Anda di halaman 1dari 2

Paparan Kasus yang akan dianalisa dengan client/person centered

DESKRIPSI KASUS

Noni Wanita usia 17 Tahun, Siswa Kelas XI IPA sebuah SMA di Kota X yang bercita-
cita suatu saat akan jadi arsitektur profesional sebagaimana harapan orang tuanya.
Noni yakin bisa masuk ke jurusan arsitektur di Perguruan Tinggi Negeri harapannya
melalui Jalur Nilai Raport.

Noni mengungkapkan dua bulan ini hidupnya terasa hampa karena semua harapannya
kandas. Nilai-nilai yang dikeluarkan dari sekolahnya ternyata di bawah rata-rata.
Orang tuanya kecewa dan menganggap Noni kurang serius belajar. Ia sering merasa
kesal terhadap dirinya sendiri, dia memandang dirinya sebagai anak yang pandai
namun belum menunjukkan prestasi yang maksimal. Padahal Ia merasa Sudah belajar
maksimal.

Akhir-akhir ini Noni menjadi gelisah, mudah tersinggung, malas sekolah, menarik diri
dan merasa kecewa terhadap dirinya, merasa malu dengan teman-temannya, Ia merasa
bahwa dia tidak akan dapat meraih cita-citanya dan merasa tidak memenuhi harapan
orang tuanya.

KELOMPOK 2

KELAS BIMBINGAN KONSELING PPG DALAM JABATAN TAHUN 2022

KATEGORI 1 GELOMBANG 2

ANGGOTA:

1. Ferry Santosa NIM 22123299078

2. Richa Wuryandhani NIM 22123299094

3. Yunia Kurniastuti NIM 22123299093

4. Yulistiani Febrianty NIM 22123299121

5. Sri Hartati NIM 22123299089

6. Safitri Rachmatillah NIM 22123299119

7. Siti Kalimah NIM 22123299138


ANALISA KASUS NONI:

Real Self : Nilai yang dikeluarkan dari sekolahnya ternyata dibawah rata-rata.

Ideal Self: dia memandang dirinya sebagai anak yang pandai dan dapat memenuhi harapan
orang tua

Unhealty Feeling: hampa, merasa harapannya kandas, gelisah, mudah tersinggung, malas
sekolah, menarik diri dan merasa kecewa terhadap dirinya, merasa malu terhadap teman-
temannya, Ia merasa bahwa dia tidak akan dapat meraih cita-citanya, merasa tidak memenuhi
harapan orang tuanya

Proses Konseling

Untuk mengatasi masalah yang dihadapi Noni pendekatan Client/person Centered


cocok digunakan. Selain itu tujuan dari pendekatan ini adalah membantu individu menemukan
konsep dirinya yang lebih positif lewat komunikasi konseling, di mana konselor mendudukan
konseli sebagai orang yang berharga, orang yang penting, dan orang yang memiliki potensi
positif dengan penerimaan tanpa syarat (unconditional positive regard). Dalam hubungan
konseling, diharapkan konselor dapat memahami sifat-sifat kliennya secara baik. Karena pada
hakikatnya klien adalah sebagai individu yang memiliki keunikan tersendiri, di samping
mempunyai kesamaan.

Proses konseling diarahkan agar Noni merasa aman dan terbuka dalam mengemukakan
masalahnya, merasa tenteram dan bebas dalam mengekspresikan keinginan-keinginannya, dan
rencana-rencananya yang berkaitan dengan terbantunya dia dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapinya.

Dalam proses konseling, konselor membantu Noni agar dapat mengeksplorasi lebih
luas keyakinannya dan perasaan. Noni dapat mengekspresikan ketakutannya, rasa bersalah
kecemasan, malu, kemarahan, dan lain sebagainya. Emosi atau perilaku negatif telah dianggap
terlalu negatif untuk menerima dan memasukkan ke dalam diri mereka. Dengan terapi, orang
pindah ke penerimaan yang lebih besar dan integrasi perasaan yang saling bertentangan dan
membingungkan. Mereka semakin menemukan aspek dalam diri mereka yang telah disimpan
tersembunyi. Sebagai klien merasa dimengerti dan diterima, mereka menjadi kurang defensif
dan menjadi lebih terbuka terhadap pengalaman mereka. Karena mereka merasa lebih aman
dan kurang rentan, mereka menjadi lebih realistis, menganggap orang lain dengan akurasi yang
lebih besar, dan menjadi lebih mampu untuk memahami dan menerima orang lain.

Anda mungkin juga menyukai