Malam ini kita berdampingan….. Diantara hembusan angin yang menusuk belulang..
Disaksikan alam yang hening dan temaram….
Bersaksi akan kebesaran dan keagunganmu ya Allah….
Engkau yang Maha Besar dan Maha Pengasih….
Engkau yang maha segalanya dan semua terjadi atas kehendak-Mu…
Ayah…
Ingatlah sosok ayah.. bayangkan wajah ayah…
wajah yang mulai menua yang legam terbakar mentari
sawah dan ladang menjadi sahabatnya..
atau yang keriput karena banyaknya masalah yang beliau fikirkan dikantornya…
Ayah… yang selalu bekerja membanting tulang,,,
Kadang tak peduli siang atau petang..
semua dilakukan hanya untuk kebutuhan kita, anaknya.
Sering kebutuhan dan keperluannya sendiri dikesampingkan
Sampai beliaupun tidak memikirkan kesehatannya.
Yang beliau fikirkan hanyalah “bagaimana cara memenuhi kebutuhan keluarga saya”,,
hanya itu yang ada dalam fikirannya.
Mungkin kita marah, ngambek saat kemauan kita tidak terpenuhi..
PERNAHKAH KITA FIKIRKAN PERASAAN AYAH SAAT ITU, ….,?????
HATINYA MENJERIT,, BELIAU MENANGIS,, HATINYA TERLUKA..
Hanya karena air mata tidak keluar bukan berarti beliau baik baik saja..
Ayah tidak akan menitikkan air mata
Karena ingin selalu terlihat kuat di depan kita…
Agar kita tidak ragu untuk berlindung padanya saat kita merasa tak mampu..
Ibu…
Bayangkan sosok ibu..
Ibu yang mengandung 9 bulan, melahirkan kita dengan taruhan nyawa
Menyusui dalam kondisi lemah…
Ibu yang mengajari kita berjalan, berbicara, berbuat…
Ingatkah saat kita masih kecil?
Ketika lapar, tangan ibu yang menyuapi
Ketika haus, tangan ibu yang memberi minum..
Ketika menangis, tangan ibu yang mengusap air mata..
Ibu melakukan segalanya untuk kita… Cinta ibu tak berbatas
Saat kita terjatuh, terpukul.., ibu yang menyemangati kita dengan kasihnya..
Saat kita hancur, tak perduli seberapa dalam, ibu menyentuh lembut jemari kita
Lalu, apa yang kita lakukan?
Menolak ketika disuruh.. membantah ketika tak sekata..
Dan Terkadang berteriak saat berbicara ..
tanpa sadar, sering sekali kita menyakiti hati beliau..
Sudahkah kita meminta maaf? Sudahkah kita berusaha membahagiakannya?
Jika belum, kapan?
Ayah…. Ibu….
Sekarang aku ditantang untuk menjadi Pembina pramuka….
Tanggungjawab yang besar sudah menanti….
Terbayang masa depan gerakan pramuka, ada dipundakku….
Ayah….. ibu….
Restui aku untuk mampu mengemban amanat menjadi Pembina pramuka yang hebat dan paripurna
Aku tidak ingin menjadi pecundang…. Aku bertekat menjadi Pembina yang hebat…. Aku ingin membesarkan
organisasi gerakan pramuka, dengan membina nak-anak negeri…. Sesuai dengan ilmu yang aku dapatkan dari
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar ini….
Terima kasih ya Allah…
Engkau menjadi saksi tekatku menjadi Pembina pramuka….
Pembina yang bisa menjadi teladan bagi anak-anak didik….
Pembina yang tidak sombong, dan selalu rendah hati….
Pembina yang dapat bekerjasama dengan siapapun tanpa memandang kedudukan dan jabatan.