PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses kehamilan merupakan rantai yang berkesinambungan yang
mencakup proses ovulasi (pelepasan ovum), migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, implantasi (nidasi pada uterus),
pembentukan plasenta, serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
Dengan adanya kehamilan, akan terjadi berbagai perubahan fisik dan
psikologis.
Kehamilan merupakan periode episode dramatis pada kondisi biologis
wanita yang menimbulkan berbagai perubahan psikologis serta membutuhkan
upaya adaptasi dari wanita yang mengalaminya. Sebagian besar wanita
menganggap kehamilan sebagai peristiwa kodrati yang harus di lalui,
sedangkan sebagian lain menganggapnya sebagai peristiwa khusus yang
sangat menentukan kehidupan selanjutnya.
Pada umumnya, dalam periode kehamilan akan terjadi perubahan kondisi
fisik dan tanda-tanda fisiologis mulai dari mual dan muntah-muntah, kepala
pusing sampai timbulnya keluhan secara umum seperti rasa panas dalam
perut khususnya pada lambung (heartburn). Persoalannya adalah keluhan-
keluhan tersebut akan terus meningkat setiap berat janin
bertambah.Penambahan berat janin mengakibatkan posisi rahim dalam perut
naik atau meninggi, kemudian rahim serta segala hal yang termuat di
dalamnya akan mendesak lambung.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan upaya
adaptasi untuk menyesuaikan pola hidup dengan proses kehamilan yang
terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang tumbuh dari
norma sosial-budaya, dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat
menjadi pencetus berbagai reaksi fisiologis, mulai dari reaksi emosional
ringan hingga gangguan jiwa yang berat.
Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap dirinya sendiri dan suka
berbagi pengalaman kepada orang lain. Ia merenungkan mimpi tidurnya,
angan-angannya, fantasinya, dan arti kata-katanya, objek, peristiwa, konsep
abstrak, seperti kematian, kehidupan, keberhasilan, dan kebahagiaan. Ia dapat
mengidentifikasi bentuk-bentuk fisik yang berhubungan erat dengan masa
usia subur atau mencukupkan diri dengan kehidupan atau makanan.
Lamadhah (2011) mengungkapkan bahwa keluhan berkaitan dengan
timbulnya rasa panas dalam perut tergolong sederhana namun dapat
menimbulkan kegelisahan dan kelelahan pada ibu hamil. Seiring dengan
perubahan-perubahan tersebut terjadi pula perubahan emosional yang
kompleks, sehingga memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup
dengan proses kehamilan yang terjadi.
Mustika (2008) dalam buku Panduan Spiritual Kehamilan menyebutkan
satu ungkapan Jack Canfield dalam Chicken Soup for the Expectant
Mother’s Soul, bahwa segala sesuatunya tidak akan pernah sama lagi. Tubuh
kita mengalami perubahan-perubahan drastis, sementara emosi kita berganti-
ganti antara antisipasi dan rasa takjub ketika merasakan getar-getar
kehidupan yang pertama di dalam tubuh kita, sampai pada kecemasan
membayangkan saat melahirkan dan kesanggupan kita untuk menjadi orang
tua. Mulai dari rasa mual sampai eforia, kehamilan benar-benar merupakan
pengalaman mendebarkan.
Pada proses kehamilannya, para wanita disamping mengalami perubahan-
perubahan fisik dan tanda-tanda fisiologis sebagaimana dijelaskan di atas,
perubahan yang kemudian mampu menimbukan masalah sosial dalam
keluarga adalah perubahan-perubahan yang bernuansa psikologis terutama
pada aspek emosionalnya seperti prilaku menjadi mudah tersinggung, mudah
sedih, suka khawatir, merasa kurang diperhatikan, merasakan sesuatu yang
tidak nyaman dan tidak jelas penyebabnya, termasuk memiliki permintaan
yang tidak masuk akal seperti minta jenis buah yang tidak pada musimnya,
dan cenderung harus dipenuhi. Jika tidak terpenuhi, maka tidak sedikit dari
wanita hamil kemudian mengekspresikan perasaan dan pikirannya pada
prilaku yang terkadang tidak wajar seperti meminta yang harus segera
dipenuhi, tersinggung dan menyalahkansebagai bentuk pertahanan ego. Tentu
hal ini akan menjadi persoalan baru menyangkut keharmonisan sosial dalam
keluarga dan lingkungannya manakala kurangnya saling mengerti dan
memahami dengan baik. Dalam kontek konseling, fenomena di atas
memunculkan kebutuhan adanya sebuah layanan konseling yang dilakukan
sebagai upaya membangun self awareness pada konseli ( wanita hamil
dansuaminya), serta pihak-pihak yang terkait dengan konseli.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa perubahan emosi pada ibu hamil
sangat jelas dan jika berkelanjutan tanpa penanganan yang tepat mampu
mengakibatkan reaksi kecemasan yang berat bahkan gangguan jiwa pada ibu
hamil itu sendiri. (Spielberger: 1979; Correy:1997; Wiknjosastro: 1999;
Ibrahim: 2011).
Perubahan-perubahan psikologis selama menjalani kehamilan ternyata
juga disadari oleh para ibu hamil itu sendiri. Berikut ungkapan singkat
seorang wanita bernama Sofia yang dihasilkan dari wawancara dalam
prariset. Sofia menjelaskan bahwa pada masa kehamilannyamengalami
perasaan yang berbeda dari masa sebelum hamil. Beberapa hal yang
dirasakannya seperti menjadimudah sedih, manja dan ingin selalu ditemani
suami. Semua yang diinginkan harus dipenuhi dan jika tidak,maka direspon
dengan menangis.Hal lain yang lebih mencemaskan apabila membayangkan
proses melahirkan.Perasaannya sering takut, khawatir jika ada apa-apa
dengan bayinya memikirkan kira-kira selamat atau tidak, termasuk menjadi
suka bertanya-tanya sendiri. Padahal sudah cukup rajin periksa ke bidan dan
sering dinasihati ibunya. Menurutnya,semua hal di atas sering mengakibatkan
sakit kepala, perut terasa pedih,dan rasanya malas jika mau makan.
Perubahan-perubahan emosi terutama pada perasaan cemas berupa
perasaan tegang, khawatir, sedih, gugup, takut menjadi persoalan mendasar
berkaitan dengan proses kehamilan seorang ibu dan persoalan-persoalan
tersebut jarang mendapatkan solusi sehingga menimbulkan masalah
psikologis pada ibu hamil yang akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janin
yang dikandungnya.
Utaminingsih dalam Suciningsih (2004) menjelaskan bahwa kecemasan
pada ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan otak bayi dalam
kandungan termasuk kemungkinan bayi lahir dengan cacat fisik dan
lambanya perkembangan otak bahkan ada yang autis. Gambaran tersebut
akan menjadi persoalan yang tidak sederhana sebab jika lahir anak-anak
dengan kecacatan atau terjadi kelambanan perkembangan otak dan bahkan
autis akan menjadi persoalan besar terhadap penyiapan generasi yang
berkualitas dalam rangka membangun bangsa dan negara.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mitos pada masa kehamilan ?
2. Bagaimana perubahan fisik dalam masa kehamilan ?
3. Bagaimana teori dalam perubahan psikologi pada ibu hamil ?
4. Bagaimana gangguan psikologi pada masa kehamilan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui mitos pada masa kehamilan
2. Untuk mengetahui perubahan fisik dalam masa kehamilan
3. Untuk mengetahui teori dalam perubahan psikologi pada ibu hamil
4. Untuk mengetahui gangguan psikologi pada masa kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
Tanda Kehamilan :
1) Pembesaran perut
2) Tanda Hegar
3) Tanda Piscaseck
Ketidaknyaman Fisiologis :
Terjadi penekanan pada beberapa sistem antara lain sistem
perkemihan. Pencernaan, pernapasan, kardiovaskular, dan neurologi.
Kebutuhan Fisiologis :
Berhubungan dengan perubahan sistem yang lain.
b. Serviks
Perubahan fisiologis :
Terjadi hipervaskularisasi dan perlunakan pada serviks akibat
peningkatan hormon progesteron. Peningkatan lendir serviks yang
disebut dengan operkulum. Kerapuhan meningkat sehingga mudah
berdarah saat melakukan senggama.
Tanda kehamilan :
1) Tanda Chadwick
2) Tanda Goodel
3) Keputihan
Ketidaknyaman Fisiologis :
1) Keputihan
Kebutuhan fisiologis :
1) Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari.
2) Pakaian dalam menggunakan bahan katun yang memiliki daya serap
tinggi, jangan gunakan nilon.
3) Cara cebok yang benar yaitu darah arah vagina ke belekang.
4) Selalu keringkan vulva setelah BAB atau BAK.
5) Ganti celana dalam setiap kali basah
6) Hindari semprotan air
c. Vagina
Perubahan fisiologis :
Terjadi peningkatan produksi lendir oleh mukosa vagina,
hipervaskularisasi pada vagina.
Tanda kehamilan :
1) Tanda Chadwick
2) Keputihan
d. Ovarium
Perubahan fisiologis :
Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat
perkembangan dari korpus luterum.
Tanda kehamilan : amenorea
e. Payudara
Perubahan fisiologis :
Terjadi hipervaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan
hormon progesteron. Selain itu, juga terjadi peningkatan hormon
somatomamotropin untuk produksi ASI sehingga menjadi lebih besar.
Tanda kehamilan :
1) Hipervaskularisasi areola mamae dan papilla
2) Pembesaran kelenjar Montgomery
3) Pembesaran mamae
Kebutuhan fisiologis :
Kebersihan payudara utnuk persiapan laktasi dengan menggunakan
perawatan payudara ibu hamil (terlampir).
2. Sistem Pencernaan
a. Mulut dan Gusi
Perubahan fisiologis :
Peningkatan estrogen dan progesteron meningkatkan aliran darah
ke rongga mulut; hipervaskularisasi pembuluh darah kapiler gusi
sehingga terjadi edema dan hiperplastis; ketebalan epitelial berkurang
sehingga gusi lebih rapuh; timbulnya muntah menyebabkan kebersihan
mulut terganggu dan meningkatkan rasa asam di mulut.
Kebutuhan fisiologis
1) Karies gigi
2) Gusi berdarah
Kebutuhan fisiologis
1) Berkumur dengan air hangat dan asin.
2) Menggosok gigi secara teratur dan menjaga kebersihannya.
3) Memeriksakan gusi secara teratur.
b. Lambung
Perubahan fisiologis :
Terjadi relaksasi pada otot-otot pencernaan antara lain peristaltik
di lambung sehingga pencernaan makanan oleh lambung menjadi lebih
lama dan mudah terjadi peristaltik balik ke esofagus. Selain itu,
pengaruh dari peningkatan hormon HCG juga dapat menyebabkan ibu
hamil merasakan mual dan muntah.
Tanda kehamilan:
1) Mual muntah
2) Panas dalam
Ketidaknyamanan fisiologis:
1) Mual muntah
Kebutuhan fisiologis :
1) Hindari bau dan faktor penyebab lain.
2) Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum bangun dari tempat
tidur dan bangun.
3) Makan sedikit tapi sering.
4) Duduk tegak setiap selesai makan.
5) Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu keras.
6) Makan makanan kering di antara waktu makan.
7) Jangan langsung gosok gigi setelah makan.
8) Istirahat seperlunya.
9) Gunkan obat-obatan nonfarmakologis jika memungkinkan.
10) Jika terlalu parah beri terapi dengan vitamin B6
c. Usus halus dan usus besar
Perubahan fisiologis :
Relaksasi pada usus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih
maksimal. Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan
air menjadi lebih lama.
Tanda kehamilan :
1) Konstipasi
Ketidaknyamanan fisiologis :
1) Konstipasi
2) Hemoroid
Kebutuhan fisiologis :
1) Tingkatkan intake cairan dan serta dalam diet, misalnya buah,
sayuran, minum air hangat.
2) Istirahat cukup.
3) Senam hamil (terlampir)
4) Buang air besar secara teratur dan segera setelah ada dorongan.
5) Hindari minyak mineral, lubrican, perangsang, saline,
hiperosmosis, dan castrol oil.
6) Hindari konstipasi.
7) Makan makanan bongkahan, gunakan bungkusan es, kompres
panan, atau mandi sitz.
8) Dengan perlahan masukan kembali ke dalam rektum seperlunya.
9) Jika perlu dapat di gunakan salep obat luar untuk
meperingan/anestesi sesaat, astringen wirchhazel, calamine dan
oksida seng, krim hidrocotison.
3. Sistem Kardiovaskular
a. Jantung
Perubahan fisiologis :
1) Hipertrofi
Hipertrofi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung mungkin
disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung.
Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan
berotasi ke depan; antara minggu ke-14 dan ke-20, denyut
meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali per menit,
kemudian menetap sampai aterm.
a) Volume dan komposisi darah.
Selama masa hamil terjadi percepatan produksi SDM
(normal: 4-5,5 juta/mm3). Presentasi kenaikan bergantung
kepada jumlah besi yang tersedia, massa SDM meningakt 30-
33% pada kehamilan aterm, jika ibu mengonsumsi suplemen
besi. Apabila tidak mengonsumsi suplemen besi, SDM hanya
meningkat 17% pada beberapa wanita.
b) Sirkulasi darah.
Terjadi gangguan sirkulasi darah akibat pembesaran dan
penekanan uterus terutama pada vena pelvis ketika duduk dan
vena cara inferior ketika berbaring; peningkatan penyerapan
kapiler.
Tanda kehamilan :
1) Anemia fisiologis
Ketidaknyamanan fisiologis :
1) Palpitasi jantung
2) Edema umum
Kebutuhan fisiologis :
1) KIE tentang perubahan fisiologi kehamilan.
2) Konsumsi makanan atau diet tinggi Fe dan asam folat, misalnya
sayuran berwarna hijau, ikan, daging, dan susu.
3) Konsumsi tablet Fe 1x minimal selama 3 bulan.
4) Hindari posisi tegak lurus dalam waktu yang lama.
5) Istirahat dengan posis berbaring miring dan kaki agak ditinggikan.
6) Hindari kaos kaki atau stocking yang ketat.
7) Olah raga tau senam hamil (terlampir)
8) Hindari sendal atau sepatu hak tinggi.
4. Sistem Perkemihan
Perubahan fisiologis :
Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya
merupakan akibat kompresi pada kandung kemih. Pada trimester kedua,
kandung kemih tertarik ke atas dan keluar dari panggul sejati ke arah
abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih
bergeser ke arah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh
hiperemia kandung kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi
ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah.
Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi
kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama, pembesaran
uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih
walaupun kandung kemih hanya terisi sedikit urine.
Tanda kehamilan : Sering buang air kecil (BAK) dan nokturia.
Ketidaknyamanan fisiologis : Sering BAK
Kebutuhan fisiologis :
1) KIE tentang penyebab sering BAK.
2) Kosongkan kandung kemih ketika ada.
3) Perbanyak minum air pada siang hari.
4) Jangan kurangi minum di malam hari kecuali menggangu tidur dan
mengalami kelelahan.
5) Hindari minum kopi dan teh sebagai diuresis.
6) Berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis.
7) Tidak memerlukan pengobatan farmakologis.
5. Sistem Integumen
a. Muka
Perubahan fisiologis :
Terjadi perubahan warna bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada
kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil
berkulit hitam akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron,
serta hormon melanokotikotropin.
Tanda kehamilan : Chloasma Gravidarum
Ketidaknyamanan fisiologis : Chloasma Gravidarum
Kebutuhan fisiologis :
1) Hindari sinar matahari secara berlebihan saat hamil.
2) Gunakan bahan pelindung nonalergis.
3) Hindari penggunaan hidrokuinon
b. Kulit
Perubahan fisiologis :
1) Hipersentivitas alergen plasenta.
2) Peningkatan kelenjar apocrine akibat peningkatan hormon, kelenjar
tersebut meningkat terutama akibat berat badan dan kegiatan
metabolik yang meningkat; peningkatan aktivitas kelenjar sebasea.
Ketidaknyamanan fisiologis :
1) Gatal-gatal
2) Keringat bertambah
Kebutuhan fisiologis :
1) Gunakan kompres mandi siram air sejuk.
2) Gunakan cara mandi oatmeal.
3) Pertimbangkan penggunaan obat luar atau antipruiritik.
4) Evaluasi jika ada gangguan atau penyakit kulit.
5) Pakai pakaian yang longgar.
6) Perbanyak minum.
7) Mandi secara teratur.
c. Perut
Perubahan fisiologis :
Terdapat garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian atas
fundus di garis tengah tubuh diinduksi hormon timbul. Pada
primigravida, garis mulai terlihat pada bulan ke tiga terus memanjang
seiring dengan meningginya fundus. Pada multigravida, keseluruhan
garis sering kali muncul sebelum bulan ketiga. Terdapat juga tanda
regangan yang timbul pada 50-90% wanita selama pertengahan kedua
kehamilan yang dapat dise babkan oleh kerja adenokortikosteroid,
menunjukkan pemisahan jaringan ikat (kolagen) di bawah kulit. Garis-
garis yang sedikit cekung ini cenderung timbul di daerah dengan
regangan maksimum (misalnya di abdomen, paha, dan payudara).
Tanda kehamilan :
1) Linea nigra dan alba.
2) Striae gravidarum.
Ketidaknyamanan fisiologis :
1) Garis-garis diperut dan di payudara
Kebutuhan fisiologis :
1) Gunakan emollien luat atau antiprurutik menurut indikasinya.
2) Gunakan/kenakan pakaian yang menopang payudara dan abdomen.
6. Sistem Pernafasan
a. Hidung
Perubahan fisiologis :
Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respons terhadap
peningkatan kadar estrogen, juga terjadi pada traktus pernapasan atas.
Oleh karena kapiler membesar, terbentuklah edema dan hiperemia di
hidung, faring, laring, trakea, dan bronkus.
Ketidaknyamanan fisiologis : Hidung tersumbat dan mimisan
Kebtuhan fisiologis:
1) KIE tentang perubahan fisiologi kehamilan.
2) Gunakan vaporizer udara dingin.
3) Hindari dekongestan utnuk hidung tersumbat biasa.
4) Antihistamin biasanya efektif dan tidak berbahaya.
b. Toraks dan difragma
Perubahan fisiologis :
Dengan semakin membesarnya uterus, maka akan mengalami
desakan pada diafragma sehingga naik 4 cm; terjadi pelebaran sudut
toraks dari 68 menjadi 103 derajat; peningkatan pusat saraf untuk
konsumsi oksigen.
Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan
pada saraf atau kompresi akar saraf. Struktur ligamentum dan otot
tulang belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat.
Perubahan ini dan perubahan lainnya sering kali menimbulkan rasa
tidak nyaman pada muskuloskeletal. Terjadi relaksasi ringan dan
peningkatan mobilitas sendi panggul normal selama masa hamil,
pemisahan simfisis pubis, dan ketidakstabilan sendi sakroiliaka yang
besar dapat menimbulkan nyeri dan kesulitan berjalan.
Tanda kehamilan : Hiperlordosis
Ketidaknyaman fisiologis :
1) Sesak nafas
2) Nyeri pinggang dan punggung bagian bawah
Kebutuhan fisiologis :
1) KIE tentang penyebab fisiologis.
2) Bantu cara utnuk mengatur pernapasan.
3) Mendorong postur tubuh yang baik untuk pernapsan interkostal.
4) Posisi berbaring semifowler.
5) Istirahat teratur.
6) Latihan pernapasan dan senam hamil.
7) Gunakan mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat barang
yang jatuh, misalnya dengan jongkok, lebarkan kaki dan letakkan
satu kaki sedikit di depan.
8) Hindari sepatu hak tinggi, hindari pekerjaan dengan beban yang
terlalu berat.
9) Gunakan bantal waktu tidur utnuk meluruskan punggung.
10) Gunakan kasur yang keras utnuk tidur.
11) Senam hamil.
12) Masase daerah pinggang dan punggung.
7. Sistem Neurologi dan Muskuloskeletal
Perubahan fisiologis :
1) Penurunan kalsium dan alkolosis terjadi akibat perubahan pada sistem
pernapsan, tekanan uterus pada saraf, keletihan, dan sirkulasi yang
buruk pada tungkai.
2) Perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang bertambah besar dan
berat membuat wanita mengambil sikap yang dapat menekan saraf
ulnar, median, dan skiatik; terjadi hiperventilasi.
3) Terjadi hipertensi postural yang berhubungan dengan perubahan
hemodinamis; hipoglikemia; penumpukan darah di bagian tungkai
sehingga mengurangi arah balik vena dan mengurangi curah jantung.
Tanda kehamilan : Syncope
Ketidaknyamanan fisiologis :
1) Kram terutama pada kaki
2) Kesemutan
3) Pusing sampai pingsan
Kebutuhan fisiologis :
1) Kurangi konsumsi fosfor tinggi supaya terjadi relaksasi pada oto-otot
kaki.
2) Beri kompres hangat pada kaki.
3) Konsumsi cukup kalsium.
4) Istirahat cukup.
5) KIE tentang penyebab.
6) Posisikan postur tubuh dengan benar.
7) Berbaring dan merebahkan diri.
8) Bangun secara perlahan-lahan dari posisi.
9) Hindari berdiri terlalu lama.
10) Hindari lingkungan yang terlalu ramai dan berdesak-desakan.
11) Hindari berbaring dalam posisi supine.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki berbagai corak
kebudayaan yang masing – masing kebudayaan juga memiliki mitos tentang
kehamilan. Bentuk – bentuk mitos kehamilan yang berlaku sangat bervariatif
dan contoh – contoh yang umum ialah selama masa kehamilan tidak
diperkenankan ibu untuk minum es karena dianggap membuat tubuh janin
bertambah besar, tidak boleh makan nenas, pisang ambon dan sebagainya.
Ciri – ciri umum perubahan fisik selama masa kehamilan ialah tidak haid
(Amenorea), meningkatnya aktivitas hormon, membesarnya payudara,
perubahan bentuk rahim, perubahan sistem organ – organ tubuh,
membesarnya perut, naiknya berat badan, melemahnya relaksasi otot – otot
saluran pencernaan, ensivitas pada penginderaan, kaki dan tangan mulaii
membesar.
Perubahan adaptasi psikologi pada masa kehamilan mulai dari trimester I,
trimester II, dan trimester III.
1. Trimester I : Rasa cemas bercampur bahagia, perubahan emosional, sikap
ambivalen, ketidakyakinan atau ketidakpastian, perubahan seksual, fokus
pada diri sendiri, stress, dan goncangan psikologis.
2. Trimester II, klasifikasi periode trimesteer kedua dikelompokkan menjadi
dua fase, yakni fase pre-quickening dan post quickening.
3. Trimester III : Trimester III disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebagai mahluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran
bayinya. Perasaan takut akan muncul, ibu mungkin merasa cemas dengan
kehidupan bayi dan dirinya sendiri seperti apakah bayinya akan lahir
abnormal, terkait persalinan (nyeri, kehilangan kendali dan lain-lain).
Gangguan psikologi pada masa kehamilan yaitu :
1. Pasangan infertil : Infertilitas merupakan suatu kondisi yang
menunjukkan ketidakmampuan suatu pasangan untuk mendapatkan
atau menghasilkan keturunan.
2. Kehamilan palsu (Pseudosiesis) : Pseudosiesis adalah wanita yang
tidak hamil tapi merasa bahwa dirnya hamil diikuti dengan munculnya
gejala dan tanda (dugaan) kehamilan. Gejala dan tanda (dugaan) yang
muncul adalah amenorrhea (tidak datang haid), mual muntah dan
gejala kehamilan yang tidak pasti karena adanya gejala dan tanda itu,
maka wanita itu merasa ia benar-benar hamil.
3. Kehamilan di Luar nikah : Hamil di luar nikah adalah hamil di
luar ikatan perkawinan. Kehamilan di luar nikah biasanya diakibatkan
oleh pergaulan bebas yang diakibatkan oleh didikan dari keluarganya.
4. Kehamilan yang Tidak Dikehendaki : Kehamilan yang tidak
dikehendaki hanya terjadi pada remaja akibat hubungan yang
terlampau bebas
5. Kehamilan dengan Keguguran : Abortus spontan adalah suatu keadaan
terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup
sendiri di luar uterus (berat 400 -1.000 gram atau usia kehamilan
kurang dari 28 minggu).
6. Kehamilan dengan Janin Mati : Hamil dengan janin mati adalah
kematian janin dalam kandung yang dapat disebabkan oleh beberapa
hal seperti Kurang gizi Stres yang berkepanjangan Infeksi yang tidak
terdiagnosis sebelumnya
7. Kehamilan dengan Ketergantungan Obat : Ketergantungan obat adalah
salah satu keadaan kebutuhan fisik atau mental (psikologis) atau kedua
– duanya yang terjadi sebagai akibat.
Setiap gangguan psikologi pada masa kehamilan memiliki penanganan
ataupun pengelolaannya masing-masing
Konseling dan komunikasi terapeutik pada masa kehamilan merupakan
salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh bidan. Konseling yang diberikan
kepada ibu hamil maupun keluarga meliputi proses kehamilan, gejala
kehamilan, tanda-tanda kehamilan, taksiran usia kehamilan,perkiraan
persalinan, status kesehatan ibu dan janin, keluhan umum, tanda-tanda
komplikasi kehamilan, dan lain-lain.
B. Saran
Kita sebagai mahasiswa yang nantinya akan menjadi seorang tenaga
kesehatan, harusnya lebih memepelajari dan memahami bagaimana
perubahan fisiologis dan psikologis selama masa kehamilan. Oleh karena itu
peran bidan sangatlah penting dalam memberikan konseling pada ibu hamil
mengenai perubahan-perubahan yang terjadi selama masa kehamilan.
Sehingga, ibu hamil bisa mengatasi perubahan-perubahan tersebut tanpa ada
rasa cemas, khawatir, takut dan sebagainya. Jadi, ibu bisa menjalani proses
kehamilannya dengan normal dan bahagia.