Anda di halaman 1dari 2

KEKUATAN IKHLAS & BAIK SANGKA

Untuk kesuksesan hidup, jangan hanya fokus memelajari bagaimana memiliki amalan atau doa yang
ampuh. Kita juga perlu tahu hal-hal yang menyebabkan doa kita itu tidak terhalang. Ibarat menimba
air, jika timbanya bocor, maka walau kita sudah lelah menimba, ketika timba sampai atas, airnya
habis atau berkurang banyak.

Ada beberapa hal yang menyebabkan doa atau ikhtiar batin itu menjadi terhambat, yaitu jika disertai
prasangka buruk yang timbul dari dalam diri sendiri, dan nafsu yang memaksakan suatu kehendak
harus terjadi secepatnya. Dalam bahasa agama, dua hal itu adalah kebalikan dari husnuzan (berbaik
sangka) dan tawakal (berserah diri) pada Tuhan.

Dalam hal ini, Guru saya mengajarkan doa yang unik. Ketika kami akan shalat Jumat, beliau memberi
wejangan : ”Kamu saya beri amalan (doa) yang jika kamu sudah berani mengucapkan dengan lisan
dan hati, maka sebagian dari kewalian itu sudah ada pada dirimu.”

Guru saya ini Ulama’, politikus dan juga budayawan, jadi bahasanya ya nyentrik begitu... Dan doa
yang diajarkan saya itu berbunyi : DUH GUSTI (YA TUHAN) AKU IKHLAS DOAKU TIDAK ENGKAU
KABULKAN, KARENA AKU YAKIN ENGKAU AKAN MENGGANTI DENGAN SESUATU YANG JAUH LEBIH
BAIK DAN LEBIH BERKAH.”

Efek dari terbiasa membaca doa ini, reaksinya sungguh luar biasa! Yaitu tumbuhnya perasaan ikhlas
menerima apapun ketentuan Tuhan, dan hati jauh dari kesan “memaksa” harus yang ini atau itu
yang terkabulkan, dan jika tidak sesuai yang diinginkan, akibatnya bisa kecewa.

Beliau mengatakan, jangan hanya berpedoman pada bunyi doanya, karena yang lebih penting adalah
berahlak (berperilaku) sesuai ayat yang dibaca. Maka, membaca HAUQALAH (LA HAULA WALA
QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYYIL ADHIM) seribu kali yang disertai dengan kesegelisahan hati, nilai
spiritualnya jauh lebih tinggi membaca hauqalah tiga atau tujuh kali dengan menghayati makna dari
kalimat itu dalam hati dan perilaku yang pasrah atau tawakal.

Karena perlu diketahui, malaikat Mikail sang pembagi rezeki itu ogah mendekati orang yang grusa-
grusu, khawatir dan deg-degan khawatir tidak kebagian rezeki.

Konsep ini identik dengan hadis yang kurang lebih berbunyi : Jika engkau banyak dosa, perbanyaklah
baca istighfar (ASTAGHFIRULLAHAL ADZIM). Jika sedang banyak nikmat, perbanyaklah baca
hamdalah, (Alhamdulillah) dan jika sedang disempitkan semua urusan, perbanyaklah membaca
HAUQALAH ( LA HAULA WA LA QUWWATA ILLA BILLAHIR ‘ALIYYIL ADZIM ).
Doa hauqalah tersebut sepertinya terkait erat dengan ayat ini : Barangsiapa bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya..." [Ath-Thalaaq (65) : 2-3)

Berbaik sangka ini juga termasuk yang disebut “Doa Tanpa Kata” karena dalam hal ini sikap atau
perilaku nyata yang lebih utama. Dan alhamdulillah... saya semoga termasuk orang yang belajar
hidup dengan menghayati makna BERBAIK SANGKA ini dalam segala hal. Dan sikap ini ampuhnya
luar biasa.

Ungkapan “Ana Inda Zanni Abdibi” (Allah mengikuti apa yang menjadi persangkaan hamba-Nya)
ini jika sudah menjadi nafas kehidupan, maka apapun yang terjadi pada kita dan keluarga, tak ada
yang disebut kecewa terhadap apa yang tampak sebagai kegagalan. Karena semua yang hilang itu
diyakini segera tergantikan dengan bentuk pemberian yang jauh lebih baik. Dan semakin kuat
keyakinan itu, semakin cepat pula keajaiban itu terjadi.

Kekuatan seorang penulis itu ada bahasa tuturnya dan bukan refrensi dari buku. Karena itu saya
ingin menyampaikan dengan bahasa mendongeng saja... Berkaitan dengan “Prasangka Baik Kepada
Tuhan” itu hampir pasti selalu terjadi pada setiap kejadian.

Anak saya begitu selesai S2, saya kontak teman yang punya Rumah Sakit untuk menitipkan anak saya
sebagai tenaga psikolog (klinis). Secara lisan permintaan saya itu dijawab oke, lamaran juga sudah
masuk, tapi lamarannya selalu nyelip.

Ketika Istri sudah mulai gelisah, saya justru tersenyum-senyum, karena kebiasan yang sudah-sudah,
yang berlaku pada saya itu, jika sudah datang kegagalan, pasti segera datang penggantinya yang
jauh lebih baik. Dan ternyata itu benar.

Tak lama kemudian, Dekan sebuah perguruan tinggi swasta, tempat anak kuliah S1 menghubungi
anak saya. Anak diminta datang untuk menempati posisi dosen, karena ada beberapa dosen sedang
pendidikan S3, hingga karena waktunya tepat, prosesnya begitu cepat.. tidak pakai ini itu.

Saya kira sudah cukup ilmu amalan doa ritual ruwatan yang diwedar... sekedar menambahi, Allah itu
memberi yang kita perlukan dan bukan apa yang kita inginkan. Yang penting jalani saja semua
dengan tekun dan istikamah, tidak ada doa yang sia-sia. Nasehat guru belajarlah seperti pohon, naik
satu mili setiap hari, dan tahu-tahu tingginya melebihi rumah dan berbuah. Amalan wirid, puasa,
juga begitu... jalani saja terus tahu-tahu berhasil. (II)

Anda mungkin juga menyukai