Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI SEDIAN SEMI

PADAT DAN CAIR


“Asam salisilat, Sulfur praecipitatum, Menthol”

Disusun Oleh :

Kelompok 7
Arum Melati Wijaya 1943050025
Sintya Puspita Sari 1943050047
Amanda Vressa Yuniar 2043050016
Jasmine Dewanty Saputri 2043050017

PROGRAM STUDI ILMU FARMASI


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan percobaan


Dapat membuat formula dan mengevaluasi sediaan salep dengan bahan aktif acid
salicyl, sulfur precipitat, dan menthol.
1.2. Latar belakang
Sediaan setengah padat terdiri dari : salep, krim, pasta, jeli, cerata dan kata plasma.
Salep yang digunakan untuk mata dibuat khusus dan disebut okulenta. Salep dibuat
dengan substansi berlemak seperti adeps lanae, vaselinum dan minyak mineral
( Kemenkes RI,2014).
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit
atau selaput lendir. Data salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam empat
kelompok: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat
dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu
dasar salep tersebut (Kemenkes RI, 2014).
Dasar salep serap ini dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama terdiri atas
dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak
(parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat). Dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air
dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (Lanoli).
Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien (Kemenkes RI, 2014).
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air dasar salep ini adalah emulsi minyak
dalam air antara lain salep hidrofilik dan lebih tepat disebut "krim" (Lihat Cremores).
Dasar ini dinyatakan juga sebagai "dapat dicuci dengan air" karena mudah dicuci dari
kulit atau di lap basah, sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik. Beberapa
bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini daripada dasar salep
hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air
dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologik (Kemenkes RI,
2014).
Dasar salep larut dalam air kelompok ini disebut juga "dasar salep tak berlemak" dan
terdiri dari konstituen larut air. Dan salep jenis ini memberikan banyak keuntungan
seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak Salep adalah sediaan setengah
padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Data salep yang
digunakan sebagai pembawa dibagi dalam empat kelompok: dasar salep senyawa
hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut
dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut (Kemenkes RI,
2014).
Dasar salep serap ini dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama terdiri atas
dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak
(parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat). Dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air
dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (Lanoli).
Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien (Kemenkes RI, 2014).
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air dasar salep ini adalah emulsi minyak
dalam air antara lain salep hidrofilik dan lebih tepat disebut "krim" (Lihat Cremores).
Dasar ini dinyatakan juga sebagai "dapat dicuci dengan air" karena mudah dicuci dari
kulit atau di lap basah, sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik. Beberapa
bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini daripada dasar salep
hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air
dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologik (Kemenkes RI,
2014).
Dasar salep larut dalam air kelompok ini disebut juga "dasar salep tak berlemak" dan
terdiri dari konstituen larut air. Dan salep jenis ini memberikan banyak keuntungan
seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan terlarut
dalam air seperti parafin, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut
"gel" (Kemenkes RI, 2014).
Pemilihan dasar salep pemilihan dasar salep trgantung pada beberapa faktor seperti
khasiat yang diinginkan, stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu
menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas yang
diinginkan. Misalnya obat-obat yang cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep
hidrokarbon daripada dasar salep yang mengandung air, meskipun obat tersebut
bekerja(Kemenkes RI, 2014).
Salep sulfur praecipitatum diindikasikan untuk pengobatan jerawat dan (Hoan dan
Kirana, 2007). Dalam hal ini, sulfur praecipitatum digunakan sebagai obat kudis dengan
menggunakan kadar zat aktif sebanyak 8% (anonim, ncbi). Dengan mekanisme kerja
belerang (sulfur) memiliki khasiat bakterisid (membunuh bakteri) dan fungsid lemah
berdasarkan di oksidasinya. Dapat menjadi asam pentahiorat (H2S5O6) oleh kuman
tertentu. Zat ini juga bersifat keratolitik (melarutkan kulit tanduk) untuk pengobatan
jerawat dan kudis. Sulfur praecipitatuterhalun adalah zat yang paling aktif karena
serbuknya terhalus (Hoan dan Kirana, 2007)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori


A. DEFINISI SALEP
Menurut Farmakope Indonesia edisi III: salep adalah sediaan setengah padat
berupa masa lunak yang mudah dioleskan dan digunakan untuk pemakaian luar.
Menurut farmakope Indonesia edisi IV sediaan setengah padat ditujukan untuk
pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Menurut DOM salep adalah sediaan
semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Menurut
Scoville's salep yang terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kentol dimana
pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan
lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan. Menurut Formularium Nasional
salep adalah sediaan berupa masa lembek, mudah dioleskan, umumnya lembek dan
mengandung obat, digunakan sebagai obat luar untuk melindungi atau melemaskan
kulit, tidak berbau tengik. Salep tidak boleh berbau tengik, kecuali dinyatakan lain
kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10%
(Anief, 2005).
B. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SALEP
 Keuntungan Salep
Misalnya salep dengan data salep ianonin yaitu, walaupun masih
mempunyai sifat-sifat lengket yang kurang menyenangkan, tetapi mempunyai
sifat yang lebih mudah tercuci dengan air dibandingkan dasar salep
berminyak,
 Kerugian Salep
1. misalnya pada salep basis hidrokarbon, sifat yang berminyak dapat
meninggalkan noda pada pakaian serta sulit tercuci oleh air sehingga sulit
dibersihkan dari permukaan kulit. ini menyebabkan penerimaan pasien
yang rendah terhadap basis hidrokarbon jika dibandingkan dengan basis
yang menggunakan emulsi seperti cream dan lotion.
2. sedangkan pada basis ianonin, kekurangan data salep ini ialah kurang tepat
bila dipakai sebagai pendukung bahan-bahan antibiotik dan bahan-bahan
lainnya kurang stabil dengan adanya air.

C. FUNGSI SALEP
Fungsi salep adalah sebagai berikut. (Anief, 2005)
1. sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit.
2. sebagai bahan pelumas pada kulit
3. sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan
larutan berair dan rangsang kulit.
D. SIFAT SALEP YANG BAIK
Salep yang baik mempunyai sifat-sifat sebagai berikut. (Saifullah, 2008)
1. Stabil : baik selama distribusi, penyimpanan, maupun pemakaian. Stabilitas terkait
dengan kadaluarsa, baik secara fisik (bentuk warna, bau, dll) maupun secara kimia
(kadar atau kandungan zat aktif yang tersisa). Stabilitas dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti suhu, kelembaban, Cahaya, udara dan lain sebagainya.
2. Lunak : walaupun salep pada umumnya digunakan pada Daerah atau wilayah kulit
yang terbatas, namun salep harus cukup lunak sehingga mudah untuk dioleskan.
3. Mudah Digunakan : supaya mudah dipakai, salep harus memiliki konsistensi yang
tidak terlalu kental atau terlalu encer. Bila terlalu kental, salep akan sulit di
oleskan, bila terlalu encer maka salep akan mudah mengalir atau meleleh ke
bagian lain dari kulit.
4. Protektif : salep salep tertentu yang diperuntukkan untuk protective, maka harus
memiliki kemampuan melindungi kulit dari pengaruh luar misal dari pengaruh
Debu, basa, asam, dan sinar matahari.
5. memiliki basis yang sesuai: basis yang digunakan harus tidak menghambat
pelepasan obat dari basis, Basis harus tidak mengiritasi, atau menyebabkan efek
samping lain yang tidak dikehendaki.
6. Homogen : kadar zat aktif dalam sediaan salep cukup kecil, sehingga diperlukan
Upaya atau usaha Agar zat aktif tersebut dapat terdispersi atau tercampur merata
dalam basis. Hal ini akan terkait dengan efek terapi yang akan terjadi setelah salep
diaplikasikan.

E. GOLONGAN SALEP
Dasar salep digolongkan ke dalam 4 kelompok besar yaitu sebagai berikut.
1. Dasar Salep Hidrokarbon
Bersifat lemak (bebas air) , preparat yang berair mungkin dapat dicampurkan
hanya dalam jumlah sedikit aja titik dasar hidrokarbon dipakai terutama untuk
efek emolien.
2. Dasar Salep Absorpsi
Dapat menjadi dua tipe :
• memungkinkan percampuran larutan berair
• yang sudah menjadi emulsi air minyak.
3. Dasar Salep Yang Dapat Dibersihkan Dengan Air
Merupakan emulsi minyak dalam air yang dapat dicuci dari kulit dan pakaian
dengan air.
4. Dasar Salep Larut Air
Basis yang larut dalam air, biasanya disebut sebagai Grea Seless karena tidak
mengandung bahan berlemak.
BAB III
METODE

3.1. Alat dan Bahan


1) Alat
- Timbangan
- Kertas perkamen
- Sendok tanduk
- wadah pot plastik

2) Bahan
- Acid salicyl
- Sulfur praecipitatum
- Menthol
- Vaselin

3.2. Monografi
a) Acid salicyl (FI ed: VI, hal: 193)
- Pemerian: hablur putih, niasanya berbentuk jarum halus atau serbuk halus putih:
rasa agak manis, tajam dan stabil diudara.
- Kelarutan: sukar larut dalam air dan benzen, larut dalam air mendidih, mudah larut
dalam etanol dan dalam eter; agak sukar larut dalam kloroform.
- Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
- Kegunaan: obat keratolitik
b) Sulfur praecipitatum (FI ed: VI, hal: 268)
- Pemerian: serbuk amorf atau serbuk hablur renik; sangat halus; warna kuning
pucat; tidak berbau dan tidak berasa.
- Kelarutan: praktis tidak larut dalam air; sangat mudah larut dalam karbon
disulfida; sukar larut dalam minyak zaitun; praktis tidak larut dalam etanol.
- Penyimpanan: dalam wada tertutup baik
- Kegunaan: antiskabies
c) Menthol (FI ed: VI, hal: 1109)
- Pemerian: hablur heksagonal atau serbuk habllur, tidak berwarna, biasanya
berbentuk jarum, atau massa yang melebur; bau enak seperti minyak permen.
- Kelarutan: sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, kloroform, eter,
dan heksan.
- Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada suhu ruang terkendali.
- Kegunaan: korigen, anti iritan
d) Vaselin (Vaselin putih, FI ed: VI, hal: 1771)
- Pemerian: putih atau kekuningan pucat, massa berminyak transparan dalam
lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 00.
- Kelarutan: tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin atau panas, mudah
larut dalam benzen, karbon disulfida, kloroform.
- Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik.

3.3. Perhitungan dan Penimbangan bahan


a) Perhitungan bahan
- Acid salicyl 0,5 = 500 mg
- Sulfur PP 1
- Menthol 0,5 = 500 mg
- Vaselin 20 – (0,5 + 1 + 0,5) = 18
b) Penimbangan bahan
- Acid salicyl 500 mg
- Sulfur PP 1
- Menthol 500 mg
- Vaselin 18

3.4. Cara Kerja


- Setarakan timbangan dan siapkan alat dan bahan
- Timbang acid salicyl, sulfur PP, menthol, dan vaselin
- Masukkan acid salicyl ke dalam lumpang tambahkan etanol 96% 2-3 tetes, gerus ad
homogen, tambahkan sebagian vaselin gerus ad homogen, sisihkan.
- Masukkan menthol kedalam lumpang tambahkan etanol 96% 2-3 tetes, gerus ad
homogen, tambahkan sebagian vaselin gerus ad homogen, sisihkan.
- Masukkan sulfur PP kedalam lumpang tambahkan sisa vaselin gerus ad homogen
- Tambahkan campuran acid sallicyl dan menthol kedalam lumpang, gerus ad
homogen
- Masukkan kedalam wadah pot plastik dan beri etiket
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Spesifikasi sediaan


No Spesifikasi
1 Bentuk sediaan Salep
2 Kemasan terkecil 20 gram
3 Kadar bahan aktif 0,25%
4 pH sediaan -
5 Viskositas -
6 Warna Kuning pucat
7 Bau Sedikit khas aromatik menthol
8 Rasa -
9 Tekstur Lembut
10 Kemudahan pengolesan Mudah dioleskan
11 Daya serap Mudah menyebar
12 Daya lekat ± 1 menit
13 Daya sebar 4-6 cm

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kelompok kami membuat sediaan yaitu salep. Salep adalah
sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir
(DepKes RI, 1995). Salep merupakan bentuk seduaan dengan konsistensi semisolid yang
berminyak dan pada umumnya tidak mengandung air dan mengandung bahan aktif yang
dilarutkan atau didispersikan dalam suatu pembawa. Pembawa atau basis salep
digolongkan dalam 4 tipe yaitu basis hidrokarbon, basis serap, basis yang dapat dicuci
dengan air, dan basis larut dalam air. Bahan aktif yang digunakan pada praktikum kalli
ini adalah asam salisilay dan sulfur praecipitatum.
BAB V
KESIMPULAN

1. Salep merupakan sistem semipadat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
organik yang kecil atau molekul organik yang besar, yang terpenetrasi oleh suatu cairan.
2. Pada praktikum ini digunakan asam salisilat dan sulfur praecipitatum sebagai bahan
aktif.
3. Uji yang dilakukan adalah uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya lekat, dan uji daya
sebar.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2020, Farmakope Indonesia, Edisi VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. 193, 268, 1109, 1771.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Dirjen
POM: Jakarta

Ansel C Howard. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI press

RI Soetopo dkk. (2002). Ilmu Resep Teori. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Lachman , L, Lieberman , H, A, dkk. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi
Ketiga. Jakarta : UI press

Anda mungkin juga menyukai