Menulis Cerpen
Pertemuan Pertama :
Mengingatkan pandemik
Berdoa, salam covid 19 dan menerapkan
Pendahuluan ( 20 Menit)
dan presensi (5 protocol kesehatan (5
menit) menit)
Membangun
konteks dengan Menyebutkan pencapaian
Memberikan motivasi dan
memberikan pembelajaran yang akan
semangat untuk belajar bahasa
pertanyaan hal-hal dicapai pada materi ini (5
Indonesia (5 Menit)
yang sering dibaca menit)
siswa (5 Menit)
Kegiatan Inti (60 Menit)
Discovery Learning
Memberikan nilai ekonomis tentang materi ini sebagai salah satu upaya latihan
menjadi seorang penulis.
3. Memberikan 2. Kesimpulan
penguatan
1. Refleksi
Pertemuan Kedua (90 Menit)
Pendahuluan
1. Melakukan apersepsi pada materi sebelumya yaitu struktur dan kaidah cerpen. Guru memancing siswa untuk
megaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari saat ini.
2. Stimulus, peserta didik ditayangkan sebuah naskah cerpen berjudul “ Pelita Hati yang Kerontang” Karya Khoiriur Rozikin
3. Problem Statement , peserta didik saling berdiskusi nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen tersebut
Peserta didik memberikan komentar terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen tersebut
4. Data collection, peserta didik secara berkelompok terdiri dari 4 orang, karena ini PJJ maka untuk memudahkan
pengelompokan berdasarkan absensi. Peserta didik mendiskusikan nilai-nilai dalam cerpen yang dibaca dan dihubungkan
dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kelompok keci Wa group dengan guru tetap berada didalamnya
5. Data Processing, peserta didik menentukan dan menganalisis nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen, dan menuliskanya
dalam bentuk laporam, peta konsep ataupun salindia.
6. Verifikasi, peserta didik secara berkelompok mempresentasikan hasil diskusi pada group besar dengan peserta didik yang
lain memberikan tanggapan. Presentasi dilakukan secara bergantian.
7 . Generalisasi, peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan pembelajaran hari ini.
KEGIATAN PENUTUP
Kegiatan Pendahuluan
Menyebutkan pencapaian
pembelajaran yang akan dicapai Membangun konteks
Berdoa, salam dan presensi pada materi ini (5 menit) dengan memberikan
pertanyaan nilai-nilai yang
terdapat dalam cerpen
Stimulus
Peserta didik mencermati dan mengidentifikasi unsur intrinsik yang terdapat dalam
cerpen tersebut
Pengumpulan data peserta didik mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai unsur
intrinsik dari buku referensi ataupun media sosial yang berkompeten
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi mengenai unsur intrinsik pada cerpen
tersebut.
Kegiatan Penutup
3. Bersama siswa
menyimpulkan
1 Memberikan
penguatan
2. Refleksi
Pertemuan Keempat
Pendahuluan
Mengingatkan
pandemic covid 19
Berdoa, salam dan dan menerapkan
presensi protocol kesehatan
Memberikan motivasi
dan semangat
Membangun konteks Menyebutkan kepada siswa
dengan memberikan pencapaian
pertanyaan pembelajaran yang
mengenai hal yang akan dicapai pada
menarik untulk materi ini
diceritakan
KEGIATAN INTI
Peserta didik dibagi perkelompok kecil, satu kelompok terdiri dari 4 orang. Peserta didik
membuat wag dengan guru bidang studi di dalmnya.
Peserta didik disajikan ppt berisi struktur, kaidah, dan unsur teks cerpen melalui kiriman pada wag atau
tayangan di webinar oleh guru. Peserta didik diminta mencermatinya.
Prapenulisan
1. Peserta didik bersama kelompoknya kembali merinci kerangka karangan (draf kasar cerita) yang akan dibuat
cerpen utuh. Dalam proses pendrafan ini, peserta didik menggunakan masukan dari kelompoknya.
2. Peserta didik mulai menulis cerita pendek utuh secara individu berdasarkan kerangka karangan (draf kasar cerita)
yang telah disusun bersama kelompoknya. Dengan kreativitas dan imajinasi masing-masing, siswa boleh
menambahkan, atau mengubah akhir cerita.
3. Peserta didik dibimbing oleh guru dari mulai tahap menulis awal cerpen, tengah, hingga akhir cerpen.
Kegiatan Penutup
1. Membuat 3. Memberikan
rangkuman/ umpan balik
simpulan terhadap
pelajaran. proses dan
hasil
pembelajaran
2. Melakukan
refleksi
terhadap
kegiatan yang
Lembar Kerja Peserta Didik sudah
Reguler dan Tunarungu
dilaksanakan.
Pertemuan Pertama
Indikator Pembelajaran: 1. Peserta didik dapat mengidentifikasi struktur cerpen dan
kaidah kebahasaan cerpen
Nama :
Kelas :
Petunjuk:
Setelah kalian memcermati tayangan pada link Instagram pada kegiatan sebelumnya. Silakan
kamu jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Setiap teks memiliki struktur, tuliskan dan jelaskan struktur teks dari cerpen!
(skomaksimal:2)
2. Selain memiliki struktur teks, cerpen juga memiliki kaidah kebahasaanya
tersendiri. Jelaskan kembali kaidah kebahasaan dari teks cerpen tersebut!
(skor: 2)
3. Pada laman tautan Instagram terdapat juga contoh dari sebuah cerpen, silakan
kalian buka kembali tautan tersebut, baca dengan seksama!(skor:4)
Sudah kalian baca, sekarang tentukan bagaimana struktur dari cerpen tersebut!
4. Baca kembali cerpen tersebut, kali ini tentukan kaidah kebahasaan dari teks cerpen
tersebut!
5. Setelah kalian memahami dari struktur dan kaidah kebahasaan sebuah cerpen. Silakan
berikan pendapat dan kesimpulanmu mengenai sebuah teks cerpen! (skor:4)
Indikator Pembelajaran:
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi struktur cerpen dan kaidah kebahasaan cerpen
REFLEKSIRER
Setelah kalian mempelajari struktur dam kaidah kebahasaan pada cerpen, pada hari ini. Ungkapkanlah
pengalaman belajarmu!
Kelas :
Petunjuk: Cermati tayangan cerpen yang berjudul “Pelita Hati yang Kerontang dengan seksama”, setelah
itu coba kalian kerjakan soal-soal berikut ini!
Awan hitam menyelimuti pagi itu. Matahari seakan enggan menunjukkan kegagahan sinar putihnya.
Nyanyian istiqomah burung pipit tak lagi terdengar di seantero telinga manusia, seakan mereka berjanji tuk
berpuasa bersama. Adakah mereka tahu dan memberikan sinyal kedaruratan akan terjadinya peristiwa
yang mendukakan slah satu madrasah di bumi ini.
Ya, mereka tahu akan pagi yang mendukakan setiap insan karena pada pagi itu Niwa, sang wanita
sholehah nana sabar dipanggil sang pemilik cinta dan kesabaran yang sesunguhnya. Tak begitu lama Niwa,
kukenal, namun kepribadian yang begitu mengasyikan dan berbeda banyak dengan kebanyakan pribadi
orang sekarang serta selalu memberikan nasehat bagi insan yang berpikir.
Ingat benar aku di saat Niwa dengan semangat membonceng adiknya ke rumahku untuk
mengumpulkan tugas tik yang menurut sebagian besar siswaku begitu kompleks dan merepotkan sehingga
menghabiskan waktu bersantainya.
Aku pun bertanya kepada dia, “Ni, apakah kamu capek mengerjakan ini semua?”
Niwa dengan tersenyum manisnya menjawab,”Ah tidak kok Kak. Ini tugas dan kewajiban saya sebagai
siswa yang ingin bisa.” Ya ingin bisa, itulah jawaban yang begitu penuh makna. Aku pun trenyuh ketika tahu
bahwa Niwa adalah gadis yang mengidap penyakit dalam yang kapan saja bisa merenggut jiawanya. Niwa,
kau begitu kuat, walau penyakit kronis itu kau derita namun kau tak pernah alpa untuk memperhatikan
tugas muliamu menjadi seorang siswa.
Sebagai manusia yang bisa dibilang tak terbeban berat, aku kadang malu padanya. Dia gadis
yangbegitu semangat. Walau kadang kulihat mata sayunya dia tak bisa membohongi penyakitnya yang
begitu menyakitkan. Dalam mengerjakan tugas dia selalu tepat waktu, berbeda jauh denganku. Ya, aku
sosok tak terbeban namun selalu ketinggalan. Ketinggalan dalam kewajiban. Bagiku “Ah, bisa besok, ah
bisa …lusa, ah bisa…minggu depan, pada akhirnya ah aku malas.” Ya, begitulah diriku yang pemalas yang
harus diingatkan kepala madrasah, namun tetap selalu mengharapkan ketenangan instan tanpa ada
perjuangannya.
Mungkin hal inilah yang membuat goresan tinta terakhirmu itu menjadi jawaban alasan kenapa engkau
enggan menceritakannya. “Jangan pikirkan aku, aku baik-baik saja, kalian fokuskan saja pada ujian,
belajar..” “ Belajar” kat itulah yang menggetarkan hati ini. Di saat engkau berjuang melawan kesakitan
penyakitmu, namun tak melupakanmu pada kewajiban belajar. Sungguh aku tak bisa berkata dan
menggambarkan betapa bodoh dan tak bersyukurnya diri ini. Diri yang selalu akan lupa dengan kewajiban
yang diperintahkan Nabi. Perintah yang dimulai sejak lahir sampai menempati liang lahat.
Kini yang kau titahkan dalan prasasti konstitusi yang berjudul “Kpd. Yth teman-teman musholla putri”
telah menjadi kenyataan. Kau bilang takkan lagi ditemukan dalam rumah duniamu yang fana itu. Ya ku tahu
kau telah boyong pindah kerumah firdausmu di surge sana. Kau telah lunas mengkredit rumah besarmu
dengan cicilan kesabaran dan keikhlasanmu. Kau telah sukses membangun rumah mewah nan megah
tanpa khawatir bocor gentingnya seperti bocor ginjalmu dulu.
1. Pada setiap karya sastra baik prosa maupun puisi, terdapat hal-hal yang memiliki nilai-nilai hidup.
Menurutmu apa sajakah nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah cerpen? (5)
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………..……………………………………
2. JIka kalian dapat dengan tepat menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah cerpen, coba
kalian amati kembali cerpen pada tayangan tadi. Nilai-nilai apa sajakah yang dominan yang terdapat
pada cerpen tersebut, jelaskan! (4)
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
3. Setelah kalian menemukan nilai-nilai yang dominan pada cerpen tersebut, nah, saat ini kaitkanlah nilai-
nilai kehidupan tersebut dengan keadaan siswa pada saat ini, apakah masih relevan? Berikan
penjelasanmu! (5)
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………
4. Menurutmu, apakah pengarang pada cerpen tersebut telah memasukkan nilai- nilai yang dapat
memberikan inspirasi pada pelajar saat ini?(3)
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..……………………………….
5. Berikan kesimpulanmu terhadap nilai-nilai yang terdapat pada cerpen tersebut! (3)
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………….
Pertemuan Ketiga
Indikator Pembelajaran: 3. Peserta didik dapat menanggapi unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen (90
Menit)
Nama :
Kelas :
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………………………………………………………
………….
2.Perhatikan komplikasi pada kedua teks tersebut! Manakah yang secara lebih detil dan kentara terjadinya
konflik batin? Jelaskan dengan menggunakan bahasamu!
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
3.Apa yang membatasi teks 2 sehingga menjadi lebih singkat dari teks 1?
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………..………………………………………………………………………………………………………
4. Perwatakan yang diangkat pada teks 2 lebih singkat. Jelaskan perwatakan apa yang ada pada teks 2!
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………..………………………………………………………………………………………………………………
5. Mengapa unsur intrinsik dari cerpen cenderung sederhana dan relatif tunggal? Jelaskan!
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
Teks 1:
Pertanda
Dua ratus ribu rupiah kudapat hari ini. Bergegas kulangkahkan kakiku kembali ke rumah
secepatnya. Aku tak ingin semua kelaparan karena keterlambatanku kembali. Sudah lima bulan semenjak
pandemi terjadi ayah tak mendapat pemasukan sama sekali dari usaha jok kursinya. Ayah sudah berusia 55
tahun dan ibu berusia 60 tahun, sudah cukup tua untuk mencoba peruntungan mengais rejeki. Dengan
kesadarankulah sebagai putra tertua dan yang merasa bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup
keluarga, aku harus bekerja di sela-sela kegiatan belajar dari rumah.
Ibu sedang menanak nasi ketika aku datang. Kusodorkan uang dua ratus ribu rupiahku upah
menjadi kenek bangunan selama dua hari. Ibu tertegun, menatapku seakan tak percaya menerima uang itu
dariku. “Din, sebentar lagi kamu ujian, kamu sudah kelas 12, Nak! Jangan kau paksakan bekerja, nanti tugas
dan nilaimu anjlok,” suara Ibu lirih kepadaku. “Gak, apa-apa bu. Aku ikhlas bantu ibu, dan bapak. Doakan saja
aku bisa membagi waktu ya bu,” kataku sambil bergegas mandi untuk pergi mengaji di mushola.
Tak tega aku dengan tubuhnya yang berusaha menyenangkan ibu dan bapaknya. Seharusnya dia
tak usah memikirkan periuk nasi dan pinggan lauk di rumah ini. Tapi apa daya aku dan ibunya telah berusaha
sekuat tenaga mencari penghasilan lain. Usahaku mandek karena pandemi, tak tega juga aku merumahkan
pegawaiku tanpa uang gaji, karena banyak manusia yang harus diberikan asupan makan. Sisa tabunganku
kugunakan untuk memberikan kepalan uang kepada mereka, minimal untuk bertahan sebulan. Hingga tak
bersisa uang di tabungan. Istriku dan tiga anakku tak mengeluh, tapi aku tau sinar mata mereka merasa sedih.
Tubuh mudanya membuat dia menanggung keluarga, yang harusnya aku lakukan kini berpindah ke tanggung
jawabnya.
“Ah, UI, bagaimana caraku menyampaikannya kepada Bapak? Tentu Bapak senang aku
memperolehnya tapi bagaimana dengan biayanya? Jika kulepas sayang juga,” runtukku pada diriku sendiri.
Kugenggam kertas hasil cetak pengumuman SNMPTN undangan. Sebersit bangga pada diriku, bahwa aku
sudah membanggakan ibu dan bapak. Tiba-tiba kepalaku pusing, gelap, hingga samar-samar suara hilang dari
pendengaranku, terbayang senyum bapak, ibu, Lila, dan Haziq……..
Teks 2
Senyum
Senyum milik semua orang tak terkecuali aku. Aku juga punya senyum yang digunakan untuk
berinteraksi dengan orang lain. Entah senyum sinis kepada Erlan yang selalu merudung Luki, atau senyum
manis malah teramat manis yang kuberikan kepada Fira adik kelas yang cantik tiada tara menurutku. Sampai
senyum pahit, hambar, hingga mengejek semua orang punya, begitu pun juga aku. Hingga suatu hari aku
harus berurusan dengan guru BK gara-gara senyum.
Iya gara-gara senyum, bayangkan hanya karena aku sedang membayangkan Fira berjalan
denganku. Tentu ekspresi senyum yang kutampilkan, hingga guru matematika marah karena aku merasa
tidak memperhatikanya ketika menjelaskan soal, sesungguhnya aku memerhatikan hanya saja sepersekian
detik tiba-tiba wajah Fira yang manis melintas dalam otakku. Oh senyum, senyum kenapa bisa membuat aku
senyum-senyum sendiri…..
(erny isti)
Refleksi guru
Kelas :
Petunjuk : Setelah kalian memahami struktur dan kaidah kebahasaan, kalian juga mampu
mengidentifikasi nilai-nilai dalam sebuah cerpen, serta kalian memahami unsur-unsur dari sebuah cerpen,
saat ini kalian akan diminta untuk membuat sebuah cerpen. Untuk itu ikutilah langkah-langkah berikut ini!
Gadis berkerudung putih duduk mematung dekat tiang sebelah timur. Sedari tadi ia tidak hentinya menarik nafas-
nafas panjang. Membiarkan ujung-ujung syaraf di hidungnya mendeteksi satu per satu bau yng bercampur baur
diudara. Sekilas tadi ia mencium bau yang asing, bau yang tiba-tiba saja menggetarkan hatinya, memompa denyut
jantungnya sedemikian cepat entah kenapa membuat ia begitu penasaran, satu-satunya bau yang bisa
menajamkan bulu kuduknya. Bahkan, ia sempat merasa rela mengejar kemana saja asal ia tahu apa sesungguhnya
sumber bau itu.
3. Suntinglah kesalahan penulisan kata atau kalimat dalam kutipan cerpen tersebut( tulis dan
beri tanda pada perbaikannya)
Pengayaan untuk siswa tunarungu!
Down
1. cerpen
2. deskripsi tokoh langsung
3. Setting
4. pesan dalam cerita
6. Keterangan waktu
SSOAL PENGAYAAN
Setelah kalian mampu memahami dan menulis cerpen dengan baik. Untuk lebih mendalami
kemampuan kalian jawablah soal-soal berikut ini!