Anda di halaman 1dari 24

SEJARAH CANDI PRAMBANAN & KOMPLEKS YANG ADA

DI SEKITAR CANDI
( Study Ilmiah SEJARAH CANDI PRAMBANAN )

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Sekolah

di SMA NEGERI 1 PENAWAR AJI

Oleh

Kelompok : 3

1. DIMAS FEBRIAN A

2. RIZKY APRIANDI

3. IRAMAN JENDATO

4. BAYU ADINATA

SMA NEGERI 1 PENAWAR AJI

TAHUN 2023/2024
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : SEJARAH CANDI PRAMBANAN & KOMPLEKS YANG ADA

DISEKITAR CANDI

PENYUSUN : KELOMPOK 3

1. DIMAS FEBRIAN A

2. BAYU ADINATA

3. IRAMAN JENDATO

4. RIZKY APRIANDI

HARI :........................

TANGGAL :........................

TEMPAT : SMA N 1 PENAWAR AJI

TELAH DISAHKAN OLEH

Mengetahui,

KEPALA SMA N 1 PENAWAR AJI PENGUJI

SUPARDI,M.Pd.I .........................

NIP.19690627 199802 1 002 NIP. .......................


HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL : MENELUSURI SEJARAH CANDI PRAMBANAN & KOMPLEKS YANG

ADA DISEKITAR CANDI

PENYUSUN : KELOMPOK 3

1. DIMAS FEBRIAN A

2. BAYU ADINATA

3. IRAMAN JENDATO

4. RIZKY APRIANDI

Telah disetujui untuk diujikan pada hari,..........................................2024

Penawar Aji, ..........................2024

Pembimbing

YUNINGSIH, S.Pd
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penyusunan makalah
ini tidak bisa selesai dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuningsih atas bimbingan yang
telah diberikan. Dengan tugas ini, ada banyak hal yang bisa kami pelajari melalui
penelitian dalam makalah ini.

Makalah dengan judul “Sejarah candi Prambanan & kompleks disekitar candi” disusun
untuk memenuhi tugas belajar ilmiah sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian di
SMA N 1 PENAWAR AJI. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi penulis dan juga bagi para pembaca.

Sejarah candi Prambanan yang terletak di daerah Jl Raya Solo-Yogyakarta No.16.


Kranggan, Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DKI. Merupakan
salah satu situs Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno di Indonesia. dan merupakan
salah satu candi terindah di Asia tenggara

Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap dapat memberikan manfaat
bagi orang lain. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kita nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Penawar Aji, 18 Januari 2024

Kelompok 3
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan...................................................................................................i

Kata Pengantar.............................................................................................................ii

Daftar Isi.......................................................................................................................iii

Lampiran gambar.........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................2

1.2 Identifikasi Masalah...............................................................................................3

1.3 Rumusan Masalah..................................................................................................4

1.4 Tempat Dan Waktu Penelitian................................................................................5

1.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................................................6

1.6 Tujuan Penulisan.....................................................................................................7

1.7 Manfaat Penelitian..................................................................................................8

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................9

2.1 Sejarah Candi Prambanan......................................................................................11

2.2 Sejarah Terbentuknya Candi Prambanan..............................................................12

2.3 Sejarah Penemuan Kembali & Proses Perbaikan Ulang Candi Prambanan.........13

2.4 Kompleks Candi.......................................................................................................14

BAB III PENUTUP...............................................................................................................15

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................16

3.2 Saran........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kawasan Prambanan merupakan kawasan yang mempunyai kekayaan potensi
budaya masa klasik terbesar di Indonesia. Potensi tersebut ditunjukkan dengan
distribusi peninggalan candi yang cukup banyak yang mengindikasikan bahwa kawasan
ini merupakan bentang budaya masa lalu dari masa Kerajaan Mataram kuno abad IX - X
Masehi. Kompleks candi Prambanan merupakan kompleks candi Hindu terbesar di
Indonesia. Yang menjadi simbol kejayaan Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini diduga
merupakan salah satu candi tingkat kerajaan pada masa lalu. Hal ini ditunjukan dengan
kemewahan, kompleksitas serta kelengkapan unsur bangunan yang menggambarkan
kesatuan konsep Mandala dalam agama Hindu. Prasasti siwagrha yang diduga
berkaitan erat dengan candi ini memberikan gambaran secara rinci mengenai gugusan
candi yang diresmikan pada tahun 778 saka (856 Masehi) oleh raja yang bernama
Pikatan, sebagai tanda kemenangan dalam pertempuran melawan Balaputradewa yang
berlangsung di Bukit Boko.

Atas dasar ini prasasti tersebut, Kompleks Candi Prambanan dibangun sebagai simbol
kebangkitan Kerajaan Mataram Kuno setelah pada masa sebelumnya mengalami keadaan yang
tidak stabil, antara lain akibat peperangan dan bencana sehingga terjadi perpindahan ibu kota
kerajaan sebanyak tiga kali.Sebagai tempat pemujaan agama Hindu, Kompleks Candi
Prambanan dibangun berdasarkan konsep keagamaan. Didalam agama Hindu, Candi
digambarkan sebagai replika dari Gunung Meru yang merupakan simbolisasi alam
semesta. Sebagai replika Gunung Meru, semua bentuk candi di Komplek Candi
Prambanan terbagi dalam tiga bagian yang sesuai dengan lingkungan alam semesta,
yaitu bhurloka diwujudkan dengan tubuh candi yang melambangkan alam manusia yang
telah mati dan svarloka diwujudkan dengan atap candi yang melambangkan alam para
Dewa.

Candi-candi tersebut memiliki pola tapak persegi dengan bentuk semakin keatas
semakin meruncing dan berakhir pada puncaknya yang berbentuk Ratna. Ragam hias di
Candi Prambanan dipahat dengan megah dan halus. Motif hiasnya antara lain berupa
motif tubuh manusia, motif setengah manusia setengah binatang, motif binatang dan
motif tumbuh - tumbuhan. Keunikan di Candi Prambanan dapat dilihat dari hiasan nya
yang spesifik yaitu relung singa yang diapit pohon kalpataru dengan bunga - bunga
teratai dibawah nya terdapat kinara-kinari (makhluk manusia setengah dewa). Motif ini
merupakan ciri "motif Prambanan" karena tidak ditemukan di candi lain

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat mengidentifikasi masalah yaitu:

1. penulis ingin mengetahui cara dan metode pembangunan candi

Prambanan yang sangat unik

2. Penulis ingin mengetahui penyebab awal mulanya berdiri nya candi

Prambanan

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi masalah diatas, penulis dapat merumuskan masalah


yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini. Rumusan masalah tersebut seperti yang
terurai dibawah ini yaitu :

1. Penulis ingin mengetahui sejarah terbentuk nya candi Prambanan ?

2. Penulis ingin mengetahui siapa saja yang terlibat dalam pendirian

Candi Prambanan ?

1.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di candi Prambanan dan waktu penelitian nya


dilaksanakan pada hari kamis 7 Desember 2023 saat mengikuti acara Study tour yang
dilaksakan oleh sekolah setiap tahun

1.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dan bahan, penulis menggunakan beberapa metode-


metode pengumpulan data antara lain:

1. Metode Dokumentasi, Yang merupakan cara pengumpulan

informasi melalui berbagai media berupa tulisan atau gambar

2. Metode Interview, Yaitu metode yang digunakan untuk mencari

data dengan cara menanyakan langsung atau wawancara kepada

Tour Leader

3. Metode Observasi, yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data

melalui pengamatan langsung

1.6 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis dapat menentukan tujuan yang ingin
dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini. Tujuan tersebut terurai dibawah ini.

1. Kami sebagai peneliti ingin memberitahukan kepada pembaca

Mengenai sejarah berdirinya candi Prambanan.

terutama mengenai sejarah candi Prambanan

2. Kami sebagai peneliti ingin memberitahukan seputar informasi

Kepada pembaca mengenai ciri khas dari Candi Prambanan

1.7 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai penambah wawasan dan informasi
terkait sejarah Prambanan, beberapa hal tersebut telah terurai di bawah ini;

1. Kalangan pelajar dapat menggali sejarah masa lampau dan

Mempelajari kehidupan di masa lalu

2. Dengan mengetahui sejarah berdirinya maupun pada masa

Kejayaan nya maka para siswa atau pelajar akan

sadar betapa besar peradaban bangsa kita dimasa lalu


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH CANDI PRAMBANAN


Candi Prambanan atau candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu
terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Candi ini dipersembahkan
untuk trimurti, tiga dewa utama yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wisnu sebagai
dewa pemeliharaan, dan Siwa sebagai dewa penglebur. Berdasarkan prasasti siwagrha
nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha ( bahasa Sanskerta yang bermakna
"Rumah Siwa"), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca
Siwa Mahadewa setinggi 3 meter yang menunjukkan bahwa di candi ini Dewa Siwa lebih
diutamakan. Candi ini terletak di desa Prambanan, Pulau Jawa, kurang lebih 20
kilometer Timur Yogyakarta, 40 kilometer Barat Surakarta, dan 120 kilometer Selatan
Semarang, persis di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Candi Roro Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi
antara kabupaten Sleman dan Klaten.

Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, Candi Hindu terbesar di
Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini
berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan
Candi Siwa sebagai Candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang
ditengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu Candi
termegah di Asia Tenggara, Candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan dari
wisatawan seluruh dunia Menurut Prasasti siwagrha, candi ini mulai dibangun pada
sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas
oleh Balitung Maha Sambu dimasa kerjaan Medang Mataram

Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga
merupakan perubahan nama dialek bahasa Jawa dari istilah teologi Hindu para
Brahman yang bermakna"Brahma Agung" yaitu Brahman atau realitas abadi tertinggi
dan teragungan yang tak dapat digambarkan, yang kerap disamakan dengan Konsep
Tuhan dalam agama Hindu. Pendapat lain menganggap para Brahman mungkin
merujuk kepada masa jaya candi ini yang dahulu dipenuhi oleh para Brahman. Pendapat
lain mengajukan anggapan bahwa nama "Prambanan" berasal dari akar kata mban
dalam bahasa Jawa yang bermakna menanggung atau memikul tugas, merujuk kepada
para dewa Hindu yang mengemban tugas menata dan menjalankan keselarasan jagat.
Nama asli kompleks Candi Hindu ini adalah nama dari bahasa Sanskerta siwagrha
( Rumah Siwa), Siwalaya(alam Siwa), berdasarkan prasasti siwagrha yang bertarikh 778
saka (856 Masehi). Trimurti dimuliakan dalam kompleks candi ini dengan tiga candi
utama nya memulikan Brahma, Siwa, dan Wisnu. Akan tetapi Siwa Mahadewa yang
menempati ruang utama di candi, Siwa adalah dewa yang paling dimuliakan dalam
kompleks candi ini.

Candi Prambanan adalah kelompok percandian Hindu yang dibangun oleh raja raja
Dinasti Sanjaya pada abad IX. Ditemukan nya tulisan nama Pikatan pada candi ini
menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian
diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun 856 Masehi
"Prasasti Siwa Grha" sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukan nya
sebagai raja yang besar. Terjadi nya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa
Timur berakibat tidak terawat nya candi-candi di daerah ini ditambah terjadinya gempa
bumi serta beberapa kali meletusnya Gunung Merapi menjadikan candi Prambanan
runtuh tinggal puing - puing batu yang berserakan. Sungguh menyedihkan itulah
keadaan pada saat penemuan kembali candi Prambanan.

Usaha pemugaran yang dilaksanakan pemerintah Hindia Belanda berjalan sangat


lamban dan akhirnya pekerjaan pemugaran yang sangat berharga itu diselesaikan oleh
bangsa Indonesia. Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran candi induk Roro
Jonggrang secara resmi dinyatakan selesai oleh Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik
Indonesia pertama. Sampai sekarang pekerjaan pemugaran dilanjutkan, yaitu
pemugaran candi Brahma dan candi Wisnu, candi Brahma dipugar mulai tahun 1977
dan selesai diresmikan pada tanggal 23 Maret 1987. Sedangkan candi Wisnu mulai
dipugar pada tahun 1982, selesai dan diresmikan oleh bapak Presiden Soeharto pada
tanggal 27 April 1991.

2.2 SEJARAH TERBENTUKNYA CANDI PRAMBANAN

Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah dibangun di
zaman Jawa kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai oleh Sri Maharaja
Rakai Pikatan, saingan candi Buddha Borobudur dan juga candi Sewu yang terletak tidak
jauh dari Prambanan. Beberapa sejarawan telah lama menduga pembangunan candi
besar Hindu ini untuk menandai kembalinya keluarga Sanjaya berkuasa di Jawa, yang
terkait dengan teori kepercayaan kembar wangsa. Yaitu Dinasti Sanjaya yang beragama
Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Buddha Dengan dibangunnya candi ini,
tentunya menjadi pertanda bahwa agama Hindu syiwa kembali mendapat dukungan
Kerajaan, setelah dinasti Syailendra sebelumnya cenderung menganut agama Buddha
Mahayana. Hal ini menunjukan bahwa Kerajaan Medang telah mengalihkan fokus
dukungan agama dari Buddhis me Mahayana ke pemujaan Siwa. Bangunan ini pertama
kali di bangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan dan terus disempurnakan
dan diperluas oleh raja Lokapala dan Raja Sri Maharaja Dyah Balitung Maha Sambu.

Berdasarkan Prasasti siwagrha yang berasal dari tahun 856 Masehi, bangunan suci
ini dibangun untuk menghormati dewa Siwa, dan nama aslinya dalam bahasa Sanskerta
adalah Siwagrha (Sanskerta: Shiva-grha berarti:, rumah Siwa') atau Siwalaya (Sanskerta:
Shiva-laya berarti rumah Siwa' yang berarti:'Kerajaan Siwa' atau 'Kerajaan Siwa'). Dalam
prasasti ini disebutkan bahwa selama pembangunan candi siwagrha berlangsung
pekerjaan umum juga dilakukan untuk memodifikasi saluran air untuk mengalihkan
aliran sungai didekat candi ini. Sungai yang dimaksud adalah Sungai Opak yang
mengalir dari Utara ke Selatan sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan.
Sejarawan menduga bahwa arah asli sungai melengkung ke arah timur dan dianggap
sangat ketat dengan candi sehingga erosi sungai membahayakan pembangunan candi.

Proyek pengelolaan air ini dicapai dengan membuat alur sungai baru yang memotong
kelokan sungai dengan sumbu Utara Selatan sepanjang tembok barat di luar kompleks
candi. Aliran lama dari sungai asli kemudian diisi untuk menyediakan area yang lebih
luas untuk pembangunan serangakaian candi Perwara (candi wali atau candi
pendamping). Beberapa arkeolog percaya bahwa patung dewa Siwa di
garbhagriha(ruang utama) candi adalah reinkarnasi dari raja Balitung, sebagai patung
inkarnasi nya. Kompleks kontruksi ini secara berkala disempurnakan oleh raja raja
Medang Mataram berikutnya seperti Sri Maharaja Dyah Daksa dan Sri Maharaja Dyah
Tulodong, dan diperluas dengan pembangunan ratusan candi lainnya disekitar candi
induk. Karna keindahan candi ini, candi Prambanan adalah candi agung kerajaan
Mataram, dimana banyak upacara penting kerajaan berlangsung. Pada masa
kejayaannya, para sejarawan menduga bahwa ratusan brahmana dan pengikutnya
berkumpul dan tinggal di halaman luar candi ini untuk mempelajari Weda dan berlatih
meditasi, melakukan berbagai ritual dan upacara Hindu. Sedangkan royal center dan
keraton Mataram akan berlokasi disuatu tempat dekat Prambanan didataran kewu.
Sekitar tahun 930 Masehi,ibu kota kerajaan dipindahkan ke Jawa timur oleh Sri
Maharaja Mpu sindok, seorang pengikut dinasti Isyana.

Penyebab pergeseran pusat kekuasaan ini masih belum diketahui secara pasti.
Namun, kemungkinan besar disebabkan oleh letusan dahsyat gunung merapi, sekitar
20kilometer sebelah Utara candi Prambanan. Penyebab lain yang kemungkinan adalah
perang dan perebutan kekuasaan. Setelah pindah ibu kota, candi Prambanan mulai
terbengkalai dan tidak diperbaiki, sehingga perlahan candi ini mulai runtuh dan
mengalami kerusakan. Candi ini konon sudah benar benar runtuh akibat gempa bumi
besar pada abad XVI. Meski sudah tidak lagi menjadi pusat agama dan pemujaan Hindu,
candi ini tetap diakui, dan diketahui keberadaannya oleh masyarakat Jawa yang tinggal
disekitarnya. Candi Durga dan patung patung dibangunan utamanya telah menginspirasi
cerita rakyat Jawa, yaitu legenda Rara Jonggrang. Setelah kesultanan Mataram
terpecah pada tahun 1755, reruntuhan candi dan sungai Opak didekatnya menjadi tanda
batas antara kesultanan Yogyakarta(Jogja) dan kasunanan Surakarta (solo)
2.3 SEJARAH PENEMUAN KEMBALI DAN PROSES PERBAIKAN ULANG CANDI
PRAMBANAN

Masyarakat sekitar candi sudah mengetahui keberadaan candi ini. Namun


mereka tidak mengetahui konteks sejarah candi Prambanan yang sebenarnya, siapa
rajanya dan kerajaan mana yang membangun monumen ini. Dengan imajinasi lain,
penduduk setempat membuat dongeng lokal atau cerita rakyat untuk menjelaskan asal
usul keberadaan candi. Candi tersebut penuh warna dengan kisah kisah indah raja
raksasa, ribuan candi yang dibangun oleh roh jin dan setan dalam 1 malam, dan putri
putri cantik yang dikutuk menjadi patung. Legenda candi Prambanan dikenal dengan
kisah Rara Jonggrang. Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons sebagai
seorang arkeolog yang memiliki warga negaraan Belanda. Candi ini menarik perhatian
dunia selama pendudukan Inggris di Jawa. Sekitar waktu ini, Colin Mac Kenzie, seorang
serveior dibawah Sir Thomas Stamford Raffles, menemukan kuil tersebut.

Meskipun Sir Thomas kemudian memerintahkan penyelidikan lebih lanjut, reruntuhan


candi ini tetap terbengkalai selama beberapa dekade. Tidak ada penggalian serius yang
dilakukan pada tahun 1880-an yang sayangnya menimbulkan penjarahan patung dan
batu dari kuil. Kemudian, pada tahun 1855, Jan Willem IJzerman mulai membersihkan
dan membuang baru dan kotoran dari ruang kuil. Beberapa saat kemudian, Isaac
Groneman melakukan pembongkaran besar besaran dan batu batu candi ditumpuk
disepanjang sungai Opak. Arca dan relief diambil oleh Belanda dan digunakan sebagai
hiasan taman, sedangkan penduduk asli menggunakan batu candi untuk bahan
bangunan dan pondasi rumah. Destorasi dimulai pada tahun 1918, tetapi upaya serius
yang sebenar nya dimulai pada tahun 1930. Pada tahun 1902 - 1903 Theodoor Van ERP
mempertahankan bagian yang kemungkinan akan runtuh. Pada tahun 1918-1926,
dilanjutkan oleh kantor purbakala(Oudhei dkundige Dienst) dibawah P.J Perquin lebih
sistematis menurut kaidah arkeologi.

Seperti yang diketahui, para pendahulunya melakukan pembongkaran dan


pembongkaran ribuan batu secara sembarangan, tanpa memikirkan upaya pemugaran.
Pada tahun 1926 De Hann berlanjut hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun
1931 iya digantikan oleh Ir. V. R. Van romandt sampai tahun 1926, kemudian diberikan
tugas mengarahkan rehabilitasi kepada putra Indonesia dan ini berlanjut sampai tahun
1993. Upaya destorasi berlanjut hingga hari ini. Pemugaran candi Siwa, candi utama
kompleks, selesai pada tahun 1953 dan diresmikan oleh Presiden pertama Republik
Indonesia, Soekarno. Beberapa bagian candi telah dipugar, menggunakan batu baru,
karna banyak batu asli dicuri atau digunakan kembali ditempat lain. Sebuah kuil hanya
akan dipugar jika setidaknya 75 biksu asli masih ada disana. Akibatnya, banyak pagoda
kecil yang belum dibangun kembali dan hanya terlihat struktur utama

bangunannya saja. Sekarang candi ini termasuk dalam situs warisan dunia UNESCO,
status ini diakui oleh UNESCO pada tahun 1991. Beberapa bagian dari candi Prambanan
saat ini sedang dipugar untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh gempa
Yogyakarta 2006. Gempa ini merusak beberapa bangunan dan patung.

2.4 KOMPLEKS CANDI

Model arsitektur rekonstruksi kompleks candi Prambanan, aslinya terdapat 240


candi berdiri di kompleks ini. Pintu masuk ke kompleks bangunan ini terdapat di
keempat arah penjuru mata angin, akan tetapi arah hadap bangunan ini adalah ke arah
timur, maka pintu masuk utama candi ini adalah gerbang timur. Kompleks candi
Prambanan terdiri dari:

1. 3 Candi Trimurti: Candi Siwa, Wisnu, dan Brahma

2. 3 Candi Wahana: Candi Nandi,Garuda,dan Angsa

3. 2 Candi Apit: Terletak antara barisan candi- candi Trimurti dan candi-candi

Wahana disisi Utara dan Selatan

4. 4 Candi kelir: terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu masuk

halaman dalam atau zona inti


5. 4 Candi Patok: terletak di 4 suruh halaman dalam atau zona inti

6. 224 Candi Perwara: tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah candi

Candi dari barisan terdalam hingga terluar : 44,52,60, dan 68

maka terdapat total 240 candi Kompleks Prambanan.

Aslinya terdapat 240 candi besar dan kecil di kompleks Candi Prambanan. Tetapi kini
hanya tersisa 18 candi; yaitu 8 candi utama dan 8 candi kecil di zona inti serta 2 candi
Perwara. Banyak candi Perwara yang belum dipugar, dari 224 candi Perwara hanya 2
yang sudah dipugar, yang tersisa hanya tumpukan batu yang berserakan. Kompleks
candi Prambanan terdiri atas tiga zona; pertama adalah zona luar kedua adalah zona
tengah yang terdiri atas ratusan candi, ketiga adalah zona dalam yang merupakan zona
tersuci tempat delapan candi utama dan delapan kuil suci. Penampang denah
Kompleks candi Prambanan adalah berdasarkan lahan bujur sangkar yang terdiri atas
tiga bagian atau zona, masing-masing halaman zona ini dibatasi tembok batu andesit.
Zona terluar ditandai dengan pagar bujur sangkar yang masing-masing sisinya
sepanjang 390 meter, dengan orientasi Timur laut-Barat Daya.

Kecuali gerbang selatan yang masih tersisa, bagian gerbang lain dan dinding candi ini
sudah banyak yang hilang. Fungsi dari halaman luar ini secara pasti belum diketahui;
kemungkinan adalah lahan taman suci, atau kompleks asrama Brahmana dan murid-
muridnya. Mungkin dulu bangunan yang berdiri di halaman terluar ini terbuat dari bahan
kayu, sehingga sudah lapuk dan musnah tak tersisa.

1. CANDI SIWA

Candi dengan luas dasar 34 meter persegi dan tinggi 47 meter adalah terbesar
dan terpenting. Dinamakan candi Siwa karena didalamnya terdapat arca SIWA
MAHADEWA yang merupakan area terbesar. Bangunan ini dibagi atas 3 bagian secara
vertikal kaki, tubuh dan kepala/atap, kaki candi menggambarkan "dunia bawah" tempat
manusia yang masih diliputi hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan "dunia tengah"
tempat manusia yang telah meninggalkan keduniawian dan atap melukiskan " dunia
atas" tempat para dewa. Gambar kosmos nampak pula dengan adanya arca dewa-
dewa dan makhluk-makhluk surgawi yang menggambarkan Gunung Mahameru(G.
Everest di India) tempat para dewa. Percandian Prambanan merupakan replika gunung
itu terbukti dengan adanya arca-arca dewa Lokapala yang terpahat pada kaki candi
Siwa. Empat pintu masuk pada candi itu sesuai dengan keempat arah mata angin.

Pintu utama menghadap ke timur dengan tangga masuknya yang terbesar.


Dikanan-kirinya berdiri 2 area raksasa penjaga dengan membawa gada yang merupakan
manifestasi dari Siwa. Didalam candi terdapat 4 ruangan yang menghadap keempata
arah mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar yang ada di tengah-tengah. Kamar
terdepan Siwa, sedangkan ketiga kamar lainnya masing-masing berisi arca-arca; Siwa
Maha Guru, Ganesha dan Durga. Dasar kaki candi dikelilingi Selasar yang dibatasi oleh
pagar Langkan. Pada dinding Langkan sebelah dalam terdapat relief cerita Ramayana
yang dapat diikuti dengan cara"Pradaksina"(berjalan searah jarum jam) mulai dari pintu
utama. Hiasan-hiasan pada dindingn sebelah luar berupa"kinara-kinari" ( makhluk
bertubuh burung berkepala manusia). "Kalamakara"(kepala raksasa yang lidahnya
berwujud mitologi) dan makhluk surgawi lainnya. Atap candi bertingkat-tingkat dengan
susunan yang amat komplek masing-masing dihiasi sejumlah "Ratna" dan puncak nya
terdapat "ratna' terbesar.

A. Arca Siwa Mahadewa

Menurut ajaran Trimurti-Hindu, yang paling dihormati adalah dewa Brahma


sebagai pencipta alam, kemudian Dewa Wisnu sebagai pemelihara dan Dewa Siwa
sebagai perusak alam. Tetapi di India maupun di Indonesia, Siwa adalah yang paling
terkenal. Di Jawa, ia dianggap yang tertinggi, karena ada yang menghormatinya sebagai
Mahadewa. Arca ini mempunyai tinggi 3 meter berdiri diatas landasan baru setinggi 1
meter. Diantara kaki arca dan landasannya terdapat batu bundar berbentuk bunga
teratai. Arca ini menggambarkan raja Balitung. Tanda-tanda sebagai Siwa adalah
tengkorak diatas bulan sabit pada mahkotanya, mata ketiga pada dahinya, bertangan 4
berselempangkan luar, kulit harimau di pinggangnya serta senjata trisula pada sandaran
arcanya. Tangan-tangannya memegang kipas, tasbih,tunas bunga teratai dan benda
bulat sebagai benih alam semesta. Raja Balitung dipandang sebagai penjelmaan Siwa
oleh keturunan dan rakyatnya.

B. Arca Siwa Maha Guru

Arca ini berwujud seorang tua berjanggut yang berdiri dengan perut gendut.
Tangan kiri memegang kendi dan bahunya terdapat kipas. Semuanya adalah tanda-
tanda seorang pertapa. Trisula yang terletak di sebelah kanan belakangnya
menandakan senjata khas Siwa. Arca ini menggambarkan seorang pendeta alam dalam
istana raja Balitung sekaligus seorang penasehat dan guru. Karena besar jasanya dalam
mengerjakan agama Hindu-Siwa, maka ia dianggap sebagai salah satu aspek (bentuk)
dari Siwa.

C. Arca Ganesha

Arca ini berwujud manusia berkepala gajah bertangan 4 yang sedang duduk
dengan perut gendut. Tangan-tangan belakangnya memegang tasbih dan Kampak
sedangkan tangan-tangan depannya memegang patahan gadingnya sendiri dan sebuah
mangkuk. Ujung belalainya dimasukan ke dalam mangkuk itu yang menggambarkan
bahwa ia tak pernah puas meneguk ilmu pengetahuan. Ganesha memang menjadi
lambang kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan, penghalau segala kesulitan. Pada
mahkotanya terdapat tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda ia anak Siwa dan Uma,
istrinya. Arca ini menggambarkan putera mahkota sekaligus panglima perang Raja
Balitung.

D. Arca Durga atau Loro Jonggrang

Arca iniberwujud seorang wanita bertangan 8 yang memegang beraneka ragam


senjata : Cakra, Gada, Anak Panah, ekor banteng, sankha, perisai, busur, panah, dan
rambut berkepala Raksasa Asura. Iya berdiri diatas banteng Nandi dalam sikap
"tribangga" (3 gaya gerak yang membentuk 3 lekukan tubuh). Banteng Nandi
sebenarnya penjelmaan dari asura yang menyamar. Durga berhasil mengalahkan dan
menginjak nya sehingga dari mulutnya keluarlah asura yang lalu ditangkapnya. Iya
adalah salah satu aspek dari sakti ( istri ) Siwa.

Menurut mitologi ia tercipta dari lidah-lidah api yang keluar dari tubuh para dewa.
Durga adalah Dewi kematian, karenanya arca ini menghadap ke Utara yang merupakan
mata angin kematian. Sebenarnya arca ini sangat indah apa bila dilihat dari kejauhan
nampak seperti hidup dan tersenyum namun hidungnya telah dirusak oleh tangan-
tangan jahil. Arca ini menggambarkan permaisuri Raja Balitung.

1. CANDI BRAHMA

Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-satunya


ruangan berdirilah arca Brahma berkepala 4 dan berlengan 4. Arca ini sebenarnya
sangat indah tetapi sudah rusak. Salah satu tangannya memegang tasbih yang satunya
memegang "kamandalu" tempat air. Keempat wajah menggambarkan keempat kitab
suci Weda masing-masing menghadap kempat arah mata angin. Sebagai pencipta ia
membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarkan waktu. Dasar
kaki candi juga dikelilingi oleh selasar yang dibatasi pagar langkan dimana pada dinding
langkan sebelah dalam terpahat relief lanjutan cerita Ramayana dan relief serupa pada
candi Siwa hingga tamat.

2. CANDI WISNU

Bentuk, ukuran relief dan hiasan dinding luarnya sama dengan candi Brahma.
Didalam satu-satunya ruangan yang ada berdirinya arca Wisnu bertangan empat yang
memegang Gada, Cakra, Tiram. Pada dinding langkan sebelah dalam terpahat relief
cerita Kresna sebagai "Avantara" atau penjelmaan Wisnu dan Balarama (Baladewa)
kakaknya.

3. CANDI NANDI

Luas dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter. Didalam satu-satunya


yang ada terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap merdeka dengan panjang
kurang lebih 2 meter. Disudut belakangnya terdapat area dewa Candra. Candra yang
bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik 10 ekor kuda. Surya berdiri diatas kereta
yang ditarik oleh 7 ekor kuda. Candi ini sudah dipugar

4. CANDI ANGSA

Candi ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13
meter persegi dan tinggi 22 meter. Mungkin ruangan ini hanya dipakai untuk kandang
angsa hewan yang biasa dikendarai oleh Brahma.

5. CANDI GARUDA

Bentuk ukuran serta hiasan dindingnya sama dengan candi angsa. Didalam
satu-satunya ruangan yang ada terdapat arca kecil Yeng berwujud seekor naga. Garuda
adalah kendaraan Wisnu.

6. CANDI APIT

Luas dasarnya 6 meter persegi dengan tinggi 16 meter. Ruangannya kosong.


Mungkin candi ini dipergunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi induk.
Karena keindahannya ia mungkin digunakan untuk menanamkan estetika dalam
komplek percandian Prambanan.

7. CANDI KELIR

Luas dasarnya 1,55 meter persegi dengan tinggi 4,10 meter. Candi ini tidak
mempunyai tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.

8 CANDI SUDUT

Ukuran candi-candi sama dengan candi kelir


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian kami, kami penulis menyimpulkan bahwa berbagai


macam kebudayaan bersejarah yang tersebar di seluruh Nusantara Indonesia dan
dengan seiringnya kemajuan zaman, namun pelestarian atas berbagai macam
kebudayaan tersebut kurang mendapatkan perhatian dari seluruh masyarakat dan
kecintaan akan kebudayaan-kebudayaan Indonesia itu kurang begitu tinggi. Dalam
laporan ini, kami mengangkat salah satu objek bersejarah yaitu candi Prambanan.

Candi Prambanan yang merupakan peninggalan bersejarah bagi perkembangan


agama Hindu yang termasuk ke bangsa Indonesia untuk pertama kalinya. Selain itu juga,
candi Prambanan merupakan situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO
sehingga kami pun terdorong untuk lebih mencari berbagai informasi tentang sisi-sisi
sejarah yang telah terjadi pada candi Prambanan dan juga kami ingin mengembangkan
pengetahuan dari segi arsitektur Candi Prambanan.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas kami penulis makalah ini memiliki beberapa saran
seperti terurai di bawah ini

1. Ada baik nya perbaikan di Candi Prambanan di tingkatkan agar tidak terjadi suatu
yang

tidak diinginkan suatu hari nanti

2. Marilah kita jaga dan merawat bersama - sama situs bersejarah ini agar
dikemudian hari

generasi selanjut nya dapat menikmati keindahan candi ini.


Daftar Pustaka
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai