Anda di halaman 1dari 8

Tersedia secara online Jurnal Pendidikan:

http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/ Teori, Penelitian, dan Pengembangan


EISSN: 2502-471X Volume: Nomor: Bulan-Tahun
DOAJ-SHERPA/RoMEO-Google Scholar-IPI Halaman:…..-…..

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS BERBASIS


TEKS DENGAN KONTEKS KEARIFAN LOKAL
MALUKU UNTUK SISWA SMP KELAS VII
1 2 3
Wa Mirna , Titik Harsiaty , Maryaeni
1 Pendidkan Bahasa Indonesia-Pascasarjana Universitas Negeri Malang
2 Fakultas Sastra-Pascasarjana Universitas Negeri Malang
3 Fakultas Sastra-Pascasarjana Universitas Negeri Malang

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Abstract: This study aims to produce text-based writing materials with the
Riwayat Artikel:
context of local Maluku wisdom. This research uses development methods
Diterima: Tgl-Bln-Thn adapted from the Borg and Gall development model. The resulting teaching
Disetujui: Tgl-Bln-Thn materials consist of two units, namely pantun text and procedure text. The
teaching materials were tested on (1) writing learning experts, (2) experts of
teaching materials, (3) design experts, (4) local wisdom experts, (5)
Kata kunci: practitioners, and (6) students. Based on test results obtained from the expert
Pengembangan Bahan Ajar test questionnaire indicated that the teaching materials are feasible and ready to
Menulis Berbasis Teks be implemented.
Kearifan Lokal Maluku
Abstrak: Penelitian ini bertujuan menghasilkan bahan ajar menulis berbasis teks
dengan konteks kearifan lokal Maluku. Penelitian ini menggunakan metode
pengembangan yang diadaptasi dari model pengembangan Borg dan Gall. Bahan ajar
yang dihasilkan terdiri atas dua unit, yaitu teks pantun dan teks prosedur. Bahan ajar
tersebut diuji cobakan kepada (1) ahli pembelajaran menulis, (2) ahli bahan ajar, (3) ahli
desain, (4) ahli kearifan lokal, (5) praktisi, dan (6) siswa. Berdasarkan hasil uji coba
yang diperoleh dari angket uji ahli menunjukkan bahwa bahan ajar layak dan siap
diimplementasikan.
Alamat Korespondensi:
Wa Mirna,
Pascasarjana/Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang No.5, Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Sumbersari, Malang, Kota Malang, Jawa Timur 65145
E-mail: mirnaimkary@gmail.com

Pengembangan bahan ajar tidak terlepas dari perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum ini didasari atas kebutuhan
setiap masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum yang berjalan di Indonesia pada saat ini adalah kurikulum 2013. Pada
kurikulum 2013, mata pelajaran di sekolah berubah menjadi berbasis teks, termasuk pembelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia difokuskan agar peserta didik mampu mengembangkan ide, gagasan dan kemampuannya
melalui proses menulis. Oleh karena itu, semakin sering peserta didik dilatih dan dibimbing dalam kegiatan menulis, maka
semakin banyak pula perbendaharaan kata yang dimiliki oleh peserta didik.

Kemampuan menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif, artinya keterampilan menulis adalah kegiatan
yang dilakukan seseorang dalam menghasilkan tulisan. Menulis bukan suatu pekerjaan sekali selesai, tetapi memerlukan
proses. Proses tersebut dimulai dari menemukan topik, membatasi topik, memecahkan topik menjadi kerangka, dan
mengembangkan kerangka menjadi karangan (Imawati, 2017:1). Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, melainkan
harus melalui latihan dan praktik yang teratur. Dalam menulis diperlukan adanya ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan
logis dengan menggunakan kosakata serta tatabahasa tertentu atau kaidah bahasa yang digunakan sehingga dapat
menggambarkan atau dapat menyajikan informasi yang diekspresikan secara jelas. Itulah sebabnya, keterampilan menulis
memerlukan latihan dan praktik yang terus - menerus serta teratur.

Kemampuan menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang penting dimiliki oleh siswa yang masih
bersekolah, baik tingkat dasar maupun sampai tingkat perguruan tinggi. Namun, kemampuan menulis dianggap sebagai

1
Nama Belakang Penulis, Judul dalam 3 Kata... 2

kemampuan yang paling sulit. Nurgiyantoro (2013: 422) mengatakan bahwa menulis merupakan kemampuan yang lebih sulit
dikuasai dibandingkan kemampuan lainnya. Hal itu disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur
kebahasaan dan di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan atau tulisan. Hal ini didukung oleh realitas yang
menunjukan bahwa budaya menulis siswa Indonesia masih kurang memuaskan karena kemampuan menulis dianggap sukar
(Putra, 2008: 6). Hal ini dikarenakan kemampuan menulis bertujuan untuk melatih siswa dalam mengembangkan ide dan
menyusunnya menjadi tulisan yang lebih rinci agar mudah dipahami oleh pembaca. Begitu pula dalam menyusun teks pantun
dan teks prosedur, pada dasarnya teks pantun dan prosedur merupakan teks yang disusun untuk memberikan pengetahuan
maupun informasi kepada orang lain (berupa konteks budaya yang digunakan atau melalui kegiatan melakukan suatu pekerjaan
secara teratur dan terarah) agar bertambah pengetahuannya.

Saat berlatih untuk menulis teks pantun dan teks prosedur berbasis kearifan lokal Maluku, siswa pada dasarnya sudah
mempunyai bekal ilmu pengetahuan berupa sebuah konsep yang tersimpan dalam pikiran mereka. Konsep tersebut bisa berupa
pengalaman dan pengetahuan terhadap objek yang sering dilihat dalam kehidupan sehari – hari atau objek yang dekat dengan
peristiwa yang dialami siswa. Oleh karena itu, diperlukan skemata dalam menyampaikan pesan melalui tulisan teks pantun dan
teks prosedur. Skemata merupakan jaringan mental konsep-konsep yang saling terkait, bermakna, dan tersimpan dalam daya
ingat jangka panjang. Skemata tersebut akan mereka gunakan untuk memahami dan menyatukan konsep dengan informasi yang
baru diterima (Slavin, 2006: 250). Selama proses penulisan, siswa perlu mengaktifkan skemata tentang pengetahuan bahasa
(linguistik) dan pengetahuan dunia (hal-hal yang akan ditulis) yang sebelumnya disimpan dalam memori jangka panjang
mereka. Selain itu, siswa juga perlu mendapatkan pengetahuan baru untuk membantu mereka membuat tulisan yang baik. Jadi,
salah satu faktor yang menentukan kualitas tulisan seseorang adalah skematanya.

Banyak skemata yang dapat kita miliki tentang objek-objek tertentu, misalnya tempat (sekolah, rumah, pasar, bioskop),
berbagai kegiatan (sepak bola, pertunjukan sandiwara, pesta ulang tahun), tentang peranan (ayah, ibu, guru, kakak), tentang
perasaan (kasih, benci, sayang, senang, bahagia). Contoh, waktu membaca atau mendengar kata “pantai”, pikiran kita mungkin
akan mengasosiasikan atau menghubungkan konsep pantai itu dengan berbagai konsep lain yang dekat hubungannya dengan
pantai, seperti gemuruh ombak, orang yang riang bermain-main dengan air laut, pohon nyiur yang indah melambai-lambai atau
sinar lembayung saat matahari terbenam. Oleh karena itu, semakin banyak pengalaman seseorang maka semakin baik pula
proses berpikirnya dalam melakukan sesuatu, dalam hal ini kegiatan menulis. Berdasarkan pemaparan di atas, siswa dituntut
berpikir untuk menuangkan ide atau gagasannya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya pada saat menulis.
Dalam proses tersebut diperlukan pengembangan ide, pengolahan ide, dan penataan ulang gagasan yang disampaikan. Di sinilah
skemata berperan dalam proses menulis, khususnya menulis teks pantun dan teks prosedur.

Teks pantun dan teks prosedur merupakan teks yang tertuang dalam kurikulum 2013 edisi revisi. Bahan ajar ini lebih
ditekankan pada kompetensi berbahasa siswa yakni keterampilan menulis. Oleh karena itu, dalam bahan ajar yang
dikembangakan, siswa diarahkan untuk menulis kedua teks tersebut dengan memperhatikan strukturnya. Struktur yang melekat
pada suatu teks seperti diibaratkan sebuah bangunan yang harus memerlukan kerangka untuk mendirikan sebuah rumah.
Struktur sebuah teks ibaratnya sebuah aturan yang patut diikuti untuk membangun sebuah rumah. Begitupun dengan hasil
tulisan teks pantun dan teks prosedur, harus mengikuti struktur yang melekat pada kedua teks itu sesuai konteks lokal Maluku
yang digunakan.

Kearifan lokal Maluku yang dipilih dalam bahan ajar menulis berbasis teks untuk siswa SMP kelas VII ini tidak semua
dicantumkan dan hanya dipilih dan disesuaikan dengan teks-teks yang dijadikan sebagai materi dalam penyusunan bahan ajar.
Konteks kearifan lokal Maluku yang dipilih dalam pembelajaran menulis berbasis teks meliputi folklore lisan, folklore setengah
lisan, dan folklore bukan lisan. Dalam materi teks pantun, folklore yang dipilih adalah folklore lisan dan bukan lisan. Folklore
lisan yaitu bahasa daerah Maluku dan lagu daerah Maluku, sedangkan folklore bukan lisan adalah objek wisata dan budaya di
Maluku. Dalam materi teks prosedur, folklore yang dipilih adalah folklore setengah lisan dan folklore bukan lisan. Folklore
setengah lisan meliputi tarian rakyat misalnya tari lenso, dan folklore bukan lisan berupa material yang meliputi (1) makanan
khas Maluku seperti papeda, obat tradisonal, dan ikan kuah kuning, dan (2) alat musik, yaitu alat musik Tifa.

Pembelajaran menulis berbasis teks dengan mengintegrasikan konteks kearifan lokal Maluku perlu dilakukan oleh guru
mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan agar pembelajaran di dalam kelas dapat menarik perhatian siswa, menambah
pengetahuan siswa, dan membuka wawasan siswa tentang keanekaragaman budaya lokal Maluku. Keanekaragaman budaya
lokal Maluku dapat direalisasikan melalui jenis - jenis teks, seperti teks pantun dan teks prosedur. Teks-teks tersebut memiliki
struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda karena struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir (Mahsun, 2014:7).
Dengan demikian, semakin banyak teks yang dikuasai siswa, maka semakin bertambah pula struktur berpikir siswa dalam
kehidupan sosial dan akademiknya.
Nama Belakang Penulis, Judul dalam 3 Kata... 3

Berdasarkan temuan awal di lapangan, beberapa buku teks yang digunakan dalam pembelajaran di tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) kelas VII khususnya di kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah, yaitu SMP Negeri 2 Masohi,
menggunakan buku teks yang dicetak beberapa percetakan berskala nasional seperti Erlangga, Gramedia, Intan Pariwara, dan
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Materi – materi yang dituangkan dalam buku teks pelajaran bahasa
Indonesia kelas VII SMP dengan mengintegrasikan konteks kearifan lokal Maluku sangat minim ditemukan dalam buku teks
pelajaran. Berdasarkan hasil analisis kearifan lokal Maluku pada buku teks SMP kelas VII, ditemukan bahwa contoh konteks
kearifan lokal Maluku yang terkandung dalam buku teks tersebut hanya terdapat pada materi teks deskripsi dan teks prosedur.
Konteks kearifan lokal Maluku yang terkandung dalam buku teks kelas VII terdiri atas dua, (1) tari poco-poco dan (2)
pembuatan obat tradisional insomnia dengan bahan dasar buah pala pada materi teks prosedur.

Tujuan dari penulisan ini adalah (1) menghasilkan produk berupa bahan ajar menulis berbasis teks dengan konteks
kearifan lokal Maluku untuk siswa SMP kelas VII yang layak dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, dan (2)
melaporkan hasil uji kelayakan dan uji efektivitas produk bahan ajar menulis berbasis teks dengan konteks kearifan lokal
Maluku untuk siswa SMP kelas VII.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan. Metode penelitian ini diadaptasi dari model
pengembangan pembelajaran Borg and Gall (2003:569). Metode R & D adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk dimaksud adalah bahan ajar menulis berbasis
teks dengan konteks kearifan lokal Maluku untuk siswa SMP kelas VII. Berdasarkan model tersebut terdapat empat tahapan
prosedur penelitian pengembangan, (1) tahap prapengembangan yang dilakukan dengan observasi awal, mengumpulkan
informasi berkaitan dengan pengembangan bahan ajar menulis berbasis teks dengan konteks kearifan lokal Maluku, dan
membuat desain pengembangan produk, (2) tahap pengembangan yang dilakukan dengan mulai mengembangkan produk secara
utuh, (3) tahap uji coba yang dilakukan dengan menguji cobakan produk ke ahli (ahli pembelajaran menulis, ahli bahan ajar,
ahli desain, dan ahli kearifan lokal Maluku), praktisi, dan siswa, dan (4) tahap revisi produk.

Instrumen prapengembangan dan uji coba berupa pedoman wawancara dan angket. Pedoman wawancara digunakan
saat observasi awal untuk analisis kebutuhan kepada guru bahasa Indonesia. Angket penilaian berisi aspek penilaian untuk
diberikan kepada subjek uji ahli dan subjek uji coba, yaitu (1) ahli pembelajaran menulis Dr. Siti Cholisatul Hamidah, M.Pd
(dosen jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang), (2) ahli bahan ajar, Dr. Yuni Pratiwi, M.Pd (dosen jurusan Sastra
Indonesia Universitas Negeri Malang), (3) ahli desain Dr. Roekhan, M.Pd, (4) ahli kearifan lokal Maluku, Dr. A. Wattiheluw, S.
Sos. Msi. MH, (Ketua STIA SAID Perintah Masohi), dan (5) praktisi Hadianti Alkatiri S.Pd (guru bahasa Indonesia SMP
Negeri 2 Masohi), serta (6) siswa kelas VII-3 SMP Negeri 2 Masohi. Hasil penilaian subjek ahli dan uji coba digunakan sebagai
sumber data numeral dan data verbal (komentar dan saran perbaikan). Melalui angket, dapat diketahui kelayakan serta hal-hal
yang perlu direvisi dari produk yang dihasilkan pada penelitian ini.

Data pada penelitian pengembangan ini berupa data verbal dan data numeral. Data verbal berupa saran serta pendapat
tertulis yang didapat dari lembar instrumen penilaian. Selain itu, data verbal juga didapat secara lisan ketika melakukan diskusi
dengan para ahli dan praktisi. Untuk data numeral didapat dari angket yang diberikan kepada para ahli, praktisi, dan siswa SMP
kelas VII yang menjadi subjek uji coba.

Teknik analisis data uji coba produk pada penelitian ini dilakukan dengan empat cara, yaitu (1) mengumpulkan data
numeral dan data verbal tertulis yang diperoleh dari angket penilaian, (2) mentranskrip data verbal tidak tertulis, (3)
menghimpun, mengklasifikasikan, dan menyeleksi data verbal tidak tertulis berdasarkan kelompok uji, dan (4) menganalisis
data dan merumuskan simpulan analisis sebagai dasar untuk melakukan tindakan terhadap produk yang dikembangkan.
Penilaian dari angket berupa skor nilai antara satu hingga empat. Skor 1 dan 2 menunjukkan bahwa bahan ajar harus direvisi,
sedangkan skor 3 dan 4 berarti bahwa bahan ajar telah layak diimplementasikan. Untuk menindaklanjuti (implementasi/revisi)
produk yang telah diujikan, data numeral hasil uji dipersentase sesuai dengan pedoman interpretasi kelayakan agar dapat
diketahui tingkat kelayakannya.

HASIL

Dalam bab ini akan diuraikan tentang (1) deskripsi produk, (2) penyajian data hasil uji kelayakan produk, (3) revisi
produk, dan (4) uji keefektifan produk. Keempat hasil tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.
Nama Belakang Penulis, Judul dalam 3 Kata... 4

Deskripsi Produk

Berdasarkan struktur penyajiannya, bahan ajar ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pembuka, isi, dan penutup.
Bagian pembuka terdiri atas sampul depan, KDT (Katalog dalam Terbitan), kata pengantar, dan daftar isi. Bagian inti memuat
materi pemahaman teks pantun dan teks prosedur serta contoh tahapan menulis kedua teks tersebut yang dimulai dari tahap
menulis secara terbimbing hingga tahap menulis secara mandiri. Bagian penutup memuat daftar pustaka, riwayat penulis, dan
sampul belakang. Secara lebih rinci, bagian isi dari produk ini terdiri atas dua unit, yaitu unit 1 (teks pantun) dan unit 2 (teks
prosedur). Di setiap sampul unit terdapat tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

Unit 1 (satu) memaparkan tentang materi teks pantun yang terdiri atas empat bagian, yaitu (1) memahami karakteristik
teks pantun, (2) menulis pantun berdasarkan ransang gubahan pantun daerah Maluku, (3) menulis teks pantun berdasarkan
peristiwa yang dialami (berkaitan dengan objek wisata dan budaya Maluku), dan (4) menulis pantun berdasarkan lirik lagu
daerah Maluku.

Unit 2 (dua) memaparkan tentang materi teks prosedur atas empat bagian, yaitu (1) memahami karakteristik teks
prosedur, (2) menulis teks prosedur berdasarkan video yang diamati, (3) menulis teks prosedur menulis teks prosedur
berdasarkan gambar yang diamati, dan (4) menulis teks prosedur berdasarkan ransang piknik dan pertanyaan . kedua unit
tersebut juga dilengkapi dengan bagian – bagian sebagai pelengkap keduan unit yang bertujuan untuk menunjang proseses
belajar menulis siswa baik secara terbimbing dan mandiri. Pelengkap unit tersebut seperti penilaian, refleksi, motivasi, uji
kompetensi, dan pengembangan keterampilan memberi motivasi bagi siswa untuk berlatih menulis teks cerita fantasi secara
mandiri.

Penyajian Data Hasil Uji Kelayakan Produk


Pengujian bahan ajar oleh ahli pembelajaran menulis sebesar 80%, dinyatakan layak untuk dimplementasikan.
Pengujian bahan ajar oleh ahli bahan ajar sebesar 77%, dinyatakan layak untuk dimplementasikan. Pengujian bahan ajar oleh
ahli desain sebesar 93% dinyatakan layak dimplementasikan. Pengujian bahan ajar oleh ahli kearifan lokal Maluku sebesar 80%
dinyatakan layak untuk dimplementasikan. Pengujian bahan ajar oleh ahli praktisi sebesar 98%, dinyatakan layak untuk
dimplementasikan. Uji lapangan oleh siswa sebesar 97% dinyatakan layak untuk dipublikasikan.

Revisi Produk

Revisi produk dilakukan untuk beberapa bagian antara lain (1) penggunaan bahasa; bahasa yang tidak sesuai dengan
kaidah penulisa diganti dan diperbaiki, (2) warna gambar dan tulisan harus diganti dengan warna yang lebih cerah agar mudah
dibaca, (3) objek pada sampul bahan ajar perlu diganti dengan gambar kearifan Lokal Maluku yang lain, (4) daftar isi;
penulisan judul daftar isi yang tidak sesuai dengan isi diperbaiki, (5) petunjuk penggunaan buku perlu disederhanakan atau
dirapikan, (6) sistematika penulisan; mengganti struktur penulisan pada teks pantun dan teks prosedur baik dari segi tulisan
yaitu mengganti dan menambahkan kata dan kalimat yang tepat sesuai dengan kedua teks (pantun dan prosedur) dan (7) unit;
sebelumnya penyajian bahan ajar adalah unit 1 teks prosedur dan unit 2 teks pantun, maka diperbaiki dari kerumitan teks
sehingga unit 1 adalah teks pantun dan unit 2 adalah teks prosedur.

Uji Keefektifan Produk

Uji keefektifan produk diawali dengan mendistribusikan data nilai siswa sebelum (pre test) dan setelah (post test)
penggunaan bahan ajar. Hasil deskripsi data dapat di paparkan sebagai berikut.

Deskripsi Data
Berdasarkan distribusi nilai hasil pretest pada teks pantun yakni, 1 siswa atau 4,36% siswa berkemampuan cukup baik
baik, 19 siswa atau 82,6% berkemampuan baik dan 3 siswa atau 13,4% berkemampuan sangat baik. Sedangkan pada nilai
postest yakni 5 siswa atau 21,7% berkemampaun baik dan 18 siswa atau 78,3% berkemampuan sangat baik. Kesimpulannya,
perolehan nilai pre test siswa pada teks pantun yang terendah adalah 62,5 dan nilai tertinggi adalah 94. Sedangkan perolehan
nilai post test siswa pada teks pantun yang terendah adalah 75 dan nilai tertinggi adalah 100.
Nama Belakang Penulis, Judul dalam 3 Kata... 5

Distribusi nilai hasil pretest teks prosedur yakni, 2 siswa atau 8,7% siswa berkemampuan cukup baik baik, 12 siswa
atau 52,1% berkemampuan baik dan 9 siswa atau 39,2% berkemampuan sangat baik. Sedangkan pada nilai postest yakni 2
siswa atau 8,7% berkemampaun baik dan 21 siswa atau 91,3% berkemampuan sangat baik. Kesimpulannya, perolehan nilai pre
test siswa pada teks prosedur yang terendah adalah 62,5 dan nilai tertinggi adalah 94. Sedangkan perolehan nilai post test siswa
pada teks pantun yang terendah adalah 75 dan nilai tertinggi adalah 100.
Uji Normalitas
Berdasarkan data uji normalitas, diketahui bahwa data jika nilai signifikan > 0,05 maka data yang diperoleh
berdistribusi normal, sebaliknya jika data yang diperoleh < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Jadi, sesuai tabel
di atas baik nilai pretest dan posttest pada teks pantun dan teks prosedur keduanya berdistribusi normal. Hal itu dapat dilihat
pada nilai pretest teks pantun dengan signifikan 0,009 sedangkan postest signifikan 0,026. Selanjutnya, nilai pretest teks
prosedur dengan signifikan 0,038 sedangkan posttest signifikan 0,144. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan pretest
maupun postest pada teks pantun dan teks prosedur > 0, 05. Setelah diketahui bahwa data telah terdistribusi secara normal
maka selanjutnya dapat dilakukan uji beda menggunakan uji paired sample test. Hasil uji t dapat dipaparkan sebagai berikut.

Uji Beda
Uji beda pada penelitian dan pengembangan bahan ajar ini didasarkan pada pengambilan keputusan berdasarkan hasil
uji paired sample test, yakni jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan atau peningkatan yang signifikan antara
hasil menulis pada data pretest dan postest. Sebaliknya, nilai Sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan atau
peningkatan yang signifikan antara hasil menulis pada data pretest dan postest.
Uji beda dilakukan dengan uji t dengan menggunakan program SPSS 24. Pengujian hipotesis diambil dari sampel pada siswa
kelas VII 3 SMP Negeri 2 Masohi yang terdiri atas 23 orang. Uji beda pada penelitian dan pengembangan bahan ajar ini dapat
dibedakan atas data pretest dan postest pada teks pantun dan teks prosedur. Uji t kedua teks tersebut dipaparkan sebagai berikut.

1. Teks pantun

Berdasarkan perhitungan menggunakan paired sample test diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0, 000 < 0,05,
maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata atau signifikan antara hasil tulisan teks pantun pada data pretest dan
postest. Hal itu menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai siswa dalam menulis teks pantun setelah menggunakan bahan
ajar yang dikembangkan.

Pengujian selanjutnya yakni dengan menghitung nilai uji t menggunakan tingkat korelasi data nilai pretest dan nilai
postest pembelajaran dengan bahan ajar “Ayo Belajar Menulis Berdasarkan Konteks Lokal Maluku”. Hasil perhitungan
korelasi antara nilai data pretest dan postets dapat diketahui bahwa korelasi antara data pretest dan postest sebesar 0,427 dengan
signifikansi 0, 000. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi antara pretest dan postest sebesar 0, 427. Sedangkan
signifikansi dari kedua data tersebut bernilai 0,042. Dengan kata lain nilai signifikansi korelasi keduanya > 0,05. Hal itu berarti
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara data pretest dan postest.

Setelah mengetahui nilai korelasi antara data pretest dan postest, maka nilai uji t tes sampel berpasangan di taraf 95%
dapat diketahui dengan menggunakan uji paired samples statistics. Berdasarkan hasil pengujian uji t menggunakan paired
samples statistics diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang menggunakan bahan ajar “Ayo Belajar Menulis Berdasarkan
Konteks Lokal Maluku” dalam pembelajaran menulis teks pantun menghasilkan nilai akhir yang meningkat secara signifikan
yang dilihat pada perolehan nilai rata – rata yaitu 89,9783. Peningkatan tersebut cukup signifikan jika dibandingkan dengan
nilai awal siswa yaitu nilai rata – rata yang diperoleh sebesar 76, 8478. Peningkatan nilai tersebut mengindikasikan bahwa
penggunaan bahan ajar Ayo Belajar Menulis Berdasarkan Konteks Lokal Maluku” terbukti efektif dalam meningkatkan hasil
belajar pembelajaran menulis teks pantun yang terintegrasi melalui konteks kearifan lokal Maluku.

2. Teks prosedur

Berdasarkan perhitungan menggunakan paired sample test diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0, 000 < 0,05,
maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata atau signifikan antara hasil tulisan teks prosedur pada data pretest dan
postest. Hal itu menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai siswa dalam menulis teks pantun setelah menggunakan bahan
ajar yang dikembangkan.

Pengujian selanjutnya yakni dengan menghitung uji t menggunakan tingkat korelasi data nilai pretest dan nilai postest
pembelajaran dengan bahan ajar “Ayo Belajar Menulis Berdasarkan Konteks Lokal Maluku”. Hasil perhitungan korelasi
antara nilai data pretest dan postets dapat diketahui korelasi antara data pretest dan postest adalah 0,713 dengan signifikansi 0,
Nama Belakang Penulis, Judul dalam 3 Kata... 6

000. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi antara pretest dan postest sebesar 0,713. Sedangkan signifikansi dari
kedua data tersebut bernilai 0,000. Dengan kata lain nilai signifikansi korelasi keduanya <0,05. Hal itu berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara data pretest dan postest.

Setelah mengetahui nilai korelasi antara data pretest dan postest, maka nilai uji t tes sampel berpasangan di taraf 95%
dapat diketahui dengan menggunakan uji paired samples statistics. Berdasarkan hasil pengujian uji t menggunakan paired
samples statistics diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang menggunakan bahan ajar “Ayo Belajar Menulis Berdasarkan
Konteks Lokal Maluku” dalam pembelajaran menulis teks prosedur menghasilkan nilai akhir yang meningkat secara signifikan
yang dilihat pada perolehan nilai rata – rata yaitu 92,1739. Peningkatan tersebut cukup signifikan jika dibandingkan dengan
nilai awal siswa yaitu perolehan nilai rata – ratanya sebesar 80,6848. Peningkatan nilai tersebut mengindikasikan bahwa
penggunaan bahan ajar Ayo Belajar Menulis Berdasarkan Konteks Lokal Maluku” terbukti efektif dalam meningkatkan hasil
belajar pembelajaran menulis teks prosedur yang terintegrasi melalui konteks kearifan lokal Maluku.

PEMBAHASAN
Pengembangan bahan ajar ini ditekankan pada pencapaian kompetensi menulis teks pantun pada Kompetensi Dasar
4.10 Mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan dan tulis dengan memperhatikan
struktur, rima, dan penggunaan bahasa. Selanjutnya, teks prosedur pada Kompetensi Dasar 4.6 Menyajikan data rangkaian
kegiatan ke dalam bentuk teks prosedur (tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata,
dll) dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan isi secara lisan dan tulis. Oleh karena itu, isi bahan ajar yang
dikembangkan lebih banyak membahas tentang bagaimana siswa mengenal cara menulis teks (pantun dan prosedur) serta
berlatih menulis kedua teks tersebut dengan baik. Latihan menulis yang disajikan dimulai dari tahap yang mudah (secara
terbimbing) hingga tahap yang sulit (secara mandiri).

Menulis teks pantun dan teks prosedur tidak terlepas dari pemahaman terhadap apa itu karakteristik dari teks pantun
dan teks prosedur serta bagaimana langkah – langkah dalam menulis teks pantun dan prosedur. Oleh karena itu, dalam bahan
ajar ini pemaparan tiap – tiap bagian dari kedua teks tersebut menggunakan kalimat yang bersahabat dengan usia siswa SMP
kelas VII. Tujuannya agar bahasa yang digunakan lebih komunikatif dan dipahami oleh siswa jenjang SMP. Sajian tiap unit pun
dijelaskan dengan tahapan sistematis dari bagian yang paling mudah dipahami dan diajarkan secara terbimbing hingga pada unit
dimana siswa dapat menulis secara mandiri serta bagaimana siswa dapat mengembangkan ide saat menulis menggunakan
konteks kearifan lokal Maluku.

Konteks kearifan lokal Maluku adalah salah satu ciri khusus dari bahan ajar ini. Konteks kearifan lokal Maluku yang
diterapkan dalam bahan ajar ini meliputi folklore lisan, folklore setengah lisan, dan folklore bukan lisan. Nilai – nilai yang
terkandung dalam bahan ajar ini diharapkan dapat memberi pemahaman tentang pentingnya melestarikan dan menghormati
kebudayaan yang menjadi ciri khas Masyarakat Maluku yang telah banyak dilupakan oleh siswa seiring dengan perkembangan
IPTEK dan informasi. Oleh karena itu, nilai kearifan lokal Maluku yang diterapkan atau diintegrasikan dalam bahan ajar ini
tertuang dalam setiap unit pembelajaran, baik melalui gambar, melalui teks, melalui petunjuk pembelajaran, melalui kalimat
motivasi, hingga kegiatan uji kompetensi.

Pembagian tiap nilai kearifan lokal Maluku dalam bahan ajar yang dikembangkan dapat di bagi menjadi dua unit
dengan jenis teks yang berbeda, yakni unit satu pada teks pantun dan unit dua teks prosedur. Pada unit 1 (teks pantun) dan unit 2
(teks prosedur) masing – masing terdiri atas empat bagian, yaitu bagian A (materi pemahaman) pada teks pantun dan teks
prosedur lebih menekankan pada pemahaman siswa terhadap apa itu teks pantun dan teks prosedur. Dalam hal ini teori yang
disajikan seperti apa itu pengertian, ciri isi, ciri kebahasaan, tujuan, jenis – jenis, dan struktur teks pantun dan teks prosedur.
Bagian B – C (praktik menulis teks pantun dan teks prosedur) berdasarkan konteks kearifan lokal Maluku . Pada bagian
ini, siswa akan dilatih untuk menulis secara terbimbing sesuai dengan kegiatan yang terdapat dalam buku siswa. Bagian D
(praktik menulis teks pantun dan teks prosedur) berdasarkan konteks kearifan lokal Maluku. Pada bagian ini, siswa akan
dituntut untuk berpikir secara mandiri dan mulai menggunakan langkah – langkah menulis teks pantun dan teks prosedur secara
lebih praktis. Hasil tulisan siswa juga akan diberi penilaian oleh guru yang bertujuan agar siswa mengetahui kesalahannya saat
menulis. Selain itu, pembagian tiap nilai kearifan lokal Maluku dalam bahan ajar yang dikembangkan dapat di bagi dan
dipaparkan sebagai berikut.

1. Unit 1  Teks Pantun


Nama Belakang Penulis, Judul dalam 3 Kata... 7

A. Memahami karakteristik pantun, dalam materi ini nilai kearifan lokal Maluku tampak pada contoh teks pantun
yang disajikan melalui tempat – tempat yang terdapat di daerah Maluku dengan memperhatikan isi atau pesan
yang terkandung dalam pantun tersebut.
B. Menulis teks pantun berdasarkan gubahan pantun daerah Maluku. Melalui topik ini siswa di ajak untuk
mengetahui jenis – jenis pantun yang banyak dilisankan oleh masyarakat Maluku pada saat upacara adat atau
sekedar menghilangkan rasa penat saat memanen cengkih.
C. Menulis teks pantun berdasarkan peristiwa yang dialami (berkaitan dengan objek wisata dan budaya di
Maluku). Topik ini diangkat agar siswa dapat menyaksikan dan menulis sendiri peristiwa – peristiwa apa yang
biasa ia lakukan atau ia temui dalam kehidupan sehari – hari.
D. Menulis teks pantun berdasarkan lagu daerah Maluku. Melalui topik ini siswa diajak untuk menulis sebuah
pantun sambil bernostalgia atau mengingat kembali pesan moral yang disampaikan oleh leluhur saat menulis lagu
yang disenandungkan dengan bunyi yang begitu menggetarkan jiwa.

2. Unit 2  Teks Prosedur

A. Memahami karakteristik prosedur, dalam materi ini nilai kearifan lokal Maluku tampak pada contoh gambar dan
termuat dalam teks prosedur yang disajikan melalui makanan, obat – obatan tradisional, tarian, dan alat musik
Maluku.
B. Menulis teks prosedur berdasarkan video yang diamati. Melalui topik ini siswa di ajak untuk mengamati cara
mengolah makanan khas Maluku yang terbuat dari sagu, yaitu bagiak dan kue sarut.
C. Menulis teks prosedur beradasarkan gambar yang diamati. Melalui topik ini siswa disajikan beraneka gambar
tarian dan makanan khas Maluku yang disajikan sebagai bahan untuk menulis.
D. Menulis teks prosedur berdasarkan ransang piknik dan pertanyaan. Melalui topik ini siswa di ajak untuk
menuliskan makanan atau minuman apa saja yang biasa mereka sajikan saat kegiatan berpiknik, baik bersama
keluarga, teman, atau dengan guru – guru di sekolah. Pada topik ini juga, siswa akan dilatih untuk menulis
beberapa pertanyaan mengenai bahan – bahan yang harus disiapkan saat akan mengolah makanan atau minuman
menjadi sebuah teks prosedur.

Penggunaan bahasa yang digunakan dalam bahan ajar ini sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bahan ajar ini juga menggunakan bahasa yang efektif dan efisien (jelas dan singkat) sehingga mudah dipahami oleh siswa.
Bahan ajar yang dikembangkan juga memperhatikan aturan PUEBI agar siswa dapat diberi contoh bagaimana menggunakan
PUEBI dengan baik dan benar. Meskipun demikian, pada saat uji coba produk ditemui kekeliruan dalam tulisan siswa saat
menulis teks pantun dan teks prosedur. Penerapan keterampilan menulis teks pantun dan teks prosedur dengan konteks kearifan
lokal Maluku dapat dilihat pada topik yang dipilih pada setiap bagian dari tiap unit. Hal ini bertujuan untuk menuntun siswa
melakukan kegiatan menulis secara logis dan sistematis. Berikut hasil sajian keterampilan menulis berdasarkan topik yang
digunakan.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Bahan ajar ini terdiri dari buku siswa dan buku guru. Buku siswa terdiri atas dua unit yakni teks pantun dan teks
prosedur. Unit 1 dan unit 2 terdiri atas empat bagian. Pada teks pantun, terdiri dari (1) kegiatan pembelajaran tentang
memahami karakteristik teks pantun, (2) menulis teks pantun berdasarkan gubahan pantun daerah Maluku, (3) menulis pantun
berdasarkan peristiwa yang dialami berkaitan dengan objek wisatadan budaya, dan (4) menulis teks pantun berdasarkan lirik
lagu daerah Maluku. Pada teks prosedur, terdiri dari (1) kegiatan pembelajaran tentang memahami karakteristik teks prosedur,
(2) menulis teks prosedur berdasarkan video yang diamati, (3) menulis teks prosedur berdasarkan gambar yang diamati, dan (4)
menulis teks prosedur berdasarkan rangsang piknik dan pertanyaan. Arah pembimbingan yang diberikan mulai dari menulis
terbimbing sampai menulis mandiri. Isi buku siswa untuk unit 1 (satu) dan unit 2 (dua) dilengkapi dengan penjelasan khusus
untuk tahapan pembelajaran pada buku guru yang terdiri dari fungsi dan kedudukan teks pantun dan teks prosedur dalam
pembelajaran di sekolah, sasaran bahan ajar dan nilai kearifan lokal Maluku, gambaran umum penggunaan buku, gambaran isi
buku, dan cara menggunakan buku siswa. Hasilnya guru lebih mudah mengatur tahapan pembelajaran sehingga proses
pembimbingan agar siswa terampil menulis teks pantun dan prosedur dengan konteks kearifan lokal Maluku dapat terlaksana
dengan baik.
Bahan ajar ini memiliki keunggulan dan kekurangan. Keunggulan dari bahan ajar ini terdiri atas empat bagian, yaitu
(1) sebagai pendamping atau pelengkap pembelajaran menulis teks pantun dan teks prosedur bagi guru dan siswa di kelas VII
SMP, (2) substansi isi bahan ajar ini terintegrasi dengan konteks kearifan lokal Maluku sehingga setiap teks dan kegiatan
Nama Belakang Penulis, Judul dalam 3 Kata... 8

menulis diwarnai dengan konteks lokal Maluku. Hal itu bertujuan agar siswa kelas VII SMP di Maluku dapat mengenal konteks
lokal Maluku seperti adat istiadat, budaya, dan objek wisata lebih dekat dengan kehidupan sosial siswa baik di rumah, sekolah,
maupun di lingkungan masyarakat sehingga melatih skemata siswa dalam menuangkan ide dan gagasannya melalui tulisan teks
pantun dan teks prosedur, (3) rangsangan yang diberikan dari pengalaman sehari-hari membuat siswa merasa tertarik dan
termotivasi untuk menulis secara mandiri, dan (4) bahan ajar ini tidak hanya dapat digunakan di sekolah sebagai sumber belajar,
tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari - hari untuk menanamkan rasa cinta terhadap budaya lokal setempat, dalam
hal ini budaya di Maluku.

Kekurangan dari bahan ajar ini terdiri atas tiga bagian, yaitu (1) bahan ajar ini hanya disusun berdasarkan satu konteks
lokal saja, yakni hanya mencantumkan konteks lokal Maluku dalam setiap materi pemahaman teori dan ransangan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran menulis teks pantun dan teks prosedur sehingga butuh penyesuaian konteks di daerah
lain (luar Maluku), (2) bahan ajar yang disusun lebih menitikberatkan aspek pembelajaran menulis dan hanya berisi dua teks
saja, yakni teks pantun dan teks prosedur sehingga siswa hanya terfokus pada keterampilan menulis, dan (3) ketersediaan waktu
pembelajaran dalam praktik kegiatan menulis sehingga siswa harus meluangkan waktu untuk mengulang kembali materi teks
pantun dan teks prosedur di rumah sesuai petunjuk atau langkah – langkah yang dipelajari. Oleh sebab itu, keunggulan yang ada
merupakan nilai tambah dalam upaya penyediaan bahan ajar bermutu bagi pembelajaran menulis teks pantun dan teks prosedur,
sedangkan kekurangan yang ada menjadi catatan dan informasi untuk kebutuhan perbaikan ataupun penelitian – penelitian
sejenis baik yang menggunakan kompetensi dasar menulis dengan teks yang sama atau teks yang berbeda serta kompetensi
dasar yang lain.

Hasil uji kelayakan oleh masing-masing ahli menunjukkan angka yang signifikan. Nilai rata-rata yang diperoleh untuk
uji kelayakan produk; baik berdasarkan uji ahli pembelajaran menulis, uji ahli bahan ajar, uji ahli desain, uji ahli kearifan lokal
Maluku, uji praktisi, maupun uji lapangan adalah 94%. Dengan demikian bahan ajar yang ada layak untuk diimplementasikan di
lapangan. Sedangkan berdasarkan hasil uji keefektifan produk didapati bahwa perbedaan antara pre tes dan post tes yang
menunjukkan angka signifikan bahwa bahan ajar yang ada dapat meningkatkan kemampuan siswa teks pantun dan teks
prosedur.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dijabarkan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran kepada:
(1) bagi guru yang hendak membelajarkan kegiatan menulis teks pantun dan prosedur dengan bahan ajar ini agar dapat memberi
pemahaman yang benar dan jelas terhadap langkah – langkah menulis yang tercantum dalam bahan ajar agar siswa benar-benar
memahami dan dapat dengan mudah mengikuti kegiatan praktik menulis secara tepat sesuai dengan struktur, dan kaidah
kebahasaan teks pantun dan teks prosedur. Selain itu, tahapan belajar menulis teks dari mudah terbimbing ke tahapan mandiri
harus benar – benar dilakukan secara berkesinambungan agar siswa terbiasa untuk berlatih menulis teks pantun dan teks
prosedur secara maksimal, (2) bagi sekolah lain yang ingin menggunakan bahan ajar ini agar dapat menyesuaikan waktu belajar
yang efektif dan efisien dalam membelajarkan praktik menulis teks pantun dan teks prosedur, dan (3) bagi peneliti lain yang
hendak meneliti tentang topik yang sama dapat mengembangkan ransangan menulis yang lebih bervariasi untuk menambahkan
khasanah pengetahuan.

DAFTAR RUJUKAN

Borg, W. R. & Gall, M. D. 2003. Educational Research. Boston: Pearson Education, Inc.
Dalman, H. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Depdiknas
Emilia, Emi. 2012. Pendekatan Genre-Based dalam Pembelajaran Bahasa Inggris: Petunjuk untuk Guru. Bandung: Rizqi
Press.
Imawati, Eni. 2017. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Teks terhadap Kemampuan Menulis Teks Deskripsi. Jurnal Literasi, 1(1):
1-16
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No.81A tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Mahsun, M.S. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Rajawali Pers.
Nurgiyantoro. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.
Putra, Erik Purnama. 2008. “Gerakan Menggiatkan Budaya Literal”. Media Indonesia. 31 Mei, hlm. 6.
Slavin, Robert E. 2006. Educational Psychology, Theory, and Practice. USA: Pearson Education Inc.

Anda mungkin juga menyukai