Anda di halaman 1dari 18

PANCASILA SEBAGAI PENGGERAK PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Kelompok 10 :

1. Hikma Ibra Azzawi


2. Bagus Setyo Utomo(22415874)

Nama Mata Kuliah : Pancasila

Nama Dosen Pengampu : Dr. Bambang Widiyahseno, M.Si

Nama Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi

Universitas dan Tahun :

Universitas Muhammadiyah

2022/2023
Daftar Isi

Daftar Isi.............................................................................................................................................ii
ABSTRAK..........................................................................................................................................3
A. PENDAHULUAN...................................................................................................................3
B. LITERATURE REVIEW........................................................................................................3
C. METODE.................................................................................................................................5
D. PEMBAHASAN......................................................................................................................5
E. KESIMPULAN......................................................................................................................17
Daftar Pustaka..................................................................................................................................18

ABSTRAK
Pancasil Sebagai Penggerak Perjuangan Bangsa Indonesia

Nilai-nilai Pancasila menjadi kekuatan pengikat dan pendorong kemerdekaan dan perjuangan, yang
membuktikan bahwa Pancasila sesuai dengan cita-cita atau kepribadian bangsa Indonesia, dan bahwa
Pancasila memiliki nilai material yang memberdayakan bangsa Indonesia untuk berjuang. Penelitian ini
bertujuan untuk.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa dengan menerapkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Misalnya: gotong royong, toleransi, kerukunan, negosiasi, dll.

A. PENDAHULUAN

Bangsa Indonesia didirikan oleh para pendahulunya atas dasar rasa persatuan dan kesatuan yang
tinggi untuk mencapai tujuan bersama bangsa, yaitu menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Rasa solidaritas ini tidak didasarkan pada asal usul, ras, agama, geografi, tetapi pada rasa senasib
dan tanggung jawab bersama sebagai bangsa yang telah lama dijajah. Dalam konteks inilah
semangat nasionalisme yang menghargai perbedaan, kemajemukan, dan kebhinekaan harus
diposisikan, dipertahankan, dan ditanamkan pada seluruh komponen negara, termasuk seluruh
warga negara Indonesia, termasuk generasi sekarang bahkan generasi mendatang, agar dapat
mengenal pada hakikat bangsa Indonesia. bangsa yang besar ini.

B. LITERATURE REVIEW

Widiyaningrum, Widdy Yuspita . 2019 . MENUMBUHKAN NILAI KESADARAN


PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA: KAJIAN TEORITIS.

Yuni Lestari, EtaJanah, Miftahul Karima Wardanai, Putri . 2019 . Menumbuhkan Kesadaran
Nasionalisme Generasi Muda Di Era Globalisasi Melalui Penerapan Nilai-Nilai Pancasila.

Satria, Bima Helpin . 2022 . PERANAN PANCASILA TERHADAP NILAI-NILAI YANG


TERKANDUNG DI DALAMNYA UNTUK MEMPERSIAPKAN GENERASI MUDA DI
DUNIA KERJA.

Kusnadi, Edi . 2020 . PROSIDING NASIONAL BER-ISBN.

Risdiany, Hani Dinie, Dan Dewi, Anggraeni Artikel, Info . 2021 . Penguatan Karakter Bangsa
Sebagai Implementasi Nilai-Nilai Pancasila.

Asyahidah, Nur Laeli Dewi, Dinie Anggaraeni. 2022 . Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam
Menumbuhkan Kesadaran Nasionalisme pada Generasi Muda di Era Globalisasi.
Asrori, Mohamad Abdul Roziq . 2016 . PERAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI
REVOLUSI MENTAL UNTUK MEMBANGUN GENERASI BANGSA.

Suyatno, Suyatno . 2021 . UNSUR NILAI NASIONALISME INDONESIA SEBAGAI JIWA


PEMERSATU BANGSA.

Septianingsih, Ika. 2020. PERANAN PANCASILA DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN


NASIONALISME GENERASI MUDA DI ERA GLOBAL 4.0

Puspitasari, Sismonika Abstrak, Kata KunciNegara, Bela . 2021 . Pentingnya Realisasi Bela
Negara Terhadap Generasi Muda Sebagai Bentuk Cinta Tanah Air.

Ferry, Asep Angkrek, Jalan . 2020 . Situ No. 19 Sumedang 45323.

AMBARITA, BINER . 2017 . PROFESIONALISME, ESENSI KEPEMIMPINAN, DAN


MANAJEMEN ORGANISASI.

Marzuki, Marzuki Ginting, Jauhari Pasaribu, M. Alif Hudawi. 2022 . Penerapan Nilai-nilai
Pancasila Dalam Kehidupan Masyarakat.

Jalil Salam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Abdul . 2014 . Jejak
Integrasi Indonesia Dari Kilometer Nol: Melacak Akar Budaya Nasional Bangsa.

Haryanti, Amelia . 2021 . PERANAN PANCASILA DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN


NASIONALISME GENERASI MUDA DI MASA PANDEMI COVID-19.

Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Program Negeri Surabaya, Universitas Rochim,
Safran Nur Rahman, Hamdan Hariyono, Widodo Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program
Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Fakultas Studi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja PS-K, Pusat Yogyakarta, Uad . 2014 . Pendidikan Sains dalam Menyongsong
Pelaksanaan KurikulumInovasi.

Khamid, Nur . 2016 . Bahaya Radikalisme terhadap NKRI

Mulyana, Agus . 2013 . NASIONALISME DAN MILITERISME: IDEOLOGISASI


HISTORIOGRAFI BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH SMA.

Nurjaman, Fadli Taufiq, Rahmat Akbar, Mustahik. 2021 . PELAKSANAAN SIKAP


NASIONALISME & PATRIOTISME GENERASI MUDA KAMPUNG PANYAWEUYAN DI
MASA PANDEMI.

Franky Rengkung, Johny P. Lengkong . 2020 . PENTINGNYA REVITALISASI PEMAHAMAN


NILAI-NILAI PANCASILA UNTUK MENCEGAH MEKARNYA RADIKALISME PADA
GENERASI MUDA
C. METODE

Metodologi atau metode yang digunakan dalam artikel penelitian berjudul “Pancasila Sebagai
Penggerak Perjuangan Bangsa Indonesia” adalah metode penelitian kualitatif berdasarkan hasil
penelitian kepustakaan, yaitu dari jurnal, buku, makalah, berita, dan topik bahasan lain yang
dibahas. dengan artikel ini orang terkait.

D. PEMBAHASAN

Istilah nasionalisme yang telah berasimilasi ke dalam bahasa Indonesia memiliki dua arti:
memahami (mengajarkan) cinta bangsa dan negara, dan menyadari bahwa mungkin atau
sebenarnya untuk mencapai, mempertahankan, melestarikan identitas, integritas, kemakmuran, dan
kekuatan. bersama, bangsa itu. (Yatim, 1994) Dengan demikian, nasionalisme berarti menyatakan
keunggulan suatu kelompok berdasarkan kesamaan bahasa, budaya, dan daerah. Kata nasionalis
dan bangsa berasal dari bahasa Latin dan berarti "lahir di," dan terkadang tumpang tindih dengan
kata Yunani ras. (Rif, 1995)

Nasionalisme adalah perasaan bahwa setiap orang harus memiliki rasa cinta dan loyalitas yang
tinggi terhadap negara dan tidak memandang rendah negara lain. Patriotisme berarti sikap setiap
orang yang rela mengorbankan segalanya untuk negara yang dicintainya. Kedua prinsip ini erat
kaitannya dengan tujuan negara Indonesia untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
wilayah Indonesia. Juga terkait dengan sila ketiga Pancasila, yaitu persatuan Indonesia (Soeprapto:
2005).

Unsur utama persatuan adalah nasionalisme. Ben Anderson menunjukkan bahwa bangsa atau
bangsa adalah komunitas politik dan dibayangkan sebagai sesuatu dengan keterbatasan dan
kedaulatan yang melekat. Negara diimajinasikan, dan para anggotanya tidak pernah bertatap muka,
tetapi di dalam hati mereka merasa sebagai anggota negara, hidup dalam bayang-bayang persatuan
dalam hidup mereka (Anderson, 2002:8).

Pancasila berperan penting dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan
generasi muda. Apapun langkah tindakan yang diambil harus selalu berlandaskan pada nilai-nilai
Pancasila. Bancasila memiliki lima sila, dan sila saling menginspirasi dan memotivasi,
menghadirkan satu kesatuan utuh, yang memiliki makna yang sangat mendalam sebagai dasar
perilaku dan perilaku. Berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia untuk menggantikan
ideologi Pancasila tidak menggoyahkan keyakinan kita bahwa Pancasila cocok sebagai dasar
negara dan ideologi negara Indonesia yang sebenarnya.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila adalah sebagai berikut: 1

1. Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa Indo mengandung
nilai bahwa yang diberikan bangsa adalah perwujudan tujuan manusia, ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa. Oleh karena itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan
dan pengelolaan negara, bahkan etika bernegara, etika penyelenggara negara, politik
negara, pemerintahan negara, peraturan perundang-undangan negara, kebebasan sipil
dan hak asasi manusia, harus dijiwai oleh nilai-nilai. Yang Maha Esa. Kaelan dan
Zubaidi, 2007: 31-32)[2].nesia.

2. Kemanusiaan yang adil dan Beradab Nilai yang terkandung dalam sila kodrat manusia
adalah bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
pribadi yang beradab (Kaelan dan Zubaidi, 2007:32). Perintah kedua Pancasila
mengandung nilai-nilai sikap moral dan kesadaran perilaku manusia berdasarkan norma
dan budaya terhadap diri sendiri, sesama manusia dan lingkungan. Hak asasi warga
negara harus dijiwai dengan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa (Kaelan dan Zubaidi,
2007: 31-32).

3. Persatuan Indonesia Sifat manusia yang monodual, yaitu sebagai makhluk individu dan
sebagai makhluk sosial. Untuk itu, manusia memiliki perbedaan individu, suku, ras,
golongan, golongan, dan agama. Konsekuensi di negeri ini bermacam-macam tetapi
mereka memperbaiki diri dalam satu kesatuan di bawah semboyan 'Bhineka Tunggal
Ika'.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat merupakan pendukung utama negara. Negara
adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat sehingga rakyat adalah asal mula
kekuasaan negara. Prinsip keempat mengandung nilai-nilai demokrasi yang harus
diterapkan dalam kehidupan bernegara.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Konsekuensi dari nilai keadilan yang
harus diwujudkan adalah: 1) keadilan distributif (hubungan keadilan antara negara
dengan warga negaranya), (2) keadilan hukum (keadilan antara warga negara dengan
negara), dan (3) keadilan komutatif. (hubungan keadilan antara warga suatu negara
dengan negara lain). lain-lain) Loyalitas terhadap bangsa dan negara [5].
1
Amelia Haryanti, ‘PERANAN PANCASILA DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN NASIONALISME GENERASI MUDA DI
MASA PANDEMI COVID-19’, Generasi Pancasila, 1.1 (2021)
<http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/gnp/article/view/11254> [accessed 12 October 2022].
Tidak hanya sebagai dasar negara, tetapi fungsi utamanya adalah Pancasila sebagai jiwa dan
kepribadian bangsa Indonesia dan juga sebagai alat pemersatu bangsa. Kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai dasar atau dasar aturan negara
sehingga bersifat tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk MPR/DPR sebagai
hasil Pemilihan Umum. Penting untuk diingat, mengubah Pancasila berarti membubarkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus.

Akhir-akhir ini banyak sekali diskusi atau pertanyaan tentang wawasan kebangsaan generasi
muda. Banyak momentum yang telah dilakukan, mulai dari seminar, workshop hingga kongres
Pancasila yang hingga saat ini telah dilaksanakan sebanyak 4 kali (I –IV). Semua momentum
tersebut selalu melibatkan generasi muda sebagai subjek pengembangan nilai-nilai Pancasila yang
diharapkan mampu memberikan peran dan kontribusinya tidak hanya saat ini tetapi juga di masa
depan sebagai aktor dan aktor dalam pembangunan nasional.

1. Nasionalisme Indonesia sebagai Pemersatu Jiwa Bangsa inilah yang akan dibahas. Dan
pembahasan ini terdiri dari prinsip-prinsip nasionalisme dan esensi nasionalisme
Indonesia, yang kemudian dikaitkan dengan kondisi saat ini. Prinsip nasional

2. Bangsa adalah sekelompok orang yang ingin hidup bersama. Walaupun ada berbagai
agama, bahasa, asal usul keturunan, warna kulit, selama kelompok manusia memiliki
keinginan untuk hidup bersama, itu adalah sebuah bangsa.

3. Bangsa adalah sekelompok orang yang diwujudkan dalam satu persamaan, suatu
kesatuan watak atau watak, yang kesatuan watak atau wataknya tumbuh, lahir, terjadi
karena kesatuan pengalaman.

4. Bangsa adalah sekelompok orang yang hidup di wilayah geopolitik nyata sebagai satu
kesatuan. Dari ketiga asas tersebut dapat dikatakan bahwa bangsa adalah sekelompok
manusia yang ingin hidup bersama, yang memiliki kesamaan watak atau watak yang
tumbuh dari kesatuan pengalaman.
Nasionalisme bisa dimaksud selaku perilaku kebangsaan yang mendahulukan kepentingan
bangsa di atas kepentingan individu serta kalangan. Nasionalisme hendak jadi pangkal dalam diri
seorang buat menghasilkan rasa bela negeri pada tiap orang. Pemahaman bela negeri tiap- tiap
orang hendak sangat dibutuhkan selaku aksi penangkalan buat melindungi kesempurnaan negeri.
Perilaku nasionalis itu terwujud dalam wujud kesetiaan kepada negeri dalam wujud pengorbanan
diri buat negeri serta bangsa. Dengan kata lain, nasionalisme ialah pangkal dalam diri tiap orang
buat menghasilkan pemahaman bela negeri.

Sejarah perkembangan nasionalisme Indonesia dimulai pada pertengahan abad ke-20 di bawah
kekuasaan Belanda dan Jepang, suatu periode yang memerlukan analisis yang mendalam disertai
dengan pemahaman tentang proses sejarah. Jadi, meskipun akar terdalam nasionalisme Indonesia
kontemporer terutama dipupuk oleh kondisi abad ke-20, nasionalisme embrionik telah ada di inti
masyarakat Indonesia.

Pada masa pemerintahan Belanda terdapat faktor-faktor terpenting yang mendukung tumbuhnya
nasionalisme terpadu (integritas), yaitu:

a) Tingginya derajat homogenitas agama di Indonesia, lebih dari 90% penduduknya


beragama Islam. Agama Islam bukan cuma sesuatu jalinan biasa, ini betul- betul ialah
sesuatu simbol kelompok dalam( in group) buat melawan pengganggu asing serta
penindas sesuatu agama yang berbeda.
b) Pertumbuhan bahasa kesatuan Hindia Kuno, Bahasa Melayu Pasar yang penjadi bahasa
nasional.
c) Berkembangnya pesan berita yang memakai bahasa tiap hari. d. Radio yang memakai
bahasa tiap hari( Kahin: 1995).

Pancasila yang semenjak dulu diciptakan selaku bawah negeri serta telah semenjak nenek moyang
kita digunakan selaku pemikiran hidup telah sepatutnya dijadikan pedoman untuk bangsa
Indonesia dalam kehidupan bernegara, berbangsa serta bermasyarakat. Demikian pula untuk
generasi muda, Pancasila yang mulai kehabisan pamornya di golongan generasi muda diharapkan
hendak timbul kembali kejayaannya bila generasi muda mulai sadar serta menguasai guna
Pancasila dan melakukan dalam kehidupan tiap hari.

Akhir-akhir ini ditengarai bahwa dari segi semangat nasionalisme dan patriotisme masyarakat
Indonesia telah memudar. Beberapa indikasi antara lain adalah 2

2
Program Studi Pendidikan Sains and others, ‘Pendidikan Sains Dalam Menyongsong Pelaksanaan KurikulumInovasi’,
2014 <http://saktiancool.blogspot.com/> [accessed 12 October 2022].
1. Munculnya semangat kedaerahan/suku, agama, dan egoisme kelompok tertentu mengiringi
pelaksanaan otonomi daerah
2. mereduksi nilai dan makna Pancasila sebagai dasar bangsa dan sebagai alat untuk
mengintegrasikan bangsa dengan Binneka Tunggal Ika, sehingga Pancasila tidak lagi
menjadi perekat persatuan bangsa yang pluralistik
3. ketidak pedulian terhadap arti dan pentingnya bendera dan lagu kebangsaan
4. Kurangnya pemahaman tentang budaya dan seni baik di tingkat nasional maupun daerah.
5. konflik antarsuku atau antaragama yang mengakibatkan pertumpahan darah, tawuran
antardesa, antar pelajar atau antar mahasiswa
6. Siswa cenderung tidak menyukai lagu kebangsaan, tetapi lebih menyukai jenis lagu dan
musik yang hanya mengandung kebahagiaan, nilai pergaulan bebas, dan tidak memiliki
nilai spiritual yang positif.

Semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda mulai menurun. Hal ini
terlihat dari banyaknya anak muda yang menganggap budaya barat lebih modern dari budayanya
sendiri. Apalagi di kalangan generasi muda, banyak yang mengikuti budaya Barat ketimbang
budaya sendiri. Hal ini terlihat dari cara seseorang berperilaku, berpakaian, berbicara, hingga cara
hidup yang cenderung meniru budaya lain daripada meniru budaya sendiri. Hal ini terjadi hampir
di setiap pelosok, tidak hanya di kota-kota besar tetapi sudah merambah ke pelosok desa.

Globalisasi dan pertukaran budaya yang pesat menyebabkan nilai-nilai Pancasila perlahan
menghilang dari kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum yang berlaku di Indonesia, artinya dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, seseorang harus tunduk dan mengikuti semua nilai yang terkandung
dalam setiap peraturan yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila harus dilaksanakan dengan
baik melalui penerapannya sebagai mata pencaharian masyarakat.

Salah satu kesalahan masyarakat yang diketahui dari masa lalu yang menimbulkan masalah
adalah nilai-nilai masyarakat. Dapat dikatakan bahwa masalah generasi mencerminkan budaya
masyarakat itu sendiri.

Berikut 5 Tanda Kemunduran Bangsa Menurut Thomas Lickona dalam buku


“Pendidikan Generasi Muda dan Bela Negara” (Gredinand, 2017):

1. Meningkatnya angka kekerasan di kalangan remaja

2. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk atau tidak sopan

3. Adanya pengaruh yang kuat dalam tindak kekerasan


4. Meningkatnya perilaku yang merusak diri seperti narkoba, sex bebas dan alcohol

5. Kaburnya pedoman moral baik dan buruk

Oleh karena itu di kita juga tidak dapat menghindari masuknya budaya asing. Yang terpenting
adalah bagaimana bangsa Indonesia khususnya generasi muda dapat mengambil budaya yang baik
dan menyaring yang buruk dan tidak sesuai dengan nilai dan norma Pancasila. Kita sebagai bangsa
yang cinta bangsa Indonesia harus mampu dan tegas menolak budaya yang dapat merusak nilai-
nilai norma Pancasila.

Melemahnya jiwa nasionalis bangsa disebabkan oleh faktor Pendidikan yang salah bagi siswa.
Berikut adalah beberapa faktor Penyebab melemahnya nasionalisme sebagai berikut.

1. Faktor Internal
a) Keteladanan pada elit-elit kekuasaan, yang berakibat timbulnya rasa kekecewan pada
generasi.
b) Perilaku yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme dan Patriotisme pada keluarga ke
anak
c) Pelaksanaan demokratisasi tanpa meninjau segi etika serta sipil Kompensasi, yang
sebenarnya terjadi ialah demonstrasi yang menyebabkan frustrasi Antara masa muda dan
hilangnya optimisme, hanya menyisakan malas dan egois.
d) Tidak ada rasa kompetitif akibat mundurnya negara Indonesia dengan negara lain.
e) Timbulnya rasa kebiasaan yang dianggap sempurna oleh para sukunya.

2. Faktor Eksternal
a) Arus globalisasi tidak berhenti mempengaruhi moral masyarakat.
b) Pengaruh liberalisme Barat sangat mudahnya masuk pada negara indoensia.
c) Kehilangan rasa cinta pada produk buatan negara sendiri atau produk lokal.
Sebab itu maka Rasa nasionalisme dan patriotrisme ini sangat penting dalam pembangunan
bangsa indonesia dan seluruh bangsa berjuang untuk jati dirinya dan kepercayaan diri sebagai
negara yang layak. Identitas nasional dan kesadaran diri hal ini ialah keunggulan yang ampuh
dalam mengatasi tantangan dan hambatan di masa globalisasi saat ini.3

Adapun staregi yang bisa diterapkan adalah :

1. Peran lembaga sosial berkonstribusi terhadap pembangunan semangat nasionalisme dan


patriotrisme tepatnya pada generasi muda contohnya seperti gerakan pramuka.
2. Memperkuat jiwa nasionalis dan patriotik bangsa Indonesia daerah yang dianggap strategis
untuk kepentingan nasional.
3. Memperkuat jiwa nasionalis dan patriotik rakyat indonesia di daerah yang rawan pangan
dan rawan bencana.
4. Meningkatkan pengenalan dari anggota serta sekelompok masyarakat dalam pelestarian
serta pengembangan cagar budaya nasional. Asyari, D., & Anggraeni Dewi, D. (2021).

Generasi muda dalam mengembangkan nasionalisme melalui 3 tahap:

1. Pembangun karakter, (character builder) adalah generasi bangsa dengan berkarakter


yang positif dengan menerapkan nilai moral di kehidupan setiap hati..
2. Pemberdaya karakter (Character Enabler) ialah generasi muda yang akan jadi panutan
aktif pembangunan karakter bangsa dalam berpikir untuk menumbuhkan wawasan yang
kolektif yang sangat kohesif dengan mengupayakan penyelesaian sengketa.
3. Perekayasa karakter (character engineer) ialah generasi muda yang memainkan peran
luar biasa dalam sains dan budaya dengan terlibat dalam proses pembelajaran untuk
mengembangkan karakter yang positif pada negara dari setiap perkembangan zamannya.

1. Pemberdaya karakter (Character Enabler) ialah generasi muda yang akan menjadi
panutan aktif pembangunan karakter bangsa dalam berpikir untuk menumbuhkan
wawasan yang kolektif yang sangat kohesif dengan mengupayakan penyelesaian
sengketa.
2. Perekayasa karakter (character engineer) ialah generasi muda yang memainkan peran
luar biasa dalam sains dan budaya dengan terlibat dalam proses pembelajaran untuk
mengembangkan karakter yang positif pada negara dari setiap perkembangan zamannya.

3
Nur Laeli Asyahidah and Dinie Anggaraeni Dewi, ‘Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Menumbuhkan
Kesadaran Nasionalisme Pada Generasi Muda Di Era Globalisasi’, Jurnal Pendidikan Tambusai, 6.2 (2022), 9901–8
<https://doi.org/10.31004/JPTAM.V6I2.3988>.
Personality Building Sakhyan (2008) menyatakan: (1) Arus materialisme dan hedonisme serta merosotnya
nasionalisme pemuda sehingga mengurangi rasa persaudaraan dan mempertajam individualisme. (2)
Kaum muda tidak mampu beradaptasi dengan semakin terbukanya peluang partisipasi politik di masa

Adapun Peran Generasi Muda Dalam Mencegah Mekarnya Radikalisme

Radikalisme dalam pengertian linguistik berarti paham atau arus yang menginginkan perubahan
sosial dan politik atau pembaruan dengan kekerasan atau perubahan revolusioner yang tiba-tiba.
Tapi itu juga bisa berarti bahwa konsep hubungan jiwa berubah. Di sisi lain, menurut Wikipedia,
radikalisme adalah sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau reformasi sosial dan
politik yang radikal melalui cara-cara kekerasan.

Karena kaum muda rentan terhadap agitasi, mereka sering menjadi sasaran utama kelompok
radikal ketika mempromosikan ide-ide radikal. Namun pada kenyataannya, kaum muda tidak
hanya berperan sangat penting dalam mengatasi masalah ini, tetapi juga berpotensi untuk
membasmi masalah radikalisme di Indonesia.

Gerakan radikalis yang tersebar luas di masyarakat juga berperan besar dalam menyebarkan
paham ini. Oleh karena itu, kaum muda harus didorong untuk berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan berkualitas di bidang akademik, sosial, keagamaan, seni, budaya dan kegiatan olahraga.
Kegiatan-kegiatan positif tersebut mendorong mereka menjadi anak-anak muda yang baik yang
aktif berorganisasi di komunitasnya sehingga dapat terlindung dari pengaruh ideologi radikal.

Pemuda harus memulai organisasi atau organisasi kemanusiaan yang dapat melibatkan
komunitasnya dalam kegiatan positif. Dengan dibentuknya organisasi kemanusiaan ini, pemuda
akan berperan sebagai motor penggerak di komunitasnya, terus peduli terhadap mereka yang
terkena bencana dan memungkinkan generasi muda untuk mempererat ikatan persahabatan antar
kelompok masyarakat.

Peran-peran ini dijalankan sebagai anak muda yang menyampaikan sikap toleransi dan kepedulian
terhadap meningkatnya perpecahan dan konflik di masyarakat. Jika sikap ini berlaku di kalangan
kaum muda, maka dorongan untuk mempersatukan bangsa Indonesia akan semakin digalakkan,
dan kaum muda akan menjadi faktor terpenting dalam hal ini.

Maka dari itu, pendidikan karakter disebut sebagai pendidikan nilai dan pendidikan moral, yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengambil keputusan baik atau buruk,
menjaga kualitas, dan memeriksa secara jujur dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, beliau mengatakan dalam buku hariannya bahwa agar masa depan generasi
muda ini seperti yang diharapkan, kita harus menanamkan pentingnya mendidik masyarakat
tentang nilai-nilai Pancasila sejak dini. Penelitian ini sangat baik karena memberikan solusi dari
permasalahan yang dihadapi. Namun ada beberapa kendala yaitu peneliti terlalu fokus pada
generasi muda, yang terkesan tidak memikirkan generasi sekarang yang sudah beranjak dewasa
atau yang sedang menjabat.

Dalam kondisi tersebut, Pancasila tampak rapuh dalam posisinya sebagai dasar dan ideologi
negara. Oleh karena itu, generasi muda sebagai penggerak bangsa harus memahami peran
pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara yang dibentuk oleh arus teknologi informasi
yang semakin meningkat, yang merupakan prasyarat pemahaman, persepsi, dan sikap terhadap
masyarakat. kedudukan, peran dan fungsi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

Bagaimana meningkatkan nilai kesadaran Pancasila di kalangan generasi muda? Ini adalah
relevansi.

Pertama, generasi muda perlu memiliki pandangan bahwa Pancasila memiliki peran penting
sebagai landasan kehidupan dan bangsa, melalui mana nilai-nilai baru dapat disaring. Pancasila
memilih nilai-nilai mana yang akan diserap agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
Dengan demikian, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di bawah individualitas
bangsa, dan Pancasila benar-benar dipertahankan sebagai pedoman hidup yang harus tetap menjadi
sikap andalan.

Kedua, kemampuan generasi muda untuk beradaptasi dengan dunia yang berubah dengan cepat.
Sejarah membuktikan bahwa banyak peradaban masyarakat yang hilang karena tidak bisa
beradaptasi dengan perubahan dunia, mereka harus bisa beradaptasi dengan perubahan dan
merebut peluang yang muncul, maka dialah yang akan berhasil.

Ketiga, adanya fungsi yang berkesinambungan untuk memadukan unsur-unsur yang berbeda
sehingga timbul gaya sentripetal, artinya generasi muda mampu mengatur dan memelihara
keterkaitan bagian-bagian yang merupakan komponen tumbuhnya nilai kesadaran Pancasila.

Keempat, generasi muda harus mempunyai tujuan bersama untuk berubah dari waktu ke waktu
karena terus ditingkatkan oleh dinamika masyarakat dan pemimpin. Jika negara-bangsa Indonesia
dibentuk oleh kesamaan sejarah masa lalunya, maka di masa depan perlu dan perlu untuk lebih
memperkuat kesamaan cita-cita, pandangan hidup, harapan dan cita-citanya di masa depan.
generasi yang lebih muda. memainkan peran terbesar..

Maka dari itu, kita harus mempersiapkan lahirnya generasi yang sadar dan melek berlandaskan
nilai-nilai Pancasila. Terdidik dalam arti generasi muda memiliki kemampuan dan kemandirian
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Dengan
demikian, akan lahir generasi dengan ide-ide segar dalam pengembangan Pancasila, sehingga
generasi muda akan menjadi penerus bangsa, yang akan membangun bangsa di Indonesia untuk
kemakmuran, menjaga kerukunan dan memungkinkan bangsa untuk bertahan hidup. Bangsa
Indonesia yang merdeka, bersatu dan merdeka serta berdaulat berdasarkan Pancasila dan dijiwai
oleh semangat Pancasila akan mewujudkan bangsa yang sejahtera, adil dan makmur di masa
depan.

Cara Untuk Meningkatkan Jiwa Nasionalisme Generasi Muda4

Negara Kebanggaan nasional yang rapuh beberapa tahun terakhir ini tentu saja dipicu oleh menguatnya
sentimen lokal dan semangat primordialisme pasca krisis.

Sikap yang banyak disebabkan oleh kekecewaan sebagian besar anggota dan kelompok
masyarakat bahwa perundingan bersama (kontrak sosial) yang mengandung nilai-nilai seperti
keadilan, kemanusiaan dan musyawarah seringkali menjadi wacana belaka. Seharusnya tidak
mengherankan bahwa semangat solidaritas dan persatuan telah memudar dalam beberapa dekade
terakhir. (Yani, 2013) Upaya menumbuhkan semangat nasionalisme pada generasi muda tanah air
menuntut tidak hanya tanggung jawab pemerintah sebagai administrator, tetapi juga peran aktif
masyarakat.

Peran dalam keluarga:

a) tahun. Memberi contoh cinta dan hormat kepada orang lain, misalnya dengan
menghadirkan pahlawan-pahlawan independen para pendahulu Anda
b) Bimbing anak dari lingkungan sekitar dan pastikan anak tumbuh di lingkungan tersebut.
c) Gunakan produk rumah tangga dan bangga menggunakannya.

Peran dalam Pendidikan:

a) Mengajarkan Pancasila dan PKn serta melindungi negara.


b) Tumbuhkan rasa cinta tanah air dan rasa hormat terhadap jasa para pahlawan dengan
mengadakan upacara dengan penuh khitmad setiap hari senin.
c) Memberikan pendidikan moral agar generasi muda tidak mudah mengadopsi hal-hal negatif
yang dapat mengancam keamanan negara. Dengan cara ini, diharapkan para pemuda tidak
dengan mudah mempengaruhi berbagai hal yang merugikan bangsa.

4
Yuni Lestari, Janah, and Karima Wardanai.
Peran dalam Pemerintahan:

a) Melakukan kegiatan peningkatan nasionalisme seperti seminar dan pameran budaya.


b) Wajib membatik, pejabat setiap hari Jum'at. Hal ini dilakukan karena batik merupakan
salah satu budaya asli Indonesia dan kebijakan ini meningkatkan nasionalisme dan
patriotisme bangsa.
c) Dengarkan dan hargai upaya anak muda untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Contoh hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme generasi muda :

1. Membawa teladan dan perbuatan yang baik untuk menghormati dan mencintai bangsa dan
negara, mengingat perjuangan kemerdekaan para pahlawan.

2. Membimbing anak agar tumbuh kembang anak berjalan lancar dalam lingkungan yang
kondusif.

3. Menggunakan produk dalam negeri dan melestarikan budaya tanah air agar generasi penerus
bangsa tidak melupakan bangsa.

.4. Hilangkan gagasan masyarakat etnosentris karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang
multikultural dan harus selalu bisa menerima perbedaan yang ada.

5. Selektif dalam menyaring budaya asing yang masuk ke tanah air, dilakukan sesuai dengan
penerapan nilai-nilai Pancasila.
E. KESIMPULAN

Untuk menjadi bangsa yang besar, bangsa Indonesia harus menanamkan nasionalisme sejak
usia dini, anak-anak atau sekolah dasar. Karena jika sikap nasionalis terlambat diterapkan pada
bangsa Indonesia, maka bangsa Indonesia telah kehilangan generasi muda yang memiliki sikap
nasionalis. Untuk mengatasi masalah ini dan memperkuat nasionalisme bangsa Indonesia, perlu
melatih sikap yang baik berdasarkan nilai-nilai Pancasila, bukan untuk mengajarkan hal-hal yang
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, tetapi untuk menanamkan perasaan. dari cinta untuk
tanah air menjaga budaya bangsa Indonesia sejak dini dan mendidik seluruh rakyat Indonesia
tentang pentingnya nasionalisme bagi masa depan bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka

Widiyaningrum, Widdy Yuspita . 2019 . MENUMBUHKAN NILAI KESADARAN


PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA: KAJIAN TEORITIS.

Yuni Lestari, EtaJanah, Miftahul Karima Wardanai, Putri . 2019 . Menumbuhkan Kesadaran
Nasionalisme Generasi Muda Di Era Globalisasi Melalui Penerapan Nilai-Nilai Pancasila.

Satria, Bima Helpin . 2022 . PERANAN PANCASILA TERHADAP NILAI-NILAI YANG


TERKANDUNG DI DALAMNYA UNTUK MEMPERSIAPKAN GENERASI MUDA DI
DUNIA KERJA.

Kusnadi, Edi . 2020 . PROSIDING NASIONAL BER-ISBN.

Risdiany, Hani Dinie, Dan Dewi, Anggraeni Artikel, Info . 2021 . Penguatan Karakter Bangsa
Sebagai Implementasi Nilai-Nilai Pancasila.

Asyahidah, Nur Laeli Dewi, Dinie Anggaraeni. 2022 . Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam
Menumbuhkan Kesadaran Nasionalisme pada Generasi Muda di Era Globalisasi.

Asrori, Mohamad Abdul Roziq . 2016 . PERAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI


REVOLUSI MENTAL UNTUK MEMBANGUN GENERASI BANGSA.

Suyatno, Suyatno . 2021 . UNSUR NILAI NASIONALISME INDONESIA SEBAGAI JIWA


PEMERSATU BANGSA.

Septianingsih, Ika. 2020. PERANAN PANCASILA DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN


NASIONALISME GENERASI MUDA DI ERA GLOBAL 4.0

Puspitasari, Sismonika Abstrak, Kata KunciNegara, Bela . 2021 . Pentingnya Realisasi Bela
Negara Terhadap Generasi Muda Sebagai Bentuk Cinta Tanah Air.

Ferry, Asep Angkrek, Jalan . 2020 . Situ No. 19 Sumedang 45323.

AMBARITA, BINER . 2017 . PROFESIONALISME, ESENSI KEPEMIMPINAN, DAN


MANAJEMEN ORGANISASI.

Marzuki, Marzuki Ginting, Jauhari Pasaribu, M. Alif Hudawi. 2022 . Penerapan Nilai-nilai
Pancasila Dalam Kehidupan Masyarakat.

Jalil Salam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Abdul . 2014 . Jejak
Integrasi Indonesia Dari Kilometer Nol: Melacak Akar Budaya Nasional Bangsa.
Haryanti, Amelia . 2021 . PERANAN PANCASILA DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN
NASIONALISME GENERASI MUDA DI MASA PANDEMI COVID-19.

Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Program Negeri Surabaya, Universitas Rochim,
Safran Nur Rahman, Hamdan Hariyono, Widodo Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program
Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Fakultas Studi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja PS-K, Pusat Yogyakarta, Uad . 2014 . Pendidikan Sains dalam Menyongsong
Pelaksanaan KurikulumInovasi.

Khamid, Nur . 2016 . Bahaya Radikalisme terhadap NKRI

Mulyana, Agus . 2013 . NASIONALISME DAN MILITERISME: IDEOLOGISASI


HISTORIOGRAFI BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH SMA.

Nurjaman, Fadli Taufiq, Rahmat Akbar, Mustahik. 2021 . PELAKSANAAN SIKAP


NASIONALISME & PATRIOTISME GENERASI MUDA KAMPUNG PANYAWEUYAN DI
MASA PANDEMI.

Franky Rengkung, Johny P. Lengkong . 2020 . PENTINGNYA REVITALISASI PEMAHAMAN


NILAI-NILAI PANCASILA UNTUK MENCEGAH MEKARNYA RADIKALISME PADA
GENERASI MUDA

Anda mungkin juga menyukai