Profil pelajar Kreatif, yang ditunjukkan Model Tatap muka dan blended learning
Pancasila yang melalui kemampuan pembelajaran
berkaitan mengamati masalah atau isu
yang terjadi dan mengolah
informasi yang didapatkan
dalam kegiatan menulis.
Bernalar kritis, yang ditunjukkan
melalui kegiatan menanggapi
suatu masalah/isu dan mampu
mengevaluasinya.
Capaian Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, pengetahuan metakognisi untuk
Pembelajaran berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu menulis karya sastra dalam
berbagai genre. Peserta didik mampu menulis teks refleksi diri. Peserta didik mampu menulis hasil
penelitian, teks fungsional dunia kerja, dan pengembangan studi lanjut. Peserta didik mampu
memodifikasi/mendekonstruksikan karya sastra untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu
menerbitkan hasil tulisan di media cetak maupun digital.
Tujuan 12.12 Pelajar menulis teks editorial terkait sebuah fenomena tentang sains, sosial, humaniora, yang
Pembelajaran baru dan kompleks dengan dalil dan bukti yang berasal dari pengamatan, pengalaman, dan rujukan
yang diketahui.
Deskripsi Peserta didik akan menemukan informasi dalam teks editorial, menyeleksi informasi, menganalisis
umum struktur dan kebahasaan teks editorial, dan mengembangan suatu masalah atau isu dalam kegiatan
kegiatan menulis.
Sarana
Prasarana Laptop, LCD proyektor, jaringan internet, power point, LKS, aplikasi mengajar lainnya.
Pertanyaan Esensial
1
Sumber apa saja yang digunakan menulis teks editorial?
Pengetahuan Esensial
Kemampuan menganalisis suatu masalah/isu yang terjadi dan memiliki kemampuan menulis.
Pengaturan Siswa Metode Pembelajaran
Individu Ceramah
Berkelompok Presentasi
Diskusi
2
Pertemuan Pertama
3
Pertemuan Kedua
4
Pertemuan Ketiga
Pertemuan Keempat 5
Matari Pembelajaran : Menulis Teks Editorial
Alokasi Waktu: 2 x 45 menit
6
Pertemuan Menemukan Informasi dalam Teks Editorial
Pertama
Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :
7
Optimisme dan kepercayaan terhadap kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi
covid-19 yang mesti terus dijaga. Penting untuk benar-benar memastikan keamanan dan efektivitas
vaksin tersebut terjamin sehingga urusan kehalalannya pun mesti mendapatkan kajian yang patut
dan layak.
Muara pengadaan vaksin tentu saja pada proses vaksinasi. Vaksinasi hanya bisa dilakukan bila
vaksin Sinovac telah mengantongi emergency use authorization (EUA) alias izin penggunaan darurat
dari otoritas Badan POM.
Izin EUA akan keluar minimal jika sudah ada laporan sementara uji klinis tahap III. Bio Farma
menyebutkan, laporan sementara dari uji coba tahap III diharapkan tersedia Januari 2021. Dengan
kata lain, jika 1.600 relawan yang diuji tidak ada yang menunjukkan efek samping serius, izin EUA bisa
diterbitkan.
Pemerintah harus memastikan seluruh tahapan uji dilalui oleh CoronaVac. Proses yang
dilakukan tidak boleh mengabaikan setiap fasenya hanya karena ingin melakukan percepatan yang
pada akhirnya berpotensi membawa petaka.
Eloknya, pemerintah tetap berhati-hati dan bersabar menunggu sampai ada hasil laporan
terkait keamanan dan efektivitas vaksin. Vaksin yang tidak sempurna justru berpotensi menimbulkan
masalah baru jika timbul efek yang tidak diinginkan.
Pekerjaan lainnya, yakni bagaimana pemerintah meyakinkan warga bahwa vaksin CoronaVac
bisa digunakan dari sisi pertimbangan agama. Fatwa dari MUI dan Badan Penyelenggara Jaminan
Produk Halal diperlukan untuk menghapus kendala sosiologis isu kehalalan vaksin.
Pun harus ditegaskan bahwa vaksin bukanlah senjata pamungkas melawan pandemi covid-19.
Kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan tetap menjadi ujung tombak. Tanpa
disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, penularan akan terus terjadi kendati vaksinasi sudah
dilakukan.
Cara kerja vaksin tidak seperti obat. Vaksinasi ialah cara aman tubuh untuk mengenal,
melawan, dan kebal dari penyebab penyakit. Orang yang divaksin tetap bisa tertular virus dan
menjadi pembawa virus.
Pemerintah harus benar-benar mematangkan aspek medis dan sosiologis sebelum melakukan
vaksinasi. Pemerintah sebaiknya menggencarkan sosialisasi vaksin kepada masyarakat sembari tetap
menekankan pentingnya penegakan protokol kesehatan.
8
Apalagi, berdasarkan hasil survei pemerintah, masih terdapat kelompok warga di masyarakat
yang khawatir terhadap keamanan dan keefektifan vaksin, menyatakan ketidakpercayaan terhadap
vaksin dan mempersoalkan kehalalan vaksin.
Fakta lainnya, sebagian masyarakat tidak bersedia membayar untuk mendapatkan vaksin.
Padahal, pemerintah sudah membuat program vaksin gratis dan vaksin mandiri.
Kiranya pemerintah tidak boleh berhenti melakukan sosialisasi vaksin. Di samping itu,
pemerintah juga terus menyadarkan masyarakat bahwa mencegah covid-19 dilakukan dengan
memutus rantai penularan virus melalui mencuci tangan, mengenakan masker, dan menjaga jarak.
(Sumber: Diakses melalui https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2192-vaksin-butuh-sosialisasi, 12
Desember 2020, dengan pengubahan)
Tugas
Permasalahan/Isu
Opini Penulis
9
Solusi
Simpulan
10
Simpulan:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………......
11
Pertemuan Menyeleksi Informasi sebagai Bahan Teks Editorial
Kedua
Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :
12
bahwa demokrasi lokal baru pada tahap prosedural, belum memasuki substansi. Pemimpin yang
dihasilkan melalui pilkada belum sepenuhnya bekerja untuk rakyat sesuai janji politik mereka.
Tidak sedikit pula kepala daerah yang dihasilkan melalui pilkada malah berujung di penjara
karena korupsi. Mereka itu telah mengkhianati pilihan rakyat karena menyejahterakan diri sendiri.
Pemenang pilkada kali ini bakal menghadapi tantangan baru, yaitu melanjutkan pekerjaan
besar mengatasi penyebaran virus korona. Karena itu, setelah dilantik nanti, pemenang jangan
berlama-lama menyesuaikan diri, tetapi langsung bekerja.
Langsung bekerja karena wabah korona telah memorak-porandakan segala sendi kehidupan
di daerah, terutama ekonomi dan kesehatan. Pembangunan tidak akan berjalan jika perekonomian
dan rakyatnya sakit-sakitan. Seorang kepala daerah harus bisa memetakan problematika di
wilayahnya dengan permasalahan yang terjadi saat ini, mengintegrasikan persoalan ekonomi dengan
kondisi kesehatan masyarakat di tengah pendemi.
Upaya memutus rantai penularan virus menjadi krusial untuk diagendakan para pemimpin
daerah terpilih. Covid-19 harus jadi ‘musuh’ bersama. Apalagi, virus ini tak pandang strata, ideologi,
apalagi afiliasi politik. Tidak cuma jelata, para pejabat pun sudah banyak yang terjangkit virus ini,
termasuk kepala daerah. Jangan pernah kasih kendur pada upaya pemberantasan korona.
Kondisi daerah tentu saja berbeda-beda. Ada kepala daerah yang tinggal melanjutkan
program kerja pendahulunya karena memang sudah baik adanya. Ada pula yang mesti mencuci piring
kotor yang ditinggalkan pemimpin terdahulu.
Para kepala daerah jangan latah mengikuti kebiasaan buruk selama ini, yaitu ganti kepala
daerah ganti kebijakan hanya sebagai pembeda. Harus dipastikan keberlanjutan pembangunan dari
pemimpin sebelumnya.
Kursi kekuasaan bukanlah tujuan utama dalam politik bernegara. Pembangunan yang
hasilnya dapat dinikmati rakyat mestilah menjadi misi utama seorang pemimpin. Tidak boleh lagi ada
rivalitas, apalagi sampai mendelegitimasi pemimpin sebelumnya.
Semua harus bergandengan tangan memajukan daerah. Program yang sebelumnya telah
berjalan baik, misalnya, tidak ada salahnya diteruskan. Ambil yang baik, buang yang buruk, begitu
istilahnya.
Rakyat sangat merindukan keteladanan dan sikap sportivitas dari mereka yang bertarung
dalam Pilkada. Alangkah eloknya jika yang kalah mengucapkan selamat kepada pemenang.
Sebaliknya, pemenang merangkul yang kalah untuk bersama-sama membangun daerah.
(Sumber: Diakses melalui https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2193-tantangan-berat-seusai-pilkada, 12
Desember 2020)
13
Tugas
10
11
12
13
14
Tabel Menyeleksi Informasi
Informasi Isi Alasan
Perlu Disampaikan
15
Pertemuan Menganalisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan
Ketiga Teks Editorial
Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :
16
Timur, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kota Tanjungpinang, Pesawaran, Bandar Lampung, Kupang,
Payakumbunh, dan Gunung Sitoli.
Satgas Penanganan Covid-19 pada Minggu (29/11) merilis angka kasus baru harian korona
kembali menorehkan rekor, yakni sebanyak 6.267 kasus, sehingga secara akumulasi mencapai
534.266 kasus. Adapun angka kesembuhan harian mencapai 3.810 kasus dengan akumulasi sebanyak
445.793 kasus. Sementara itu, tingkat kematian harian sebanyak 169 orang dengan akumulasi
mencapai 16.815 orang.
Dari laporan Satgas Covid-19 kemarin, Jawa Tengah menjadi provinsi penyumbang kasus
harian terbanyak, yakni 2.036 orang positif, disusul Jawa Barat 1.431 kasus dan Jawa Timur 412 kasus
baru. Penambahan kasus harian ini pun terjadi di semua provinsi. Hanya empat provinsi yang jumlah
kasus hariannya di bawah 10, yakni Papua sebanyak 8 kasus, Sulawesi Barat 7 kasus, Papua Barat 4
kasus, dan Malulu Utara 2 kasus.
Data harian kasus akhir pekan kemarin menjadi alarm bagi para pemangku kepentingan
dalam penanganan Covid-19 ke depan. Mau tidak mau harus ada langkah radikal untuk memutus
persebaran virus yang bermula dari Wuhan, China, itu. Evaluasi menyeluruh sangat diperlukan
mengingat masih masifnya laju infeksi virus.
Apalagi sejumlah daerah melaporkan tingkat keterisian rumah sakit sudah kembali di atas
70%. DKI Jakarta, daerah yang menjadi episentrum pertama Covid-19, hingga pekan kemarin
melaporkan tingkat keterisian tempat tidur isolasi pasien Covid-19 sudah mencapai 73%. Demikian
pula kapasitas ruang ICU di rumah sakit rujukan sudah terpakai 75%.
Di daerah lain, seperti Banten pun demikian. Di daerah tersebut, kapasitas tempat tidur rumah
sakit rujukan sudah terisi 97%, sedangkan ruang isolasi terpakai 80%. Kondisi serupa juga ditemukan
di Kota Malang, Jawa Timur. Di kota itu, tiga rumah sakit rujukan dilaporkan tidak lagi bisa menerima
perawatan untuk pasien Covid-19 karena fasilitas yang ada sudah penuh.
Melihat kondisi seperti ini, langkah cepat dan taktis sangat diperlukan guna mengurangi risiko
penyebaran yang lebih luas. Misalnya dengan kembali memperketat pembatasan aktivitas sosial.
Memang ada konsekuensi yang harus diambil apabila kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) kembali diperketat. Sektor bisnis yang mulai menggeliat bakal kembali terimbas. Industri
pariwisata yang sudah aktif sejak pelonggaran PSBB Agustus lalu juga diperkirakan kembali
kehilangan pengunjung.
Dengan berbagai pertimbangan di atas, evaluasi penanganan Covid-19 seyogianya
dilaksanakan secara menyeluruh melibatkan ahli dari berbagai sektor. Mulai dari akademisi, praktisi
17
kesehatan, pelaku usaha hingga perwakilan masyarakat. Ingat, semua suara harus didengar dan
dipertimbangkan. Ambil solusi terbaik dan lakukan strategi penanganan dengan risiko paling minimal
untuk semua sektor.
Mudah-mudahan pula kebijakan liburan panjang akhir tahun 2020 dan Tahun Baru 2021 yang
akan diumumkan pemerintah awal pekan ini bisa berkaca pada periode long weekend pengujung
Oktober lalu. Jangan sampai musim liburan menjadi kesempatan virus korona kembali menyebar dan
membuat kluster baru. Hal yang mesti diingat, angka Covid-19 masih tinggi!
(Sumber: Diunduh melalui https://nasional.sindonews.com/read/250124/16/kasus-covid-19-masih-tinggi-saatnya-evaluasi-
total-1606655494/10, 12 Desember 2020, dengan penyesuaian)
Teks 2
18
filsafat dikenal dengan hyper-reality. Jika dibiarkan, stres berlebihan ini rawan memicu beragam
penyakit yang bisa jadi membuat penanganan wabah menjadi kian kompleks.
Dengan begitu, menjadikan coblosan kali ini sebagai ajang untuk memupuk imunitas diri
adalah sebuah keniscayaan. Dengan bergembira, seseorang akan cenderung menggunakan
pendekatan rasionalitas ketimbang emosional saat memberikan suaranya. Dengan bergembira pula,
pemilih sadar bahwa ajang Pilkada adalah rutinitas demokrasi yang selayaknya dijalankan
sebagaimana adanya. Dengan demikian, ketegangan antarpemilih yang berbeda tidak perlu lagi
menjadi persoalan atau setidaknya bisa direduksi. Muara gembira ini adalah lahirnya kesadaran
bersama akan pentingnya menjaga kedamaian serta keadilan.
Pilkada kali ini juga menjadi catatan sejarah bangsa. Dengan diikuti 270 daerah, menjadikan
Pilkada terbesar serentak yang pernah digelar Indonesia. Jika pilkada serentak dengan jumlah
banyak dan dilaksanakan saat wabah tengah ganas-ganasnya bisa dilalui dengan baik, hal itu adalah
sebuah keistimewaan. Setidaknya menjadi cerminan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang kuat
sekaligus taat.
Senyampang dengan rasa penuh gembira itu, publik juga diingatkan terus akan kewaspadaan
terhadap munculnya virus korona. Tugas ini hakikatnya bukan saja menjadi kewajiban KPU, Badan
Pengawas Pemilu (Bawaslu) ataupun di level terdasar, yakni KPPS. Namun, semua pihak didorong
memiliki kesadaran dan memiliki rasa tanggung jawab serupa. Dengan begitu, munculnya celah yang
berpotensi menjadi pemicu tercederainya Pilkada serentak kali ini, seperti bakal menyebarkan virus
korona bisa dicegah.
Pilkada di tengah pandemi ini memang menjadi ujian demokrasi kita. Keberlangsungan
demokrasi tidak lagi semata diukur dengan tertunaikannya hal-hal yang bersifat prosedural. Lebih
penting dari itu, pada saat yang sama demokrasi harus mampu menjamin keselamatan jiwa seluruh
warga.
(Sumber: Diunduh melalui https://nasional.sindonews.com/read/259996/16/gembira-dan-waspada-dengan-pilkada-
1607350348, 12 Desember 2020, dengan pengubahan)
Tugas
19
Tabel Analisis Struktur Teks Editorial
Struktur Teks 1 Teks 2
Pengenalan Isu
Penyampaian Argumen
Penegasan Ulang
Simpulan:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
20
Tabel Analisis Kaidah Kebahasaan
Kata-Kata Populer
Konjungsi Kausalitas
Simpulan:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
21
Pertemuan Menulis Teks Editorial
Keempat
Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :
22
Isu
Pernyataan
Pendapat
Argumentasi dan
Fakta
Penegasan Ulang
23
Format Menulis Teks Editorial
……………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………….
24
Kegiatan Peserta Didik 4.1: Mengevaluasi Teks Editorial
2. Argumen
3. Penegasan Ulang
4. Solusi/Simpulan
25
Refleksi Peserta Didik
Refleksi Guru
26
Sikap
Melakukan observasi
selama kegiatan
berlangsung dan
menuliskannya pada
jurnal, baik kegiatan
positif dan negatif.
Melakukan penilaian
antarteman.
Mengamati refleksi
peserta didik.
Pelaksanaan Asesmen Pengetahuan
Memberikan tugas tertulis,
lisan, dan tes tertulis
Keterampilan
Presentasi
Proyek
Portofolio
27
Kriteria Penilaian
Nama :
Kelas /Semester :
Tanggal Penugasan :
Pedoman Penskoran
Aspek Penilaian Kriteria Rentang Skor Skor Maksimal
Kelancaran Sangat lancar 85-100 100
menyampaikan isi teks
Cukup lancar 70-84
menyampaikan isi teks
Kurang lancar 55-69
menyampaikan isi teks
Tidak lancar 54-40
menyampaikan isi teks
Kelengkapan informasi Isi teks yang disampaikan 85-100 100
sangat lengkap
Isi teks yang disampaikan 70-84
sedikit kurang lengkap
Hanya separuh isi teks 55-69
yang disampaikan
Isi teks yang disampaikan 54-40
hanya sedikit
Kebenaran isi Isi teks yang disampaikan 85-100 100
benar semua
Isi teks yang disampaikan 70-84
hampir benar semua
Isi teks yang disampaikan 55-69
30
separuh yang benar
Isi teks yang disampaikan 54-40
sebagian besar salah
Total
Keterangan:
Sangat baik = 12 – 15
Baik = 9 – 11 Nilai = Skor Perolehan x 100 = ………………..
Cukup baik =6–8 Skor Maksimal
Kurang Baik =3–5
Tidak baik =1–3
31
Pengayaan dan Remedial
Remedial
Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang capaian kompetensi dasarnya (KD)
belum tuntas.
Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum tuntas.
Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum tuntas dalam bentuk
pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, belajar kelompok, pemanfaatan tutor sebaya
32
bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian.
Tek editorial (tajuk rencana) adalah teks dalam surat kabar yang berisi pandangan editor
dalam menanggapi isu atau masalah yang menjadi perhatian umum. Di dalamnya terdapat fakta
masalah dan opini penulis. Fakta masalah adalah fakta persoalan yang dibahas atau yang dijadikan
alat untuk memperkuat posisi penulis. Opini penulis adalah pendapat atau pandangan penulis
terhadap masalah tersebut.
Bersifat aktual dan faktual. Tulisan mengangkat topik yang hangat, sedang berlangsung atau
banyak dibicarakan masyarakat secara luas.
Sistematis dan logis.
Berisi argumentasi (argumentatif) karena pada dasarnya teks editorial adalah pendapat.
Menggunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas agar menarik dibaca.
Tesis disebut juga pernyataan pendapat. Biasanya berisi sebuah teori yang akan diperkuat
oleh argumen. Pada bagian ini penulis menyampaikan sudut pandang tentang masalah yang
dibahas.
33
Argumentasi merupakan bukti atau alasan untuk memperkuat pernyataan dalam tesis.
Argumentasi dapat berupa pertanyaan umum/data hasil penelitian, pernyataan para ahli,
maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang bisa dipercaya.
Penegasan ulang atau disebut pernyataan atau penegasan ulang pendapat. Penegasan ulang
biasa berada di bagian akhir teks.
Kaidah
Kebahasaan Teks Editorial
Menggunakan kalimat retorik, yaitu kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk
mendapatkan jawabannya. Pernyataan-pernyataan tersebut dimaksudkan agar pembaca
merenungkan masalah yang dipertanyakan tersebut sehingga tergugah untuk berbuat sesuatu
atau minimal berubah pandangan terhadap isu yang dibahas.
Menggunakan kata-kata populer sehingga mudah bagi khalayak untuk mencernanya.
Tujuannya agar pembaca tetap merasa rileks meskipun membaca masalah yang serius
dipenuhi dengan tanggapan yang kritis.
Menggunakan kata ganti penunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal
lainnya yang menjadi fokus masalah.
Menggunakan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena, oleh karena itu, oleh sebab itu. Hal
ini terkait dengan penggunaan sejumlah argumen yang dikemukakan redaktur berkenaan
dengan masalah yang dikupas.
Fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi sehingga dapat dibuktikan kebenarannya,
sedangkan opini adalah pendirian atau sikap seseorang terhadap suatu hal.
Ciri-ciri kalimat fakta, yaitu (1) bersifat objektif, kalimat disajikan berdasarkan penalaran
(logis), (2) dilengkapi data autentik berupa angka dan bukti tentang objek, (3) umumnya berisi
jawaban atas pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, dan berapa, dan (4) acuan peristiwa terjadi pada
masa lampau dan sekarang.
34
Adapun ciri-ciri opini, yaitu (1) belum teruji kebenarannya dan masih bersifat subjektif; (2)
tidak memiliki data pendukung atau bukti yang akurat; (3) merupakan suatu peristiwa yang belum
terjadi karena merupakan suatu pendapat.
https://www.kompas.com/
https://mediaindonesia.com/
https://www.liputan6.com/
https://www.youtube.com/
Peristiwa yang terjadi di sekitar peserta didik.
35
GLOSARIUM
aktual : betul-betul ada (terjadi); sedang menjadi pembicaraan orang banyak (tentang
peristiwa dan sebagainya); baru saja terjadi; masih baru (tentang peristiwa dan
sebagainya); hangat
argumen :alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat,
pendirian, atau gagasan
editorial :artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor
atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok
masalah; tajuk rencana
fakta :hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar
ada atau terjadi
kalimat retorik :kalimat tanya yang sebenarnya mengandung sebuah makna pernyataan dan
tidak memerlukan jawaban
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan
Kontekstual. Jakarta: Prenada Media Group.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
Diunduh melalui http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/node/1889, 17 November
2020.
Hatikah, Tika dan Mulyanis. 2018. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII Kelompok Wajib.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
Info Pendidikan. 2019. “Satu Kelas Diisi 42 Siswa, Kok Bisa?” Diunduh dari
https://infopendidikannews.com/2019/12/10/satu-kelas-di-isi-42-siswa-koq-bisa/#:~:text=Tabel
%201%3A%20Jumlah%20Siswa%20per%20Rombel%20Sesuai%20Permendikbud
%2022%2F2016&text=Di%20Bab%20IV%20Pelaksanaan%20Pembelajaran,SMK%2C
%2036%20siswa%20per%20rombel, 8 November 2020.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas
12. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kompas. Com. 2020. “Teks Editorial: Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan.” Diunduh
melalui https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/31/152343269/teks-editorial-
pengertian-ciri-ciri-struktur-dan-kaidah-kebahasaan?page=all, 13 Desember 2020.
Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Erlangga.
NH, Ridwan Prama. 2017. “Media, Alat dan Bahan Pembelajaran” dalam Menembus Kreatifitas Tanpa
Batas. Diunduh dari https://kumakukurakura.blogspot.com/2017/01/media-alat-dan-bahan-
pembelajaran.html, 8 November 2020.
37
Rusman. 2012. Model –Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sobandi. 2017. Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII Berdasarkan Kurikulum 2013.
Jakarta. Erlangga.
Suryaman, Maman, Suherli, dan Istiqomah. 2018. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Yani, Ahmad dan Mamat Ruhimat. 2018. Teori dan Implementasi Pembelajaran Saintifik Kurikulum
2013. Bandung: Refika Aditama.
38