Anda di halaman 1dari 45

BAB

Mata kuliah DESAIN


CAMPURAN
STRUKTUR PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL

ASPHALT CONCRETE MIX DESIGN


(DESAIN CAMPURAN BETON ASPAL)

POKOK
BAHASAN
BAB
DESAIN
CAMPURAN
Mata kuliah BETON ASPAL
STRUKTUR PERKERASAN LENTUR
.
ASPHALT CONCRETE MIX DESIGN
(DESAIN CAMPURAN BETON ASPAL)

POKOK
BAHASAN

• Stability
• Durability
ASPHALT • Flexibility
CONCRETE • Fatique resistance
MIX DESIGN • Permeability
• Skid resistance
• Workability

Catatan: istilah Beton Aspal di Indonesia telah “di-salah-


umumkan” menjadi Aspal Beton
UNSUR YG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PENCAMPURAN ASPAL
A. Stabilitas
- Adalah kekuatan campuran aspal menahan deformasi akibat beban
tetap dan berulang tanpa mengalami keruntuhan.
- Stabilitas campuran merupakan fungsi dari:
1. Kekuatan geser campuran
a. akibat adanya tahanan geser antar agregat
b. akibat viskositas/kekentalan aspal
2. Kekuatan aspal terhadap tarik (tensile strength)
3. Kekuatan inersia (terhadap beban dinamis)
- Stabilitas campuran aspal secara tidak langsung dapat diukur dengan
test Marshall untuk mendapatkan harga: stabilitas marshall (kg),
marshall flow (mm) dan marshall Quotient (=stab/flow, dlm kg/mm)
B. Ketahanan (Durability)
- Durability adalah ketahanan campuran aspal terhadap
cuaca/iklim/pelapukan dan terhadap aksi perusak dari beban roda
kendaraan.
- Yang masuk dalam istilah “durable” (tahan dan awet) disini adalah:
1. Tahan thd pengaruh oksidasi dan suhu udara (campuran tidak
cepat “menua”-nilai penetrasi turun drastis akibat proses ageing
2. Tahan terhadap aksi perusakan oleh air
3. Tidak mudah pecah akibat tumbukan roda (resistance to brittle
cracking)

C. Flexibilitas
Adalah kemampuan campuran aspal untuk:
1. Melentur akibat beban
2. Melentur mengikuti variasi pondasi dan subgrade dalam
jangka panjang
D. Ketahanan Lelah (Fatique Resistance)
Adalah kemampuan campuran aspal untuk melentur berulang-
ulang kali tanpa pecah.

E. Permeability
-Tingkat kemudahan campuran aspal dirembesi air (dan udara)
-Aspal yang permeable, tidak baik , karena :
1. Mudah diresapi air shg mudah lepas dan mudah mengelupas
2. Cepat sekali menua karena oksidasi dan penguapan maltene
sehingga aspal mengeras dan mudah mengalami cracking.

F. Skid Resistance
Adalah kemampuan perkerasan aspal membentuk permukaan
aspal yang mempunyai cukup kekasaran terhadap geseran roda
sehingga roda dapat berhenti pada jarak yang diinginkan (waktu
mengerem) atau utk mencegah slip pada tikungan dan pada waktu
hujan.
G.Workability
- Adalah kemudahan campuran aspal untuk diolah.
- Campuran aspal yg workable adl yng mudah
dicampur, dipadatkan, dan dibentuk sesuai keinginan.

Untuk mendapatkan nilai-nilai A, B, C, D, E, F, dan G yang


diinginkan dapat dilakukan dengan mengubah-ubah 3 hal,
yaitu:
1. Kadar Bitumen dalam campuran
2. Viskositas/nilai penetrasi bahan
aspal/bitumen(=kekerasan bahan bitumen)
3. Gradasi Agregat
BAB
DESAIN
CAMPURAN
Mata kuliah BETON ASPAL
STRUKTUR PERKERASAN LENTUR
.
FILOSOFI DASAR
PERENCANAAN CAMPURAN BETON ASPAL

POKOK
Membuat campuran aspal (aspal + agregat) dengan : BAHASAN

• Sebanyak mungkin aspal (setinggi mungkin kadar


aspal yang dapat dicampurkan dalam campuran)
sehingga didapatkan campuran yang mempunyai
keawetan tinggi, kedap air/tahan terhadap air, cukup
fleksibel dan tahan terhadap fatique,

Tetapi ………
• Kadar aspal tersebut tidak boleh berlebihan sehingga
stabilitas campuran turun dibawah harga minimum yang
ditetapkan untuk kondisi beban lalu-lintas yang
melewati perkerasan jalan tersebut.
Untuk itu ………
• Dibuat persyaratan-persyaratan campuran yang baik.
PERSYARATAN-PERSYARATAN
CAMPURAN BETON ASPAL YANG BAIK

No ASPEK PERSYARATAN
BAB
A. STABILITY Test Marshall : DESAIN
• Stabilitas CAMPURAN
BETON ASPAL
• Flow
• Marshall Quotient
B. DURABILITY • Penetrasi awal & sesudah ageing
(Thin Film Oven Test)
• Air voids
• stabilitas
POKOK
C FLEXIBILITY • Penetrasi/ viscositas. BAHASAN
• Daktilitas (ductility)
D FATIQUE RES. • Daktilitas
• Stabilitas
E PERMEABILITY • Air voids
• Void in Mineral Aggregate
F SKID RESIST. • Skid Resistance Test
G WORKABILITY • Softening point
• Penetrasi
• Flash point
BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
STRUKTUR PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL

Kadar Bitumen Viscositas


kekerasan Gradasi
dalam
Agregat
VARIASI UNSUR campuran bahan bitumen

PENCAMPURAN low high low high open dense

BETON ASPAL A. STABILITY high   

low   

B. DURABILITY high   

low   

Ada 3 (tiga) C. FLEXIBILITY high  


variabel untuk low  
campuran aspal :
D. FATIQUE high  

• Kadar bitumen RESISTANCE low  

dalam campuran E. PERMEABILITY high  

• Viscositas/nilai low  
Penetrasi bahan F. SKID high 
aspal/bitumen
RESISTANCE low 
• Gradasi dari
agregat G. WORKABILITY high 

low 
BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
STRUKTUR PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL
.

PEMERIKSAAN CAMPURAN BETON ASPAL


DENGAN ALAT MARSHALL

Kinerja campuran beton POKOK


BAHASAN
aspal dapat diperiksa
dengan menggunakan alat
Marshall. Pemeriksaan
dimaksudkan untuk
menentukan ketahanan
(stabilitas) campuran beton
aspal terhadap kelelehan
plastis (flow) dari campuran
aspal dan agregat. Dimana,
kelelehan plastis adalah
keadaan perubahan bentuk
suatu campuran beton aspal
yang terjadi akibat suatu
beban sampai batas runtuh
yang dinyatakan dalam mm
atau 0,01”
BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
STRUKTUR PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL
.

W
KORELASI
STABILITAS
MARSHALL
DENGAN TEKANAN
ANGIN RODA POKOK
T BAHASAN

 = f ( po ) po = tekanan angin ban

T
τ = tegangan geser yang
bekerja pada permukaan
perkerasan jalan bidang kontak roda
– perkerasan jalan
MS perkerasan jalan, minimum =
f ( po )

T max = Ketahanan lapisan


(aspal) terhadap gaya geser roda

kendaraan

T max harus < Gaya geser roda kendaraan yang bekerja


Gaya geser roda kendaraan = A x τ = A x k x p0 = k x W
BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
STRUKTUR PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL

BENTUK PENAMPANG BAN TRUK DENGAN TEKANAN


ANGIN NORMAL (80 psi)

POKOK
4 ton = 8,0 / 2 ton > 6 ton = > 12 / 2 ton
BAHASAN
(a) (b)

80 80 80 80
psi 5cm psi psi psi

( a ) : Kondisi muatan normal dengan MST 3 s/d 10 ton.


( b ) : Kondisi muatan dengan MST > 12 ton, bagian bawah roda sudah
saling bergesekan, ban harus dipompa dengan tekanan lebih tinggi.
BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
STRUKTUR PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL

HUBUNGAN TEKANAN RODA KENDARAAN DENGAN


BATAS MINIMUM STABILITAS MARSHALL
PERKERASAN JALAN
POKOK
Persyaratan minimum BAHASAN
Tekanan roda
Stabilitas Marshall
(psi)
perkerasan jalan (kg)
80 800
90 900
100 1000
110 1100
120 1200
130 1300
140 1400
150 1500
BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
STRUKTUR PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL
.

STABILITAS MARSHALL
(MARHALL STABILITY)

 Harga minimum disesuaikan jenis lalu-lintas yang akan


POKOK
menggunakan jalan BAHASAN
– Lalu - lintas ringan, SM min. = 225 kg (AI)*, 200 kg (BM)**
– Lalu-lintas menengah, SM min.= 340 kg (AI)*, 350 kg (BM)**
– Lalu-lintas berat, SM min. = 680 kg (AI)*, 750 - 800 kg (BM)**
– Catatan :
* AI = Asphalt Institute
** BM = Bina Marga
AKAN TETAPI
 Nilai Marshall Stability yang berlaku sesuai ketentuan Bina
Marga ternyata tidak cocok untuk lalu-lintas kendaraan
berat di Indonesia yang cenderung selalu bermuatan
berlebihan (overloaded).
 Berdasarkan studi dari Santoso dan Mochtar (1886).
BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL
.

16 ton 30 ton 150 psi 1500 kg

HARGA MINIMUM 1400 kg


140 psi
STABILITAS MARSHALL
UNTUK PERKERASAN 14 ton 26,25 ton
130 psi 1300 kg
BETON ASPAL

A X L E
A X L E
120 psi 1200 kg

12 ton 22,5 ton


1100 kg

T A N D E M
110 psi

S I N G L E
100 psi 1000 kg
10 ton 18,75 ton

90 psi 900 kg
BINA MARGA’S MINIMUM VALUE
FOR HEAVY TRAFFIC
8 ton 15 ton 80 psi 800 kg
AXLE LOAD

MARSHALL
STABILITY
PRESSURE
TIRE
BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL

Gambar 2 Regresi hubungan antara Kokoh Tekan (Unconfined Compressive Strength)


dengan Stabilitas Marshall untuk aspal beton type AC pada suhu pengujian
30°C dan 60°C. (Sumber : Santoso dan Mochtar, 1996).

POKOK
BAHASAN
COMPRESSIVE STRENGTH (Kg/ cm¯2)

STABILITY (Kg)
2000

1800

Stabilitas Marshall Aspal Campuran Panas


1600 BAB
Stabilitas Minimum Untuk Geser DESAIN
Stabilitas Minimum Untuk Rutting (FS = 3,0) CAMPURAN
1400 Stabilitas Minimum Untuk Rutting (FS = 2,0) BETON ASPAL
Stabilitas Minimum Untuk Daya Dukung (FS =
1,0)

1200
(kg)

1000

Min. L.L. Berat ( Bina Marga) POKOK


800 BAHASAN

600

Min. L.L. Sedang ( Bina Marga)

400

Min. L.L. Ringan ( Bina Marga)


200

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Tekanan Angin Ban Roda Kendaraan (Psi)
BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL
.

RONGGA UDARA DALAM CAMPURAN


(AIR VOIDS)

POKOK
BAHASAN

Rongga udara minimum 3%; maximum 5%, atau 6%


BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL

Rongga udara kurang


POKOK
BAHASAN

Kondisi mula-mula
Air void < 3%

agregat

Bitumen (aspal)
“lari” ke permukaan
BLEEDING
(after
densification)
(tambahan pemadatan -
oleh lalu-lintas)
BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL

• Rongga udara > persyaratan (5 atau 6%)

POKOK
BAHASAN
 Campuran aspal memiliki pori-pori yang cukup
banyak sehingga sebagian pori-pori di permukaan
banyak terhubung dengan pori-pori yang lebih dalam.
 Pori-pori yang lebih dalam mudah kemasukan air (hujan),
dan air hujan ini cenderung “indekost” di dalam campuran
(tidak mudah menguap setelah hujan berhenti), sehingga
campuran aspal mudah terkelupas dan rusak bila terkena
lintasan roda kendaraan berat.
 Bila pori masih < persyratan, pori-pori di permukaan jalan
tidak banyak terhubung dengan pori yang lebih dalam,
sehingga air hujan di pori permukaan dengan cepat
menguap setelah hujan selesai.
BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL

POKOK
BAHASAN
BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL

POKOK
BAHASAN

Mix Design dan Marshall Test


BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
PERKERASAN LENTUR BETON ASPAL

(Bruce) Marshall Test


• Tujuannya adalah untuk menentukan ketahanan POKOK
BAHASAN
(stabilitas) terhadap kelelehan plastis (flow) dari
campuran aspal.
• Ketahanan (stabilitas) adalah kemampuan suatu
campuran aspal untuk menerima beban sampai
terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan dalam
kilogram atau pound.
• Kelelehan plastis (flow) adalah keadaan
perubahan bentuk suatu campuran aspal yang
terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh
yang dinyatakan dalam mm atau 0,01”
Filosofi Dasar Campuran (Mix Design) Sistem Amerika
(continuous graded, AASHTO)
1. Gradasi agregat dipilih dahulu menurut spek standard
2. Dibuat benda uji Marshall (briket) dgn parameter camp sbb:
- kadar bitumen 4.5-9%.
- biasanya benda uji dibuat 5bh dn kadar bitumen selisih 0.5%
Misal: 4.5%, 5%, 5.5%, 6%, 6.5% dan 7%, atau
5%, 5.5%, 6%, 6.5%,7% dan 7.5%.; tergantung dari perkiraan banyaknya
aspal yg terabsorbsi; makin tinggi aspal yg terserap, makin besar % aspal
yg dibutuhkan.
3. Kelima benda uji tsb ditest Marshall utk diketahui stabilitas, flow, density,
air voids, vma, dll.
4. Dibuat grafik2 antara parameter2 di atas dengan kadar aspal
5. Dicari kadar aspal yang memenuhi semua persyaratan
6. Kadar aspal yg tsb ditentukan sebagai kadar aspal mix design dgn gradasi
agregat spt yg telah ditentukan sblmnya.

Note: aspal yg dipakai sebelumnya sdh hrs memenuhi persyaratan penetrasi,


keawetan, daktilitas, softening point dll.
Filosofi Dasar Campuran (Mix Design) Sistem Inggris
(gap graded, BSI, British Standard Institution)

1. Harus diketahui type dan jenis aggregat yg akan dipakai


a. Aggregat kasar (AK, CA): yg tertahan ayakan no 8.
b. Aggregat Halus (AH, FA): yg lolos no 8 tp tertahan no 200.
c. Mineral filler (filler, MF): semua yg lolos no 200.
2. Ditentukan dulu perkiraan kadar bitumen yg akan digunakan
- Kadar bitumen ini rata2 nya lebih tinggi drpd cara AASHTO
(umumnya 7-13%)
- Fungsi bitumen yg tinggi ini lebih cocok utk daerah tropis
krn: temp tinggi, tingkat oksidasi dan jumlah sinar ultraviolet
yg besar, umur perkerasan harus tahan lama, tidak boleh
terlalu cepat”menua” (ageing).
3. Ditest bermacam benda uji dgn variasi parameter:
- % aggregat kasar
- % aggregat halus
- % aggregat mineral filler
Testnya adl Test Marshall utk mencari : stability, flow, MQ,
Air voids, vma, density, dll (dibuat grafik spt cara
AASHTO)
4. Dari hasil test Marshall ditentukan campuran-campuran
yang paling memenuhi semua persyaratan.
5. Campuran tersebut (dengan kadar aspal yg telah ditentukan)
ditetapkan sebagai design mix.
Catatan cara Inggris
1. Benda uji marshall biasanya dibuat banyak
a. 5 bh benda uji utk tiap jenis gradasi dgn sedikit2 variasi
dari agregat dan kadar bitumen dari gradasi dan kadar
bitumen pokok (yg ditentukan), misal:
dibuat variasi
komposisi pokok I II III IV V
A.k (%) 30 29 32 27 30 29
A.h (%) 52.5 54 50.7 55.2 54.5 51.5
m.f (%) 9 8.5 8.8 9.3 7 11
bitumen (%) 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5
total 100 100 100 100 100 100

b. Coba lagi variasi yg sama utk komposisi pokok yg lain


(A.k 0%, 15%, 40% dan 55%) tergantung keperluan.
2. Blending aggregate utk mendapatkan komposisi susunan
campuran yg diminta,dilakukan dgn metoda matrix
Kriteria campuran aspal hotmix
(Sistem Inggris)

Sifat Campuran HRS kls A HRS kls A ATB dan ATBL


Kadar Bitumen efektif >6.6 >6.2 >5.5
Kadar pori (air voids) 3%-6% 3%-6% 4%-8%
Tebal film bitumen (bitumen film thickness) >8MICRON >8MICRON >8MICRON
MQ 1-4Kn/mm 1.8-5KN/mm 1.8-5 KN/mm
Stabilitas 450-850kg 550-1250kg 450-1250
Retained Marshall Stability after soaking 24hrs at 60oC >75% >75% >75%
Jml fraksi agr kasar yg tertahan sar no 8 (CA) (% thd total camp) 20-40% 30-50 <=65%
Fraksi filler (Agr Halus yg lolos ayakan #200)-% thdtotal camp. 5-9% 4.5-7.5% -
Jml bitumen terabsorbsi (%) 0-1.7% 0-1.7% 0-1.7%
Jml total bitumen-% thd total camp. >7.3 >6.7 >6
BAB
Mata kuliah DESAIN
CAMPURAN
REKAYASA PERKERASAN JALAN (PS1374) BETON ASPAL
Prof. Ir.Indrasurya B. Mochtar Msc. Ph.D.

POKOK
BAHASAN

Job Mix
Syarat Agregat dan Binder
Bahan Macam test Syarat
Aspal pen 60/70 Pen 60-70
Titk Nyala >200
Titik Lembek 48-58oC
Daktilitas >100cm
Ag Kasar Keaussan <40%
Penyerapan <5%
Ag Halus Penyerapan 1-4%
Contoh Spec Agregat
Ukuran/No BM V BM IX BM X Asphalt Institute
inch mm %lolos
1 25.4 100 100 100 100
3/4 19.1 80-100 80-100 95-100 85-100
1/2 12.7 - - - -
3/8 9.25 60-80 65-85 56-78 45-70
No 4 4.76 48-65 45-85 38-60 30-50
No 8 2.38 35-50 34-54 27-47 20-35
No 16 1.19 - - - -
No 30 0.53 19-30 20-35 13-28 20-5
No 50 0.297 13-23 16-26 9-20 3-12
No 100 0.149 7-13 10-18 - 2-8
No 200 0..074 1-8 5-10 4-8 1-4
Kekerasan Aspal
pen 60/70 Pen 80/100
Jenis Pemeriksaan Satuan
min maks min maks
Pen 25o/5dt 60 70 80 99 0.1mm
o
Titik lembek 48 58 46 54 C
o
Titik Nyala 200 - 225 - C
Kehilangan berat - 0.4 - 0.6 %berat
Kelarutan 99 - 99 - %berat
Daktilitas 100 - 100 - cm
Pen setelah kehilangan berat 75 - 75 - %semula
Berat jenis 1.03 - 1.036 - g/cc
Spec Marshall+VMA
Spec Marshall
Jenis LL
No Jenis Test
75 50 35
1 Stabilitas 750 640 460
2 Flow 2-4 2-4.5 2.-5
3 Rongga Terisis aspal (%) 75-85 75-85 75-85
4 Rongga dalam campuran (%) 3-5 3-5 3-5
5 Density (g/cc) - - -

Max Particle size Minimum


mm inch VMA, %
1.18 0.0469 23.5
2.36 0.093 21
4.75 0.187 18
9.5 0.375 16
12.5 0.5 15
19 0.75 14
25 1 13
37.5 1.5 12
50 2 11.5
63 2.5 11
Tabel koreksi harga Stabilitas
Marshal benda uji
Isi Benda Tebal Specimen Angka Isi Benda Tebal Specimen Angka
No No
Uji (Cm3) inch mm korelasi Uji (Cm3) inch mm korelasi
1 200-213 1 25.4 5.56 18 421-431 2 1/16 52.4 1.39
2 214-225 1 1/16 27 5 19 432-443 2 1/8 54 1.32
3 226-237 1 1/8 28.6 4.55 20 444-456 2 3/16 55.6 1.25
4 238-250 1 3/16 30.2 4.17 21 457-470 2 1/4 57.2 1.19
5 251-264 1 1/4 31.8 3.85 22 471-482 2 5/16 58.7 1.14
6 265-276 1 5/16 33.3 3.57 23 483-495 2 3/8 60.3 1.09
7 277-289 1 3/8 34.9 3.33 24 496-508 2 7/16 61.9 1.04
8 290-301 1 7/16 36.5 3.03 25 509-522 2 1/2 63.5 1
9 302-316 1 1/2 38.1 2.78 26 523-535 2 9/16 64 0.96
10 317-328 1 9/16 39.7 2.5 27 536-546 2 5/8 65.1 0.93
11 329-340 1 5/8 41.3 2.27 28 547-559 2 11/16 66.7 0.89
12 341-353 1 11/16 42.9 2.08 29 560-573 2 3/4 68.3 0.86
13 354-367 1 3/4 44.4 1.92 30 574-585 2 13/16 71.4 0.83
14 368-379 1 13/16 46 1.79 31 586-598 2 7/8 73 0.81
15 380-392 1 7/8 47.6 1.67 32 599-610 2 15/16 74.6 0.79
16 393-405 1 15/16 49.2 1.56 33 611-625 3 76.2 0.76
17 406-420 2 50.8 1.47
Contoh mixing aggregates
F1 F2 F3 F1 F2 F3 Total
%lolos %lolos %lolos 0.328 0.09 0.582 Gradasi
1 100 100 100 32.80 9.00 58.20 100.00
3/4 96.95 99.41 100 31.80 8.95 58.20 98.95
1/2 35.86 80.26 100 11.76 7.22 58.20 77.19
3/8 16.06 27.24 99.88 5.27 2.45 58.13 65.85
No 4 8.06 12.93 86.44 2.64 1.16 50.31 54.12
No 8 4.77 10.4 61.12 1.56 0.94 35.57 38.07
No 30 3.47 7.7 37.6 1.14 0.69 21.88 23.71
No 50 2.81 5.57 25.06 0.92 0.50 14.58 16.01
No 100 2.17 3.37 14.78 0.71 0.30 8.60 9.62
No 200 1.57 2 8.54 0.51 0.18 4.97 5.67

F=0.0035a+0.045b+1.5
a=100%-total agregat yg lolos no 8
b=total ag yg lolos saringan no 8 - ag lolos ayakan no 200

F=5%
Pembuatan Specimen
Berat tiap briket (g) 1200 1200 1200 1200 1200
%aspal 4 4.5 5 5.5 6
berat aspal 48 54 60 66 72
%agregat 96 95.5 95 94.5 94
berat agregat 1152 1146 1140 1134 1128
Lolos Tertahan % I II III IV V
1 3/4 1.05 12.14 12.07 12.01 11.95 11.88
3/4 1/2 21.76 250.69 249.38 248.08 246.77 245.46
1/2 3/8 11.34 130.59 129.91 129.23 128.55 127.87
3/8 No 4 11.73 135.18 134.47 133.77 133.06 132.36
No 4 No 8 16.04 184.82 183.85 182.89 181.93 180.97
No 8 No 30 14.36 165.40 164.54 163.68 162.82 161.96
No 30 No 50 7.71 88.78 88.32 87.85 87.39 86.93
No 50 No 100 6.39 73.62 73.24 72.86 72.47 72.09
No 100 No 200 3.95 45.52 45.29 45.05 44.81 44.58
No 200 Pan 5.67 65.26 64.92 64.58 64.24 63.90
Marshall Test


ts
G
m
%a
g
rG
e1
0
a
%b
iG
n
d
e
rs
75x

a b c d e f g h i j k l m n o p q r
I
II 4.71 4.5 1175 1188 695 493 2.38 2.48 10.362 85.93 3.71 14.07 73.66 3.71 350 1271.2 1512.7 3
III
IV
V

a persen aspal terhadap agregat i % volume binder=b*g/Gs Binder


b persen aspal thd campuran j % volume total agregat, ((100-b)*g)/Gs Agg
c berat specimen kering udara, gram (ditimbang) k % volume total void, 100-i-j
d berat specimen kering jenuh (SSD), gram (ditimbang) l % volume void agregat, 100-j VMA
e berat specimen dalam air, gram (ditimbang) m % rongga terisi aspal=(i/l)*100
f volume specimen, d-e, cm3 n % rongga thd camp, 100-(100*g/h)
g Gsb, c/f o stabilitas (diukur dari alat marshall)
h BJ max teoritis p stabilitas setelah dikoreksi, o*8*0.454 (tergantung proving ring)
q stabilitas setelah dikoreksi thd volume/tinggi specimen (lihat table)
r flow, mm, (diukur dari alat marshall)
Hub Kadar Aspal dgn VMA
16.00
14.00
12.00
10.00
l (%)

8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
3 4 5 6 7
Kadar Aspal (%)
Hub Kadar Aspal dgn Rongga Terisi Aspal

80
70
60
50
m (%)

40
30
20
10
0
3 4 5 6 7
Kadar Aspal (%)
Hub Kadar Aspal dgn Rongga thd Camp
4.00
3.50
3.00
2.50
n (%)

2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
3 4 5 6 7
Kadar Aspal (%)
Hub Kadar Aspal dgn Stabilitas
1600
1400
1200
1000
q (kg)

800
600
400
200
0
3 4 5 6 7
Kadar Aspal (%)
Hub Kadar Aspal dgn Flow

3.5
3
2.5
r (m m )

2
1.5
1
0.5
0
3 4 5 6 7
Kadar Aspal (%)
Grafik akhir,
Sukirman, 2003
Kadar Aspal Optimum
l

4.5 4.5 5 5.5 6 6.5

Kadar aspal (%)


Referensi
Mochtar I.B. dan Sudirham S. (2005) “Bahan Kuliah Teknik Perkerasan
Jalan”, Jurusan Teknik Sipil ITS Surabaya
Sukirman S. (2003) Beton aspal Campuran Panas, Granit

Anda mungkin juga menyukai