BAB II
MENGGALI NILAI KEARIFAN MELALUI
TEKS CERITA SEJARAH
CANDI JIWA
Telepon (021)88339770
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan karuniaNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini mengenai
Menggali Nilai Kearifan Melalui Teks Sejarah Candi Jiwa.
Makalah yang berjudul “Menggali Nilai Kearifan Melalui Teks Sejarah Candi Jiwa.” ini
diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
1. Ibu Kartinah, S.Pd. selaku guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia yang telah membimbing
dan menuntun kami.
2. Ibu Guru Wali Kelas, Ibu Anisa Nurul Hikmah, S.Si. selaku wali kelas XII MIPA 1 yang
telah mengarahkan kami.
3. Kedua Orang tua kami yang selalu menyemangati kami untuk belajar agar bisa sukses di
masa depan nanti.
Kami memohon maaf apabila dalam Makalah mengenai Materi Menggali Nilai Kearifan
Melalui Teks Sejarah Candi Jiwa. ini terdapat banyak kekurangan,oleh karena itu kami sangat
berharap saran dan kritik yang membangun dari para pembaca guna menjadi acuan agar kami
bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.
Dan kami berharap semoga makalah ini bisa menambah wawasan bagi para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. Terimakasih.
Penyusun
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………... i
DAFTAR ISI……………………………………………………….……………………. ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………….
4.1. Kesimpulan……………………………………………………………………. 22
4.2. Saran…………………………………………………………………………... 23
DAFTAR PUSTAKA..……………………………………………………………………. 24
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Sejarah merupakan hal yang sangat penting dan harus diketahui oleh semua orang.
Walau dunia semakin tua, bukan berarti penghuninya boleh lupa begitu saja dengan
sejarahnya. Dalam konteks yang lebih kecil, misalkan negara Indonesia. Indonesia adalah
Negara yang terdiri dari berbagai pulau. Sejarah Indonesia pun beragam dari jaman
kerajaan hingga jaman kolonial. Kini sebuah kebudayaan dan peninggalan sejarah
kembali ditemukan, salah satunya adalah candi jiwa.
Candi merupakan sebuah bangunan budaya. Semua elemen yang terdapat dalam sebuah
candi, mulai dari ornamen, relief, tokoh-tokoh, hingga arca memiliki maksud, tujuan, dan
simbol-simbol tertentu. Candi merupakan sebuah bangunan suci serta peninggalan
budaya dari masa Hindu dan Budha yang menggambarkan konsep kosmologi (ilmu
tentang struktur dan sejarah alam semesta) dan replika dari Gunung Mahameru tempat
pada dewa (Sri, 2010). Bangunan bersejarah ini banyak ditemui di Jawa Timur dan Jawa
Tengah, beberapa diantaranya adalah Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Candi-
candi di Indonesia memiliki dua gaya arsitektur, yaitu arsitektur bergaya Hindu, dan
arsitektur bergaya Budha. Perbedaan arsitektur ini terlihat jelas karena candi Hindu
cenderung ramping dan menjulang tinggi seperti Candi Prambanan, sedangkan candi
bergaya Budha biasanya berbentuk lebar dan megah seperti Candi Borobudur
Candi Jiwa merupakan candi yang menganut agama Budha, karena dilihat dari bentuk
candinya sendiri jika dilihat dari atas tampak seperti bunga teratai, yang diperkirakan itu
adalah bekas stupa. Selain itu Candi Jiwa ini juga memiliki keunikan tersendiri, yaitu
tidak seperti candi-candi pada umumnya yang memiliki anak tangga, candi ini hanya
seperti tumpukan batu bata yang tersusun kemudian membentuk sebuah candi.
Beberapa penjelasan di atas menjadi landasan untuk mengetahui lebih jauh tentang
bagaimana sejarah dari Candi Jiwa.
1.3 Tujuan
Dari latar belakang di atas, maka secara terperinci tujuan yang akan dicapai makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui latar belakang ditemukannya Candi Jiwa.
2. Mengetahui sejarah lengkap dari Candi Jiwa mulai dari pada zaman kerajaan apa Candi
Jiwa dibuat.
3. Mencari tahu kronologis proses pemugaran Candi Jiwa.
4. Mengetahui dimana letak dari Candi Jiwa ?
5. Mengetahui bagaimana struktur dan bentuk yang membedakan Candi Jiwa dengan candi
lainnya.
6. Mencari tahu upaya yang dilakukan masyarakat sekitar untuk melestarikan dan menjaga
Candi Jiwa.
TINJAUAN PUSTAKA
Situs Batujaya secara administratif terletak di dua wilayah desa, yaitu Desa Segaran,
Kecamatan Batujaya dan Desa Telagajaya, Kecamatan Pakisjaya di Kabupaten Karawang,
Jawa Barat. Luas situs Batujaya ini diperkirakan sekitar 5 km2. Situs ini terletak di tengah-
tengah daerah pesawahan dan sebagian di dekat pemukiman penduduk dan tidak berada jauh
dari garis pantai utara Jawa Barat (pantai ujung Karawang). Batujaya kurang lebih terletak 6
kilometer dari pesisir utara dan sekitar 500 meter di utara Citarum. Keberadaan sungai ini
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keadaan situs sekarang karena tanah di daerah
ini tidak pernah kering sepanjang tahun, baik pada musim kemarau atau pun pada musim
hujan.
Lokasi percandian ini jika ditempuh menggunakan kendaraan sendiri dan datang dari
Jakarta, dapat dicapai dengan mengambil jalan tol Cikampek. Keluar di gerbang tol Karawang
Barat dan mengambil jurusan Rengasdengklok. Selanjutnya mengambil jalan ke arah Batujaya
di suatu persimpangan. Walaupun jika ditarik garis lurus hanya berjarak sekitar 50km dari
Jakarta, waktu tempuh dapat mencapai tiga jam karena kondisi jalan yang ada. Alamat Candi
Jiwa ini berada di Desa Segara, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Kerawang dekat dengan
sungai Citarum.
PEMBAHASAN
Nama Candi Jiwa diberikan penduduk karena Pengungkapan Pada bagian ini awal
setiap kali mereka menambatkan kambing Peristiwa diceritakannya asal
gembalaannya di atas reruntuhan candi tersebut, muasal nama Candi Jiwa
ternak tersebut akan mati. Dari keterangan dan misteri yang ada di
warga yang menghuni daerah didekat candi masyarakat sekitar
Jiwa, bahwa dulunya unur atau gundukan tanah
yang menutupi candi tersebut dilewati oleh
kambing. Dan kambing tersebut mati tanpa
sebab yang jelas. Dari situ masyarakat sekitar
menganggap tempat itu memiliki “Jiwa”,
karena tidak hanya sekali, kambing yang
melewati unur tersebut mati tanpa sebab yang
jelas. Hal ini memang menjadi misteri disekitar
candi ditemukannya fosil binatang karena
tempat tersebut memiliki keramat. Karena
itulah, pengelola membuat pembatas dengan
pagar besi untuk mengelilingi bangunan candi
agar binatang tidak bisa masuk ke lokasi candi
tersebut.
Dari sumber lain mengatakan bahwa, Kata
jiwa berasal dari “Syiwa” yaitu salah satu dewa
dari agama hindu. Hal ini didasarkan dari
pengaruh aksen sunda yang mempengaruhi
penyebutan nama Syiwa dari waktu ke waktu
sehingga menjadi nama jiwa. Namun, Hal ini
cukup dipertanyakan karena beberapa penemuan
yang mengerucutkan bahwa candi Jiwa ini lebih
kepada candi peninggalan Budha.
Berdasarkan perbedaan Teks Sejarah dengan Teks cerita sejarah diatas maka Teks Candi
Jiwa di atas termasuk Teks Sejarah yang tidak mengandung imajinatif dan rekaan namun
berdasarkan fakta dan sejarah yang turun menurun dimasyarakat sekitar, sehinga unsur
intrinsik tidak terdapat dalam teks tersebut.
Unsur ekstrinsik merupakan unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang
juga ikut membangun jalannya suatu cerita. Meskipun unsur ekstrinsik ikut
membangun suatu karya sastra namun, tidak secara langsung mempengaruhi
karya sastra tersebut. Unsur ekstrinsik meliputi:
Unsur ekstrinsik berikutnya adalah latar belakang masyarakat. Hal ini tak lain
merupakan suatu kondisi tertentu di sekitar yang mampu mempengaruhi
penulis di dalam mengarang . Beberapa di antaranya yakni seperti kondisi
sosial, politik, ideologi negara, hingga ekonomi.
Sementara itu, nilai pun termasuk unsur ekstrinsik . Hal tersebut biasanya
dapat ditemui di dalam seperti nilai moral, nilai sosial, hingga nilai budaya.
Pada Teks sejarah diatas beberapa unsur ekstrinsik yang dapat dianalisis
diantaranya adalah :
3.3 Informasi Penting Yang Terdapat Dalam Teks Sejarah “Candi Jiwa”
a) Candi Jiwa merupakan salah satu candi peninggalan agama Budha yang bahkan
umurnya diprediksi lebih tua daripada Candi Borobudur di Magelang
b) Candi Jiwa pertama kali ditemukan pada tahun 1984. Candi ini adalah salah satu
situs bersejarah di Kota Karawang yang ditemukan di kompleks Candi Batujaya.
c) Candi ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Tarumanegara yang dimulai antara abad
ke-2 hingga abad ke-12 Masehi. Kompleks bangunan ini diketahui merupakan
peninggalan agama Budha.
d) Nama Candi Jiwa diberikan penduduk karena setiap kali mereka menambatkan
kambing gembalaannya di atas reruntuhan candi tersebut, ternak tersebut akan mati.
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Jawa barat sebagai bekas wilayah kerajaan Tarumanagara dan kerajaan Sunda yang
berlangsung pada kitaran abad V hingga abad XVI Masehi, tidak lepas dari pengaruh
agama Hindu atau Budha seperti kerajaan-kerajaan Hindu-Budha lainnya di Indonesia.
Dalam perkembangannya ternyata Karawang juga menyimpan potensi sumberdaya
arkeologi yang sangat besar sejak masa prasejarah, klasik sampai masa Islam tumbuh dan
berkembang di Jawa Barat. Candi Jiwa merupakan salah satu candi peninggalan agama
Budha yang bahkan umurnya diprediksi lebih tua daripada Candi Borobudur di
Magelang. Candi Jiwa pertama kali ditemukan pada tahun 1984. Candi ini adalah salah
satu situs bersejarah bersejarah di Kota Karawang yang ditemukan di kompleks Candi
Batujaya. Beberapa sumber mengatakan bahwa candi ini sudah ada sejak zaman Kerajaan
Tarumanegara yang dimulai antara abad ke-2 hingga abad ke-12 Masehi. Kompleks
bangunan ini diketahui merupakan peninggalan agama Budha.
Menurut warga setempat, keberadaan candi di daerah mereka merupakan suatu hal
yang istimewa. Selain menjadi situs bersejarah, kehadiran candi tersebut dapat membawa
peruntungan bagi masyarakat sekitar. Pada tanggal 31 Mei 2015, Candi Jiwa menjadi
lokasi diadakannya Trisuci Waisak 2553 BE / 2009 oleh umat Budha. Setidaknya sebuah
peninggalan sejarah kembali hadir dan semoga kehadirannya tidak singkat ditelan jaman
modern yang tengah menjamah masyarakat Indonesia kini. Situs dan peninggalan sejarah
yang ditemukan mengingatkan kembali darimana negeri ini muncul dengan segala
keberlakuannya.
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. 1985, Laporan Penelitian Situs Batujaya, Karawang
(naskah). Jakarta: Puslitarkenas.
______1992a, Laporan Penelitian Situs Batujaya, Karawang (naskah). Jakarta: Puslitarkenas.
______1992b, Laporan Penelitian Situs Cibuaya, Karawang (naskah). Jakarta: Puslitarkenas.
______1992c, Laporan Penelitian Arkeologi Situs Batujaya Kab. Karawang-Jawa Barat
(naskah). Jakarta: Puslitarkenas, Bidang arkeometri.
______1993, Laporan Penelitian Situs Batujaya, Karawang (naskah). Jakarta: Puslitarkenas.
2, D. P. (2022, 07 11). Teks Cerita Sejarah adalah. Retrieved 08 28, 2022, from
dosenpendidikan.co.id: https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-teks-cerita-sejarah/
Lestari, G. (2010). Mengenal Lebih Dekat : Candi Nusantara. Jakarta: Penebar Swadaya Group.
Tempo, P. D. (2019). Menyaksikan Kemegahan Candi Hindu yang Tersebar Di Pulau Jawa.
Jakarta: Tempo Publishing.
Tempo, P. D. (2019). Seri I - Berkeliling Menikmati Wisata Candi Di Pulau Jawa. Jakarta:
Tempo Publishing.
Wantut. (2022, 08 24). 10 Gambar Candi Jiwa Kerawang, Sejarah Legenda, Lokasi Alamat,
Penemuan Pendiri, Misteri Mitod. Retrieved 08 27, 2022, from jejakpiknik.com:
https://jejakpiknik.com/candi-jiwa/