Anda di halaman 1dari 44

MODUL AJAR MENYIMAK TEKS EKSPOSISI

Nama Dian Safitri, S.Pd,Gr. Jenjang/Kelas SMA/10 [IND. E.JOA.10.7]

Asal sekolah SMAN 8 MALANG Mapel Bahasa Indonesia

Alokasi waktu 4 pertemuan Jumlah siswa 36


360 menit

Profil pelajar ● Bernalar kritis yang Model Tatap muka/PJJ Daring/PJJ Luring/
Pancasila yang ditunjukkan melalui pembelajaran Paduan antara tatap muka dan PJJ
berkaitan kegiatan mengenali dan (blended learning)
menganalisis informasi.
● Mandiri yang ditunjukkan
melalui kegiatan mencari
tahu kebenaran informasi.
● Kreatif, yang ditunjukkan
melalui mengolah informasi
yang diperoleh.

Fase E Domain Mapel Menyimak

Capaian Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan,
Pembelajaran pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai tipe teks (nonfiksi dan fiksi)
dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.

Tujuan 10.7 Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi infomasi pada teks eksposisi melalui
Pembelajaran kegiatan menyimak.

Kata kunci Mengenali dan menganalisis informasi

Deskripsi Peserta didik mengenali dan menganalisis informasi pada teks eksposisi, mengevaluasi teks
umum eksposisi, dan mengkeasi informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.
kegiatan

Materi ajar,  Buku penunjang yang memuat teks eksposisi


alat, dan bahan  KBBI luring/daring: https://kbbi.kemdikbud.go.id/
 PUEBI luring/daring:https://puebi.readthedocs.io/en/latest/
 Video/rekaman/radio/majalah/koran yang berisi teks eksposisi
 Internet/laptop/kertas/alat tulis
 Perkiraan biaya: fotokopi LKPD dan materi= 36xRp10.000,-= Rp 360.000,00

Sarana dan Laptop, LCD proyektor, jaringan internet, power point, LKPD, aplikasi mengajar lainnya.
Prasarana

1
Pertanyaan Esensial
Hal-hal apa yang diperhatikan dalam menyimak teks eksposisi?

Pengetahuan Esensial
Memiliki kemampuan menyimak untuk mengenali, menganalisis, dan mengevaluasi informasi
melalui teks eksposisi.

Pengaturan Siswa Metode Pembelajaran


 Individu  Ceramah
 Berpasangan  Presentasi
 Berkelompok  Diskusi

Jenis Asesmen Ketersediaan Materi


 Tertulis  Pengayaan untuk peserta didik berpencapaian
 Performa tinggi. (Tidak)
 Penjelasan untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep (Tidak)
Persiapan Guru
 Menyiapkan materi pembelajaran dalam bentuk power point atau buku paket mengenai teks
eksposisi.
 Menyiapkan video/rekaman/majalah/koran yang berupa teks eksposisi.
 Menyiapkan teks eksposisi.
 Menyiapkan LKPD.
 Menyiapkan asesmen.
Urutan Kegiatan
Mengidentifikasi Teks Eksposisi 90 menit

Mengembangkan Teks Eksposisi 90 menit

Memproduksi Teks Eksposisi 90 menit

Mengevaluasi Teks Eksposisi


90 menit

2
Pertemuan Pertama

Matari Pembelajaran : Mengidentifikasi Teks Eksposisi


Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk memulai
pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari. Misalnya, “Berita apa yang sedang hangat diperbincangkan sekarang?
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti (Model Discovery Learning) (70 menit)
 Fase 1
 Peserta didik menyimak contoh teks eksposisi yang sedang hangat diperbincangkan dari
video/rekaman/koran/internet. Misalnya, video berita “DPR Setujui Rencana Belajar Tatap Muka
Januari 2021” yang diakses melalui https://www.youtube.com/watch?v=Vq1qYVIETXM. Teks
berita “Komisi X Akan Minta Kebijakan Sekolah Tatap Muka pada Januari 2021 Ditinjau
Kembali” yang diakses melalui https://nasional.kompas.com/read/2020/12/04/07323561/komisi-
x-akan-minta- kebijakan-sekolah-tatap-muka-pada-januari-2021-ditinjau?page=all.
 Fase 2
 Peserta didik merespons isu tersebut.
 Peserta didik membaca d u a teks eksposisi yang terdapat pada Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD)/buku paket/tayangan slide yang telah dipersiapkan oleh guru.
 Peserta didik bertanya jawab tentang mengenai teks tersebut. Misalnya, Bagaimana ciri-ciri teks
eksposisi? Bagaimana struktur teks eksposisi? Bagaimana kaidah kebahasaan teks eksposisi?
Bagaimana membedakan fakta dan opini?
 Fase 3
 Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai topik yang dibahas melalui buku, internet,
atau wawancara.
 Fase 4
Peserta didik mengolah informasi mengenai mengidentifikasi ciri-ciri, struktur, kaidah kebahasaan,
serta fakta dan opini.
 Fase 5
 Peserta didik berdiskusi untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan pembuktian pada
data yang ditemukan.
 Fase 6
 Peserta didik membuat simpulan terhadap materi yang dikaji dan menuliskannya pada
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
 Peserta didik mempresentasikannya secara bergiliran.
 Peserta didik yang dari kelompok yang lain menanggapinya
Kegiatan Penutup (10 Menit)
 Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai mengidentifikasi teks eksposisi.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
 Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu mengembangkan teks eksposisi.
 Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.

3
Pertemuan Kedua

Matari Pembelajaran : Mengembangkan Teks Eksposisi


Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk
memulai pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari. Misalnya, “Bagaimana membedakan infomasi asli dan
hoaks?”
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran
Kegiatan Inti (Model Problem Based Learning) (70 Menit)
 Peserta didik menyimak sebuah video/rekaman/teks eksposisi yang dibacakan teman Anda
mengenai berita, seperti pendidikan, ekonomi, olahraga, sosial, atau budaya. Contoh
video/rekaman berita “Kuota Internet Jadi Kendala Belajar Secara Online” yang dapat
diakses melalui https://www.youtube.com/watch?v=UuFtp-0ChU4 atau teks bacaan
“Problematika Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19”.
 Guru membentuk kelompok yang terdiri atas dua peserta didik.
 Peserta didik mendiskusikan isi informasi dalam teks.
 Bagaimana isi informasi dalam video/rekaman/teks?
 Bagaimana mengembangkan informasi dalam video/rekaman/teks?
 Peserta didik diberikan bimbingan oleh guru melalui kegiatan menyimpulkan dan
menanggapi informasi.
 Peserta didik mengumpulkan informasi melalui buku/internet/perpustakaan/bertanya
kepada guru.
 Peserta didik menyajikan hasil karya pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
 Peserta didik mempresentasikan hasil karya mereka secara lisan.
 Peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka terhadap
masalah yang ditemukan.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai mengembangkan
teks eksposisi.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
 Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu memproduksi teks eksposisi.
 Guru menugaskan peserta didik untuk mengamati isu yang sedang hangat diperbincangkan
yang faktual.
 Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.

4
Pertemuan Ketiga

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


 GuruPembelajaran
Matari mengucapkan: Memproduksi
salam pembuka, Teksmengecek
Eksposisi kehadiran peserta didik, berdoa untuk memulai
pembelajaran.
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti (Model Discovery Learning)
 Fase 1
 Peserta didik mengamati video yang ditayangkan oleh guru mengenai isu/topik yang sedang
hangat diperbincangkan.
 Fase 2
 Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 4 – 5 peserta didik
 Peserta didik bertanya jawab mengenai video tersebut.
 Peserta didik merespons pertanyaan dari guru
 Masalah apa yang terdapat dalam video tersebut?
 Bagaimana fakta dan opini yang terdapat video tersebut?
 Fase 3
 Peserta didik mengamati topik/masalah yang menarik. Misalnya, dampak belajar secara daring.
 Peserta didik memilih topik yang dikuasai.
 Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai topik tersebut dari berbagai sumber.
 Fase 4
 Peserta didik mengolah informasi mengenai 1) membuat kerangka teks eksposisi; 2)
mengembangkan kerangka teks eksposisi.
 Fase 5
 Setiap kelompok berdiskusi untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan pembuktian pada
data yang ditemukan.
 Fase 6
 Peserta didik menuliskan teks eksposisi dengan format yang diberikan.
 Peserta didik peserta didik merancang teks eksposisi yang telah dibuat dalam bentuk
video/presentasi power point/lisan/rekaman.
Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai memproduksi teks eksposisi.
Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu mengevaluasi teks eksposisi yang telah
dibuat dalam bentuk video/presentasi powerpoint/lisan/rekaman.
Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.

5
Pertemuan Keempat

Matari Pembelajaran :Memublikasikan Teks Eksposisi


Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk
memulai pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti (Model Cooperative Learning) (70 Menit)


 Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.
 Guru menyampaikan tujuan kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik, yaitu
menyimak dan mengevaluasi teks eksposisi yang telah ditulis sebelumnya dalam
bentuk presentasi video/power point/rekaman.
 Fase 2: Menyajikan informasi.
 Guru menyampaikan hal-hal yang harus dilakukan setiap kelompok untuk menyimak
dan mengevaluasi presentasi kelompok lain yang disajikan dalam bentuk presentasi.
 Fase 3: Mengorganisasi peserta didik dalam beberapa kelompok.
 Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai pembagian kelompok pada
pertemuan sebelumnya.
 Setiap kelompok mempresentasikan video/power point/rekaman.
 Fase 4: Membantu kerja tim dan belajar.
 Setiap kelompok menyimak presentasi.
 Peserta didik bertanya jawab mengenai presentasi video/power point/rekaman.
 Guru membantu setiap kelompok mengevaluasi presentasi kelompok lain.
 Fase 5: Mengevaluasi
 Setiap kelompok melaporkan hasil evaluasi dari hasil kegiatan menyimak presentasi
video/rekaman/power point.
 Fase 6: Memberikan pengakuan dan penghargaan.
 Guru memberikan apresiasi dalam bentuk pujian dan penilaian terhadap hasil kegiatan
menyimak dan mengevaluasi setiap kelompok.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai mengevaluasi teks
eksposisi.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
 Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya.
 Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.
6
Pertemuan Mengidentifikasi Teks Eksposisi
Pertama

Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :

Kegiatan Peserta Didik

Bacalah kedua teks ekposisi berikut!


Teks 1

Manfaat Air Untuk Kesehatan


Tubuh manusia mengandung 70% air, jadi air
adalah cairan penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Setiap
hari kita akan kehilangan cairan tubuh, karena tubuh kita
membutuhkan cairan untuk bergerak dan bergerak. Cairan
akan hilang karena keringat, pernapasan, dan ekskresi.
Karena itu, jangan sampai tubuh kita kekurangan cairan
yang bisa menyebabkan dehidrasi.
Minum air hingga 8 gelas sehari sangat disarankan
Sumber: https://www.sehatq.com/artikel/jangan- agar tubuh kita tidak kekurangan cairan dan air juga
lewatkan-manfaat-air-putih-untuk-kesehatan

Gambar 1: Manfaat Air Putih

7
memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita. Selain memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh kita, itu juga
bisa mencegah kulit kering.
Air adalah hal utama yang dibutuhkan oleh tubuh untuk memuaskan cairan tubuh manusia.
Dengan menjaga cairan tubuh terpenuhi, kita terhindar dari penyakit dan dapat memberikan energi pada
otot dan sendi kita. Dan dengan minum air, sumsum tulang belakang dan sistem tubuh kita akan
terlindungi.
Air juga menawarkan manfaat bagi kulit kita, karena dapat menjaga kelembaban dan membuat
kita dingin. Dan air juga bisa mengontrol asupan kalori yang kita konsumsi, sehingga porsi makanan kita
tidak berlebihan.
Dapat disimpulkan bahwa air memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita dan juga menjaga
kesehatan tubuh untuk menghindari berbagai penyakit yang menyerang.
(Sumber: Dikutip dari https://majalahpendidikan.com/teks-eksposisi-tentang-kesehatan/, 20 November 2020, dengan
penyesuaian)

Teks 2

Kesadaran Masyarakat Indonesia akan Kebersihan Masih Rendah


Mayoritas masyarakat Indonesia ternyata tidak peduli akan kebersihan. Hal itu berdampak pada
lingkungan sekitar dan juga kesehatan.  Dari data riset Kementerian Kesehatan diketahui hanya 20 persen
dari total masyarakat Indonesia peduli terhadap kebersihan dan kesehatan. Ini berarti, dari 262 juta jiwa di
Indonesia, hanya sekitar 52 juta orang yang memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekitar
dan dampaknya terhadap kesehatan.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, Purnawan Junaidi tak
membantah temuan ini. Purnawan menyebut, hal ini
bahkan dapat dilihat di dalam kebiasaan sehari-hari
dan pola sanitasi masyarakat Indonesia. Misalnya,
masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak
memiliki jamban dan fasilitas sanitasi yang memadai
di tempat tinggalnya.

8
Sumber: Kompasiana.com
Gambar 2: Menjaga Kebersihan Lingkungan
Menurut laporan Riskesdas, hanya 59,8 rumah tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas
sanitasi yang sesuai standar. Selain itu, pola atau kebiasaan higienitas yang baik seperti sikat gigi dan cuci
tangan juga masih belum dilakukan seluruh masyarakat Indonesia.
Kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah terhadap kebersihan berpengaruh besar
terhadap kesehatan. Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare adalah dua penyakit
utama yang disebabkan oleh lingkungan hidup yang kurang bersih. Menurut laporan Riskesdas, diare
bahkan merupakan penyebab 31 persen kematian anak berusia 1 bulan hingga 1 tahun. Sedangkan rata-
rata prevalensi penyakit ISPA di Indonesia mencapai angka 25 persen, dengan angka tertinggi 41,7 persen
dari provinsi Nusa Tenggara Timur.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kebersihan, menurut
Purnawan, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi higienitas masyarakat. Faktor
yang pertama adalah akses sanitasi yang memadai. Akses sanitasi ini tidak hanya meliputi jamban dan
fasilitas sanitasi lain yang sesuai dengan standar kesehatan, tetapi juga tersedianya air bersih. Menurut
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta, 41 persen sumur yang ada di lingkungan rumah
tangga di Jakarta hanya berjarak 10 meter dari septic tank. Hal ini menunjukkan bahwa air yang
digunakan masyarakat masih belum sesuai dengan standard kesehatan.
Faktor kedua adalah perilaku dan kebiasaan masyarakat itu sendiri mengenai kebersihan. Hal ini
dapat berupa kebiasaan-kebiasaan kecil, dari membuang sampah di tempatnya hingga rajin mencuci
tangan. Perilaku dan kebiasaan adalah sesuatu yang diajarkan sejak kecil, terutama lewat keluarga dan
lingkungan sekolah. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pihak sekolah untuk menanamkan
kebiasaan positif pada anak-anak.
Faktor yang terakhir adalah budaya di masyarakat sekitar. Budaya yang diadopsi suatu masyarakat
di wilayah tertentu pastinya berpengaruh terhadap kebiasaan dan perilaku yang diajarkan ke tiap
individu. Oleh karenanya, kata Junaidi, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kebersihan
dan kesehatan, perlu kerja sama dari berbagai macam sektor, dari pemangku kebijakan yang memegang
regulasi, akademisi, pelaksana, hingga masyarakat itu sendiri.
(Sumber: Dikutip dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180423183600-255-292946/kesadaran-
masyarakat-indonesia-akan-kebersihan-masih-rendah, 10 November 2020, dengan penyesuaian).

9
Pertanyaan:
1. Bagaimana ciri-ciri kedua teks tersebut?
Nomor Ciri-Ciri Teks 1 Ciri-Ciri Teks 2

10
2. Bagaimana struktur kedua teks tersebut?
Struktur Teks I
Nama Struktur Paragraf Alasan

Struktur Teks 2
Nama Struktur Paragraf Alasan

11
3. Bagaimana kaidah kebahasaan kedua teks tersebut?
Kaidah Kebahasaan Teks 1
No. Contoh Kalimat
Ciri Kebahasaan

Kaidah Kebahasaan Teks 2


No. Ciri Kebahasaan Contoh Kalimat

12
No. Ciri Kebahasaan Contoh Kalimat

4. Jelaskan fakta dan opini pada kedua teks tersebut!


Jenis Teks Fakta Opini
Teks 1

Teks 2

13
Pertemuan
Mengembangkan Teks Eksposisi
Kedua

Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :

Kegiatan Peserta Didik

1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 2 anggota kelompok (berpasangan)


2. Simaklah video/rekaman/teks yang diberikan oleh guru!
3. Jawablah pertanyaan pada tabel analisis berikut!
4. Laporkanlah hasil diskusi Anda di depan kelas!
Simaklah informasi yang terdapat dalam teks berikut yang akan dibacakan oleh guru atau
teman Anda!

Problematika Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19


Sebulan setengah sebelum memasuki  Ramadhan 1441 H, yaitu tepatnya tanggal 2 Maret 2020,
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyampaikan pengumuman bahwa ada 2 warga negara
Indonesia yang positif terkena virus Covid-19. Pengumuman tersebut tentunya membuat
masyarakat kaget, cemas, dan khawatir karena penyakit tersebut adalah penyakit yang mudah
menular antarsesama manusia. Semenjak diumumkan, warga diminta untuk tetap tenang tetapi
waspada dengan mengurangi aktivitas di luar rumah dan menerapkan protokol kesehatan dengan
cara mencuci tangan sesuai dengan handsanitizer, memakai masker, serta menjaga stamina tubuh
dengan cara makan dan minum bergizi.
Dalam perkembangan berikutnya, WNI yang positif terpapar corona semakin banyak. Sebagai
upaya pencegahan meluasnya penyebaran virus ini, pada tanggal 15 Maret 2020 Presiden RI Joko

14
Widodo mengumumkan social distancing atau jaga jarak antar satu dengan yang lain menjadi hal
yang sangat penting dilakukan. Presiden juga menyampaikan bahwa saatnya masyarakat kerja dari
rumah, belajar dari rumah, serta beribadah di rumah. Kebijakan tersebut menyebabkan banyak
sekolah-sekolah yang sementara waktu ditutup, kantor-kantor menerapkan work from home
(WFH) bagi karyawannya, bahkan banyak tempat-tempat ibadah meniadakan kegiatan ibadah
secara komunal di tempat ibadah dan warga diminta beribadah di rumah masing-masing dan
beraktivitas di rumah saja.
Dengan adanya perintah belajar dari rumah tersebut tidaklah serta merta dapat diterima dan
dilakukan masyarakat Indonesia, terlebih karena masih terbatasnya kemampuan teknologi
komunikasi masyarakat dan juga biaya yang banyak harus dikeluarkan untuk pembelian paket
internet bahkan ada yang harus membeli handphone berbasis android baru untuk menunjang
pembelajaran daring (dalam jaringan) yang dilakukan oleh masing-masing sekolah.
Penulis sendiri sebagai seorang Guru ASN tunduk dan patuh kepada himbaun pemerintah
untuk mengajar dari rumah atau teaching from home (TFH), beribadah di rumah. Hal yang sangat
mengharukan serta menyedihkan bagi seluruh umat Islam sedunia bahwa ketika memasuki bulan
suci Ramadahan 1441 H tepatnya pada tanggal 24 April 2020, penyebaran virus ini masih berlanjut,
bahkan sampai memakan puluhan korban jiwa. Shalat tarawih yang biasanya dilaksanakan di masjid
atau mushalla dialihkan ke rumah masing-masing.  Namun, kita selaku orang mukmin yang
bertaqwa kepada Allah SWT tentu meyakini bahwa dalam hidup ini tidak selamanya aman, tenang,
dan kondusif. Kita hanya perlu meyakini dengan adanya takdir Allah yang baik dan yang buruk akan
berlaku dan tugas kita hanya memelihara diri beserta anggota keluarga untuk tidak tertular virus
Covid-19 dengan mengikuti fatwa ulama dan penerapan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan
pemerintah, selalu berdoa setiap selesai shalat lima waktu sebagaimana dianjurkan oleh Nabi
Muhammad SAW.
Peroblematika pembelajaran Daring ini tidak hanya dialami oleh murid-murid. Akan tetapi,
dengan masih mewabahnya Covid-19 sampai dengan akhir tahun ajaran, mengharuskan guru-guru
membuat soal ujian atau penilaian akhir tahun pelajaran 2019/2020 dalam bentuk google form. Ini
merupkan hal baru bagi guru-guru di Indonesia. Dengan motivasi yang tinggi akhirnya guru berhasil
tetap melakukan penilaian akhir tahun (PAT)  dengan baik dan tingkat keikutsertaan anak sesuai
dengan yang diharapkan.
Strategi pembelajaran jarak jauh yang penulis lakukan selama mengajar dari rumah (teaching

15
from home) yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kementerian
Agama Republik Indonesia adalah dengan memanfaatkan grup Whatsapp (WA) per kelas,
memberikan penugasan, latihan dikirim melalui WA kemudian ulangan harian memakai aplikasi
Kahoot, ZCM  serta Google Clasroom. Penulis mengirimkan video pembinaan karakter kepada
masing-masing grup WA, video contoh pembacaan muratal surah as-sajadah beserta doa yang
dibaca ketika sujud pada ayat ke-15 dan juga berbagai hal yang sangat di butuhkan oleh murid-
murid, misal panduan niat menyerahkan dan menerima zakat fitrah, khutbah idul fitri singkat di
rumah, dan memberikan bonus juga bagi murid yang melakukannya dengan syarat mengirim foto
dan video ke Penulis.
Mengapa pembelajaran daring ini memunculkan segudang problematika? Jawabannya adalah
di tengah pandemi Covid-19 yang masih mewabah hingga memakan korban ribuan orang, di sana-
sini terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, kantin sekolah tidak jalan, transportasi
lumpuh, pedagang sepi konsumen, masyarakat disuruh menahan diri di rumah, menjaga imun
tubuh, dan ibadah serta kerja dari rumah.  Sementara dengan adanya kebijakan tersebut menambah
biaya pengeluaran rumah tangga.
Satu hal yang bisa disampaikan kepada anak-anak murid bahwa jika pembelajaran normal
tentunya anak-anak memakan biaya yang banyak, seperti ongkos oplet, bensin, dan jajan setiap
hari. Guru dapat memberikan gambaran bahwa biaya itu semua bisa dialihkan ke pembelian paket
untuk terus dapat mengikuti pembelajaran meskipun tidak maksimal dan kebijakan pemerintah
selama pandemi Covid-19 ini menitikberatkan pembinaan karakter, baik oleh guru maupun orang
tua di rumah. Maka, banyak guru yang memberi penilaian bagus ketika anak muridnya memberikan
laporan shalatnya secara rutin, baca qur’annnya berkelanjutan, dan juga tugas membantu orang tua
selama di rumah dengan membuktikan foto-foto penunjang dan bukti fisik.
Usaha pemerintah dalam memaksimalkan kebijakan pembelajaran daring ini terus dilakukan ,
antara lain pemberian paket internet kepada guru-guru dan juga menjaring siswa yang sangat
membutuhkan paket internet untuk dapat mengikuti pembelajaran daring tersebut. Di samping itu
banyak cara lain yang dilakukan oleh guru-guru bagi anak yang tidak mempunyai ponsel android,
seperti meminta anak-anak menjemput tugas di Madrasah dengan tetap mengikuti standar protokol
kesehatan.
Di samping itu, pihak Kementerian Agama mengadakan monitoring pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh (PJJ) atau daring sesuai jadwal yang ditentukan. Di Madrasah kami, PJJ ini dilakukan

16
pukul 07.30 -- 08.30 dengan menggunakan aplikasi Zoom cloud meeting dan sebelumnya dari jam
07.00 -- 07.30 digunakan waktu untuk pembentukan karakter oleh wali kelas masing-masing dalam
bentuk setoran dan menyimak tadarus Al-Qur’an 5 ayat persiswa sejumlah 5 siswa melalui video call
dan juga memastikan apakah anak sudah siap mengikuti pembelajaran. Setelah itu, siswa dapat
mengakses e-lerning sesuai dengan jadwal pembelajaran yang sudah dibagikan.
Semoga semua usaha baik ini dalam mencerdaskan anak bangsa dan membangun karakter di
musim pandemi Covid-19 ini berhasil guna dan menjadi sejarah bangsa dan dunia untuk mereka
ceritakan nanti ke anak keturunan mereka apa yang mereka alami, bagaimana mereka merasakan
shalat tarawih di rumah sebulan penuh, bahkan terkadang mereka mengimami ibu dan adik-
adiknya,  menjadi khatib saat shalat Idul Fitri di rumah serta hari raya hanya di rumah saja. Semoga
pandemi Covid-19 ini segera berakhir sehingga belajar, bekerja dan aktivitas lainnya dapat berjalan
normal.
(Sumber: Dikutip dari https://www.stit-alkifayahriau.ac.id/problematika-pembelajaran-daring-pada-masa-
pandemi-covid-19/, 28 Maret 2021, dengan penyesuaian)

a. Tentukanlah informasi pada teks yang telah Anda simak pada format berikut
Struktur Gagasan Pokok Gagasan Penjelas

Tesis

Argumen-Argumen

17
Penegasan Ulang

b. Tuliskanlah kembali isi informasi berdasarkan gagasan yang telah Anda susun dengan
menggunakan kata-kata sendiri!

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………… 18
Pertemuan Memproduksi Teks Eksposisi
Ketiga

Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :

Kegiatan Peserta Didik

1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 4 -5 peserta didik!


2. Amatilah masalah/isu yang sedang hangat diperbincangkan saat ini!
3. Pilihlah topik yang menarik dan Anda kuasai!
4. Kumpulkanlah informasi dari berbagai sumber, baik dari buku, surat kabar, televisi, internet,
atau pengamatan di lapangan yang menjelaskan tentang topik yang Anda pilih dan melengkapi
fakta-fakta yang memperkuat argumen Anda!
5. Buatlah kerangka karangan untuk menuliskan ide-ide sesuai topik yang Anda pilih!
6. Kembakanlah kerangka karangan menjadi teks teks eksposisi!
7. Kerjakanlah pada format berikut!
8. Sajikanlah teks yang telah Anda buat dalam bentuk presentasi video/power point/rekaman!

19
Menulis Teks Eksposisi

Topik :
Kerangka tulisan :

Tesis

Rangkaian
argumen

Penegasan
ulang

Mengembangkan Teks Eksposisi

…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….

20
Pertemuan Mengevaluasi Teks Eksposisi
Keempat

Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :

Kegiatan Peserta Didik

1. Presentasikanlah hasil kerja berupa video/power pint/rekaman kelompok Anda di depan kelas!
2. Simaklah presentasi kelompok lain dan berikanlah tanggapan!
3. Catatlah hasil evaluasi kelompok Anda pada format berikut!
4. Laporkanlah hasil evaluasi Anda di depan kelas!

Format Hasil Evaluasi Presentasi Teks Eksposisi

21
Nama Anggota Kelompok:
Nama Judul Teks Aspek Penilaian Kometar
Kelompok Isi Struktur Kaidah
kebahasaan

22
Kriteria Penilaian

Nama :
Kelas /Semester :
Tanggal Penugasan :
Rubrik Penilaian: Mengidentifikasi Teks Ekposisi
Nomor Indikator Skor
Soal
1 Menentukan ciri-ciri teks eksposisi pada kedua teks dengan tepat. 16 – 25
Menentukan ciri-ciri teks eksposisi pada kedua teks kurang tepat. 5 – 15
2 Mengidentifikasi struktur teks eksposisi pada kedua teks dengan tepat. 16 – 25
Mengidentifikasi struktur teks eksposisi pada kedua teks kurang tepat. 5 – 15
3 Mengidentifikasi kaidah kebahasaan teks eksposisi pada kedua teks 16 – 25
dengan tepat.
Mengidentifikasi kaidah kebahasaan teks eksposisi pada kedua teks 5 – 15
kurang tepat.
1d Mengidentifikasi fakta dan opini pada kedua teks eksposisi dengan 16 – 25
tepat.
Mengidentifikasi fakta dan opini pada kedua teks eksposisi kurang 5 – 15
tepat.

Nilai = Skor Perolehan x 100 = ………………..


100

Rubrik Penilaian: Mengembangkan Teks Eksposisi


Nomor Soal Aspek Penilaian Skor Skor Maksimal
1 Menentukan gagasan pokok dengan tepat. 30 30
Menentukan gagasan pokok dengan kurang 15
tepat.
2 Menentukan gagasan penjelas dengan tepat. 35 35
Menentukan gagasan penjelas kurang tepat 20

3 Mengembangkan isi teks eksposisi dengan logis. 35 35


yang logis.
Mengembangkan isi teks eksposisi kurang logis. 20

Total 100

23
Rubrik Penilaian Keterampilan: Menulis Teks Eksposisi
Nama Peserta Didik :
Kelas /Semester           :
Tanggal Penugasan    :

Nomor Instrumen Skor


1. Pemilihan topik yang tepat 10
2. Penyajian fakta-fakta yang sesuai. 10
3. Penggunaan struktur yang lengkap. 30
4. Penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. 20
5. Penggunaan kalimat efektif yang tepat. 15
6. Penggunaan paragraf yang padu. 15
Total 100

NA=   Nilai yang diperoleh X 100


           Nilai maksimal

Rubrik Penilaian: Mengevaluasi Teks Eksposisi melalui Kegiatan Menyimak

Nama Kelompok :
Kelas /Semester           :
Tanggal Penugasan    :

Nomor Instrumen Skor Maksimal


1. Mengevaluasi isi dengan tepat. 30
2. Mengevaluasi struktur dengan tepat. 30
3. Mengevaluasi kebahasaan dengan tepat. 40
Total 100

24
Rubrik Penilaian Presentasi
Nama :
Kelas /Semester :
Tanggal Penugasan :

No Nama Aspek penilaian Total nilai


Kelancaran Kelengkapan Kebenaran
Informasi Isi
1
2
3
4

Pedoman Penskoran
Aspek Penilaian Kriteria Rentang Skor Skor Maksimal
Kelancaran Sangat lancar 85-100 100
menyampaikan isi teks
Cukup lancar 70-84
menyampaikan isi teks
Kurang lancar 55-69
menyampaikan isi teks
Tidak lancar 54-40
menyampaikan isi teks
Kelengkapan informasi Isi teks yang disampaikan 85-100 100
sangat lengkap
Isi teks yang disampaikan 70-84
sedikit kurang lengkap
Hanya separuh isi teks 55-69
yang disampaikan
Isi teks yang disampaikan 54-40
hanya sedikit
Kebenaran isi Isi teks yang disampaikan 85-100 100
benar semua
Isi teks yang disampaikan 70-84
hampir benar semua
Isi teks yang disampaikan 55-69
separuh yang benar
Isi teks yang disampaikan 54-40
sebagian besar salah
Total

25
Rubrik Penilaian Diskusi

No. Nama Kriteria Penilaian


Aktivitas Tanggun Wawasan Keberanian Keberania
dalam g yang Luas Berpendapa n Tampil
Kelompok Jawab t
Individu

Keterangan:
Sangat baik = 12 – 15
Baik = 9 – 11 Nilai = Skor Perolehan x 100 = ………………..
Cukup baik =6–8 Skor Maksimal
Kurang Baik =3–5
Tidak baik =1–3

26
Refleksi Peserta Didik

Hal-hal apa saja yang Anda dapatkan selama


pembelajaran menyimak teks eksposisi?
Kendala apa yang Anda temui selama pembelajaran
menyimak teks eksposisi?
Bagaimana Anda mengatasi kendala selama
pembelajaran menyimak teks eksposisi berlangsung?
Manfaat apa yang Anda dapatkan dari pembelajaran
teks eksposisi?

Refleksi Guru

Apakah peserta didik antusias mengikuti pembelajaran


menyimak teks eksposisi?
Apakah peserta didik mampu memahami materi
menulis teks eksposisi?
Apakah peserta didik mampu menganalisis teks
eksposisi?
Apakah peserta didik mampu menulis teks eksposisi
dengan memperhatikan ejaan bahasa Indonesia
dengan baik?
Bagaimana penggunaan model, metode, dan teknik
pembelajaran?
Kendala apa yang ditemui saat pembelajaran
menyimak teks eksposisi berlangsung?
Bagaimana mengatasi segala permasalahan yang
terjadi?
Bagaimana hasil pembelajaran mengevaluasi teks
eksposisi?

27
Sikap
Melakukan observasi
selama kegiatan
berlangsung dan
menuliskannya pada
jurnal, baik kegiatan
positif dan negatif
Melakukan penilaian
antarteman.
Mengamati refleksi
peserta didik.
Pengetahuan
Pelaksanaan Asesmen Memberikan tugas tertulis,
lisan, dan tes tertulis
Keterampilan
Presentasi
Proyek
Portofolio

28
Pengayaan dan Remedial

Pengayaan

 Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi pembelajaran
yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai kompetensi dasar (KD).
 Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta didik.
 Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar
diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan atau pendalaman materi
(kompetensi), antara lain pemberian tugas untuk mencari, menganalisis, dan mendiskusikan
teks berita yang benar dan teks berita yang hoaks.

Remedial

 Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang capaian kompetensi dasarnya (KD) belum
tuntas.
 Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum tuntas.
 Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum tuntas dalam bentuk
pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, belajar kelompok, pemanfaatan tutor sebaya
bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian.

29
Materi untuk Guru dan Peserta Didik
Mengembangkan Paragraf

Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan. Paragraf mengandung beberapa unsur. Unsur-
unsur yang terdapat dalam paragraf berupa masalah, gagasan pokok, kalimat utama, kalimat penjelas,
fakta, opini.
 Masalah merupakan sesuatu yang harus diselesaikan atau dicari jalan keluarnya.
 Gagasan pokok (ide pokok) adalah hal yang dibahas dalam paragraf atau pikiran yang menjiwai
seluruh paragraf. Gagasan pokok merupakan gagasan yang mendasari terbentuknya sebuah
paragraf. Gagasan pokok terletak di awal, akhir, awal dan akhir, atau di seluruh paragraf. Gagasan
pokok dalam suatu paragraf didukung oleh beberapa kalimat penjelas.
 Fakta merupakan keadaan, peristiwa yang sesuai dengan kenyataan; sesuatu yang benar-benar
ada atau terjadi.
 Pendapat adalah pikiran, anggapan, perkiraan, atau simpulan oleh seseorang.
 Kalimat utama merupakan kalimat berisi gagasan pokok. Kalimat utama dapat ditemukan di awal,
awal dan akhir, atau di seluruh paragraf.
Ciri-ciri kalimat utama di antaranya
 mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut;
 biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
 mempunyai arti tanpa dihubungkan dengan kalimat lain;
 dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi; dan
 dalam paragraf induktif, kalimat utama sering ditandai kata-kata kunci, seperti jadi atau
dengan demikian.
 Kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat utama. Kalimat penjelas berisi
informasi yang mendukung kalimat utama. Kalimat penjelas harus berkaitan dengan gagasan
pokok yang termuat dalam kalimat utama. Kalimat penjelas disebut juga kalimat pendukung.

Membedakan Fakta dan Opini


30
Fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi sehingga dapat dibuktikan kebenarannya,
sedangkan opini adalah pendirian atau sikap seseorang terhadap suatu hal.
Ciri-ciri kalimat fakta, yaitu (1) bersifat objektif; (2) kalimat disajikan berdasarkan
penalaran (logis); (3) dilengkapi data autentik berupa angka dan bukti tentang objek; (4)
umumnya berisi jawaban atas pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, dan berapa, dan (5) acuan
peristiwa terjadi pada masa lampau dan sekarang.
Adapun ciri-ciri opini, yaitu (1) belum teruji kebenarannya dan masih bersifat subjektif; (2)
tidak memiliki data pendukung atau bukti yang akurat; (3) merupakan suatu peristiwa yang
belum terjadi karena merupakan suatu pendapat.

Teks Eksposisi

Teks eksposisi adalah teks yang mengupas suatu masalah dengan disertai sejumlah
argumentasi dan fakta-fakta. Di dalam teks eksposisi terkandung sejumlah tanggapan ataupun
penilaian, bahkan ada saran, sugesti, dorongan, atau ajakan-ajakan tertentu kepada khalayak.
Ciri-Ciri Teks Eksposisi
 Memuat persoalan pokok secara objektif
 Bersifat informatif
 Memuat argumen yang berupa penilaian, tanggan atas masalah.
 Memuat fakta-fakta yang berupa latar belakang masalah untuk meyakinkan argumen.
 Memuat saran atau rekomendasi sebagai solusi atas masalah.
Pola Pengembangan Teks Eksposisi
 Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang dikembangkan dengan menuliskan gagasan utama
(bersifat umum) kemudian diikuti gagasan-gagasan penjelas (bersifat khusus). Gagasan utama tersebut
terdapat pada kalimat utama/kalimat topik, sedangkan gagasan penjelas terdapat di kalimat-kalimat
penjelas. Contoh:

Disiplin menjadi permasalahan di lingkungan sekolah belakangan ini. Hal tersebut terjadi karena

31
banyak siswa yang sering datang terlambat. Apalagi beberapa hari ini saat digelar ujian tengah
semester, masih juga ada yang terlambat. Persoalan tersebut kemudian dirapatkan oleh komite
sekolah yang menghasilkan kebijakan soal hukuman lari keliling lapangan jika terbukti terlambat lebih
dari sepuluh menit. (Sumber: Dikutip dari https://dosenbahasa.com/paragraf-deduktif-induktif-dan-campuran, 17
November 2020)

 Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang dikembangkan dengan menuliskan gagasan-gagasan
penjelas kemudian diakhiri dengan gagasan utama sebagai simpulan atau penegasan. Contoh:

Kanker paru merupakan satu di antara penyakit yang mengancam keselamatan perokok, baik
perokok aktif, maupun perokok pasif. Hal ini berasal dari asap yang dihasilkan dari proses merokok
tersebut yang di dalamnya terdapat kandungan zat kimia berbahaya seperti tar dan nikotin. Oleh sebab
itu, anjuran untuk berhenti merokok harus digerakkan oleh semua lapisan masyarakat. (Sumber: Dikutip
dari https://dosenbahasa.com/paragraf-deduktif-induktif-dan-campuran, 17 November 2020).

 Paragraf Proses
Paragraf proses adalah paragraf yang tersusun atas rangkaian kalimat yang berurutan. Satu
kalimat menjadi penjelas bagi kalimat sebelumnya sehingga paragraf tidak mengandung simpulan.
Pembaca harus menyusun sendiri gagasan utamanya berdasarkan uraian yang disajikan. Contoh:

Ada beberapa langkah yang mesti diikuti saat hendak menyajikan secangkir teh hangat yang
manis. Pertama, sediakan air panas ke dalam satu cangkir teh. Kemudian, masukkan teh celup atau
bubuk teh ke dalam air tersebut hingga air berwarna merah kecoklatan. Keluarkan teh celup atau
saring air teh dari bubuknya. Lalu, tambahkan dua sendok teh gula ke dalam air teh. Aduklah hingga
merata. Setelah itu, diamkan sejenak agar panasnya sedikit berkurang. Secangkir teh hangat panas pun
sudah bisa dinikmati. (Sumber: Dikutip dari https://dosenbahasa.com/contoh-pola-pengembangan-paragraf-eksposisi,
17 November 2020, dengan penyesuaian).

 Paragraf Ilustrasi
Paragraf ilustrasi adalah paragraf yang disusun dengan menyajikan gagasan utama yang diuraikan
menjadi beberapa gagasan penjelas berupa contoh, ilustrasi, dan gambaran.Contoh:

Dewasa ini, mencari orang-orang yang jujur dan tulus sangatlah susah. Ibaratnya mencari jarum di

32
dalam tumpukkan jerami, menemukan orang-orang yang jujur dan tulus mesti dilakukan dengan serius
dan mendalam agar orang-orang tersebut benar-benar bisa dijumpai. Langkanya orang-orang jujur dan
tulus tersebut disebabkan oleh adanya pergeseran nilai moral yang kini semakin menjurus ke arah yang
negatif. (Sumber: Dikutip dari https://dosenbahasa.com/contoh-paragraf-ilustrasi, 17 November 2020).

 Paragraf Definisi
Paragraf yang disusun dengan menyajikan gagasan utama yang disertai penguraian beberapa
gagasan penjelas menjadi definisi atau pengertian. Definisi yang memenuhi syarat untuk ditetapkan
adalah definisi formal dan definisi luas. Definisi formal harus memenuhi persyaratan, yaitu 1)
berkedudukan sama dengan defiendum; 2) letaknya dapat saling dipertukarkan; 3) kelas dan pembeda
harus berupa unsur yang diperlukan dan memadai, 4) bersifat paralel; 5) tidak diikuti sinonim; dan 6)
tidak bersifat negatif. Sementara itu, definisi luas adalah memberikan batasan kata secara luwes dan
menjelaskan konsep yang tidak bisa dijelaskan dengan kalimat singkat. Contoh:

Kentang adalah umbi bawah tanah yang tumbuh di akar tanaman kentang, Solanum tuberosum.
Tanaman ini berasal dari keluarga nightshade dan terkait dengan tomat dan tembakau. Kentang asli
dari Amerika Selatan dan dibawa ke Eropa pada abad ke-16. Sekarang ditanam dalam varietas yang
tidak terhitung jumlahnya di seluruh dunia. Kentang umumnya dimakan direbus, dipanggang, atau
digoreng dan sering disajikan sebagai lauk atau camilan. ( Sumber: Dikutip dari
https://www.merdeka.com/jateng/7-jenis-paragraf-eksposisi-beserta-contohnya-perlu-diketahui-kln.html?page=all, 17
November 2020, dengan penyesuaian)

Struktur Teks Eksposisi


 Tesis: pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan penulis secara umum tentang topik yang
dibahasnya.
 Rangkaian argumen: sejumlah argumen yang diperkuat oleh adanya fakta-fakta.
 Penegasan ulang: pernyataan-pernyataan sebulumnya yang berupa saran, simpulan, menguatkan
kembali pendapat yang telah didukung argumentasi.

Kaidah Kebahasaan Teks Ekposisi


 Pronomina
33
Pronomina adalah kata ganti orang atau benda. Kata ganti yang dimaksud adalah kata ganti diri si
penulis, seperti saya, aku, kami, kita, ia, dia, dan mereka. Pada teks eksposisi, pronomina digunakan
ketika penulis menyatakan pendapatnya, yaitu pada bagian tesis dan penegasan ulang pendapat.
Walaupun demikian, pronominal tidak selalu ditemukan pada semua teks eksposisi.
 Kalimat Nominal
Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda atau nomina, termasuk
pronomina dan frasa nominal. Contoh:
Manusia adalah makhluk sosial.
S P (Nomina)

Orang itu paman saya.


S P
 Kalimat Verbal
Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja (verba). Berdasarkan imbuhannya,
kata kerja dapat dibedakan menjadi kata kerja aktif dan pasif. Kata kerja aktif berimbuhan me-, me-kan,
memper-kan, me-i, ber-, dan ber-kan. Kata kerja pasif berimbuhan: di-, di-kan, diper-kan, di-i, ke-an, dan
ter-. Kata kerja aktif dibedakan menjadi kata kerja aktif aktif transitif dan intransitif.
 Aktif Transitif
Verba aktif transitif ditandai dengan penggunaan imbuhan me-, me-kan, memper-kan, dan me-i.
Jenis verba ini dapat membentuk kalimat aktif, yaitu kalimat yang memiliki objek dan dapat
dipasifkan.
Contoh:
Para siswa tetap melakukan aktivitas belajar di tengah pandemi ini.
S P O Keterangan

 Aktif Intransitif
Verba aktif intransitif ditandai dengan penggunaan imbuhan me-, ber-, ber-an, dan ber-kan. Jenis
verba ini dapat membentuk kalimat aktif intransitif, yaitu kalimat yang tidak berobjek dan tidak dapat
dipasifkan. Kalimat intransitif juga dapat dibentuk oleh verba dasar (tidak berimbuhan).

34
Hampir tiap hari, warga Jakarta berhadapan dengan kemacetan.
K S P K

 Konjungsi Kausalitas
Konjungsi kausalitas adalah kata penghubung yang menghubungkan klausa satu dengan klausa
lainnya yang menunjukkan sebuah hubungan sebab akibat. Misalnya, karena, sebab, jika, oleh karena
itu, maka, akibatnya dan lain sebagainya.

Langkah-Langkah Menulis Teks Eksposisi


 Menentukan topik permasalahan yang menarik, aktual, dan dikuasai.
 Menentukan tujuan penulisan.
 Mengumpulkan informasi atau bahan bacaan dari berbagai sumber.
 Membuat kerangka tulisan teks eksposisi.
 Mengembangkan kerangka tulisan

Langkah-Langkah Menyunting Teks Eksposisi


 Membaca teks eksposisi secara keseluruhan.
 Memperhatikan keterkaitan isi teks dengan kebermanfaatan dan daya tarik teks.
 Memperhatikan keterkaitan struktur penyajian teks dengan kelengkapan dan ketepatan susunan
antarbagian teks yang meliputi tesis, rangkaian argumen, dan penegasan ulang.
 Memperhatikan keterkaitan aspek kebahasaan dengan ketepatan penggunaan kata, keefektifan
kalimat, kepaduan paragraf, dan penggunaan tanda baca.

35
Membedakan Berita Asli dan Hoaks

Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoaks, Septiaji Eko Nugroho, menguraikan lima langkah sederhana
yang bisa membantu dalam mengidentifikasi berita hoaks dan berita asli.
1. Hati-hati dengan Judul Provokatif
Berita hoaks kerapkali membubuhi judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung
menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja
diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoaks. Karena itu,
apabila menjumpai berita denga judul provokatif, sebaiknya cari referensi berupa berita serupa dari
situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan begini,
setidaknya pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
2. Cermati Alamat Situs
Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL
situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi,
misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dikatakan meragukan. Menurut
catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs yang mengklaim sebagai portal
berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tidak sampai 300.
Artinya, terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di
internet yang mesti diwaspadai.
3. Periksa Fakta dari mana berita berasal? Siapa sumbernya? Apakah dari institusi Resmi seperti
KPK atau Polri?
Sebaiknya jangan lekas percaya apabila informasi bersal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau
pengamat. Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak
bisa mendapatkan gambaran yang utuh. Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita
yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan
bukti sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki
kecenderungan untuk bersifat subyektif.
4. Cek Keaslian Foto

36
Di era teknologi digital, bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga
konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk
memprovokasi pembaca. Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin
pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil
pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa
dibandingkan
5. Ikut Serta Grup Diskusi Antihoaks
Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi antihoaks, misalnya Forum Anti Fitnah,
Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan
Grup Sekoci. Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut bertanya apakah suatu informasi merupakan
hoaks atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain. Semua anggota
bisa ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga
banyak orang.  (Sumber :Dikutip dari
https://tekno.kompas.com/read/2017/01/09/12430037/begini.cara.mengidentifikasi.berita.hoax.di.internet?page=all, 28
Maret 2021, dengan penyesuaian)

37
Materi Ajar untuk Guru

Pengertian Menyimak

Keterampilan menyimak merupakan suatu keterampilan dengan proses


mendengarkan, mengidentifikasi, menginterpretasi, dan mereaksi bahan simakan sehingga
dapat mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya, baik yang tersurat maupun
tersirat. Keterampilan ini adalah keterampilan berbahasa pertama sebelum berbicara,
membaca, dan menulis. Seseorang belajar menggunakan bahasa lisan (menyimak dan
berbicara) kemudian bahasa tulis (membaca dan menulis).
Tingkatan menyimak ada tiga, yaitu tingkat awal, tengah, dan akhir. Tingakatan awal
merupakan tingkatan paling dasar atau tingkat menyimak paling awal, seperti anak-anak kecil
yang mendengarkan bicara orang lain dan berusaha memahaminya. Tingkatan menengah
merupakan tingkatan yang belum sulit dalam menyimak. Sementara itu, menyimak akhir atau
tinggi termasuk menyimak kritis dan perlu konsentrasi penuh atau tinggi. Pembelajaran adalah
proses penciptaan kondisi dan pengorganisasian berbagai aspek yang mempengaruhi peserta
didik dalam menguasai suatu kompetensi.
Pembelajaran menyimak, yaitu cara guru mengajarkan atau memberi stimulus kepada
siswa supaya memperoleh pemahaman. Perubahan-perubahan dalam sikap dan perilaku serta
peningkatan-peningkatan dalam dinamika-dinamika kelompok sebagai suatu akibat
peningkatan menyimak merupakan tujuan-tujuan pengajaran yang penting di mana tes-tes buku
belum tersedia.

Tujuan Menyimak

1. Mendapatkan Fakta
Kegiatan menyimak dengan tujuan memperoleh fakta dapat kita temukan melalui
membaca buku, koran, majalah, dan sebagainya. Selain membaca, kita juga bisa

38
mendapatkan fakta melalui menyimak radio, televisi, pertemuan-pertemuan, menyimak
ceramah, pidato, dan lain sebagainya.
2. Menganalisis Fakta
Maksud dari menganalisis fakta, yaitu proses menaksir kata-kata atau informasi
sampai pada tingkat unsur-unsurnya, menaksir sebab akibat yang terkandung dalam fakta- fakta
itu. Atau bisa dikatakan penyelidikan terhadap fakta-fakta yang didengar untuk diketahui
benar atau salahnya.
3. Mengevaluasi Fakta
Penyimak yang kritis akan mempertanyakan hal-hal mengenai nilai fakta, keakuratan
fakta, dan kerelevanan fakta-fakta tersebut. Setelah mendapatkan fakta tersebut, penyimak
bisa mempertimbangkan bahkan sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya.
4. Mendapatkan Inspirasi
Bahan simakan juga mengandung inspirasi yang dipakai seorang penyimak untuk
menyimak suatu pembicaraan. Mendengarkan ceramah atau diskusi tentang apapun semata-
mata untuk mendapatkan inspirasi.
5. Mendapatkan Hiburan
Menyimak radio, televisi, ataupun yang lainnya bisa digunakan sebagai hiburan untuk
mendapatkan kesenangan batin. Hiburan juga dibutuhkan seseorang untuk mengurangi penat
dan sebagainya.
6. Menyimak untuk Memperbaiki Kemampuan Berbicara
Menyimak juga akan menambah kosakata sehingga kosakata kita akan bertambah untuk
memperbaiki kemampuan berbicara.

Proses Menyimak

Menurut Tarigan, ada beberapa tahapan menyimak.


1. Menyimak berkala, terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung
dalam pembicaraan mengenai dirinya.
2. Menyimak dengan perhatian dangkal, terjadi karena sering mendapat gangguan
dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan.
39
3. Setengah menyimak, terjadi karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan
untuk mengekspresikan isi hati, mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang
anak.
4. Menyimak serapan, yaitu menyimak yang dikarenakan sang anak keasyikkan
menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, jadi merupakan
penjaringan pasif yang sesungguhnya.
5. Menyimak sekali-sekali, yaitu menyimak sebentar-sebentar apa yang disimak.
Perhatian yang saksama kemudian berganti dengan keasyikkan lain, hanya
memperhatikan kata-kata pembicara yang menarik hatinya saja.
6. Menyimak asosiatif, yaitu menyimak yang hanya mengingat-ingat pengalaman-
pengalaman pribadi secara konstan, yang mengakibatkan sang penyimak benar-
benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang pembicara.
7. Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat komentar
atau pun mengajukan pertanyaan.
8. Menyimak secara saksama dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang
pembicara.
9. menyimak secara aktif, yaitu untuk mendapatkan serta menemukan pikiran,
pendapat, dan gagasan sang pembicara.

Jenis-Jenis Menyimak

1. Menyimak ekstensif adalah kegiatan menyimak cenderung umum dan bebas tidak
perlu bimbingan guru secara langsung. Menyimak ekstensif meliputi menyimak
sosial, menyimak sekunder, menyimak estetik, dan menyimak pasif.
2. Menyimak intensif adalah menyimak untuk memahami secara teliti, perinci, dan
mendalam bahan yang disimaknya. Menyimak intensif meliputi menyimak kritis,
menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksploratif, menyimak
interogatif, menyimak selektif, dan menyimak penyelidik.

40
GLOSARIUM

argumen :alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak


suatu pendapat, pendirian, atau gagasan

berita :informasi atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa


yang hangat; kabar

deduktif :jenis paragraf yang membahas hal-hal umum kemudian


menjurus ke hal khusus dan letak kalimat utama berada di
awal paragraf

definisi :kata, frasa, atau kalimat yang mengungkapkan makna,


keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau
aktivitas; batasan (arti)

fakta :hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan;


sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi

eksposisi :uraian (paparan) yang bertujuan menjelaskan maksud dan


tujuan (misalnya suatu karangan)

hoaks : informasi bohong

ilustrasi :penjelasan tambahan berupa contoh, bandingan, dan


sebagainya untuk lebih memperjelas paparan (tulisan dan
sebagainya)

induktif :jenis paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir


paragraf dan diawali dengan kalimat-kalimat penjelas
berupa fakta, contoh, perincian, atau bukti yang kemudian
disimpulkan pada kalimat akhir paragraf

isu :masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dan


sebagainya); kabar angin

kalimat aktif intransitif :kalimat aktif yang tidak memerlukan objek

41
kalimat aktif transitif :kalimat aktif yang memerlukan objek

kausalitas :perihal kausal; perihal sebab akibat

menyimak :suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang


lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh infomasi, menangkap isi
atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa
lisan

nominal :berkaitan dengan nomina (kata benda)

opini :pendapat; pikiran; pendirian

paragraf :bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung


satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis
baru); alinea

pronomina :kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda; kata
ganti seperti aku, engkau, dia

teks :ungkapan bahasa yang menurut isi, sintaksis dan pragmatik


merupakan suatu kesatuan

teks eksposisi :paragraf atau karangan yang terkandung sejumlah


informasi dan pengetahuan yang disajikan secara singkat,
padat, dan akurat

tesis :pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang


dikemukakan dalam karangan

verbal : bersifat verba

42
DAFTAR PUSTAKA

Akses Ilmu. 2012. “Contoh Paragraf Narasi, Deskripsi, Narasi, Eksposisi, Argumentasi, dan Persuasi.”
Diunduh melalui http://akses-ilmu.blogspot.com/2012/03/contoh-paragraf-narasi-
deskripsi.html, 17 November 2020.

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan
Kontekstual. Jakarta: Prenada Media Group.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
Diunduh melalui http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/node/1889, 17 November
2020.

Hatikah, Tika dan Mulyanis. 2018. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Kelompok Wajib.
Bandung: Grafindo Media Pratama.

Indah, Hesti. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Sidoarjo: Masmedia.

Info Pendidikan. 2019. “Satu Kelas Diisi 42 Siswa, Kok Bisa?” Diunduh dari
https://infopendidikannews.com/2019/12/10/satu-kelas-di-isi-42-siswa-koq-bisa/#:~:text=Tabel
%201%3A%20Jumlah%20Siswa%20per%20Rombel%20Sesuai%20Permendikbud
%2022%2F2016&text=Di%20Bab%20IV%20Pelaksanaan%20Pembelajaran,SMK%2C
%2036%20siswa%20per%20rombel, 8 November 2020.

Ini Ruman Pintar.com. 2016. “Pengertian, Ciri-Ciri, dan Pola Pengembangan Paragraf Eksposisi.”
Diunduh dari https://www.inirumahpintar.com/2016/10/pengertian-ciri-ciri-pola-
pengembangan-paragraf-eksposisi.html. 17 November 2020.

Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta. 2017. Model Silabus Mata Pelajaran Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Jakarta.

NH, Ridwan Prama. 2017. “Media, Alat dan Bahan Pembelajaran” dalam Menembus Kreatifitas Tanpa
Batas. Diunduh dari https://kumakukurakura.blogspot.com/2017/01/media-alat-dan-bahan-
pembelajaran.html, 8 November 2020.

Rusman. 2012. Model –Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

43
Santhi, Meita Sandra dan Uti Darmawati. 2017. Detik-Detik UNBK Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran
2017/2018. Klaten: Intan Pariwara.

Silabus.Web.Id. 2019. “Sarana dan Prasarana Belajara”. Diunduh dari


https://www.silabus.web.id/sarana-dan-prasarana-belajar/, 8 November 2020.

Sobandi. 2017. Mandiri Bahasa Indonesia Jilid 1 untuk SMA/MA Kelas X Berdasarkan Kurikulum 2013
(Edisi Revisi 2016). Jakarta. Erlangga.

Tarigan, Henry Guntur. 2015. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Yani, Ahmad dan Mamat Ruhimat. 2018. Teori dan Implementasi Pembelajaran Saintifik Kurikulum
2013. Bandung: Refika Adi

44

Anda mungkin juga menyukai