Anda di halaman 1dari 7

CONTOH-CONTOH INOVASI DALAM PEMBELAJARAN METERI BIOLOGI

Kurikulum 2013 mengarahkan siswa dalam pengembangan ranah sikap spiritual dan sosial,
ranah pengetahuan, serta ranah keterampilan. Ketiga ranah tersebut dikemas di dalam suatu
pendekatan yang bernama pendekatan saintifik. Menurut Daryanto (Meliawati, 2015: 2),
pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui
tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan dan merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan. Hal lain terkait belajar
diungkapkan oleh Rosita & Leonard (2013) yang menyatakan tujuan belajar yang utama ialah
bahwa yang dipelajari itu berguna di kemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar
terus dengan cara yang lebih mudah, sehingga tercapai proses pembelajaran seumur hidup (long
life education).

1. Penerapan Pembelajaran Disqovery Inquiry Berbasis HDProtens (Hologram Digital


Proyektor Tenaga Surya)
Bagi Arif Darmadiansah SPd Gr, menjadi guru di daerah tertinggal, terluar, dan
terdepan (3T) tak membuatnya kehilangan akal untuk menghadirkan perangkat
edukatif yang membantu siswa lebih memahami pelajaran. Arif adalah guru biologi di
SMAN Probur, Kabupaten Alor, NTT. Arif menginisiasi pene rapan pembelajaran
disqovery inquiry berbasis HDProtens, yaitu hologram digital proyektor tenaga surya
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran biologi kelas X di Tapal Batas Timur
SMAN Probur.
Latar belakang Arif membuat alat ini adalah karena kualitas pen didikan di
sekolah yang berada di daerah 3T masih sangat rendah. Mi nimnya fasilitas sarana dan
prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM), terutama me dia pembelajaran,
menjadi salah satu faktor utama rendahnya kualitas belajar di sekolah.
Kurangnya media pembelajaran membatasi guru untuk dapat menyampaikan
materi dengan baik. Pembelajaran berlangsung monoton dan cenderung
membosankan. Hal ini diperparah dengan tidak adanya aliran listrik sehingga media
pembelajaran berbasis elektronik hampir mustahil untuk dapat digunakan sebagai
penunjang kegiatan belajar.

Dengan alat ini, dalam pembelajaran Biologi, memungkinkan dilaksanakannya


berbagai kegiatan seperti presentasi informasi dalam bentuk teks, grafik, simulasi,
gambar, video, animasi, dan instruksi yang bersifat mandiri (indi vidual) sesuai dengan
kemajuan belajar. Media ini dapat membuat suatu konsep lebih menarik dengan
tampilan 3D (yang listriknya berasal dari tenaga surya) sehingga menambah motivasi
untuk mempelajari dan menguasainya. Materi-materi yang sebelumnya abstrak dan
monoton dapat dikemas secara interaktif serta memberikan pengalaman belajar yang
baru.

2. Media Pembelajaran Biologi Berbasis Ecopreneurship


Kurikulum 2013 mengarahkan siswa dalam pengembangan ranah sikap spiritual dan
sosial, ranah pengetahuan, serta ranah keterampilan. Ketiga ranah tersebut dikemas di dalam
suatu pendekatan yang bernama pendekatan saintifik. Menurut Daryanto (Meliawati, 2015:
2), pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui
tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan dan merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan. Hal lain terkait belajar
diungkapkan oleh Rosita & Leonard (2013) yang menyatakan tujuan belajar yang utama
ialah bahwa yang dipelajari itu berguna di kemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat
belajar terus dengan cara yang lebih mudah, sehingga tercapai proses pembelajaran seumur
hidup (long life education).

Pendekatan saintifik sendiri terdiri lima pengalaman belajar pokok yaitu 1)


mengamati, 2) menanya, 3) mengumpulkan informasi, 4) mengasosiasi, dan 5)
mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik akan menjadi lebih bermakna, jika siswa dapat
meningkatkan kemampuan mencipta sebuah produk. Kemampuan dalam mencipta suatu
produk diperlukan adanya kreativitas. Kreativitas siswa dalam menciptakan sebuah produk
terkadang dibatasi oleh guru dengan alasan akan membuat jam pelajaran menjadi berkurang.
Menurut beberapa guru, materi tidak tersampaikan secara maksimal karena waktu yang
terbuang untuk membuat suatu produk. Namun, sebenarnya permasalahan ini bisa diatasi
dengan mengelola waktu dengan baik. Selain itu, proyek/tugas dalam menciptakan sebuah
produk seharusnya dapat dikolaborasikan dengan mata pelajaran lain seperti seni rupa dan
bahasa, atau mata pelajaran lain yang sekiranya bisa berkolaborasi. Hal ini akan membuat
siswa semakin termotivasi untuk menghasilkan produk yang kreatif. Pada dasarnya, siswa itu
memiliki kreativitas di dalam pembelajaran, hanya saja tidak ada wadah untuk
mengembangkan kreativitas. Oleh karena itu, penulis bersama program studi Pendidikan
Biologi UKI, mengadakan lomba kreativititas daur ulang sampah. Lomba ini merupakan
lomba yang mengkreasikan barang bekas menjadi media pembelajaran Biologi. Dari kegiatan
ini, diharapkan dapatmenggugah semangat guru Biologi untuk mengembangkan kreativitas
siswa. Kegiatan ini diikuti oleh siswa tingkat SMA se-Jabodetabek.

Selain mewujudkan kreativitas, pembuatan media pembelajaran dari barang bekas


atau sampah ini dapat membentuk entreprenuerial skill yang berwawasan lingkungan.
Entrepreneurial skill merupakan keterampilan kewirausahaan yang dimiliki seseorang.
Slogan yang terkenal dari Dr. Ir. Ciputra adalah “mengubah kotoran dan rongsokan menjadi
emas”. Maksud dari kalimat ini adalah seorang entreprenuer bukan semata-mata
menghasilkan uang sebanyak-banyaknya, tetapi seseorang yang memiliki inovasi dan mampu
membaca peluang. Seorang entrepeneur dapat menghasilkan sebuah pemikiran atau ide
bahkan produk yang semula dianggap tidak berguna menjadi sesutu yang bermanfaat. Media
pembelajaran yang berasal dari barang bekas diharapkan dapat mewujudkan pendidikan
ecopreneurship yang artinya pendidikan kewirausahaan yang berbasis lingkungan.
Diharapkan selain mewujudkan kreativitas dan inovasi, siswa dapat memberikan alternatif
solusi terhadap penanggulangan sampah. Sampah bisa bernilai guna jika ada kreativitas dan
kemauan dari kita untuk mengolahnya menjadi barang yang dapat bermanfaat khususnya di
bidang pendidikan. Setidaknya, dengan membuat media pembelajaran, siswa dan guru tidak
perlu mengeluarkan dana untuk membeli media pembelajaran di toko alat peraga. Selain itu,
siswa menjadi bangga jika karya mereka dimanfaatkan untuk pembelajaran. Berdasarkan
pemaparan di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah 1) untuk memaparkan bentuk karya
media pembelajaran yang dibuat oleh siswa dan 2) untuk mengetahui entrepreneurial skill
siswadalam pembuatan media pembelajaran berbasis ecopreneurship.

Berdasarkan pemaparan di atas, media pembelajaran biologi dari barang bekas adalah
alat atau bahan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, yang terbuat dari barang
yang tidak berguna (sampah), dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman materi
Biologi.

Selain itu, David Campbell dalam Sukmadinata (2003:104), mengatakan bahwa


kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum
ada sebelumnya, menarik, aneh dan berguna bagi masyarakat. Proses kreatif ini sejalan
dengan pengalaman belajar yang ada dalam pendekatan saintifik (kurikulum 2013). Menurut
Wallas (1921) dalam Sukmadinata (2003:105), mengatakan bahwa terdapat 4 (empat) tahap
perbuatan atau kegiatan kreatif. Pertama,tahap persiapan yaitu pengenalan terhadap suatu
masalah. Kedua, tahap pematangan yaitu memilah-milah sesuatu yang penting dan relevan.
Ketiga, tahap pemahaman yaitu tahap mencari dan menemukan kunci pemecahan masalah.
Keempat, tahap pengetesan atau verifikasi yaitu tahap membuktikan keputusan yang diambil
itu tepat atau tidak.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disintesiskan bahwa entrepreneurial skill


adalah kemampuan mengkombinasikan pengetahuan akademis dan kreativitas untuk
menciptakan sesuatu yang inovatif. Dalam artikel ini kreativitas yang dimaksud memiki 4
(empat) indikator yaitu inovasi, sintesis, ekstensi, dan duplikasi.

Contoh-Contoh Inovasi Dalam Materi Biologi

1. Rekayasa genetik
a. Semangka tanpa biji

Biasanya saat orang mengkonsumsi buah yang berbiji, terutama


semangka,pepaya,dll,orang-orang sangat kesusahan saat harus memisahkan daging buah dan
bijinya karena banyaknya biji dalam buah tersebut terlebih karena ukurannya yang sangat
kecil. Tidak hanya buah yang memiliki karaktersitik biji yang kecil dan banyak, akan tetapi
pada buah yang bijinya besar seperti salak terkadang orang-orang merasa bahwa salak lebih
nikmat jika tanpa biji karena makannya pun juga tidak ribet. Hal inilah yang
melatarbelakangi para peneliti di bidang bioteknologi untuk melakukan rekayasa genetika
pada buah yang berbiji agar buah tersebut bisa dikonsumsi tanpa adanya biji pada daging
buah,atau yang sering disebut dengan “Partenokarpi”.

b. Kucing yang bercahaya dalam kegelapan


Sebuah tim peneliti asal Korea Selatan yang dipimpin oleh Kong Il-keun
berhasil menciptakan spesies kucing yang bercahaya dalam kegelapan setelah melalui
rekayasa genetika.

Dalam upaya menanggulangi AIDS, para ilmuwan menciptakan kucing neon alias
kucing yang bisa menyala. Ini berasal dari DNA kucing domestik yang dimodifikasi dengan
gen yang berfungsi melawan virus semacam HIV.

Unsur neon membuat ubur-ubur menyala hijau di bawah sinar ultraviolet membuat
kucing itu bisa menyala di dalam gelap. Lantas, bagaimana mereka bisa menyala?

Gen ubur-ubur neon adalah jawaban dari pertanyaan ini. Unsur neon membuat ubur-
ubur menyala hijau di bawah sinar ultraviolet membuat kucing bisa nampak menyala.
Penelitian itu ingin menunjukkan bahwa protein alami, yang bisa mencegah AIDS pada
monyek macaque, ternyata bisa berlaku sama pada kucing.

Gen DNA ubur-ubur berfungsi melacak protein gen satunya. Jika seekor kucing
bersinar kehijauan di bawah sinar ultraviolet, itu artinya protein telah diproduksi dalam
jaringannya. Sifat menyala dalam gelap ini juga dimungkinkan menurun. Pencipta kucing
rekayasa genetika itu mengatakan penelitian akan mempercepat pencarian vaksin dan
pengobatan HIV -- virus penyebab AIDS yang membuat 30 juta orang terinfeksi. Ini juga
berlaku pada hewan.

2. Biologi Sintetis

Ilmuwan AS Ubah Alga Jadi Minyak Mentah dalam Sejam

Perlu jutaan tahun untuk mengubah alga atau ganggang menjadi minyak, namun para
ilmuwan departemen energi pada Laboratorium Nasional Pacific Northwest(PNNL)
mengatakan bahwa mereka telah mengembangkan sebuah proses untuk melakukan hal itu
dalam beberapa menit.

Dalam proses PNNL, bubur alga basah dengan kepadatan seperti sup kacang dipompa
ke dalam bagian depan reaktor kimia. Begitu sistem tersebut bekerja, keluarlah minyak
mentah dalam kurang dari sejam, seiring dengan air dan produk samping yang mengandung
fosfor yang dapat didaur ulang untuk menumbuhkan lebih banyak alga.

Meski alga telah lama dianggap sebagai sumber potensial untuk bahan bakar
terbarukan atau biofuel, dan beberapa perusahaan telah memproduksi bahan bakar berbasis
alga dalam skala penelitian, bahan bakar itu diperkirakan akan mahal. Teknologi PNNL
memanfaatkan potensi energi alga secara efisien dan menggabungkan sejumlah metode untuk
mengurangi biaya memproduksi bahan bakar alga.

DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha, Fajar. 2017. Media Pembelajaran Biologi Berbasis Ecopreneurship. Jurnal


Formatif 7(3): 219-233, 2017. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/324012789_Media_Pembelajaran_Biologi_Be
rbasis_Ecopreneurship

Meliawati, Ni Wayan; I Made Suarjana & Luh Putu Putrini Mahadewi. 2015. Analisis penerapan
pendekatan saintifik terhadap dalam pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 Tema
9 (Makananku Sehat dan Bergizi). E-Jurnal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 3
(1): 1-11

Rosita, I., & Leonard, L. 2013. Meningkatkan kerja sama siswa melalui pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share. Jurnal Formatif, 3(1), 1–10. Retrieved from
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/view/108/105

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung: Remaja


Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai