(RPP)
A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI 3:Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery learning, peserta didik
dapat menemukan unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah, menyusun kerangka artikel
dan/atau buku ilmiah sesuai dengan fakta, mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi unsur
kebahasaan artikel yang telah disusun dengan bergotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar
kritis selama proses pembelajaran.
D. Materi Pembelajaran
unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah
penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, diskusi
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
LCD Proyektor
Alat/Bahan :
Papan tulis, spidol, laptop
G. Sumber Belajar
1. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK.
Bandung: Yrama Widya
2. Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Mengawali pembelajaran dengan salam
Mengecek kesiapan siswa mengikuti pembelajaran
Mengecek kehadiran siswa.
Menyampaikan Kompetensi Dasar dan tujuan pembelajaran.
Menyampaikan Profil Pelajar Pancasila yang dibangun dari pertemuan tersebut.
Menyampaikan kebermanfaatan materi pelajaran bagi kehidupan sehari-hari.
Menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siswa.
Mengingatkan kembali materi pelajaran dengan kuis berkelompok.
Kegiatan Inti ( 60 Menit)
1 . Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Siswa memperhatikan video yang ditayangkan guru “Tak Ada Bau di
(Pemberian Tempat Pengelolaan Sampah”
Rangsangan)
Problem Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
statemen sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan video yang
(pertanyaan/ disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
identifikasi Mengajukan pertanyaan tentang materi :
masalah) Apa masalah yang dibahas dalam tayangan video tersebut dan
apa solusi terhadap masalah tersebut
Hal apa saja yang akan dituliskan jika isi video tersebut dibuat
menjadi sebuah artikel opini?
Data Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
collection pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
(pengumpulan Mengamati obyek/kejadian
data) Menyimak materi langkah menyusun artikel dengan teknik pohon
karangan yang dijelaskan oleh guru.
Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami
dari kegiatan mengamati yang akan diajukan kepada guru berkaitan
dengan materi menulis artikel yang sedang dipelajari.
Data Peserta didik berkelompok dengan teman sebangku. Peserta didik dalam
processing kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara :
(pengolahan Berdiskusi tentang data dari Materi :
Data) Isi isu yang dikenalkan dalam video.
Kerangka artikel yang dituliskan dalam pohon karangan
Menuliskan hasil kerangka artikelnya di LKS
Verification Guru memperlihatkan contoh artikel terkait Sampah yang diolah
(pembuktian) menjadi PLTSa.
Siswa membandingkan kerangka artikel buatannya dengan contoh
artikel dari guru
Generalization Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan perbedaan kerangka karangan
(menarik buatannya dengan contoh artikel dari guru.
kesimpulan) Siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan.
Catatan : Selama pembelajaran Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku
ilmiahberlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap:
bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri
1 . Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
Kegiatan Penutup (5 Menit)
Siswa menegaskan kembali langkah menyusun kerangka artikel dengan teknik pohon
karangan.
Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Guru memberikan informasi terkait pembelajaran yang akan dilaksanakan di
pertemuan selanjutnya.
Guru menutup salam.
Keterangan :
• BR : Beergotong Royong
• M : Mandiri
• K: Kreatif
• BK: Bernalar Kritis
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri.
Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan
terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan
dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan
merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh
guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Jumla Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
h Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut 250 62,50 C
1 serta mengusulkan 50
ide/gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap 50
anggota mendapatkan
kesempatan untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam
3 membuat kesimpulan hasil 50
diskusi kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya
sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud
dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format
penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya:
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
Kesesuaian penggunaan tata
3
bahasa
4 Pelafalan
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran (termasuk informasi dari portofolio)
atau di luar pembelajaran dengan melalui observasi dengan isian lembar pengamatan
Contoh format dan pengisian lembar pengamatan guru mata pelajaran
Pedoman Penskoran
a. Pengetahuan
Soal Aspek yang Dinilai Skor
1 a. Peserta didik menulis masalah dalam teks artikel dengan sangat 4
tepat
b. Peserta didik menulis masalah dalam teks artikel dengan tepat 3
c. Peserta didik menulis masalah dalam teks artikel dengan kurang 2
tepat
d. Peserta didik menulis masalah dalam teks artikel dengan tidak tepat 1
Soal Aspek yang Dinilai Skor
2 a. Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan artikel 4
dengansangat tepat
b. Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan artikel dengan 3
tepat
c. Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan artikel dengan 2
kurang tepat
d. Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan artikel dengan 1
tidak tepat
Keterangan
Nilai = Perolehan skor
Jumlah soal
Contoh
Nilai = 10 x 100 = 83,33
12
b. Keterampilan
Soal Aspek yang Dinilai Skor
1 a. Peserta didik menentukan topik teks artikel sangat sesuai isi teks 4
b. Peserta didik menentukan topik teks artikel sesuai isi teks 3
c. Peserta didik menentukan topik teks artikel kurang sesuai isi teks 2
d. Peserta didik menentukan topik teks artikel tidak sesuai isi teks 1
2 a. Peserta didik menyusun kerangka teks artikel sangat lengkap dan 4
sangat sesuai dengan topik
b. Peserta didik menyusun kerangka teks artikel lengkap dan sesuai 3
dengan topik
c. Peserta didik menyusun kerangka teks artikel kurang lengkap dan 2
kurang dengan topik
d. Peserta didik menyusun kerangka teks artikel tidak lengkap dan 1
tidak sesuai isi teks
3 a. Peserta didik menulis teks artikel sangat sesuai dengan kerangka, 4
struktur, ciri kebahasaan, dan EBI
b. Peserta didik menulis teks artikel sesuai dengan kerangka, struktur, 3
ciri kebahasaan, dan EBI
c. Peserta didik menulis teks artikel kurang sesuai dengan kerangka, 2
struktur, ciri kebahasaan, dan EBI
d. Peserta didik menulis teks artikel tidak sesuai dengan kerangka, 1
struktur, ciri kebahasaan, dan EBI
Nilai = Perolehan skor
Jumlah kreteria/soa
Contoh
Nilai = 11 x 100 = 91,66
12
F. Pendukung Pembelajaran (Alat, Media, Bahan, Sumber)
1. Penyajian komputer (laptop) dengan program powerpoint.
2. Bahan ajar otentik teks artikel (hasil penelitian atau media massa).
3. Buku teks dan buku ensiklopedia.
4. Film dokumenter.
5. Internet.
Mengetahui, Magelang, Januari 2023
Kepala SMA Negeri 3 Magelang Guru Mata Pelajaran,
Masalah sampah memang hal yang serius untuk diperbincangkan. Beragam dampak yang
ditimbulkan dari penyebaran sampah, baik organik maupun anorganik, kian tak terelakan. Indonesia
dengan kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan sampah yang dihasilkan pun tak sedikit.
Bagaimana tidak, negara dengan populasi penduduk lebih dari 260 juta ini menghasilkan sekitar 66
hingga 67 juta ton sampah pada tahun 2019. Untuk sampah plastik sendiri, Indonesia menjadi
penyumbang terbesar kedua di dunia. Lantas, bagaimana pemerintah mengakali masalah sampah
yang kian bertambah setiap tahunnya?
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah sampah di Indonesia
adalah dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). PLTSa merupakan
sebuah pembangkit listrik yang menggunakan sampah sebagai bahan utamanya, baik menggunakan
sampah organik maupun sampah anorganik. PLTSa termasuk dalam Proyek Strategis Nasional
(PSN) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional. Sementara itu, implementasi PLTSa diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun
2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis
Teknologi Ramah Lingkungan. Selain itu, pengelolaan sampah juga telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah.
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah sampah di Indonesia
adalah dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). PLTSa merupakan
sebuah pembangkit listrik yang menggunakan sampah sebagai bahan utamanya, baik menggunakan
sampah organik maupun sampah anorganik. PLTSa termasuk dalam Proyek Strategis Nasional
(PSN) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional. Sementara itu, implementasi PLTSa diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun
2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis
Teknologi Ramah Lingkungan. Selain itu, pengelolaan sampah juga telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah.
Pertumbuhan penduduk, didukung dengan gaya hidup yang konsumtif, menyebabkan sampah
yang dihasilkan pun kian banyak dan beragam. Oleh karena itu, di satu sisi PLTSa dapat menjadi
sebuah peluang dan solusi dalam mengatasi permasalahan sampah yang ada di Indonesia,
khususnya di kota-kota besar dan metropolitan.
Sebagai struktur penutup, teks artikel biasanya berupa kesimpulan, saran, atau rekomendasi
yang berupa pernyataan dalam menyelesaikan persoalan yang dikemukakan sebelumnya. Berikut
ini disajikan pengglan penutup sebuah teks artikel:
Marilah kita berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik. Meskipun
di sana-sini tantangan selalu menghadang. Luangkanlah minimal 15 menit untuk memberi
kesempatan kita dan peserta didik untuk membaca. Jadikanlah kegiatan ini menjadi ladang
ibadah bagi kita dalam menuntut ilmu. Filsuf Muslim, Imam Ghozali, pernah berkata,
”Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu
adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad. Semoga dan semoga!
3. Kaidah-kaidah Kebahasaan
Perhatikan kembali teks artikel yang telah dibaca tadi. Dapat dilihat bahwa teks tersebut
tersusun dari beberapa paragraph. Paragraf-paragraf tersebut tersusun dari beberapa kalimat,
selanjutnya kalimat-kalimat tersusun dari beberap kata. Dilihat dari susunan kalimat, ternyata
kaidah kebahasaan kalimat teks artlikel didominasi kalimat fakta dan opini. Berikut ini contoh
kalimat fakta dan opini dalam teks artikel:
a. Menggunakan kalimat-kalimat fakta
1. Bonus demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata
sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua.
2. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035.
3. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah anak
usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta
jiwa.
4. Mereka inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9
tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54
tahun.
b. Menggunakan kalimat-kalimat opini
1. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan
genersi emas akan menjadi generasi lemas.
2. Alih-alih bangsa Indonesia sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045,
dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai
bonus demografi kemampuan literasinya rendah.
Teks artikel yang merupakan tulisan opini sering pula memunculkan kalimat retotis,
ungkapan khas pengarang, istilah asing, konjungsi kausatif, dan konjungsi Penunjuk waktu. Berikut
ini ditampilkan contoh hal tersebut:
c. Adanya penggunaan kalimat retoris
1. Mengapa kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan terutama di kalangan
peserta didik?
2. Seberapa pentingkah kemampun literasi baca-tulis bagi peserta didik?
3.Pertanyaan lebih jauh, seberapa berpengaruhkah kemampuan literasi baca-tulis
terhadap masa depan suatu bangsa?
d. Menggunakan istilah khas/kedaerahan
1. Alih-alih bangsa Indonesia sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045,
dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan
sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah.
2. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan
genersi emas akan menjadi generasi lemas.
e. Tidak menggunakan kata pengganti personal ( saya, kamu, Anda, dia dan lain-lain)
f. Banyak menggunakan kata-kata populer asing
1. Pengujian ini dilakunkan PIRLS (Progress in International Reading Literacy
Study) tahun 2011.
2. Sementara itu, uji literasi membaca dalam PISA (Programme for International
Student Assessment) tahun 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada
pada peringkat ke-57 dengan skor 396 dari skor rata-rata 493
3. Reading award dan mengembangkan iklim literasi sekolah juga merupakan
tindak lanjut kegiatan 15 menit membaca.
4. Belum lagi penggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang
disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar
buku teks pelajaran belum maksimal
g. konjungsi yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal lainnya
yang menjadi fokus ulasan.
Setelah tantangan pada tahap pembiasaan, muncul pula tantangan pada kegiatan
tahap pengembangan.
h. penggunaan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena, sebab, oleh sebab itu.
1.Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan literasi baca-tulis
di kalangan peserta didik.
2. Hal ini karena berkaitan dengan kultur lisan lebih dominan daripada baca-tulis
dalam lingkungan peserta didik.
4. Prosedur Pembelajaran
1. Fakta dan opini sebuah artikel
Perhatikan teks berikut!
Data di atas cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia
sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik
yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah. Bonus
demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah) lebih bayak
dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga
2035. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah anak usia
0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka
inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35
- 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak
dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi generasi lemas.
Kalimat-kalimat dalam teks di atas dapat dikelompokan ke dalam dua bagian, yaitu
kelompok kalimat fakta dan kalimat opini. Berikut ini disajikan pngelompokaanya sebagai berikut:
Berdasarkan pembagian kalmat opini dan fakta di atas, dapat disimpulkan cici-cici kalimat fakta
dan opini sebagai berikut:
Berdasarkan penggalan teks yang rumpang di diatas, lengkapilah teks tersebut dengan
kaliamat-kalimat opini sehinggan tersusun penggalan teks yang koheren. Dalam melengkapi
penggalan teks yang rumpang tersebut, perhatkan pula hubungan antar paragraph sehingga menjadi
kesatuan teks artikel yang utuh.
Mengetahui, Magelang, Januari 2023
Kepala SMA Negeri 3 Magelang Guru Mata Pelajaran,