Anda di halaman 1dari 43

(Sumber: Kompasiana.

com)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase E Kelas


10
“Menulis Teks Deskripsi”

Oleh : Iin Andini, S.S., M.Pd.


[IND.E.JOA.10.6]

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase E Kelas 10


“Menulis Teks Deskripsi”

Nama : Herfan Faudzil Anderson, S.Pd


Instansi : SMAN Candipuro
Tahun Penyusunan : 2022
Kelas : 10
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 320 menit

Tujuan Pembelajaran

 Fase :E
 Capaian Pembelajaran :Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan,
arahan, atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis,
kritis, dan kreatif dalam bentuk teks informasional dan/atau fiksi.
Peserta didik mampu menulis teks eksposisi hasil penelitian dan
teks fungsional dunia kerja. Peserta didik mampu
mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk tujuan
ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan di
media cetak maupun digital
 Domain Cp :Menulis teks deskripsi sesuai konteks pembaca.
 Tujuan Pembelajaran :10.6 Peserta didik menuliskan gagasannya dalam bentuk teks
deskripsi peristiwa secara tertulis untuk memikat pembaca serta
mengalihwahanakannya dalam media audio atau audiovisual
menggunakan media yang tepat sesuai dengan konteks pembaca
secara menarik dan efektif.
 Pertanyaan Esensial :Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan menulis teks deskripsi
untuk memikat pembaca?
 Pengetahuan/Keterampilan Esensial : Memahami struktur dan kaidah kebahasaan teks
deskripsi dan memiliki kemampuan menulis teks deskripsi.
 Kata Kunci : Menuliskan gagasan, alih wahana.
 Deskripsi Kegiatan :Penyajian gagasan memberikan alternatif kepada peserta didik
untuk memilih format tulis, audio, atau audiovisual.

Profil Pelajar Pancasila

Berpikir kritis yang ditunjukkan melalui kemampuan berpikir untuk


menuliskan teks deskripsi.

Kreatif yang ditunjukkan melalui kegiatan mengamati dan mengolah


informasi atau fenomena pada kegiatan menulis.

1
Sasaran dan Jumlah Peserta Didik

 Siswa Reguler
 32 peserta didik

Sarana dan Prasana

Buku paket, pulpen, buku catatan, komputer/laptop, internet, KBBI luring/daring


(kemdikbud.go.id), aplikasi pembelajaran, gawai, dan lingkungan sekitar.

Model Pembelajaran

 Tatap muka
 PJJ daring
 PJJ luring
 Blended learning

Ketersediaan Materi

 Pengayaan untuk peserta didik berpencapaian tinggi Tidak

 Penjelasan untuk peserta didik yang sulit memahami konsep Tidak

Jenis Asesmen

 Tertulis
 Performa

Kegiatan Pembelajaran Utama

Pengaturan Siswa
 Individu
 Berpasangan
 Berkelompok
Metode
 Ceramah
 Diskusi
 Presentasi

Materi Ajar, Alat dan Bahan

Materi Ajar, Alat dan Bahan


Buku paket peserta didik yang diwajibkan sekolah
Buku penunjang yang memuat teks deskripsi
Teks deskripsi yang memuat kearifan lokal, potensi alam, atau lingkungan hidup
PUEBI daring (https://puebi.readthedocs.io/en/latest/)
Video tentang deskripsi
Internet

2
Perkiraan Biaya
Fotokopi teks, yaitu perkiraan 36 peserta didik x @Rp200,00= Rp7.200,00

Persiapan Pembelajaran

 Menyiapkan materi pembelajaran: buku, power point


 Menyiapkan teks deskripsi
 Menyiapkan gambar-gambar kearifan
lokal/lingkungan hidup/potensi alam
 Menyiapkan video tentang deskripsi
 Menyiapkan LKPD
 Menyiapkan asesmen

Urutan Kegiatan

Memahami teks deskripsi 90 menit

Mengembangkan teks deskripsi 90 menit

Menulis teks deskripsi


90
menit

Menyunting dan memublikasikan 90


teks deskripsi menit

3
Pertemuan Pertama

Materi : Memahami Teks Deskripsi


Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk
memulai pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti (Model Discovery Learning) (70 menit)
 Fase 1
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 4 – 5 orang.
Peserta didik mengamati sebuah video/teks yang berisi deskripsi. Misalnya, teks
deskripsi “Laut Indonesia Sampah Plastik” atau diakses melalui video
(https://www.youtube.com/watch?v=onKt1i3jrXw)
 Fase 2
Peserta didik membaca teks deskripsi
Peserta didik bertanya jawab mengenai teks tersebut.
 Bagaimana ciri-ciri teks deskripsi?
 Bagaimana struktur teks deskripsi tersebut?
 Bagaimana kaidah kebahasaan pada teks deskripsi tersebut?
 Fase 3
 Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai topik yang dibahas melalui
buku, internet, atau wawancara.
 Fase 4
 Peserta didik mengolah informasi mengenai 1) ciri-ciri teks deskripsi; 2) struktur
teks deskripsi; 3) kaidah kebahasaan teks deskripsi.
 Fase 5
 Peserta didik berdiskusi untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan
pembuktian pada data yang ditemukan.
 Fase 6
 Peserta didik membuat simpulan terhadap materi yang dikaji dan menuliskannya
pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
 Peserta didik mempresentasikannya secara bergiliran.
 Peserta didik yang dari kelompok yang lain menanggapinya.
Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai memahami teks
deskripsi.
Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu mengembangkan isi teks

4
deskripsi.
Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.

Pertemuan Kedua

Materi : Mengembangkan Teks Deskripsi


Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk
memulai pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti (Model Discovery Learning) (70 menit)
 Fase 1
Peserta didik mengamati sebuah video/teks yang berkaitan dengan materi. Misalnya
menonton video/membaca teks “Wisata Pulau Seribu” melalui
https://www.youtube.com/watch?v=66aPMx0k67k”
Peserta didik merespons video/teks tersebut.
 Fase 2
Peserta didik membaca teks deskripsi yang bermuatan kearifan lokal/potensi
alam/lingkungan hidup.
Peserta didik bertanya jawab mengenai teks tersebut.
 Bagaimana cara menentukan isi teks deskripsi?
 Fase 3
 Peserta didik membentuk kelompok secara berpasangan.
 Setiap kelompok akan mendapatkan dua jenis teks deskripsi.
 Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai topik yang dibahas melalui
buku, internet, atau wawancara.
 Fase 4
 Peserta didik mengolah informasi mengenai 1) menentukan gagasan pokok dan
gagasan penjelas dalam teks; 2) mengembangkan isi teks dengan menggunakan
kata-kata sendiri.
 Fase 5
 Peserta didik berdiskusi untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan
pembuktian pada data yang ditemukan.
 Fase 6
 Peserta didik membuat simpulan terhadap materi yang dikaji dan menuliskannya
pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) atau powe point.
 Peserta didik mempresentasikannya secara bergiliran.
 Peserta didik dari kelompok yang lain menanggapinya.
Kegiatan Penutup
Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai mengembangkan isi

5
teks deskripsi
Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu menulis teks deskripsi.
Guru menugaskan peserta didik untuk mengamati kearifan lokal/potensi alam/lingkungan
hidup
Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.

Pertemuan Ketiga

Materi : Menulis Teks Deskripsi


Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Kegiatan Pendahuluan
 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk
memulai pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti (Model Discovery Learning)
 Fase 1
 Peserta didik mengamati gambar-gambar/video yang memuat kearifan lokal/potensi
alam/lingkungan hidup daerah setempat/peristiwa alam yang terjadi.
 Fase 2
 Peserta didik bertanya jawab mengenai gambar-gambar/video yang memuat kearifan
lokal daerah setempat/potensi alam/lingkungan hidup.
 Peserta didik merespons pertanyaan dari guru
 Apakah kalian pernah melihat/menonton dan mengenal gambar-gambar/video
tersebut?
 Kearifan lokal/potensi alam/lingkungan hidup apa saja yang dimiliki oleh
Indonesia? Atau masalah lingkungan apa yang sedang terjadi?
 Fase 3
 Peserta didik mengamati kearifan lokal/potensi yang ada di daerah mereka.Misalnya
makanan, tarian, rumah adat, tradisi, peristiwa sejarah. Atau peserta didik mengamati
masalah lingkungan hidup yang terjadi.
 Peserta didik menentukan salah satu kearifan lokal/potensi alam/masalah lingkungan
yang mereka ketahui.
 Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai kearifan lokal tersebut dari
berbagai sumber. Misalnya, menonton video, membaca buku, mengamati lingkungan,
atau melakukan wawancara.
 Fase 4
 Peserta didik mengolah informasi mengenai 1) membuat kerangka teks deskripsi; 2)
mengembangkan kerangka teks deskripsi sesuai instruksi.
 Fase 5
 Peserta didik berdiskusi untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan pembuktian
pada data yang ditemukan.
 Fase 6
 Peserta didik menuliskan teks deskripsi dengan format yang diberikan.
Kegiatan Penutup

6
Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai menulis teks
deskripsi.
Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu menyunting dan
memublikasikan teks deskripsi.
Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.

Pertemuan Keempat

Materi : Menyunting dan Memublikasikan Teks Deskripsi


Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Kegiatan Pendahuluan
 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk
memulai pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti (Model Discovery Learning)
 Fase 1
 Masing-masing peserta didik menerima teks deskripsi peserta didik yang lain.
 Peserta didik membentuk kelompok secara berpasangan.
 Peserta didik mengamati teks deskripsi peserta didik yang lain.
 Fase
 Peserta didik bertanya jawab mengenai teks tersebut.
 Peserta didik merespons pertanyaan dari guru
 Apakah teks deskripsi mengangkat masalah yang menarik?
 Apakah teks deskripsi memiliki struktur yang jelas?
 Bagaimana penggunaan ejaan dan tanda baca dalam teks tersebut?
 Fase 3
 Peserta didik mendiskusikan mengumpulkan informasi mengenai penyuntingan teks
deskripsi.
 Fase 4
 Peserta didik mengolah informasi mengenai 1) menyunting isi teks deskripsi; 2)
menyunting struktur teks deskripsi; 3) menyunting ejaan dan tanda baca dalam teks
deskripsi.
 Fase 5
 Peserta didik berdiskusi untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan pembuktian
pada data yang ditemukan.
 Fase 6
 Peserta didik membuat simpulan terhadap materi yang dikaji dan menuliskannya
pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
 Peserta didik memublikasikan teks deskripsi yang telah disunting pada majalah
dinding/blog/media sosial/video/media massa/presentasi.

7
 Peserta didik yang dari kelompok lain menanggapinya.
Kegiatan Penutup
Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai menulis teks
deskripsi.
Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya.
Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.

Refleksi Peserta Didik

Hal-hal apa saja yang Anda dapatkan selama


pembelajaran menulis teks deskripsi?
Kendala apa yang Anda temui selama pembelajaran
menulis teks deskripsi?
Bagaimana Anda mengatasi kendala selama
pembelajaran menulis teks deskripsi berlangsung?
Manfaat apa yang Anda dapatkan dari pembelajaran
menulis teks deskripsi?

Refleksi Guru

Apakah peserta didik antusias mengikuti


pembelajaran menulis teks deskripsi?
Apakah peserta didik mampu memahami materi
menulis teks deskripsi?
Apakah peserta didik mampu menganalisis teks
deskripsi?
Apakah peserta didik mampu menulis teks deskripsi
dengan memperhatikan ejaan bahasa Indonesia
dengan baik?
Bagaimana penggunaan model, metode, dan teknik
pembelajaran?
Kendala apa yang ditemui saat pembelajaran
menulis teks deskripsi?
Bagaimana mengatasi segala permasalahan yang
terjadi?
Bagaimana hasil pembelajaran menulis teks
8
deskripsi?
Pelaksanaan Asesmen

Sikap
 Melakukan observasi selama kegiatan berlangsung dan menuliskannya pada jurnal, baik
kegiatan positif dan negatif.
 Melakukan penilaian antarteman.
 Mengamati refleksi peserta didik.

Pengetahuan
 Memberikan tugas tertulis, lisan, dan tes tertulis

Keterampilan
 Presentasi
 Proyek
 Portofolio

Glosarium

budaya :pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu mengenai kebudayaan yang
sudah berkembang (beradab, maju), sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan yang sudah sukar diubah

deskripsi :pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan


terperinci; uraian

identifikasi : penentu atau penetapan identitas seseorang, benda, dan sebagainya

lingkungan hidup:kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, mempengaruhi alam itu sendiri

kearifan lokal :suatu kebenaran yang telah mentradisi dalam suatu daerah atau
perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada

9
klasifikasi :penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah
atau standar yang ditetapkan

menyunting :menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan
segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan
struktur kalimat); mengedit

objek : hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan

peristiwa :kejadian (hal, perkara, dan sebagainya); kejadian yang luar biasa (menarik
perhatian dan sebagainya); yang benar-benar terjadi
potensi alam :seluruh kenampakan alam beserta sumber daya alam yang terdapat di
suatu daerah

publikasi : pengumuman atau penerbitan

teks :bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato, dan


sebagainya

teks deskripsi :teks deskipsi merupakan sebuah tulisan yang isinya bertujuan memberi
gambaran suatu objek kepada pembaca secara perinci dan jelas

Daftar Pustaka

Ahmad. 2020. “Teks Deskripsi.” Diunduh dari https://www.yuksinau.id/teks-deskripsi/, 10


November 2020.

Akses Ilmu. 2012. “Contoh Paragraf Narasi, Deskripsi, Narasi, Eksposisi, Argumentasi, dan
Persuasi.” Diunduh melalui http://akses-ilmu.blogspot.com/2012/03/contoh-paragraf-
narasi-deskripsi.html, 17 November 2020.

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan
Kontekstual. Jakarta: Prenada Media Group.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
Diunduh melalui http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/node/1889, 17
November 2020.

Hatikah, Tika dan Mulyanis. 2018. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Kelompok
Wajib. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Ibeng, Parta. 2020. “Teks Deskripsi: Pengertian, Ciri, Struktur, Pola, Kaidah, Tujuan dan Contoh.”
Diakses melalui https://pendidikan.co.id/teks-deskripsi/, 15 November 2020.

Indah, Hesti. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Sidoarjo: Masmedia.

Info Pendidikan. 2019. “Satu Kelas Diisi 42 Siswa, Kok Bisa?” Diunduh dari
https://infopendidikannews.com/2019/12/10/satu-kelas-di-isi-42-siswa-koq-bisa/

10
#:~:text=Tabel%201%3A%20Jumlah%20Siswa%20per%20Rombel%20Sesuai
%20Permendikbud%2022%2F2016&text=Di%20Bab%20IV%20Pelaksanaan
%20Pembelajaran,SMK%2C%2036%20siswa%20per%20rombel, 8 November 2020.

Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta. 2017. Model Silabus Mata Pelajaran Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs). Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Jakarta.

NH, Ridwan Prama. 2017. “Media, Alat dan Bahan Pembelajaran” dalam Menembus Kreatifitas
Tanpa Batas. Diunduh dari https://kumakukurakura.blogspot.com/2017/01/media-alat-
dan-bahan-pembelajaran.html, 8 November 2020.

Rusman. 2012. Model –Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Santhi, Meita Sandra dan Uti Darmawati. 2017. Detik-Detik UNBK Bahasa Indonesia Tahun
Pelajaran 2017/2018. Klaten: Intan Pariwara.

Silabus.Web.Id. 2019. “Sarana dan Prasarana Belajar”. Diunduh dari


https://www.silabus.web.id/sarana-dan-prasarana-belajar/, 8 November 2020.

Sobandi. 2017. Mandiri Bahasa Indonesia Jilid 1 untuk SMA/MA Kelas X Berdasarkan Kurikulum 2013
(Edisi Revisi 2016). Jakarta. Erlangga.

Yani, Ahmad dan Mamat Ruhimat. 2018. Teori dan Implementasi Pembelajaran Saintifik Kurikulum
2013. Bandung: Refika Aditama.

Mengetahui
Kepala SMA Negeri Candipuro Guru Mata Pelajaran

ANANG DWI UJIANTO, S.Pd,MM. HERFAN FAUDZIL A., S.PdNIP.


19650610 198903 1 013 NIP. 19810414 202221 1 016

11
Pertemuan Pertama

Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Materi :
Tanggal :

Kegiatan Diskusi

Bacalah kedua teks berikut dengan saksama!

Teks 1

Rumah Joglo
Rumah Adat Joglo berasal dari Provinsi
Jawa Tengah. Rumah adat joglo memiliki
kerangka bangunan utama yang terdiri dari soko

Sumber: Kompasiana.com 12
Gambar 1: Rumah Joglo
guru yang berupa empat tiang utama penyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang
berupa susunan balok yang disangga soko guru.
Terdapat empat pilar utama yang menjadi penyangga utama rumah. Tiang utama ini
masing-masing mewakili arah angin, barat-utara-selatan-timur dengan tumpangsari yang disusun
dengan pola yang terbalik. Di dalam soko guru terdapat apa yang dikenal dari soko guru.
Pendapa adalah ruangan bagian paling depan Joglo yang mempunyai ruangan luas tanpa
sekat-sekat, biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan untuk acara besar bagi penghuninya.
Seperti acara pagelaran wayang kulit, tari, gamelan dan yang lain. Pada waktu ada acara syukuran
biasanya sebagai tempat tamu besar. Pendopo biasanya terdapat soko guru, soko pengerek, dan
tumpang sari.
Bagian Pringgitan adalah bagian penghubung antara pendopo dan rumah dalem. Bagian
ini dengan pendopo biasanya di batasi dengan seketsel dan dengan dalem dibatasi dengan
gebyok. Fungsi bagian pringgitan biasanya sebagai ruang tamu. Bagian Dalem adalah bagian
tempat bersantai keluarga. Bagian ruangan yang bersifat lebih privasi.
(Sumber: Dikutip dari
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Ciri-Umum-Teks-Deskripsi-
2016-2016/menu4.html, dengan penyesuaian)

Teks 2

Kekayaan Hutan Mangrove di Papua


Pulau Ajkwa yang berada di muara Sungai Ajkwa, Mimika, Papua, merupakan salah satu dari
gugusan pulau dengan hutan mangrove di dalamnya. Hutan ini belum terjamah oleh keserakahan
industri, seperti yang dialami oleh hutan mangrove di daerah lain. Pulau yang mulai terbentuk
pada awal 1990 ini memiliki kekayaan flora dan fauna yang bisa menambah wawasan setiap
pengunjung melalui wisata sambil belajar.
Masa-masa awal terbentuknya Pulau Ajkwa dimulai dari peningkatan sedimentasi yang
tinggi di muara Sungai Ajkwa. Pengendapan yang intensif ini akibat dari aliran tailing yang lolos
dari daerah pengendapan Ajkwa dan membentuk daratan-daratan baru di muara Sungai Ajkwa.
Sebagian dari daratan ini telah ditumbuhi oleh tanaman mangrove.

13
(Sumber:salampapu.com)
Gambar 2: Wisata Hutan Magrove Mimika
Berdasarkan data satelit, pulau ini mulai ditumbuhi tanaman mengrove sekitar 1997 dan
baru menjadi pulau yang cukup stabil pada 2000. Tercatat dua spesies mangrove dalam kategori
pohon, enam spesies mangrove dalam kategori belta, dan enam spesies mangrove dalam kategori
anakan. Total spesies mangrove yang berada di pulau ini adalah empat belas spesies.
Adapun kepadatan mangrove di pulau ini adalah 126 pohon/hektare, 1.051 belta/hektare,
dan 643 anakan/hektare. Di samping tumbuhan, ternyata di pulau ini juga dihuni berbagai hewan
air seperti crustasea (kepiting dan udang), molusca (keong), dan cacing. Selain itu, tercatat 30
spesies crustasea, empat spesies molusca, dan tujuh keluarga cacing, yang beranak-pinak di pulau
ini.
Hal ini menunjukkan bahwa hewan-hewan tersebut dapat hidup dan berkembang di daerah
yang mengandung tailing. Hewan-hewan tersebut tidak memiliki tulang rangka tubuh sehingga
tidak dapat menyelamatkan diri jika ada ancaman lingkungan di sekitarnya. Artinya, lingkungan
pulau di sekitar Sungai Ajkwa tidak tercemari limbah seperti yang dialami oleh daerah lain.
Bahkan, komunitas hewan ini terus bertambah setiap waktu. Hutan mangrove di Pulau
Ajkwa telah membentuk sebuah ekosistem kehidupan. Biota-biota laut yang hidup di sana
memancing kedatangan berbagai jenis burung. Burung-burung di sana berwarna indah. Oleh
karena itu, jika Anda ke sana, jangan lupa membawa teropong.
Dari lensa teropong, dapat diamati indahnya bentuk dan warna burung yang sedang
bertengger di dahan pohon. Kicauan burung pun nyaring bersahut-sahutan seperti ingin
meramaikan pulau yang tidak didiami oleh manusia ini. Ada yang bentuknya aneh seperti great-
billed heron yang bertubuh kecil namun berparuh dan berleher panjang.
Ada pula red-headed myzomela yang bulu kepala hingga buntutnya berwarna merah
dengan sayap berwarna hitam. Ada juga yang seluruh anggota tubuhnya berwarna-warni milik
burung rufous-night heron. Burung ini memiliki bulu kepala berwarna hitam dengan jambul

14
berwarna putih. Bagian leher hingga perut berwarna putih namun sepasang sayapnya berwarna
cokelat. Kedua kakinya berwarna kuning, semakin menambah warna-warni burung ini.
Menariknya lagi, Pulau Ajkwa mungkin akan seperti pulau mati jika tidak ada burung nuri
dan mangrove golden whistler. Kicauannya yang nyaring memecah kesunyian pulau ini. Mereka
seperti saling bersahut-sahutan di pucuk pohon.
(Sumber: Dikutip dari https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/2018/01/contoh-paragraf-
deskripsi-panjang.html, 26 Maret 2021, dengan penyesuaian)

15
Pertanyaan:
1. Bagaimana ciri-ciri kedua teks tersebut?
Nomor Ciri-Ciri Teks Deskripsi I Ciri-Ciri Teks Deskripsi 2

2. Bagaimana struktur kedua teks tersebut?


Struktur Teks I
Nama Struktur Paragraf Alasan

16
Nama Struktur Paragraf Alasan

Struktur Teks 2
Nama Struktur Paragraf Alasan

3. Bagaimana kaidah kebahasaan kedua teks tersebut?


Kaidah Kebahasaan Teks 1
No. Contoh Kalimat
Ciri Kebahasaan

Kaidah Kebahasaan Teks 2

17
No. Ciri Kebahasaan Contoh Kalimat

18
Pertemuan Kedua

Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Materi :
Tanggal :

Kegiatan Diskusi

Bacalah kedua teks berikut!

Tari Kecak
Tari Kecak adalah kesenian tradisional sejenis seni drama tari yang khas dari Bali. Tarian
tersebut menggambarkan tentang cerita Pewayangan, khususnya cerita Ramayana yang
dipertunjukan dengan seni gerak dan
tarian. Tari Kecak ini merupakan salah
satu kesenian tradisional yang sangat
terkenal di Bali. Selain sebagai warisan
budaya, Tari Kecak ini juga menjadi salah
satu daya tarik para wisatawan yang
datang ke sana.
Menurut sumber sejarah yang ada,
Sumber: travel.kompas.com Tari Kecak ini di ciptakan pada tahun 1930
Gambar 3: Tari Kecak
oleh seniman Bali bernama Wayan
Limbak dan Walter Spies seorang pelukis
dari Jerman. Tarian ini terinpirasi dari ritual sanghyang dan bagian-bagian cerita Ramayana.
Ritual sanghyang sendiri merupakan tradisi tarian dimana penarinya berada dalam kondisi tidak
sadar dan melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur kemudian menyampaikan
harapan-harapannya kepada masyarakat. Nama Tari Kecak sendiri diambil kata “cak..cak..cak”

19
yang sering diteriakan para anggota yang mengelilingi para penari, Sehingga tarian ini dikenal
dengan nama Tari Kecak.
Dalam pertunjukannya, tarian diawali dengan pembakaran dupa, lalu para rombongan
pengiring memasuki panggung sambil mengumandangkan kata “cak..cak.. cak”. Kemudian
mereka membentuk sebuah barisan melingkar, yang di tengah-tengahnya digunakan untuk
menari. Dalam pertunjukan Tari Kecak ini penari memerankan lakon-lakon dalam cerita
Ramayana, seperti Rama, Shinta, Rahwana, dan tokoh-tokoh lainnya. Gerakan dalam tarian ini
tidak terlalu terpaku pada pakem, sehingga penari lebih luwes dalam bergerak dan fokus pada
jalan cerita saja. Kadang-kadang ada juga beberapa adegan lucu yang diperagakan para
penarinya. Selain itu, beberapa adegan yang atraktif juga ditampilkan seperti permainan api dan
atraksi lainnya. Hal inilah yang membuat Tari Kecak memiliki kesan sakral namun juga
menghibur.
Tari Kecak ini merupakan salah satu kesenian drama tari yang sangat unik. Berbeda
dengan kesenian pada umumnya, dalam pertunjukan Tari Kecak tidak menggunakan alat musik
apapun. Tari Kecak ini hanya diiringi oleh suara teriakan anggota yang mengelilingi penari dan
suara kerincing yang diikatkan di kaki para penarinya. Untuk anggota pengiring suara tersebut
biasanya terdiri dari 50 orang atau lebih. Dalam anggota pengiring tersebut juga terdiri dari
anggota yang bertugas sebagai, pengatur nada, penembang solo, dan Dalang yang mengatur
jalannya cerita.
Dalam pertunjukannya penari menggunakan kostum sesuai dengan lakon yang
diperankannya. Kostum ini hampir sama dengan Wayang Wong, namun dengan gaya khas Bali.
Sedangkan para pengiring biasanya hanya menggunakan celana hitam dan kain bermotif kotak-
kotak berwarna hitam putih. Selain itu beberapa aksesoris seperti bunga yang diselipkan di salah
satu telinga mereka.
Selain sebagai warisan budaya, Tari Kecak ini menjadi salah satu daya tarik bagi para
wisatawan yang datang ke sana. Di Bali sendiri hampir semua daerah memiliki kelompok Tari
Kecak sendiri. Dalam perkembangannya, Tari Kecak ini juga mengalami pengembangan, baik dari
segi pertunjukan, jumlah penari, cerita dan lakon yang diperankan. Hal ini dilakukan sebagai
usaha dari para seniman agar pertunjukan Tari Kecak semakin diminati dan dikenal oleh
masyarakat luas.
(Sumber: Dikutip dari http://www.negerikuindonesia.com/2015/09/tari-kecak-tarian-
tradisional-dari-bali.html, 10 November 2020 dengan penyesuaian).

Pertanyaan:

20
1. Tentukanlah gagasan pokok pada paragraf tersebut.
2. Susunlah kembali isi teks deskripsi dengan menggunakan kata-kata sendiri.
3. Kerjakanlah pada bagan dan tabel berikut

Menentukan Gagasan Pokok

Paragraf 1

Paragraf 2

Paragraf 3

Paragraf 4

Paragraf 5

Paragraf 6

Mengembangkan Isi Teks

....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................

21
Pertemuan Ketiga

Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Materi :
Tanggal :

Kegiatan Mandiri

Pertanyaan:

1. Tulislah sebuah teks deskripsi dengan topik kearifan lokal/potensi alam/lingkungan hidup
di daerahmu!

2. Tuliskan tujuan penulisan deskripsi sesuai topik yang Anda pilih!

3. Kumpulkanlah informasi mengenai topik yang Anda pilih!

4. Buatlah kerangka karangan untuk menuliskan ide-ide sesuai topik yang Anda pilih!

5. Kembakanlah kerangka karangan menjadi teks deskripsi!

6. Lengkapi tulisan Anda dengan foto atau gambar yang mendukung!

7. Sajikan pada format berikut!

22
Menulis Teks Deskripsi

Topik :
Tujuan :

Kerangka Tulisan

Identifikasi

Klasifikasi

Deskripsi
bagian

Mengembangkan teks deskripsi

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

23
Pertemuan Keempat

Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Materi :
Tanggal :

Kegiatan Mandiri

1. Bacalah teks deskripsi teman Anda!

2. Bagaimana isi teks deskripsi teman Anda?

3. Apakah karangan teman Anda memuat struktur teks deskripsi sudah lengkap?

4. Bagaimana penulisan kalimat, kata, dan tanda baca? Apakah sudah tepat?

5. Sajikan pada format berikut!

6. Apabila tulisan Anda sudah disunting, publikasikanlah pada majalah dinding/vlog/media


sosial/rekaman!

24
Menyunting Teks Deskripsi

Nama Penyunting :

Kelas :

Judul Teks :

Nomor Aspek Penjelasan

1. Isi teks

2. Struktur teks

3. Kaidah kebahasaan

a. Ketepatan penulisan
ejaan dan tanda baca

b. Keefektifan kalimat

c. Keterpaduan paragraf

25
Kriteria Penilaian

Penilaian Diskusi

Nama Peserta Didik/Kelompok :


Kelas /Semester           :
Tanggal Penugasan    :

Rubrik Penilaian Penugasan: Memahami Teks Deskripsi

Nomor Soal Aspek Penilaian Skor Skor Maksimal

1 Menjawab ciri-ciri umum teks 30 30


deskripsi dengan tepat.

Menjawab ciri-ciri umum teks 15


deskripsi dengan kurang tepat.

2 Menjawab struktur teks 35 35


deskripsi dengan tepat.

Menjawab struktur teks 20


deskripsi dengan kurang tepat.

3 Menjawab kaidah kebahasaan 35 35


teks deskripsi dengan tepat.

Menjawab kaidah kebahasaan 20


teks deskripsi dengan kurang
tepat.

Total 100

26
Penilaian Diskusi

Nama Peserta Didik/Kelompok :


Kelas /Semester           :
Tanggal Penugasan    :

Rubrik Penilaian Penugasan: Menganalisis Struktur Teks Deskripsi


Nomor Indikator Skor
Soal
1 Menganalisis struktur teks deskripsi yang disertai dengan penjelasan yang 25 - 35
logis.
Menganalisis struktur teks deskripsi yang disertai dengan penjelasan yang 10 - 24
kurang logis.
2 Menganalisis kaidah teks deskripsi yang disertai dengan penjelasan yang 25 – 35
tepat.
Menganalisis kaidah teks deskripsi yang disertai dengan penjelasan yang 10 – 24
kurang tepat.
3 Menyimpulkan hasil analisis kedua teks dengan logis. 21 – 30
Menyimpulkan hasil analisis kedua teks kurang logis. 10 – 20

Rubrik Penilaian Keterampilan: Mengembangkan Teks Deskripsi

Nama Peserta Didik/Kelompok :


Kelas /Semester           :
Tanggal Penugasan    :

Nomor Instrumen Skor Alasan


1. Menjawab gagasan pokok teks deskripsi

2. Mengembangkan isi teks deskripsi dengan kata-kata


sendiri.

Kriteria
5= sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=jarang, dan 1=sangat kurang

Nilai=Skor Perolehan x 100%


20

Rubrik Penilaian Presentasi

27
Nama Peserta Didik/Kelompok :
Kelas /Semester           :
Tanggal Penugasan    :
No Nama Aspek penilaian Total nilai
Kelancaran Kelengkapan Kebenaran Isi
Informasi
1
2
3
4

Pedoman Penskoran
Aspek Penilaian Kriteria Rentang Skor Skor Maksimal
Kelancaran Sangat lancar 85-100 100
menyamapiakan isi teks
Cukup lancar menyampaikan 70-84
isi teks
Kurang lancar 55-69
menyampaikan isi teks
Tidak lancar menyampaikan 54-40
isi teks
Kelangkapan  informas Isi teks yang disampaikan 85-100 100
i sangat lengkap
Isi teks yang disampaikan 70-84
sedikit kurang lengkap
Hanya separuh isi teks yang 55-69
disampaikan
Isi teks yang disampaikan 54-40
hanya sedikit
Kebenaran isi Isi teks yang disampaikan 85-100 100
benar semua
Isi teks yang disampaikan 70-84
hampir benar semua
Isi teks yang disampaikan 55-69
separuh yang benar
Isi teks yang disampaikan 54-40
sebagian besar salah

Penilaian Mandiri

28
Rubrik Penilaian Keterampilan: Menulis Teks Deskripsi

Nama Peserta Didik :


Kelas /Semester           :
Tanggal Penugasan    :

Nomor Instrumen Skor


1. Pemilihan topik yang tepat 10
2. Penyajian fakta-fakta yang sesuai. 10
3. Penggunaan struktur yang lengkap. 30
4. Penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. 20
5. Penggunaan kalimat efektif yang tepat. 15
6. Penggunaan paragraf yang padu. 15
Total 100

NA=   Nilai yang diperoleh X 100


           Nilai maksimal

Pengayaan dan Remedial

29
Pengayaan

 Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi


pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai
kompetensi dasar (KD).
 Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan
peserta didik.
 Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan atau pendalaman
materi (kompetensi), antara lain pemberian tugas untuk memublikasikan tulisan teks
deksripsi di media massa atau vlog.

Remedial

 Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang capaian kompetensi dasarnya
(KD) belum tuntas.
 Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum tuntas.
 Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum tuntas dalam bentuk
pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, belajar kelompok, pemanfaatan tutor
sebaya bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil
analisis penilaian.

Materi Pembelajaran

Mengembangkan Paragraf

30
Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan. Paragraf mengandung beberapa unsur.
Unsur-unsur yang terdapat dalam paragraf berupa masalah, gagasan pokok, kalimat utama,
kalimat penjelas, fakta, opini.
 Masalah merupakan sesuatu yang harus diselesaikan atau dicari jalan keluarnya.
 Gagasan pokok (ide pokok) adalah hal yang dibahas dalam paragraf atau pikiran yang
menjiwai seluruh paragraf. Gagasan pokok merupakan gagasan yang mendasari
terbentuknya sebuah paragraf. Gagasan pokok terletak di awal, akhir, awal dan akhir, atau
di seluruh paragraf. Gagasan pokok dalam suatu paragraf didukung oleh beberapa kalimat
penjelas.
 Fakta merupakan keadaan, peristiwa yang sesuai dengan kenyataan; sesuatu yang benar-
benar ada atau terjadi.
 Pendapat adalah pikiran, anggapan, perkiraan, atau simpulan oleh seseorang.
 Kalimat utama merupakan kalimat berisi gagasan pokok. Kalimat utama dapat ditemukan
di awal, awal dan akhir, atau di seluruh paragraf.
Ciri-ciri kalimat utama di antaranya:
 mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut;
 biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
 mempunyai arti tanpa dihubungkan dengan kalimat lain;
 dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi; dan
 Dalam paragraf induktif, kalimat utama sering ditandai kata-kata kunci, seperti jadi
atau dengan demikian.
 Kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat utama. Kalimat penjelas berisi
informasi yang mendukung kalimat utama. Kalimat penjelas harus berkaitan dengan
gagasan pokok yang termuat dalam kalimat utama. Kalimat penjelas disebut juga kalimat
pendukung.

Teks Deksripsi

31
Pengertian Teks Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari kata Latin describe yang berarti menulis tentang atau
membeberkan suatu hal. Kata deskripsi dapat diterjemahkan menjadi pemerian, yang berasal dari
kata perimemerikan yang berarti ‘melukiskan sesuatu hal’. Dengan demikian, teks deskripsi
adalah sebuah tulisan yang bertujuan menggambarkan atau melukiskan pengalaman,
pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan situasi atau masalah.
Ciri-Ciri Teks Deskripsi
 Isinya menggambarkan suatu benda, tempat, makhluk hidup, atau suasana tertentu.
 Penggambaran yang dilakukan dengan menggunakan pancaindra, di antaranya indra
pengelihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra pengecapan, atau indra
perabaan.
 Pembaca seolah-olah bisa melihat, merasakan, mendengarkan, hingga mengalami
langsung apa yang tersaji di dalam teks.
 Penjelasan atau penggambaran objek yang menjadi dijadikan topik dituliskan secara
perinci sehingga pembacanya mudah untuk memahami secara jelas apa yang tengah
dibahas di dalam teks.
Pola Pengembangan Teks Deskripsi
Deskripsi spasial: menggambarkan objek khusus ruangan, benda, atau tempat.
Contoh:

Perpustakaan sekolah ada di lantai dua gedung sekolah. Di sini terdapat 10 rak buku yang
di tiap raknya bisa berisi hingga 100 buah buku. Warna hijau tosca mendominasi ruangan ini.
Terdapat 20 meja dan 10 kursi di perpustakaan ini. Selain itu, ada satu ruangan khusus di ruang
perpustakaan yang merupakan ruangan para pengurus perpustakan.
(Sumber: Dikutip dari https://dosenbahasa.com/contoh-paragraf-deskripsi-spasial-tentang-
sekolah, 17 November 2020 )

Deskripsi subjektif: menggambarkan objek, seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
Contoh:

Masih ada sebagian orang yang berpikir bahwa tiwul adalah makanan kampung yang
tidak ada manfaatnya. Padahal, makanan yang berwarna coklat ini mempunyai manfaat yang baik
untuk tubuh, terutama bagi orang yang hendak berdiet. Sifat tiwul yang mengenyangkan
membuat perut cepat kenyang dan dapat menghindarkan diri dari obesitas. Tiwul sendiri
mempunyai tekstur yang halus dan beraroma singkong saat dicium. Bahan baku makanan ini
adalah gaplek yang terbuat dari singkong yang dikupas dan dijemur hingga kering, lalu ditumbuk

32
hingga halus bentuknya. Rasa tiwul ini cukup manis di lidah. Agar lebih nikmat, tiwul bisa ditaburi
dengan parutan kelapa halus, atau disajikan bersama lauk pauk dan sambal yang pedas.
(Sumber: Dikutip dari https://dosenbahasa.com/contoh-paragraf-deskripsi-subjektif, 17
November 2020, dengan penyesuaian).

Deskripsi objektif: menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.


Contoh:

Siapa yang tidak tahu buah mangga? Buah mangga memang cukup terkenal di Indonesia.
Buah ini sendiri sangat mudah ditemui di Indonesia, apalagi jika sedang musim berbuah. Buah
mangga memiliki kulit berwarna hijau dan daging yang kuning jika sudah matang. Rasanya sangat
manis dan legit ketika dimakan. Selain bisa dikonsumsi saat sudah matang buah mangga juga
enak dimakan saat masih mentah. Meskipun terasa masam, banyak orang menggunakan buah
mangga muda sebagai campuran rujak buah agar terasa lebih segar. Selain dimakan langsung dan
dibuat rujak buah, mangga juga sering dikonsumsi dalam bentuk jus maupun salad. Buah ini juga
memiliki kandungan vitamin yang sangat bagus untuk tubuh, yaitu vitamin C yang dapat
membantu menjaga sistem imun tubuh. Selain itu juga terdapat kandungan antioksidan yang
cukup tinggi.
(Sumber: Dikutip dari https://haloedukasi.com/paragraf-deskripsi-objektif, 17 November 2020)

Struktur Teks Deskripsi


 Identifikasi: berisi pengenalan secara umum tentang pengenalan secara umum suatu
objek yang akan dibahas. Pada bagian ini, suatu objek diidentifikasi dengan dijabarkan
pengertian atau definisi, ciri-ciri, atau sifat khas yang melekat pada dirinya.
 Klasifikasi: meggolong-golongkan atau mengategorikan suatu objek berdasarkan definisi
pada bagian identifikasi sebelumnya atau berdasarkan kaidah dan standar yang telah
ditetapkan.
 Deskripsi bagian: berisi gambaran atau pemaparan tentang suatu objek atau topik yang
ada dalam paragraf tersebut.

Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi


 Kata Rujukan
Kata rujukan adalah kata yang digunakan untuk merujuk pada kata lain yang telah
disebutkan baik pada kalimat yang sama, alinea, maupun bacaan. Kata rujukan digunakan untuk
menghindari terjadinya perulangan kata yang berlebihan. Kata rujukan berhubungan dengan kata
ganti, yaitu kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk.

33
Kata rujukan digunakan dalam teks deskripsi memiliki fungsi sebagai pengganti kata yang
telah diungkapkan sebelumnya agar lebih efektif dan efisien.
 Kata yang Menggunakan Cerapan Pancaindra
Kata yang menggunakan cerapan pancaindra terdapat dalam teks deskripsi karena berisi
kalimat yang seolah-olah dapat dilihat, didengar, dan dirasakan.
Contoh penglihatan:
Di sebelah kiri, terlihat tebing yang sangat tinggi, di sebelah kanan, kita bisa melihat batu
karang besar yang seolah-olah siap menjaga gempuran ombak yang datang setiap saat.
Contoh pendengaran:
Debur ombak pantai terdengar berirama.
Contoh perasaan:
Rasa hangat berbaur dengan lembutnya hembusan angin sore, melingkupi seluruh tubuh.
 Majas (Gaya Bahasa )
Majas merupakan pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk
memperoleh efek-efek tertentu. Majas adalah sebuah istilah dalam bahasa Indonesia untuk gaya
bahasa yang membentuk sebuah kalimat yang bertujuan untuk memberikan kesan dan maksud
tersirat dalam kalimat tersebut. Penggunaan majas teks deskripsi ialah majas asosiasi dan majas
personifikasi.
 Majas Asosiasi
Majas asosiasi termasuk dalam kategori majas perbandingan. Majas asosiasi sendiri adalah
perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini
ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.
 Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang melekatkan sifat-sifat insani (manusiawi) pada suatu
benda mati sehingga seolah-olah memiliki sifat seperti benda hidup. Ciri majas ini adalah
terdapatnya pilihan kata yang mengenakan sifat manusia pada benda mati tersebut. Majas
personifikasi memiliki gaya bahasa perbandingan, yaitu mengibaratkan benda mati atau tidak
dapat bergerak seolah-olah tampak bernyawa dan dapat berperilaku seperti manusia. Oleh
sebab itu, majas ini dikategorikan juga sebagai majas perbandingan. Majas personifikasi
berfungsi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai situasi yang dilukiskan dan
memberikan bayangan angan (citraan).
Langkah-Langkah Menulis Teks Deskripsi
 Memilih tema/topik.
 Mengadakan pengamatan (observasi terhadap objek.

34
 Mengunpulkan data berupa contoh, gambar, angka, grafik, atau statistic sebagai ilustrasi.
 Menetapkan pola pengembangan yang tepat dan sesuai.
 Menyusun kerangka paragraf berupa gagasan dasar dan gagasan penjelas.
 Mengembangkan kerangka menjadi paragraf utuh menggunakan kalimat logis dan padu.
Langkah-Langkah Menyunting Teks Deskripsi
 Membaca teks deskripsi secara keseluruhan.
 Memperhatikan keterkaitan isi teks dengan kebermanfaatan dan daya tarik teks.
 Memperhatikan keterkaitan struktur penyajian teks dengan kelengkapan dan ketepatan
susunan antarbagian teks yang meliputi tesis, rangkaian argumen, dan penegasan ulang.
 Memperhatikan keterkaitan aspek kebahasaan dengan ketepatan penggunaan kata,
keefektifan kalimat, kepaduan paragraf, dan penggunaan tanda baca.

35
Contoh Teks Deskripsi

Masalah Lingkungan Hidup

Sampah Masih Jadi 'Predator' Biota Laut

(Sumber: voaindonesia.com)
Gambar 4: Nelayan Mendorong Perahu

Sampah bukan hanya mencemari lingkungan hidup namun juga mengancam


keberlangsungan hidup tanaman dan satwa. Menurut sejumlah pakar lingkungan, sampah
bahkan bisa menjadi 'predator' biota laut.
Sampah masih menjadi ancaman serius bagi biota laut hingga saat ini. Biota laut bahkan
lebih terdampak buruk sampah dibanding satwa darat. Ketua Protection of Forest and Fauna
(ProFauna) Indonesia, Rosek Nursahid membeberkan fakta yang ditemui tentang satwa laut yang
menjadi korban sampah.
“Jadi kami di beberapa daerah seperti Sumatera Barat, dan Kalimantan Timur, pernah
menemukan penyu yang mati setelah diautopsi ternyata di dalam tubuhnya banyak sampah
plastik,” kata Rosek saat dihubungi VOA, Senin (8/6) malam.
Lanjut Rosek, bukan tanpa sebab penyu memakan sampah di lautan. Sampah kerap
dianggap penyu ubur-ubur, salah satu makanannya. Dengan kata lain, lambat laun sampah-

36
sampah yang mencemari lautan bakal menjadi masalah besar dan membunuh penyu-penyu yang
ada. “Itu salah satu contoh korban sampah yang nyata adalah satwa penyu,” sebutnya.
Satwa lain yang terdampak sampah adalah mamalia laut seperti paus. Keberadaan sampah
di laut akan memengaruhi kehadiran hewan laut kecil seperti plankton yang merupakan makanan
paus. Berkurangnya plankton yang menjadi makanan paus itu akan memengaruhi
keberlangsungan hidup mamalia tersebut.
Tidak sampai di situ, sampah juga mempengaruhi perkembangan terumbu karang. Sampah
di lautan mampu menghalangi sinar matahari masuk ke dalam lautan karena terumbu karang
membutuhkan cahaya untuk berfotosintesis. Dengan kata lain, kehadiran sampah bisa
mengganggu perkembangan biota laut.
“Ketika terumbu karang terpengaruh otomatis akan berdampak terhadap perkembangan
ikan-ikan terumbu. Nah, ikan-ikan terumbu yang terdampak akan berpengaruh terhadap ikan
besar. Artinya itu akan juga berpengaruh terhadap tangkapan para nelayan,” jelas Rosek.
Masih kata Rosek, ancaman terhadap biota laut akan semakin serius lantaran tidak adanya
cara sistematis dari pemerintah untuk menangani sampah. “Kita lihat budaya nyampah masih
terjadi. Kami sangat khawatir dengan kondisi laut Indonesia dengan adanya budaya nyampah
yang masih begitu kuat hingga hari ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara,
Hotmauli Sianturi dalam diskusi daring bertema “Ancaman Sampah bagi Kelestarian Tumbuhan
Satwa Liar dan Lingkungan Hidup” mengatakan. setiap tahunnya produksi sampah di Indonesia
terus mengalami peningkatan. Pada 2019 bahkan jumlah sampah di Indonesia sudah mencapai 64
juta ton per tahun.
“Sampah plastik sukar diurai mempunyai umur panjang dan ringan akan mudah
diterbangkan angin bahkan terbawa aliran air hingga ke mana-mana,” ucapnya.
Seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menegaskan Indonesia berkomitmen dalam menangani sampah
laut. Mengingat masalah ini juga dihadapi negara-negara lain, menteri LHK menegaskan bahwa
pemerintah Indonesia telah mengambil langkah strategis.
“Kami menyadari bahwa tantangan ke depan akan lebih besar dan hanya melalui kerja
sama dan kolaborasi kami dapat mengatasi masalah-masalah penting ini,” kata Siti Nurbaya.
Terkait dengan pengurangan polusi laut dari kegiatan berbasis darat, Indonesia
berkomitmen mengurangi limbah padat hingga 70 persen pada tahun 2025. Selain itu, pemerintah
juga telah menyusun Rencana Aksi Nasional untuk mengurangi limbah plastik melalui berbagai
kegiatan yang harus dilakukan oleh semua pemangku kepentingan. 

37
(Sumber: Diakses melalui https://www.voaindonesia.com/a/sampah-masih-jadi-predator-
biota-laut/5454013.html, 26 Maret 2021)

Kearifan Lokal

Keunikan Rumah Adat Honai

(Sumber: superadventure.co.id)
Gambar 5: Rumah Adat Honai, Papua

Indonesia memiliki banyak sekali budaya yang unik dan mencuri perhatian wisatawan.
Mulai dari Sabang hingga Merauke, ada saja budaya yang ingin diketahui bahkan dipelajari.
Misalnya, Papua. Papua sudah dikenal dengan destinasi wisatanya yang sangat indah. Selain itu,
Papua mencuri perhatian traveler dengan rumah adat yang mereka tempati.
Ternyata rumah adat ini sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka. Maka dari itu, kita
harus melestarikan dan bangga pada budaya yang ada di Indonesia. Papua bisa kamu jadikan
pilihan untuk travelling, di Papua kamu akan disuguhkan pemandangan dan kehidupan
masyarakat Papua yang masih alami dan tradisional. Salah satu destinasi yang harus kamu
kunjungi saat ke Papua adalah rumah adat Papua yang bernama Honai. Honai merupakan rumah
adat Papua yang unik dan memiliki daya tarik tersendiri.
1. Bentuk Rumah yang Mungil
Mungkin yang ada dibayangkan kita bahwa rumah adalah tempat tinggal yang luas,
berisikan ruang tamu, dapur, dan kamar. Lain halnya dengan rumah adat Honai. Rumah ini justru

38
memiliki ukuran yang sangat kecil dari rumah pada umumnya. Bentuknya yang bulat dan atap
kerucut ditutupi jerami, kita juga tidak bisa berdiri tegak jika sudah ada di dalam rumah Honai ini
karena ukurannya yang tidak lebih dari 1 meter saja. Tidak ada jendela dan hanya ada satu pintu
masuk saja.
Ternyata di balik itu semua, jerami yang digunakan untuk atap rumah Honai ini akan
memberikan suasana yang sejuk. Selain itu dengan bentuknya yang kecil, hanya terdapat satu
perapian di bagian tengah saja. Uniknya lagi, rumah Honai ini dihuni oleh suku Dani yang berjenis
kelamin laki-laki dan untuk perempuan bernama rumah Ebe'ai yang berbentuk persegi.
2. Rumah Honai Multifungsi
Selain unik, rumah Honai pun tidak hanya dijadikan tempat tinggal saja. Rumah Honai juga
memiliki fungsi lain, yaitu untuk menyimpan umbi-umbian hasil panen dan pengasapan mumi.
Rumah Honai yang digunakan untuk pengasapan mumi bisa kamu temukan di Desa Kerulu dan
Desa Aikima, tempat 2 mumi paling terkenal di Lembah Baliem.
3. Larangan Rumah Adat Honai
Rumah adat Honai hanya boleh ditempati oleh pria saja. Wanita dilarang keras untuk masuk
ke rumah Honai walaupun sudah menikah. Hanya pria dan anak laki-laki saja yang boleh masuk,
begitupun sebaliknya rumah Ebe'ai hanya boleh ditempati oleh wanita saja. Konon budaya
tersebut sudah menjadi budaya turun-menurun dan harus dituruti.
(Sumber: Dikutip dari https://travel.detik.com/domestic-destination/d-4910339/honai-rumah-adat-

papua-dan-keunikannya, 26 Maret 2021, dengan penyesuaian)

39
Potensi Alam Indonesia

Pulau Wakatobi

(Sumber: potensilokal.com)
Gambar 6: Keindahan Pulau Wakatobi
Berkunjung ke Wakatobi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim)
seolah menemukan “surga kecil” lainnya di Nusantara, di mana keindahan alam dan suasana
khasnya pasti akan memikat siapa pun yang berkunjung ke sana. Wakatobi adalah surga di atas
dan di bawah untuk para pelancong.
Dari atas kita akan disuguhi oleh indahnya pemandangan alam dan pesisir pantainya,
sedangkan di bawah lautnya kita akan lebih terkesima lagi dengan keragaman biota lautnya.
Memang, Wakatobi termasuk ke dalam jalur segitiga karang dunia, ada 6 negara yang masuk ke
dalam “segitiga emas” ini, terbentang mulai Selatan dari Thailand, Malaysia, Philipina, Indonesia
(Wakatobi, Bali, Kalimantan, Lombok dan Papua), Timor Leste, Papua Nugini dan berakhir di
Kepulauan Solomon di Samudera Pasifik. Kita boleh bangga, Indonesia dengan Wakatobi di
dalamnya, tepat berada di jantung segitiga emas karang dunia tersebut.
Berdasarkan data yang dilansir dari Operational Wallacea, Wakatobi memiliki lebih dari 750
species karang (coral) dari 850 jenis coral di dunia, lebih banyak dan beragam dari keragaman
karang yang dimiliki oleh Karibia. Maka, tidaklah salah kalau kita sebut kalau keindahan dunia
bawah laut Wakatobi setimpal dengan kekayaan di permukaan dan daratannya. Ditambah lagi,
kekayaan budaya di tiap pulau memiliki kekayaan yang beragam.
Tujuan Kemenko Maritim berkunjung ke Wakatobi adalah untuk melaksanakan survei ke
berbagai lokasi wisata di Wakatobi yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo  sebagai
satu dari sepuluh Kawasan Strategis pariwisata Nasional (KSPN) atau 10 Destinasi Wisata
Unggulan Indonesia. Berikut adalah ulasan yang dihasilkan dari pengamatan langsung serta
perbincangan dengan stake holder dan masyarakat setempat.

40
Pulau Wangi-Wangi
Pulau Wangi-Wangi merupakan ibukota dari Kabupaten Wakatobi, Kecamatan di Sulawesi
Tenggara, Indonesia. Wangi-Wangi atau bisa disebut juga Wanci memiliki luas lebih kurang 23.359
km. Secara geografis terbagi dalam 14 desa dan 6 kelurahan. Pulau-pulau kecil yang mengelilingi
pulau ini di antaranya Kapota Kampenaua, Timu, Sumangga, dan Ottoue. Di antara pulau-pulau
kecil itu hanya Kapota saja yang didiami oleh penduduk. Wangi-wangi juga dikelilingi Atol yang
seolah membelit. Menurut masyarakat setempat, Atol inilah yang konon akan melindungi Wangi-
wangi bila terjadi gempa tektonik bawah laut dan terjadi tsunami.
Bagi para wisatawan yang mengunjungi Wangi-wangi. Ada tempat menginap yang nyaman,
yaitu Patuno Resort. Penginapan ini letaknya tidak jauh dari Bandara Matahora, kurang lebih
sekitar 2 Kilometer. Resor ini menawarkan hamparan pemandangan pantai yang menakjubkan,
gaya arsitekturnya tradisional khas pemukiman daerah pesisir yang berbahan dasar kayu. Resor
ini pun biayanya terhitung murah dan terjangkau.
Bagi wisatawan yang tergila-gila dengan snorkeling dan diving, jangan lupa juga untuk
singgah di Sombu Dive, dengan keberadaan patung besar Ikan Napoleon. Lokasi ini sangat jelas
terlihat oleh siapa pun. Lokasinya berada di Teluk yang menjorok ke darat. Selain mendapatkan
panorama tepi pulau yang menakjubkan, pengunjung juga disajikan panorama laut berwarna
hijau kebiru-biruan yang membentang di bawahnya. Jika berkunjung di sore hari, pengunjung
akan menyaksikan sunset di ufuk barat. Berbagai spot yang wajib dikunjung di Wangi-wangi, di
antaranya Cemara Beach, Molii Sahatu Beach, Wungka Toliamba, Goa bawah air di Kontamale,
Teekosapi, dan Topa Mandati. Wangi-wangi juga banyak dihuni oleh Suku Bajo yang banyak
beraktivitas di laut dan sangat bergantung dengan lautan.
Kaledupa
Pulau ini terletak di selatan Pulau Wangi-Wangi di utara Pulau Tomia dan di barat Pulau
Hoga. Kaledupa terdiri dari dua bagian yaitu, Kaledupa seluas 45,50 km² dan Kaledupa Selatan
58,50 km². Dengan jumlah penduduk 17.113 jiwa, ada beberapa lokasi wisata yang sangat
direkomendasikan untuk dikunjung, di antaranya Pulau Hoga, suatu pulau kecil dengan
keragaman biota laut yang mempesona, berjarak sekitar 15 menit perjalanan laut dari Desa
Ambeua. Pengunjung dapat melakukan aktivitas snorkeling, diving, atau hanya sekedar berjemur.
Lalu, ada juga Hutan Mangrove yang berlokasi di Desa Laulua, Desa Langge, Desa Sombano, dan
Desa-desa lainnya. Habitat Mangrove sendiri dinilai sangat penting untuk ekosistem laut di sekitar
Kaledupa. Selain itu, goa alami di Desa Darawa yang memukau siapa pun yang mengunjunginya,
Benteng Ollo dan Masjid agung Bente dengan pesona wisata sejarahnya.
Tomia

41
Tomia terletak di selatan Kaledupa dan timur Hoga, Tomia juga terdiri dari dua bagian, yaitu
Tomia dan Tomia Timur dengan total luas daerah 115.00 km², berpenduduk sekitar 15.789 jiwa.
Spot wisata yang patut dikunjungi di antaranya Marimabuk, sebuah lokasi selam yang terletak di
Kelurahan Waha Tomia. Mengapa tempat ini dinamakan Marimabuk? Karena dijamin di sini. Para
penyelam pasti akan mabuk dengan keindahan karang dan keragaman biota laut di bawah
lautnya. Kemudian, ada Pula Goa bawah air Te’e Lahamba di Desa Patua dan Hendaopa di Desa
Lagole. Goa bawah air ini juga dijadikan sumber air bersih oleh penduduk. Untuk wisata sejarah,
ada Benteng Patua dengan arsitekturnya yang gagah berdiri.
Tomia dengan Pantai Hondue juga menawarkan hamparan pasir putih yang eksotis. Pantai
Lakota juga menyajikan jajanan/kuliner khas daerah sangat memanjakan lidah wisatawan. Pantai
Tomia juga menawarkan keindahan dataran tingginya, biasa disebut Puncak Tomia dengan
hamparan ilalang yang menakjubkan dan sejauh mata memandang adalah lautan yang berwarna
biru yang begitu indah dengan sunsetnya.
Binongko
Binongko terletak di bagian paling selatan gugusan Kepulauan Wakatobi, dengan luas total
156.00 km² dan jumlah penduduk sebanyak 13.463 jiwa. Binongko terbentuk dari gugusan karang
dan sejauh mata memandang kita akan disuguhi pemandangan koral yang unik, ada juga
sejumlah pantai tersembunyi, yaitu Palahidu, Yoro, Buku, Melangka dan We’e. Hutan Mangrove
banyak tersebar di Desa Popalia, Taipabu, dan Makoro. Ada juga Benteng Palahidu, sebuah
Benteng Pertahanan era colonial. Dari sini pengunjung bisa melihat seluruh Kepulauan Wakatobi.
Hal yang menarik di Binongko adalah Taman Batu, sebuah lapangan yang terbentuk dari batu
koral hitam di atas laut yang berlokasi di Desa Walloindi.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah akses bagi para wisatawan yang ingin berkunjung
ke Wakatobi. Perjalanan dari Jakarta—Wakatobi cukup menyita waktu dan sedikit melelahkan
karena belum ada penerbangan langsung ke sana. Perjalanan via udara dari Jakarta harus dilalui
dengan transit terlebih dahulu di Bandara Haluoleo Kendari. Kemudian, perjalanan menyambung
ke Bandara Matahora selama kurang lebih 45 menit. Selain itu, harga tiket yang relatif mahal dan
hanya satu kali jadwal penerbangan setiap harinya juga menjadi kendala tersendiri karena kurang
menguntungkan bagi wisatawan. Oleh karena itu, kita harus tiba di Wakatobi pada waktu sore
hari menjelang malam sehingga waktu kita satu hari terbuang dalam perjalanan. Namun, yakinlah
bahwa kelelahan yanga ada akan terbayar oleh pesona keindahan panorama Wakatobi yang
menyambut langsung ketika kita melangkah keluar pesawat.
(Sumber: Dikutip dari https://maritim.go.id/eksotisme-wakatobi/, 26 Maret 2021, dengan
penyesuaian)

42

Anda mungkin juga menyukai