Anda di halaman 1dari 3

Dapatkah Eren Di Jerat Hukum ?

Siapa yang tidak tahu Attack on Titan ? bagi generasi muda khususnya yang
mengikuti perkembangan Pop Culture Jejepangan tentu saja sudah tak asing dengan
manga karya Hajime Isayama ini. Attack on Titan atau dalam Bahasa Jepang disebut
Shingeki no Kyojin adalah sebuah seri manga shōnen asal Jepang yang ditulis dan
diilustrasikan oleh Hajime Isayama yang dimuat berseri dalam majalah
terbitan Kodansha sejak bulan September 2009 hingga April 2021. Bercerita tentang
seorang remaja bernama Eren Yegear yang tinggal di sebuah pulau bernama Paradise
dimana manusia tinggal di dalam wilayah yang dikelilingi tiga lapis tembok besar, yang
melindungi mereka dari makhluk pemakan manusia berukuran raksasa yang dikenal
sebagai Titan.
Nah, diakhir cerita ada sebuah kejadian menarik yang disebut ‘Rumbling’ dimana
Eren membangkitkan ribuan Titan yang tertidur didalam diding untuk memusnahkan
seluruh umat manusia yang berada di luar Pulau Paradise. Seandainya Eren hidup di
dunia nyata apakah Eren dapat dijerat hukum ? lalu pasal apakah yang dapat yang dapat
menjerat Eren ?.
Seandainya insiden ‘Rumbling’ ini terjadi di dunia nyata setidaknya ada beberapa
instrumen dalam konvensi hukum internasional dan yang dapat menjerat Eren. Diantara
adalah beberapa ketentuan ketentuan yang ada dalam Konvensi Genosida tahun 1948
dan Statuta Roma tahun 1998. Terdapat kesamaan antara kedua instrument tersebut
dalam mendefinisikan genosida yakni pasal 2 konvensi genosida tahun 1948 dengan
pasal 6 statuta roma tahun 1998 yaitu “genosida berarti setiap dari perbuatan-perbuatan
berikut, yang dilakukan dengan tujuan merusak begitu saja, dalam keseluruhan ataupun
sebagian, suatu kelompok bangsa, etnis, rasial atau agama seperti membunuh,
menimbulkan luka-luka pada tubuh atau mental, dengan sengaja menimbulkan kondisi
kehidupan yang menyebabkan kerusakan fisiknya dalam keseluruhan ataupun Sebagian,
memaksakan tindakan yang mencegah kelahiran, dan memindahkan anak-anak secara
paksa”.
Mengacu pada pengertian tersebut tentu Eren telah terbukti secara meyakinkan
melakukan kejahatan genosida dan memenuhi unsur Actus Reus dan Mens Rea dilihat
dari tindakannya yang dengan sengaja membunuh 80 persen umat manusia yang
tergolong dalam kelompok kelompok bangsa, etnis, rasial atau agama dengan tujuan
untuk hanya melindungi bangsanya sendiri saja tanpa memikirkan hak hidup bangsa
lain.
Dalam pasal 1 konvensi genosida tahun 1948 menjelaskan bahwa Tindakan
genosida, apakah dilakukan pada waktu damai atau pada waktu perang, merupakan
kejahatan menurut hukum internasional. Lalu selanjutnya Eren juga telah melanggar
pasal 7 Statuta Roma tahun 1998 tentang kejahatan terhadap kemanusian dengan
melakukan tindakan pembunuhan, pemusnahan, penyikasaan, penganiayaan, dan
perbuatan tak manusiawi yang menyebabkan luka serius terhadap badan atau mental
kepada suatu kelompok penduduk sipil.
Maka terlepas dari pandangan Sebagian orang bahwa tindakannya itu dilakukan
atas dasar hanya sebatas melindungi dirinya sendiri dan teman-temannya yang dapat
dikatakan sebagai suatu tindakan yang patriotis. Tetapi dimata hukum atas tindakannya
itu Eren sangat pantas dikatakan telah melanggar kesepakatan hukum internasional dan
berhak diadili di International Criminal Cour (ICC) atau Pengadilan Kejahatan
Internasional.
Terlepas dari semua itu karakter Eren dalam Attack on Titan tetaplah hanya
seorang tokoh fiksi, tetapi dari tindakannya itu kita dapat mengambil pembelajaran. Jadi
bagaimana menurutmu ? jika karakter seperti Eren ada di dunia nyata apakah dia pantas
untuk diadili atas Tindakan kejahatan perang dan genosida atau tidak ?.

Anda mungkin juga menyukai