Anda di halaman 1dari 33

Modul Pendidikan dan Pelatihan

Pengawas Operasional Pertama


2020

BA
ER
IN
OM
GE

6 TEKNIK PEMBUATAN
M

JSA
SD
PP

PPSDM Geologi, Mineral, dan Batubara


Jl. Jenderal Sudirman No. 623 Bandung 40211
Hak Cipta :

Pada Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia


Geologi, Mineral, dan Batubara
Cetakan Pertama Tahun 2020

BA
ER
IN
Dilarang mengutip sebagian ataupun
OM
seluruh buku ini dalam bentuk apapun
tanpa izin dari penerbit
GE
M
SD
PP

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia


Geologi, Mineral, dan Batubara
Jl. Jenderal Sudirman No. 623
Bandung 40211
SAMBUTAN

Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap (KSA) bagi aparatur


maupun tenaga industri di sub sektor pertambangan mineral dan batubara,
pemerintah melaksanakan program pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk semua
bidang pekerjaan di sub sektor pertambangan mineral dan batubara. Pelaksanaan
program diklat tersebut perlu didukung dengan ketersediaan materi ajar yang berupa
modul diklat.

BA
Modul diklat memiliki peranan penting bagi peserta diklat dalam membantu
mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan materi pembelajaran yang

ER
disampaikan oleh tenaga pengajar.Karakteristik modul diklat yang khas
menjadikannya berbeda dengan buku-buku teks bagi para mahasiswa di perguruan
tinggi.Sebuah modul harus mampu “berdialog” dengan pembacanya, modul diklat
IN
yang ideal juga dapat menggantikan peran fasilitator dalam menyampaikan substansi
materi diklat.
OM

Pentingnya sebuah modul diklat sebagai salah satu alat bantu dalam proses belajar
mengajar disadari sebelumnya oleh pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan
GE

diklat ini. Oleh karena itu modul selalu identik dengan setiap penyelenggaraan
program diklat.
M

Penulisan modul diklat yang tidak standar serta kaidah-kaidah penulisan yang tidak
baik, tidak hanya menyulitkan peserta diklat dalam memahami dan mengaplikasikan
SD

materi yang disampaikan, tetapi juga menyebabkan tidak tercapainya tujuan program
diklat secara umum.
PP

Bandung, Desember 2013


Kepala Badan Diklat
Energi dan Sumber Daya Mineral

M. Teguh Pamuji, S.H., M.H.

Teknik Pembuatan JSA i


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan YME karena atas berkat dan rahmat-
Nya Modul Diklat Kepala Pengawas Operasional Pertambangan (POP) dapat
terselesaikan.

Seperti kita ketahui bahwa kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan yang
memiliki karakteristik khusus, dimana banyak pihak dan kepentingan yang terlibat
dalam kegiatan tersebut sehingga diperlukan pengawasan terhadap kegiatannya.

BA
Pengawas operasional memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan manusia,
proses, peralatan dan lingkungan kerja dimana mereka bekerja, agar dapat

ER
menjalankan tanggung jawabnya dengan baik, pengawas operasional harus memiliki
standar kompetensi. Untuk pemenuhan terhadap kompetensi tersebut maka
dirasakan perlu diberikan pelatihan dan keterampilan yang sesuai, sehingga
IN
membantu peserta dapat memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan oleh
pemerintah.
OM

Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh aparatur
pemerintah tersebut dapat dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan
GE

(diklat). Pelaksanaan program diklat tersebut perlu didukung dengan ketersediaan


materi ajar yang berupa modul diklat. Modul diklat memiliki peranan penting bagi
peserta diklat dalam membantu mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan
M

materi pembelajaran yang disampaikan oleh tenaga pengajar.


SD

Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran kami harapkan untuk perbaikan modul di masa yang akan datang.
PP

Bandung, Desember 2013


Kepala Pusat
Pendidikan dan Pelatihan
Mineral dan Batubara

Ir. Toto Ridwan, M.T.

Teknik Pembuatan JSA ii


DAFTAR ISI

SAMBUTAN ........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ...................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. i
A. Latar Belakang............................................................................................... i
B. Deskripsi Materi ............................................................................................ ii
C. Tujuan Pembelajaran .................................................................................... ii

BA
D. Materi Pokok ................................................................................................. ii
BAB II JSA DAN METODE PEMBUATANNYA ......................................................... 1
A. Pengertian dan Latar Belakang Penyusunan JSA ........................................ 1

ER
B. Metode Pembuatan JSA ............................................................................... 1
C. Latihan .......................................................................................................... 6
D. Rangkuman .................................................................................................. 6
IN
BAB III LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN JSA .................................................... 7
A. Langkah-langkah Pembuatan JSA ............................................................... 7
B. Latihan ........................................................................................................ 15
OM
C. Rangkuman ................................................................................................ 15
BAB IV MANFAAT JSA ........................................................................................... 17
A. Orientasi Pekerja Baru/Penugasan Baru .................................................... 18
GE

B. Pelatihan Pengawasan Baru....................................................................... 18


C. Instruksi tugas yang benar .......................................................................... 18
D. Observasi tugas yang terencana ................................................................ 18
E. Pertemuan Kelompok/safety Talk ............................................................... 18
M

F. Penyelidikan kecelakaan/insiden ................................................................ 19


G. Pelatihan Keterampilan ............................................................................... 19
SD

H. Latihan ........................................................................................................ 19
I. Rangkuman ................................................................................................ 20
BAB IV SOSIALISASI, PELAKSANAAN, DAN EVALUASI JSA ............................. 21
A. Sosialisasi JSA ........................................................................................... 21
PP

B. Tata cara pelaksanaan JSA ........................................................................ 21


C. Evaluasi JSA............................................................................................... 22
D. Latihan ........................................................................................................ 22
E. Rangkuman ................................................................................................ 22
BAB VI PENUTUP ................................................................................................... 24
A. Kesimpulan ................................................................................................. 24
B. Tindak Lanjut .............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 25

Teknik Pembuatan JSA iii


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Setiap modul berisikan beberapa pembelajaran sesuai dengan tuntutan elemen


kompetensi dan kriteria unjuk kerja. Untuk memahami modul secara utuh peserta
harus mempelajari setiap tahapan pembelajaran sampai selesai. Pada akhir setiap
pembelajaran terdapat tugas-tugas dan kunci jawaban berada pada bagian akhir
modul. Agar mendapatkan hasil belajar maksimal, ikutilah petunjuk penggunaan
modul berikut ini:

BA
1. Pahami tujuan umum yang tercantum pada setiap modul
2. Ikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan pada modul sampai akhir

ER
Cobalah sendiri mengerjakan soal latihan yang tertera pada akhir setiap
pembelajaran, kemudian nilai sendiri dengan rumus:
IN
Jumlah jawaban yang betul
Nilai  x 100
OM
Jumlah seluruh soal

Untuk meningkatkan kedalaman penguasaan Anda terhadap isi modul, disarankan


untuk membaca referensi yang tertera di dalam daftar pustaka.
GE
M
SD
PP

Teknik Pembuatan JSA iv


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisa keselamatan pekerjaan adalah suatu aktifitas yang bertujuan untuk
menganalisa dan mengendalikan bahaya sehingga keselamatan dan kesehatan
pekerja dapat terjamin serta tidak terganggunya proses produksi. Analisa ini

BA
menitikberatkan pada identifikasi bahaya dan pengendaliannya dengan cara
menganalisis secara sistimatis pekerjaan yang akan dilakukan.

Beberapa metode yang dilakukan sebelumnya kurang berhasil karena teknik

ER
studi yang dilakukan hanya menekankan kepada efisiensi bagaimana pekerjaan
tersebut dapat dilakukan dengan lebih cepat. Namun analisa/evaluasi yang hanya
IN
menekankan kepada aspek keselamatan juga tidak akan efektif karena hanya
menghasilkan pekerjaan yang aman tapi tidak efesien dan efektif. Teknik yang
OM
dilakukan dalam analisa tugas yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah teknik
yang menganalisa secara sistematis suatu pekerjaan untuk aspek keselamatan dan
kesehatan kerja, kualitas dan efisiensi dalam waktu yang sama. Pendekataan secara
GE

terpadu ini pada kenyataanya menberikan jaminan yang lebih besar terhadap aspek
keselamatan dan kesehatan. Dalam metode ini pendekatan yang dilakukan
mencakup enam aspek yaitu:
M

1. Inventarisasi tugas yang akan dibuat JSA


SD

2. Identifikasi tugas yang kritis


3. Menguraikan langkah tugas
PP

4. Mengidentifikasi potensi kerugian dengan tepat


5. Menentukan tindakan pengendaliannya
6. Penggunaan JSA pada pekerjaan

Karena metode analisa ini juga melibatkan pekerja maka masukan yang didapat
adalah dari pekerja yang secara nyata melakukan pekerjaan tersebut yang akan
memberi hasil yang lebih tepat dan lebih terpakai sehingga JSA yang dibuat menjadi
JSA yang tepat sasaran dan lebih dapat diaplikasikan di lapangan.

Teknik Pembuatan JSA i


B. Deskripsi Materi
Dalam mata pelajaran ini akan dibahas mengenai metode, langkah pembuatan,
dan manfaat dari JSA, serta tatacara pelaksanaan dan evaluasi JSA.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu
membuat dan mengevaluasi JSA pekerjaan yang ada di tempat kerjanya.

BA
D. Materi Pokok
1. Dasar pemikiran pembuatan JSA;

ER
2. Metode pembuatan JSA;
3. Langkah-langkah pembuatan JSA;
4. Penentuan tugas kritis;
5.
IN
Identifikasi potensi bahaya dan cara pengendaliannya;
6. Manfaat dan tata cara sosialisasi JSA;
OM

7. Tatacara pelaksanaan JSA;


8. Evaluasi JSA.
GE
M
SD
PP

Teknik Pembuatan JSA ii


BAB II
JSA DAN METODE PEMBUATANNYA

Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat:
a. menjelaskan pengertian JSA dan latar belakang penyusunan JSA;
b. menjelaskan metode pembuatan JSA yaitu Observasi dan diskusi dan Diskusi

BA
A. Pengertian dan Latar Belakang Penyusunan JSA

ER
Job Safety Analysis (JSA) atau anailsa keselamatan pekerjaan adalah suatu
analisa yang dilakukan terhadap potensi bahaya yang mungkin muncul pada saat
pekerjaan tersebut dilakukan dan membuat tindakan pengendaliannya sehingga
kecelakaan dapat dicegah.
IN
OM
JSA ini bermanfaat sebagai suatu tools atau alat yang sangat membantu untuk
tercapainya pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik sehingga
semua pekerjaan harus dipastikan memiliki analisa keselamatan sebelum pekerjaan
GE

tersebut dilakukan.

Tugas dan tanggung jawab pengawas operasional yang tercantum pada


lampiran I Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman
M

Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik, salah satunya menyatakan


SD

bahwa bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan dan kesehatan


semua pekerja tambang yang menjadi bawahannya. Untuk tercapainya hal tersebut
diatas, maka analisa keselamatan pekerjaan menjadi suatu hal yang wajib ada
PP

sebelum pekerjaan dilakukan.

B. Metode Pembuatan JSA


Analisa keselamatan pekerjaan dapat dibuat melalui 2 (dua) metode sebagai
berikut:

1. Observasi dan diskusi


2. Diskusi saja

Teknik Pembuatan JSA 1


Kedua metode ini masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan
sehingga perlu dicermati hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode
pembuatan JSA. Namun pada hakikatnya metode dengan observasi dan diskusi
akan lebih akurat dibanding dengan metode diskusi saja. Hal ini dikarenakan pada
metode observasi dan diskusi kita dapat melihat orang, peralatan, bahan,
lingkungannya dan prosesnya secara detail sehingga hasil analisa yang diperoleh
akan lebih akurat dan lebih terpakai.

1. Observasi dan diskusi

BA
Pada metode ini terdapat 6 (enam) langkah dalam melakukan analisa, yaitu:

a. Seleksi beberapa pekerja baik yang mempunyai pengalaman dan

ER
pengetahuan mengenai pekerjaan yang akan dianalisa dan ingin berbagi
pengalaman dan pengetahuan.
b. Dapatkan kerjasama pekerja-pekerja tersebut dengan menjelaskan apa
IN
yang mereka kerjakan dan pastikan mereka mengerti bahwa tujuan dari
OM
observasi tersebut adalah untuk evaluasi pekerjaan bukan pekerjanya.
c. Melakukan observasi atau pengamatan terhadap tugas yang sedang
dilakukan pekerja yang dipilih dan amati setiap langkah yang dilakukan
GE

pekerja serta catat dalam uraian awal.


d. Periksa uraian ini dengan pekerja untuk keakuratan, dan juga untuk
mendorong pekerja membagi pengetahuan dan pengalaman.
M

Ulangi langkah langkah b-d dengan pekerja yang lain dan lakukan
SD

pengamatan serta diskusi dengan pekerja tersebut untuk mendapatkan


masukan yang baru. Dalam menguraikan langkah biasanya akan sangat
membantu dengan memulai setiap pernyataan dengan kata kerja tindakan
PP

seperti; mengeset, menyetel, memulai, menggerakan dsb.

e. Identifikasi kerugian yang terpapar untuk setiap langkah spesifik atau


aktifitas yang signifikan.
f. Membuat tindakan pengendalian untuk setiap potensi bahaya yang sudah
diidentifikasi.

2. Diskusi saja

Analis dengan diskusi saja dilakukan apabila suatu pekerjaan tidak


memungkinkan untuk diobservasi secara langsung. Ini biasanya untuk tugas

Teknik Pembuatan JSA 2


baru yang belum pernah dikerjakan atau untuk suatu pekerjaan yang lokasinya
terpencil sehingga tidak praktis untuk dikunjungi atau dilakukan pengamatan,
dan juga untuk tugas yang jarang dikerjakan tapi tugas tersebut adalah kritis.
Untuk kasus berikut ini maka yang dilakukan adalah:

a. Cari beberapa orang yang mempunyai pengalaman tentang pekerjaan


tersebut
b. Lakukan satu kali atau lebih pertemuan dengan beberapa atau dengan
semua orang tersebut..

BA
c. Jelaskan penggunaan dan cara pendekatannya
d. Tentukan langkah yang signifikan dan aktifitas yang kritis atau yang
mempunyai potensi bahaya

ER
e. Identifikasikan kerugian yang terpapar untuk setiap langkah spesifik
aktifitas yang signifikan.
f. IN
Membuat tindakan pengendalian untuk setiap potensi bahaya yang sudah
diidentifikasi.
OM

Hasil riset dan statistik menunjukan bahwa perubahaan yang tidak dikenal
(tak teridentifikasi) adalah salah satu faktor yang banyak menyebabkan
GE

kecelakaan. Perubahaan tempat kerja akan mengakibatkan perbedaan potensi


bahaya, sehingga apabila terjadi perubahan pada tempat kerja maka potensi
bahaya harus diidentifikasi ulang. Selain perubahan tempat kerja, hal-hal lain
M

yang kemungkinan bias merubah potensi bahaya juga harus diidentifikasi,


SD

misalnya urutan aktifitas, jadwal, personil, metoda, alat, bahan baku, mesin,
spesifikasi, prioritas dan lain-lain.
Umumnya perubahaan yang dilakukan adalah untuk mendapatkan suatu
PP

manfaat atau di harapkan bermanfaat, tapi apabila perubahaan tidak di ketahui


atau tidak di imbangi dengan antisipasi maka dia akan meningkatkan
kemungkinan kecelakaan. Untuk itu setiap ada rencana perubahan harus selalu
dilakukan dengan analisa metoda diskusi terlebih dahulu.

3. Analisa hubungan tujuan manajemen dan faktor tugas


Pekerjaan juga dapat dianalisa dalam terminologi 4 tujuan utama dari
manajemen (biaya, produksi, kualitas dan keselamatan) kombinasi dari ke-4

Teknik Pembuatan JSA 3


sub sistem ini dalam terminology 4 tujuan utama manajemen memberikan 16
area pertanyaan berikut :

a. Biaya- Orang
Apakah kita dapat mengendalikan biaya dengan mempunyai orang
yang pelatihnya lebih baik ? Dengan menggunakan orang yang lebih baik
? Melalui motivasi yang lebih baik.

b. Biaya- Alat
Dapatkah kita mengendalikan biaya dengan mempunyai alat, mesin

BA
atau perkakas yang berbeda. ? Atau dengan menggunakan alat yang ada
dengan lebih efektif.

ER
c. Biaya- Bahan
Dapatkah bahan yang lebih murah digunakan ? Bagaimana cara kita

d.
untuk mengurangi bahan yang terbuang.

Biaya- Lingkungan
IN
OM
Dapatkah kita menghemat uang melalui housekeeping, penerengan,
penataan, ventilasi yang lebuh baik.
GE

e. Produktifitas- Orang
Bagaimana kita mengurangi kehilangan jam kerja, meningkatkan
efisien tenaga kerja ? Bagaimana memebuat pekerjaan lebih mudah agar
M

pekerja lebih produktif

f. Produksi-Peralatan
SD

Bagaiman kita dapat mengurangi kerusakan alat dan atau beroperasinya


alat? Peralatan, mesin,perkakas apa yang kita harus sediakan untuk
PP

meningkatkan produktifitas.
g. Peralatan- Lingkungan
Dapatkah kita meningkatkan produksi dengan melalui penataan,
penerangan, pembersihan yang lebih baik? Melalui iklim kerja atau kondisi
yang lebih baik?

h. Produksi- Bahan
Bagaimana bahan dapat ditangani dan diangkut dengan lebih efisien
? Bahan apa yang akan membantu produktifitas

Teknik Pembuatan JSA 4


i. Kualitas- Orang
Pengetahuan dan keterampilan apa yang kritis untuk menghasilkan
yang berkualitas ? Dapatkah kita meningkatkan kualitas dengan seleksi,
penempatan, pelatihan dan petunjuk yang lebih baik

j. Kualitas- Peralatan
Alat, mesin dan perkakas apa yang kita harus sediakan untuk
memastikan kualitas yang optimum? Dapatkah kita meningkatkan operasi
pemeliharaan untuk jam kerja yang lebih panjang dan kualitas yang lebih

BA
baik dari suatu peralatan.

k. Kualitas- Bahan

ER
Apa ada bahan lain yang dapat meningkatkan kualitas ? Pakah akan
membantu untuk membuat pemeriksaan kualitas bahan lebih cepat atau
lebih sering?

l. Kualitas- Lingkungan
IN
OM
Apakah kualitas dipengaruhi oleh kotoran, debu, asap,pelarut,
cahaya atau suhu ?

m. Keselamatan- Orang
GE

Apa potensi bahaya yang dapat membahayakan orang? Apa


kebutuhan yang kritis untuk peraturan, instruksi tugas dan observasi tugas
M

n. Keselamatan- Peralatan
Apa potensi bahaya yang dapat mengakibatkan peralatan rusak,
SD

terbakar atau meledak ? Bagaimana kita dapat membuat penggunaan


peralatan keselamatan, alat pelindung diri, pemeliharaan pencegahan dan
PP

pemeriksaan peralatan sebelum digunakan yang lebih baik ?

o. Keselamatan- Bahan
Bagaimana kita dapat mengurangi atau mengendalikan
keterpaparan terhadap bahan berbahaya? Bagaiman kita dapat
memperbaiki pelatihan cara penanganan yang aman? Bagaimana kita
dapat melakukan yang terbaik untuk mencegah pembuangan dan
kerusakan bahan baku produksi.

Teknik Pembuatan JSA 5


p. Keselamatan- Lingkungan
Bagaimana kita dapat meninggkatkan housekeeping untuk
mengendalikan kerugian kecelakaaan? Apa yang dapat kita rubah pada
lingkungan kerja untuk meningkatkan keselamatan.

C. Latihan
1. Jelaskan pengertian dari JSA!
2. Jelaskan metode pembuatan JSA!

BA
3. Jelaskan kelebihan metode observasi dan diskusi dibanding dengan
metode diskusi saja!
4. Kapan sebaiknya dipilih metode diskusi saja?

ER
5. Jelaskan metode yang lebih baik dalam membuat JSA (Observasi dan
diskusi dengan diskusi saja) dan alasannya!
IN
D. Rangkuman
OM

Job Safety Analysis (JSA) atau anailsa keselamatan pekerjaan adalah suatu
analisa yang dilakukan terhadap potensi bahaya yang mungkin muncul pada saat
GE

pekerjaan tersebut dilakukan dan membuat tindakan pengendaliannya sehingga


kecelakaan dapat dicegah.

Analisa keselamatan pekerjaan dapat dibuat melalui 2 (dua) metode sebagai


M

berikut :
SD

1. Observasi dan diskusi


2. Diskusi saja
PP

Kedua metode ini masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan


sehingga perlu dicermati hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode
pembuatan JSA. Namun pada hakikatnya metode dengan observasi dan diskusi
akan lebih akurat dibanding dengan metode diskusi saja. Hal ini dikarenakan pada
metode observasi dan diskusi kita dapat melihat orang, peralatan, bahan,
lingkungannya dan prosesnya secara detail sehingga hasil analisa yang diperoleh
akan lebih akurat dan lebih terpakai.

Teknik Pembuatan JSA 6


BAB III
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN JSA

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat :

 Membuat JSA sesuai urutan


 Mengidentifikasi pekerjaan yang akan dibuat JSA

BA
 Menyusun urutan langkah pekerjaan yang akan dibuat JSA
 Mengidentifikasi bahaya/kerugian pada setiap langkah pekerjaan, terhadap :

ER
Manusia, Peralatan, Material, Lingkungan, serta Tingkat bahaya setiap langkah
pekerjaan

IN
Membuat tindakan pencegahan/pengendalian potensi bahaya pada setiap urutan
langkah pekerjaan
OM
 Membuat hierarki pengendalian bahaya pada setiap langkah pekerjaan

A. Langkah-langkah Pembuatan JSA


GE

Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam pembuatan JSA, yaitu :

1. Invetarisasi tugas yang kritis, yaitu membuat suatu daftar yang sistematis dari
semua jabatan. Sebgai contoh dibwah ini adalah daftar jabatan untuk
M

departemen konsentrator mill yaitu :


SD

a. Grinding operator
b. Stacker
PP

c. Floation operator
d. Asisten floation operator
e. Tin plant operator
f. Filter floor operator
g. Loading sheed operator
h. Reagent operator
i. Bagger
j. Operator sink and float
k. Operator transportasi

Teknik Pembuatan JSA 7


2. Membagi setiap jabatan ke dalam tugas sehingga setiap tugas dapat diteliti
dengan seksama untuk menentukan tugas mana yang kritis.

Pengawas dan pekerja dapat melakukan pekerjaan ini bersama-sama


sebagai satu tim yang berfikir tentang pekerjaan dengan berdasarkan kepada
uraian pekerjaan dan uraian posisi. Sumber informasi yang lain adalah daftar
tugas yang secara normal dilakukan oleh orang dalam bermacam-macam
klasifikasi jabatan.

Suatu pertanyaan awal yang timbul dalam program ini adalah “Tugas yang

BA
mana yang harus diuraikan dan dianalisa sepenuhnya ? “ . Beberapa organisasi
melakukannya untuk semua tugas. Namun kebanyakan perusahaan akan

ER
mendapat masalah praktis dengan pendekatan ini karena akan membutuhkan
waktu dan upaya yang sangat banyak untuk menganalisa setiap tugas di suatu
perusahaan, sehingga itu hampir mustahil untuk dilakukan, misalnya dalam
IN
suatu perusahaan mempunyai 50 jabatan yang berbeda dan setiap jabatan
OM
memiliki rata-rata 20 tugas yang spesifik pada masing-masing jabatan, berarti
ada 1000 tugas yang akan dianalisa. Disamping itu, masalah lainnya adalah
upaya untuk menjaga agar prosedur itu tetap praktis, mutakhir akan
GE

memerlukan waktu yang cukup banyak. Untuk menghemat waktu dan tenaga
maka identifikasi tugas kritis dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
mengkaji kecelakaan yang pernah terjadi, baik yang menyebabkan cedera
M

manusia, kehilangan property maupun kerugian produksi. Kecelakaan-


kecelakaan tersebut harus diklasifikasi sesuai dengan tingkat kekritisannya.
SD

Karena program ini lebih bersifat prediksi daripada reaktif, maka sangat
penting untuk juga memasukkan tugas yang mempunyai potensi kerugian yang
PP

besar, meskipun belum pernah terjadi pada tugas tersebut. Untuk melakukan
ini pertanyaan berikut harus diajukan:

a. Dapatkah tugas ini apabila tidak dilakukan dengan benar, bisa


mengakibatkan kerugian besar saat dikerjakan. ?
b. Dapatkah tugas ini apabila tidak dilakukan dengan benar bisa berakibat
rugi besar setelah dikerjakan. ?
c. Seserius apakah kerugian yang akan timbul ? (bagaimana tingkat
keparahan dari cidera, biaya kerusakan, biaya kerugian kualitas atau
produksi) ? Apakah ada orang laian atau bagian lain yang terpengaruh.?

Teknik Pembuatan JSA 8


Dalam menentukan apakah suatu tugas kritis atau tidak ada 4 faktor yang
harus dipertimbangkan yaitu:

a. Faktor keparahan

Keparahan diambil dari biaya kerugian yang paling mungkin timbul


akubat melakukan kesalahan dalam melakukan pekerjaan tersebut.
Dalam beberapa kasus sejumlah tingkat kerugian bisa terjadi tapi hanya
hasil yang paling mungkin yang menjadi pertimbangan, misalnya apabila

BA
sebuah kapal masuk ke dermaga menyalahi prosedur akibatnya akan
lebih mungkin serius daripada tidak sedangkan kesalahan teknik

ER
menyekop lebih mungkin mengakibatkan kerugian kecil daripada kerugian
besar. Klasifikasi cidera pada manusia dalam Kepmen Pertambangan dan

IN
Energi No. 555 K digolongkan dalam 3 kategori yaitu cidera ringan, cidera
berat dan mati, sedangkan untuk klasifikasi kerugian property, kerusakan
OM
peralatan dan kerugian produksi belum ada diatur dalam peraturan yang
ada di Indonesia, sehingga beberapa perusahaan menentukan sendiri
klasifikasi tingkat keparahan dari suatu kerugian karena kecelakaan.
GE

Sebagai contoh dibawah ini adalah klasifikasi kerugian yang banyak


digunakan yaitu skala keparahan dari nol (0) sampai 6 seperti berikut :

1) 0 - Tidak ada cidera atau penyakit atau kerugian-kerugian


M

kualitas/produksi kurang dari $100


SD

2) 2 - Luka ringan atau sakit ringan yang tidak mengakibatkan


kehilangan hari kerja dan tidak dan tidak mengakibatkan property
atau kerugian kualitas/produksi antara $100-$1000
PP

3) - Suatu cidera yang mengakibatkan hari kerja, namun tidak


mengakibatkan cacat yang perpanem atau merusak
peralatan/property atas kerugian kualitas/produksi antara $1000-
$5000
4) 6 - Cacat permanen, meninggal, kehilangan bagian dari tubuh,
kerusakan yang parah dari peralatan/property atau kerugian
kualitas/produsi lebih dari $5000.
b. Faktor kekerapan

Teknik Pembuatan JSA 9


Kekerapan suatu kerugian ditentukan oleh bagaimana seringnya
pekerjaan itu dilakukan dan jumlah pekerja yang melakukan pekerjaan
tersebut, dengan kata lain bias disebut juga sebagai tingkat keterpaparan
pekerja terhadap potensi bahaya pada saat melakukan pekerjaan yang
dimaksud.

Tingkat keberulangan (repetiveness) dapat ditaksir dari tabel berikut


sesuai denagn skala 1 sampai dengan 3:

Tabel 3.1 Tingkat kekerapan tugas yang dilakukan setiap orang

BA
ER
IN
OM
Semakin sering atau semakin banyak pekerja terpapar terhadap
bahaya, maka nilai kekerapan akan semakin tinggi.

c. Faktor peluang
GE

Probabilitas atau peluang terjadinya kerugian setiap waktu pada


suatu bagian kerja dilakukan dipengaruhi oleh faktor dibawah ini :
M

1) Risiko yaitu bagaimana bahaya yang terkandung dalam tugas


SD

tersebut.
2) Kesulitan yaitu bagaimana tugas tersebut cenderung untuk
mempengaruhi tugas, produksi dan masalah lain.
PP

3) Kerumitan dari tugas


4) Kemungkinan kerugian apabila tugas tersebut tidak dilakukan
dengan cara yang tepat.

d. Faktor tugas baru

Apapun jenisnya, suatu tugas baru harus dianggap tugas yang kritis,
dan akan menjadi target analisa dengan atau tanpa sejarah dari kerugian

Teknik Pembuatan JSA 10


apapun, oleh karena itu tugas yang baru harus diperlakukan sebagai tugas
yang kritis sampai dia terjamin aman dengan suatu cara tertentu.

Tugas baru dianggap sebagai tugas yang kritis karena belum adanya
pengalaman dalam melakukan pekerjaan tersebut.

3. Menguraikan Langkah Pekerjaan.

Setiap tugas dapat diurai menjadi urutan langkah-langkah yang harus


dilakukan. Biasanya suatu perintah yang khusus dari langkah adalah cara yang
terbaik untuk melakukan tugas dengan efektif dan urutan langkah yang secara

BA
khusus pada akhirnya akan menjadi prosedur kerja. Setiap langkah harus diuji
untuk menentukan apa saja kerugian yang mungkin timbul yang mencakup

ER
aspek keselamatan, kualitas dan produksi.

Kita dapat mendefinisikan “langkah tugas” sebagai suatu segmen dari


IN
keseluruhan tugas dimana sesuatu bisa terjadi untuk kelanjutan keterlibatan
pekerjaan. Ini bukanlah berarti bahwa kita harus membuat daftar dari detail
OM
tugas yang sekecil-kecilnya pada uraian tersebut. Di bawah ini adalah contoh
JSA untuk “lima langkah pertama dalam tugas“ mengoperasikan monitor
particle size pada suatu mill concentrator:
GE

a. Periksa peralatan
b. Periksa apakah ada pasir yang terakumulasi pada cyclone box
M

c. Semprotkan udara pembersih


d. Tutup kran pembersih
SD

e. Buka kran air bersih

Seleksi langkah yang tepat dalam melakukan suatu analisa akan sangat
PP

menentukan hasil akhir. Ketika pertama kali suatu tugas diobservasi tuliskan
setiap apa yang dilakukan pekerja tersebut. Setelah seluruh kerugian yang
terpapar diidentifikasikan anda dapat kembali untuk mengobservasi pekerja
tersebut untuk mengkombinasikan dengan hal-hal lain atau mengeliminasi detil
yang tidak perlu.

Dalam mencoba untuk melakukan observasi tugas dengan baik umumnya


supervisor cenderung untuk membuat detil yang terlalu lengkap sehingga sulit
untuk digunakan dalam mengajarkannya kepada pekerja. Dibawah ini adalah

Teknik Pembuatan JSA 11


contoh langkah yang terlalu detil misalnya untuk dua langkah pertama yang
telah dibuat sebelumnya yaitu:

Langkah 1 - Periksa Peralatan

Langkah 2 - Buka cyclcone box

Periksa apa ada pasir yang


Langkah 3 -
terakumulasi

Ambil pasir yang terakumulasi


Langkah 4 -

BA
tersebut

Langkah 5 - Tutup cyclone box

ER
Dengan nyata dapat dilihat bahwa uraian tugas diatas terlalu detil dan
juga untuk dibayangkan bagaimana panjangnya langkah yang akan dibuat
IN
apabila cara ini dipakai. Keterbatasan pekerja untuk mengingat detil juga
menjadikan penguraian yang terlalu detil akan menjadi tidak efektif. Namun
OM
dilain pihak membuat uraian tugas yang terlalu umum juga tidaklah baik seperti
terlihat pada contoh berikut adalah langkah tugas dalam“ mengoperasikan
monitor ukuran partikel” secara keseluruhan.
GE

Langkah 1 - Periksa Peralatan

Langkah 2 - Hidupkan monitor


M

Langkah 3 - Periksa setiap jam


SD

Langkah 4 - Ambil contoh setiap jam

Sebagaimana kita lihat uraian ini dapata menjadi pertimbangan yang


PP

sangat umum sehingga banyak langkah yang hilang yang dapat melibatkan
aspek keselamatan kerja, kualitas dan produksi. Cara yang paling efisien untuk
melakikan penguraian tugas harus memasukkan semua langkah utama yang
kritis untuk melakukan tugas dengan benar, tapi tidak termasuk langkah yang
kemungkinan tidak akan menimbulkan masalah besar apabila tidak disoroti.
Keputusan untuk memasukkan atau tidak memasukkan suatu langkah ialah
dengan memulai dengan pertanyaan: “Apakah ini dapat menjadi langkah yang
kritis apabila dilakukan dengan salah ?”

Teknik Pembuatan JSA 12


Pengalaman menunjukkan umumnya tugas diuraikan menjadi 10 sampai
dengan 15 langkah. Setiap lamgkah harus dievaluasi dengan langkah itu
sendiri, kuncinya adalah untuk mencegah kerugian dari cidera, kualitas dan
produksi adalah merupakan pertimbangan Supervisor dalam menyeleksi
langkah tugas yang dianggapa kritis untuk tujuan ini.

4. Identifikasi Potensi Bahaya


Setelah suatu tugas selesai diurai menjadi langkah-langkah yang
signifikan atau pun aktifitas yang kritis maka tahap berikutnya adalah

BA
melakukan identifikasi dan analisa untuk menentukan keterpaparan dari
kerugian yang ada ada pada setiap langkah tersebut pada saat melakukan

ER
tugas. Melibatkan pekerja dalam menganalisa ini merupakan suatu kesempatan
untuk mendapatkan manfaat dari pengalaman dan pengetahuan mereka.

Untuk dapat menunjukkan dengan tepat potensi kerugian dari suatu


IN
langkah maka adalah dengan cara memasukkan 4 faktor yang berhubungan
OM
dengan suatu tugas yaitu Manusia, Peralatan, material dan lingkungan. Untuk
itu kita harus mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

a. Manusia
GE

1) Apakah suatu hubungan dengan pekerjaan yang mungkin dapat


menyebabkan cidera,penyakit, stress atau ketegangan.
2) Apakah kerja dapat terjepit, terbentur atau jatuh.
M

3) Apakah tindakannya yang memungkinkan menurunkan tingkat


SD

keselamatan, produksi atau kualitas.


b. Peralatan
1) Apa saja bahaya yang dapat ditimbulkan oleh perkakas, mesin,
PP

kendaraan atau peralatan lainnya.


2) Apa saja kondisi kedaruratan peralatan yang paling mungkin timbul
3) Apakah peralatan akan menyebabkan kerugian keselamatam,
kualitas dan produksi.
c. Material/Bahan
1) Apa saja bahaya yang terpapar daru bahan kimia pada bahan baku
atau hasil produksi.
2) Apa masalah yang spesifik dari penanganan material.

Teknik Pembuatan JSA 13


3) Bagaimana kemungkinan material dapat menyebabkan kerugian
keselamatan, kualitas dan produktivitas.
d. Lingkungan
1) Apa potensi masalah dari housekeeping atau tata tertib
2) Apa potensi masalah dari kebisingan, penerangan, panas, dingin,
ventilasi dan radiasi
3) Bagaimana kemungkinan faktor lingkungan menyebabakan kerugian
pada keselamatan, kualitas dan produktifitas.

BA
Apabila suatu tugas dilakukan dengan cara yang salah maka hasilnya

ER
adalah kerugian oleh karena itu identifikasi dan analisa potensi kerugian yang
spesifik adalah langlah kunci dalam pencegahan dan pengendalian kerugian.

diidentifikasi, apabila ada bahaya


IN
Semua potensi bahaya untuk setiap uraian langkah harus dapat
yang tidak teridentifikasi tentu
OM
pengendalianna tidak ada sehingga kecelakaan akan sangat mungkin terjadi.

Apabila suatu uraian langkah memiliki lebih dari satu potensi bahaya,
maka urutan penulisan potensi bahaya harus disesuaikan dengan klasifikasi
GE

bahaya.

5. Tindakan pengendalian
M

Pada prinsipnya membuat pemeriksaan yang efisien adalah suatu hal


menanyakan dengan pertanyaan yang benar untuk mendapatkan jawaban
SD

yang memuaskan. Pertanyaan: siapa, dimana, kapan, apa, mengapa dan


bagaimana dapat menjadi permulaan yang baik. Untuk itu dapat diajukan
PP

pertanyaan seperti berikut tenteng tiap langkah yang kritis:

a. Siapa yang paling pantas untuk melakukannya


b. Dimana tempat yang terbaik untuk melakukan itu
c. Kapan itu harus dikerjakan
d. Apa tujuan dari langkah ini
e. Mengapa langkah ini diperlukan
f. Bagaimana cara terbaik untuk melakukannya
Dari kasil pemeriksaan yang efisien ini akan diperoleh bahan untuk
membuat suatu prosedur tugas atau instruksi kerja.

Teknik Pembuatan JSA 14


Setelah menganalisa pekerjaan dan masalah yang potensial dan
membuat pemeriksaan yang efisien, maka kita telah mempunyai apa kita
butuhkan untuk membuat rekomendasi pengendalian. Pengendalian adalah
tindakan dan pencegahan yang akan mencegah terjadinya potensi kerugian
dan akan memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan aman dan efisien.
Pengendalian harus diperintahkan kepada orang yang melakukan tugas
dengan cara memberitahu mereka apa yang harus mereka lakukan untuk
menghindari atau mengurangi keterpaparan kerugian. Ide untuk pengendalian

BA
akan secara alamiah dibangkitkan seluruhnya oleh pemeriksaan yang efisien
dan diskusi yang berkaitan. Dalam membuat rekomendasi pengendalian harus
diupayakan sedapat mungkin merupakan suatu kalimat penjelasan positif yang

ER
memberitahu apa yang harus dilakukan untuk mengurangi atau menghindarkan
keterpaparan terhadap kerugian dan bagaimana untuk mengerjakan pekerjaan
dengan cara yang paling efisien. IN
Semua potensi bahaya yang timbul pada setiap uraian langkah harus
OM
dikendalikan untuk menjamin keselamatan pekerja1an, dan apabila suatu
bahaya mempunyai pengendalian lebih dari satu maka penulisan urutan
tindakan pengendalian disesuaikan dengan Hierarki Kontrol Bahaya.
GE

B. Latihan
M

1. Jelaskan langkah-langkah membuat JSA !


2. Apa yang dimaksud dengan langkah signifikan ?
SD

3. Jelaskan faktor apa saja yang bias digunakan untuk menentukan tugas
kritis !
PP

4. Mengapa tugas baru dianggap sebagai tugas kritis ?


5. Jelaskan manfaat Hierarki Kontrol Bahaya terhadap penentuan tindakan
pengendalian !

C. Rangkuman
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam pembuatan JSA, yaitu :
1. Invetarisasi tugas yang kritis,
2. Membagi setiap jabatan ke dalam tugas sehingga setiap tugas dapat
diteliti dengan seksama untuk menentukan tugas mana yang kritis.

Teknik Pembuatan JSA 15


3. Menguraikan Langkah Pekerjaan. Setiap tugas dapat diurai menjadi
urutan langkah-langkah yang harus dilakukan.
4. Identifikasi Potensi Bahaya
5. Tindakan pengendalian

BA
ER
IN
OM
GE
M
SD
PP

Teknik Pembuatan JSA 16


BAB IV
MANFAAT JSA

Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan
kegunaan JSA, yang meliputi :

a. Orientasi pekerja baru/tugas baru;

BA
b. Pelatihan pengawas baru;
c. Instruksi tugas yang benar;

ER
d. Observasi tugas yang terencana;
e. Pertemuan kelompok (safety talk);
f. Pelatihan keterampilan;
g.
IN
Orientasi tugas/pekerjaan yang jarang dilakukan.
OM
JSA akan menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila ditempatkan dalam
beberapa program keselamatan kerja atau tugas lainnya, disamping itu JSA
merupakan alat pengawasan dari manajemen yang praktis untuk memastikan
GE

apakah suatu pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan yang telah ditentukan.

Camkanlah bahwa waktu yang diambil dalam membuat petunjuk kerja atau
M

prosedur kerja untuk suatu tugas yang kritis diarea anda, bukanlah suatu waktu yang
sia-sia tapi akan merupakan suatu penghematan waktu yang sangat besar dalam
SD

periode yang panjang , karena waktu tersebut digunakan untuk menyiapkan dengan
teliti prosedur kerja yang telah dipikirkan masak-masak, berdasarkan pengetahuan
PP

yang terbaik yang tersedia dari cara yang benar untuk melakukan tugas yang kritis
dalam cara yang paling efesien.

Penggunaan JSA akan sangat bermanfaat untuk program K3 berikut: Orientasi


pekerja/penugasan baru; pelatihan pengawasan baru; instruksi tugas yang benar;
observasi tugas yang terencana; safety talk/pertemuan kelompok; penyelidikan
kecelakaan/insiden dan pelatihan keterampilan.

Teknik Pembuatan JSA 17


A. Orientasi Pekerja Baru/Penugasan Baru
Satu hal pertama yang seorang pekerja baru ingin tahu adalah apa pekerjaan
yang akan mereka lakukan, dan bagaimana pekerjaan itu bias dilakukan dengan
aman. Demikan juga halnya pekerja lama akan mendapat penugasan untuk tugas
yang baru tentu belum memahami sepenuhnya tugas baru tersebut. Untuk itu JSA
adalah merupakan bahan yang sangat membantu mereka untuk dapat memahami
bagaimana melakukan pekerjaan tersebut dengan aman dan efesien. Secara umum
JSA harus terlebih dulu diberikan kepada mereka untuk dipelajari sebelum mulai

BA
memberikan instruksi kerja.

B. Pelatihan Pengawasan Baru

ER
Secara umum yang paling ideal menjadi pengawas adalah orang yang paling
memahami pekerjaan pada area tersebut, namun kenyataan dilapangan kadang-
IN
kadang tidak selau demikian. Mungkin dengan alasan kekurangan personil yang
memenuhi kualifikasi pada bagian kerja tersebut sehingga terpaksa harus mengambil
OM
pengawas dari bagian lain dan bahkan dari perusahaan yang lain. Untuk itu mereka
harus mendapat pelatihan untuk tugasnya tersebut dan prosedur/petunjuk kerja akan
sangat membantu dalam pelatihan ini.
GE

C. Instruksi tugas yang benar


M

Pedoman dan petunjuk kerja tertulis adalah mempunyai nilai yang sangat besar
dalam membantu pengawas menemukan tanggung jawab dasar mereka untuk
SD

mengajar yang lain, bagaimana mereka melakukan tugasnya secara benar (benar,
cepat, sungguh-sungguh dan aman).
PP

D. Observasi tugas yang terencana


Petunjuk dan prosedur kerja tertulis memungkinkan supervisor secara
sistematis dapat menganalisa sebaik apa performance dari pekerja untuk mengikuti
standar yang diperlukan.

E. Pertemuan Kelompok/Safety Talk


Dalam pelaksanaan pertemuan kelompok ataupun safety talk prosedur kerja
dapat digunakan sebagai bahan (topik) diskusi khususnya apabila peserta dari

Teknik Pembuatan JSA 18


pertemuan kelompok tersebut merupakan orang-orang yang terlibat dengan
prosedur kerja tersebut srta orang yang terpengaruh dengan pekerjaan tersebut.

F. Penyelidikan kecelakaan/insiden
Uraian tertulis dari pekrjaan membantu supervisor melakukan penyelidikan
kecelakaan/insiden denga teliti dengan cara menganalisa apakah pekerjaan telah
dilakukan sebagaimana mestinya, pada tahapan proses mana terjdi kesalahan, dan
apa jenis perubahan yang dapat membawa ke pengendalian yang lebih baik.

BA
Apabila pekerja dalam melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan JSA sehingga
terjadi kecelakaan, maka kesimpulannya adalah pekerja melakukan tindakan tidak

ER
aman yaitu bekerja tidak sesuai dengan prosedur. Dan sebaliknya, apabila pekerja
dalam melakukan pekerjaan sudah sesuai dengan JSA akan tetapi masih terjadi
kecelakaan, maka kesimpulannya adalah JSA yang ada belum memadai.
IN
OM
G. Pelatihan Keterampilan
JSA atau prosedur tugas tertulis akan membantu efisien dan keefektifan dari
program pelatihan untuk operator peralatan dan pekerja terampil, karena dengan
GE

JSA dapat ditunjukan secara khusus dan sistematis apa pekerjaan itu dan bagaimana
dia dikerjakan.

Untuk mempersiapkan petunjuk dan prosedur kerja memerrlukan waktu dan


M

upaya yang tidak kecil, namun ketika anda menempatkan mereka dalam pekerjaan
SD

maka akan memperoleh keuntungan yang tinggi dalam hal:

1. Efisien, safety dan produktifitas yang lebih tinggi


PP

2. Hasil yang lebih baik dari instruksi tugas, observasi tugas, pengajaran,
Pembimbingan, pelatuhan keterampilan dan penyelidikan kecelakaan.

Proteksi yang optimal untuk orang, property, proses, produktifitas dan


kemampuan untuk mendapatkan untung.

H. Latihan
1. Jelaskan paling sedikit 4 (empat) manfaat dari JSA !
2. Mengapa JSA dapat digunakan sebagai bahan orientasi pekerja
baru/pengawas baru ?

Teknik Pembuatan JSA 19


3. Jelaskan bagaimana JSA bisa membantu dalam melakukan investigasi !

I. Rangkuman
JSA akan menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila ditempatkan dalam
beberapa program keselamatan kerja atau tugas lainnya, disamping itu JSA
merupakan alat pengawasan dari manajemen yang praktis untuk memastikan
apakah suatu pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan yang telah ditentukan.
Penggunaan JSA akan sangat bermanfaat untuk program K3 berikut: Orientasi

BA
pekerja/penugasan baru; pelatihan pengawasan baru; instruksi tugas yang benar;
observasi tugas yang terencana; safety talk/pertemuan kelompok; penyelidikan
kecelakaan/insiden dan pelatihan keterampilan.

ER
IN
OM
GE
M
SD
PP

Teknik Pembuatan JSA 20


BAB IV
SOSIALISASI, PELAKSANAAN, DAN EVALUASI JSA

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat :


a. Mensosialisasikan JSA
b. Menunjukan cara penggunaan JSA

BA
c. Mengevaluasi pelaksanaan JSA, melalui Kesesuaian langkah pekerjaan
dengan JSA, Kesesuaian potensi bahaya yang timbul dengan JSA, dan

ER
Kesesuaian pengendalian yang dilakukan dengan JSA.

A. Sosialisasi JSA
IN
OM
JSA yang sudah dibuat akan percuma apabila hanya diarsipkan di kantor,
karena itu JSA harus disosialisasikan dan dipastikan dimengerti oleh pekerja,
sehingga bisa diaplikasikan di lapangan.
GE

JSA yang sempurna juga akan sia-sia apabila tidak dimengerti oleh pekerja.
Karena itu sosialisasi merupakan rangkaian kegiatan yang sangat penting untuk
tercapainya manfaat atau kegunaan dari JSA.
M

JSA dapat disosialisasikan melalui pertemuan K3 dan pada pertemuan tersebut


SD

dimungkinkan tanya jawab atau diskusi untuk meningkatkan pemahaman pekerja.


JSA juga dapat disosialisasikan melalui papan-papan pengumuman, sehingga setiap
PP

saat dapat diakses oleh para pekerja.

B. Tata cara pelaksanaan JSA


Semua pekerjaan yang harus dilakukan berdasarkan tata cara kerja aman
misalnya JSA. Oleh karena itu JSA harus selalu tersedia di tempat kerja dimana
pekerjaan yang dimaksud dalam JSA tersebut dilakukan.

Teknik Pembuatan JSA 21


Untuk menjamin dipatuhinya JSA, diperlukan pengawasan oleh seorang
pengawas, sehingga diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan dengan aman dan
tepat waktu.

C. Evaluasi JSA
JSA harus selalu dievaluasi secara berkala untuk mengetahui apakah JSA
tersebut masih sesuai atau masih memadai. Evaluasi JSA terutama diperlukan pada
saat terjadi perubahan pada tempat kerja, alat, metode kerja, dan lain-lain karena

BA
perubahan-perubahan tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada
potensi bahaya, sehingga diperlukan penyesuaian atau revisi terhadap JSA.

ER
JSA juga harus selalu dievaluasi apabila terjadi kecelakaan terkait dengan
pekerjaan yang dimaksud dalam JSA untuk mendeteksi apakah kecelakaan tersebut

IN
terjadi karena JSA nya sudah tidak memadai atau karena tidak dituruti oleh pekerja.
OM
D. Latihan
1. Jelaskan tujuan sosialisi JSA !
2. Bagaimana cara mensosialisasikan JSA ?
GE

3. Bagaimana cara memastikan bahwa pekerja bekerja sesuai dengan tata


cara kerja aman JSA!
4. Kapan sebaiknya JSA dievaluasi ?
M
SD

E. Rangkuman
JSA dapat disosialisasikan melalui pertemuan K3 dan pada pertemuan tersebut
dimungkinkan tanya jawab atau diskusi untuk meningkatkan pemahaman pekerja.
PP

JSA juga dapat disosialisasikan melalui papan-papan pengumuman, sehingga setiap


saat dapat diakses oleh para pekerja.

Semua pekerjaan yang harus dilakukan berdasarkan tata cara kerja aman
misalnya JSA. Oleh karena itu JSA harus selalu tersedia di tempat kerja dimana
pekerjaan yang dimaksud dalam JSA tersebut dilakukan.

JSA harus selalu dievaluasi secara berkala untuk mengetahui apakah JSA
tersebut masih sesuai atau masih memadai. Evaluasi JSA terutama diperlukan pada

Teknik Pembuatan JSA 22


saat terjadi perubahan pada tempat kerja, alat, metode kerja, dan lain-lain karena
perubahan-perubahan tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada
potensi bahaya, sehingga diperlukan penyesuaian atau revisi terhadap JSA.

BA
ER
IN
OM
GE
M
SD
PP

Teknik Pembuatan JSA 23


BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jaminan keselamatan pekerja tambang adalah sesuatu hal yang wajib dan
mutlak. Sesuai dengan pada lampiran I Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik, salah

BA
satunya menyatakan bahwa bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan
dan kesehatan semua pekerja tambang yang menjadi bawahannya.

ER
JSA merupakan salah satu elemen yang bertujuan untuk menjamin
keselamatan pada saat melakukan suatu pekerjaan, oleh karena itu pengawas

IN
operasional wajib mengerti dan bisa membuat JSA sehingga kewajiban seperti yang
digariskan dalam Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018 dapat diwujud
OM
nyatakan.

B. Tindak Lanjut
GE

Pemahaman mengenai pembuatan JSA harus dibuktikan dengan kegiatan


praktik pembuatan JSA, baik itu secara individu mau pun kelompok. Peserta harus
mampu membuat JSA mengenai pekerjaan yang ada ditempat kerjanya.
M
SD
PP

Teknik Pembuatan JSA 24


DAFTAR PUSTAKA

Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah


Teknik Pertambangan Yang Baik.

David L. Goetsche, “Occupational Safety And Health in the Age of High Technology
For Technologist, Engineers, and Managers”, Second Edition, Prentice Hall
Englewood Cliffs, New Jersey Columbus Ohio, 1993.

Strategic Management, Competitiveness and Globalization, 5th edition, Michael A.

BA
Hitt, R. Duanne Ireland, Robert E. Hoskissns, USA, 2003;

ER
IN
OM
GE
M
SD
PP

Teknik Pembuatan JSA 25

Anda mungkin juga menyukai