Anda di halaman 1dari 51

KARPET MERAH

REGULASI SIP MONOLOYALITAS

dr. ABD. HALIM, SpPD.,FINASIM,.S.H.,M.H,.M.M.,Dr(c).


Voice of Law Banua Law Center Study Banjarbaru
Disampaikan pada Webinar PAPDI KALSEL
Kerjasama IDI Wilayah Kalsel dan PERSI KALSEL

Dokter Ahli Utama RSDI Banjarbaru


Wakil Ketua Komite Etik dan Hukum RSDI
Ketua Bidang Etik Medikolegal PAPDI Cabang Kalsel
Pengurus Pusat PERDAHUKKI Bidang Ilmiah dan LITBANG SDM
Pokok Bahasan
01 LANDASAN FILOSOFI DAN YURIDIS PRADOK

02 JENIS SIP DOKTER

03 REGULASI KARPET MERAH

04 TANTANGAN & HAMBATAN


LANDASAN FILOSOFIS DAN YURIDIS
PRAKTEK KEDOKTERAN
Filosofi Respect for Person
Justice
Perbedaan kedudukan sosial,
Menghormati martabat manusia. tingkat ekonomi, pandangan politik,
PRAKTIK KEDOKTERAN agama dan faham kepercayaan,
1. Setiap individu (pasien) harus kebangsaan dan kewarganegaraan,
diperlakukan sebagai manusia status perkawinan, serta perbedaan
yang memiliki otonomi (hak jender tidak boleh dan tidak dapat
untuk menentukan nasib diri mengubah sikap dokter terhadap
sendiri), pasiennya. Tidak ada
2. Setiap manusia yang pertimbangan lain selain
otonominya berkurang atau kesehatan pasien yang menjadi
hilang perlu mendapatkan perhatian utama dokter.
perlindungan Prinsip dasar ini juga mengakui
adanya kepentingan masyarakat
sekitar pasien yang harus
dipertimbangkan.
Non maleficience
Praktik Kedokteran haruslah
memilih pengobatan yang paling
kecil risikonya dan paling besar
manfaatnya. Pernyataan kuno:
first, do no harm, tetap berlaku dan
harus diikuti.
Hak Asasi Manusia
Filosofi Kesehatan sebagai hak asasi manusia
harus diwujudkan dalam bentuk
UU Praktik pemberian berbagai upaya kesehatan
kepada seluruh masyarakat melalui

Kedokteran penyelenggaraan pembangunan


kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau oleh masyarakat

Sesuai IPTEK
Penyelenggaraan praktik kedokteran yang
merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam
Praktik kedokteran adalah penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi yang memiliki etik dan
moral yang tinggi, keahlian dan kewenangan
oleh dokter dan dokter gigi
yang secara terus- menerus harus ditingkatkan
terhadap pasien dalam mutunya melalui pendidikan dan pelatihan
melaksanakan upaya kesehatan. berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, lisensi,
serta pembinaan, pengawasan, dan pemantauan
Surat izin praktik adalah bukti agar penyelenggaraan praktik kedokteran sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tertulis yang diberikan pemerintah teknologi;
kepada dokter dan dokter gigi
yang akan menjalankan praktik
kedokteran setelah memenuhi Perlindungan Hukum
persyaratan.
untuk memberikan perlindungan dan
kepastian hukum kepada penerima
pelayanan kesehatan, dokter, dan
dokter gigi, diperlukan pengaturan
mengenai penyelenggaraan praktik
kedokteran
FILOSOFIS DAN ASAS
Praktik Kedokteran
Dasar Praktik Kedokteran
ASAS KEMANUSIAAN
Praktik Kedokteran Indonesia berdasarkan
NILAI ILMIAH pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, penyelenggaraan praktik
kemanusiaan, keseimbangan, serta kedokteran yang memberikan
Praktik kedokteran
perlindungan dan keselamatan pasien. perlakuan yang sama dengan
berdasarkan pada
tidak membedakan suku,
ilmu pengetahuan dan
bangsa, agama, ras, gender,
teknologi yang
status sosial, ekonomi, dan
diperoleh, baik dalam
pandangan politik.
pendidikan maupun
pengalaman, serta
etika profesi.
ASAS MANFAAT ASAS KESEIMBANGAN
Penyelenggaraan praktik kedokteran Penyelenggaraan praktik
harus memberikan manfaat bagi kedokteran yang tetap menjaga
kemanusiaan dalam rangka keserasian serta keselarasan
mempertahankan dan meningkatkan antara kepentingan individu dan ASAS PERLINDUNGAN &
derajat kesehatan masyarakat. masyarakat. KESELAMATAN
Penyelenggarakan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan
pelayanan kesehatan semata, tetapi
ASAS KEADILAN
harus mampu memberikan
penyelenggaraan praktik peningkatan derajat kesehatan
kedokteran yang memberikan dengan tetap memperhatikan
pelayanan secara adil dan merata perlindungan dan keselamatan
kepada setiap orang dengan pasien. Walaupun seorang dokter
biaya yang terjangkau, dengan tidak dapat menjamin kesembuhan
tetap memberikan pelayanan pasien, namun setiap dokter
yang bermutu. senantiasa berupaya untuk
meringankan penderitaan pasien.
MENGAPA TEMPAT PRAKTIK >1

✓ Menjaring pasien dengan mendekatkan


tempat praktik dengan pasien
✓ Mengatasi kesulitan asesibilitas pasien
✓ Keterbatasan sarana
✓ Terdapat kasus penyakit yang perlu
ditangani secara tim
✓ Masih terdapat pola berobat pasien yang
berorientasi pada dokter favorit
✓ Berpraktik di tempat praktik yang karakteristik
yang berbeda

5
8

Ketentuan pengaturan praktik


kedokteran harus berlandaskan cita-
cita kesejahteran rakyat dan juga demi
keberlangsungan praktik perlu
memperhatikan:
– Kondisi tenaga medis
– Kebutuhan dari tenaga medis
9

KONDISI TENAGA MEDIS

• JUMLAH TERBATAS

• SEBARAN TIDAK MERATA

• KEBUTUHAN PENINGKATAN
KUALITAS PELAYANAN
KESEHATAN

Apakah 1 tempat praktik akan membuat kondisi lebih baik?


1

KEBUTUHAN DARI TENAGA MEDIS


0

• KESEJAHTERAAN

• KONDISI KERJA

• JAMINAN KEPASTIAN

• PENGEMBANGAN DIRI DAN KARIR

• AKTUALISASI DIRI
• (pengabdian, belarasa, nama baik, dsb.)

Apakah 1 tempat praktik akan semakin memenuhi kebutuhan?


KEBIJAKAN IZIN PRAKTIK
KEDOKTERAN SAAT INI
Regulasi PRAKTEK DOKTER

UNDANG-UNDANG NO 29 PERMENKES NO. 2052 TAHUN


TAHUN 2004 TENTANG 2011 TENTANG IZIN PRAKTIK
DAN PELAKSANAAN PRAKTIK
PRAKTIK KEDOKTERAN
KEDOKTERAN
UNDANG-UNDANG NO 29 TAHUN 2004 TENTANG
PRAKTIK KEDOKTERAN
ASAS TUJUAN
Praktik kedokteran berasaskan Pancasila
1. memberikan perlindungan kepada
dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat,
pasien
keadilan, kemanusiaan, keseimbangan,
2. mempertahankan dan meningkatkan
serta perlindungan dan keselamatan
mutu pelayanan medis yang
pasien.
diberikan oleh dokter dan dokter gigi
penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu 3. memberikan kepastian hukum
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada masyarakat, dokter dan
kepada setiap orang dengan biaya yang terjangkau dokter gigi.
oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

REGISTRASI IZIN PRAKTIK PELAKSANAAN PRAKTIK


• STR diterbitkan oleh KKI • Diterbitkan oleh pejabat • Diselenggarakan berdasarkan kesepakatan
• Berlaku selama 5 tahun kesehatan yang berwenang di antara dokter atau dokter gigi dengan pasien
• Dapat diregistrasi ulang kabupaten/kota tempat praktik dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan
setiap 5 tahun sekali dilaksanakan rehabilitatif
dengan memenuhi • paling banyak 3 (tiga) SIP • Sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
persyaratan • Satu SIP hanya berlaku untuk 1 • Sesuai standar pelayanan/SOP
tempat praktik.
Izin Praktik Dokter
UU 29/2004
PMK 512/2007 PMK 2052/2011

UU No 29 Tahun 2004
Pasal 36 ayat (2)
“Surat Izin Praktik Dokter atau
Dokter Gigi hanya diberikan untuk
paling banyak 3 (tiga) tempat “
Surat Izin Praktik

Undang Undang
Praktik Kedokteran
No 29 tahun 2004
“SIP hanya diberikan Paling Banyak 3 (tiga) Tempat”
Surat izin praktik adalah bukti tertulis yang
diberikan pemerintah kepada dokter dan
dokter gigi yang akan menjalankan praktik
kedokteran setelah memenuhi persyaratan.
Permohonan perkara pada tanggal 5 Februari 2007 dengan registrasi
perkara Nomor 4/PUU -V/2007 dalam perkara permohonan Pengujian
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Pasal 37 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran disebutkan sebagai berikut:
”Surat Izin Praktik dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) hanya diberikan untuk paling
banyak 3 (tiga) tempat”
❑apakah mungkin dokter dapat menangani pasien secara merata dan profesional sebagaimana yang diharapkan
oleh undang-undang a quo ?
❑ Pertanyaan berikutnya adalah, apakah ketentuan a quo sudah mempertimbangkan aspek kondisi objektif
geografis dan demografis Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat beragam tingkat ketersediaan
jumlah sumber daya manusia maupun sebaran jumlah penduduknya?
❑Ketentuan tersebut seolah menutup mata tentang terbatasnya jumlah dokter spesialis tertentu
❑Ketentuan a quo begitu saja menggeneralisir beragam dokter spesialis yang ada di tanah air yang sampai saat
ini distribusinya belum merata.
❑Pembatasan jumlah tempat praktek bagi dokter yang jumlahnya langka tersebut tentu akan justru merugikan
masyarakat. Kalau solusinya adalah mempersilakan dokter asing masuk ke Indonesia, maka hanya orang
berduit saja yang mampu mengaksesnya. Atau sebaliknya yang terjadi, masyarakat malah makin terdorong
untuk berobat ke luar negeri
PUTUSAN Nomor 4/PUU-V/2007 dalam perkara permohonan Pengujian
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Dalam menguji konstitusionalitas ketentuan Pasal 37 Ayat (2) UU Praktik Kedokteran , Mahkamah terlebih dahulu
akan meninjaunya dari 2 (dua) sudut pandang:
1. Perlindungan dan kepastian hukum (rechtsbescherming dan rechtszekerheid);
➢Pembatasan tiga tempat praktik tersebut memberikan jaminan perlindungan dan kepastian hukum bagi
kesehatan fisik dan mental dokter dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memberikan jasa pelayanan
kesehatan secara prima kepada pasien;
➢Pembatasan tiga tempat praktik ini memberikan kepastian hukum (rechtszekerheid) dan perlindungan hukum
(rechtsbescherming) baik kepada dokter sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan (health provider) maupun
kepada pasien penerima jasa pelayanan kesehatan (health receiver).
2. Pemerataan pemberian jasa pelayanan kesehatan.
➢Menimbang bahwa pembatasan tiga tempat praktik akan memberikan kesempatan kerja (praktik) bagi dokter-
dokter muda di seluruh Indonesia sehingga pemerataan pemberian lapangan kerja sekaligus pemerataan
pelayanan jasa kesehatan kepada masayarakat dapat diberikan secara simultan
PERMENKES NO. 2052 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN
PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

WAJIB MEMILIKI SIP

DOKTER/DOKTER GIGI PASIEN


4. Surat Tugas
3. Ketentuan SIP pada
kondisi tertentu

2. Penerbitan SIP
1. Jenis dan masa
berlaku SIP

JENIS DAN MASA KETENTUAN SIP PADA KONDISI


BERLAKU SIP PENERBITAN SIP TERTENTU SURAT TUGAS
1. SIP dokter/dokter gigi/dokter • Diterbitkan oleh Dinkes (PP • SIP staf pendidik di RS Pendidikan lainnya Untuk kepentingan pemenuhan
spesialis/dokter gigi spesialis 5 5/2021: DPMPTSP) yang menjadi jejaring kebutuhan pelayanan kedokteran
thn • SIP paling banyak utk 3 • SIP dalam rangka pemerataan pelayanan
2. SIP Internsip 1 thn tempat praktik pada kesehatan di RS yang bekerjasama (sister
3. PPDS/PPDGS 5 thn fasyankes yang berada hospital)
• SIP dalam ranga memberikan pelayanan
4. SIP dokter dengan kewenangan dalam kab/kota yang sama
kedokteran atau memberikan konsultasi
tambahan 5 thn atau berbeda di provinsi yang
keahlian yang bersifat insidental
sama atau provinsi lain (bencana/bansos/tugas kenegaraan/dll)
JENIS SIP Dokter
Di indonesia
SURAT IZIN PRAKTIK
(PERMENKES NO 2052 TH 2011)

01
SIP bagi Dokter dan Dokter Gigi dapat berupa SIP
SIP DOKTER/DOKTER GIGI
dokter, SIP dokter gigi, SIP dokter spesialis, dan SIP
dokter gigi spesialis.

02
SIP INTERNSIP SIP bagi dokter peserta program internsip berupa SIP
Internsip dengan kewenangan yang sama dengan
dokter

03
SIP bagi peserta PPDS/PPDGS berupa SIP dokter atau
SIP PPDS/PPDGS
SIP dokter gigi dengan kewenangan sesuai
kompetensi yang ditetapkan oleh Ketua Program
Studi (KPS)

SIP DOKTER DENGAN 04


KEWENANGAN TAMBAHAN SIP bagi peserta program dokter dg kewenangan
tambahan yg memperoleh penugasan khusus di fasyankes
tertentu berupa SIP dokter dengan kewenangan
sebagaimana tercantum dalam surat keterangan
kompetensi yg dikeluarkan oleh Kolegium.
www.free-powerpoint-templates-design.com
SIP DALAM RANGKA PROGRAM
PEMERATAAN PELAYANAN
• SIP Dokter/Dokter Gigi pada suatu fasyankes
pemerintah berlaku juga bagi fasyankes
pemerintah dalam wilayah binaannya yg
tidak memiliki dokter/dokter gigi. SIP DALAM RANGKA
• SIP bagi Dokter/Dokter Gigi spesialisasi pada PELAYANAN BERSIFAT
suatu fasyankes berlaku juga bagi
fasyankes pemerintah di daerah lain yg
INSIDENTAL
belum memiliki pelayanan spesialisasi yg Dalam hal:
sama a. pemenuhan pelayanan
kedokteran yang bersifat khusus,
yang tidak terus menerus atau
tidak berjadwal tetap;
b. melakukan bakti
SIP DOKTER SEBAGAI STAF sosial/kemanusiaan;
PENDIDIK c. tugas kenegaraan;
d. penanganan bencana atau
SIP pada RS pendidikan, berlaku pertolongan darurat lainnya;
juga untuk proses pendidikan e. memberikan pertolongan
kedokteran dan kedokteran gigi di pelayanan kedokteran kepada
RS pendidikan lainnya dan RS atau keluarga, tetangga, teman,
fasyankes lainnya yang dijadikan pelayanan kunjungan rumah dan
sebagai jejaring pendidikannya pertolongan masyarakat tidak
mampu yang sifatnya insidentil;
tidak memerlukan SIP di tempat
tersebut
SURAT TUGAS
(PERMENKES NO 2052 TH 2011)

Diberikan untuk pemenuhan kebutuhan


pelayanan kesehatan

SURAT TUGAS
Diberikan oleh Kadinkes Provinsi a.n. Menteri
kepada dokter spesialis /dokter gigi spesialis yg
telah memiliki SIP untuk bekerja di fasyankes
bukti tertulis yang tertentu tanpa memerlukan SIP di tempat tersebut
diberikan dinas kesehatan
provinsi kepada dokter
Berdasarkan permintaan Kadinkes kab/kota dg
atau dokter gigi dalam mempertimbangkan keseimbangan kebutuhan
rangka pelaksanaan pelayanan dengan kemampuan dokter
praktik kedokteran pada spesialis/dokter gigi spesialis
fasilitas pelayanan
kesehatan tertentu
Hanya dapat diberikan di daerah yang tidak ada
dokter spesialis untuk memberikan pelayanan
kesehatan spesialis yang sama

Jangka waktu 1 tahun dan dapat diperpanjang


sepanjang mendapat persetujuan dari Kadinkes
Provinsi setempat atas nama Menteri
SYARAT RS DAN DISIPLIN ASN DAN HUKUM KONTRAK
KEWENANANGAN DAN • UU 44 2009 RS PASAL 12
PERTIMBANGAN MENERBITKAN • PP 47 2021 PASAL 22, 23,24
SIP DOKTER • PP 94 2021 DISIPLIN PNS PASAL 4 DAN 5
• UU 29 2004 PRADOK • UU 13 TAHUN 2023 NAKER
• UU 11 2020 CIPTA KERJA
PASAL 37 AYAT 2
• PP 35 2021 PERJANJIAN KERJA TERTENTU PASAL 2, 4-10
• PERMENKES 2052 2011 • KUH-PERDATA PASAL 1313, 1320, 1338
PASAL 2 AYAT 2 DAN 3
KEWENANGAN IDI/PGDI
• UU PRADOK PASAL 38
• PMK 2052 PASAL 8
UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran BERDASARKAN
• Surat izin praktik dokter atau dokter gigi hanya KETENTUAN
diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat PERATURAN
PERUNDANG-
01 UNDANGAN

APAKAH
Permenkes No. 2052 Tahun 2011 tentang MEMUNGKINKAN
Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik SURAT IZIN
Kedokteran PRAKTIK UNTUK 1
• SIP paling banyak utk 3 tempat praktik pada (SATU) TEMPAT
fasyankes yang berada dalam kab/kota yang PRAKTIK
sama atau berbeda di provinsi yang sama atau
provinsi lain
ALASAN FILOSOFI
PELAYANAN KESEHATAN
Kekurangan kuantitas dan kualitas
01 SDM Kesehatan secara nasional

TANTANGAN
UTAMA
PENGELOLAAN
02 Distribusi SDM Kesehatan tidak
merata
SDM KESEHATAN

03 Kurangnya pelatihan berbasis


kompetensi
TANTANGAN UTAMA DALAM PENGELOLAAN
SDM KESEHATAN DI INDONESIA

KEKURANGAN DISTRIBUSI SDMK TIDAK


JUMLAH NAKES MERATA
SECARA NASIONAL
▪ Kurangnya dokter di~70%
▪ 586 (5,7%) puskesmas tidak ada puskesmas Indonesia bagian
dokter timur, sementara di beberapa
▪ 5.793 (56%) puskesmas belum daerah over supply
memiliki lengkap 9 Jenis Tenaga ▪ Rendahnya retensi nakes di
Kesehatan daerah, insentif “kurang
▪ 414 (59,7) RSUD belum terpenuhi menarik” dan pola karir tidak
dengan 7 dokter spesialis jelas
▪ Ratio dokter 0,67 / 1000 penduduk,
▪ Pemerintah (pusat) memiliki
Dokter spesialis 0,15/1000 penduduk
keterbatasan kewenangan
(lebih rendah dari rata2 ASEAN: 0,9
untuk melakukan redistribusi
dan 0,3 / 1000 penduduk)
nakes di Faskes milik
Pemerintah Daerah
(UU23/2014)
KURANGNYA PELATIHAN
BERBASIS KOMPETENSI
▪ Rendahnya penilaian dan pelatihan berbasis
kompetensi
▪ Kurangnya akses terhadap pelatihan terakreditasi
TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan ibu, Memperkuat sistem


Hasil sistem anak, keluarga berencana Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan & pengendalian
dan kesehatan reproduksi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) obat dan makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan Memperkuat


Kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan dan kualitas ketahanan sektor ketahanan
program Mis., kampanye promosi dan Mis., Vaksinasi dan Mis., pemeriksaan kesehatan, kapabilitas layanan sekunder & farmasi & alat tanggap darurat
utama program edukasi Imunisasi, penyediaan tablet penambah zat besi layanan primer tersier kesehatan Mis., kesiapan tanggap
makanan sehat di sekolah untuk mengurangi anemia,
bencana kota, kesiapan
pengelolaan penyakit kronis Mis., Kedekatan fasilitas Mis., Kedekatan fasilitas Mis., Ketersediaan, akses,
rantai pasokan E2E, rencana
layanan primer dan berbasis layanan, kapasitas tempat kualitas, dan keterjangkauan
SDM, menjaga kualitas
masyarakat, kualitas layanan, tidur, kualitas farmasi dan peralatan medis,
layanan selama krisis
jalur ke layanan sekunder layanan/akreditasi rumah meningkatkan kapabilitas
sakit R&D
1,86 T

Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Enabler
Menjamin transparansi dan efektivitas Mempercepat ketersediaan, kualitas dan Mempercepat adopsi teknologi dan solusi
mendasar pendanaan untuk sistem, dan akses yang adil distribusi SDM bidang kesehatan lintas kesehatan digital, meningkatkan
bagi setiap segmen populasi sistem kesehatan pengambilan keputusan berdasarkan data
TRANSFORMASI SDM KESEHATAN

PEMENUHAN DAN PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBINAAN JABATAN


PEMERATAAN SDM DAN PELATIHAN SDM FUNGSIONAL KESEHATAN
KESEHATAN KESEHATAN DAN KARIR SDM
KESEHATAN

1. Pemenuhan 9 nakes di 1. Pendidikan dan Pelatihan 1. Penguatan


Puskesmas melalui tenaga Kesehatan pengelolaan jabatan
penugasan khusus 2. Akselerasi produksi dokter fungsional (baru)

2021
2. Pemenuhan dokter di dan dokter spesialis ( baru) 2. Peningkatan

03
02
01

Puskesmas 3. Standardisasi pendidikan dan kesejahteraan tenaga


3. Penyediaan formasi ASN kompetensi tenaga Kesehatan melalui
(CPNS dan P3K) di kesehatan sistem kompensasi
Puskesmas dan RS 4. Mobilisasi institusi pelatihan (baru)
4. Pemenuhan dokter (Daerah, RS, OP, Swasta) 3. Pembinaan karir
spesialis di RSUD dalam rangka pelatihan tenaga Kesehatan di
5. Pendayagunaan Tenaga bidang kesehatan (baru) fasyankes swasta
Kesehatan WNI Lulusan 5. Beasiswa calon dokter dan pemberi layanan JKN
Luar Negeri (baru) dokter spesialis (baru)
6. Beasiswa calon tenaga
kesehatan (baru)
7. Beasiswa bagi SDM
Kesehatan
RASIO DAN
DISTRIBUSI Kajian Akar
Masalah Produksi,

DOKTER Distribusi dan


Kebutuhan
RASIO DAN DIST RIBUSI DOKTER

Mayoritas dokter bekerja di wilayah


Khusus utk dokter (PBB)
Perkotaan sehingga di derah pedesaan
KEBUTUHAN Khusus untuk dokter, angka 100 per
dan terpencil kekurangan dokter
100.000 penduduk disebut sebagai
Setiap 100 ribu penduduk di Indonesia saat ini nilai ideal untuk mencapai tujuan
rata-rata punya 50 dokter. Rasio ini lebih tinggi pembangunan
dibanding tahun-tahun sebelumnya. berkelanjutan (SDGs)

PROBLEM KURANG JUMLAH DAN


Rekomendasi PBB KETIMPANGAN DISTRIBUSI
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa ini
merekomendasikan tiap negara memiliki
Masalahnya bukan hanya kekurangan
setidaknya 228 tenaga kesehatan (dokter, jumlah dokter secara keseluruhan, tapi
perawat, dan bidan) untuk 100.000 yang lebih mencemaskan adalah
penduduk PRODUKS I DISTRIBUSI ketimpangan distribusi dokter antara
kota besar dan kota kecil, Jawa dan luar
Jawa, perkotaan dan pedesaan.
ASPEK PEMERATAAN TENAGA KESEHATAN
DI INDONESIA

PEMERATAAN
TENAGA KESEHATAN

1. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan 1. Budaya beragam di setiap daerah
2. Undang- Undang No. 36 Tahun 2014 tentang 2. Kualitas tenaga kesehatan bervariasi
Tenaga Kesehatan di setiap daerah

FILOSOFIS
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3. Tingkat ekonomi masyarakat yang
67 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Tenaga beragam antara satu daerah dengan
Kesehatan daerah lain.
4. Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2019 tentang 4. Komitmen Pemerintah Daerah
Pendayagunaan Dokter Spesialis 5. Fasilitas yang berbeda khususnya
5. Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang antara daerah perkotaan dan
Praktik Kedokteran pedesaan.
6. Peraturan Bersama Menteri Nomor 61, Nomor 68,
Nomor 08/SKB/MENPAN-RB/10/2014 tentang
Perencanaan dan Pemerataan Tenaga Kesehatan di 1. Landasan idiil: Pancasila
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Milik Pemerintah 2. Landasan Konstitusional:
Daerah UUD 1945
Rasio
RASIO Tenaga
TENAGAKesehatan
KESEHATAN Per
PER100 Ribu PENDUDUK
100 RIBU Penduduk

Dr Spesialis Dokter
Target 2019 : 11,0 Target 2019 : 45,0
Realisasi : 15,0 Realisasi : 53,6

Dokter Gigi
Target 2019 : 13,0
Realisasi : 12,1

Maldistribusi antar
Propinsi

SI-SDMK, 7 April 2021


KONDISI PUSKESMAS TANPA DOKTER
JumlahPuskesmas Tanpa
PROVINSI Jumlah Puskesmas Puskesmas Tanpa Dokter
Dokter
Aceh 359 4 1,1%
Sumatera Utara 613 24 3,9%
Sumatera Barat 278 4 1,4%
Riau 236 1 0,4%
Jambi 206 1 0,5%
Sumatera Selatan 343 15 4,4%
Bengkulu 179 5 2,8%
Lampung 314 3 1,0%
Kep Bangka Belitung 64 2 3,1%
Kep Riau 91 2 2,2%
DKI Jakarta 333 -
Jawa Barat 1094 5 0,5%
Jawa Tengah 879 -
DI Yogyakarta 121 -
Jawa Timur 968 7 0,7%
Banten 244 3 1,2%
Bali 120 -
Nusa Tenggara Barat 174 1 0,6%
Nusa Tenggara Timur 417 75 18,0%
Kalimantan Barat 246 5 2,0%
Kalimantan Tengah 204 12 5,9%
Kalimantan Selatan 236 10 4,2%
Kalimantan Timur 187 2 1,1%
Kalimantan Utara 58 2 3,4%
Sulawesi Utara 198 8 4,0%
Sulawesi Tengah 207 18 8,7%
Sulawesi Selatan 467 17 3,6%
Sulawesi Tenggara 292 56 19,2%
Gorontalo 93 5 5,4%
Sulawesi Barat 97 8 8,2%
Maluku 226 44 19,5%
Maluku Utara 146 19 13,0%
Papua Barat 166 35 21,1%
Papua 423 193 45,6% SI-SDMK, 7 April 2021
TOTAL 10279 586 5,7%
Jumlah dan Persentase Puskesmas
Tanpa Dokter
250 50,0%

45,0%

200 40,0%
• Jumlah Puskesmas Tanpa Dokter sebanyak
35,0%

150 Puskesmas di 30 Provinsi 30,0%

• Puskesmas tanpa dokter tertinggi berada di 25,0%

100
Provinsi Papua, NTT, Sultra, dan Maluku 20,0%

15,0%

50 10,0%

5,0%

0 0,0%

% Pkm Tanpa Dokter Jml PKM Tanpa Dokter

SI-SDMK, 7 April 2021


Provinsi Memenuhi Belum memenuhi Total

RSUD dengan 7 Jenis dokter Spesialis


Aceh 8 18 26
Sumatera Utara 13 23 36
Sumatera Barat 5 16 21
Riau 6 12 18
Jambi 4 11 15
Sumatera Selatan 4 21 25
Bengkulu 4 8 12
Lampung 7 9 16

RSUD di Indonesia belum terpenuhi 7 Jenis


Kep Bangka Belitung 5 4 9
Kep Riau 5 7 12
DKI Jakarta
Jawa Barat
4
29
25
24
29
53
Dokter Spesialis
Jawa Tengah 30 29 59
DI Yogyakarta 6 2 8
Jawa Timur 41 26 67
Banten 7 5 12
Bali 10 3 13
Nusa Tenggara Barat 8 7 15
Nusa Tenggara Timur 5 18 23
Kalimantan Barat 5 11 16
Kalimantan Tengah 7 9 16
Kalimantan Selatan 9 7 16
Kalimantan Timur 11 5 16
Kalimantan Utara 3 2 5
Sulawesi Utara 3 14 17
Sulawesi Tengah 6 12 18
Sulawesi Selatan 18 16 34

Kali mantan Selatan

DKI Jakarta
DI Yogyakarta
Kali mantan Timur

Maluku Utara

Maluku
Sulawesi Barat
Aceh

Gorontalo
Jawa Ti mur

Kep Riau
Kali mantan Utara

Sumatera Utara

Nusa Tenggara Timur


Sulawesi Utara
Sumatera Selatan
Kali mantan Barat
Banten

Riau
Lampung

Bengkulu
Sulawesi Tengah
Jawa Tengah
Jawa Barat

Sumatera Barat
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Selatan

Papua
Bali

Jambi

Sulawesi Tenggara
Kali mantan Tengah
Kep Bangka Belitung

Papua Barat
Sulawesi Tenggara 4 13 17
Gorontalo 2 7 9
Sulawesi Barat 2 5 7
Maluku 1 12 13
Maluku Utara 1 9 10
Papua Barat 1 10 11
Papua 5 14 19 Memenuhi Belum Memenuhi
TOTAL 279 414 693

*SpAnak, SpOG, SpPD, SpB, SpAn, SpRad, SpPK


SI-SDMK, 7 April 2021
RUANG REGULASI
UU NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
PASAL 12 UU RS
Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap
yang meliputi tenaga medis dan
penunjang medis, tenaga keperawatan,
tenaga kefarmasian, tenaga manajemen
Rumah Sakit, dan tenaga nonkesehatan

Rumah Sakit harus


memiliki data
ketenagaan yang
01 PENJELASAN PASAL 12
melakukan praktik Yang dimaksud dengan
atau pekerjaan 04 tenaga tetap adalah
dalam tenaga yang bekerja
penyelenggaraan
Rumah Sakit 02 secara purna waktu

03

Jumlah dan jenis sumber daya


manusia harus sesuai dengan jenis
dan klasifikasi Rumah Sakit
Pemilik Rumah sakit dan kepala/direktur RS bertanggung jawab
01 dalam pemenuhan SDM dengan jumlah dan kualifikasi sesuai hasil
ABK, kebutuhan, dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit
PP NO. 47 TAHUN
2021 TENTANG 02 SDM RS merupakan tenaga tetap yang bekerja secara purna
waktu
PENYELENGGARAAN Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga tidak tetap dan/atau
03
BIDANG
tenaga lainnya berdasarkan kebutuhan dan kemampuan Rumah
Sakit

PERUMAHSAKITAN 04
SDM RS diangkat dan ditetapkan oleh kepala atau direktur Rumah
Sakit
Pasal 22 ayat 2
Meliputi tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga
05 kefarmasian, tenaga kesehatan lain, tenaga manajeman rumah sakit,
dan tenaga non kesehatan
Pasal 77 UU Ketenagakerjaan
• Ketentuan waktu kerja meliputi:
7 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau
8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
SEKTOR KESEHATAN ??
• Ketentuan waktu kerja tersebut tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan
tertentu
MONOLOYALITAS PRAKTIK KEDOKTERAN….?
PERJANJIAN/
PERIKATAN/PERJANJIAN KERJA KONTRAK KERJA
FASYANKES DENGAN TENAGA MEDIS (TENAGA TETAP)
FASILITAS TENAGA MEDIS
PELAYANAN ❑ Memuat nama tenaga
KESEHATAN medis, masa berlaku kontrak
KUH PERDATA “ASAS PERJANJIAN” kerja, hubungan kerja
1. Kebebasan Berkontrak (Freedom Of termasuk lingkup
Contract) kewenangan dan jam
2. Konsensualisme (Concensualism) kerja/praktik
3. Kepastian Hukum (Pacta Sunt Servanda)
4. Itikad Baik (Good Faith) ❑ Jam kerja ditetapkan oleh
5. Personalitas (Personality) pimpinan rumah sakit
❑ SIP kedua dan ketiga
diberikan setelah
mendapatkan izin dari
01 02 03 kepala/direktur rumah sakit

meningkatkan mutu dan kinerja Tidak berlaku Berimplikasi pada hak


pelayanan perlu dukungan kuat ketentuan jam kerja pasien, tenaga medis dan
komitmen dari para dokter seperti hubungan fasyankes sehingga perlu HUKUM KONTAK
khususnya spesialis dan kerja “industrial” diatur ketentuan jam kerja
subspesialis dalam UU sebagai acuan pokok
Ketenagakerjaan dalam perjanjian kerja
BAHAN
DOUBLE BURDEN
DISKUSI PRAKTIK KEDOKTERAN
KELEMAHAN
▪ Maldistribusi khususnya bagi daerah DTPK
▪ Jumlah dokter/dokter gigi masih kurang
▪ Isu mereduksi hak dokter/dokter gigi untuk
mendapatkan pekerjaan
▪ Rekomendasi OP sbg persyaratan SIP dpt
menyebabkan keterlambatan penerbitan
01 ▪
SIP
Perlu dilakukan perubahan regulasi mulai
dari UU sampai dengan Permenkes

KELEBIHAN
▪ Pelayanan kesehatan terbaik dan paripurna oleh
fasyankes
02
▪ Dokter/dokter gigi dapat bekerja secara optimal
▪ Jaminan kepada pasien terhadap keberadaan
dokter/dokter gigi di tempat praktik khususnya pada
fasyankes pemerintah
▪ Meningkatkan brand image fasyankes Indonesia pada
era globalisasi
▪ Pengembangan telemedicine
Manfaat – Mudharat
3 (tiga) S.I.P

1 (SATU) TEMPAT 3 (TIGA) TEMPAT

✓ Jam Kerja 24 Jam ✓ Jam kerja 24 Jam


✓ STATUS TETAP ✓ Status 1 TETAP + 2 Tidak Tetap
✓ Hanya 1 sumber Penghasilan ✓ Ada 3 sumber Penghasilan
✓ Penghasilan cukup ✓ Penghasilan diharapkan lebih
✓ Bayaran lebih baik (tetap & ✓ Bayaran tergantung kesepakatan
tunjangan) ✓ 1 RS utk Pengabdian, 2 lagi utk
✓ 1 RS utk Pengabdian dan Pendapatan
Pendapatan ✓ Waktu Istirahat Sedikit
✓ Waktu Istirahat Lebih Banyak ✓ Tidak Jenuh.
✓ Jenuh ✓ Lelah karena hrs Pindah
✓ Kelelahan berkurang ✓ Sedikit Waktu isi RM
✓ Banyak waktu isi RM ✓ Terlambat karena Macet
✓ On time ✓ Bila di PHK masih ada 2 RS lain
✓ Bila di PHK → Mencari RS lain ✓ Waktu banyak di Perjalanan
lagi / Pengangguran ✓ Lebih Fleksibel
✓ Waktu banyak di RS ✓ Pekerjaan / Kasus Lebih Variatif
✓ Lebih Rigid ✓ …..
✓ Pekerjaan Kasus tdk variatif Surat Izin Praktik ✓ …..
✓ …. ✓ …..
✓ ….
✓ ….
PEMBATASAN SATU TEMPAT PRAKTEK
1. Pembatasan tempat praktek kedokteran tersebut berpotensi kepada persoalan alokasi distribusi
lahan rejeki semata. Kalau ini yang terjadi maka profesi ini terjebak ke dalam ”komersialisasi
profesi”. Dokter akan memilih tempat-tempat praktik atau rumah sakit yang sudah ”established”
dalam arti sarana dan prasarana, dan ujung-ujungnya sesuai dengan logika ekonomi ”good serving,
good payment”
2. Pembatasan tempat praktik akan menimbulkan dilema profesi yakni ”serving patient (client) or
obey the law”. Sementara itu ekses yang dapat ditimbulkan adalah terbatasnya akses untuk
memperoleh dan memilih layanan kesehatan yang diberikan oleh dokter maupun oleh rumah sakit
yang sesuai dengan keyakinan, kemampuan dan kehendaknya yang otonom.
3. Secara empirik justru menghalangi dan mereduksi hak-hak masyarakat untuk memilih dan
memperoleh seluas-luasnya pelayanan kesehatan yang memadai dan berkualitas bagi dirinya . Dan
ini dapat dikategorikan kontradiktif dengan kepentingan rakyat dan tidak sesuai dengan konstitusi
yaitu negara secara proaktif dan imperatif ikut mengusahakan keadilan dan kesejahteraan sosial
bagi seluruh rakyat, termasuk dalam hal ini adalah tersedianya dan kemudahan akses layanan
kesehatan sebagaimana diabadikan di dalam Pasal 34 Ayat (3) UUD 1945.
KEDUDUKAN PASIEN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
HAK PASIEN
KEBUTUHAN MANUSIA
1. memperoleh layanan yang
SEBAGAI PASIEN: manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi
BIOLOGIS MEDIS 2. memperoleh layanan kesehatan
yang bermutu sesuai dengan
PSIKOLOGIS standar profesi dan standar
prosedur operasional
SOSIAL 3. memperoleh layanan yang efektif
dan efisien sehingga pasien
SPIRITUAL terhindar dari kerugian fisik dan
materi

“BILA PASIEN ADALAH SAYA”


PASIEN SEBAGAI SUBYEK PELAYANAN
1. Pasien tidak hanya membutuhkan asuhan pada faktor 3. Pelayanan yang berfokus pada pasien atau PCC
biologis atau medik saja, namun juga berbagai sisi lain (Patient Centered Care) untuk membina hubungan
kehidupannya. timbal balik antara penyedia pelayanan dan pasien
2. Saat pasien memasuki fasyankes hendaknya kebutuhan sehingga akan mengurangi konflik yang selama ini
pasien bisa terdeteksi dan rumah sakit dapat memberikan timbul sebagai akibat sedikitnya komunikasi dan
pengasuhan sekaligus pendampingan pada pasien, agar informasi
semua kebutuhan pasien dapat dipenuhi.
Tantangan & Hambatan
Pasal 3 huruf a Pasal 3 huruf e
PNS wajib setia dan taat Melaksanakan tugas kedinasan
sepenuhnya pada Pancasila, dengan penuh pengabdian,
UUD 1945, NKRI, dan Pemerintah kejujuran, kesadaran, dan
tanggungjawab

Pasal 3 huruf c PP 94/2021 Pasal 3 huruf f


Disiplin PNS
Melaksanakan kebijakan yang Menunjukkan integritas dan
ditetapkan oleh Pejabat keteladanan dalam sikap,
Pemerintah yang berwenang perilaku, ucapan, dan Tindakan
kepada setiap orang, baik di
dalam maupun diluar kedinasan

Pasal 3 huruf d Pasal 3 huruf h


Menaati ketentuan peraturan Bersedia ditempatkan di seluruh
perundang – undangan wilayah NKRI
Tantangan & Hambatan
Pasal 4 huruf c
PNS wajib mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan Pribadi, seseorang dan/atau golongan

Pasal 4 huruf f
PNS Wajib Masuk dan Menaati ketentuan jam kerja

PP 94/2021
Disiplin PNS
Pasal 5 huruf c
PNS dilarang menjadi pegawai atau bekerja untuk
negara lain

Pasal 5 huruf d
PNS dilarang bekerja pada Lembaga atau organisasi internasional
tanpa izin atau tanpa ditugaskan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian
RUU PRADOK
Izin Praktik Dokter
UU 29/2004
PMK 512/2007 PMK 2052/2011

UU No 29 Tahun 2004
Pasal 36 ayat (2)
“Surat Izin Praktik Dokter atau
Dokter Gigi hanya diberikan untuk
paling banyak 3 (tiga) tempat “
Take Massage
◦ Surat izin praktik adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter dan
dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi
persyaratan.
◦ Regulasi saat ini berdasarkan UU 29/2004 Pradok dan PMK 2052/2011 : 3 SIP
◦ Ada celah dari aturan yang ada untuk penerapan SIP Monoloyalias dokter pada
Fasyakes:
◦ Kewenangan penertiban SIP oleh pejabat yang berwewenang
◦ Aturan lain yang mengikat ASN
◦ Perjanjian Kontrak Kerja
◦ Kewenangan OP yang mengeluarkan rekomendasi
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIAN NYA

Anda mungkin juga menyukai