Kurikulum 2013 mengarahkan siswa dalam pengembangan ranah sikap spiritual dan sosial,
ranah pengetahuan, serta ranah keterampilan. Ketiga ranah tersebut dikemas di dalam suatu
pendekatan yang bernama pendekatan saintifik. Menurut Daryanto (Meliawati, 2015: 2),
pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui
tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan dan merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan. Hal lain terkait belajar
diungkapkan oleh Rosita & Leonard (2013) yang menyatakan tujuan belajar yang utama ialah
bahwa yang dipelajari itu berguna di kemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar
terus dengan cara yang lebih mudah, sehingga tercapai proses pembelajaran seumur hidup (long
life education).
Berdasarkan pemaparan di atas, media pembelajaran biologi dari barang bekas adalah
alat atau bahan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, yang terbuat dari barang
yang tidak berguna (sampah), dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman materi
Biologi.
1. Rekayasa genetik
a. Semangka tanpa biji
Dalam upaya menanggulangi AIDS, para ilmuwan menciptakan kucing neon alias
kucing yang bisa menyala. Ini berasal dari DNA kucing domestik yang dimodifikasi dengan
gen yang berfungsi melawan virus semacam HIV.
Unsur neon membuat ubur-ubur menyala hijau di bawah sinar ultraviolet membuat
kucing itu bisa menyala di dalam gelap. Lantas, bagaimana mereka bisa menyala?
Gen ubur-ubur neon adalah jawaban dari pertanyaan ini. Unsur neon membuat ubur-
ubur menyala hijau di bawah sinar ultraviolet membuat kucing bisa nampak menyala.
Penelitian itu ingin menunjukkan bahwa protein alami, yang bisa mencegah AIDS pada
monyek macaque, ternyata bisa berlaku sama pada kucing.
Gen DNA ubur-ubur berfungsi melacak protein gen satunya. Jika seekor kucing
bersinar kehijauan di bawah sinar ultraviolet, itu artinya protein telah diproduksi dalam
jaringannya. Sifat menyala dalam gelap ini juga dimungkinkan menurun. Pencipta kucing
rekayasa genetika itu mengatakan penelitian akan mempercepat pencarian vaksin dan
pengobatan HIV -- virus penyebab AIDS yang membuat 30 juta orang terinfeksi. Ini juga
berlaku pada hewan.
2. Biologi Sintetis
Perlu jutaan tahun untuk mengubah alga atau ganggang menjadi minyak, namun para
ilmuwan departemen energi pada Laboratorium Nasional Pacific Northwest(PNNL)
mengatakan bahwa mereka telah mengembangkan sebuah proses untuk melakukan hal itu
dalam beberapa menit.
Dalam proses PNNL, bubur alga basah dengan kepadatan seperti sup kacang dipompa
ke dalam bagian depan reaktor kimia. Begitu sistem tersebut bekerja, keluarlah minyak
mentah dalam kurang dari sejam, seiring dengan air dan produk samping yang mengandung
fosfor yang dapat didaur ulang untuk menumbuhkan lebih banyak alga.
Meski alga telah lama dianggap sebagai sumber potensial untuk bahan bakar
terbarukan atau biofuel, dan beberapa perusahaan telah memproduksi bahan bakar berbasis
alga dalam skala penelitian, bahan bakar itu diperkirakan akan mahal. Teknologi PNNL
memanfaatkan potensi energi alga secara efisien dan menggabungkan sejumlah metode untuk
mengurangi biaya memproduksi bahan bakar alga.
DAFTAR PUSTAKA
Meliawati, Ni Wayan; I Made Suarjana & Luh Putu Putrini Mahadewi. 2015. Analisis penerapan
pendekatan saintifik terhadap dalam pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 Tema
9 (Makananku Sehat dan Bergizi). E-Jurnal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 3
(1): 1-11
Rosita, I., & Leonard, L. 2013. Meningkatkan kerja sama siswa melalui pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share. Jurnal Formatif, 3(1), 1–10. Retrieved from
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/view/108/105