Anda di halaman 1dari 26

MODUL AJAR TEKS EKSPOSISI FASE E KELAS X SMA

Nama Nur Ainun Sari, S.Pd. Jenjang/Kelas SMA/10

Asal sekolah UPT SMA Negeri 11 Makassar Mapel Bahasa Indonesia


Alokasi 4 pertemuan Target Peserta Peserta didik reguler
waktu (1 pertemuan = 2 x 45 menit) Didik
Profil pelajar ● Bernalar kritis yang Model Tatap muka
Pancasila ditunjukkan melalui pembelajaran
yang kegiatan mengenali dan
berkaitan menganalisis informasi.
● Mandiri yang
ditunjukkan melalui
kegiatan mencari tahu
kebenaran informasi.
● Kreatif, yang
ditunjukkan melalui
mengolah informasi
yang diperoleh.
Fase E Domain Mapel Menyimak

Capaian Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi
Pembelajaran dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta
didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi informasi dari
berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu menyintesis gagasan
dan pendapat dari berbagai sumber. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam
diskusi dan debat. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk menyampaikan
pendapat dan mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara
kritis dan etis.
Capaian Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran,
Elemen perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai tipe teks
(nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
Tujuan 1. Peserta didik mampu mengidentifikasi infomasi pada teks eksposisi melalui kegiatan
Pembelajaran menyimak.
2. Peserta didik mampu mengembangkan informasi teks eksposisi melalui kegiatan
menyimak.
3. Peserta didik mampu memproduksi informasi teks eksposisi melalui kegiatan
menyimak.
4. Peserta didik mampu mengevaluasi informasi teks eksposisi melalui kegiatan
menyimak.
Kata kunci Mengenali dan menganalisis informasi
Deskripsi Peserta didik mengenali dan menganalisis informasi pada teks eksposisi, mengevaluasi
umum teks eksposisi, dan mengkreasi informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.
kegiatan
Materi ajar,  Buku penunjang yang memuat teks eksposisi
alat, dan  KBBI luring/daring: https://kbbi.kemdikbud.go.id/
bahan  PUEBI luring/daring:https://puebi.readthedocs.io/en/latest/
 Video/rekaman/radio/majalah/koran yang berisi teks eksposisi
 Internet/laptop/kertas/alat tulis
Sarana dan Laptop, LCD proyektor, jaringan internet, power point, LKPD, aplikasi mengajar
Prasarana lainnya.

Pemahaman Bermakna
Manfaat yang akan diperoleh setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik mampu
menyimak untuk mengenali, menganalisis, dan mengevaluasi informasi melalui teks
eksposisi.
Pertanyaan Pemantik
 Jenis karangan ada beberapa macam, dapatkah kalian menyebutkannya?
 Seperti apakah teks eksposisi itu?
Pengaturan Siswa Metode Pembelajaran
 Individu  Ceramah
 Berpasangan  Presentasi
 Berkelompok  Diskusi
Jenis Asesmen Ketersediaan Materi
 Asesmen diagnostik: penilaian  Pengayaan untuk peserta didik
diberikan di awal kegiatan berpencapaian tinggi.(Tidak)
pembelajaran, dilihat dari kesiapan  Penjelasan untuk peserta didik yang
peserta didik di awal pembelajaran, sulit memahami konsep. (Tidak)
peserta didik dapat menjawab atau
mengungkapkan pendapat tentang
kompetensi awal yang diberikan guru.
 Asesmen formatif: penilaian saat
pembelajaran berlangsung.
 Asesmen sumatif: soal diberikan di
akhir pembelajaran.
Persiapan Guru
 Menyiapkan materi pembelajaran dalam bentuk power point atau buku paket mengenai
teks eksposisi.
 Menyiapkan video/rekaman/majalah/koran yang berupa teks eksposisi.
 Menyiapkan teks eksposisi.
 Menyiapkan LKPD.
 Menyiapkan asesmen.
Urutan Kegiatan

Mengidentifikasi Mengembangkan Memproduksi Mengevaluasi


Teks Eksposisi Teks Eksposisi Teks Eksposisi Teks Eksposisi
(2 x 45 menit) (2 x 45 menit) (2 x 45 menit) (2 x 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN 1
Materi Pembelajaran : Mengidentifikasi Teks Eksposisi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk
memulai pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari. Misalnya, “Berita apa yang sedang hangat
diperbincangkan sekarang?”
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti (Model Discovery Learning) (70 menit)
 Fase 1
 Peserta didik menyimak contoh teks eksposisi yang sedang hangat diperbincangkan
dari video/rekaman/koran/internet.
 Fase 2
 Peserta didik merespons isu tersebut.
 Peserta didik membaca d u a teks eksposisi yang terdapat pada Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD)/buku paket/tayangan slide yang telah dipersiapkan oleh guru.
 Peserta didik bertanya jawab tentang mengenai teks tersebut. Misalnya, Bagaimana
ciri-ciri teks eksposisi? Bagaimana struktur teks eksposisi? Bagaimana kaidah
kebahasaan teks eksposisi? Bagaimana membedakan fakta dan opini?
 Fase 3
 Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai topik yang dibahas melalui buku,
internet, atau wawancara.
 Fase 4
Peserta didik mengolah informasi mengenai mengidentifikasi ciri-ciri, struktur, kaidah
kebahasaan, serta fakta dan opini.
 Fase 5
 Peserta didik berdiskusi untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan
pembuktian pada data yang ditemukan.
 Fase 6
 Peserta didik membuat simpulan terhadap materi yang dikaji dan menuliskannya
pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
 Peserta didik mempresentasikannya secara bergiliran.
 Peserta didik yang dari kelompok yang lain menanggapinya
Kegiatan Penutup (10 Menit)
 Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai mengidentifikasi teks
eksposisi.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
 Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu mengembangkan teks eksposisi.
 Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.
PERTEMUAN 2
Materi Pembelajaran : Mengembangkan Teks Eksposisi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk
memulai pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari. Misalnya, "Bagaimana membedakan infomasi asli dan
hoaks?"
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran
Kegiatan Inti (Model Problem Based Learning) (70 menit)
 Peserta didik menyimak sebuah video/rekaman/teks eksposisi yang dibacakan teman
mengenai berita, seperti pendidikan, ekonomi, olahraga, sosial, atau budaya. Contoh
video/rekaman berita "Kuota Internet Jadi Kendala Belajar Secara Online" yang dapat
diakses melalui https://www.youtube.com/watch?v=UuFtp-0ChU4 atau teks bacaan
"Problematika Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19".
 Guru membentuk kelompok yang terdiri atas dua peserta didik.
 Peserta didik mendiskusikan isi informasi dalam teks.
 Bagaimana isi informasi dalam video/rekaman/teks?
 Bagaimana mengembangkan informasi dalam video/rekaman/teks?
 Peserta didik diberikan bimbingan oleh guru melalui kegiatan menyimpulkan dan
menanggapi informasi.
 Peserta didik mengumpulkan informasi melalui buku/internet/perpustakaan/bertanya
kepada guru.
 Peserta didik menyajikan hasil karya pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
 Peserta didik mempresentasikan hasil karya mereka secara lisan.
 Peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka terhadap
masalah yang ditemukan.
Kegiatan Penutup (10 Menit)
 Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai mengembangkan teks
eksposisi.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
 Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu memproduksi teks eksposisi.
 Guru menugaskan peserta didik untuk mengamati isu yang sedang hangat diperbincangkan
yang faktual.
 Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.
PERTEMUAN 3
Materi Pembelajaran : Memproduksi Teks Eksposisi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk
memulai pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti (Model Discovery Learning) (70 menit)
 Fase 1
 Peserta didik mengamati video yang ditayangkan oleh guru mengenai isu/topik yang
sedang hangat diperbincangkan.
 Fase 2
 Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 4 - 5 peserta didik.
 Peserta didik bertanya jawab mengenai video tersebut.
 Peserta didik merespons pertanyaan dari guru
 Masalah apa yang terdapat dalam video tersebut?
 Bagaimana fakta dan opini yang terdapat video tersebut?
 Fase 3
 Peserta didik mengamati topik/masalah yang menarik. Misalnya, dampak belajar
secara daring.
 Peserta didik memilih topik yang dikuasai.
 Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai topik tersebut dari berbagai sumber.
 Fase 4
 Peserta didik mengolah informasi mengenai 1) membuat kerangka teks eksposisi; 2)
mengembangkan kerangka teks eksposisi.
 Fase 5
 Setiap kelompok berdiskusi untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan
pembuktian pada data yang ditemukan.
 Fase 6
 Peserta didik menuliskan teks eksposisi dengan format yang diberikan.
 Peserta didik peserta didik merancang teks eksposisi yang telah dibuat dalam bentuk
video/presentasi power point/lisan/rekaman.
Kegiatan Penutup (10 Menit)
 Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai memproduksi teks
eksposisi.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
 Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu mengevaluasi teks eksposisi
yang telah dibuat dalam bentuk video/presentasi power point/lisan/rekaman.
 Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.
PERTEMUAN 4
Materi Pembelajaran : Mengevaluasi Teks Eksposisi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa untuk
memulai pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti (Model Cooperative Learning) (70 menit)
 Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.
 Guru menyampaikan tujuan kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik, yaitu
menyimak dan mengevaluasi teks eksposisi yang telah ditulis sebelumnya dalam
bentuk presentasi video/power point/rekaman.
 Fase 2: Menyajikan informasi.
 Guru menyampaikan hal-hal yang harus dilakukan setiap kelompok untuk menyimak
dan mengevaluasi presentasi kelompok lain yang disajikan dalam bentuk presentasi.
 Fase 3: Mengorganisasi peserta didik dalam beberapa kelompok.
 Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai pembagian kelompok pada
pertemuan sebelumnya.
 Setiap kelompok mempresentasikan video/power point/rekaman.
 Fase 4: Membantu kerja tim dan belajar.
 Setiap kelompok menyimak presentasi.
 Peserta didik bertanya jawab mengenai presentasi video/power point/rekaman.
 Guru membantu setiap kelompok mengevaluasi presentasi kelompok lain.
 Fase 5: Mengevaluasi
 Setiap kelompok melaporkan hasil evaluasi dari hasil kegiatan menyimak presentasi
video/rekaman/power point.
 Fase 6: Memberikan pengakuan dan penghargaan.
 Guru memberikan apresiasi dalam bentuk pujian dan penilaian terhadap hasil kegiatan
menyimak dan mengevaluasi setiap kelompok.
Kegiatan Penutup (10 Menit)
 Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengenai mengevaluasi teks
eksposisi.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
 Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya.
 Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.
Pelaksanaan Asesmen
Sikap
 Melakukan observasi selama kegiatan berlangsung dan menuliskannya pada jurnal, baik
kegiatan positif dan negatif
 Melakukan penilaian antarteman.
 Mengamati refleksi peserta didik.
Pengetahuan
 Memberikan tugas tertulis, lisan, dan tes tertulis
Keterampilan
 Presentasi
 Proyek
 Portofolio

Kriteria Penilaian

Rubrik Penilaian: Mengidentifikasi Teks Ekposisi


Nomor Indikator Skor
Soal
1 Menentukan ciri-ciri teks eksposisi pada kedua teks dengan tepat. 16 – 25

Menentukan ciri-ciri teks eksposisi pada kedua teks kurang tepat. 5 – 15

2 Mengidentifikasi struktur teks eksposisi pada kedua teks dengan tepat. 16 – 25


Mengidentifikasi struktur teks eksposisi pada kedua teks kurang tepat. 5 – 15
3 Mengidentifikasi kaidah kebahasaan teks eksposisi pada kedua teks 16 – 25
dengan tepat.
Mengidentifikasi kaidah kebahasaan teks eksposisi pada kedua teks kurang 5 – 15
tepat.
4 Mengidentifikasi fakta dan opini pada kedua teks eksposisi dengan tepat. 16 – 25

Mengidentifikasi fakta dan opini pada kedua teks eksposisi kurang tepat. 5 – 15

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = × 𝟏𝟎𝟎 = ⋯
𝟏𝟎𝟎

Rubrik Penilaian: Mengembangkan Teks Eksposisi


Nomor Aspek Penilaian Skor Skor Maksimal
Soal
1 Menentukan gagasan pokok dengan tepat. 30 30
Menentukan gagasan pokok dengan kurang tepat. 15
2 Menentukan gagasan penjelas dengan tepat. 35 35
Menentukan gagasan penjelas kurang tepat 20

3 Mengembangkan isi teks eksposisi dengan logis. 35 35


yang logis.
Mengembangkan isi teks eksposisi kurang logis. 20
Total 100

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉


𝑵𝑨 = × 𝟏𝟎𝟎 = ⋯
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

Rubrik Penilaian Keterampilan: Menulis Teks Eksposisi


Nama Peserta Didik:
Kelas /Semester:
Tanggal Penugasan:
Nomor Instrumen Skor
1. Pemilihan topik yang tepat 10
2. Penyajian fakta-fakta yang sesuai. 10
3. Penggunaan struktur yang lengkap. 30
4. Penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. 20
5. Penggunaan kalimat efektif yang tepat. 15
6. Penggunaan paragraf yang padu. 15
Total 100

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉


𝑵𝑨 = × 𝟏𝟎𝟎 = ⋯
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

Rubrik Penilaian: Mengevaluasi Teks Eksposisi melalui Kegiatan Menyimak


Nama Kelompok:
Kelas /Semester:
Tanggal Penugasan:
Nomor Instrumen Skor Maksimal
1 Mengevaluasi isi dengan tepat. 30
2 Mengevaluasi struktur dengan tepat. 30
3 Mengevaluasi kebahasaan dengan tepat. 40
Total 100

Rubrik Penilaian Presentasi

No Nama Aspek penilaian Total


Kelancaran Kelengkapan Kebenaran Nilai
Informasi Isi
1
2
3
4
Pedoman Penskoran
Kriteria Rentang Skor Skor Maksimal
Aspek Penilaian
Kelancaran Sangat lancar 85-100 100
menyampaikan isi teks
Cukup lancar 70-84
menyampaikan isi teks
Kurang lancar 55-69
menyampaikan isi teks
Tidak lancar 54-40
menyampaikan isi teks
Kelengkapan informasi Isi teks yang disampaikan 85-100 100
sangat lengkap
Isi teks yang disampaikan 70-84
sedikit kurang lengkap
Hanya separuh isi teks 55-69
yang disampaikan
Isi teks yang disampaikan 54-40
hanya sedikit
Kebenaran isi Isi teks yang disampaikan 85-100 100
benar semua
Isi teks yang disampaikan 70-84
hampir benar semua
Isi teks yang disampaikan 55-69
separuh yang benar
Isi teks yang disampaikan 54-40
sebagian besar salah
Total

Rubrik Penilaian Diskusi


No Nama Aspek penilaian
Aktivitas Tanggung Keberanian
dalam Jawab Berpendapat
Kelompok Individu
1
2
3
4
Keterangan:
Sangat baik = 12 – 15
Baik = 9 – 11
Cukup baik =6–8
Kurang Baik =3–5
Tidak baik =1–3

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = × 𝟏𝟎𝟎 = ⋯
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

Pengayaan dan Remedial


Pengayaan
 Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi
pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai
kompetensi dasar (KD).
 Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta didik.
 Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar
diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan atau pendalaman materi
(kompetensi), antara lain pemberian tugas untuk mencari, menganalisis, dan mendiskusikan
teks berita yang benar dan teks berita yang hoaks.
Remedial
 Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang capaian kompetensi dasarnya (KD)
belum tuntas.
 Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum tuntas.
 Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum tuntas dalam bentuk
pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, belajar kelompok, pemanfaatan tutor sebaya
bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian.

REFLEKSI PESERTA DIDIK DAN GURU


Refleksi Peserta Didik
 Hal-hal apa saja yang Anda dapatkan selama pembelajaran menyimak teks eksposisi?
 Kendala apa yang Anda temui selama pembelajaran menyimak teks eksposisi?
 Bagaimana Anda mengatasi kendala selama pembelajaran menyimak teks eksposisi
berlangsung?
 Manfaat apa yang Anda dapatkan dari pembelajaran teks eksposisi?
Refleksi Guru
 Apakah peserta didik antusias mengikuti pembelajaran menyimak teks eksposisi?
 Apakah peserta didik mampu memahami materi menulis teks eksposisi?
 Apakah peserta didik mampu menganalisis teks eksposisi?
 Apakah peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan memperhatikan ejaan bahasa
Indonesia dengan baik?
 Bagaimana penggunaan model, metode, dan teknik pembelajaran?
 Kendala apa yang ditemui saat pembelajaran menyimak teks eksposisi berlangsung?
 Bagaimana mengatasi segala permasalahan yang terjadi?
 Bagaimana hasil pembelajaran mengevaluasi teks eksposisi?
LAMPIRAN

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester : Pertemuan 1
Topik : Mengidentifikasi Teks Eksposisi

Kegiatan Peserta Didik

Bacalah kedua teks eksposisi berikut!


Teks 1
Manfaat Air Untuk Kesehatan
Tubuh manusia mengandung 70% air, jadi air adalah
cairan penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Setiap hari kita
akan kehilangan cairan tubuh karena tubuh kita membutuhkan
cairan untuk bergerak dan bergerak. Cairan akan hilang karena
keringat, pernapasan, dan ekskresi. Oleh sebab itu, jangan
sampai tubuh kita kekurangan cairan yang bisa menyebabkan
dehidrasi.
Minum air hingga 8 gelas sehari sangat disarankan
agar tubuh kita tidak kekurangan cairan dan air juga memiliki
Gambar 1: Manfaat Air Putih banyak manfaat bagi tubuh kita. Selain memenuhi kebutuhan
cairan dalam tubuh kita, itu juga bisa mencegah kulit kering.
Air adalah hal utama yang dibutuhkan oleh tubuh untuk memuaskan cairan tubuh manusia dengan
menjaga cairan tubuh terpenuhi, kita terhindar dari penyakit dan dapat memberikan energi pada otot dan sendi
kita. Sehingga dengan minum air, sumsum tulang belakang dan sistem tubuh kita akan terlindungi.
Air juga menawarkan manfaat bagi kulit kita karena dapat menjaga kelembaban dan membuat kita
dingin. Air juga bisa mengontrol asupan kalori yang kita konsumsi, sehingga porsi makanan kita tidak
berlebihan.
Dapat disimpulkan bahwa air memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita dan juga menjaga kesehatan
tubuh untuk menghindari berbagai penyakit yang menyerang.
(Sumber: https://majalahpendidikan.com/teks-eksposisi-tentang-kesehatan/)
Teks 2
Kesadaran Masyarakat Indonesia akan Kebersihan Masih Rendah
Mayoritas masyarakat Indonesia ternyata tidak peduli akan kebersihan. Hal itu berdampak pada
lingkungan sekitar dan juga kesehatan. Dari data riset Kementerian Kesehatan diketahui hanya 20 persen dari
total masyarakat Indonesia peduli terhadap kebersihan dan kesehatan. Ini berarti, dari 262 juta jiwa di
Indonesia, hanya sekitar 52 juta orang yang memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekitar dan
dampaknya terhadap kesehatan.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, Purnawan Junaidi tak membantah
temuan ini. Purnawan menyebut, hal ini bahkan dapat
dilihat di dalam kebiasaan sehari-hari dan pola sanitasi
masyarakat Indonesia. Misalnya, masih banyak
masyarakat Indonesia yang tidak memiliki jamban dan
fasilitas sanitasi yang memadai di tempat tinggalnya.
Menurut laporan Riskesdas, hanya 59,8 persen
rumah tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas
Gambar 2: Menjaga Kebersihan Lingkungan sanitasi yang sesuai standar. Selain itu, pola atau
kebiasaan higienitas yang baik seperti sikat gigi dan cuci
tangan juga masih belum dilakukan seluruh masyarakat Indonesia.
Kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah terhadap kebersihan berpengaruh besar terhadap
kesehatan. Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan diare adalah dua penyakit utama yang
disebabkan oleh lingkungan hidup yang kurang bersih. Menurut laporan Riskesdas, diare bahkan merupakan
penyebab 31 persen kematian anak berusia 1 bulan hingga 1 tahun. Sedangkan, rata-rata prevalensi penyakit
ISPA di Indonesia mencapai angka 25 persen, dengan angka tertinggi 41,7 persen dari provinsi Nusa Tenggara
Timur.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kebersihan, menurut Purnawan,
perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi higienitas masyarakat. Faktor yang pertama adalah akses
sanitasi yang memadai. Akses sanitasi ini tidak hanya meliputi jamban dan fasilitas sanitasi lain yang sesuai
dengan standar kesehatan, tetapi juga tersedianya air bersih. Menurut Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah Jakarta, 41 persen sumur yang ada di lingkungan rumah tangga di Jakarta hanya berjarak 10 meter
dari septic tank. Hal ini menunjukkan bahwa air yang digunakan masyarakat masih belum sesuai dengan
standar kesehatan.
Faktor kedua adalah perilaku dan kebiasaan masyarakat itu sendiri mengenai kebersihan. Hal ini dapat
berupa kebiasaan-kebiasaan kecil, dari membuang sampah di tempatnya hingga rajin mencuci tangan. Perilaku
dan kebiasaan adalah sesuatu yang diajarkan sejak kecil, terutama lewat keluarga dan lingkungan sekolah.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pihak sekolah untuk menanamkan kebiasaan positif pada anak-
anak.
Faktor yang terakhir adalah budaya di masyarakat sekitar. Budaya yang diadopsi suatu masyarakat di
wilayah tertentu pastinya berpengaruh terhadap kebiasaan dan perilaku yang diajarkan ke tiap individu. Oleh
karenanya, kata Junaidi, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kebersihan dan kesehatan, perlu
kerja sama dari berbagai macam sektor, dari pemangku kebijakan yang memegang regulasi, akademisi,
pelaksana, hingga masyarakat itu sendiri.
(Sumber: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180423183600-255-292946/kesadaran-
masyarakat-indonesia-akan-kebersihan-masih-rendah)

Pertanyaan:

1. Bagaimana ciri-ciri kedua teks tersebut?


2. Bagaimana struktur kedua teks tersebut?
3. Bagaimana kaidah kebahasaan kedua teks tersebut?
4. Apa fakta dan opini pada kedua teks tersebut?
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester : Pertemuan 2
Topik : Mengembangkan Teks Eksposisi

Kegiatan Peserta Didik

1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 2 anggota kelompok (berpasangan)


2. Simaklah video/rekaman/teks yang diberikan oleh guru!
3. Jawablah pertanyaan pada tabel analisis berikut!
4. Laporkanlah hasil diskusi Anda di depan kelas!
Simaklah informasi yang terdapat dalam teks berikut yang akan dibacakan oleh guru atau
teman Anda!
Problematika Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19
Sebulan setengah sebelum memasuki Ramadhan 1441 H, yaitu tepatnya tanggal 2 Maret
2020, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyampaikan pengumuman bahwa ada 2 warga
negara Indonesia yang positif terkena virus Covid-19. Pengumuman tersebut tentunya membuat
masyarakat kaget, cemas, dan khawatir karena penyakit tersebut adalah penyakit yang mudah
menular antarsesama manusia. Semenjak diumumkan, warga diminta untuk tetap tenang tetapi
waspada dengan mengurangi aktivitas di luar rumah dan menerapkan protokol kesehatan dengan
cara mencuci tangan sesuai dengan handsanitizer, memakai masker, serta menjaga stamina tubuh
dengan cara makan dan minum bergizi.
Dalam perkembangan berikutnya, WNI yang positif terpapar corona semakin banyak.
Sebagai upaya pencegahan meluasnya penyebaran virus ini, pada tanggal 15 Maret 2020 Presiden
RI Joko Widodo mengumumkan social distancing atau jaga jarak antar satu dengan yang lain
menjadi hal yang sangat penting dilakukan. Presiden juga menyampaikan bahwa saatnya
masyarakat kerja dari rumah, belajar dari rumah, serta beribadah di rumah. Kebijakan tersebut
menyebabkan banyak sekolah-sekolah yang sementara waktu ditutup, kantor-kantor menerapkan
Work From Home (WFH) bagi karyawannya, bahkan banyak tempat-tempat ibadah meniadakan
kegiatan ibadah secara komunal di tempat ibadah dan warga diminta beribadah di rumah masing-
masing dan beraktivitas di rumah saja.
Dengan adanya perintah belajar dari rumah tersebut tidaklah serta merta dapat diterima dan
dilakukan masyarakat Indonesia, terlebih karena masih terbatasnya kemampuan teknologi
komunikasi masyarakat dan juga biaya yang banyak harus dikeluarkan untuk pembelian paket
internet bahkan ada yang harus membeli handphone berbasis android baru untuk menunjang
pembelajaran daring (dalam jaringan) yang dilakukan oleh masing-masing sekolah.
Penulis sendiri sebagai seorang Guru ASN tunduk dan patuh kepada himbaun pemerintah
untuk mengajar dari rumah atau Teaching From Home (TFH), beribadah di rumah. Hal yang sangat
mengharukan serta menyedihkan bagi seluruh umat Islam sedunia bahwa ketika memasuki bulan
suci Ramadan 1441 H tepatnya pada tanggal 24 April 2020, penyebaran virus ini masih berlanjut,
bahkan sampai memakan puluhan korban jiwa. Shalat tarawih yang biasanya dilaksanakan di
masjid atau mushalla dialihkan ke rumah masing-masing. Namun, kita selaku orang mukmin yang
bertaqwa kepada Allah SWT tentu meyakini bahwa dalam hidup ini tidak selamanya aman, tenang,
dan kondusif. Kita hanya perlu meyakini dengan adanya takdir Allah yang baik dan yang buruk
akan berlaku dan tugas kita hanya memelihara diri beserta anggota keluarga untuk tidak tertular
virus Covid-19 dengan mengikuti fatwa ulama dan penerapan protokol kesehatan yang sudah
ditetapkan pemerintah, selalu berdoa setiap selesai shalat lima waktu sebagaimana dianjurkan oleh
Nabi Muhammad SAW.
Problematika pembelajaran Daring ini tidak hanya dialami oleh murid-murid. Akan tetapi,
dengan masih mewabahnya Covid-19 sampai dengan akhir tahun ajaran, mengharuskan guru-guru
membuat soal ujian atau penilaian akhir tahun pelajaran 2019/2020 dalam bentuk google form. Ini
merupkan hal baru bagi guru-guru di Indonesia. Dengan motivasi yang tinggi akhirnya guru
berhasil tetap melakukan Penilaian Akhir Tahun (PAT) dengan baik dan tingkat keikutsertaan anak
sesuai dengan yang diharapkan.
Strategi pembelajaran jarak jauh yang penulis lakukan selama mengajar dari rumah (teaching
from home) yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kementerian
Agama Republik Indonesia adalah dengan memanfaatkan grup Whatsapp (WA) per kelas,
memberikan penugasan, latihan dikirim melalui WA kemudian ulangan harian memakai aplikasi
Kahoot, ZCM serta Google Clasroom. Penulis mengirimkan video pembinaan karakter kepada
masing-masing grup WA, video contoh pembacaan muratal surah as-sajadah beserta doa yang
dibaca ketika sujud pada ayat ke-15 dan juga berbagai hal yang sangat di butuhkan oleh murid-
murid, misal panduan niat menyerahkan dan menerima zakat fitrah, khutbah idul fitri singkat di
rumah, dan memberikan bonus juga bagi murid yang melakukannya dengan syarat mengirim foto
dan video ke penulis.
Mengapa pembelajaran daring ini memunculkan segudang problematika? Jawabannya
adalah di tengah pandemi Covid-19 yang masih mewabah hingga memakan korban ribuan orang,
di sana-sini terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran, kantin sekolah tidak jalan,
transportasi lumpuh, pedagang sepi konsumen, masyarakat disuruh menahan diri di rumah,
menjaga imun tubuh, dan ibadah serta kerja dari rumah. Sementara dengan adanya kebijakan
tersebut menambah biaya pengeluaran rumah tangga.
Satu hal yang bisa disampaikan kepada anak-anak murid bahwa jika pembelajaran normal
tentunya anak-anak memakan biaya yang banyak, seperti ongkos oplet, bensin, dan jajan setiap
hari. Guru dapat memberikan gambaran bahwa biaya itu semua bisa dialihkan ke pembelian paket
untuk terus dapat mengikuti pembelajaran meskipun tidak maksimal dan kebijakan pemerintah
selama pandemi Covid-19 ini menitikberatkan pembinaan karakter, baik oleh guru maupun orang
tua di rumah. Maka, banyak guru yang memberi penilaian bagus ketika anak muridnya memberikan
laporan shalatnya secara rutin, baca qur’annnya berkelanjutan, dan juga tugas membantu orang tua
selama di rumah dengan membuktikan foto-foto penunjang dan bukti fisik.
Usaha pemerintah dalam memaksimalkan kebijakan pembelajaran daring ini terus dilakukan,
antara lain pemberian paket internet kepada guru-guru dan juga menjaring siswa yang sangat
membutuhkan paket internet untuk dapat mengikuti pembelajaran daring tersebut. Di samping itu
banyak cara lain yang dilakukan oleh guru-guru bagi anak yang tidak mempunyai ponsel android,
seperti meminta anak-anak menjemput tugas di Madrasah dengan tetap mengikuti standar protokol
kesehatan.
Di samping itu, pihak Kementerian Agama mengadakan monitoring pelaksanaan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring sesuai jadwal yang ditentukan. Di Madrasah kami, PJJ
ini dilakukan pukul 07.30-08.30 dengan menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting dan
sebelumnya dari jam 07.00-07.30 digunakan waktu untuk pembentukan karakter oleh wali kelas
masing-masing dalam bentuk setoran dan menyimak tadarus Al-Qur’an 5 ayat persiswa sejumlah
5 siswa melalui video call dan juga memastikan apakah anak sudah siap mengikuti pembelajaran.
Setelah itu, siswa dapat mengakses e-learning sesuai dengan jadwal pembelajaran yang sudah
dibagikan.
Semoga semua usaha baik ini dalam mencerdaskan anak bangsa dan membangun karakter
di musim pandemi Covid-19 ini berhasil guna dan menjadi sejarah bangsa dan dunia untuk mereka
ceritakan nanti ke anak keturunan mereka apa yang mereka alami, bagaimana mereka merasakan
shalat tarawih di rumah sebulan penuh, bahkan terkadang mereka mengimami ibu dan adik-
adiknya, menjadi khatib saat shalat Idul Fitri di rumah serta hari raya hanya di rumah saja. Semoga
pandemi Covid-19 ini segera berakhir sehingga belajar, bekerja dan aktivitas lainnya dapat berjalan
normal.
(Sumber: Dikutip dari https://www.stit-alkifayahriau.ac.id/problematika-pembelajaran-daring-
pada-masa-pandemi-covid-19/ )
a. Bagaimanakah informasi pada teks yang telah Anda simak?
b. Bagaimanakah isi informasi berdasarkan gagasan yang telah Anda susun dengan menggunakan
kata-kata sendiri
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

c.
d.
e.Sekolah :
f.Nama : Pertemuan 3
g.Kelas/Semester :
h.
Topik : Memproduksi Teks Eksposisi
i.

Kegiatan Peserta Didik

1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 4 -5 peserta didik!


2. Amatilah masalah/isu yang sedang hangat diperbincangkan saat ini!
3. Pilihlah topik yang menarik dan Anda kuasai!
4. Kumpulkanlah informasi dari berbagai sumber, baik dari buku, surat kabar, televisi, internet, atau
pengamatan di lapangan yang menjelaskan tentang topik yang Anda pilih dan melengkapi fakta-
fakta yang memperkuat argumen Anda!
5. Buatlah kerangka karangan untuk menuliskan ide-ide sesuai topik yang Anda pilih!
6. Kembakanlah kerangka karangan menjadi teks teks eksposisi!
7. Kerjakanlah pada format berikut!
8. Sajikanlah teks yang telah Anda buat dalam bentuk presentasi video/power point/rekaman!

Menulis Teks Eksposisi

Topik :
Kerangka tulisan:

Tesis

Rangkaian
argumen

Penegasan
ulang
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

j.
k.
l. Sekolah :
m.Nama : Pertemuan 4
n.Kelas/Semester :
o.
Topik : Mengevaluasi Teks Eksposisi
p.

Kegiatan Peserta Didik

1. Presentasikanlah hasil kerja berupa video/power pint/rekaman kelompok Anda di depan kelas!
2. Simaklah presentasi kelompok lain dan berikanlah tanggapan!
3. Catatlah hasil evaluasi kelompok Anda pada format berikut!
4. Laporkanlah hasil evaluasi Anda di depan kelas!

Format Hasil Evaluasi Presentasi Teks Eksposisi


Nama Anggota Kelompok:
Nama Judul Teks Aspek Penilaian Komentar
Kelompok Isi Struktur Kaidah
Kebahasaan
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Mengembangkan Paragraf

Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan. Paragraf mengandung beberapa unsur.
Unsur-unsur yang terdapat dalam paragraf berupa masalah, gagasan pokok, kalimat utama, kalimat
penjelas, fakta, opini.
 Masalah merupakan sesuatu yang harus diselesaikan atau dicari jalan keluarnya.
 Gagasan pokok (ide pokok) adalah hal yang dibahas dalam paragraf atau pikiran yang
menjiwai seluruh paragraf. Gagasan pokok merupakan gagasan yang mendasari terbentuknya
sebuah paragraf. Gagasan pokok terletak di awal, akhir, awal dan akhir, atau di seluruh
paragraf. Gagasan pokok dalam suatu paragraf didukung oleh beberapa kalimat penjelas.
 Fakta merupakan keadaan, peristiwa yang sesuai dengan kenyataan; sesuatu yang benar-benar
ada atau terjadi.
 Pendapat adalah pikiran, anggapan, perkiraan, atau simpulan oleh seseorang.
 Kalimat utama merupakan kalimat berisi gagasan pokok. Kalimat utama dapat ditemukan di
awal, awal dan akhir, atau di seluruh paragraf.
Ciri-ciri kalimat utama di antaranya
 mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut;
 biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
 mempunyai arti tanpa dihubungkan dengan kalimat lain;
 dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi; dan
 dalam paragraf induktif, kalimat utama sering ditandai kata-kata kunci, seperti jadi
atau dengan demikian.
 Kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat utama. Kalimat penjelas berisi
informasi yang mendukung kalimat utama. Kalimat penjelas harus berkaitan dengan gagasan
pokok yang termuat dalam kalimat utama. Kalimat penjelas disebut juga kalimat pendukung.

Membedakan Fakta & Opini

Fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi sehingga dapat dibuktikan


kebenarannya, sedangkan opini adalah pendirian atau sikap seseorang terhadap suatu hal.
Ciri-ciri kalimat fakta, yaitu (1) bersifat objektif; (2) kalimat disajikan berdasarkan
penalaran (logis); (3) dilengkapi data autentik berupa angka dan bukti tentang objek; (4)
umumnya berisi jawaban atas pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, dan berapa, dan (5)
acuan peristiwa terjadi pada masa lampau dan sekarang.
Adapun ciri-ciri opini, yaitu (1) belum teruji kebenarannya dan masih bersifat
subjektif; (2) tidak memiliki data pendukung atau bukti yang akurat; (3) merupakan suatu
peristiwa yang belum terjadi karena merupakan suatu pendapat.

Teks Eksposisi

Teks eksposisi adalah teks yang mengupas suatu masalah dengan disertai sejumlah
argumentasi dan fakta-fakta. Di dalam teks eksposisi terkandung sejumlah tanggapan ataupun
penilaian, bahkan ada saran, sugesti, dorongan, atau ajakan-ajakan tertentu kepada khalayak.
Ciri-Ciri Teks Eksposisi
 Memuat persoalan pokok secara objektif
 Bersifat informatif
 Memuat argumen yang berupa penilaian, tanggan atas masalah.
 Memuat fakta-fakta yang berupa latar belakang masalah untuk meyakinkan argumen.
 Memuat saran atau rekomendasi sebagai solusi atas masalah.
Pola Pengembangan Teks Eksposisi
 Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang dikembangkan dengan menuliskan gagasan utama
(bersifat umum) kemudian diikuti gagasan-gagasan penjelas (bersifat khusus). Gagasan utama
tersebut terdapat pada kalimat utama/kalimat topik, sedangkan gagasan penjelas terdapat di
kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Disiplin menjadi permasalahan di lingkungan sekolah belakangan ini. Hal tersebut terjadi
karena banyak siswa yang sering datang terlambat. Apalagi beberapa hari ini saat digelar ujian
tengah semester, masih juga ada yang terlambat. Persoalan tersebut kemudian dirapatkan oleh
komite sekolah yang menghasilkan kebijakan soal hukuman lari keliling lapangan jika terbukti
terlambat lebih dari sepuluh menit.

 Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang dikembangkan dengan menuliskan gagasan-gagasan
penjelas kemudian diakhiri dengan gagasan utama sebagai simpulan atau penegasan. Contoh:
Kanker paru merupakan satu di antara penyakit yang mengancam keselamatan perokok, baik
perokok aktif, maupun perokok pasif. Hal ini berasal dari asap yang dihasilkan dari proses
merokok tersebut yang di dalamnya terdapat kandungan zat kimia berbahaya seperti tar dan
nikotin. Oleh sebab itu, anjuran untuk berhenti merokok harus digerakkan oleh semua lapisan
masyarakat.

 Paragraf Proses
Paragraf proses adalah paragraf yang tersusun atas rangkaian kalimat yang berurutan. Satu
kalimat menjadi penjelas bagi kalimat sebelumnya sehingga paragraf tidak mengandung simpulan.
Pembaca harus menyusun sendiri gagasan utamanya berdasarkan uraian yang disajikan. Contoh:
Ada beberapa langkah yang mesti diikuti saat hendak menyajikan secangkir teh hangat yang
manis. Pertama, sediakan air panas ke dalam satu cangkir teh. Kemudian, masukkan teh celup atau
bubuk teh ke dalam air tersebut hingga air berwarna merah kecoklatan. Keluarkan teh celup atau
saring air teh dari bubuknya. Lalu, tambahkan dua sendok teh gula ke dalam air teh. Aduklah
hingga merata. Setelah itu, diamkan sejenak agar panasnya sedikit berkurang. Secangkir teh hangat
panas pun sudah bisa dinikmati.

 Paragraf Ilustrasi
Paragraf ilustrasi adalah paragraf yang disusun dengan menyajikan gagasan utama yang
diuraikan menjadi beberapa gagasan penjelas berupa contoh, ilustrasi, dan gambaran. Contoh:
Dewasa ini, mencari orang-orang yang jujur dan tulus sangatlah susah. Ibaratnya mencari
jarum di dalam tumpukkan jerami, menemukan orang-orang yang jujur dan tulus mesti dilakukan
dengan serius dan mendalam agar orang-orang tersebut benar-benar bisa dijumpai. Langkanya
orang-orang jujur dan tulus tersebut disebabkan oleh adanya pergeseran nilai moral yang kini
semakin menjurus ke arah yang negatif.

 Paragraf Definisi
Paragraf yang disusun dengan menyajikan gagasan utama yang disertai penguraian beberapa
gagasan penjelas menjadi definisi atau pengertian. Definisi yang memenuhi syarat untuk
ditetapkan adalah definisi formal dan definisi luas. Definisi formal harus memenuhi persyaratan,
yaitu 1) berkedudukan sama dengan defiendum; 2) letaknya dapat saling dipertukarkan; 3) kelas
dan pembeda harus berupa unsur yang diperlukan dan memadai, 4) bersifat paralel; 5) tidak diikuti
sinonim; dan 6) tidak bersifat negatif. Sementara itu, definisi luas adalah memberikan batasan kata
secara luwes dan menjelaskan konsep yang tidak bisa dijelaskan dengan kalimat singkat. Contoh:
Kentang adalah umbi bawah tanah yang tumbuh di akar tanaman kentang, Solanum
tuberosum. Tanaman ini berasal dari keluarga nightshade dan terkait dengan tomat dan
tembakau. Kentang asli dari Amerika Selatan dan dibawa ke Eropa pada abad ke-16. Sekarang
ditanam dalam varietas yang tidak terhitung jumlahnya di seluruh dunia. Kentang umumnya
dimakan direbus, dipanggang, atau digoreng dan sering disajikan sebagai lauk atau camilan.

Struktur Teks Eksposisi


 Tesis: pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan penulis secara umum tentang topik yang
dibahasnya.
 Rangkaian argumen: sejumlah argumen yang diperkuat oleh adanya fakta-fakta.
 Penegasan ulang: pernyataan-pernyataan sebulumnya yang berupa saran, simpulan,
menguatkan kembali pendapat yang telah didukung argumentasi.

Kaidah Kebahasaan Teks Ekposisi


 Pronomina
Pronomina adalah kata ganti orang atau benda. Kata ganti yang dimaksud adalah kata ganti
diri si penulis, seperti saya, aku, kami, kita, ia, dia, dan mereka. Pada teks eksposisi, pronomina
digunakan ketika penulis menyatakan pendapatnya, yaitu pada bagian tesis dan penegasan ulang
pendapat. Walaupun demikian, pronominal tidak selalu ditemukan pada semua teks eksposisi.
 Kalimat Nominal
Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda atau nomina, termasuk
pronomina dan frasa nominal. Contoh:
Manusia adalah makhluk sosial.
S P (Nomina)

Orang itu paman saya.


S P
 Kalimat Verbal
Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja (verba). Berdasarkan
imbuhannya, kata kerja dapat dibedakan menjadi kata kerja aktif dan pasif. Kata kerja aktif
berimbuhan me-, me-kan, memper-kan, me-i, ber-, dan ber-kan. Kata kerja pasif berimbuhan: di-,
di-kan, diper-kan, di-i, ke-an, dan ter-. Kata kerja aktif dibedakan menjadi kata kerja aktif aktif
transitif dan intransitif.
 Aktif Transitif
Verba aktif transitif ditandai dengan penggunaan imbuhan me-, me-kan, memper-kan, dan
me-i. Jenis verba ini dapat membentuk kalimat aktif, yaitu kalimat yang memiliki objek dan dapat
dipasifkan.
Contoh:
Para siswa tetap melakukan aktivitas belajar di tengah pandemi ini.
S P O Keterangan
 Aktif Intransitif
Verba aktif intransitif ditandai dengan penggunaan imbuhan me-, ber-, ber-an, dan ber-kan.
Jenis verba ini dapat membentuk kalimat aktif intransitif, yaitu kalimat yang tidak berobjek dan
tidak dapat dipasifkan. Kalimat intransitif juga dapat dibentuk oleh verba dasar (tidak
berimbuhan).
Hampir tiap hari, warga Jakarta berhadapan dengan kemacetan.
K S P K
 Konjungsi Kausalitas
Konjungsi kausalitas adalah kata penghubung yang menghubungkan klausa satu dengan
klausa lainnya yang menunjukkan sebuah hubungan sebab akibat. Misalnya, karena, sebab, jika,
oleh karena itu, maka, akibatnya dan lain sebagainya.
GLOSARIUM

argumen : alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak


suatu pendapat, pendirian, atau gagasan
berita : informasi atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa
yang hangat; kabar
deduktif : jenis paragraf yang membahas hal-hal umum kemudian
menjurus ke hal khusus dan letak kalimat utama berada di
awal paragraf
definisi : kata, frasa, atau kalimat yang mengungkapkan makna,
keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau
aktivitas; batasan (arti)
fakta : hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan;
sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi
eksposisi : uraian (paparan) yang bertujuan menjelaskan maksud dan
tujuan (misalnya suatu karangan)
ilustrasi : penjelasan tambahan berupa contoh, bandingan, dan
sebagainya untuk lebih memperjelas paparan (tulisan dan
sebagainya)
induktif : jenis paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir
paragraf dan diawali dengan kalimat-kalimat penjelas
berupa fakta, contoh, perincian, atau bukti yang kemudian
disimpulkan pada kalimat akhir paragraf
isu : masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dan
sebagainya); kabar angin
kalimat aktif intransitif : kalimat aktif yang tidak memerlukan objek
kalimat aktif transitif : kalimat aktif yang memerlukan objek
kausalitas : perihal kausal; perihal sebab akibat
menyimak : suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi,
serta interpretasi untuk memperoleh infomasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan
nominal : berkaitan dengan nomina (kata benda)
opini : pendapat; pikiran; pendirian
paragraf : bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung
satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis
baru); alinea
pronomina : kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda; kata
ganti seperti aku, engkau, dia
verbal : bersifat verba
DAFTAR PUSTAKA

Akses Ilmu. 2012. “Contoh Paragraf Narasi, Deskripsi, Narasi, Eksposisi, Argumentasi, dan
Persuasi.” Diunduh melalui http://akses-ilmu.blogspot.com/2012/03/contoh-paragraf-
narasi-deskripsi.html.

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan
Kontekstual. Jakarta: Prenada Media Group.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
Diunduh melalui http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/node/1889.

Hatikah, Tika dan Mulyanis. 2018. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Kelompok
Wajib. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Indah, Hesti. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Sidoarjo: Masmedia.

Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga.

Rusman. 2012. Model –Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sobandi. 2017. Mandiri Bahasa Indonesia Jilid 1 untuk SMA/MA Kelas X Berdasarkan Kurikulum
2013 (Edisi Revisi 2016). Jakarta. Erlangga.

Tarigan, Henry Guntur. 2015. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai