Disusun Oleh :
Kelompok 7
Arum Melati Wijaya 1943050025
Sintya Puspita Sari 1943050047
Amanda Vressa Yuniar 2043050016
Jasmine Dewanty Saputri 2043050017
C. FUNGSI SALEP
Fungsi salep adalah sebagai berikut. (Anief, 2005)
1. sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit.
2. sebagai bahan pelumas pada kulit
3. sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan
larutan berair dan rangsang kulit.
D. SIFAT SALEP YANG BAIK
Salep yang baik mempunyai sifat-sifat sebagai berikut. (Saifullah, 2008)
1. Stabil : baik selama distribusi, penyimpanan, maupun pemakaian. Stabilitas terkait
dengan kadaluarsa, baik secara fisik (bentuk warna, bau, dll) maupun secara kimia
(kadar atau kandungan zat aktif yang tersisa). Stabilitas dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti suhu, kelembaban, Cahaya, udara dan lain sebagainya.
2. Lunak : walaupun salep pada umumnya digunakan pada Daerah atau wilayah kulit
yang terbatas, namun salep harus cukup lunak sehingga mudah untuk dioleskan.
3. Mudah Digunakan : supaya mudah dipakai, salep harus memiliki konsistensi yang
tidak terlalu kental atau terlalu encer. Bila terlalu kental, salep akan sulit di
oleskan, bila terlalu encer maka salep akan mudah mengalir atau meleleh ke
bagian lain dari kulit.
4. Protektif : salep salep tertentu yang diperuntukkan untuk protective, maka harus
memiliki kemampuan melindungi kulit dari pengaruh luar misal dari pengaruh
Debu, basa, asam, dan sinar matahari.
5. memiliki basis yang sesuai: basis yang digunakan harus tidak menghambat
pelepasan obat dari basis, Basis harus tidak mengiritasi, atau menyebabkan efek
samping lain yang tidak dikehendaki.
6. Homogen : kadar zat aktif dalam sediaan salep cukup kecil, sehingga diperlukan
Upaya atau usaha Agar zat aktif tersebut dapat terdispersi atau tercampur merata
dalam basis. Hal ini akan terkait dengan efek terapi yang akan terjadi setelah salep
diaplikasikan.
E. GOLONGAN SALEP
Dasar salep digolongkan ke dalam 4 kelompok besar yaitu sebagai berikut.
1. Dasar Salep Hidrokarbon
Bersifat lemak (bebas air) , preparat yang berair mungkin dapat dicampurkan
hanya dalam jumlah sedikit aja titik dasar hidrokarbon dipakai terutama untuk
efek emolien.
2. Dasar Salep Absorpsi
Dapat menjadi dua tipe :
• memungkinkan percampuran larutan berair
• yang sudah menjadi emulsi air minyak.
3. Dasar Salep Yang Dapat Dibersihkan Dengan Air
Merupakan emulsi minyak dalam air yang dapat dicuci dari kulit dan pakaian
dengan air.
4. Dasar Salep Larut Air
Basis yang larut dalam air, biasanya disebut sebagai Grea Seless karena tidak
mengandung bahan berlemak.
BAB III
METODE
2) Bahan
- Acid salicyl
- Sulfur praecipitatum
- Menthol
- Vaselin
3.2. Monografi
a) Acid salicyl (FI ed: VI, hal: 193)
- Pemerian: hablur putih, niasanya berbentuk jarum halus atau serbuk halus putih:
rasa agak manis, tajam dan stabil diudara.
- Kelarutan: sukar larut dalam air dan benzen, larut dalam air mendidih, mudah larut
dalam etanol dan dalam eter; agak sukar larut dalam kloroform.
- Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
- Kegunaan: obat keratolitik
b) Sulfur praecipitatum (FI ed: VI, hal: 268)
- Pemerian: serbuk amorf atau serbuk hablur renik; sangat halus; warna kuning
pucat; tidak berbau dan tidak berasa.
- Kelarutan: praktis tidak larut dalam air; sangat mudah larut dalam karbon
disulfida; sukar larut dalam minyak zaitun; praktis tidak larut dalam etanol.
- Penyimpanan: dalam wada tertutup baik
- Kegunaan: antiskabies
c) Menthol (FI ed: VI, hal: 1109)
- Pemerian: hablur heksagonal atau serbuk habllur, tidak berwarna, biasanya
berbentuk jarum, atau massa yang melebur; bau enak seperti minyak permen.
- Kelarutan: sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, kloroform, eter,
dan heksan.
- Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada suhu ruang terkendali.
- Kegunaan: korigen, anti iritan
d) Vaselin (Vaselin putih, FI ed: VI, hal: 1771)
- Pemerian: putih atau kekuningan pucat, massa berminyak transparan dalam
lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 00.
- Kelarutan: tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin atau panas, mudah
larut dalam benzen, karbon disulfida, kloroform.
- Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kelompok kami membuat sediaan yaitu salep. Salep adalah
sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir
(DepKes RI, 1995). Salep merupakan bentuk seduaan dengan konsistensi semisolid yang
berminyak dan pada umumnya tidak mengandung air dan mengandung bahan aktif yang
dilarutkan atau didispersikan dalam suatu pembawa. Pembawa atau basis salep
digolongkan dalam 4 tipe yaitu basis hidrokarbon, basis serap, basis yang dapat dicuci
dengan air, dan basis larut dalam air. Bahan aktif yang digunakan pada praktikum kalli
ini adalah asam salisilay dan sulfur praecipitatum.
BAB V
KESIMPULAN
1. Salep merupakan sistem semipadat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
organik yang kecil atau molekul organik yang besar, yang terpenetrasi oleh suatu cairan.
2. Pada praktikum ini digunakan asam salisilat dan sulfur praecipitatum sebagai bahan
aktif.
3. Uji yang dilakukan adalah uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya lekat, dan uji daya
sebar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2020, Farmakope Indonesia, Edisi VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. 193, 268, 1109, 1771.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Dirjen
POM: Jakarta
Lachman , L, Lieberman , H, A, dkk. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi
Ketiga. Jakarta : UI press