Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

HUKUM DAN KOMPUTER

DISUSUN OLEH:
Nama : BENYAMIN BUNGA’

Mahasiswa

STB : 202183

Kelas : TEKNIK INFORMATIKA E

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


UNIVERSITAS DIPA MAKASSAR
2022
 5 macam pelanggaran dan kejahatan dibidang komputer dan internet namun belum diatur
dalam undang-undang no.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik, yang
telah diubah dengan undang-undang no.19 tahun 2016 beserta alasan mengapa perbuatan itu
belum diatur.
1. Illegal Contents
Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang
sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau
mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya adalah pemuatan suatu berita bohong
atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang
berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia
negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah, dan sebagainya.
 Alasannya
Karena kejahatan ini merupakan kejahatan yang diatur dalam KUHP pasal 282 mengenai
kejahatan keasusilaan.
2. Hate sites.
Situs ini sering digunakan oleh hackers untuk saling menyerang dan melontarkan
komentar-komentar yang tidak sopan dan vulgar yang dikelola oleh para “ekstrimis”
untuk menyerang pihak-pihak yang tidak disenanginya. Penyerangan terhadap lawan atau
opponent ini sering mengangkat pada isu-isu rasial, perang program dan promosi
kebijakan ataupun suatu pandangan (isme) yang dianut oleh seseorang / kelompok,
bangsa dan negara untuk bisa dibaca serta dipahami orang atau pihak lain sebagai
“pesan” yang disampaikan.
 Alasannya
Karena kejahatan semacam ini merupakan kejahatan yang hanya melontarkan komentar-
komentar yang tidak sopan.
3. Penghinaan melalui media sosial
Arsyad yang merupakan mantan aktivis mahasiswa Universitas Hasanuddin
Makassar ditahan oleh penyidik Polda Sulselbar akibat tuduhan telah menghina pengurus
DPP Golkar, Nurdin Halid. Pelapornya diketahui adalah Abduk Wahab yang merupakan
kerabat Nurdin Halid. Ia melaporkan kasus ini dengan tudingan bahwa Arsyad telah
melakukan penghinaan terhadap Nurdin Halid lewat status yang diunggah via BlackBerry
Messenger (BBM) yang berbunyi "No Fear Nurdin Halid Koruptor!!! Jangan pilih adik
koruptor!!!". Atas tudingan tersebut, Arsyad ditetapkan sebagai tersangka pada 13
Agustus 2013. Hanya berangsur satu bulan, penangguhan penahanan Arsyad pun
dikabulkan pada 16 September 2013.
 Alasannya
Karena, kasus ini tidak termasuk dalam perbuatan belum di atur dalam UU yang telah di
ubah pada no.19 tahun 2016 dikarenakan kasus ini terjadi pada bulan Agustus 2013.
4. Offense against Intellectual Property
Kejahatan ini ditujukan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak
lain di internet. Sebagai contoh adalah peniruan tampilan pada web page suatu situs milik
orang lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata merupakan
rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.
 Alasannya
Karena, kejahaan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki
pihak lain.
5. Menceritakan tentang perbuatan asusila melalui telepon
Nuril merupakan guru honorer di SMAN 7 Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Nasib yang dialami Nuril berawal pada tahun 2012 silam. Suatu hari, ia menerima
telepon dari Kepala Sekolah berinisial M. Dalam perbincangan itu, M menceritakan
tentang perbuatan asusila yang dilakukan dirinya dengan seorang wanita yang juga
dikenal Nuril. Karena merasa dilecehkan, Nuril merekam perbincangan tersebut. Pada
2015, rekaman itu beredar luas di masyarakat Mataram dan membuat M geram. Nuril
kemudian dilaporkan ke polisi karena merekam dan menyebar rekaman tersebut. Pada 26
September 2018, MA lewat putusan kasasi menghukum Baiq Nuril 6 bulan penjara dan
denda Rp 500 juta subsider tiga bulan kurungan. Vonis hukuman itu diberikan karena
hakim menilai, Nuril melakukan tindak pidana sesuai dengan Pasal 27 Ayat 1 juncto
Pasal 45 Ayat 1 UU ITE. Namun, pada 29 Juli 2019, Presiden Joko Widodo
menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) mengenai pemberian amnesti bagi Baiq
Nuril Maknun. Dengan terbitnya amnesti ini, maka Nuril yang sebelumnya divonis
Mahkamah Agung (MA) melanggar UU ITE pada tingkat kasasi, bebas dari jerat hukum.
 Alasannya, Kejadian atau perbuatan ini belum diatur dalam UU no 19 tahun 2016,
dikarenakan kejadian tersebut terjadi pada tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai