I. Tujuan Percobaan.
1. Menentukan letak bayangan benda.
2. Menentukan fokus dari lensa positif.
3. Memahami jalannya sinar pada lensa positif dan proses pembentukannya.
Gambar 1. Bentuk standar lensa: (a) lensa positif dan (b) lensa negatif.
Dalam pembahasan tentang lensa, dikenal apa yang dinamakan titik fokus pertama
(F1) dan titik fokus kedua (F2). Titik fokus pertama merupakan titik benda pada
sumbu utama yang bayangannya berada di tempat yang sangat jauh (tak hingga),
sedangkan titik focus kedua adalah titik bayangan pada sumbu utama dari benda yang
letaknya sangat jauh (tak hingga) seperti diilustrasikan pada Gambar 2.
Untuk lensa tipis, titik fokus dapat dihitung dari jarak benda, S, dan jarak bayangan
yang dibentuk, S’, dengan persamaan :
V. Data Percobaan
No S (cm) S’ (cm) SS‘ S+S‘ f (cm)
16,2 . 46 745,2
F1= = = 11,9807 cm
16,2+ 46 62,2
16 . 41,2 659 ,2
F2 = = = 11,5244 cm
16,2+ 46 57,2
11,9807+11,5244+11,3931+10,8329+10,3096 56,0407
f = = = 11,2081 cm
5 5
30
20
10
0
400 450 500 550 600 650 700 750 800
S+S'
= 15,583cm
Dari grafik diatas dapat kita simpulkan bahwa semakin besar nilai S+S’ maka semakin besar
pula nilai SS’ nya, jadi keduanya berbanding lurus.
11,5244−11,2081
Kr 2 =│ │ x 100% = 0,0282%
11,2081
11,3931−11,2081
Kr 3 = │ │x 100% = 0,185%
11,2081
10,8329−11,2081
Kr 4 = │ │x 100% = 0,0334%
11,2081
10,3096−11,2081
Kr 5 = │ │x 100% = 0,0801%
11,2081
No f f │f - f │ 2
│ f −f │
11,9807 11,2081 0,7726 0,5969
1
2 11,5244 11,2081 0,3163 0,10004
SD =
√ ∑ │ f −fr │2
n−1
=
√ 1,67914
4
= √ 0,4197 = 0,6479 cm