Anda di halaman 1dari 38

MODUL AJAR KELAS 12 “MENULIS TEKS EDITORIAL”

Nama Yuli Astuti, M.Pd. Jenjang/Kelas MA/12

Asal sekolah MAN 2 Bandung Mapel Bahasa Indonesia

Alokasi waktu 4x pertemuan Jumlah siswa 36


360 menit

Profil pelajar  Kreatif, yang ditunjukkan Model Tatap muka dan blended learning
Pancasila yang melalui kemampuan pembelajaran
berkaitan mengamati masalah atau isu
yang terjadi dan mengolah
informasi yang didapatkan
dalam kegiatan menulis.
 Bernalar kritis, yang ditunjukkan
melalui kegiatan menanggapi
suatu masalah/isu dan mampu
mengevaluasinya.

Fase F Domain Mapel Menulis

Capaian Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, pengetahuan metakognisi untuk
Pembelajaran berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu menulis karya sastra dalam
berbagai genre. Peserta didik mampu menulis teks refleksi diri. Peserta didik mampu menulis hasil
penelitian, teks fungsional dunia kerja, dan pengembangan studi lanjut. Peserta didik mampu
memodifikasi/mendekonstruksikan karya sastra untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu
menerbitkan hasil tulisan di media cetak maupun digital.

Tujuan 12.12 Pelajar menulis teks editorial terkait sebuah fenomena tentang sains, sosial, humaniora, yang
Pembelajaran baru dan kompleks dengan dalil dan bukti yang berasal dari pengamatan, pengalaman, dan rujukan
yang diketahui.

Kata kunci Menulis teks argumentatif

Deskripsi Peserta didik akan menemukan informasi dalam teks editorial, menyeleksi informasi, menganalisis
umum struktur dan kebahasaan teks editorial, dan mengembangan suatu masalah atau isu dalam kegiatan
kegiatan menulis.

Materi ajar,  Buku penunjang yang memuat teks editorial


alat, dan bahan  KBBI luring/daring: https://kbbi.kemdikbud.go.id/
 PUEBI luring/daring:https://puebi.readthedocs.io/en/latest/
 Video/rekaman/radio/majalah/koran yang berisi berita
 Internet/laptop/kertas/alat tulis
 Perkiraan biaya: fotokopi LKPD dan materi= 36xRp10.000,-= Rp 360.000,00

Sarana
Prasarana Laptop, LCD proyektor, jaringan internet, power point, LKS, aplikasi mengajar lainnya.

Pertanyaan Esensial
1
 Sumber apa saja yang digunakan menulis teks editorial?
Pengetahuan Esensial
 Kemampuan menganalisis suatu masalah/isu yang terjadi dan memiliki kemampuan menulis.
Pengaturan Siswa Metode Pembelajaran
 Individu  Ceramah
 Berkelompok  Presentasi
 Diskusi

Jenis Asesmen Ketersediaan Materi


 Tertulis  Pengayaan untuk peserta didik berpencapaian tinggi.
 Performa (Tidak)
 Penjelasan untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep (Tidak)
Persiapan Guru
 Menyiapkan materi pembelajaran dalam bentuk power point atau buku paket mengenai teks
editorial.
 Menyiapkan video/rekaman/majalah/koran yang editorial.
 Menyiapkan teks editorial.
 Menyiapkan LKPD.
 Menyiapkan asesmen.

Urutan Kegiatan Pembelajaran

Menemukan informasi dalam teks


editorial 90 menit

Menyeleksi informasi sebagai bahan 90 menit


teks editorial

Menganalisis struktur dan kebahasaan 90 menit


teks editorial

Menulis teks editorial 90 menit

2
Pertemuan Pertama

Matari Pembelajaran : Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Editorial


Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk memulai
pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari. Misalnya, “Permasalahan apa yang sedang hangat diperbincangkan sekarang?”
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti (70 Menit)


 Guru merangsang peserta didik dengan memberikan teks editorial
 Peserta didik mencermati teks editorial. Misalnya, teks editorial “Keamanan sebelum Keadilan
Vaksin.”
 Peserta didik bertanya jawab mengenai teks editorial yang telah dibacakan.
 Peserta didik merumuskan pertanyaan-pertanyaan mengenai teks editorial.
 Permasalahan apa yang diangkat dalam teks editorial tersebut?
 Bagaimana pendapat penulis mengenai isu tersebut?
 Solusi apa yang disampaikan dalam teks editorial tersebut?
 Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai persoalan yang telah dibuat dari berbagai
sumber berbagai yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara, dan lain-
lain.
 Peseta didik melakukan pengolahan, pengacakan data, yaitu mengidentifikasi informasi-
informasi penting dalam teks editorial.
 Guru mengarahkan peserta didik untuk melakukan pembuktian dari pernyataan yang telah
dirumuskan berdasarkan hasil pengolahan informasi yang telah ada.
 Peserta didik menyajikan hasil kerjanya pada Lembar Kerja Peserta Didik.
 Guru menunjuk beberapa peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya.
 Peserta didik yang lain memberikan kritikan atau masukan.
 Guru bersama peserta didik membuat simpulan dan mengomunikasikan simpulannya.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai mengidentifikasi
informasi dalam teks editorial.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
 Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu menyeleksi ragam informasi sebagai
bahan teks editorial.
 Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.

3
Pertemuan Kedua

Matari Pembelajaran : Menyeleksi Ragam Informasi sebagai


Bahan Teks Editorial.
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk memulai
pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti (70 Menit)


 Guru membagikan dua teks editorial kepada peserta didik, yaitu “Kembalikan Badan Regulasi
Komunikasi” dan “Ekonomi Primitif Ekspor Benur.”
 Peserta didik bertanya jawab mengenai kedua teks editorial yang telah dibacakan.
 Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok kecil, yaitu 2 orang.
 Peserta didik merumuskan pertanyaan-pertanyaan mengenai teks editorial.
 Peristiwa apa saja yang ada dalam kedua teks tersebut?
 Fakta-fakta apa saja yang disampaikan dalam kedua teks editorial tersebut?
 Bagaimana informasi yang disampaikan?
 Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai persoalan yang telah dibuat dari berbagai
sumber yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara, dan lain-lain.
 Peserta didik secara kelompok melakukan pengolahan, pengacakan data, yaitu menyeleksi
informasi pada kedua teks tersebut.
 Guru mengarahkan peserta didik untuk melakukan pembuktian dari pernyataan yang telah
dirumuskan berdasarkan hasil pengolahan informasi yang telah ada.
 Peserta didik menyajikan hasil diskusi pada Lembar Kerja Peserta Didik atau power point.
 Guru menunjuk setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
 Peserta didik yang lain memberikan kritikan atau masukan.
 Guru bersama peserta didik membuat simpulan dan mengomunikasikan simpulannya.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai menyeleksi ragam
informasi sebagai bahan teks editorial.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
 Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu menganalisis struktur dan kaidah
kebahasaan teks editorial.
 Peserta didik ditugaskan untuk menyiapkan teks editorial dengan tema yang berbeda dengan
peserta didik yang lain.
 Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.

4
Pertemuan Ketiga

Matari Pembelajaran : Menganalisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks


Editorial
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk memulai
pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran

Kegiatan Inti (70 Menit)


 Guru menjelaskan materi mengenai struktur dan kaidah kebahasaan pada teks editorial.
 Peserta didik mencermati dua buah teks editorial yang ada di dalam LKPD.
 Peserta didik bertanya jawab mengenai kedua teks editorial tersebut.
 Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok kecil, yaitu 4 -5 orang.
 Peserta didik merumuskan pertanyaan-pertanyaan mengenai teks editorial.
 Bagaimana struktur kedua teks tersebut?
 Bagaimana kaidah kebahasaan kedua teks tersebut?
 Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai persoalan yang telah dibuat dari berbagai
sumber yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara, dan lain-lain.
 Peserta didik secara kelompok ataupun mandiri melakukan pengolahan, pengacakan data,
yaitu menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial.
 Guru mengarahkan peserta didik untuk melakukan pembuktian dari pernyataan yang telah
dirumuskan berdasarkan hasil pengolahan informasi yang telah ada.
 Peserta didik menyajikan hasil diskusi pada Lembar Kerja Peserta Didik atau power point.
 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
 Guru dan peserta didik yang lain memberikan kritikan atau masukan.
 Guru bersama peserta didik membuat simpulan dan mengomunikasikan simpulannya.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai mengidentifikasi
informasi dalam teks editorial.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
 Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu merancang teks editorial.
 Guru menugaskan peserta didik untuk mengamati isu-isu yang faktual dan aktual.
 Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.

Pertemuan Keempat 5
Matari Pembelajaran : Menulis Teks Editorial
Alokasi Waktu: 2 x 45 menit

Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk memulai
pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran

Kegiatan Inti (70 Menit)


 Guru mengajak peserta didik untuk mencermati isu-isu yang faktual dan aktual yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
 Peserta didik bertanya jawab mengenai isu yang terjadi atau yang ditemukan peserta didik di
sekitar lingkunganya.
 Peserta didik merumuskan petanyaan-pertanyaan.
 Bagaimana langkah-langkah menulis teks editrorial?
 Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan menulis teks editorial?
 Peserta didik menentukan topik teks editorial.
 Peserta didik menyusun kerangka teks editorial pada LKPD.
 Guru membimbing peserta didik menuliskan teks editorial berdasarkan kerangka yang sudah
dibuat.
 Peserta didik mengumpulkan teks editorialnya kepada guru.
 Guru membimbing peserta didik untuk melakukan penyuntingan terhadap karya peserta didik
yang lain.
 Peserta didik menyunting teks editorial peserta didik yang lain.
 Peserta didik memperbaiki tulisannya dan akan memublikasikan tulisannya lewat mading,
blog, atau media sosial yang lain.
 Guru bersama peserta didik membuat simpulan dan mengomunikasikan simpulannya.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai menulis teks editorial.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
 Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya.
 Guru menugaskan peserta didik untuk merapikan tulisannya dan memublikasikannya melalui
mading, blog, atau medial sosial yang lain.
 Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.

6
Pertemuan Menemukan Informasi dalam Teks Editorial
Pertama

Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :

Kegiatan Peserta Didik 1.1: Mengidentifikasi Informasi

Bacalah teks editorial berikut!

Vaksin Butuh Sosialisasi


Kesehatan merupakan dasar dari diakuinya derajat kemanusiaan dan kewajiban pemerintah
untuk memenuhi hak atas kesehatan warga. Karena itu, pengadaan vaksin covid-19 harus dipandang
sebagai upaya negara untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pemerintah telah mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin covid-19 asal Tiongkok yang diproduksi
Sinovac Biotech Ltd. Kehadiran vaksin itu menumbuhkan harapan dalam menanggulangi pandemi
covid-19. Akan tetapi, jalannya masih panjang untuk mencapai proses vaksinasi.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) akan melakukan evaluasi terhadap data uji
klinik yang sedang dilaksanakan untuk membuktikan keamanan dan khasiat vaksin covid-19.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengawal aspek kehalalannya.
Meski masih menempuh jalan panjang, kedatangan 1,2 juta dosis vaksin itu telah
menyuntikkan optimisme dan gegap gempita mengiringi kedatangannya, Minggu (6/12). Para pelaku
ekonomi juga menyambut baik. Euforia terjadi, harga saham perusahaan-perusahaan farmasi
melesat.

7
Optimisme dan kepercayaan terhadap kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi
covid-19 yang mesti terus dijaga. Penting untuk benar-benar memastikan keamanan dan efektivitas
vaksin tersebut terjamin sehingga urusan kehalalannya pun mesti mendapatkan kajian yang patut
dan layak.
Muara pengadaan vaksin tentu saja pada proses vaksinasi. Vaksinasi hanya bisa dilakukan bila
vaksin Sinovac telah mengantongi emergency use authorization (EUA) alias izin penggunaan darurat
dari otoritas Badan POM.
Izin EUA akan keluar minimal jika sudah ada laporan sementara uji klinis tahap III. Bio Farma
menyebutkan, laporan sementara dari uji coba tahap III diharapkan tersedia Januari 2021. Dengan
kata lain, jika 1.600 relawan yang diuji tidak ada yang menunjukkan efek samping serius, izin EUA bisa
diterbitkan.
Pemerintah harus memastikan seluruh tahapan uji dilalui oleh CoronaVac. Proses yang
dilakukan tidak boleh mengabaikan setiap fasenya hanya karena ingin melakukan percepatan yang
pada akhirnya berpotensi membawa petaka.
Eloknya, pemerintah tetap berhati-hati dan bersabar menunggu sampai ada hasil laporan
terkait keamanan dan efektivitas vaksin. Vaksin yang tidak sempurna justru berpotensi menimbulkan
masalah baru jika timbul efek yang tidak diinginkan.
Pekerjaan lainnya, yakni bagaimana pemerintah meyakinkan warga bahwa vaksin CoronaVac
bisa digunakan dari sisi pertimbangan agama. Fatwa dari MUI dan Badan Penyelenggara Jaminan
Produk Halal diperlukan untuk menghapus kendala sosiologis isu kehalalan vaksin.
Pun harus ditegaskan bahwa vaksin bukanlah senjata pamungkas melawan pandemi covid-19.
Kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan tetap menjadi ujung tombak. Tanpa
disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, penularan akan terus terjadi kendati vaksinasi sudah
dilakukan.
Cara kerja vaksin tidak seperti obat. Vaksinasi ialah cara aman tubuh untuk mengenal,
melawan, dan kebal dari penyebab penyakit. Orang yang divaksin tetap bisa tertular virus dan
menjadi pembawa virus.
Pemerintah harus benar-benar mematangkan aspek medis dan sosiologis sebelum melakukan
vaksinasi. Pemerintah sebaiknya menggencarkan sosialisasi vaksin kepada masyarakat sembari tetap
menekankan pentingnya penegakan protokol kesehatan.

8
Apalagi, berdasarkan hasil survei pemerintah, masih terdapat kelompok warga di masyarakat
yang khawatir terhadap keamanan dan keefektifan vaksin, menyatakan ketidakpercayaan terhadap
vaksin dan mempersoalkan kehalalan vaksin.
Fakta lainnya, sebagian masyarakat tidak bersedia membayar untuk mendapatkan vaksin.
Padahal, pemerintah sudah membuat program vaksin gratis dan vaksin mandiri.
Kiranya pemerintah tidak boleh berhenti melakukan sosialisasi vaksin. Di samping itu,
pemerintah juga terus menyadarkan masyarakat bahwa mencegah covid-19 dilakukan dengan
memutus rantai penularan virus melalui mencuci tangan, mengenakan masker, dan menjaga jarak.
(Sumber: Diakses melalui https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2192-vaksin-butuh-sosialisasi, 12
Desember 2020, dengan pengubahan)

Tugas

1. Permasalahan apakah yang dibahas dalam teks editorial tersebut?


2. Bagaimana pendapat penulis terhadap permasalahan tersebut?
3. Bagaimana solusi yang disampaikan penulis dalam teks tersebut?
4. Bagaimana simpulan dari teks editorial tersebut?
5. Sajikanlah hasil kerja Anda pada bagan berikut!

Permasalahan/Isu

Opini Penulis

9
Solusi

Simpulan

Kegiatan Peserta Didik 1.2: Membedakan Fakta dan Opini

1. Identifikasilah fakta dan opini yang terdapat dalam bacaan di atas!


2. Berikanlah simpulan mengenai hasil identifikasi Anda!
3. Sajikanlah hasil identifikasi Anda pada tabel analisis berikut!
Kalimat Fakta Kalimat Opini

10
Simpulan:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………......

11
Pertemuan Menyeleksi Informasi sebagai Bahan Teks Editorial
Kedua

Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :

Kegiatan Peserta Didik

Bacalah teks editorial berikut!

Tantangan Berat Seusai Pilkada


Pilkada 2020 sudah selesai digelar. Meski digelar di tengah pandemi covid-19, tingkat
partisipasi pemilih, menurut Badan Pengawas Pemilu, di atas 80%. Tingkat partisipasi yang tinggi
berkorelasi dengan harapan perubahan kinerja pemerintah daerah yang lebih baik.
Antusiasme pemilih itu juga memperlihatkan kuatnya keinginan rakyat untuk mendapatkan
pemimpin baru. Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, tidak sedikit petahana yang
tumbang. Ada 290 calon petahana di antara 654 pasangan calon yang bertarung dalam Pilkada pada 9
Desember.
Hasil resmi pilkada baru diketahui setelah KPU menetapkan hasil penghitungan suara.
Penetapan hasil penghitungan suara untuk pemilihan bupati/ wali kota dijadwalkan pada 13 - 17
Desember. Pemilihan gubernur ditetapkan pada 16 - 20 Desember. Selama menunggu penetapan,
para calon jangan menggelar pesta kemenangan yang menyebabkan kerumunan massa.
Pilkada langsung yang dimulai sejak 2005 sampai dengan 2020 berlangsung lebih dari 1.600
kali. Apakah praktik demokrasi lokal sebanyak itu mampu menyejahterakan rakyat? Jujur dikatakan

12
bahwa demokrasi lokal baru pada tahap prosedural, belum memasuki substansi. Pemimpin yang
dihasilkan melalui pilkada belum sepenuhnya bekerja untuk rakyat sesuai janji politik mereka.
Tidak sedikit pula kepala daerah yang dihasilkan melalui pilkada malah berujung di penjara
karena korupsi. Mereka itu telah mengkhianati pilihan rakyat karena menyejahterakan diri sendiri.
Pemenang pilkada kali ini bakal menghadapi tantangan baru, yaitu melanjutkan pekerjaan
besar mengatasi penyebaran virus korona. Karena itu, setelah dilantik nanti, pemenang jangan
berlama-lama menyesuaikan diri, tetapi langsung bekerja.
Langsung bekerja karena wabah korona telah memorak-porandakan segala sendi kehidupan
di daerah, terutama ekonomi dan kesehatan. Pembangunan tidak akan berjalan jika perekonomian
dan rakyatnya sakit-sakitan. Seorang kepala daerah harus bisa memetakan problematika di
wilayahnya dengan permasalahan yang terjadi saat ini, mengintegrasikan persoalan ekonomi dengan
kondisi kesehatan masyarakat di tengah pendemi.
Upaya memutus rantai penularan virus menjadi krusial untuk diagendakan para pemimpin
daerah terpilih. Covid-19 harus jadi ‘musuh’ bersama. Apalagi, virus ini tak pandang strata, ideologi,
apalagi afiliasi politik. Tidak cuma jelata, para pejabat pun sudah banyak yang terjangkit virus ini,
termasuk kepala daerah. Jangan pernah kasih kendur pada upaya pemberantasan korona.
Kondisi daerah tentu saja berbeda-beda. Ada kepala daerah yang tinggal melanjutkan
program kerja pendahulunya karena memang sudah baik adanya. Ada pula yang mesti mencuci piring
kotor yang ditinggalkan pemimpin terdahulu.
Para kepala daerah jangan latah mengikuti kebiasaan buruk selama ini, yaitu ganti kepala
daerah ganti kebijakan hanya sebagai pembeda. Harus dipastikan keberlanjutan pembangunan dari
pemimpin sebelumnya.
Kursi kekuasaan bukanlah tujuan utama dalam politik bernegara. Pembangunan yang
hasilnya dapat dinikmati rakyat mestilah menjadi misi utama seorang pemimpin. Tidak boleh lagi ada
rivalitas, apalagi sampai mendelegitimasi pemimpin sebelumnya.
Semua harus bergandengan tangan memajukan daerah. Program yang sebelumnya telah
berjalan baik, misalnya, tidak ada salahnya diteruskan. Ambil yang baik, buang yang buruk, begitu
istilahnya.
Rakyat sangat merindukan keteladanan dan sikap sportivitas dari mereka yang bertarung
dalam Pilkada. Alangkah eloknya jika yang kalah mengucapkan selamat kepada pemenang.
Sebaliknya, pemenang merangkul yang kalah untuk bersama-sama membangun daerah.
(Sumber: Diakses melalui https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2193-tantangan-berat-seusai-pilkada, 12
Desember 2020)
13
Tugas

1. Identifikasilah informasi pada setiap paragraf!


2. Seleksilah informasi yang perlu dan tidak perlu disampaikan dalam teks. Sertakan alasan Anda.
3. Sajikan hasil kerja Anda pada tabel berikut!
Tabel Mengidentifikasi Informasi
Paragraf Informasi yang Disampaikan
1

10

11

12

13

14
Tabel Menyeleksi Informasi
Informasi Isi Alasan
Perlu Disampaikan

Tidak Perlu Disampaikan

15
Pertemuan Menganalisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan
Ketiga Teks Editorial

Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :

Kegiatan Peserta Didik

Bacalah kedua teks editorial berikut!


Teks 1

Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Saatnya Evaluasi Total


Perkembangan kasus penyebaran virus korona di Tanah Air kian hari semakin bertambah.
Infeksi pada masyarakat terus terjadi. Meski sudah memasuki bulan kesembilan sejak kasus pertama
terjadi awal Maret silam, grafik penambahan Covid-19 belum menunjukkan penurunan.
Penyebaran Covid-19 pun kini terasa semakin dekat. Jika dulu mereka yang terinfeksi mungkin
tidak kita kenal, semakin ke sini justru teman dekat atau bahkan anggota keluarga kita sendiri yang
mengalaminya.
Fakta ini semakin membuktikan bahwa persebaran Covid-19 belum terkendali. Data Satuan
Tugas Penanganan Covid-19 menyebutkan, per Sabtu (28/11), persebaran virus korona terjadi di 505
kabupaten dan kota di 34 provinsi di Indonesia.
Dari total kabupaten dan kota yang terdapat kasus Covid-19, 28 daerah di antaranya termasuk
berisiko tinggi dengan penyebaran virusnya tidak terkendali. Kabupaten/kota yang dimaksud antara
lain Kota Cilegon, Kota Bekasi, Bandung, Karawang, Purwakarta, Tasikmalaya, Kota Cimahi, Sragen,
Tegal, Boyolali, Pati, Pemalang, Banjanegara, Brebes, dan Sukaharjo. Kemudian Lumajang, Barito

16
Timur, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kota Tanjungpinang, Pesawaran, Bandar Lampung, Kupang,
Payakumbunh, dan Gunung Sitoli.
Satgas Penanganan Covid-19 pada Minggu (29/11) merilis angka kasus baru harian korona
kembali menorehkan rekor, yakni sebanyak 6.267 kasus, sehingga secara akumulasi mencapai
534.266 kasus. Adapun angka kesembuhan harian mencapai 3.810 kasus dengan akumulasi sebanyak
445.793 kasus. Sementara itu, tingkat kematian harian sebanyak 169 orang dengan akumulasi
mencapai 16.815 orang.
Dari laporan Satgas Covid-19 kemarin, Jawa Tengah menjadi provinsi penyumbang kasus
harian terbanyak, yakni 2.036 orang positif, disusul Jawa Barat 1.431 kasus dan Jawa Timur 412 kasus
baru. Penambahan kasus harian ini pun terjadi di semua provinsi. Hanya empat provinsi yang jumlah
kasus hariannya di bawah 10, yakni Papua sebanyak 8 kasus, Sulawesi Barat 7 kasus, Papua Barat 4
kasus, dan Malulu Utara 2 kasus.
Data harian kasus akhir pekan kemarin menjadi alarm bagi para pemangku kepentingan
dalam penanganan Covid-19 ke depan. Mau tidak mau harus ada langkah radikal untuk memutus
persebaran virus yang bermula dari Wuhan, China, itu. Evaluasi menyeluruh sangat diperlukan
mengingat masih masifnya laju infeksi virus.
Apalagi sejumlah daerah melaporkan tingkat keterisian rumah sakit sudah kembali di atas
70%. DKI Jakarta, daerah yang menjadi episentrum pertama Covid-19, hingga pekan kemarin
melaporkan tingkat keterisian tempat tidur isolasi pasien Covid-19 sudah mencapai 73%. Demikian
pula kapasitas ruang ICU di rumah sakit rujukan sudah terpakai 75%.
Di daerah lain, seperti Banten pun demikian. Di daerah tersebut, kapasitas tempat tidur rumah
sakit rujukan sudah terisi 97%, sedangkan ruang isolasi terpakai 80%. Kondisi serupa juga ditemukan
di Kota Malang, Jawa Timur. Di kota itu, tiga rumah sakit rujukan dilaporkan tidak lagi bisa menerima
perawatan untuk pasien Covid-19 karena fasilitas yang ada sudah penuh.
Melihat kondisi seperti ini, langkah cepat dan taktis sangat diperlukan guna mengurangi risiko
penyebaran yang lebih luas. Misalnya dengan kembali memperketat pembatasan aktivitas sosial.
Memang ada konsekuensi yang harus diambil apabila kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) kembali diperketat. Sektor bisnis yang mulai menggeliat bakal kembali terimbas. Industri
pariwisata yang sudah aktif sejak pelonggaran PSBB Agustus lalu juga diperkirakan kembali
kehilangan pengunjung.
Dengan berbagai pertimbangan di atas, evaluasi penanganan Covid-19 seyogianya
dilaksanakan secara menyeluruh melibatkan ahli dari berbagai sektor. Mulai dari akademisi, praktisi

17
kesehatan, pelaku usaha hingga perwakilan masyarakat. Ingat, semua suara harus didengar dan
dipertimbangkan. Ambil solusi terbaik dan lakukan strategi penanganan dengan risiko paling minimal
untuk semua sektor.
Mudah-mudahan pula kebijakan liburan panjang akhir tahun 2020 dan Tahun Baru 2021 yang
akan diumumkan pemerintah awal pekan ini bisa berkaca pada periode long weekend pengujung
Oktober lalu. Jangan sampai musim liburan menjadi kesempatan virus korona kembali menyebar dan
membuat kluster baru. Hal yang mesti diingat, angka Covid-19 masih tinggi!
(Sumber: Diunduh melalui https://nasional.sindonews.com/read/250124/16/kasus-covid-19-masih-tinggi-saatnya-evaluasi-
total-1606655494/10, 12 Desember 2020, dengan penyesuaian)

Teks 2

Germbira dan Waspada dengan Pilkada


Rabu (9/12) besok, jutaan rakyat Indonesia akan memberikan suaranya dalam gelaran Pilkada
serentak. Waktu hari H tinggal hitungan jam lagi. Itu artinya, coblosan kali ini tinggal dilaksanakan
dengan sebaik mungkin saja, tidak perlu lagi diributkan dengan narasi ditunda atau tidak plus lewat
berbagai dalih seperti bahaya besar pandemi dan sebagainya.
Dengan tahapan yang kian menghadapi purna ini, tentu yang paling penting adalah
memastikan bahwa segala persiapan berikut protokol kesehatan covid-19 bisa benar-benar
dijalankan. Di lapangan, bisa jadi skenario yang disiapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak
sepenuhnya bisa dijalankan optimal. Apalagi melihat geografi dan demografi yang tidak seragam,
potensi timbul masalah itu tidak terhindarkan. Namun, semua harus memiliki pemahaman bahwa
dengan adanya masalah, justru menjadi sarana penyempurnaan atas sistem yang dibuat. Maka di
situasi inilah dibutuhkan solusi cepat dan cerdas, utamanya bagi petugas kelompok penyelenggara
pemungutan suara (KPPS).
Sekali lagi, faktanya Pilkada tidak mungkin ditunda. Untuk itu, sudah saatnya semua pihak
untuk tidak menciptakan Pilkada justru menjadi runyam. Kini waktunya bersama mewujudkan
pilkada yang bergembira. Bagi sebagian orang, ini tampak ironi. Mungkin juga rasanya aneh membuat
pilkada sebagai ajang suka cita di tengah wabah. Logika atau kekhawatiran itu tidak berlebihan.
Semua paham bahwa saat ini bangsa Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Namun juga perlu diingat, kungkungan narasi kekhawatiran yang terus-menerus datang juga
sangat mampu memicu tekanan pikiran berlebihan. Pada tahap akut, kekhawatiran publik itu juga
menyebabkan ketidaksinkronan antara kenyataan dan fantasi. Situasi ini yang dalam pendekatan

18
filsafat dikenal dengan hyper-reality. Jika dibiarkan, stres berlebihan ini rawan memicu beragam
penyakit yang bisa jadi membuat penanganan wabah menjadi kian kompleks.
Dengan begitu, menjadikan coblosan kali ini sebagai ajang untuk memupuk imunitas diri
adalah sebuah keniscayaan. Dengan bergembira, seseorang akan cenderung menggunakan
pendekatan rasionalitas ketimbang emosional saat memberikan suaranya. Dengan bergembira pula,
pemilih sadar bahwa ajang Pilkada adalah rutinitas demokrasi yang selayaknya dijalankan
sebagaimana adanya. Dengan demikian, ketegangan antarpemilih yang berbeda tidak perlu lagi
menjadi persoalan atau setidaknya bisa direduksi. Muara gembira ini adalah lahirnya kesadaran
bersama akan pentingnya menjaga kedamaian serta keadilan.
Pilkada kali ini juga menjadi catatan sejarah bangsa. Dengan diikuti 270 daerah, menjadikan
Pilkada terbesar serentak yang pernah digelar Indonesia. Jika pilkada serentak dengan jumlah
banyak dan dilaksanakan saat wabah tengah ganas-ganasnya bisa dilalui dengan baik, hal itu adalah
sebuah keistimewaan. Setidaknya menjadi cerminan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang kuat
sekaligus taat.

Senyampang dengan rasa penuh gembira itu, publik juga diingatkan terus akan kewaspadaan
terhadap munculnya virus korona. Tugas ini hakikatnya bukan saja menjadi kewajiban KPU, Badan
Pengawas Pemilu (Bawaslu) ataupun di level terdasar, yakni KPPS. Namun, semua pihak didorong
memiliki kesadaran dan memiliki rasa tanggung jawab serupa. Dengan begitu, munculnya celah yang
berpotensi menjadi pemicu tercederainya Pilkada serentak kali ini, seperti bakal menyebarkan virus
korona bisa dicegah.
Pilkada di tengah pandemi ini memang menjadi ujian demokrasi kita. Keberlangsungan
demokrasi tidak lagi semata diukur dengan tertunaikannya hal-hal yang bersifat prosedural. Lebih
penting dari itu, pada saat yang sama demokrasi harus mampu menjamin keselamatan jiwa seluruh
warga.
(Sumber: Diunduh melalui https://nasional.sindonews.com/read/259996/16/gembira-dan-waspada-dengan-pilkada-
1607350348, 12 Desember 2020, dengan pengubahan)

Tugas

1. Analisislah struktur kedua teks editorial di atas dan simpulkan!


2. Analisislah kaidah kebahasaan teks editorial di atas dan simpulkan!
3. Sajikanlah hasil analisis Anda pada tabel berikut!

19
Tabel Analisis Struktur Teks Editorial
Struktur Teks 1 Teks 2
Pengenalan Isu

Penyampaian Argumen

Penegasan Ulang

Simpulan:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..

20
Tabel Analisis Kaidah Kebahasaan

Kaidah Kebahasaan Teks 1 Teks 2


Kalimat Retoris

Kata-Kata Populer

Kata Ganti Penunjuk

Konjungsi Kausalitas

Simpulan:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

21
Pertemuan Menulis Teks Editorial
Keempat

Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :

Kegiatan Peserta Didik 4.1: Menulis Teks Editorial

1. Cermatilah masalah/isu dari video/televisi/radio/surat kabar/lingkungan Anda yang sedangan


hangat diperbincakan atau yang terjadi di lingkungan Anda!
2. Pilihlah informasi yang mengandung pro dan kontra!
3. Tentukanlah topik yang berhubungan dengan peristiwa yang Anda pilih!
4. Tuliskan pendapat Anda terhadap isu tersebut!
5. Buatlah argumentasi disertai fakta yang mendukung!
6. Buatlah pernyataan ulang!
7. Kembangkanlah kerangka tersebut menjadi sebuah teks editorial!
8. Sajikan pada bagan berikut!

22
Isu

Pernyataan
Pendapat

Argumentasi dan
Fakta

Penegasan Ulang

23
Format Menulis Teks Editorial

……………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………….

24
Kegiatan Peserta Didik 4.1: Mengevaluasi Teks Editorial

1. Bacalah teks editorial yang telah dibuat teman Anda!


2. Berikanlah komentar Anda berdasarkan tabel berikut ini!
No. Aspek Komentar
1. Pernyataan pendapat

2. Argumen

3. Penegasan Ulang

4. Solusi/Simpulan

5. Penggunaan Ejaan dan


Tanda Baca

25
Refleksi Peserta Didik

Hal-hal apa saja yang Anda dapatkan selama pembelajaran


menulis teks editorial?
Kendala apa yang Anda temui selama pembelajaran menulis
teks editorial?
Bagaimana Anda mengatasi kendala selama pembelajaran
menulis teks editorial
Manfaat apa yang Anda dapatkan dari pembelajaran menulis
teks editorial?

Refleksi Guru

Apakah peserta didik antusias mengikuti pembelajaran


menulis teks editorial?
Apakah peserta didik mampu memahami materi
pembelajaran menulis teks editorial?
Bagaimana penggunaan model, metode, dan teknik
pembelajaran?
Kendala apa yang ditemui saat pembelajaran menulis teks
editorial?
Bagaimana mengatasi segala permasalahan yang terjadi?
Bagaimana hasil pembelajaran menulis teks editorial?

26
Sikap
Melakukan observasi
selama kegiatan
berlangsung dan
menuliskannya pada
jurnal, baik kegiatan
positif dan negatif.
Melakukan penilaian
antarteman.
Mengamati refleksi
peserta didik.
Pelaksanaan Asesmen Pengetahuan
Memberikan tugas tertulis,
lisan, dan tes tertulis
Keterampilan
Presentasi
Proyek
Portofolio

27
Kriteria Penilaian

Nama       :
Kelas /Semester          :
Tanggal Penugasan    :

Rubrik Penilaian: Menentukan Informasi dalam Teks Editorial


Aspek yang Dinilai Sanga Baik Kurang Tidak Baik Nilai
t Baik Baik
Menentukan isu dengan tepat
Menentukan opini penulis dengan tepat
Menentukan solusi sesuai dengan teks.
Menentukan simpulan sesuai dengan
teks
Mampu membedakan fakta dan opini

Kriteria Penilaian (Skor)


Sangat baik = 81 – 100
Baik = 71 – 80
Kurang baik = 61 – 70
Tidak Baik = 50 – 60

N = Jumlah skor yang diperoleh Peserta Didik x 1000


Skor Maksimal

Rubrik Penilaian: Menyeleksi Informasi sebagai Bahan Teks Editorial


Nomor Soal Aspek Penilaian Skor Skor Maksimal
1 Mengidentifikasi informasi dengan tepat 30 40
Mengidentifikasi informasi kurang tepat. 15
28

Nilai = Skor Perolehan x 100 = ………………..


100
Nomor Soal Aspek Penilaian Skor Skor Maksimal
2 Menyeleksi informasi perlu dan tidak perlu dengan 60 60
alasan yang logis.
Menyeleksi informasi perlu dan tidak perlu dengan 30
alasan yang kurang logis.
Total 100

Rubrik Penilaian: Menganalisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Editorial


Aspek yang Dinilai Sanga Baik Kurang Tidak Baik Nilai
t Baik Baik
Menganalisis struktur dengan tepat.
Menganalisis kaidah kebahasaan dengan
tepat.
Menarik simpulan dengan tepat pada
struktur kedua teks.
Menarik simpulan dengan tepat pada
kaidah kebahasaan.

Kriteria Penilaian (Skor)


Sangat baik = 81 – 100
Baik = 71 – 80
Kurang baik = 61 – 70
Tidak Baik = 50 – 60

N = Jumlah skor yang diperoleh Peserta Didik x 1000


Skor Maksimal

Rubrik Penilaian Keterampilan: Menulis Teks Editorial


Nama Peserta Didik :
Kelas /Semester           :
Tanggal Penugasan    :

Nomor Instrumen Skor


1. Pemilihan topik yang tepat 10
2. Penyajian fakta-fakta yang sesuai. 10
3. Penggunaan struktur yang lengkap. 30
4. Penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. 20
29
5. Penggunaan kalimat efektif yang tepat. 15
6. Penggunaan paragraf yang padu. 15
Total 100

NA=   Nilai yang diperoleh X 100


           Nilai maksimal

Rubrik Penilaian Presentasi


Nama       :
Kelas /Semester          :
Tanggal Penugasan    :

No Nama Aspek penilaian Total nilai


Kelancaran Kelengkapan Kebenaran
Informasi Isi
1
2
3
4

Pedoman Penskoran
Aspek Penilaian Kriteria Rentang Skor Skor Maksimal
Kelancaran Sangat lancar 85-100 100
menyampaikan isi teks
Cukup lancar 70-84
menyampaikan isi teks
Kurang lancar 55-69
menyampaikan isi teks
Tidak lancar 54-40
menyampaikan isi teks
Kelengkapan  informasi Isi teks yang disampaikan 85-100 100
sangat lengkap
Isi teks yang disampaikan 70-84
sedikit kurang lengkap
Hanya separuh isi teks 55-69
yang disampaikan
Isi teks yang disampaikan 54-40
hanya sedikit
Kebenaran isi Isi teks yang disampaikan 85-100 100
benar semua
Isi teks yang disampaikan 70-84
hampir benar semua
Isi teks yang disampaikan 55-69
30
separuh yang benar
Isi teks yang disampaikan 54-40
sebagian besar salah
Total

Rubrik Penilaian Diskusi

No. Nama Kriteria Penilaian


Aktivitas Tanggung Wawasan Keberanian Keberania
dalam Jawab yang Luas Berpendapa n Tampil
Kelompok Individu t

Keterangan:
Sangat baik = 12 – 15
Baik = 9 – 11 Nilai = Skor Perolehan x 100 = ………………..
Cukup baik =6–8 Skor Maksimal
Kurang Baik =3–5
Tidak baik =1–3

31
Pengayaan dan Remedial

 Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi


pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai
kompetensi dasar (KD).
 Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta
didik.
 Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan atau pendalaman
materi (kompetensi), antara lain pemberian tugas untuk memublikasikan tulisan teks
argumentasi di media massa atau media sosial.

Remedial

 Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang capaian kompetensi dasarnya (KD)
belum tuntas.
 Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum tuntas.
 Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum tuntas dalam bentuk
pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, belajar kelompok, pemanfaatan tutor sebaya

32
bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian.

Materi Ajar untuk Guru dan Peserta Didik

Pengertian Teks Editorial

Tek editorial (tajuk rencana) adalah teks dalam surat kabar yang berisi pandangan editor
dalam menanggapi isu atau masalah yang menjadi perhatian umum. Di dalamnya terdapat fakta
masalah dan opini penulis. Fakta masalah adalah fakta persoalan yang dibahas atau yang dijadikan
alat untuk memperkuat posisi penulis. Opini penulis adalah pendapat atau pandangan penulis
terhadap masalah tersebut.

Ciri-Ciri Teks Editorial

 Bersifat aktual dan faktual. Tulisan mengangkat topik yang hangat, sedang berlangsung atau
banyak dibicarakan masyarakat secara luas.
 Sistematis dan logis.
 Berisi argumentasi (argumentatif) karena pada dasarnya teks editorial adalah pendapat.
 Menggunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas agar menarik dibaca.

Struktur Teks Editorial

 Tesis disebut juga pernyataan pendapat. Biasanya berisi sebuah teori yang akan diperkuat
oleh argumen. Pada bagian ini penulis menyampaikan sudut pandang tentang masalah yang
dibahas.

33
 Argumentasi merupakan bukti atau alasan untuk memperkuat pernyataan dalam tesis.
Argumentasi dapat berupa pertanyaan umum/data hasil penelitian, pernyataan para ahli,
maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang bisa dipercaya.
 Penegasan ulang atau disebut pernyataan atau penegasan ulang pendapat. Penegasan ulang
biasa berada di bagian akhir teks.

Kaidah 
Kebahasaan Teks Editorial

 Menggunakan kalimat retorik, yaitu kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk
mendapatkan jawabannya. Pernyataan-pernyataan tersebut dimaksudkan agar pembaca
merenungkan masalah yang dipertanyakan tersebut sehingga tergugah untuk berbuat sesuatu
atau minimal berubah pandangan terhadap isu yang dibahas.
 Menggunakan kata-kata populer sehingga mudah bagi khalayak untuk mencernanya.
Tujuannya agar pembaca tetap merasa rileks meskipun membaca masalah yang serius
dipenuhi dengan tanggapan yang kritis.
 Menggunakan kata ganti penunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal
lainnya yang menjadi fokus masalah.
 Menggunakan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena, oleh karena itu, oleh sebab itu. Hal
ini terkait dengan penggunaan sejumlah argumen yang dikemukakan redaktur berkenaan
dengan masalah yang dikupas.

Fakta dan Opini

Fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi sehingga dapat dibuktikan kebenarannya,
sedangkan opini adalah pendirian atau sikap seseorang terhadap suatu hal.
Ciri-ciri kalimat fakta, yaitu (1) bersifat objektif, kalimat disajikan berdasarkan penalaran
(logis), (2) dilengkapi data autentik berupa angka dan bukti tentang objek, (3) umumnya berisi
jawaban atas pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, dan berapa, dan (4) acuan peristiwa terjadi pada
masa lampau dan sekarang.

34
Adapun ciri-ciri opini, yaitu (1) belum teruji kebenarannya dan masih bersifat subjektif; (2)
tidak memiliki data pendukung atau bukti yang akurat; (3) merupakan suatu peristiwa yang belum
terjadi karena merupakan suatu pendapat.

Langkah-Langkah Menulis Teks Editorial

1. Penentuan isu (peristiwa masalah)


2. Pengumpulan fakta
3. Pengorganisasian fakta sesuai kerangka
4. Pengembangan kerangka meenjadi teks editorial

Sumber Materi Penunjang untuk Teks Editorial

https://www.kompas.com/
https://mediaindonesia.com/
https://www.liputan6.com/
https://www.youtube.com/
Peristiwa yang terjadi di sekitar peserta didik.

35
GLOSARIUM

aktual : betul-betul ada (terjadi); sedang menjadi pembicaraan orang banyak (tentang
peristiwa dan sebagainya); baru saja terjadi; masih baru (tentang peristiwa dan
sebagainya); hangat

argumen :alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat,
pendirian, atau gagasan

editorial :artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor
atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok
masalah; tajuk rencana

fakta :hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar
ada atau terjadi

informatif :bersifat memberi informasi; bersifat menerangkan

isu :masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya); kabar yang


tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas-
desus

kalimat retorik :kalimat tanya yang sebenarnya mengandung sebuah makna pernyataan dan
tidak memerlukan jawaban

kausalitas : perihal kausal; perihal sebab akibat

opini : pendapat; pikiran; pendirian

solusi : penyelesaian; pemecahan (masalah dan sebagainya); jalan keluar


36
teks :bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato, dan sebagainya

DAFTAR PUSTAKA

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan
Kontekstual. Jakarta: Prenada Media Group.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
Diunduh melalui http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/node/1889, 17 November
2020.

Hatikah, Tika dan Mulyanis. 2018. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII Kelompok Wajib.
Bandung: Grafindo Media Pratama.

Info Pendidikan. 2019. “Satu Kelas Diisi 42 Siswa, Kok Bisa?” Diunduh dari
https://infopendidikannews.com/2019/12/10/satu-kelas-di-isi-42-siswa-koq-bisa/#:~:text=Tabel
%201%3A%20Jumlah%20Siswa%20per%20Rombel%20Sesuai%20Permendikbud
%2022%2F2016&text=Di%20Bab%20IV%20Pelaksanaan%20Pembelajaran,SMK%2C
%2036%20siswa%20per%20rombel, 8 November 2020.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas
12. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kompas. Com. 2020. “Teks Editorial: Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan.” Diunduh
melalui https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/31/152343269/teks-editorial-
pengertian-ciri-ciri-struktur-dan-kaidah-kebahasaan?page=all, 13 Desember 2020.

Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Erlangga.

NH, Ridwan Prama. 2017. “Media, Alat dan Bahan Pembelajaran” dalam Menembus Kreatifitas Tanpa
Batas. Diunduh dari https://kumakukurakura.blogspot.com/2017/01/media-alat-dan-bahan-
pembelajaran.html, 8 November 2020.
37
Rusman. 2012. Model –Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sobandi. 2017. Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII Berdasarkan Kurikulum 2013.
Jakarta. Erlangga.

Suryaman, Maman, Suherli, dan Istiqomah. 2018. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Yani, Ahmad dan Mamat Ruhimat. 2018. Teori dan Implementasi Pembelajaran Saintifik Kurikulum
2013. Bandung: Refika Aditama.

38

Anda mungkin juga menyukai