oryza
Spesies :Oryza sativa L.
- Amylum jagung
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliophsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
- Amylum Gandum
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili ` : Poaceae
Genus : Triticum
Spesies : Triticumaestivum L.

12
- Amylum Kentang
Kingdom :Plantae
Subkingdom :Trecheobionta
Super Divivsi :Spermatophyta
Divisi :Magnoliopsida
Sub kelas :Asteridae
Ordo :Solanales
Family :Solanaceae
Genus :Solanum
Spesies :Solanum tuberrosum

- Amylum Sagu
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Metroxylon
Spesies : Metroxylon sagu Rottb.

- Amylum singkong
Kingdom :Plantae
Sub kingdom :tracheobionta
Super Divisi :spermatophyte
Divisi :Magnoliopsida
Sub kelas :Rosidae
Ordo :Euphorbiales
Famili :Eupherbiaceae
Genus :Manihot
Spesies :Manihot esculentacrantz

13
2.2.2 Hasil dan Pembahasan Uji Makroskopis dan Mikroskopis Amilum

1. Amylum oryzae (pati beras)


adalah amylum yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. yang berupa serbuk sangat
halus dan putih. Secara makroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak , tunggal atau
majemuk bentuk bulat telur. Hilus di tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella
konsentris. Jika diamati di bawah cahaya terpolarisasi tampak bentuk silang berwarna
hitam, memotong pada hilus. Butir tunggal atau majemuk, berbentuk segi banyak
(poligon), umumnya tidak mempunyai hilus
Gambar mikrosopik pati beras

2. Amylum Maydis (pati jagung)


adalah pati yang diperoleh dari biji Zea mays L. Yang berupa serbuk sangat halus dan
putih.secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat,
hilus ditengh berupa rongga nyata atau celah, tidak ada lamella. Jika diamati dibawah
cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus. Butir-
butir tunggal atau majemuk, berbentuk poligonal, hilus konsentris (di tengah) dan retak
Gambar Mikroskopik pati jagung

14
3. AmylumTriciti (pati gandum)
adalah pati yang diperoleh dari biji Triticum vulgare L. Secara mikroskopik
berbentuk butir tunggal besar, dilindung oleh butiran kecil. Bentuk serupa lensa bundar
atau jorong, kadang berbentuk ginjal. Hillus terletak ditengah tidak jelas bertupa titik atau
celah, lamella tidak jelas.
Gambar Mikroskopis Pati Gandum

4. Amylum Sagu (pati sagu)


Deskripsi. Sagu memiliki batang tertinggi pada umur panen, yakni 11 tahun ke atas.
Sagu memiliki daun menyirip, menyerupai daun kelapa yang tumbuh pada tangkai daun.
Sagu yang tumbuh pada tanah liat dengan penyinaran yang baik pada umur dewasa
memiliki 18 tangkai daun yang panjangnya sekitar 5-7 m. Dalam setiap tangkai terdapat
Sekitar 50 pasang daun yang panjangnya bervariasi antara 60-180 cm, dan lebarnya
sekitar 5 cm. Sagu yang masih muda memiliki tangkai daun yang lebih sedikit jumlahnya
yaitu 12-15 buah.Bunga sagu merupakan bunga majemuk yang keluar dan ujung atau
puncak batang sagu, berwarna merah kecoklat-coklatan seperti karat. Bunga sagu
bercabang banyak seperti tanduk rusa yang terdiri dan cabang-cabang primer, sekunder
dan cabang tersier. Pada cabang tersier terdapat sepasang bunga jantan dan bunga betina.
Bunga jantan mengeluarkan tepung sari sebelum bunga betina terbuka. Buah sagu
berbentuk bulat menyerupai buah salak dan mengandung biji fertil. Mikroskopiknya
Berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat, kemudian terdapat butir pati dan
hilus yang berupa rongga atau celah dan terdapat lamela.

15
5. Amylum Solani (pati kentang)
adalah pati yang diperoleh dari umbi Solanum tuberossum yang berupa serbuk sangat
halus dan putih. Secara mikroskopik berupa butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat atau
bulat telur, atau membulat, butir majemuk jarang, terdiri dari 2-4 , hilus berupa titik pada
ujung yang sempit dengan lamella konsentris jelas terlihat.
Gambar Mikroskopik Pati kentang

6. Amylum Manihot (pati singkong)


adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utilissima Pohl yang berupa serbuk
sangat halus dan putih, secara mikroskopik berupa butir tunggal, agak bulat atau bersegi
banyak butir kecil, butir besar, hilus ditengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga,
lamella tidak jelas konsentris, butir majemuk sedikit, terdiri dari 2 atau 3 butir tunggal
yang tidak sama bentuknya. Terdiri atas butir tunggal atau majemuk, berbentuk bulat,
terkadang berbentuk seperti helm (topi baja), hilus berada di tengah.
Gambar Mikroskopik pati singkong

16
2.3 Manfaat / Kegunaan
2.3.1 Rhizom
1. Rimpang Jahe (Zingiberis Rhizoma)
- Kandungan kimia pada rimpang jahe : Minyak atsiri zingiberena (zingirona) 0,25-
3,3%, dan kandungan monoterpen utama adalah sitral a dan sitral b, serta
seskuiterpen (30-70%), utamanya adalah β-seskuiterpen, β-bisabolen, ar-kurkumen, α-
zingiberen;Rasa pedas, terutama berasal dari gingerol, shogaol, dan turunan keton
fenolat.Resin pahit. Jahe juga mengandung antioksidan Kandungan kimia aktif pada
jahe adalah gingerol dan hexahydrocurcumin, keduanya berguna untuk mencegah
oksidasi dari minyak dan lemak
- Khasiat pada rimpang jahe :Karminatif (peluruh buang angin), Anti muntah, Pereda
kejang , Anti inflamasi, Anti mikroba dan parasit, Anti piret, Anti rematik,
Merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu, Menurunkan tekanan
darah (hipertensi), Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah
penggumpalan darah, Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim
pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan
lemak, Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa
kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual, Jahe
juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang
disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
2. Rimpang Temulawak (Curcuma Rhizoma)
- Kandungan kimia pada rimpang temulawak : Kandungan utama kurkuminoid (1-2%),
yaitu: kurkumin dan monodesmetoksikurkumin (tidak kurang dari 1,0% dihitung
sebagai kurkumin), bisdesmetoksikurkumin ditemukan dalam jumlah kecil, bahkan
kadang tidak terdeteksi. Golongan seskuiterpen 3-12% (tidak kurang dari 5,0%),
terutama : ar-kukumen, xanthorhizol, β-kurkumen dan germakron. Minyak atsiri :
fellandrean dan turmerol, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol.
- Khasiat pada rimpang temulawak : Mengatasi gangguan pencernaan, Meringankan
osteoarthritis, Mengatasi Kanker. Kurkuminoid bermanfaat menetralkan racun,
menghilangkan nyeri sendi, meningkatkan sekresi empedu, menurunkan kadar
kolesterol dan trigliserida darah, antibakteri, mencegah pelemakan dalam sel-sel hati,
dan antioksidan. Sedangkan minyak atsiri menyimpan khasiat untuk meningkatkan
produksi getah empedu dan menekan pembengkakan jaringan.

17
3. Rimpang Lengkuas (Galangae Rhizoma)
- Kandungan kimia pada rimpang lengkuas :Mengandung lebih kurang 1 % minyak
atsiri berwarna kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol
20 % – 30 %, eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpen, δ-pinen, galangin, dan lain-lain.
Mengandung resin yang disebut galangol berwarna kuning yang disebut kaemferida
dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin Amilum Beberapa
senyawa flavonoid, dan lain-lain. Mengandung zat-zat yang dapat menghambat enzim
xanthin oksidase yaitu trans-p-kumari diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi
chavikol asetat, asetoksi eugenol setat, dan 4-hidroksi benzaidehida, Senyawa
diarilheptanoid yang dinamakan 1-(4-hidroksifenil)-7- fenilheptan-3,5-diol.
- Khasiat rimpang lengkuas: Mengatasi rematik, Mengatasi bronchitis , Meningkatkan
nafsu makan, Mengatasi gangguan lambung, misalnya Mengeluarkan angin dari perut
(karminatif), Menetralkan keracunan makanan , Menghilangkan rasa sakit
(analgetikum), Melancarkan buang air kecil (diuretikum), Mengatasi gangguan ginjal,
Mengobati penyakit herpes.Juga digunakan untuk mengobati diare, disentri, demam,
kejang karena demam, sakit tenggorokan, sariawan, batuk berdahak, radang paru-
paru, pembesaran limpa dan Menghilangkan bau mulut.
4. Kencur kegunaanya sebagai Karminativa, ekspektoran
5. Alang-alang digunakan untuk Diuretika
6. Kunyit banyak seklai manfatanya diantara sebgai anti-inflamasi , Meningkatkan
kinerja otak, Meredakan peradangan (radang tenggorokan hingga peradangan usus
besar), Mengobati maag atau Mengatasi perut kembung , Mengurangi rasa mual dll

2.3.2 Amylum

Biasanya Amilum ini banyak digunakan sebgai bahan tambahan obat. Amilum digunakan
sebagai bahan penyusun dalam serbuk awur dan sebagai bahan pembantu dalam
pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan
penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum
terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan
sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004). Sebagai amilum normal, penggunaanya
terbatas dalam industri farmasi. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang tidak
mendukung seperti daya alir yang kurang baik, tidak mempunyai sifat pengikat sehingga
hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat yang mempunyai daya alir baik

18
atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam pembuatan tablet cara granulasi basah
(Anwar, 2004). Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan
sebagai pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan tambahan untuk
kejutan yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan trauma
lain.

Sediaan amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex (Gunawan, 2004). Fungsi
amilum dalam dunia farmasi tergolong banyak dan penting. Bahkan sudah ada sediaan
yang dipasarkan. Sebaiknya dapat dimaksimalkan penggunaannya dan dilestarikan pula
tanaman-tanaman yang mengandung amilum untuk kelancaran dalam bidang farmasi.
nfaat Pada Amylum

19
BAB III
KESIMPULAN
1. Pemeriksaan makrosopik dilakukan dengan menggunkan kaca pembesar atau tanpa
menggunakan alat yang dilakukan untuk mencari kekhususan bentuk, warna, bau dan
rasa simplisia.
2. Pemeriksaan mikroskopik meliputi anatomi simplisia yang memiliki karakteristik
tersendiri dan merupakan pemeriksaan spesifik penysun suatu simplisia ataupun
haksel
3. Rimpang Jahe Secara makroskopik : rimpang agak pipih, bagian ujung bercabang,
cabang pendek, pipih, berbentuk bulat telur terbalik, pada setiap ujung cabang
terdapat parut melekuk ke dalam. Bagian luar berwarna coklat kekuningan, beralur
memanjang, kadang-kadang ada serat yang bebas.
Secara mikroskopik : warna serbuk kuning muda. Fragmen pengenal adalah sel
parenkim, serabut, pembuluh kayu, kadang-kadang didampingi sel zat warna, sel
damar minyak, damar minyak berbentuk gumpalan atau tetesan kecil yang dengan
iodium LP member warna, banyak sekali butir pati, fragmen periderm.
4. Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Secara makroskopik : keping tipis
bentuk bundar atau lonjong, ringan, keras, rapuh. Permukaan luar berkerut, warna
coklat kuning sampai coklat, bidang irisan berwarna coklat kuning buram,
melengkung tidak beraturan, tidak rata, sering dengan tonjolan melingkar pada batas
antara silinder pusat dengan korteks, korteks sempit. Secara mikroskopik : warna
serbuk kuning kecoklatan. Fragmen pengenal adalah butir pati, fragmen parenkim
dengan sel minyak, fragmen berkas pembuluh, warna kuning intensif.
5. amilum manihot berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis
amilum manihot adalah butir tunggal agak bulat atau bersegi banyak butir kecil yang
berukuran kira-kira kurang lebih 5-10 mikro meter. Hilus di tengah berupa titik dan
lamella tidak jelas. Secara kimiawi , sampel yang ditetesi iodium menghasilkan warna
hitam .
6. amilum oryzae berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis
amilum oryzae adalah butir bersegi banyak tunggal atau majemuk berbentuk bulat
telur, dengan ukuran kira-kira kurang lebih 2-5 mikro meter. Hilus ditengah tidak
terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris.

20
7. amilum tritici berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis
amilum tritici adalah butir tunggal besar dilindungi oleh butiran kecil. Hilus terletak
di tengah tidak jelas berupa titik atau celah dan lamella tidak jelas.
8. amilum manihot berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis
amilum manihot adalah butir tunggal agak bulat atau bersegi banyak butir kecil yang
berukuran kira-kira kurang lebih 5-10 mikro meter. Hilus di tengah berupa titik dan
lamella tidak jelas. Secara kimiawi , sampel yang ditetesi iodium menghasilkan warna
hitam .
9. amilum manihot berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis
amilum manihot adalah butir tunggal agak bulat atau bersegi banyak butir kecil yang
berukuran kira-kira kurang lebih 5-10 mikro meter. Hilus di tengah berupa titik dan
lamella tidak jelas. Secara kimiawi , sampel yang ditetesi iodium menghasilkan warna
hitam .

21
DAFTAR PUSTAKA

Widyaningrum, MPH. 2011. Kitab Tanaman Obat Nasional. Media Pressindo. Jakarta

Gunawan, Didik . 2004 . Ilmu Obat Alam. Penebar swadaya. Jakarta

Azizah, D. N., K. Endang & F. Fahrauk. 2014. Penetapan Kadar Flavonoid Metode AlCl3
Pada Ekstrak Metanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal Ilmiah
Farmasi. 2 (2) : 45-49.

Agromedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Penebar swadaya. Jakarta.

Artini, P. E. U. D., K. Astuti & N. K. Warditiani. 2013. Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat
Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.). Jurnal Farmasi Udayana. 2 (4) : 1- 10.

Gunawan, D & S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I. Penebar Swadaya,
Jakarta.

Mega, M. I & A. S. Dewa. 2010. Screening Fitokimia dan Aktivitas Antiradikal Ekstrak
Metanol Daun Gaharu (Gyrinops verstogii). Jurnal Kimia. 4 (2): 187-192.

Soegiharjo, C. J. 2013. Farmakognosi. Citra Aji Parama. Yogyakarta. Widyaningrum, H.


2011. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Medpress. Yogyakarta.

Adhyatma, 1989. Materi Medika Indonesia jilid IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta

DepKes RI. 1980. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Hal. 111; 113.

Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi I. Jakarta: Departeman Kesehatan
Republik Indonesia. Menkes RI. 1994. Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia.1978.Materia Medika Indonesia Jilid II.Jakarta.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Menteri Kesehatan Republik Indonesia.1979.Materia Medika Indonesia Jilid III.Jakarta.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Mun’in Abdul.2011.Fitoterapi Dasar.Jakarta.Dian Rakyat

22

Anda mungkin juga menyukai